Anda di halaman 1dari 16

PENGANTAR MANAJEMEN

DISUSUN OLEH :

NAMA : FERNANDO SAPUTRA

NIM : 2021210069

YAYASAN PENDIDIKAN PRABUMULIH


JURUSAN SISTEM INFORMASI
KATA PENGANTAR

Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, saya
dapat menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu. Makalah disusun untuk
melengkapi tugas Mata kuliah Pengantar Manajemen.

Saya mengucapkan terimakasih kepada Bapak Sebri Hesinto selaku Dosen Mata


Kuliah Pengantar Manajemen karna telah mengizinkan saya melengkapi nilai saya
yang tertinggal.

Saya menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu, saran dan
kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Prabumulih, 09 November 2021

Fernando Saputra
BAB I

PENGANTAR MANAJEMEN

A.Pengertian Pengantar Manajemen


Manajemen berasal dari kata dalam bahasa Inggris “management” yang berasal dari kata ”
to manage” yang berarti “Mengurus atau tata laksana”. Sehingga Manajemen merupakan
bagaimana cara mengatur , membingbing serta memimpin semua orang yang menjadi
bawahannya agar usaha yang dikerjakan dapat mencapai suatu tujuan.

1.Pengertian Pengantar Manajemen Menurut Para Ahli


Berikut ini merupakan pengertian menejemen menurut para ahli:

 Oxford.
Manjemen iyalah proses berurusan dengan atau mengendalikan orang atau benda.

 William H Newman.
Manajemen merupakan fungsi yang berhubungan dengan memperoleh hasil tertentu.

 Drs. Oey.
manajemen merupakan perencanaan, pengorganisasian, pengatahan, pengkoordinasan
serta pengontrolan.

 Harold Koontz & O’ Donnel


Manajemen pada bukunya yang berjudul “Principles of Management” , “Manajemen
merupakan berhubungan dengan pencapaian tujuan yang dilakukan melalui orang
lain”(Dayat, n.d,p.6).

 George R. Terry (1994).


manajemen Pada buku dengan judul “Principles of Management” memberikan definisi
bahwa: “Manajemen merupakan suatu proses yang membedakan atas perencanaan,
pengorganisasian, penggerakkan pelaksanaan serta pengawasan, dengan memanfaatkan
baik ilmu maupun seni, agar dapat menyelesaikan tujuan yang ditetapkan sebelumnya”
(Dayat, n.d,p.6).

 Ensiclopedia of The Social Sciences.


Manajemen diartikan bahwa sebagai proses pelaksanaan suatu tujuan tertentu yang
diselenggarakan serta diarvasi.

 Mary Parker Follet.


Manajemen merupakan seni dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.

 Davis.
Manajemen merupakan fungsi dari setiap kepemimpinan eksekutif dimana pun.

 Chaster I Bernard.
2.Manajemen merupakan Ilmu dan Seni.

 Thomas H. Nelson.
Manajemen perusahaan iyalah ilmu dan seni memadukan ide-ide, fasilitas, proses, bahan
serta orang-orang untuk menghasilkan barang atau jasa yang dapat bermanfaat dan
menjualnya untuk mendapat menguntungkan.

 G.R. Terri.
Manajemen Iyalah sebagai proses yang khas yang terdiri atas perencanaan,
pengorganisasian, pelaksanaan serta pengawasan yang dilakukan untuk menentukan dan
usaha mencapai untuk sasaran-sasaran dengan memanfaatkan sumber daya manusia dan
sumber daya lainnya.

 James A. F. Stoner.
Manajemen diartikan bahwa sebagai proses perencanaan, pengorganisasian,
kepemimpinan, dan pengawasan upaya (usaha-usaha) anggota organisasi serta
menggunakan semua sumber daya organisasi untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan.

 Oei Liang Lie.


Manajemen merupakan ilmu dan seni perencanaan pengorganisasian, pengarahan,
pengkoordinasian dan pengawasan sumber daya(Resource) manusia dan alam, terutama
pada sumber daya manusia untuk mencapai tujuan yang ditentukan.

B.Struktur Pengantar Manajemen


Prinsip manajemen merupakan dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok dan
tidak boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan.

 Pembagian kerja yang berimbang


Dalam membagi-bagikan tugas serta jenisnya kepada semua karyawan, seorang manajer
hendak bersifat dengan adil.

 Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab


Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas serta jelas pada Setiap
karyawan hendaknya diberikan wewenang sepenuhnya untuk melaksanakan tugasnya
dengan baik serta dapat mempertanggung jawabkan kepada atasan secara langsung.

 Disiplin
Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha(kegiatan nyata)

 Kesatuan perintah
Setiap karyawan hendaknya hanya menerima satu jenis perintah dari seorang atasan
langsung.

