Studi Islam Ahmadi
Studi Islam Ahmadi
MAKALAH
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah
Pendekatan Studi Islam yang dibina oleh
Bapak Dr. Mohammad Hasan, M.Ag.
Oleh:
AHMADI
19380032028
Puja dan puji syukur penulis haturkan kehadirat Allah SWT. Yang telah
banyak memberikan limpahan rahmat, nikmat sehat, nikmat Iman dan Hidayahnya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Penulis menyadari hasil dari ketidak sempurnaan dari makalah ini, maka
penulis dengan kerendahan hati mengharapkan kritik dan saran yang membangun
semnagat penulis. Penulis berharap semoga makalah ini memberikan kontribusi
positif dan menjadi salah satu khazanah keilmuan yang berguna dimasa yang akan
datang.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
A. Simpulan .......................................................................................... 13
B. Saran................................................................................................. 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang sempurna dan universal, ia berlaku sepanjang
waktu,kapanpun dan dimanapun,islam berlaku bagi semua orang dan seluruh
dunia. Dalam ajaran islam terdapat ajaran-ajaran yang dapat mengantarkan
manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Islam diturunkan bukan hanya
sebagai pelengkap hidup manusia saja namun juga mengemban beberapa misi
untuk mengantarkan manusia menuju kebahagiaan di dunia dan di akhirat.
Islam adalah agama samawi (langit) yang diturunkan Allah SWT kepada
utusannya,nabi Muhammad SAW.Islam merupakan agama yang menjadi
rahmat bagi seluruh alam.Nmun di zaman sekarang banyak orang-orang yang
tidak mengerti akan pengertian,karakteristik,dan misi islam itu
sendiri,sehingga banyak orang yang mengatas namakan islam untuk
kepentingan pribadi,kelompok,dan partai,bahkan yang paling ekstrim lagi
adalah mengatas namakan islam sebagai kedok untuk melakukan aksi
terorisme ,sehingga islam dianggap sebagai agama teroris.1
B. Rumusan Masalah
1. Apa saja otentisitas ajaran islam?
2. Apa saja karakteristik ajaran islam?
3. Apa saja dimensi-dimensi ajaran islam?
4. Bagaimana memahami ajaran islam dalam struktur islam, iman dan ihsan?
5. Bagaimana munculnya aliran pemikiran islam?
C. Manfaat dan Tujuan
1. Untuk mengetahui otentisitas ajaran islam.
2. Untuk mengetahui kareakteristik ajaran islam.
3. Untuk mengetahui dimensi-dimensi ajaran islam.
4. Untuk memahami ajaran islam dalam struktur islam, iman, dan ihsan
1
Ugi, K Islam Sebagai Sumber Ajaran. Diambil dari
https://santritua17.blogspot.com/2017/09/islam-sebagai-sumber-ajaran.html
1
BAB II
PEMBAHASAN
Keotentikan ajaran Islam dapat dilihat dari sumber ajaranya yaitu Al-Qur’an
dan Hadist.
a. Al-Qur’an
Kata Al-Qur’an diambil dari akar kata qara’a yang berarti
mengumpulkan menjadi satu. Qara’a berarti juga berarti membaca atau
menuturkan. Al-Qur’an diartikan suatu buku yang harus dibaca
2
Muhaimin, D. Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: (Prenada Media,
2005), h.77-78
2
sebagaimana tersimpul dari pernyataan Rasul, bahwa Al-Qur’an itu
adalah buku bacaan yang tersebar luas diseluruh dunia.
Selain itu Al-Qur’an dinamakan al-Kitab yang berarti tulisan yang
lengkap tentang sesuatu yang berarti peraturan dan penetapan.3
b. Hadist
Dalam melaksanakan tuga sebagai pemberi penjelasan tentang apa
yang menjadi isi ajaran Allah maka timbulnya ucapan-ucapan Rasul yang
dinamakan hadist. Sesuai dengan fungsinya sebagai penjelasan isi dari
ajaran Allah, maka sudah barang tentu kata-kata dan kalimat-kalimat
hadist itu tidak menimbulkan kesamaan maupun keraguan dan tidak pula
merupakan sesuatu yang baru.4
a. Karakteristik khusus
1) Rabbaniyah
Rabbaniyah merupakan karakter khas agama islam yang
menunjukkan bahwa agama Islam adalah agama yang bersumber
dari Allah SWT, bukan dari makhluk lain, sedangkan Nabi
Muhammad bertugas untuk menyampaikan ajaran islam dalam
kapasitas beliau sebagai nabi bukan sebagai pembuat agama.
