Anda di halaman 1dari 17

ISLAM SEBAGAI SUMBER AJARAN

MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendekatan Studi Islam yang dibina oleh
Bapak Dr. Mohammad Hasan, M.Ag.

Oleh:
AHMADI
19380032028

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM


PROGRAM MAGISTER (S2)
PASCASARJANA IAIN MADURA
2021
KATA PENGANTAR

Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
banyak memberikan limpahan rahmat, nikmat sehat, nikmat Iman dan Hidayahnya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.

Shalawat serta semoga tetap tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad


saw. Dan juga kepada para ahlul bait, sahabat, tabi’in dan tabi’ tabi’in serta seluruh
umat muslim yang selalu berusaha untuk selalu istiqamah dalam mempelajari,
mengamalkan dan memperjuangkan ajaran-ajaran beliau.

Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Dr. Mohammad Hasan,


M.Ag. Selaku dosen pengampu mata kuliah Studi Al-Qur’an di program Studi
Hukum Islam Program Magister (S2) Pascasarjana IAIN Madura.

Penulis menyadari hasil dari ketidak sempurnaan dari makalah ini, maka
penulis dengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun
semnagat penulis. Penulis berharap semoga makalah ini memberikan kontribusi
positif dan menjadi salah satu khazanah keilmuan yang berguna dimasa yang akan
datang.

Pamekasan, 01 November 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL .................................................................................. i


KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................. 1
A. Latar Belakang ................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 1
C. Manfaat dan Tujuan ........................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................. 2

A. Otentisitas Ajaran Islam ..................................................................... 2


B. Karakteristik Ajaran Islam ................................................................. 3
C. Dimensi Ajaran Islam ........................................................................ 7
D. Memahami Ajaran Islam Dalam Struktur Islam, Iman dan Ihsan .... 8
E. Munculnya Aliran Pemikiran Islam ................................................ 10

BAB III PENUTUP .................................................................................... 13

A. Simpulan .......................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 14

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan universal, ia berlaku sepanjang
waktu,kapanpun dan dimanapun,islam berlaku bagi semua orang dan seluruh
dunia. Dalam ajaran islam terdapat ajaran-ajaran yang dapat mengantarkan
manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Islam diturunkan bukan hanya
sebagai pelengkap hidup manusia saja namun juga mengemban beberapa misi
untuk mengantarkan manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan Allah SWT kepada
utusannya,nabi Muhammad SAW.Islam merupakan agama yang menjadi
rahmat bagi seluruh alam.Nmun di zaman sekarang banyak orang-orang yang
tidak mengerti akan pengertian,karakteristik,dan misi islam itu
sendiri,sehingga banyak orang yang mengatas namakan islam untuk
kepentingan pribadi,kelompok,dan partai,bahkan yang paling ekstrim lagi
adalah mengatas namakan islam sebagai kedok untuk melakukan aksi
terorisme ,sehingga islam dianggap sebagai agama teroris.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja otentisitas ajaran islam?
2. Apa saja karakteristik ajaran islam?
3. Apa saja dimensi-dimensi ajaran islam?
4. Bagaimana memahami ajaran islam dalam struktur islam, iman dan ihsan?
5. Bagaimana munculnya aliran pemikiran islam?
C. Manfaat dan Tujuan
1. Untuk mengetahui otentisitas ajaran islam.
2. Untuk mengetahui kareakteristik ajaran islam.
3. Untuk mengetahui dimensi-dimensi ajaran islam.
4. Untuk memahami ajaran islam dalam struktur islam, iman, dan ihsan

1
Ugi, K Islam Sebagai Sumber Ajaran. Diambil dari
https://santritua17.blogspot.com/2017/09/islam-sebagai-sumber-ajaran.html

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Otentisitas Ajaran Islam


Ajaran islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad SAW itulah yang
kemudian secara khusus disebut sebagai agama Islam atau Dinul Islam. Nabi
Muhammad SAW telah membakukan ajaran agama islam secara sempurna,
sehingga akan terjamin autentitas. Sistem pembakuan ajaran islam tersebut
adalah sebagai berikut:
a. Membukukan secara autentik sumber dasar pokok-pokok dan prinsip-
prinsip ajaran islam sebagai wahyu dari Allah yang tertuang dalam Al-
quran.
b. Memberikan penjelasan contoh dan teladan pelaksanaan ajaran islam
secara operasional dalam kehidupan social-budaya umatnya.
c. Memberikan cara atau metode untuk mengembangkan ajaran islam
secara terpadu dalam kehidupan social budaya umat manusia sepanjang
sejarah dengan system ijtihad.