 Kesatuan arah
proses yang dilakukan harus mempunyai tujuan yang sama serta dipimpin oleh seorang
atasan langsung yang didasarkan pada rencana kerja yang sama
C.Fungsi dan Tujuan Pengantar Manajemen
manajemen itu sendiri merupakan serangkaian tahap kegiatan mulai awal melakukan
kegiatan sampai akhir tercapainya tujuan kegiatan. Pembagian fungsi pada manajemen
menurut beberapa ahli manajemen, di antaranya iyalah :

1. Menurut Dalton E.M.C. Farland (1990) dalam “Management Principles and


Management”, fungsi manajemen terbagi menjadi 3 yaitu :

1. (Planning) Perencanaan.
2. (Organizing) Pengorganisasian.
3. (Controlling) Pengawasan.

2. Menurut George R. Ferry (1990) dalam “Principles of Management”, proses


manajemen terbagi menjadi 4 yaitu :

1. (Planning)  Perencanaan.
2. (Organizing) Pengorganisasian.
3. (Controlling) Pengawasan.
4. (Activating) Pelaksanaan .

3. Menurut H. Koontz dan O’Donnel (1991) dalam “The Principles of Management”,


proses dan fungsi manajemen terbagi menjadi 4 yaitu :

1. (Planning) Perencanaan .
2. (Organizing) Pengorganisasian.
3. (Controlling) Pengawasan.
4. (Directing) Pengarahan.

Fungsi – Fungsi Pengantar Manajemen


Berikut ini fungsi – fungsi dari menejemen.

 Fungsi perencanaan
Pada hakekatya perencanaan adalah proses pengambilan keputusan yang merupakan
dasar bagi kegiatan-kegiatan ekonomis serta efektif pada waktu yang akan datang.

 Fungsi pengorganisasian
Fungsi Pengorganisasian dapat didefinisikan sebagai proses menciptakan hubungan-
hubungan antara fungsi, personalisasi serta faktor fisik agar kegiatan harus
dilaksanakan,disatukan serta diarahkan pada pencapaian tujuan bersama.

 Fungsi pengarahan
Pengarahan merupakan fungsi manajemen yang menstimulir tindakan-tindakan agar benar-
benar dilaksanakan.

 Fungsi pengkoordinasi
Suatu usaha yang terkoordinir iyalah di mana kegiatan karyawan itu harmonis , terarah serta
diintergrasikan untuk mencapai tujuan bersama.

 Fungsi pengawasan
Fungsi pengawasan pada hakekatnya mengatur apakah kegiatan sesuai dengan
persyaratan-persyaratan yang ditentukan dalam rencana untuk mencapai tujuan.
Konsep Pengantar Manajemen Masa Depan

1. Manajemen  bertujuan meningkatkan produktivitas,ROI serta kualitas hidup manusia.


2. Manajemen  mendasarkan tindakannya pada aspek kuantitatif serta perilaku
manusia.
3. Manajemen masa depan akan menghadapi isu inflasi, sumber daya(resource) yang
makin langka, nilai sosial budaya masyarakat, teknologi, hubungan karyawan dan
manajemen, etika dan tanggung jawab sosial, konflik-konflik serta globalisasi.
4. Manajemen masa depan akan menghadapi masalah yang datang dari sektor industri
dengan jasa dan untuk itu perlu informasi yang dicari dengan sistem informasi
manajemen yang baik.

Prinsip – Prinsip Pengantar Manajemen


 Prinsip manajemen adalah dasar-dasar atau pedoman kerja yang bersifat pokok yang tidak
boleh diabaikan oleh setiap manajer/pimpinan. Dalam prakteknya harus diusahakan agar
prinsip-prinsip manajemen ini hendaknya tidak kaku, melainkan harus luwes, yaitu bisa saja
diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan. Prinsip-prinsip manajemen terdiri atas :

 Pembagian kerja yang berimbang Dalam membagi-bagikan tugas dan jenisnya


kepada semua kerabat kerja, seorang manajer hendaknya bersifat adil, yaitu harus
bersikap sama baik dan memberikan beban kerja yang berimbang.
 Pemberian kewenangan dan rasa tanggung jawab yang tegas dan jelas Setiap
kerabat kerja atau karyawan hendaknya diberi wewenang sepenuhnya untuk
melaksanakan tugasnya dengan baik dan mempertanggung jawabkannya kepada
atasan secara langsung.
 Kesatuan perintah Setiap karyawan atau kerabat kerja hendaknya hanya menerima
satu jenis perintah dari seorang atasan langsung (mandor/kepala seksi/kepala
bagian), bukan dari beberapa orang yang sama-sama merasa menjadi atasan para
karyawan/kerabat kerja tersebut.
 Disiplin adalah kesedian untuk melakukan usaha atau kegiatan nyata (bekerja sesuai
dengan jenis pekerjaan yang menjadi tugas dan tanggung jawabnya) berdasarkan
rencana, peraturan dan waktu (waktu kerja) yang telah ditetapkan.
 Kesatuan arah Kegiatan hendaknya mempunyai tujuan yang sama dan dipimpin oleh
seorang atasan langsung serta didasarkan pada rencana kerja yang sama (satu
tujuan, satu rencana, dan satu pimpinan).Jika prinsip ini tidak dilaksanakan maka
akan timbul perpecahan diantara para kerabat kerja/karyawan. Karena ada yang
diberi tugas yang banyak dan ada pula yang sedikit, padahal mereka memiliki
kemampuan yang sama (Dayat,n.d,pp.7-9).

