Skripsi Upload
Skripsi Upload
SKRIPSI
Oleh
RYAN HENDRATA
201542025
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS KALTARA
TANJUNG SELOR
2018
DAMPAK PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU (DOB)
PROVINSI KALIMANTAN UTARA TERHADAP STABILITAS
PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BULUNGAN
SKRIPSI
Oleh:
RYAN HENDRATA
201542025
UNIVERSITAS KALTARA
TANJUNG SELOR
2018
DAMPAK PEMBENTUKAN DAERAH OTONOMI BARU TERHADAP
STABILITAS PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BULUNGAN
(SKRIPSI)
OLEH
RYAN HENDRATA
NPM : 201542025
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pada Program
Sarjana Universitas Kaltara Tanjung Selor
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
skripsi ini, maka penulis akan menjabarkan arti dari judul ini agar tidak
Untuk itu penulis uraikan pengertian dari judul tersebut sebagai berikut:
1
Kamus Besar Bahasa Indonesia” (On-line), tersedia dihttps://kbbi.web.id/dampak
khusus, yang hanya cocok diterapkan di daerah tersebut. Menurut
2
Wikipedia” (On-line), tersedia dihttps://id.wikipedia.org/wiki/Daerah_otonom
3
Dikutip dari Wikipedia” (On-line), tersedia dihttps://id.wikipedia.org/wiki/Kalimantan_Utara
6. Di Kabupaten Bulungan adalah salah satu Kabupaten di Provinsi
Selor4.
Dari penjelasan yang telah diuraikan diatas, maka dapat diartikan bahwa
yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah penyelidikan dampak dari
dalam arti riil dapat dipakai sebagai indikator besarnya kegiatan pemerintah.
yang harus dilakukan oleh pemerintah. Oleh karena itu, pemekaran wilayah
perekonomian.
1.4 Manfaat Penelitian
mensejahterakan masyarakat.
DASAR TEORI
yang berlaku. Pengertian itu tidak terlepas dari pengertian otonomi yang
sendiri. Kata “Otonomi” berasal dari kata “Otonom” yang mempunyai dua
daerah otonom. Kedua, kelompok sosial yang memiliki hak dan kekuasaan
mengurus rumah tangga daerah tersebut dapat dilakukan dengan dua cara.
dalam UU No.32 Tahun 2004, maka unsur otonomi daerah adalah hak dan
wewenang.
umum dan daya saing daerah6. Prinsip otonomi daerah yang dianut oleh
yaitu:
otonomi daerah mencakup pula kewenangan yang utuh dan bulat dalam
berkembang di daerah.
yang bersifat khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-
undang”. Selanjutnya, pada ayat (2) pasal yang sama tercantum kalimat
melalui:
yaitu:
tergali.
adalah:
2. Alasan Historis
4. Alasan ekonomi
di daerah.
5. Alasan anggaran
7
Harmantyo, Dj. Desentralisasi, Otonomi, Pemekaran Daerah, dan Pola Perkembangan Wilayah di
Indonesia, http://geografi.ui.ac.id.
8
Anonim.Enam Alasan Pemekaran/Pembentukan Daerah Otonom http://phylopop.com
Pemekaran daerah dilakukan untuk mendapatkan anggaran dari
6. Alasan keadilan
langsung9.
Kebijakan yang banyak di atur dalam regulasi yang ada selama ini
ketertiban10.
12
Darmawan, Nazara, S., jackson, D., Ahmad, T. dan Purwanto, D.A Studi Evaluasi Dampak
Pemekaran daerah 2001-2007 oleh Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas)
bekerja sama dengan United nations Development Programe (UNDP). 2008. http://undp.or.id
Kuznet mendefisinikan pertumbuhan ekonomi sebagai kenaikan
dan ideologi sehingga inovasi yang dihasilkan oleh ilmu pengetahuan umat
perkapita, dalam hal ini berkaitan dengan output total (GDP) dan jumlah
13
Jhingan, ML., Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2000)
14
Setiawan, Iwan, “Analisis Akses Desa-desa di Kabupaten Bandung Terhadap sumber-sumber
Produktif”. (Laporan Penelitian UNPAD, Bandung, 2006).
penduduk, karena output perkapita adalah output total dibagi dengan
melihat apa yang terjadi dengan output total di satu pihak, dan jumlah
pertumbuhan penduduk.
baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau
menyebut ada tiga unsur pokok dalam produksi suatru Negara, yaitu:
15
Todaro, M.O., dan Smith, S.C. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid I. (Jakarta:
Penerbit Erlangga, 2006). h. 92.
