Anda di halaman 1dari 15

Tugas Individu Makalah Hukum Agraria II

Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah

Dosen : H. Slamet Supriatna, S.H., M.H. & Arivan Halim, S.H., M.Kn.

Oleh :

Diah Mega Bulan Purnamawati


A – 2019
1933001051

FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS KRISNADWIPAYANA
JAKARTA
2019
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat serta
Hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah”.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Hukum
Agraria II. Terlepas dari itu penulis menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu
penulis menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar dapat memperbaiki
makalah ini menjadi lebih baik lagi.

Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat
bagi kita semua.

Jakarta, 10 November 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................................ii
DAFTAR ISI................................................................................................................iii
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1 Latar Belakang..............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................2
1.3 Tujuan Penulisan..........................................................................................2
BAB II...........................................................................................................................3
PEMBAHASAN............................................................................................................3
A. Pengertian Penataan Ruang............................................................................3
B. Asas – asas Penataan Ruang............................................................................4
C. Jenis – jenis dan Tujuan Penataan Ruang.....................................................5
D. Pengertian Penatagunaan Tanah....................................................................8
E. Asas – asas Penatagunaan Tanah....................................................................9
F. Tujuan Penatagunaan Tanah........................................................................10
BAB III........................................................................................................................11
PENUTUP...................................................................................................................11
A. Kesimpulan......................................................................................................11
B. Saran................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pasal 1 angka 1 UU No. 26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang,
menyebutkan “Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan
ruang udara termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat
manusia dan mahkluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara
keberlangsungan hidupnya”. Dilanjutkan dengan Pasal 1 angka 2 menyebutkan,
“Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang”.

Penataan ruang menyangkut seluruh aspek kehidupan sehingga masyarakat


perlu mendapatkan akses dalam proses perencanaan penataan ruang. Penataan
ruang beraspek lingkungan (alam, buatan, sosial, dan interaksi antar lingkungan)
dan beraspek organisasi, kelembagaan, pengelolaan, dan pembiayaan. Didalam
penjelasannya dikatakan bahwa dengan memperhatikan aspek – aspek tersebut,
pemanfaatan ruang dapatdilakukan secara berdaya guna dan berhasil guna serta
dapat memelihara kelestarian kemampuan di lingkungan hidup.

Didalam pemanfaatan ruang dikembangkan pola pengelolaan tataguna tanah,


air, udara, dan sumber daya alam lainnya sesuai diatur dengan Peraturan
Pemerintah, kemudian pemerintah mengeluarkan PP No. 16 Tahun 2004 tentang
Penatagunaan Tanah. Tujuan penatagunaan tanah diatur dalam Pasal 3 PP Nomor
16 Tahun 2004, salah satu tujuan penatagunaan tanah adalah mengatur
penguasaan, penggunaan, dan pemanfaatan tanah bagi berbagai kebutuhan
kegiatan pembangunan yang sesuai Rencana Tata Ruang Wilayah dengan asas
penataan ruang dan perangkat intensif dan desintensif dengan menghormati hak
penduduk sebagai warga Negara. Perangkat intensif memberikan rangsangan
terhadap kegiatan yang seiring dengan tujuan rencana tata ruang dan perangkat
desintensif membatasi pertumbuhan atau mengurangi kegiatan yang tidak sejalan
dengan rencana tata ruang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah yang akan dibahas di
dalam makalah ini adalah ;
1. Apa yang dimaksud dengan Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah ?
2. Bagaimana tujuan penerapan Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah di
Indonesia ?

1.3 Tujuan Penulisan


Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui apa itu Penataan
Ruang dan Penatagunaan Tanah. Yang dimana, ada dasar hukum dan asas – asas
yang melandasi persoalan Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah yang ada di
Indonesia. Masing – masing dari peraturan itu mempunya tujuannya tersendiri,
tujuan untuk mengatur pembangunan di wilayah – wilayah sesuai dengan Undang
– Undang yang mengatur persoalan Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah
agar tidak munculnya masalah – masalah tertentu dan agar sesuai dengan
perencanaan tata ruang wilayah.
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Penataan Ruang


Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang. Tata ruang wujud
struktural dari pemanfaatan ruang, baik itu direncanakan maupun tidak. Wujud
dari tata ruang yang direncakan ialah tata ruang buatan, sedangkan yang tidak
direncanakan adalah bentuk secara alami dengan unsur – unsur alam.

Ruang adalah wadah yang meliputi ruang darat, ruang laut, dan ruang udara
termasuk ruang didalam bumi sebagai satu kesatuan wilayah tempat manusia dan
mahkluk lain hidup, melakukan kegiatan, dan memelihara keberlangsungan
hidupnya. Tata ruang adalah wujud struktur ruang dan pola ruang yang disusun
secara nasional, regional, dan lokal. Tata ruang erat kaitannya dengan
perencanaan, untuk melihat struktur ruang pada kota.