Bidang – Bidang Pengantar Manajemen


Berikut ini Bidang dalam Manajemen.

1. Manajemen Sumber Daya Manusia.


2. Manajemen Operasi atau Produksi
3. Manajemen Strategi.
4. Manajemen Pemasaran.
5. Manajemen Keuangan.
6. Manajemen Informasi Teknologi
BAB II
SEJARAH PERKEMBANGAN MANAJEMEN

A. Perkembangan Ilmu Manajemen


Pada perkembangan peradaban rnanusia, ilmu terbagi dalam tiga kelompok besar, yaitu :

1. Ilmu yang mempelajari setia/seluruh gejala, bentuk dan eksistensinya yang erat
hubungannya dengan alam beserta isinya dan secara universal mempunyai sifat yang pasti
dan sarna serta tidak dipisahkan oleh ruang dan waktu, disebut ilmu eksakta, contoh : fisika,
kimia dan biologi.

2. IImu yang mempelajari seluruh gejala rnanusia dan eksistensinya dalam hubungannya
pada setiap aspek kehidupan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat dinamakan ilmu
sosial/non eksakta, misalnya : ekonomi, politik, psikologi, sosiologi, hukum, administrasi dan
lain-lain.

3. IImu humaniora, kumpulan pengetahuan yang erat hubungannya dengan seni, misalnya :
seni tari, seni lukis, seni sastra, dan seni suara.

IImu manajemen merupakan salah satu disiplin ilmu sosial. Pada tahun 1886 Frederick W.
Taylor melakukan suatu percobaan time and motion study dengan teorinya ban berjalan.
Dari sini lahirlah konsep teori efisiensi dan efektivitas.

Kemudian Taylor menulis buku berjudul The Principle of Scientific Management (1911) yang
merupakan awal dari lahirnya manajemen sebagai ilmu. Di samping itu ilmu manajemen
sebagai ilmu penegtahuan mempunyai ciri-ciri sebagai berikut :

1. Adanya kelompok manusia, yaitu kelompok yang terdiri atas dua orang atau lebih.

2. Adanya kerjasama dari kelompok tersebut.

3. Adanya kegiatan Iproses/usaha

4. Adanya tujuan

Selanjutnya ilmu manajemen merupakan kumpulan disiplin ilmu sosial yang mempelajari
dan melihat manajemen sebagai fenomena dari masyarakat modem. Dimana fenomena
masyarakat modem itu merupakan gejala sosial yang membawa perubahan terhadap
organisasi. Ada beberapa adalah faktor-faktor yang dapat mempengaruhi kehidupan suatu
organisasi, yaitu :

1. Tekanan pemilik perusahaan

2. Kemajuan teknologi

3. Saingan baru

4. Tuntutan masyarakat

5. Kebijaksanaan pemerintah

6. Pengaruh dunia Internasional


Pada kenyataannya rnanajemen sulit dedifenisikan karena tidak ada defenisi manajemen
yang diterima secara universal. Mary Parker Follet mendefenisikan manajemen sebagai seni
dalam menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain. Defenisi ini rnengandung arti bahwa
para manajer untuk mencapai tujuan organisasi melalui pengaturan orang lain untuk
melaksanakan berbagai tugas yang mungkin dilakukan. Manajemen memang bisa berarti
seperti itu, tetapi bisa juga mempunyai pengertian lebih dari pada itu. Sehingga dalam
kenyataannya tidak ada defenisi yang digunakan secara konsisten oleh semua orang.
Stoner mengemukakan suatu defenisi yang lebih kompleks yaitu sebagai berikut :

“Manajemen adalah suatu proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan


pengawasan, usaha-usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber dayasumber
daya organisasi lainnya agar rnencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan”.

Dari defenisi di atas terlihat bahwa Stoner telah rnenggunakan kata “proses”, bukan “seni”.
Mengartikan manajernen sebagai “seni” mengandung arti bahwa hal itu adalah kemampuan
atau ketrampilan pribadi. Sedangkan suatu “proses” adalah cara sistematis untuk
rnelakukan pekerjaan. Manajemen didefenisikan sebagai proses karena semua manajer
tanpa harus rnemperhatikan kecakapan atau ketrampilan khusus, harus melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang saling berkaitan dalam pencapaian tujuan yang diinginkan.

Berdasarkan uraian diatas disimpulkan bahwa pada dasarnya manajemen merupakan


kerjasama dengan orang-orang untuk menentukan, menginterpretasikan dan mencapai
tujuan-tujuan organisasi dengan pelaksanaan fungsi-fungsi perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (actuating), dan pengawasan (controlling).
Sampai sekarang belum ada suatu teori manajernen dapat diterapkan pada semua situasi.
Seorang manajer akan menjumpai banyak pandangan tentang manajemen.