Ada beberapa yang penting peranannya dalam pertumbuhan
16
Pressman, Steven, Lima Puluh Pemikir Ekonomi Dunia, Terjemahan Edisi Pertama (Jakarta:
PT.Raja Grafindo Persada), h. 155.
a. Suatu proses yang berarti perubahan yang terus menerus yang
investasi.
tetap.
ini sesuai dengan proses ideologis Negara yang bersangkutan 17. Sementara
unit input.
17
Jhingan, M.L. Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan.Edke-10, Det ke-10. Terjemahan dari
Judul Asli “The Economics of Development and Planning”, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2003.
18
Ibid
Pertumbuhan ekonomi pada dasarnya diartikan sebagai suatu
diketahui:
persektor.
19
Salvatore, D. Ekonomi Internasional. Ed-ke-5, Cet ke-1, Terjemahan dari judul Asli
“Internasional Economies”. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1997.
20
Sukirno, sadono, Ekonomi Pembangunan (Jakarta: Kencana, 2006), h. 423
2) Tingkat kemakmuran daerah, untuk mengetahui tingkat
PDRB21.
alam lainnya, jumlah dan mutu dari penduduk dan tenaga kerja, barang-
21
Arsyad, Lincolin, Ekonomi Pembangunan, (Yogyakarta: UPP STIM Yogyakarta, 2010).
22
Ibid.
barang modal dan tingkat teknologi, sistem sosial dan sikap masyarakat
dan luas pasar23. Ada tiga faktor atau komponen utama dalam pertumbuhan
baru yang ditanamkan pada tanah, peralatan fisik, dan modal atau
pasar domestik.
3) Kemajuan teknologi.
23
Ibid.
24
Ibid.
bersangkutan. Berdasarkan sifar ekonominya belanja daerah terdiri atas
belanja pegawai dan belanja barang, subsidi, hibah dan bantuan sosial.
25
Halim abdul, Kusufi, Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi sektor Publik, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012).
tenaga kerja yang lebih besar akan meningkatkan luasnya pasar
26
Halim abdul, Kusufi, Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi sektor Publik, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012).
27
Sukirno, Sudono, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raka Grafindo Persada, 2006).
serius dan masalah urbanisasi dan akhirnya berdampak terhadap
28
Sardi, Analisis Pengaruh Pengeluaran dan Jumlah Penduduk terhadap Produk Domestik
Regional Bruto Provinsi Aceh, (Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2012).
29
Sasana, H., “Peran Desentralisasi Fiskal Terhadap Kinerja Ekonomi di Kabupaten/Kota Provinsi
Jawa Tengah”. Jurnal Ekonomi Pembangunan, Vol. 10.
pentingnya pembangunan human capital dalam rangka untuk menstimulasi
pertumbuhan ekonomi30.
berkesinambungan31.
30
Maiharyanti, Eva, “Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dan
Belanja Modal sebagai Variabel Intervenning Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Naggroe Aceh
Darussalam”, (2010).
31
Stabilitas ekonomi dalam berbagai sistem, tersedia di
https://malqinstitute.wordpress.com/2010/06/23/stabilitas-ekonomi-dalam-berbagai-sistem, (2010).
dalam pertumbuhan keluaran produksi akan mengurangi tingkat keahlian
tenaga kerja yang lama mengganggur. Inflasi yang tinggi dan fluktuasi
Beban terberat akibat inflasi yang tinggi akan dirasakan oleh penduduk
dalam perekonomian.
pasar, antara lain pasar modal dan uang, pasar tenaga kerja serta pasar
barang dan jasa, dan sektor-sektor meliputi seperti sektor industri,
tidak ada gangguan yang terlalu banyak dan menjaga agar masyarakat
terhindar dari dampak yang tidak menguntungkan. Isi dari pada sepuluh
hari.
yang terukur.
mulai 1 November.
November.
melakukannya, yaitu:
a. Menerbitkan ketentuan tentang importansi komoditi
muat.
pemerintah perlu membuat regulasi yang jelas dan tegas tentang usulan
pemekaran daerah. Peran masyarakat sipil harus dituangkan secara jelas
baru apabila dipandang layak dan perlu sesuai dengan persyaratan dan
Utara menjadi kabupaten induk, namun masih adanya pro dan kontra
masyarakat33.