Dengan system pembakuan tersebut, maka ajaran islam akan tetap


bersifat autentik, sempurna dan bersifat dinamis, yakni sesuai dengan tuntutan
perkembangan zaman dan tempat.2

Keotentikan ajaran Islam dapat dilihat dari sumber ajaranya yaitu Al-Qur’an
dan Hadist.

a. Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an diambil dari akar kata qara’a yang berarti
mengumpulkan menjadi satu. Qara’a berarti juga berarti membaca atau
menuturkan. Al-Qur’an diartikan suatu buku yang harus dibaca

2
Muhaimin, D. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: (Prenada Media,
2005), h.77-78

2
sebagaimana tersimpul dari pernyataan Rasul, bahwa Al-Qur’an itu
adalah buku bacaan yang tersebar luas diseluruh dunia.
Selain itu Al-Qur’an dinamakan al-Kitab yang berarti tulisan yang
lengkap tentang sesuatu yang berarti peraturan dan penetapan.3
b. Hadist
Dalam melaksanakan tuga sebagai pemberi penjelasan tentang apa
yang menjadi isi ajaran Allah maka timbulnya ucapan-ucapan Rasul yang
dinamakan hadist. Sesuai dengan fungsinya sebagai penjelasan isi dari
ajaran Allah, maka sudah barang tentu kata-kata dan kalimat-kalimat
hadist itu tidak menimbulkan kesamaan maupun keraguan dan tidak pula
merupakan sesuatu yang baru.4

B. Karakteristik Ajaran Islam

Islam merupakan agama yang memiliki karakteristik yang berbeda


dengan agama yang lain. Karakteristik disini dipahami sebagai sesuatu yang
memiliki karakter, sifat yang khas, dan memiliki keistimewaan. Adapun
karakteristik yang dimiliki agama islam ada 2 yaitu kaeakteristik khusus dan
karakteristik umum yaitu:

a. Karakteristik khusus

Karakteristik khusus yang dimiliki agama islam diantaranya.5

1) Rabbaniyah
Rabbaniyah merupakan karakter khas agama islam yang
menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang bersumber
dari Allah SWT, bukan dari makhluk lain, sedangkan Nabi
Muhammad bertugas untuk menyampaikan ajaran islam dalam
kapasitas beliau sebagai nabi bukan sebagai pembuat agama.

3
Hawi, A. (2014). Dasar-Dasar Studi Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014),
h.64
4
Ibid, 102
5
Hasanah, H. Pengantar Studi Islam. (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013) h.46

3
2) Insaniyah
Ajaran islam menempatkan manusia sebagai posisi kunci
dalam struktur kehidupan. Oleh karena itu Islam adalah agama yang
diturunkan untuk manusia dan islam merupakan satu-satunya ajaran
yang cocok dengan fitrah manusia.
3) Tawazun
Ajaran Islam menempatkan seluruh aspek kehidupan secara
seimbang. Semua tidak ada yang berat sebelah karena semua
dimensi kehidupan merupakan hal yang sama penting. Islam ajaran
yang konsen terhadap segala urusan akhirat tetapi Islam juga
menempatkan duniawi sebagai urusan yang penting. Jadi semua
sama porsinya.
4) Al Wudhuh
Islam memiliki kejelasan dalam hal konsep, sehingga
ajarannya tidak menimbulkan kebingungan. Kejelasan konsep dapat
dilihat dari kaidah hukum yang transparan, kejelasan materi,
kejelasan konsep ibadah dan kejelasan konsep ukhuwah.
5) Syumuliyah
Islam adalah agama yang universal integralistik artinya
Islam sebagai ajaran mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia
(waktu, demografis, geografis, dll)
6) Al Wasathiyah
Islam merupakan ajaran yang meletakkan persoalan tidak
hanya pada satu aspek tertentu tetapi juga meletakkan dasar
ketentuan kehidupan yang seimbang. Hal ini karena manusia
membutuhkan realitas yang seimbang, maka Islam datang dalam
konsep sunatullah yang seimbang juga.
7) Waqi’iyyah
Islam merupakan ajaran yang realistis tetapi bukan idealis.
Islam dapat dijalankan/dianut oleh seluruh umat tanpa perbedaan