Setiap pandangan mungkin berguna untuk berbagai masalah yang berbeda-beda. Ada tiga
aliran pemikiran manajemen yaitu :

a. Aliran klasik

b. Aliran hubungan manusiawi

c. Aliran manajemen modem Tingkatan manajemen dalam organisasi akan membagi


manajer menjadi tiga golongan yang berbeda :

1. Manajer lini pertama Tingkat paling rendah dalam suatu organisasi yang memimpin dan
menagwasi tenaga-tenaga operasional disebut manajemen lini (garis) pertama.

2. Manajer menengah Manajemen menengah dapat meliputi bebrapa tingkatan dalam suatu
organisasi. Para manajer menengah membawahi dan mengarahkan kegiatan-kegiatan para
manajer lainnya dan kadang-kadang juga karyawan operasional.

3. Manajer puncak Klasifikasi manajer training pada suatu organisasi. Manajemen puncak
bertanggung jawab atas keseluruhan manajemen organisasi.

B.Aliran Hubungan Manusiawi


Pada tahap aliran perilaku atau hubungan manusiawi organisasi melihat pada hakikatnya
adalah sumber daya manusia. Aliran ini mernandang aliran klasik kurang lengkap karena
terlihat kurang mampu rnewujudkan efisiensi produksi yang sempurna dengan
keharmonisan di tempat kerja. Manusia dalam sebuah organisasi tidak selalu dapat dengan
mudah diramalkan prilakunya karena sering juga tidak rasional. Oleh sebab itu para manajer
perlu dibantu dalam menghadapi rnanusia, melalui antar lain ilmu sosiologi dan psikologi.
Ada tiga orang pelopor aliran perilaku yaitu :
1. Hugo Munsterberg (1863 -1916) yaitu Bapak Psikologi Industri. Sumbangannya yang
terpenting adalah berupa pernanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan
produktivitas sarna seperti dengan teori-teori manajemen lainnya. Bukunya “Psychology and
Indutrial Efficiency”, ia memberikan 3 cara untuk meningkatkan produktivitas:

a. Menempatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang pekerjaan yang
akan dikerjakannya.

b. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat psikologis untuk
memaksimalkan produktivitas.

c. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling tepat dalam
mendorong karyawan.

2. Elton Mayo (1880 -1949) gerakan memperkenalkan hubungannya yang diartikan sebagai
satu gerakan yang memiliki hubungan timbal batik manajer dan bawahan sehingga mereka
secara serasi mewujudkan kerjasama yang memuaskan, dan tercipta semangat dan
efisiensi kerja yang memuaskan. Disini terlihat adanya peran faktor-faktor sosial dan
psikologis dalam memberi dorongan kerja kepada karyawan. Satu hal yang menarik dari
hasil percobaan Mayo dengan kawan-kawan adalah rangsangan uang tidak menyebabkan
membaiknya produktivitas.

Mereka menyatakan dalam meningkatkan produktivitas adalah satu karena sikap yang
dimiliki karyawan yang merasa manajer ataupun atasannya memberikan perhatian yang
cukup terhadap kesejahteraan mereka yang dikenal dengan sebutan “Hawthorne effect”,
Selain itu, juga ditemukan pengaruh kehidupan lingkungan sosial dalam kelompok yang
lebih informal lebih besar pengaruhnya terhadap produktivitas.

Mayo beryakinan terhadap konsepsnya yang terkenal dengan “Social man” yaitu
seharusnyalah dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan sosial dalam hubungan yang lebih
efektif daripada pengawasan ataupun pengendalian manajemen. Konsep “socialmanl”dapat
menggantikan konsep “rational man” yaitu seseorang bekerja didorong semata-mata oleh
kebutuhan ekonomis pribadi yang terkenal dengan julukan “rational economic man” yang
oleh Robert Owen diperkenalkan dengan istilah “vital machine”.

Dalam pendidikan dan pelatihan bagi para manajer dirasa semakin pentingnya “people
management skillsl” daripada “engineering atau technicall skillsl”, Sehingga konsep
dinamika kelompok dalam praktek manajemen lebih penting daripada manajemen atas
dasar kemampuan perseorangan (individu),

Walaupun demikian ada beberapa kelemahan temuan Mayo yang dinyatakan oleh orang-
orang yang beranggapan kepuasan karyawan bersifat kompleks, karena selain ditentukan
oleh lingkungan sosial, juga oleh faktor-faktor lainnya yaitu tingkat gaji, jenis pekerjaan,
struktur dan kultur organisasi, hubungan karyawan manajemen dan lain-lain. Gerakan
hubungan manusia terus berkembang dengan munculnya pemikiranpemikiran lain yang juga
tergolong dalam aliran perilaku yang labih maju.