32
Nunik Retno Herawati, “Pemekaran Daerah di Indonesia”.
33
Bismar Arianto,M.Si dan Afrizal,M.Si, “Fenomena Pemekaraan daerah di Provinsi Kepulauan
Riau” .
2.4 Kerangka Penelitian
dengan terciptanya kondisi yang lebih baik setelah pemekaran dan stabilitas
Bulungan.
Pemekaran Wilayah/(DOB)
Indeks Pembangunan
Pengeluaran Daerah Jumlah Penduduk
Manusia
(X1) (X2)
(X3)
Bulungan.
2.5 Hipotesis
Bulungan
Bulungan
Kalimantan Utara
Kalimantan Utara
METODE PENELITIAN
penyajian datanya di dominasi dalam bentuk angka dan analisis data yang
menginterpretasikannya.
34
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2011), h. 97.
35
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial, dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h.47.
3.2 Lokasi Penelitian
a. Observasi
b. Studi Pustaka
36
Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Alfabeta: Bandung, 2006), h.145
Studi pustaka dilakukan dengan mempelajari dan mengambil
c. Dokumentasi
majalah dapat juga berbentuk file yang tersimpan di server serta data
berikut:
37
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press,2015), hlm.157.
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Pendekatan Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,
2006), hlm.231.
b) Jumlah Penduduk (JP) merupakan jumlah keseluruhan penduduk
Pengukuran
Pengeluaran Perkembangan PD yang BPS Rasio (Rp)
Kabupaten pemerintah
Bulungan
Jumlah Perkembangan JP BPS Satuan Jiwa
Penduduk JP di Keseluruhan
Bulungan Bulungan
Indeks Perkembangan Rata-rata BPS Persen
masyarakat
Tabel 3.1
Definisi Operasional
sampel dalam penelitian ini adalah data yang diterbitkan oleh BPS
39
Wiratna Sujarweni, Op.Cit, h.81.
40
Sutrisno Hadi, Metode Reasearch, (Yogyakarta: ANDI,2002), h.42.
menjawab pertanyaan penelitian yaitu menganalisis pengaruh antar
Pengeluaran Daerah
Tahun
Kabupaten Bulungan
2013 Rp 60.567.780.000,00
2014 Rp 75.459.876.000,00
2015 Rp 52.655.210.000,00
2016 Rp 35.255.110.000,00
2017 Rp 22.545.240.000,00
Sumber data: Website: https://www.bulungan.go.id/v5/index.php/12-berita/pengumuman-lelang/508-
transparansi-pengelolaan-anggaran-daerah
Tabel 3.2
Pengeluaran Daerah
Tabel 3.3
Jumlah Penduduk
Tabel 3.4
Indeks Pembangunan Manusia
3.7 Alat Uji Hipotesis
fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau lebih dengan
41
Usman, Husnaini dan Setiadi, Pengantar Statistika, (Jakarta: PT Bumi Aksara, 2003), h.241.
42
Santoso Singgih, Mengatasi Masalah Statistik dengan SPSS, (Jakarta:Gramedia, 2004), h.167.
regresi linier berganda maka masing-masing dependen yaitu
stabilits perekonomian.
BAB IV
yang terdiri atas satu provinsi dan 10 kabupaten, termasuk Kaltara pada
43
Kalimantan Utara, diakses dari https://id.wikipedia.org/wiki/kalimantan-utara
Proses pemekaran Kalimantan Utara menjadi suatu provinsi
2012.
Tidung, Suku Bulungan, Suku Berau, Suku Banjar, Suku Dayak Abai,
Suku Dayak Kenyah, Suku Dayak Burusu, Suku Dayak Tagal, Suku
Dayak Merap, Suku Lun Bawang / Lun Dayeh, Suku Kayan, Suku
44
Ibid.
Lundayeh, Suku Tagel, Suku Saben, Suku Punan, Suku Badenhg, Suku
Bakung, Suku Makulit, Suku Makasan, Suku Jawa, dan Suku Bugis.
Indonesia II (ALKI II) yang sering dilewati oleh kapal kapal yang
Pesut Mahakam.