Di Indonesia, konsep perencanaan tata ruang dikembangkan dari masa ke


masa. Dengan gagasan bahwa pembangunan infrastruktur akan mampu
mempercepat terjadinya pengembangan wilayah.

Definisi penataan ruang diatur dalam Pasal 1 Angka 5 Undang – Undang No.
26 Tahun 2007 tentang Penataan Ruang, yaitu Penataan ruang adalah sistem
proses perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian
pemanfaatan ruang. Maksud dari pengertian penataan ruang yaitu penataan ruang
sebagai suatu sistem perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan
pengendalian pemanfaatan ruang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan
antara yang satu dan yang lain dan harus dilakukan sesuai dengan kaidah
penataan ruang.
B. Asas – asas Penataan Ruang
Asas penataan ruang terdapat dalam Pasal 2 Undang – Undang No. 26 Tahun
2007 tentang Penataan Ruang, adalah dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia, penataan ruang diselenggarakan berdasarkan asas :
a. Asas Keterpaduan
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengintegrasikan
berbagai kepentingan yang bersifat lintas sektor, lintas wilayah, dan lintas
pemangku kepetingan. Pemangku kepentingan antara lain adalah
pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat.
b. Asas Keserasian, Keselarasan, dan Keseimbangan
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mewujudkan keserasian
antara struktur ruang dan pola ruang, keselarasan antara kehidupan
manusia dengan lingkungannya, keseimbangan pertumbuhan dan
perkembangan antar daerah serta antar kawasan perkotaan dan kawasan
perdesaan.
c. Asas Keberlanjutan
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan menjamin kelestarian dan
kelangsungan daya dukung dan daya tampung lingkungan dengan
memperhatikan kepentingan generasi mendatang.
d. Asas Keberdayagunaan dan Keberhasilgunaan
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengoptimalkan manfaat
ruang dan sumber daya yang terkandung di dalamnya serta menjamin
terwujudnya tata ruang yang berkualitas.
e. Asas Keterbukaan
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan memberikan akses yang
seluas luasnya kepada masyarakat untuk mendapatkan informasi yang
berkaitan dengan penataan ruang.
f. Asas Kebersamaan dan Kemitraan
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan melibatkan seluruh
pemangku kepentingan.
g. Asas Pelindungan kepentingan umum
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan mengutamakan
kepentingan masyarakat.
h. Asas Kepastian Hukum dan Keadilan
Bahwa penataan ruang diselenggarakan dengan berlandaskan
hukum/ketentuan peraturan perundang – undangan dan bahwa penataan
ruang dilaksanakan dengan mempertimbangkan rasa keadilan masyarakat
serta melindungi hak dan kewajiban semua pihak secara adil dengan
jaminan kepastian hukum.
i. Asas Akuntabilitas
Bahwa penyelenggaraan penataan ruang dapat dipertanggungjawabkan,
baik prosesnya, pembiayaannya, maupun hasilnya.

C. Jenis – jenis dan Tujuan Penataan Ruang


Perencanaan tata ruang terbagi menjadi tiga, yaitu: Perencanaan tata ruang
wilayah Nasional, Provinsi, dan Kabupaten/Kota sebagai berikut :

1) Perencanaan tata ruang wilayah Nasional.


Perencanaan tata ruang wilayah nasional sudah diatur dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata
Ruang Wilayah Nasional. Arahan kebijakan dan strategi pemanfaatan ruang
wilayah negara yang dijadikan acuan untuk perencanaan jangka panjang.

Jangka waktu perencanaan tata ruang wilayah nasional adalah 20


tahun. Selama lima tahun sekali akan dilakukan peninjauan. Rencana tata
ruang wilayah Nasional memuat:
a. Penyusunan rencana pembangunan jangka panjang nasional.
b. Penyusunan rencana pembangunan jangka menengah nasional.
c. Pemanfaatan ruang dan pengendalian ruang di wilayah nasional.
d. Perwujudan keterpaduan, keterkaitan, dan keseimbangan perkembangan
antar wilayah provinsi, serta keserasian antar sektor.
e. Penetapan lokasi dan fungsi ruang untuk investasi.
f. Penataan ruang kawasan strategis nasional.
g. Penataan ruang wilayah provinsi dan kabupaten dan kota.
h. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional.
i. Kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional meliputi
kebijakan pengembangan struktur ruang dan pola ruang.

Struktur ruang wilayah nasional meliputi:

Akses pelayanan perkotaan dan pusat pertumbuhan ekonomi wilayah


kualitas dan jangkauan pelayanan jaringan prasarana transportasi,
telekomunikasi, energi, dan sumber daya air.