Penggunaan ilmu-ilmu sosial seperti Sosiologi, Psikologi, dan Antropologi terus


dipergunakan dengan penelitian yang lebih sempurna, dan para penelitinya lebih dikenal
dengan sebutan “behavioral scientists” daripada ‘human relations theorists”. Di antara
mereka yang terkenal adalah Argyris, Maslow and Mc Gregor yang lebih mengutamakan
konsep “self actualizing man” daripada hanya sekedar “social man” dalam memberi
dorongan kepada karyawan. Teori Mayo ini pun kemudian lebih ditingkatkan dengan
pendapat bahwa rnanusia tidak hanya didorong oleh berbagai kebutuhan yang dikenal
dengan konsep “complex-man”.
Karena tidak ada dua orang yang persis sarna, oleh sebab itu seorang manajer yang efektif
akan berusaha mempelajari kebutuhan-kebutuhan setiap individu yang terkait dalam
organisasinya agar dapat mempengaruhi individu tersebut.

3. William Ouchi (1981) William Ouchi, dalam bukunya “theory Z -How America Business
Can Meet The Japanese Challen ge (1981)”, memperkenalkan teori Z pada tahun 1981
untuk menggambarkan adaptasi Amerika atas perilaku Organisasi Jepang. Teori beliau
didasarkan pada perbandingan manajemen dalam organisasi. Jepang disebut tipe
perusahaan Jepang dengan manajemen dalam perusahaan Amerika -disebut perusahaan
tipe Amerika. Berikut adalah perbedaan organisasi tipe Amerika dan tipe Jepang.

Sumbangan para ilmuan yang beraliran hubungan manusiawi ini terlihat dalam peningkatan
pemahaman terhadap motivasi perseorangan, perlaku kelompok, ataupun hubungan antara
pribadi dalam kerja dan pentingnya kerja bagi manusia. Para manajer diharapkan semakin
peka dan terampil dalam menangani dan berhubungan dengan bawahannya. Bahkan
muncul berbagai jenis konsep yang lebih mengaji pada masalah-masalah kepemimpinan,
penyelesaian perselisihan, memperoleh dan memanfaatkan kekuasaan, perubahan
organisasi dan konsep komunikasi.

Walaupun demikian aliran ini tidak bebas dari kritikan, karena di samping terlalu umum,
abstrak dan kompleks, sukar sekali bagi manajer untuk menerangkan tentang perilaku
manusia yang begitu kompleks dan sukar memilih nasehat ilmuwan yang mana yang
sebaiknya harus dituruti dalam mencapai solusi di dalam perusahaan.

Aliran Manajemen Modern


Muncul aliran ini lebih kepada aliran kuantitatif merupakan gabungan dari Operation
Research dan Management Science. Pada aliran ini berkumpul para sarjana matematika,
pisik, dan sarjana eksakta lainnya dalam memecahkan masalahmasalah yang lebih
kompleks. Tim sarjana ini di Inggris, di Amerika Serikat, sesudah perang Dunia II dikenal
dengan sebutan “OR Tema” dan setelah perang dimanfaatkan dalam bidang industri.
Masalah-masalah ruwet yang memerlukan “OR Tim” ini antara lain di bidang transportasi
dan komunikasi.

Kehadiran teknologi komputer, membuat prosedur OR lebih diformasikan menjadi aliran


IImu Manajemen Modem. Pengembangan model-model dalam memecahkan masalah-
masalah manajemen yang kompleks. Adanya bantuan komputer, maka dapat memberi
pemecahan masalah yang lebih berdasar rasional kepada para manajer dalam membuat
putusan-putusannya. Teknik-teknik ilmu manajemen ini membantu para manajer organisasi
dalam berbagai kegiatan penting, seperti dalam hat penganggaran modal, manajemen cash
flow, penjadwalan produksi, strategi pengembangan produksi, perencanaan sumber daya
manusia dan sebagainya.

Aliran ini juga memiliki kelemahan karena kurang memberi perhatian kepada hubungan
manusia. Oleh karena itu sangat cocok untuk bidang perencanaan dan pengendalian, tetapi
tidak dapat menjawab masalah-masalah sosial individu seperti motivasi, organisasi dan
kepegawaian. Konsep dari aliran ini sebenarnya sukar dipahami oleh para manajer karena
dapat menyangkut kuantitatif sehingga para manajer itu merasa jauh dan tidak terlibat
dengan penggunaan teknik-teknik ilmu manajemen yang sangat ilmiah dan kompleks.

C.Perkembangan Teori Manajemen


Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan di atas ternyata sampai sekarang
berkembang terus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu manajemen memberikan
pendekatan yang penting dalam meneliti, menganalisis dan memecahkan masalahmasalah
manajemen. Demikian pula aliran klasik yang telah berkembang ke arah pemanfaatan hasil-
hasil penelitian dari aliran lain dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut
pendekatan sistem dan kontingensi.

Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan operasi manajemen. Dengan terjadinya
proses perkembangan yang saling berkaitan di antara berbagai aliran ini, maka kemudian
sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan antara aliran-aliran ini.

Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga saat ini yang dilihat dari
lima sisi yaitu :

1. Dominan, yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari masing-
masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori manajemen.

2. Divergensi, yaitu dimana ketiga aliran masing-masing berkemabng sendiri-sendiri tanpa


memanfaatkan pandangan aliran-aliran lainnya.

3. Konvergensi, yang menampilkan aliran dalam satu bentuk yang sarna sehingga batas
antara aliran nlenjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang sudah terjadi sekalipun
bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat bentuk dominan dari satu
rnazhab terhadap yang lain.

4. Sintesis, berupa pengembangan menyeluruh yang lebih bersitat integrasi dari aliran-aliran
seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontingensi.

5. Proliferasi, merupakan bentuk perkembangan teori manajemen dengan munculnya teori-


teori manajenlen yang baru yang memusatkan perhatian kepada satu permasalahan
manajenlen tertentu.

Seperti kita ketahui hingga saat organisasi bisnis nlerupakan penciptaan pengetahuan dan
menjadi sumber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini dapat dilihat bagaimana
perusahaan-perusahaan Jepang dan perusahaan besar lain di belahan dunia ini berhasil
dan berkembang karena keahlian danpengalaman dari para manajer dan perusahaan
secara keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, service, system, produk.

Adanya inovasi yang terns menerus sebenamya rnerupakan inisiatif dari individual dan
interaksi datam kelompok sehingga perubahan terns teljadi merupakan hasil dari
pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan pengetahuan baru. Seperti yang
dikatakan oleh Ikuijiro Nanoka dakam bukunya Knowledge Creating Company (1995), yang
dikutip dari Dirlanudin (hal. 10, 1996) bahwa pengembangan kerangka kelja teori khususnya
teori manajemen adalah :

“pengembangan kerangka kerja teori, dengan menjelaskan pada dua dimensi,


epistemological dan ortological mengenai kreasi pengetahuan organisasional. Dimensi
epistemological yang digambarkan pada garis vertikal, yang mana konversi pengetahuan
tacit dan pengetahuan eksplisit. Sedangkan dimensi ortologi yang mewakili garis horisontal,
dimana pengetahuan diciptakan melalui individu-individu yang kemudian ditransformasi
pada pengetahuan tingkat kelompok, organisasi dan antar organisasi dan berinteraksi
secara terus-menerus”.
BAB III
Perkembangan Teori Manajemen

Perkembangan teori manajemen terjadi dari masa ke masa, mulai dari teori manajemen
ilmiah sampai teori manajemen modern.

Tokoh-tokoh dari teori manajemen ilmiah ini antara lain, F.W. Taylor, Frank dan LIlian
Gilbreth, H. Gantt, dan H. Emerson.

Teori manajemen ilmiah menerangkan secara ilmiah metode terbaik untuk melaksanakan
tugas apapun, dan untuk menyeleksi, melatih dan memotivasi pekerja. Tujuannya adalah
kebutuhan untuk meningkatkan produktivitas.

Teori manajemen ilmiah ini berkembang pada tahun 1870 hingga 1930. Pada kisaran tahun
1900-1940, muncul teori organisasi klasik.

Teori ini memiliki empat prinsip dasar untuk mencapai sistem pembagian kerja dan
wewenang yang optimal.
Pertama adalah adanya spesialisasi berdasar pada sasaran tugas. Kemudian, pekerjaan
yang memerlukan suatu proses tertentu dikumpulkan menjadi satu.

Selanjutnya, spesialisasi menurut klien.  Terakhir adalah pekerjaan yang dilakukan di daerah
geografis yang sama dikumpulkan menjadi satu.

Setelah teori organisasi klasik, muncul teori hubungan manusiawi pada tahun 1930. Para
tokoh teori manajemen ini adalah  Hawthorne Studies, Elton Mayo, Fritz Roethlisberger, dan
Hugo Munsterberg.

Teori yang muncul paling terakhir adalah teori manajemen modern pada tahun 1940. Hingga
saat ini, teori ini yang masih digunakan.

Tokoh-tokoh dari teori manajemen ini adalah A. Maslow, C. Argyris, D. McGregor, E. Schien,
D. McCleland, R. Blake & J. Mouton, E. Dale, dan Peter Drucker.

Untuk mengetahui secara jelas perbedaan pemikiran tokoh-tokoh teori manajemen dari
masa ke masa, berikut adalah uraian teori manajemen  berdasarkan pemikiran tokoh dari
tiap masanya.

Teori Manajemen Ilmiah (1870-1930)


Salah satu tokoh teori manajemen ilmiah adalah Frederick Winslow Taylor. Taylor adalah
manajer dan penasihat perusahaan dan merupakan salah satu tokoh terbesar manajemen.
Ia dikenal sebagai bapak manajemen ilmiah.

Berdasarkan penelitian dan analisisnya, ditetapkan beberapa prinsip baru yang


menggantikan prinsip lama, yaitu sistem trial and error.