Air Terjun karungan, Pulau Sadau, Taman Rekreasi Air 3R, Taman
Idaman di Tanjung Selor, Air Terjun Long Pin, Arung Jeram Sungai
Giram, Sumber Air Panas Sadau, Gunung Putih, Air Hutan Gunung
Tarakan, Kapah Rebus atau Kapah Tumis. Potensi mineral dan energi
yang sudah terdeteksi di Kaltara antara lain batu gamping sebanyak 654
ribu ton di Malinau dan 25 ribu ton di Nunukan, Sirtu 2,50 juta ton di
perusahaan batubara baik yang izinnya dari pusat atau PKP2B maupun
kopi, kakao, lada, ikan patin / jambal, udang galah, udang windu, udang
pangan nasional.
saing tinggi.
3. Meningkatkan aksesibilitas infrastruktur dalam upaya
dan sejahtera.
pelayanan publik.
Lia.
Speed boat selama satu jam perjalanan atau pesawat udara yang
Balikpapan atau Samarinda menuju Tanjung Selor, karena kota ini telah
Kalimantan Timur45.
45
Kabupaten Bulungan, Wikipedia diakses pada
https://id.wikipedia.org/wiki/Kabupaten_Bulungan
1. Pertanian
terbuka luas.
2. Perkebunan
kelapa, kopi, kakao, lada, cengkih, jambu mete dan lainnya yang
3. Peternakan
ekor atau 37.99% dari total ternak yang terdiri dari sapi potong,
4. Perikanan
100.000 hektar dan budidaya air tawar dengan luas potensi lahan
2. Analisis Data
a. Analisis Deskriptif
Manusia.
Pengeluaran Stabilitas
4.2.
Stabilitas
Jumlah Penduduk
Tahun Perekonomian (Y)
(JP) (Jiwa)
(Dalam Prosentase)
2013 129 861 -
2014 129 861 0,69
2015 129 861 0,65
2016 129 861 0,61
2017 129 861 0,57
Sumber: BPS Provinsi Kalimantan Utara (Diolah)
Tabel 4.2
Jumlah Penduduk
Indeks Stabilitas
Tabel 4.3
b. Koefisien Determinasi
terbatas.
Tabel 4.4
penelitian ini.
Tabel 4.5
Y=2.920+1.432X1+0.028X2-0.974X3+e
Dimana: a = Konstanta
ketentuan konstan.
konstan.
5.1 Kesimpulan
bahwa jika variabel jumlah penduduk meningkat satu satuan maka variabel
konstan.
5.2 Saran
Marbun, B.N, Otonomi Daerah 1945-2010 Proses dan Realita (Jakarta : Pustaka Sinar Harapan,
2010), hlm. 109.
Darmawan, Nazara, S., jackson, D., Ahmad, T. dan Purwanto, D.A Studi Evaluasi
Dampak Pemekaran daerah 2001-2007 oleh Badan Perencanaan Pembangunan
Nasional (Bappenas) bekerja sama dengan United nations Development
Programe (UNDP). 2008. http://undp.or.id
Jhingan, ML., Ekonomi Pembangunan dan Perencanaan (Jakarta: PT.Raja Grafindo Persada,
2000)
Todaro, M.O., dan Smith, S.C. Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga. Jilid I.
(Jakarta: Penerbit Erlangga, 2006). h. 92.
alvatore, D. Ekonomi Internasional. Ed-ke-5, Cet ke-1, Terjemahan dari judul Asli “Internasional
Economies”. Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 1997.
Halim abdul, Kusufi, Teori, Konsep dan Aplikasi Akuntansi sektor Publik, (Jakarta: Salemba
Empat, 2012).
Sukirno, Sudono, Makro Ekonomi Teori Pengantar, (Jakarta: PT. Raka Grafindo
Persada, 2006).
Sardi, Analisis Pengaruh Pengeluaran dan Jumlah Penduduk terhadap Produk Domestik Regional
Bruto Provinsi Aceh, (Medan: Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara, 2012).
Maiharyanti, Eva, “Pengaruh Pendapatan Daerah Terhadap Indeks Pembangunan Manusia dan
Belanja Modal sebagai Variabel Intervenning Pada Pemerintah Kabupaten/Kota di Naggroe Aceh
Darussalam”, (2010).
Joko Subagyo, Metode Penelitian Dalam Teori dan Praktik, (Jakarta: Rineka Cipta,2011), h. 97.
Nurul Zuriah, Metode Penelitian Sosial, dan Pendidikan Teori-Aplikasi, (Jakarta: Bumi Aksara,
2007), h.47. Sugiono, Statistika Untuk Penelitian, (Alfabeta: Bandung, 2006), h.145
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi, (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press,2015), hlm.157.