II.2.Serat kapas
Kutikula
Kutikula merupakan lapisan terluar yang mengandung lilin, pektin, dan protein, yang tahan
air, dan melindungi bagian dalam serat.
Dinding primer
Merupakan dinding sela yang asli yang mengandung selulosa, pektin, protein, dan zat yang
mengandung lilin. Selulosa ini berbentuk benang-benang yang sangat halus ataau fibril yang
susunannya membentuk spiral dengan sudut 65-70o mengelilingi sumbu serat.
Lapisan antara
Merupakan lapisan pertama dari dinding sekunder dan strukturnya sedikit berbeda dengan
dinding primer maupun sekunder.
Dinding sekunder
Merupakan lapisan-lapisan selulosa yaitu fibril-fibril yang membentuk spiral dengan sudut
20-30o mengelilingi sumbu serat.
Lumen
Merupakan ruang kosong di dalam serat yang bentuk dan ukurannya berbeda untuk tiap
serat. Lumen berisi zat-zat pada sisa protoplasma yang sudah kering dengan komposisi
terbesarnya adalah nitrogen.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada pencelupan dengan zat warna direk adalah
sebagai berikut :
Elektrolit
Penambahan elektolit ke larutan celup zat warna direk untuk memperbesar jumlah
zat warna yng terserap oleh serat, meskipun beraneka zat warna akan memiliki kepekaan
yang berbeda. Elektrolit yang ditambahkan berfungsi untuk megurangi atau menghilangkan
muatan negatif sehingga pada jarak yang cukup dekat molekul-molekul zat warna akan
tertarik karena gaya Van Der Waals.
Suhu
Pada umumnya peristiwa pencelupan adalah eksotermis, maka dalam keadaan
setimbang penyerapan zat warna pada suhu tinggi akan lebih sedikit apabila dibandingkan
penyerapan pada suhu rendah. Akan tetapi pada umumnya dalam pencelupan perlu
pemanasan untuk mempercepat reaksi. Peristiwa tersebut akan menyebabkan perubahan
ketuaan warna bila pencelupan dilakukan pada suhu mendidih.
Perbandingan Larutan
Perbandingan larutan adalah perbandingan antara besarnya larutan terhadap berat
bahan tekstil yang diproses, kenaikan konsentrasi zat warna dalam larutan akan menambah
besarnya penyerapan.
Pengaruh pH
Zat warna biasa digunakan dalam larutan netral. Penambahan alkali mempunyai
pengaruh menghambat penyerapan. Soda abu biasanya ditambahkan untuk mengurangi
kesadahan dalam air yang dipakai untuk memperbaiki kelarutan zat warna.
IV.4.Fungsi Zat
☼ Zat warna direk
Memberikan warna pada bahan sutera dan wool yang dicelup.
☼ Zat warna dispersi
Memberi warna pada polyester secara merata dan permanen
☼ Zat Pendispersi
Mendispersikan zat warna sehingga tersebar merata dalam larutan celup dan
mempercepat pembasahan dengan cara menurunkan tegangan permukaan.
☼ Teepol
Sabun berfungsi untuk menghilangkansisa zat warna yang menenpel pada permukaan
kain.
☼ Natrrium Karbonat
Membantu kelarutan detergen.
V. CARA KERJA
1. Masukkan Amonium Sulfat dan Zat Pendispersi kedalam bejana celup.
2. Masukkan Zat warna Dispersi dan zat warna Direk kedalam bejana celup.
Lalu ditambahkan Asam Asetat sehingga pH mencapai 6-
3. Masukkan bahan,kerjakan dalam temperatur 130 C selama 1 jam.
4. Setelah selesai lakukan proses RC lalu proses Iring.
CONTOH SAMPEL
Resep 1 Resep 2 Resep 3 Rerep 4
VII. DISKUSI
1. Hasil pencelupan menggunakan sistem one bath one stage ini memiliki kekurangan
yaitu dapat terjadi staining pada hasil pencelupan dimana warna kain yang dihasilkan
tidak akan seperti yang diharapkan, hal tersebut dikarenakan fiksasi dari masing-masing
zat warna dilakukan bersama-sama sehingga zat warna dispers akan sedikit menodai
pada bahan kapas ketika proses fiksasi ini. Salah satu solusi untuk mencegah terjadinya
staining ini dapat dilakukan proses RC setelah pencelupan.
2. Pengaruh proses RC menyebabkan zat warna yang tidak terfiksasi dapat hilang,
sehingga tidak terjadi stanning pada serat kapas. Apabila tidak dilakukan proses RC
maka kemungkinan zat warna Dispersi akan menodai serat kapas (selulosa) dan dapat
menyebabkan warna kontras yang diharapkan tidak muncul. Dengan adanya proses RC
ini maka diharapkan zat warna yang menodai serat kapas dapat tereduksi sehingga
menghasilkan warna yang kontras.
3. Setelah proses pencelupan zat warna direk pada kapas selesai, maka dilanjutkan proses
iring, dengan tujuan untuk memperbaiki tahan luntur zat warna direk yang sudah
terfiksasi pada serat kapas.
VIII. KESIMPULAN
1. Suhu tinggi baik digunakan untuk pencelupan serat poliester dengan zat warna dispersi
dengan suhu optimal adalah 130 C. Sedangkan suhu optimal untuk zat warna direk pada
pencelupan kapas berkisar 70-90 C.
2. Proses RC berpengaruh untuk menghilangkan zat warna dispersi yang tidak terfiksasi
dan menodai serat kapas. dengan proses RC ini akan mencul efek kontras yang
diharapkan.
IX. DAFTAR PUSTAKA