4
sosial, gender, budaya dll. Islam juga tidak pernah bertentangan
dengan realitas perkembangan zaman karena ajaran Islam tidak
hanya berorientasi tentang kehidupan masa lalu tetapi juga masa
depan sehingga Islam mampu menghadapi dampak negative dari
kemajuan zaman.

b. Karakteristik umum (bidamg kehidupan)

Karakteristik umum dalam Hasanah (2013:49) disebut juga karakteristik


bidang kehidupan, diantaranya:

1) Bidang agama secara umum


Islam sebagai salah satu agama besar didunia dan mengakui
adanya pluralitas. Semangat pluralitas ini menjadi suatu kenyataan
dan aturan Tuhan (sunatullah) yang tidak dapat dipungkiri dan
diubah.6
Islam memiliki keistimewaan untuk dapat mengakui hak-hak
beragama bagi manusia dan mengajarkan kebaikan seperti toleran,
pemaaf dan menghargai karena dalam agama konsep pluralitas itu
sendiri terdapat unsur yang sama yaitu pengabdian kepada Tuhan.
2) Bidang ibadah
Ajaran islam tidak pernah menyulitkan seseorang untuk
beribadah tetapi justru memudahkan. Ibadah merupakan salah satu
bidang yang sangat diperhatikan dalam ajaran Islam karena ibadah
memiliki kaitan yang erat sebagai bentuk ketaatan dan kepatuhan
seorang hamba kepada Tuhannya.
Islam sangat toleran terhadap pelaksaan ibadah umatnya tetapi
dengan ketentuan dan syarat yang sesuai dengan hukum syarak.

6
Ibid,. 49

5
3) Bidang akidah
Akidah bersifat murni baik isi maupun prosesnya diyakini
sebagai fitrah ilahiyah. Keyakinan tersebut berbentuk ucapan, lisan,
dan perbuatan secara integral dalam kehidupan.
4) Bidang ilmu dan kebudayaan
Ajaran islam bersikap terbuka dalam memahami kehidupan
melalui proses yang dipelajari secara sisetematis. Islam terbuka
untuk segala kebudayaan bahkan merangkul berbagai budaya yang
ada.
5) Bidang pendidikan
Ajaran Islam memiliki karakteristik yang sangat khas dalam
bidang pendidikan. Islam menekankan kemajuan pendidikan karena
dengan sarana adanya pendidikan maka manusia memiliki bekal
untuk lebih mengenal Tuhannya.
6) Bidang Sosial
Menurut Jalaludin Rahmad dalam Hasanah (2013:51)
menjelaskan bahwa Islam ternyata lebih menekankan pada urusan
muamalah daripada ibadah.
7) Bidang Ekonomi
Kosmologi kehidupan dunia harus seimbang, karena Islam
diperuntukkan untuk seluruh umat maka diperlukan sebuah upaya
yang bijak untuk mengelola dan memanfaatkan ciptaan Allah untuk
menunjang kelangsungan hidup manusia

6
C. Dimensi Dimensi Ajaran Islam

Islam memilik tiga dimensi-dimensi dalam ajarannya, yaitu dimensi


kebudayaan dalam islam, dimensi syariah dan ibadah dalam islam, serta
dimensi aqidah & ahklak (WahabKhallaf, 1972)