3
Hawi, A. (2014). Dasar-Dasar Studi Islam. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2014),
h.64
4
Ibid, 102
5
Hasanah, H. Pengantar Studi Islam. (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2013) h.46
3
2) Insaniyah
Ajaran islam menempatkan manusia sebagai posisi kunci
dalam struktur kehidupan. Oleh karena itu Islam adalah agama yang
diturunkan untuk manusia dan islam merupakan satu-satunya ajaran
yang cocok dengan fitrah manusia.
3) Tawazun
Ajaran Islam menempatkan seluruh aspek kehidupan secara
seimbang. Semua tidak ada yang berat sebelah karena semua
dimensi kehidupan merupakan hal yang sama penting. Islam ajaran
yang konsen terhadap segala urusan akhirat tetapi Islam juga
menempatkan duniawi sebagai urusan yang penting. Jadi semua
sama porsinya.
4) Al Wudhuh
Islam memiliki kejelasan dalam hal konsep, sehingga
ajarannya tidak menimbulkan kebingungan. Kejelasan konsep dapat
dilihat dari kaidah hukum yang transparan, kejelasan materi,
kejelasan konsep ibadah dan kejelasan konsep ukhuwah.
5) Syumuliyah
Islam adalah agama yang universal integralistik artinya
Islam sebagai ajaran mencakup seluruh dimensi kehidupan manusia
(waktu, demografis, geografis, dll)
6) Al Wasathiyah
Islam merupakan ajaran yang meletakkan persoalan tidak
hanya pada satu aspek tertentu tetapi juga meletakkan dasar
ketentuan kehidupan yang seimbang. Hal ini karena manusia
membutuhkan realitas yang seimbang, maka Islam datang dalam
konsep sunatullah yang seimbang juga.
7) Waqi’iyyah
Islam merupakan ajaran yang realistis tetapi bukan idealis.
Islam dapat dijalankan/dianut oleh seluruh umat tanpa perbedaan
4
sosial, gender, budaya dll. Islam juga tidak pernah bertentangan
dengan realitas perkembangan zaman karena ajaran Islam tidak
hanya berorientasi tentang kehidupan masa lalu tetapi juga masa
depan sehingga Islam mampu menghadapi dampak negative dari
kemajuan zaman.
6
Ibid,. 49
5
3) Bidang akidah
Akidah bersifat murni baik isi maupun prosesnya diyakini
sebagai fitrah ilahiyah. Keyakinan tersebut berbentuk ucapan, lisan,
dan perbuatan secara integral dalam kehidupan.
4) Bidang ilmu dan kebudayaan
Ajaran islam bersikap terbuka dalam memahami kehidupan
melalui proses yang dipelajari secara sisetematis. Islam terbuka
untuk segala kebudayaan bahkan merangkul berbagai budaya yang
ada.
5) Bidang pendidikan
Ajaran Islam memiliki karakteristik yang sangat khas dalam
bidang pendidikan. Islam menekankan kemajuan pendidikan karena
dengan sarana adanya pendidikan maka manusia memiliki bekal
untuk lebih mengenal Tuhannya.
6) Bidang Sosial
Menurut Jalaludin Rahmad dalam Hasanah (2013:51)
menjelaskan bahwa Islam ternyata lebih menekankan pada urusan
muamalah daripada ibadah.
7) Bidang Ekonomi
Kosmologi kehidupan dunia harus seimbang, karena Islam
diperuntukkan untuk seluruh umat maka diperlukan sebuah upaya
yang bijak untuk mengelola dan memanfaatkan ciptaan Allah untuk
menunjang kelangsungan hidup manusia
6
C. Dimensi Dimensi Ajaran Islam
7
WahabKhallaf, A. Ilmu Ushulfiqh. (jakarta: Al-Majlis Al-A’la Indonesia lil Al-Da’wah
Al-Islamiyah, 1972), h.306
8
Ibid,. 310
9
Mustofa, A. AkhlaqTasawuf. (Bandung: Pustaka Setia, 1995), h.13
7
pada pemilihan pihak yang benar (dalam hal yang baik) atau pihak yang
jahat (dalam hal yang jahat).10
a. Islam
10
Ibid,.15
8
Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara faedah yang bisa dipetik
dari hadits ini ialah bahwa Islam itu terdiri dari 5 rukun. 11
b. Iman
c. Ihsan
Nabi juga ditanya oleh Jibril tentang ihsan. Nabi bersabda, “Yaitu
engkau beribadah kepada Alloh seolah-olah engkau melihat-Nya, maka
apabila kamu tidak bisa (beribadah seolah-olah) melihat-Nya, maka
sesungguhnya Dia melihatmu”. Syaikh Ibnu Utsaimin menjelaskan: Diantara
faedah yang bisa dipetik dari hadits ini adalah tentang pemahaman ihsan yaitu
seorang manusia menyembah Robbnya dengan ibadah yang dipenuhi rasa harap
11
Wahyudi, Ari. Islam, Iman, dan Ihsan, 2018
https://muslim.or.id/425-islam-iman-ihsan.html
9
dan keinginan, seolah-olah dia melihat-Nya sehingga diapun sangat ingin
sampai kepada-Nya, dan ini adalah derajat ihsan yang paling sempurna.