Pola ruang wilayah nasional memiliki tiga bagian, yaitu kawasan lindung,
kawasan budi daya, dan kawasan strategis nasional. Dengan tujuan sebagai
berikut :

1. Tujuan penataan ruang wiayah nasional mewujudkan beberapa hal.


2. Ruang wilayah nasional yang aman, nyaman, produktif, dan berkelanjutan.
3. Keharmonisan antara lingkungan alam dan lingkungan buatan.
4. Keterpaduan pemanfaatan ruang darat, laut, dan udara, termasuk ruang di
dalam bumi.
5. Keterpaduan perencanaan tata ruang wilayah nasional, provinsi, dan
kabupaten atau kota.
6. Pemanfaatan sumber daya alam secara berkelanjutan bagi peningkatan
kesejahteraan masyarakat.

2) Perencanaan tata ruang wilayah Provinsi.


Rencana tata ruang yang bersifat umum dari wilayah provinsi. Dalam
penyusunan harus mengacu pada rencana tata ruang wilayah nasional.
Pedoman tersebut dalam bidang penataan ruang dan rencana pembangunan
jangka panjang daerah.

Rencana tata ruang wilayah provinsi memuat :

1. Tujuan, kebijakan, dan strategi penataan ruang wilayah provinsi.


2. Rencana struktur ruang wilayah provinsi meliputi sistem perkotaan yang
berkaitan dengan kawasan pedesaan.
3. Penetapan kawasan strategis provinsi Arahan pemanfaatan ruang wilayah
yang berisi indikasi program utama jangka menengah lima tahunan.
4. Arahan tata ruang wilayah provinsi yang berisi arahan peraturan zonasi sistem
provinsi, arahan perizinan, dan lainnya.

Tujuan penataan ruang wilayah provinsi merupakan arahan


perwujudan ruang wilayah provinsi yang diinginkan pada masa yang akan
datang.

Beberapa fungsi dari penataan ruang wilayah provinsi adalah :

1. Sebagai dasar untuk memformulasi kebijakan dan strategi penataan ruang


wilayah provinsi.
2. Memberikan arah bagi penyusunan indikasi program utama dalam rencana
tata ruang wilayah.
3. Sebagai dasar dalam penetapan arahan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah provinsi. 

3) Rencana tata ruang wilayah Kabupaten/Kota.


Sesuai Undang-Undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang Pasal 11 Ayat 2, pemerintah daerah kabupaten berwenang dalam
melaksanakan penataan ruang wilayah kabupaten.
Penataan tersebut meliputi perencanaan tata ruang wilayah kabupaten,
pemanfaatan ruang wilayah kabupaten, dan pengendalian pemanfaatan ruang
wilayah kebupaten. Fungsi rencana tata ruang wilayah kabupaten atau kota di
antaranya :
1. Acuan dalam pemanfaatan ruang atau pengembangan wilayah kabupaten atau
kota.
2. Acuan untuk mewujudkan keseimbangan pembangunan dalam wilayah
kabupaten atau kota.
3. Acuan dala penyusunan rencana pembangunan jangka panjang daerah dan
rencana pembangunan jangka menengah daerah.
4. Acuan lokasi investasi dalam rilayah kabupaten atau kota yang dilakukan
pemerintah, masyarakat, dan swasta.
5. Pedoman untuk penyusunan rencana rinci tata ruang di wilayah kabupaten
atau kota.
6. Acuan dalam administrasi pertahanan.

Manfaat rencana tata ruang wilayah terdapat beberapa, yaitu :

1. Mewujudkan keterpaduan pembangunan dalam wilayah kabupaten atau kota.


2. Mewujudkan keserasian pembangunan wilayah kabupaten kota dengan
wilayah sekitarnya.
3. Menjamin terwujudnya tata ruang wilayah kabupaten atau kota yang
berkualitas.

D. Pengertian Penatagunaan Tanah


Tanah sebagai salah satu sumber daya alam yang mempunyai peran bagi
keperluan pembangunan bangsa Indonesia dan dipergunakan sebesar – besarnya
untuk kemakmuran rakyat sebagaimana diamanatkan oleh Pasal 33 ayat (3)
Undang – Undang Dasar 1945. Realisasi dari ketentuan Pasal 33 ayat (3) UUD
1945 dituangkan dalam Undang – Undang Pokok – pokok Agraria (UUPA). Pasal
2 ayat (1) dan (2) UUPA pada intinya menentukan bahwa Negara sebagai
organisasi kekuasaan tertinggi merupakan organisasi kekuasaan seluruh rakyat
mempunyai hak menguasai atas bumi, air, dan ruang angkasa termasuk kekayaan
alam yang terkandung di dalamnya. Dalam mengatur dan menyelenggarakan
peruntukan, penggunaan, persediaan dan pemeliharaan atas bumi, air dan
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya, maka pemerintah membuat suatu
rencana umum mengenai hal tersebut.