1. Dimensi Kebudayaan dalam islam


Manusia adalah makhluk Allah yang diciptakan di dunia sebagai
khalifah. Sebagai makhluk duniawi sudah pasti manusia hidup dengan
segala kelimpah ruwahan dunia. Hal ini menunjukkan bahwa hubungan
manusia dengan dunia itu tidaklah selalu diwujudkan dalam sikap pasif,
pasrah dan menyesuaikan diri dengan tuntutan lingkungannya. Tetapi
justru arus diwujudkan dalam sikap aktif, memanfaatkan lingkungan untuk
kepentingan hidup dan kehidupnya. Dari hubungan yang bersifat aktif itu
tumbuhlah kebudayaan.7
2. Dimensi syariah dan ibadah dalam islam
Syariah berarti jalan yang lurus (Thoriqotun Mustaqimatun) yang
disyariatkan dalam QS. Al-Jatsiyah:18, atau jalan yang dilalui air untuk
minum, atau juga tangga atau tempat naik yang bertingkat-tingkat.
3. Dimensi Aqidah & Ahklak dalam islma
Aqidah adalah bentuk mashdar dari kata “ ‘aqoda ya’qidu ‘aqodan”
yang artinya simpulan, ikatan , sangkutan , perjanjian dan kokoh. Sehingga
yang dimaksud aqidah adalah kepercayaan yang menghujam atau tersimpul
didalam hati.8
Sedangkan Akhlaq adalah sesuatu yang di biasakan. Artinya bahwa
kehendak itu bila membiasakan sesuatu, maka kebiasaan itu di sebut
akhlaq.9
Akhlaq adalah suatu kekuatan dalam kehendak yang mantap,
kekuatan dan kehendak mana berkombinasi membawa kecenderungan

7
WahabKhallaf, A. Ilmu Ushulfiqh. (jakarta: Al-Majlis Al-A’la Indonesia lil Al-Da’wah
Al-Islamiyah, 1972), h.306
8
Ibid,. 310
9
Mustofa, A. AkhlaqTasawuf. (Bandung: Pustaka Setia, 1995), h.13

7
pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal yang baik) atau pihak yang
jahat (dalam hal yang jahat).10

D. Memahami Ajaran Islam Dalam Struktur Islam, Iman dan Ihsan

Rosululloh shollallahu ‘alaihi wa sallam pada suatu hari pernah


didatangi malaikat Jibril dalam wujud seorang lelaki yang tidak dikenali
jatidirinya oleh para sahabat yang ada pada saat itu, dia menanyakan kepada
beliau tentang Islam, Iman dan Ihsan. Setelah beliau menjawab berbagai
pertanyaan Jibril dan dia pun telah meninggalkan mereka, maka pada suatu
kesempatan Rosululloh bertanya kepada sahabat Umar bin Khoththob, “Wahai
Umar, tahukah kamu siapakah orang yang bertanya itu ?”Maka Umar
menjawab, “Alloh dan Rosul-Nya lah yang lebih tahu”. Nabi pun bersabda,
“Sesungguhnya dia itu adalah Jibril yang datang kepada kalian untuk
mengajarkan agama kalian.” (HR. Muslim).

Syaikh Ibnu Utsaimin rohimahulloh mengatakan: Di dalam (penggalan)


hadits ini terdapat dalil bahwasanya Iman, Islam dan Ihsan semuanya diberi
nama ad din/agama (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 23). Jadi, agama Islam
mencakup 3 tingkatan; Islam, Iman dan Ihsan.

a. Islam

Di dalam hadits tersebut, ketika Rosululloh ditanya tentang Islam beliau


menjawab, “Islam itu engkau bersaksi bahwa tidak ada sesembahan (yang haq)
selain Alloh dan bahwasanya Muhammad adalah utusan Alloh, engkau dirikan
sholat, tunaikan zakat, berpuasa romadhon dan berhaji ke Baitulloh jika engkau
mampu untuk menempuh perjalanan ke sana”.

10
Ibid,.15

8
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik
dari hadits ini ialah bahwa Islam itu terdiri dari 5 rukun. 11

Jadi, Islam yang dimaksud disini adalah amalan-amalan lahiriyah yang


meliputi rukun islam antara lain syahadat, sholat, puasa, zakat dan haji.