Tapi bila dia tidak bisa mencapai kondisi semacam ini maka hendaknya
dia berada di derajat kedua yaitu: menyembah kepada Alloh dengan ibadah
yang dipenuhi rasa takut dan cemas dari tertimpa siksa-Nya, sebab itulah Nabi
bersabda, “Jika kamu tidak bisa melihat-Nya maka sesungguhnya Dia
melihatmu” artinya jika kamu tidak mampu menyembah-Nya seolah-olah kamu
melihat-Nya maka sesungguhnya Dia melihatmu.12 Jadi tingkatan ihsan ini
mencakup perkara lahir maupun batin, yaitu ibadah dengan hati yang ikhlas dan
hanya berharap kepada-Nya.
12
Ibid,.
13
Hikmah, Nur. Aliran Pemikiran Islam
https://staimaarif-jambi.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/ISI-BUKU-2.pdf
10
gagasan Muktazilah. Ajaran pokok Ahlu sunnah wal jama’ah tidak
sepenuhnya sejalan dengan gagasan Imam al-Asy’ari.
Para pelanjutnya antara lain Imam Abu Manshur al-Maturidi yang
kemudian mendirikan aliran Maturidiyyah yang ajarannya lebih dekat
dengan muktazilah. Imam al-Maturidi pun memiliki pengikut yaitu al-
Bazdawi yang pemikirannya tidak selamanya sejalan dengan gagasan
gurunya.14
c. Aliran Fiqh
Kita telah mengenal sejumlah aliran hukum islam yaitu
Madrasah Madinah, Madrasah Kuffah, Aliran Hanafi, Aliran Maliki,
Aliran Syafi’I, Aliran Hanbali, Aliran Zhahiriyah dan Aliran Jaririyah.
Tidak ada informasi yang lengkap mengenai aliran-aliran hukum islam
karena banyak aliran hukum yang muncul kemudian menghilang karena
tidak ada yang mengembangkannya. Thaha Jabir Fayadl Al-Ulwani
menjelaskan bahwa mazdhab fiqih islam yang muncul setelah sahabat
dan kibar At-Tabi’in berjumlah 13 aliran, akan tetapi tidak semua aliran
itu dapat diketahui dasar dan metode istinbath hukum yang digunakannya.
d. Aliran Tasawuf
Pada dasarnya tasawuf merupakan ajaran tentang Al-Zuhd (Zuhud),
yang selanjutnya ia berkembang dan namanya diubah menjadi tasawuf
dan pelakunya disebut shufi. Zahid yang pertama adalah Al-Hasan A-
Basir. Dia pernah berdebat dengan Washil bin Atha’ dalam bidang
teologi, ia berpendapat bahwa orang mu’min tidak akan bahagia sebelum
berjumpa dengan Tuhan. Zahid dari kalangan perempuan adalah Rabi’ah
Al-Adawiyah dari Basrah, ia menyatakan bahwa ia tidak bisa
membenci orang lain, bahkan tidak dapat mencintai Nabi Muhammad
SAW, karenya cintanya hanya untuk Allah SWT.
Metode tasawuf dibagi menjadi 3 (tiga), Tahalli, adalah pengisian
diri untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, Takhalli yaitu
14
Ibid\
11
pengosongan diri sufi, sedangkan Tajalli merupakan penyatuan diri dengan
Tuhan.
e. Aliran Filsafat
a. Idealisme
b. Pragmatisme
c. Realisme
12
BAB III
PENUTUP
A. SIMPULAN
B. SARAN
Karya tulis ini masih jauh dari kata sempurna, oleh sebab itu kritik dan
saran sangan di harapkan oleh penulis agar karya tulis ini bisa di sajikan dan
memberi manfaat kepada yang membacanya. Wa allah A’lam.
13
DAFTAR PUSTAKA
Muhaimin, D. (2005). Kawasan dan Wawasan Studi Islam. Jakarta: Prenada Media.
https://muslim.or.id/425-islam-iman-ihsan.html
https://staimaarif-jambi.ac.id/wp-content/uploads/2017/08/ISI-BUKU-2.pdf
14