Tanah merupakan perekatan Negara Kesatuan Republik Indonesia, maka perlu


diatur dan dikelola secara nasional untuk menjaga kelanjutan sistem kehidupan
berbangsa dan ber-Negara. Pengaturan dan pengelolaan pertanahan tidak hanya
untuk terciptanya ketertiban hukum, tetapi juga untuk menyelesaikan masalah
sengketa dan konflik pertanahan yang timbul. Penatagunaan tanah sama dengan
pola pengelolaan tata guna tanah yang meliputi penguasaa, penggunaa, dan
pemanfaatan tanah yang berwujus konsolidasi pemanfaatan tanah.

E. Asas – asas Penatagunaan Tanah


Asas penatagunaan tanah ditetapkan dalam Pasal 2 Peraturan Pemerintah
Nomor 16 Tahun 2004, yaitu :
a. Asas Keterpaduan
Penatagunaan tanah dilakukan untuk mengharmoniskan penguasaan,
penggunaan, dan pemanfaatan tanah.
b. Asas Berdaya guna dan Berhasil guna
Penatagunaan tanah harus dapat mewujudkan peningkatan nilai tanah yang
sesuai dengan fungsi ruang.
c. Asas Serasi, Selaras, dan Seimbang
Penatagunaan tanah menjamin terwujudnya keserasian, keselarasan, dan
keseimbangan antara hak dan kewajiban masing – masing pemegang hak atas
tanah.
d. Asas Berkelanjutan
Penatagunaan tanah menjamin kelestarian fungsi tanah demi memerhatikan
kepentingan antargenerasi.
e. Asas Keterbukaan
Penatagunaan tanah dapat diketahui oleh seluruh lapisan masyarakat.
f. Asas Persamaan, Keadilan, dan Perlindungan Hukum.
Dalam penyelenggaraan penatagunaan tanah tidak dapat mengakibatkan
diskiriminasi antar pemilik tanah, sehingga ada perlindungan hukum dalam
menggunakan dan memanfaatkan tanah.

F. Tujuan Penatagunaan Tanah


Didalam Pasal 3 Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 2004 Penatagunaan
tanah bertujuan untuk :
a) Mengatur penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah bagi berbagai
kebutuhan kegiatan pembangunan yang sesuai dengan Rencana Tata Ruang
Wilayah.
b) Mewujudkan penguasaan, penggunaan dan pemanfaatan tanah agar sesuai
dengan arahan fungsi kawasan dalam Rencana Tata Ruang Wilayah.
c) Mewujudkan tertib pertanahan yang meliputi penguasaan, penggunaan dan
pemanfaatan tanah termasuk pemeliharaan tanah serta pengendalian
pemanfaatan tanah.
d) Menjamin kepastian hukum untuk menguasai, menggunakan dan
memanfaatkan tanah bagi masyarakat yang mempunyai hubungan hukum
dengan tanah sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah yang telah
ditetapkan.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Penataan ruang menyangkut seluruh aspek kehidupan sehingga
masyarakat perlu mendapatkan akses dalam proses perencanaan penataan
ruang. Penataan ruang beraspek lingkungan (alam, buatan, sosial, dan
interaksi antar lingkungan) dan beraspek organisasi, kelembagaan,
pengelolaan, dan pembiayaan.

Pada Pasal 2 ayat (1) dan (2) UUPA pada intinya menentukan bahwa
Negara sebagai organisasi kekuasaan tertinggi merupakan organisasi
kekuasaan seluruh rakyat mempunyai hak menguasai atas bumi, air, dan ruang
angkasa termasuk kekayaan alam yang terkandung di dalamnya. Dalam
mengatur dan menyelenggarakan peruntukan, penggunaan, persediaan dan
pemeliharaan atas bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya,
maka pemerintah membuat suatu rencana umum mengenai hal tersebut.

Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah memiliki peran yang sangat


penting untuk pembangunan perencanaan tata ruang dan tanah di setiap
wilayah pengelolaan lingkungan hidup.

B. Saran
Dalam Penataan Ruang dan Penatagunaan Tanah diharapkan bisa lebih
meningkat lagi dalam penerapan pembangunannya, sehingga dapat
terciptanya tujuan dari penataan ruang dan penatagunaan tanah sesuai dengan
perencanaan yang ada, dan bisa terwujudnya kesejahteraan bangsa dan negara.

DAFTAR PUSTAKA

https://suduthukum.com/2017/09/pengertian-dan-dasar-hukum-tata-ruang.html

https://tataruang.atrbpn.go.id/Berita/Detail/3736

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2009/4TAHUN2009UUPenj.htm

https://jdih.kemenkeu.go.id/fulltext/2007/26TAHUN2007UU.HTM

https://jdih.kkp.go.id/peraturan/pp-16-2004.pdf

Anda mungkin juga menyukai