b. Iman

Kemudian Nabi ditanya mengenai iman. Beliau bersabda, “Iman itu


ialah engkau beriman kepada Alloh, para malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, para
Rosul-Nya, hari akhir dan engkau beriman terhadap qodho’ dan qodar; yang
baik maupun yang buruk”. Jadi, Iman yang dimaksud adalah mencakup hal-hal
bersifat batiniyah yang ada di dalam hati. Syaikh Ibnu ‘Utsaimin mengatakan:
Diantara faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah pembedaan antara islam
dan iman, ini terjadi apabila kedua-duanya disebutkan secara bersama-sama,
maka ketika itu islam ditafsirkan dengan amalan-amalan anggota badan
sedangkan iman ditafsirkan dengan amalan-amalan hati, akan tetapi bila
sebutkan secara mutlak salah satunya (islam saja atau iman saja) maka sudah
mencakup yang lainnya. Seperti dalam firman Alloh Ta’ala, “Dan Aku telah
ridho Islam menjadi agama kalian.” (Al Ma’idah : 3) maka kata Islam di sini
sudah mencakup islam dan iman… (Ta’liq Syarah Arba’in hlm. 17).

c. Ihsan

Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu
engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka
apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara
faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah tentang pemahaman ihsan yaitu
seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap

11
Wahyudi, Ari. Islam, Iman, dan Ihsan, 2018
https://muslim.or.id/425-islam-iman-ihsan.html

9
dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin
sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna.

Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya
dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah
yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, sebab itulah Nabi
bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia
melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu
melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.12 Jadi tingkatan ihsan ini
mencakup perkara lahir maupun batin, yaitu ibadah dengan hati yang ikhlas dan
hanya berharap kepada-Nya.

E. Munculnya Aliran Pemikiran Islam


a. Ilmu Kalam
Menurut Ibnu Khaldun, Ilmu kalam adalah Ilmu berisi
tentang alasan-alasan yang mempertahankan kepercayaan-kepercayaan
iman dengan menggunakan dalil-dalil pikiran dan berisi bantahan
terhadap orang-orang yang menyeleweng dari kepercayaan-kepercayaan
aliran golongan salaf dan Ahli Sunah. Adapun aliran-aliran ilmu kalam
diantaranya yaitu, khawarij, murji’ah, qodariah, jabariah, dan muktazilah.13
b. Ahlu sunnah wal jama’ah
Ahlu sunnah wal jama’ah terbentuk akibat dari adanya penentangan
terhadap aliran Muktazilah oleh orang Muktazilah itu sendiri, mereka
adalah Abu al-Hasan, Ali bin Ismail bin Abi basyar ishak bin Salim
bin Ismail bin abdu Allah bin Musa bin Bilal bin Abi Burdah Amr bin Abi
Musa al-Asy‟ari. Imam al-asy’ari (260-324 H), menurut Abu bakar isma’il
al-Qairawani adalah seorang penganut Muktazilah selama 40 tahun,
kemudian ia menyatakan keluar dari Muktazilah. Setelah itu ia
mengembangkan ajaran yang merupakan volunter terhadap gagasan –

12
Ibid,.
13
Hikmah, Nur. Aliran Pemikiran Islam
https://staimaarif-jambi.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/ISI-BUKU-2.pdf

10
gagasan Muktazilah. Ajaran pokok Ahlu sunnah wal jama’ah tidak
sepenuhnya sejalan dengan gagasan Imam al-Asy’ari.
Para pelanjutnya antara lain Imam Abu Manshur al-Maturidi yang
kemudian mendirikan aliran Maturidiyyah yang ajarannya lebih dekat
dengan muktazilah. Imam al-Maturidi pun memiliki pengikut yaitu al-
Bazdawi yang pemikirannya tidak selamanya sejalan dengan gagasan
gurunya.14
c. Aliran Fiqh
Kita telah mengenal sejumlah aliran hukum islam yaitu
Madrasah Madinah, Madrasah Kuffah, Aliran Hanafi, Aliran Maliki,
Aliran Syafi’I, Aliran Hanbali, Aliran Zhahiriyah dan Aliran Jaririyah.
Tidak ada informasi yang lengkap mengenai aliran-aliran hukum islam
karena banyak aliran hukum yang muncul kemudian menghilang karena
tidak ada yang mengembangkannya. Thaha Jabir Fayadl Al-Ulwani
menjelaskan bahwa mazdhab fiqih islam yang muncul setelah sahabat
dan kibar At-Tabi’in berjumlah 13 aliran, akan tetapi tidak semua aliran
itu dapat diketahui dasar dan metode istinbath hukum yang digunakannya.
d. Aliran Tasawuf
Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran tentang Al-Zuhd (Zuhud),
yang selanjutnya ia berkembang dan namanya diubah menjadi tasawuf
dan pelakunya disebut shufi. Zahid yang pertama adalah Al-Hasan A-
Basir. Dia pernah berdebat dengan Washil bin Atha’ dalam bidang
teologi, ia berpendapat bahwa orang mu’min tidak akan bahagia sebelum
berjumpa dengan Tuhan. Zahid dari kalangan perempuan adalah Rabi’ah
Al-Adawiyah dari Basrah, ia menyatakan bahwa ia tidak bisa
membenci orang lain, bahkan tidak dapat mencintai Nabi Muhammad
SAW, karenya cintanya hanya untuk Allah SWT.
Metode tasawuf dibagi menjadi 3 (tiga), Tahalli, adalah pengisian
diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Takhalli yaitu

14
Ibid\

11
pengosongan diri sufi, sedangkan Tajalli merupakan penyatuan diri dengan
Tuhan.
e. Aliran Filsafat
a. Idealisme

Filsafat ini dikenalkan oleh Socrates dan diikuti oleh Plato.


Mengutip Plato, “Saya berpikir, oleh itu saya wujud”, segala realiti
adalah kebenaran hanya wujud dalam fikiran manusia. Kewujudan
objek-objek fisikal di alam ini hanyalah manifestasi yang timbul dalam
fikiran manusia.

b. Pragmatisme

Para tokoh filsafat aliran ini percaya bahwa pengalaman manusia


mendiskripsikan realitas. Segala yang wujud senantiasa berubah dan
tidak tetap atau kekal. Jadi, suatu pemikiran harus dipraktikkan dahulu
secara objektif untuk mengesahkan kebenaran suatu pemikiran.

c. Realisme

Mayoritas tokoh filsafat ini setuju bahwa persepsi manusia atau


akal manusia direpresentasikan sebagai ”cermin” realitas karena apa
yang dilihat merupakan satu realitas yang sebenarnya. Akal manusia hanya
bisa melihat dan memahami apa yang terdapat dalam fisikal saja.
Dengan demikian, sistem observasi dan pembuktian ilmiah bisa dibilang
paling valid bagi pengikut realisme.

12
BAB III
PENUTUP

A. SIMPULAN

Islam merupakan agama yang ajarannya bisa diterima oleh


semua umat, kapanpun dan dimanapun.
Karakteristik ajaran Islam diantaranya adalah universal, sempurna,
dinamis dan menjunjung tinggi ilmu.agama islam.
Dimensi-dimensi ajaran Islam meliputi akidah, syariat dan
akhlak.Islam merupakan agama yang ajarannya bisa diterima oleh semua umat,
kapanpun dan dimanapun.

B. SARAN

Karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan
saran sangan di harapkan oleh penulis agar karya tulis ini bisa di sajikan dan
memberi manfaat kepada yang membacanya. Wa allah A’lam.

13
DAFTAR PUSTAKA

Hasanah, H. (2013). Pengantar Studi Islam. Yogyakarta: Penerbit Ombak.

Hawi, A. (2014). Dasar-Dasar Studi Islam. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Muhaimin, D. (2005). Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Prenada Media.

Mustofa, A. (1995). AkhlaqTasawuf. Bandung: Pustaka Setia.

Ugi, K. (2017). Islam Sebagai Sumber Ajaran. Diambil dari


https://santritua17.blogspot.com/2017/09/islam-sebagai-sumber-ajaran.html

WahabKhallaf, A. (1972). Ilmu Ushulfiqh. jakarta: Al-Majlis Al-A’la Indonesia lil


Al-Da’wah Al-Islamiyah.

Wahyudi, Ari (2008). Islam, Iman, dan Ihsan

https://muslim.or.id/425-islam-iman-ihsan.html

Hikmah, Nur. (2017). Aliran Pemikiran Islam

https://staimaarif-jambi.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/ISI-BUKU-2.pdf

14

Anda mungkin juga menyukai