Kesimpulan dari penelitiannya adalah perusahaan akan mendapatkan hasil yang


memuaskan apabila pekerjaan yang akan dilaksanakan direncanakan dengan
memperhatikan segi teknologi maupun pelaksananya (manusia).
Terdapat tiga makalah yang merupakan hasil pemikiran Taylor tentang teori manajemen,
yaitu Shop Management, The Principle of Scientific Management, dan Testimony before The
Special House Committee.

Ketiga makalah tersebut diterbitkan menjadi sebuah buku dengan judul Scentific


Management.

Berdasarkan bukunya, Scientific Management, terdapat empat prinsip yang


dirumuskan Taylor:
1. Menghilangkan sistem coba-coba dan menggantinya dengan metode ilmu
pengetahuan di setiap kegiatan manajemen;
2. Memilih pekerjaan terbaik untuk setiap tugas tertentu. Langkah selanjutnya adalah
memberikan latihan dan pendidikan kepada pekerja;
3. Pekerja harus menerapkan ilmu pengetahuan di dalam menjalankan pekerjaannya;
4. Antara pimpinan dan pekerja harus terdapat kerjasama yang baik.
Terdapat beberapa penelitian dan observasi yang dilakukan oleh Taylor, di antaranya
adalah studi gerak dan waktu (time and motion study).

Dalam studi ini, seorang manajer harus mampu menentukan hal yang terbaik dalam
pengerjaan suatu tugas melalui penganalisaan, observasi, dan serangkaian percobaan.

Percoban yang dilakukan Taylor adalah mencari berat terbaik untuk muatan skop supaya
hasil yang didapat maksimal dan pengerjaannya dapat dilakukan dengan mudah.

Selain itu, Taylor juga mengembangkan suatu observasi  yang disebut organisasi
fungsional. Organisasi fungsional ini terbagi menjadi dua, yaitu perencanaan dan
pelaksanaan.

Pada perencanaan, manajer dibagi dalam beberapa kategori dengan nama route clerk,
instruction card clerk, dan time and cost clerk.

Sedangkan dalam tahap pelaksanaan, dikenal manajer dengan nama gang boss, speed
boss, repair boss, dan inspector. Sementara itu, di pabrik dikenal dengan
nama disciplinarian.

Taylor juga mengembangkan teori  yang dikenal dengan nama The Taylor Differential Rate
System. Teori ini mengenai upah per potong minimum dan upah per potong maksimum.

Maksud dari penetapan ini adalah untuk memotivasi karyawan supaya dapat bekerja
maskimal.

Upah per potong minimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan sama dengan
standar atau di bawah standar.

Sementara itu, upah per potong maksimum diberikan kepada pekerja yang menghasilkan di
atas standar.
Teori Organisasi Klasik (1900-1940)
Salah satu tokoh teori organisasi klasik adalah Henry Fayol (1841-1925). Fayol
mengemukakan teori dan teknik administrasi sebagai dasar pengelolaan organisasi
yang kompleks.

Hal ini diungkapkan dalam bukunya yang berjudul Administration Industrielle et


General (General and Industrial Management).

Fayol dan Taylor mengemukakan hal-hal yang sama dimana prinsip-prinsip manajemen
tertentu harus dipelajari oleh baik manajer maupun karyawan. 

Akan tetapi, fayol lebih menitikberatkan kepada manajer tingkat bawah, sementara Taylor
kepada manajer tingkat menengah dan atas.

Dalam teori menurut Fayol, manajemen dibagi ke dalam lima unsur, yaitu perencanaan,
pengorganisasian, pemberian perintah, pengoordinasian, dan pengawasan.

Selain kelima unsur tersebut, Fayol membagi enam kegiatan manajemen, yaitu teknik
produksi dan manufakturing produk, komersial, keuangan, keamanan, akuntansi, dan
manajerial.

Berikut 14 prinsip manajemen menurut Fayol:


1. Devision of Work (spesialisasi dalam pekerjaan). Dengan adanya spesialisasi akan
meningkatkan efisiensi pelaksanaan kerja.
2. Authority and Responsibility (Kewenangan dan tanggung jawab). Kewenangan
adalah hak untuk memberi perintah dan kekuasaan untuk dipatuhi. Wewenang dibagi
menjadi dua, yaitu wewenang personal dan wewenang offisial.  Wewenang personal
bersumber pada intelegensi, pengalaman nilai moral, kesanggupan  untuk memimpin.
Sementara itu, wewenang offisial adalah wewenang resmi yang diterima dari atasannya.
Tanggung jawab adalah tugas dan fungsi yang harus dikerjakan.
3. Dicipline (Disiplin).
4. Unity of Command (Kesatuan Instruksi). Setiap bawahan hanya menerima instruksi
dari satu atasan. Hal ini untuk menghilangkan saling lempar tanggung jawab.
5. Unity of Direction (Kesatuan Pengarahan). Kegiatan dengan tujuan sama harus
diarahkan oleh satu orang yang sama.
6. Subordination of Individual Interest to Generale Interest. Kepentingan seseorang
tidak boleh di atas kepentingan bersama atau organisasi.
7. Renumeration. Gaji pegawai merupakan harga servis atau layanan yang diberikan.
8. Centralization (Pemusatan).
9. Scalar Chain (Garis Wewenang). Alur komunikasi yang bermula dari dan kembali ke
kekuasaan terakhir.
10. Order. Setiap orang seharusnya ditempatkan pada posisi yang tepat sesuai dengan
kemampuan, bakat, dan minatnya.
11. Equity (Kesamaan). Persamaan perlakuan dalam organisasi kepada pekerja perlu
dilakukan sehingga pekerjaan dapat dilaksanakan dengan baik.
12. Stability of Tonure of  Personel. Pekerja memerlukan adaptasi dalam pekerjaan
barunya. Seorang pekerja yang sering mengalami perubahan pekerjaan dalam suatu
organisasi akan mengalami hambatan karena perlunya proses adaptasi. Hal ini tentu akan
menurunkan produktivitas organisasi.
13. Initiative (Inisiatif). Setiap bawahan perlu diberi kekuasaan dan kebebasan dalam
berpendapat, menjalankan dan menyelesaikan rencananya.
14. Esprit the Corps. Persatuan adalah keleluasaan, pelaksanaan operasi organisasi
perlu memiliki kebanggaan, keharmonisan dan kesetiaan dari para anggotanya yang
tercermin dalam semangat korps.

Hubungan Manusiawi / Neo Klasik (1930-1940)


Teori ini lahir karena pendekatan klasik tidak sepenuhnya menghasilkan efisiensi seperti
yang diharapkan.

Teori ini melengkapi organisasi klasik dengan pandangan sosiologi dan psikologi. Salah satu
tokoh teori hubungan manusiawi adalah Hugo Munsterberg.

Hugo Munsterberg (1863-1916)


Hugo merupakan Bapak psikologi industry. Bukunya Psychology and Industrial
Efficiency menguraikan bahwa diperlukan tiga hal untuk mencapai produktivitas, yaitu
penemuan best possible person, penciptaan best possible work, dan penggunaan best
possible effect.

Teori Manajemen Modern (1940-sekarang)


Tokoh manajemen pada masa ini adalah Douglas McGregor yang terkenal dengan teori x
dan y. Teori xy ini merupakan salah satu teori perilaku.

Teori xy ini diungkap McGregor dalam bukunya, The Human Side Enterprise. Dalam buku
ini, diuraikan para manajer atau pemimpin organisasi memiliki dua jenis pandangan
terhadap para pegawai atau karyawan yaitu teori x atau teori y.

Menurut asumsi teori X dari McGregor ini bahwa orang-orang ini pada hakekatnya adalah:

o Pada dasarnya pegawai tidak menyukai pekerjaan, jika mungkin berusaha


menghindarinya.
o Karena pegawai tidak menyukai pekerjaan, maka mereka harus dipaksa,
dikendalikan, atau diancam dengan hukuman untuk mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan.
o Para pegawai akan mengelakkan tanggung jawab dan mencari pengarahan yang
formal sepanjang hal itu terjadi.
o Kebanyakan pegawai menempatkan rasa aman di atas faktor lain yang berhubungan
dengan pekerjaan yang akan memperlihatkan sedikit ambisi.
Untuk menyadari kelemahan dari asumí teori X itu maka McGregor memberikan alternatif
teori lain yang dinamakan teori Y.

Secara keseluruhan asumís teori Y mengenai manusia adalah sebagai berikut:


o Pekerjaan itu pada hakekatnya seperti bermain dapat memberikan kepuasan kepada
orang. Keduanya bekerja dan bermain merupakan aktiva-aktiva fisik dan mental. Sehingga
di antara keduanya tidak ada perbedaan, jika keadaan sama-sama menyenangkan.
o Manusia dapat mengawasi diri sendiri, dan hal itu tidak bisa dihindari dalam rangka
mencapai tujuan-tujuan organisasi.
o Kemampuan untuk berkreativitas di dalam memecahkan persoalan-persoalan
organisasi secara luas didistribusikan kepada seluruh karyawan.
o Motivasi tidak saja berlaku pada kebutuhan-kebutuhan social, penghargaan dan
aktualisasi diri tetapi juga pada tingkat kebutuhan-kebutuhan fisiologi dan keamanan.
o Orang-orang dapat mengendalikan diri dan kreatif dalam bekerja jika dimotivasi
secara tepat.
Dengan memahami asumís dasar teori Y ini, McGregor menyatakan selanjutnya bahwa
merupakan tugas yang penting bagi menajemen untuk melepaskan tali pengendali dengan
memberikan kesempatan mengembangkan potensi yang ada pada masing-masing individu.

Motivasi yang sesuai bagi orang-orang untuk mencapai tujuannya sendiri sebaik mungkin,
dengan memberikan pengharaan usaha-usaha mereka untuk mencapai tujuan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai