Anda di halaman 1dari 60

Wajah Baru Strategi HR

di Era Industri 4.0


Daftar Isi

Pendahuluan 02

Evolusi Wajah HR dari Masa ke Masa 03

Pengaruh Revolusi Industri 4.0 10

Evolusi Wajah HR dari Masa ke Masa 15

Perubahan Paradigma Peran HR untuk 23

Menjawab Tantangan Masa Kini

Automasi, Warna Baru Strategi HR Masa Depan 36

Cloud-Computing HR, Langkah Selanjutnya 42

dari Automasi

Pola Hubungan Karyawan dan Perusahaan 47

dalam skema HR 4.0

Kesimpulan 52

Tentang Talenta 54

Daftar Referensi 55

01
Pendahuluan

Sekitar 70% perusahaan gagal melaku- bisnis mereka. Pengelolaan HR sendiri


kan transformasi digital, walau mema- telah berevolusi menyesuaikan kebu-
hami seberapa krusialnya melakukan tuhan bisnis dan iklim industri. Tidak
perubahan tersebut. Banyak perusa- sekaku anggapan awam yang berang-
haan telah mencoba melakukan trans- gapan bahwa mengelola dan mengatur
formasi tersebut, membangun fasilitas administrasi karyawan adalah stagnan
dan infrastruktur mereka sendiri untuk dan tidak mungkin berganti.
mencapai apa yang disebut sebagai
“digitalisasi”, tetapi pada akhirnya tetap Kenyataannya tidak demikian, paradig-
gagal. Perlu ditekankan, bahwa me- ma HR telah jauh berubah sejak meli-
mang perusahaan-perusahaan tersebut hat karyawan sebagai aset yang perlu
gagal melakukan transformasi digital di dikembangakan. Kini, HR sendiri ada-
kali pertama mereka. Akan tetapi, mer- lah aset strategis perusahaan yang juga
eka melakukan penyesuaian-penye- perlu pengembangan dan penyesuaian
suaian agar bisa berhasil dan mengem- terhadap perubahan zaman. Tak han-
bangkannya. ya itu, pengembangannya tak terbatas
pada menggunakan teknologi untuk
Beberapa praktisi Human Resourc- meningkatkan produktivitas saja. Leb-
es (HR) sebagai unit yang mengelola ih dari itu, HR juga dituntut untuk men-
masalah karyawan dan hubungannya jawab persoalan-persoalan strategis
dengan perusahaan, kerap mengesa- seperti gap generasi dan tuntutan au-
mpingkan kenyataan bahwa transfor- tomasi.
masi perlu diterapkan juga pada proses

02
Evolusi Wajah HR dari
Masa ke Masa

Pengelolaan Sumber Daya Manusia tri. Dampaknya, jumlah pekerja menja-


(SDM) dapat dilacak bahkan sejak ta- di bertambah besar untuk mendukung
hun 1800-an. Model pada saat itu be- perkembangan aktivitas produksi. Kon-
lumlah sekompleks model HR seperti trol terhadap pekerja pun harus dise-
yang kita kenal di masa sekarang. Istilah suaikan dengan jaminan kesejahteraan
yang digunakan kala itu adalah ‘welfare para pekerja. Akhirnya dibuatlah suatu
secretary’ yang lebih menekankan per- sistem bernama serikat pekerja sebagai
an HR sebagai pengamat kesejahteraan penguat isu-isu ketenagakerjaan.
karyawan, khususnya pekerja wanita
dan anak-anak. Walaupun sebenarnya Isu yang paling gencar diusung pada
dapat dikatakan bahwa proses perekru- masa itu adalah mengenai jam kerja dan
tan, penggajian, pemberian manfaat, hak-hak asasi para pekerja. Pertumbu-
dan pengembangan sudah ada sejak han bisnis yang pesat tidak dibarengi
karyawan memulai hubungan kerjan- dengan kapasitas pekerja yang mema-
ya. Namun, ‘welfare secretary’ adalah dai, memaksa industri-industri saat itu
titik balik keseriusan industri terhadap untuk menerapkan jam kerja yang pan-
pengembangan para pekerjanya. jang. Berangkat dari protes dari serikat
pekerja dan kebutuhan industri yang
Ditambah lagi, organisasi-organisasi mendesak, Frederick Taylor mengusul-
pada masa itu pun mulai berkembang kan sistem HR pertama yakni Scientific
dan bertambah besar, sebagai dampak Management yang menjadi cikal bakal
dari revolusi industri yang pertama yang pengukuran kinerja pekerja.
menggeser era agrikultur ke era indus-

03
Sumber: https://wheniwork.com/blog/the-evolution-of-human-resources-infographic/ 04
Setelah revolusi industri pertama ber- Pada pertengahan 1900-an HR kem-
jalan selama beberapa dekade, peru- bali berevolusi dengan mulai me-
sahaan-perusahaan mulai melihat HR nekankan penggunaan komputer da-
sebagai bagian yang vital dan berpen- lam pekerjaan-pekerjaannya. Setelah
garuh. Apalagi semenjak isu jam kerja sebelumnya menggunakan kertas dan
pada gelombang protes pertama. Hal arsip fisik akhirnya berkembang ke
ini akhirnya membuat beberapa organ- sentralisasi data pekerja dalam satu
isasi memandang HR sebagai partner sistem mainframe. Selain itu, isu-isu
strategis perusahaan, walau untuk be- ketenagakerjaan menjadi lebih dina-
berapa organisasi lain, HR masih di- mis, mulai merambah ke hak-hak sipil,
anggap sebagai aksesori pelengkap hubungan industrial, diskriminasi, dan
agar proses bisnis tetap berjalan lan- hak-hak pensiun.
car, bahkan sampai sekarang. Tidak
ada konsep yang benar dan konsep
yang salah di sini, hanya kesesuaian
model HR dengan keseluruhan proses
bisnis perusahaan.

05
Sumber: https://wheniwork.com/blog/the-evolution-of-human-resources-infographic/ 06
Sekitar tahun 1980-an penggunaan Pada era ini, banyak teori yang ber-
teknologi di lingkup HR menjadi leb- munculan untuk menjawab tantangan
ih sistematis, menggeser penggunaan pengelolaan SDM, seperti penelitian
sistem mainframe ke sistem client serv- Hawthorne yang menelurkan teori bah-
er menggunakan aplikasi yang sering wa produktivitas tenaga kerja tak hanya
disebut sebagai Human Resources In- dipengaruhi oleh penghargaan finan-
formation System (HRIS) atau Enterprise sial yang cukup tetapi juga penghar-
Resource Management (ERP). Selain gaan secara sosial dan psikologis. Teori
itu, perubahan sistem informasi ini juga Hawthorne ini pun menjadi jangkar bagi
dibarengi dengan perubahan pola pikir teori-teori lainnya seperti Teori Mayo,
yang sebelumnya menganggap data Teori X dan Teori Y dari McGregor, Te-
pekerja hanya digunakan sebagai arsip ori Abraham Maslow, serta Teori Victor
menjadi data yang dapat digunakan da- Vroom.
lam pembuatan kebijakan perusahaan.

07
Sumber: https://wheniwork.com/blog/the-evolution-of-human-resources-infographic/ 08
Memasuki era informasi, tren peker- Konsep Scientific Management pun
jaan menjadi bergeser, waktu ker- mulai bergerak dan berevolusi menja-
ja menjadi lebih fleksibel, hubungan di Human Capital yang kita kenal se-
kerja jangka pendek, maupun sistem karang ini. Jac Fitz-enZ, pakar Human
‘remote working’. Kompleksitas mas- Resources (HR) Metrics, berpendapat
alah pun semakin meningkat dengan bahwa konsep Human Capital mun-
demografi kelas pekerja yang semakin cul sebagai akibat pergeseran peran
beragam. Sisi positifnya, teknologi HR karyawan yang sebelumnya dipandang
telah berkembang, menjadi lebih mu- sebagai beban berubah menjadi aset
rah dan mandiri. Pada tahun 2000-an, yang mampu berkembang dan member-
aplikasi payroll, reimbursement, ab- ikan nilai tambah kepada perusahaan.
sensi, dan manajemen performa sudah Namun, benarkah demikian? Hal ini pun
bisa terintegrasi dalam satu platform. memunculkan pertanyaan baru apakah
model Human Capital masih relevan di
era Industri 4.0 yang serba cepat ini?

09
Pengaruh Revolusi
Industri 4.0

Seperti yang telah dijelaskan sebelum- kehidupan manusia, termasuk di da-


nya, dunia telah mengalami empat fase lamnya kebiasaan pelanggan dan iklim
revolusi industri yang berpengaruh be- bisnis. Hubungan manusia dengan me-
sar terhadap bagaimana dunia berger- sin menjadi lebih erat dari era sebelum-
ak. Revolusi pertama dimulai pada nya, ekspektasi pasar pun bergeser dan
abad ke-18 dengan penemuan mesin bergerak dengan sangat cepat.
uap yang memungkinkan pabrik untuk
memproduksi barang secara massal. Revolusi industri 4.0 ditandai dengan
Revolusi kedua ditandai dengan peng- perubahan cara berpikir dan berhubun-
gunaan listrik yang mampu menekan gan satu sama lain, menebang bisnis-
biaya produksi secara signifikan. Pada bisnis yang tidak siap beradaptasi se-
akhir abad ke-20 dimulai revolusi indus- cara ganas dan tanpa ampun. Disrupsi
tri yang ketiga, yang memperkenalkan sendiri tidak serta merta memiliki nada
penggunaan komputer dan mesin pada yang negatif, seperti dua sisi koin, dis-
proses bisnis organisasi. rupsi industri 4.0 atau sering disebut
sebagai disrupsi digital, adalah kondisi
Sampailah dunia, termasuk Indonesia, di mana bisnis dituntut untuk terus beri-
pada revolusi bisnis keempat perubah- novasi. Tidak hanya mengantisipasi dan
an terjadi atas munculnya teknologi ke- menyesuaikan diri terhadap masalah
cerdasan buatan dan Internet of Thing saat ini, tetapi juga berfokus pada an-
(IoT). Hal itu mengubah banyak aspek tisipasi kebutuhan di masa yang akan
datang.

10
Dampak dari revolusi industri 4.0 sendi- jaan atau tanggung jawab. Tidak semua
ri tidak hanya membekas ke sektor-sek- pekerjaan mampu untuk diautomasikan,
tor operasional atau sales saja, me- setidaknya dengan teknologi saat ini,
lainkan juga mulai merambah ke fungsi dan tidak semuanya membutuhkan au-
pendukung seperti pengelolaan HR. Te- tomasi.
knologi seperti kecerdasan buatan (AI),
sensor, mobile platforms, atau media Terdapat lima faktor yang perlu diper-
sosial menggeser cara-cara lama dalam hatikan sebelum sebuah perusahaan
berkomunikasi, berinteraksi, bahkan memutuskan untuk melakukan proses
juga bekerja. McKinsey menyebutkan bisnisnya. Pertama adalah kelayakan
bahwa era digitalisasi membuat 45% dari perusahaan, kemampuan perusa-
dari total pekerjaan yang ada dapat di- haan untuk mengakomodasi automa-
gantikan dengan mesin. si, baik dari segi infrastruktur maupun
sistem. Faktor kedua dan yang terpent-
Namun demikian, sebelum memutuskan ing adalah biaya yang dikeluarkan un-
untuk melakukan automasi proses, se- tuk melakukan automasi. Hal ini menja-
buah perusahaan atau organisasi perlu di vital karena tidak semua perusahaan
melihat terlebih dahulu apakah tindakan mampu untuk menyediakan perangkat
tersebut bisa dilakukan. Hal itu dise- keras dan perangkat lunak yang mema-
babkan karena, dalam setiap jabatan dai untuk melakukan automasi proses
tersusun dalam beberapa lapis peker- bisnis.

11
Faktor ketiga yang perlu diperhatikan dan level service-delivery yang lebih
adalah perbandingan dengan biaya tinggi dapat mengeruhkan isu biaya dan
pekerja manusia. Tidak serta merta jumlah tenaga kerja.
melakukan automasi akan mereduksi
pengeluaran, malah jika tidak siap den- Faktor terakhir yang perlu diperhatikan
gan nilai investasinya, automasi akan adalah mengenai kesesuain dengan
lebih membebani perusahaan. Apalagi regulasi dan penerimaan sosial. Beber-
jika suplai tenaga kerja yang melimpah apa sektor industri masih harus mem-
dan beban yang lebih ringan, maka ini perhatikan peraturan-peraturan yang
bisa menjadi alasan penentu dilakukan berlaku jika ingin menerapkan automasi
atau tidaknya automasi proses bisnis. proses bisnis. Contohnya adalah sektor
perbankan dan keuangan yang terke-
Jika kita menganggap faktor biaya dan nal memiliki regulasi yang ketat terha-
jumlah tenaga kerja bukan menjadi dap penggunaan teknologi. Selain itu,
suatu hambatan, maka faktor keempat penerimaan sosial juga penting, apalagi
yang perlu diperhatikan adalah keun- bagi perusahaan yang menjadikan mas-
tungan yang diperoleh. Segala macam yarakat luas sebagai customer. Automa-
manfaat yang didapatkan automasi bisa si internal perusahaan pun juga menar-
juga menjadi faktor pelaksanaan auto- getkan para pekerja/karyawan sebagai
masi. Kualitas kerja yang cepat, akurat, ‘customer’ sebagai cermin penerimaan
sosial.

12
Sumber: https://www.mckinsey.com/business-functions/mckinsey-digital/our-insights/ 13
where-machines-could-replace-humans-and-where-they-cant-yet
McKinsey sendiri sudah mengidentifikasi Lantas apakah fungsi HR termasuk ke
mengenai bagian-bagian yang memiliki dalam bagian yang memiliki kelayakan
kelayakan teknis yang bisa diautoma- teknis tersebut? Jawabannya adalah ya,
sikan. Persentase terbesar ada di peker- secara singkat, HR memiliki fungsi peng-
jaan-pekerjaan yang melibatkan kegia- umpulan dan pemrosesan data dengan
tan fisik terprediksi, pengumpulan dan tingkat perputaran yang cukup tinggi,
pemrosesan data. Bagian pekerjaan yang apalagi untuk penggajian dan manfaat
memiliki kelayakan teknis selanjutnya karyawan. Interaksi dengan karyawan se-
adalah pekerjaan yang melibatkan inter- bagai salah satu stakeholder juga men-
aksi dengan pemangku kepentingan ser- jadi salah satu tugas penting HR untuk
ta kegiatan fisik tak terprediksi. menjaga kondusifitas lingkungan kerja.
Oleh karena itu automasi proses bisnis
HR bukan termasuk ‘investasi mewah’
lagi, mengingat lima faktor di atas.

14
Evolusi Wajah HR dari
Masa ke Masa

Pada tahun 2017, Pew Research Cen- total penduduk Indonesia yang ter-
tre mengestimasi ada sekitar 56 juta catat. Jika melihat di tahun sebelumn-
Milenial yang telah memasuki usia ker- ya, 2016, data dari BPS menyebutkan
ja di Amerika Serikat. Bagaimana den- bahwa jumlah tenaga kerja Milenial
gan indonesia? Badan Pusat Statis- mengambil tempat sebanyak 40% dari
tik (BPS) Indonesia mengelompokkan total tenaga kerja Indonesia atau se-
mereka yang berada di usia 20-34 ta- banyak 62,5 juta pekerja. Generasi X
hun sebagai Milenial. Pada 2017, jum- mengakuisisi jumlah terbanyak yakni
lah Milenial di Indonesia berdasarkan 69 juta pekerja, dan terakhir adalah
Susenas (Survei Sosial Ekonomi Na- Baby Boomers yang menempati posisi
sional) adalah sebanyak 88 juta jiwa, terakhir dengan total populasi seban-
kurang lebih mencakup 33,75% dari yak 28,7 juta pekerja.

15
Sumber: https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/the-secret-to-working-with-millennials/ 16
Lantas bukan menjadi hal yang Perspektif yang perlu dipertajam adalah
mengejutkan jika di dua tahun terakhir menempatkan pekerja atau karyawan
Milenial menjadi salah satu penguasa sebagai customer, bukan hanya seke-
demografi tenaga kerja di Indonesia. dar motor produksi. Konsekuensi lo-
Hal ini tentunya bisa menjadi tantan- gisnya, pekerja diberikan keleluasaan
gan juga peluang bagi bisnis indone- untuk menentukan pilihan dan ruang
sia dalam mengatur strategi penge- untuk melakukan penyesuaian atas
lolaan SDM-nya. Namun, perbedaan cara kerjanya sendiri, dengan kata lain
cara kerja dan cara pandang dari mas- adalah keseimbangan antara hak dan
ing-masing generasi akhirnya melahir- kewajiban yang ditanggung. Sebenarn-
kan gap generasi yang terkadang tak ya terdapat beberapa cara untuk mem-
dapat terelakkan. perkecil jurang pemisah di setiap gen-
erasi agar menghasilkan kolaborasi dan
kinerja yang optimum.

17
Sumber: https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/the-secret-to-working-with-millennials/
18
Pertama adalah dengan tidak mem- Kedua, dengan melihat dari perspektif
berlakukan stereotip-stereotip atau bi- masing-masing generasi. Setiap gener-
as-bias yang melekat pada generasi ter- asi menyikapi sesuai dengan cara yang
tentu. Cara kerja dahulu dan sekarang berbeda, dalam hal ini menjaga komu-
tentunya sudah mengalami banyak pe- nikasi adalah hal yang krusial. Gaya
rubahan, maka standar-standar peker- bahasa yang berbeda dapat menimbul-
jaan lama bisa saja menjadi invalid. Tak kan banyak kesalahpahaman yang be-
peduli semuda apapun seorang kolega, rujung pada penurunan kualitas kerja
bisa saja dia lebih memahami sebuah tim. Beberapa ahli berpendapat bahwa
masalah dibandingkan rekan-rekannya memberikan stimulus-stimulus untuk
yang lebih tua. Penting untuk menjem- membangun kerja tim seperti pelatihan,
batani gap umur ini, bahwa mengaso- social dan technical event, serta kegia-
siasikan bertambahnya umur dengan tan CSR dapat menjadi alternatif jalan
bertambahnya pengetahuan tidak ser- keluar untuk menengahi gap generasi.
ta-merta benar.

19
Ketiga, mungkin beberapa Generasi X Ciptakan budaya diskusi dan evaluasi,
dan Baby Boomers menganggap bah- saling memberikan umpan balik yang
wa berperilaku seperti generasi-gener- konstan dan konstruktif. Selain itu juga,
asi yang lebih mudah akan memban- dorong karyawan untuk selalu berpikir
tu menjembatani gap generasi. Dalam dalam kerangka yang lebih besar dan
beberapa kasus mungkin hal itu dapat kreatif.
membantu, tetapi hal tersebut masih
dianggap sebagai tindakan superfisial. Terakhir adalah dengan menginte-
Sebenarnya yang paling penting adalah grasikan teknologi dalam kehidupan
dengan menghapuskan stereotip yang kantor. Salah satu jalan paling mudah
biasanya melekat pada generasi-gen- adalah dengan menggunakan teknologi
erasi yang lebih tua. Tampilkan antusi- sebagai jembatan untuk memenuhi ek-
asme dan pendekatan riil, seperti ko- spektasi masing-masing generasi. Con-
laborasi kerja dan jajak pendapat atau toh sederhananya untuk HR, melalui
ide ke sesama kolega, tanpa memper- teknologi, karyawan dimungkinkan un-
dulikan batasan umur. tuk mengatur jam kerjanya sendiri. Pe-
rusahaan dapat menyediakan teknologi
Keempat adalah dengan membuat eko- yang praktis dan tidak menyulitkan serta
sistem kerja menjadi lingkungan yang mengakomodir banyak model cara ker-
mengembangkan potensi individu. Pem- ja. Generasi milenial atau baby boomers
buatan rencana pengembangan indivi- akhirnya bisa merasakan manfaat yang
du untuk masing-masing karyawan den- sama dan arus informasi ketenagaker-
gan tidak membeda-bedakan generasi. jaan pun bisa lebih sistematis dan rapi.

20
Generasi Y menempatkan ekspek- jawab dan berkomitmen, serta delivery
tasinya agar perusahaan lebih parti- manfaat karyawan dengan lancar.
sipatif dan kolaboratif, seperti saat
menangani seorang customer. Namun, Generasi milenial tentu akan menyam-
Generasi X lebih berekspektasi pada but hangat automasi proses bisnis
pemberian tanggung jawab dan kebe- perusahaan, tetapi di sisi lain, peru-
basan yang sepadan, sementara itu sahaan mungkin akan mendapatkan
baby boomers menginginkan komitmen resistensi yang cukup kuat dari gen-
dan manfaat yang ditawarkan oleh pe- erasi X dan baby boomers. Lantas
rusahaan. Penggunaan teknologi bisa bagaimana teknologi dapat menjadi
menjadi salah satu jembatan paling jembatan jika generasi X dan baby
efektif untuk memberikan ruang ko- boomers enggan untuk menggunakan-
laborasi, ekspresi untuk bertanggung nya? Namun, apakah benar demikian?

21
Faktanya, baby boomers dan generasi X dibandingkan dengan milenial. Teknologi
tidak serta merta gagap teknologi seperti yang akan diterapkan pun perlu dibuat se-
yang digambarkan oleh media dan mas- gamblang dan sesederhana mungkin. Oleh
yarakat. Forbes menyebutkan, bahwa pada karena itu, selain berfokus pada proses
tahun 2020, 100 juta pengguna smartphone serba praktis dan cepat, automasi juga per-
akan mencapai umur 45 atau lebih, jumlah lu menekankan pada delivery yang mudah
yang sepadan dengan 42.43% kapasitas dan mampu diakses secara optimal oleh
pasar dunia. Asalkan teknologi yang diber- semua orang, tidak memandang generasi.
ikan memudahkan dan melancarkan akti- Tidak perlu menyolok dan mewah, poin ter-
vitas, semua orang dari berbagai generasi penting adalah memenuhi kebutuhan fung-
akan menyambutnya dengan baik. sional perusahaan. Jika telah sampai pada
tahap itu, barulah teknologi dapat dika-
Walau demikian, tidak dapat dipungkiri takan sebagai jembatan antar generasi.
bahwa paparan teknologi pada genera-
si-generasi sebelumnya tidak sebanyak

22
Perubahan Paradigma
Peran HR untuk Menjawab
Tantangan Masa Kini

Bukan hal yang mengejutkan bila de- peran HR. Namun, seiring perkemban-
partemen HR selalu dibanjiri oleh kri- gan zaman, ruang lingkup HR sudah
tik dan keluhan. Sedikit saja kesala- berevolusi dan menjadi jauh lebih luas.
han, maka akan menjadi gaung yang Sekarang, HR pun memiliki fungsi
keras bagi para pekerja untuk me- strategis dalam menentukan pengam-
layangkan protes mereka. Beberapa bilan keputusan di perusahaan. Be-
dekade silam, artikel di majalah For- berapa ahli seperti Ulrich, Brockbank,
tune menyebutkan bahwa HR adalah Lawler dan Mohrman, dalam publikasi
bagian yang penuh dengan birokrasi mereka masing-masing, berpendapat
berbelit, bahkan sempat ada pernyata- bahwa peran utama HR adalah sebagai
an bahwa jika tidak berubah maka HR partner bisnis strategis. Seperti bagian
akan mati. sales, IT, dan operasional, HR memili-
ki peranan yang tak kalah penting da-
Tentunya sangat sempit jika HR hanya lam memengaruhi laju perkembangan
dipandang sebagai bagian yang men- bisnis perusahaan. Oleh karena itu, HR
gelola masalah administratif ketenaga- dalam skema ini dituntut untuk mampu
kerjaan. Walaupun sampai saat ini berkontribusi secara aktif dalam men-
masih ada beberapa perusahaan yang cari jalan keluar dan solusi terbaik bagi
memang sengaja membentuk organi- perusahaan.
sasinya seperti itu dan mempersempit

23
Ulrich berpendapat bahwa peran HR, rubahan, maka standar-standar peker-
sebagai respon terhadap dampak pe- jaan lama bisa saja menjadi invalid. Tak
rubahan ekonomi dan iklim industri, peduli semuda apapun seorang kolega,
adalah untuk menciptakan nilai tambah bisa saja dia lebih memahami sebuah
bagi perusahaan melalui rasionalisa- masalah dibandingkan rekan-rekannya
si dan manajemen SDM. Konsep yang yang lebih tua. Penting untuk menjem-
sangat jauh berbeda jika dibandingkan batani gap umur ini, bahwa mengaso-
dengan model pengelolaan SDM erson- siasikan bertambahnya umur dengan
nel Management, atau sering disebut bertambahnya pengetahuan tidak ser-
sebagai manajemen personalia. Model ta-merta benar.
Personnel Management tersebut men-
gambil perspektif bahwa pekerja adalah Kedua, dengan melihat dari perspektif
pengontrol pekerjaan, bukan penambah masing-masing generasi. Setiap gener-
nilai perusahaan. Hal ini akhirnya yang asi menyikapi sesuai dengan cara yang
melandasi evolusi model pengelolaan berbeda, dalam hal ini menjaga komu-
SDM ke arah pengembangan SDM, nikasi adalah hal yang krusial. Gaya
karena Personnel Management diang- bahasa yang berbeda dapat menimbul-
gap tidak mampu memenuhi kebutuhan kan banyak kesalahpahaman yang be-
perubahan. rujung pada penurunan kualitas kerja
tim. Beberapa ahli berpendapat bahwa
Pertama adalah dengan tidak mem- memberikan stimulus-stimulus untuk
berlakukan stereotip-stereotip atau bi- membangun kerja tim seperti pelatihan,
as-bias yang melekat pada generasi ter- social dan technical event, serta kegia-
tentu. Cara kerja dahulu dan sekarang tan CSR dapat menjadi alternatif jalan
tentunya sudah mengalami banyak pe- keluar untuk menengahi gap generasi.

24
Gempuran yang dibawa perubahan ha- pada 2012 menyebutkan bahwa,
rus selalu direspon dengan siasat yang 47% tenaga kerja digolongkan ke da-
matang, tetapi tetap sigap dan tang- lam low-skilled labor. Sementara itu,
kas. Entitas-entitas bisnis harus men- kebutuhan industri dan batas-batas
yadari bahwa selain gap generasi dan teritorial pasar yang semakin tipis,
disrupsi digital, perubahan tren HR juga memaksa banyak perusahaan un-
dipengaruhi oleh banyak hal. Salah sa- tuk saling berebut tenaga kerja. Oleh
tunya adalah lonjakan jumlah tenaga karena itu, ke depannya HR harus
kerja domestik yang tidak dibarengi mampu menganalisis kebutuhan pas-
dengan kualitas individu yang sesuai ar tenaga kerja, kapan dan di mana
dengan kebutuhan industri. Belum lagi seseorang akan dibutuhkan.
faktor-faktor lain yang juga ikut memen-
garuhi strategi HR di masa depan. Ac- 2. Mengelola karyawan ke level terke-
centure telah merangkum sepuluh tren cil
yang menjadi kunci strategis HR ke de-
pannya, antara lain: Di zaman hak-hak sipil dan individu
digaungkan kuat seperti sekarang
1. Pencarian talent yang mudah dan ini, HR perlu memberikan sebagian
cepat fokusnya untuk melakukan pendekat-
an personal. Karyawan tidak lagi bisa
Seperti yang telah disebutkan sebel- dilihat sebagai sebagai entitas ko-
umnya, skill gap menjadi salah satu munal saja, perusahaan perlu mene-
momok bagi banyak profesional HR mpatkan posisi karyawan sampai ke
di Indonesia. Data dari World Bank komponen terkecilnya.

25
3

5 5 5 5

8 8
8
10

11 11
Motivasi
berdasarkan
Masa Kerja

> 1 year 1-2 years 3-5 years 3-5 years 3-5 years 3-5 years

Pemimpin organisasi melihat karyawannya Tersedia kesempatan untuk mengembangkan


sebagai asset yang penting kapabilitas personal dalam organisasi

Grafik di atas menunjukan bahwa sema- yang jelas serta pengakuan dari pemi-
kin lama masa kerja seorang karyawan, mpinnya. Strategi-strategi dengan kac-
semakin rendah engagement-nya. Indi- amata individual seperti inilah yang per-
vidu, terutama yang masa kerjanya ma- lu menjadi salah satu sorotan utama HR
sih muda, menginginkan jenjang karir masa depan.

Sumber: https://www.quantumworkplace.com/future-of-work/managing
individuals-why-different-employees-need-different-things
26
3. Tren penggunaan tenaga kerja pro- daki pekerjaan-pekerjaan lepas atau
fesional sistem shift, maka HR harus mampu
menyediakan layanan tersebut bagi
Regulasi telah mengelompokan perusahaan. Bahkan, di Amerika Ser-
karyawan ke dalam berbagai tipe- ikat sejak 2015, tren ini telah mengu-
tipe yang telah disesuaikan dengan bah paradigma HR mereka, sebanyak
kebutuhan industri. Memang benar 20-33% tenaga kerja terdiri dari tena-
bahwa tidak semua keahlian memer- ga kerja lepas dan profesional.
lukan posisi sebagai karyawan per-
manen, apalagi untuk industri-indus- Tentu pengelolaannya akan menja-
tri yang dinamis dengan tenaga kerja di lebih kompleks dengan hadirnya
yang mudah terganti. Namun, mem- pekerja-pekerja profesional ini, tetapi
bebankan pekerjaan-pekerjaan yang hal itu bukan tidak mungkin dilaku-
dinamis tersebut ke dalam deskripsi kan. Pemanfaatan teknologi telah
pekerjaan karyawan tetap bukanlah berkembang jauh hingga memungk-
solusi yang bijak. inkan HR untuk mengelola berbagai
tipe karyawan tanpa kesulitan. Ac-
HR sebagai pisau strategis perusa- centure pun mengamini bahwa glo-
haan dalam permasalahan tenaga balisasi telah menghadirkan perspek-
kerja perlu membentuk wadahnya tif baru dalam menyikapi tenaga kerja
agar mampu menampung problema lepas dan tenaga kerja profesional,
tersebut dan memberikan solusi ter- menjadikannya keunggulan alih-alih
baik. Jika memang industri menghen- hambatan.

27
4. Transformasi digital pada proses HR Akan tetapi, tidak semua perusahaan
atau profesional HR bersedia untuk
Seperti yang telah dibahas sebelum- melakukan modernisasi cara kerja.
nya, salah satu yang membelokkan Brian Kopp berpendapat bahwa HR
kemudi HR adalah disrupsi digital. tradisional sedang berada diambang
Brian Kopp, Vice President dari Gart- kegagalan. Bahkan, 9 dari 10 peru-
ner Research & Advisory menyebut- sahaan masih menggunakan metode
kan bahwa tantangan terbesar dari survei karyawan yang lambat dan
semua lini, termasuk HR, adalah dig- mahal. Teknologi telah memberikan
italisasi. Bahkan, 88% pimpinan HR solusi paling mutakhir untuk memin-
berpendapat bahwa perusahaan per- imalisir pengeluaran dan memperce-
lu untuk menginvestasikan dua atau pat proses, apa yang perlu kita tung-
lebih teknologi pengelolaan HR untuk gu lagi?
setidaknya dua tahun mendatang.
Teknologi dapat menjadi penengah
cara-cara karyawan bekerja.

28
Sumber: https://harver.com/blog/digital-hr-transformation/
29
5. Konfigurasi talent global Survei dari Deloitte menerangkan
bahwa 84% responden setuju bahwa
Pasar bebas sudah di depan mata, akibat arus global, perlu adanya pe-
pertukaran tenaga kerja sudah bukan rubahan layanan tenaga kerja, mem-
menjadi hal yang asing lagi, bahkan berikan experience yang baru pada
antar sesama negara Asia Tengga- karyawan dalam perspektif yang
ra. Fokus utama HR selanjutnya ada- sama ketika perusahaan memanjakan
lah bagaimana mengantisipasi pe- customer dengan experience baru.
rubahan tren tenaga kerja terhadap Hal ini akan membantu perusahaan
iklim persaingan global. Berjangkar untuk mengelola karyawan walaupun
pada momentum tersebut, perusa- coraknya berbeda-beda, termasuk di
haan-perusahaan akan dituntut un- dalamnya tenaga kerja asing dan kul-
tuk bisa mengelola karyawan secara tur kerja yang berbeda-beda.
mobile bahkan menembus batas-ba-
tas geografis. Oleh karenanya, perlu
sistem manajemen HR yang matang
agar bisa mengakomodasi kecepatan
dan keberagaman itu.

30
6. Integrasi media sosial dalam ke- platform tertentu. Hal ini tentunya ti-
hidupan kantor dak serta-merta menjadi hal yang bu-
ruk, bahkan bisa menjadi salah satu
Dunia digital telah melekat dengan cara menjembatani gap generasi.
kehidupan sehari-hari masyarakat
lebih erat dibandingkan yang keliha- Akan tetapi, semua tetap harus ada
tannya. Integrasinya memiliki banyak rambu-rambunya, termasuk bersosial
bentuk, seperti pemenuhan moda media. Seorang pegawai disadari atau
transportasi, alat bersosialisasi, hing- tidak, dikehendaki atau tidak, mem-
ga perubahan cara-cara kerja. Media bawa nama baik perusahaan di pun-
sosial, sebagai salah satu tonggak daknya, ke mana pun dia pergi. Todd
sejarah revolusi industri 4.0, juga per- Richardson dari Emplify, menerang-
lu mendapatkan porsi perhatian oleh kan bahwa karyawan harus dieduka-
para profesional HR. si mengenai batas-batas profesional
dan personal, bahwa bagaimana seo-
Mengapa? sebab utamanya adalah rang karyawan membentuk persona
kaburnya dinding struktur organisa- media sosialnya, akan berpengaruh
si, hierarki dan pangkat dalam dunia pada opini publik tentang perusahaan
kerja. Semua orang bisa menjadi rela- tempatnya bekerja. Di sinilah peran
si dalam media sosial, tidak menut- HR untuk membentuk aturan-atur-
up kemungkinan bahwa atasan dan an yang jelas mengenai penggunaan
bawahan akan berteman dalam suatu media sosial.

31
7. Pengelolaan karir tenaga kerja Berubahnya ekspektasi menuntut
secara ilmiah HR untuk memberikan digital expe-
rience lebih kepada customer-nya,
Berkembangnya teknologi informasi yakni karyawan. Pelayanan self-ser-
memunculkan berbagai jenis tools vice, pelatihan daring, tools HR mu-
untuk melakukan analisis, termasuk takhir, dan teknologi modern akan
di dalamnya kegiatan-kegiatan HR. memberikan kebebasan lebih bagi
Transformasi yang dibawa teknolo- karyawan untuk menentukan arah
gi memungkinkan perusahaan un- karir dan menjadikannya lebih pro-
tuk melakukan analisa skill gap dan duktif. Penggunaan teknologi juga
langkah-langkah yang perlu dike- bisa diterapkan untuk memonitor
jar untuk memenuhi gap tersebut. kinerja karyawan, yang bisa diin-
Forbes menjelaskan bahwa di era tegrasikan dalam career path mas-
digital ini, ekspektasi karyawan pun ing-masing individu, bersamaan
berubah. Pelatihan-pelatihan yang dengan proyeksi pelatihan, job re-
sebelumnya dilakukan dengan tat- quirement, dan hasil tes-tes psi-
ap muka secara langsung, sekarang kologi.
bisa digantikan dengan sesi daring
ataupun video-video.

32
8. HR sebagai motor organisasi • Siap mengubah model bisnis den-
gan mudah sesuai kebutuhan.
Apa arti sebenarnya dari perusahaan • Mampu memenuhi ekspektasi
yang lincah? Accenture menjelaskan customer yang cepat berubah.
bahwa sebuah perusahaan bisa dika- • Mampu untuk berubah di situasi
takan lincah jika memenuhi syarat- apapun.
syarat di bawah ini:
Pada akhirnya, perusahaan yang
• Mengeksekusi strategi lebih cepat lincah akan membutuhkan HR yang
dibandingkan kompetitornya. lincah juga. Salah satunya seperti
• Menciptakan hal-hal baru yang yang dijelaskan pada poin keempat
belum pernah ada dan dengan ce- di atas, yang menyebutkan bahwa
pat. perusahaan harus senantiasa mam-
• Menanggapi urgensi jangka pu menyiapkan tenaga kerja, inter-
pendek sesuai kebutuhan nal atau eksternal secara cepat dan
• Menyiapkan tenaga kerja dengan tepat. Selain itu, fokus tenaga kerja,
cepat, baik dengan pelatihan dan dalam hal ini delivery layanan tena-
fokus tenaga kerja, dengan cepat ga kerja kepada karyawan juga harus
dan tangkas. mampu diberikan tanpa halangan dan
• Kemampuan beradaptasi dengan mampu memenuhi kebutuhan indus-
akuisisi dan divestasi secara ce- tri saat ini.
pat.

33
9. Peran HR dalam mitigasi risiko privasi dengan teknologi baru.
• Ketidakpahaman dan ketidakingi-
Era digital membuat arus informasi nan dalam menggunakan teknolo-
menjadi tak terbendung, hal ini tentun- gi terbaru dari karyawan atau dari
ya memudahkan masyarakat karena organisasi di dalam perusahaan itu
informasi bisa didapatkan jauh lebih sendiri.
mudah dibandingkan dua dekade sil- • Perubahan peraturan yang berlaku
am. Namun, dengan mudahnya infor- dan persyaratan untuk mengim-
masi didapatkan, termasuk informasi plementasikan ekosistem digital.
pribadi, hal itu juga membuka kemu- Penggunaan teknologi termutakhir
ngkinan bagi oknum untuk menyalah- dan berbasis jejaring menuntut pe-
gunakan data pribadi karyawan. Oleh rusahaan untuk mencari jalan pal-
karena itu, perusahaan, terutama HR, ing aman.
harus mempunyai kapabilitas menjaga • Proses bisnis yang ada belum se-
data pribadi setiap karyawannya. laras untuk mendukung ekosistem
digital.
Deloitte menjabarkan beberapa risiko
data-data perusahaan, termasuk data Oleh karena itu, penting bagi HR un-
karyawan, yang mungkin dihadapi oleh tuk mempersiapkan infrastruktur dan
perusahaan, antara lain: rancangan terbaik agar ekosistem dig-
ital bisa diterapkan terhadap proses
• Ketersediaan strategi digital dan bisnisnya. Namun, tidak semua peru-
rancangan yang mendukung kea- sahaan mampu dan mau melakukan-
manan data. nya, salah satu jalan keluarnya ada-
• Infrastruktur yang tidak memadai lah menggunakan pihak ketiga untuk
untuk melaksanakan strategi digital; menyediakan layanan tersebut. Pent-
• Pendekatan yang lamban dan tidak ing bagi perusahaan yang memilih pi-
efektif untuk menerapkan digitalisa- hak ketiga penyedia layanan untuk
si di seluruh organisasi yang men- memastikan keamanan data karyawa-
garah ke masalah antara sistem nnya dan mampu menyesuaikan pros-
digital yang telah ada sebelumnya es bisnis internal HR.

34
10. Pembaruan layanan untuk karyawan banyaknya proses administrasi, akan
dengan mudah bisa mereduksi beban
Memahami pelanggan dan memenuhi pekerjaannya dengan melakukan au-
segala ekspektasi mereka dahulu di- tomasi proses. Bayangkan jika auto-
anggap sebagai langkah strategis, masi payroll mampu memperpendek
tetapi hal itu menjadi hal yang wajib waktu proses hingga 86%, berapa
dan wajar bagi setiap perusahaan. persen produktivitas akan meningkat
Hal yang sama berlaku bagi HR, yang bagi perusahaan.
menempatkan karyawan sebagai pi-
hak yang bisa disamakan dengan
“pelanggan”. Bahkan, perusahaan Seperti kata pepatah, “mata dibalas
sekelas IBM, mentransformasikan mata”, jika disrupsi yang dibawa te-
pelayanan HR agar berfokus pada knologi mengubah kompas banyak in-
tenaga kerja, menggunakan teknologi dustri, maka dengan teknologi juga
paling mutakhir, dipersonalisasi se- perusahaan harus beradaptasi. Ma-
suai kebutuhan karyawan, menarik, nusia adalah makhluk yang dinamis,
dan mudah diingat. tetapi sudah lama model manajemen
yang diterapkan tetap stagnan dan ti-
Kemudahan ini tentu akan menjadi dak bergerak mengikuti perkembangan
kontras bagi jalan lama yang tidak zaman. Digitalisasi muncul dan telah
bersahabat dan memangkas produk- menumbangkan banyak entitas bisnis,
tivitas. Sebanyak 70% karyawan men- sisanya bertahan dan menyesuaikan diri
gaku bahwa mereka harus melakukan dengan keadaan, mereka melakukann-
input data yang sama berulang-ulang. ya dengan automasi.
HR, sebagai unit yang dikenal atas

35
Automasi, Warna Baru
Strategi HR Masa Depan

Pertanyaan selanjutnya, apa korelasi yang mempunyai rencana kerja digital


antara perkembangan teknologi den- untuk proses HR mereka. Hal ini tentu
gan pergeseran strategi SDM? Sebelum dapat menjadi sinyal merah bagi indus-
melanjutkan ke pembahasan yang leb- tri, beberapa tahun di era digital sama
ih mendalam, tahukah anda mengenai dengan satu atau dua dekade di era an-
Survei Federasi Bisnis Jepang tahun alog. Jika perusahaan tidak mampu be-
2016 yang menunjukan bahwa 63% re- radaptasi dengan perubahan, termasuk
sponden setuju, strategi HR yang telah dengan proses bisnis HR, maka bukan
dikembangkan tidak mampu mengim- tidak mungkin jarak ketertinggalan den-
bangi perkembangan bisnis global. gan kompetitor menjadi lebih jauh.
Pernyataan ini juga didukung oleh data
dari US Bureau of Labor Statistics yang Hambatannya pun bukan hanya dari ke-
menyebutkan bahwa angka produktivi- sadaran atas keniscayaan transformasi
tas industri tidak mengalami perkem- digital, melainkan juga budaya dari or-
bangan signifikan. Walaupun telah ganisasi atau perusahaan itu sendiri.
didukung dengan teknologi yang ada, Sebanyak 41% manajer HR menyetujui
produktivitas hanya naik sekitar 1,3% bahwa salah satu hambatan terbesar
dari tahun 2008, angka pertumbuhan dalam menerapkan transformasi digital
terendah sejak awal 1970. di lingkungan HR adalah kultur atau bu-
daya perusahaan itu sendiri. Kultur yang
Walaupun ⅔ Manajer HR setuju bahwa menjadi arus utama HR saat ini adalah
HR telah atau sudah selesai melakukan sebagai wadah penyedia layanan rutin
transformasi digital pada proses bisnis ketenagakerjaan alih-alih motor inovasi
mereka. Namun, hanya sekitar 40% dan strategi.

36
Sumber: https://assets.kpmg/content/dam/kpmg/tw/pdf/2018/11/KPMG-Future-of-HR-survey-report-2019.pdf
37
Bukankah jika HR berfokus untuk Nathanael Sinclair, seorang konsultan
menyelesaikan pekerjaan-pekerjaan ru- HR di Lean Support Solutions menyetu-
tin maka proses digitalisasi akan lebih jui hal tersebut, Ia mengemukakan
mudah diterima? Faktanya tidak, malah pendapatnya bahwa teknologi telah
sebaliknya, 67% perusahaan yang mengubah paradigma HR tradisional
mengedepankan HR sebagai unit strat- dan mempermudah pekerjaan-peker-
egis lebih mudah menerima digitalisa- jaan secara lebih sederhana dan ce-
si pada proses HR-nya dibandingkan pat. Prediksi ini pun bukan tanpa dasar,
perusahaan yang melihat HR sebagai di Indonesia saja, pengguna ponsel
penyedia layanan rutin saja. Perusa- meningkat dari tahun ke tahun, dan
haan-perusahaan tersebut memilih un- ini tidak hanya berlaku untuk genera-
tuk mempercayakan proses-proses si-generasi yang lebih muda. Kominfo
rutin mereka pada pihak ketiga atau menyebutkan, terdapat lebih dari 100
langsung menerapkan automasi pros- juta pengguna aktif smartphone di In-
es. Dengan demikian, waktu dan tenaga donesia, menunjukan tingginya tingkat
bisa lebih difokuskan ke hal-hal yang si- penetrasi mobile lifestyle di negara ini.
fatnya strategis dan membutuhkan ino-
vasi, seperti pengembangan karir dan
budaya.

38
Fakta tersebut bukan tidak ada hubun- Penggunaan aplikasi mobile akan men-
gannya dengan HR sama sekali. Sep- jadikan perusahaan satu langkah lebih
erti yang telah dibahas sebelumnya, maju dibandingkan kompetitor-kompet-
tingginya tingkat penetrasi penggunaan itornya. Pasalnya, masih banyak indus-
smartphone akan merubah gaya hidup tri yang bergantung pada pengelolaan
masyarakat luas, termasuk karyawan. administrasi HR berbasis web, bah-
Akhirnya, HR akan dituntut untuk be- kan manual. Alasannya, karena banyak
radaptasi menyesuaikan kondisi yang dari perusahaan-perusahaan tersebut
baru ini. HR harus mampu menyediakan menganggap bahwa menginvestasikan
aplikasi HR yang bisa diakses di smart- anggaran adalah sebuah proses yang
phone sekaligus komputer personal. Se- panjang, merepotkan, dan memerlukan
lain bisa mengendalikan disrupsi yang banyak biaya. Hal itu bisa saja benar
dibawa oleh perkembangan teknologi, jika perusahaan tersebut berniat mem-
mobilitas tersebut juga akan membantu bangun segala infrastruktur pendukung
perusahaan untuk membentuk budaya secara mandiri. Namun, jika menggu-
perusahaan dan meningkatkan engage- nakan bantuan pihak ketiga, hal-hal
ment karyawan. yang memakan waktu lama, biaya be-
sar, dan merepotkan bisa dinegasikan.

39
Sumber: https://harver.com/blog/digital-hr-transformation/
40
Di sisi lain, KPMG International Seperti yang Lynn Smith, HR Senior Vice
menyebutkan bahwa sebagian besar President Menlo Park, katakan, “Waktu
kegiatan HR bisa diselesaikan dengan tidak sedang berada di pihak kita, jika
bantuan mesin, hanya menyisakan lima kita tidak menyelesaikan masalahnya,
dari dua puluh satu kegiatan yang ada. orang lain akan mengambil alih.” au-
Posisi-posisi pekerjaan yang sebelum- tomasi hadir bukan hadir sebagai opsi,
nya dilakukan oleh manusia, akan mu- melainkan sebuah keharusan untuk bisa
lai berubah dengan hadirnya teknologi. tetap bisa eksis di iklim bisnis digital
Persyaratan-persyaratan pekerjaan pro- yang identik dengan perubahan dan ke-
fesional HR akan lebih ditekankan pada cepatan.
kesensitifan pada iklim bisnis, keter-
ampilan berpikir kritis yang kuat, keter-
ampilan analisis data, dan kemampuan
membuat keputusan yang baik.

41
Cloud-Computing HR, langkah
selanjutnya dari automasi

Selain teknologi yang memungkink- atau lebih sering dikenal sebagai (cloud
an penyelesaian pekerjaan HR dengan computing) menawarkan solusi terbaik
lebih cepat dan ringkas, munculnya untuk mendukung skema tersebut. IoT
perkembangan digital memperkenalkan dan cloud computing menciptakan sim-
kita pada istilah IoT, yakni objek yang biosis yang saling mendukung dan me-
memiliki kemampuan untuk mentransfer munculkan paradigma baru bagi banyak
data melalui jaringan tanpa memerlukan sektor dan industri, termasuk HR.
interaksi manusia ke manusia atau ma-
nusia ke komputer. IoT memungkink- Transformasi HR memberikan pilihan
an satu perangkat ke perangkat lainn- pada perusahaan untuk mengelola dan
ya untuk terhubung ke level yang lebih mengendalikan teknologi yang diterap-
besar lagi, hal ini memudahkan bahkan kan secara mandiri atau diserahkan ke
jutaan perangkat untuk terhubung satu pihak ketiga. Pengelolaan software dan
sama lain. prosesnya dapat dialihdayakan pada pi-
hak ketiga, sehingga perusahaan hanya
Kemampuan tersebut tentunya per- tinggal menerima hasil akhirnya. Skema
lu didukung dengan ketersediaan in- pengelolaan HR berbasis cloud ada-
frastruktur yang memadai, tetapi tidak lah dengan menyediakan software dari
semudah itu menyediakan perangkat pihak ketiga yang bisa diakses secara
yang sesuai untuk mencapai inter- daring oleh baik karyawan maupun ma-
koneksi yang optimal. Komputasi awan najer.

42
• Pemeliharaan software menjadi • Peningkatan kualitas HR
lebih mudah
Keuntungan lainnya adalah energi
Salah satu keuntungan menggu- dan fokus bisa disalurkan untuk ke-
nakan modul HRIS berbasis cloud giatan yang lebih strategis. HR yang
yang dikelola pihak ketiga, lebih terkenal dengan load kerja yang be-
lazim dikenal dengan Software as a sar dan tidak pernah habis, akan bisa
Service (SaaS), adalah biaya pemeli- mengurangi hampir separuh beban
haraan yang dibebankan pada pihak kerjanya jika menggunakan software
ketiga. Biaya pengembangan soft- berbasis cloud. Apalagi jika pengelo-
ware tersebut pun menjadi tanggung laan software diserahkan pada pihak
jawab pihak ketiga dan perusahaan ketiga, maka HR hanya perlu fokus
yang menggunakan jasanya hanya untuk mengontrol proses apakah ses-
perlu membayar biaya per-bulannya uai dengan rancangan dan ketentuan
saja. perusahaan.

• Harga yang lebih terjangkau • Peningkatan Produktivitas

Seperti yang telah dijelaskan di atas, Semakin jelas keuntungan yang di-
pengurangan biaya tidak hanya dari tawarkan oleh software HRIS berbasis
segi pengembangan dan pemeli- cloud yang dikelola oleh pihak ketiga.
haraan, tetapi jauh lebih banyak. Pe- Karyawan dan manajer bisa lebih opti-
rusahaan yang menggunakan layanan mal dalam bekerja karena layanan HR
SaaS tidak perlu mengalokasikan an- yang lebih sederhana, minim birokra-
ggaran untuk membangun software si, dan fleksibel. Apalagi, beberapa
dan infrastruktur yang mendukungn- merek SaaS menawarkan fitur analisis
ya. Perusahaan dapat langsung me- yang bisa digunakan oleh HR untuk
nerima software dalam bentuk jadi menilai performa setiap karyawan se-
dan bisa disesuaikan dengan kebutu- cara lebih akurat dan riil.
han dan proses bisnis internal.

43
Sumber: https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/the-secret-to-working-with-millennials/
44
Sumber: https://www.ccl.org/articles/leading-effectively-articles/the-secret-to-working-with-millennials/
45
Menurut Lianna Susanto, Country Man- Banyak entitas bisnis di Indonesia yang
ager dari IBM Indonesia, menyatakan akhirnya menggunakan solusi cloud com-
bahwa pertumbuhan pendapatan global puting sebagai langkah automasi proses
untuk jasa cloud telah mencapai angka karena alasan-alasan di atas. Integrasin-
12% dalam 12 bulan terakhir. Lianna juga ya pun dianggap luas dan serba guna,
berpendapat bahwa potensi komputasi cloud computing dalam HRIS bisa digu-
awan di Indonesia sangatlah besar, ban- nakan untuk memperoleh data yang nan-
yak perusahaan yang sudah mulai bera- tinya digunakan sebagai alat analisis HR
lih ke teknologi ini karena keuntungannya terhadap karyawan. Proses payroll pun
yang bisa memangkas kebutuhan peny- bisa diintegrasikan ke software berbasis
impanan data internal yang cukup men- cloud sehingga menghasilkan kualitas
guras anggaran. maksimal dalam kualitas pelayanan HR.

46
Pola Hubungan Karyawan &
Perusahaan dalam Skema HR 4.0

Pada tahun 2017, Pew Research Cen- banyak 62,5 juta pekerja. Generasi X
tre mengestimasi ada sekitar 56 juta mengakuisisi jumlah terbanyak yakni
milenial yang telah memasuki usia ker- 69 juta pekerja, dan terakhir adalah
ja di Amerika Serikat. Bagaimana den- baby boomers yang menempati posisi
gan indonesia? Badan Pusat Statis- terakhir dengan total populasi seban-
tik (BPS) Indonesia mengelompokkan yak 28,7 juta pekerja.
mereka yang berada di usia 20-34 ta-
hun sebagai milenial. Pada 2017, jum- Perubahan-perubahan yang dibawa
lah milenial di Indonesia berdasarkan oleh gap generasi dan disrupsi teknolo-
Susenas (Survei Sosial Ekonomi Na- gi membawa dampak bagi perusa-
sional) adalah sebanyak 88 juta jiwa, haan baik secara langsung atau tidak
kurang lebih mencakup 33,75% dari langsung. Para ahli di bidang HR pun
total penduduk Indonesia yang ter- merumuskan prediksi dan kajian-kaji-
catat. Jika melihat di tahun sebelumn- an mengenai tren strategis untuk men-
ya, 2016, data dari BPS menyebutkan jawab tantangan yang dibawa perubah-
bahwa jumlah tenaga kerja Milenial an tersebut. Pada akhirnya, hal tersebut
mengambil tempat sebanyak 40% dari akan ikut mengubah pola hubungan an-
total tenaga kerja Indonesia atau se- tara perusahaan dan karyawannya.

47
Deloitte dalam publikasinya yang ber- yang diperoleh pun bisa dipertanggu-
judul “The Future of Human Resourc- ngjawabkan dan transparan, karena
es, A Glimpse into The Future” menya- karyawan sendiri diperbolehkan men-
takan bahwa nantinya akan terbentuk gakses data-data yang dimaksud.
empat skenario pola hubungan antara
karyawan dengan perusahaan akibat Melalui proses transformasi ini, semua
automasi, antara lain: layanan dari HR akan menjadi lebih
cepat dan efisien yang akhirnya mem-
1. Automasi level tinggi sebagai rekan berikan rasa nyaman kepada karyawan
karir terpercaya perusahaan tersebut. Semakin nyaman
karyawan dengan tempatnya bekerja,
Salah satu ciri mendasar adalah kes- maka sense of belonging terhadap pe-
ediaan karyawan di perusahaan terh- rusahaan akan semakin besar. Alhasil
adap akses data-data pribadi, bahkan dengan meningkatnya keterikatan dan
yang tergolong sensitif. Hal ini muncul motivasi karyawan, maka nilai produk-
sebagai akibat berkembangnya te- tivitas perusahaan pun naik secara sig-
knologi enkripsi yang telah memperke- nifikan.
nalkan keamanan tingkat tinggi. Kual-
itas keamanan inilah yang membuat Beberapa orang mungkin menganggap
karyawan-karyawan tadi menerima bahwa hal ini akan melunturkan kred-
penggunaan data pribadi mereka dan ibilitas HR karen data-datanya tidak
mendorong penerimaan digitalisasi di diperlakukan secara confidential. Na-
sektor HR. mun, bagaimana jika data yang dapat
diakses karyawan adalah data miliknya
Karyawan mulai mempercayai pe- sendiri? Rekap absen pribadi, rekap re-
rusahaan sebagai rekan karir yang imbursement pribadi, dan informasi-in-
dapat dipercayai. Mesin memungk- formasi personal lain secara transpar-
inkan HR untuk menganalisa performa an dan akuntabel. Dalam perspektif ini
karyawan, kedisiplinan dan skill gap. HR akan dipandang tidak lagi pengelo-
Data-data yang diberikan pun dapat la administrasi ketenagakerjaan, tetapi
digunakan oleh HR untuk memberi- menjadi rekan terpercaya bagi perusa-
kan analisis terhadap jenjang karir bagi haan dan karyawan.
masing-masing karyawan. Data-data

48
2. Automasi level tinggi sebagai penye- Strateginya, perusahaan-perusahaan
dia lapangan kerja tadi memangkas kebutuhan SDM den-
gan cara menggantinya dengan mes-
Di berbagai sektor industri pun, bahkan in-mesin dan teknologi. Hal ini tidak
untuk sektor yang berseberangan, per- hanya diterapkan di sektor operasional
saingan seperti tak pernah mereda. Hal saja, bahkan HR juga terkena dampa-
ini tentu menyebabkan banyak peru- knya. Strategi ini akhirnya membuat
sahaan untuk berfokus pada pemaksi- komposisi karyawan di HR terdiri dari
malan nilai saham dalam waktu singkat. spesialis-spesialis dengan keahlian
Akibatnya, banyak perusahaan yang tinggi, karena pekerjaan-pekerjaan ru-
mengadopsi perspektif yang membuat tin sudah dapat ditangani oleh satu
mereka melakukan kebijakan efisiensi atau dua orang saja dengan bantuan
terhadap aset yang paling cepat per- mesin. Sekali kayuh dua tiga pulau ter-
putarannya, yakni SDM. lampaui, selain berhasil menekan biaya
yang dikeluarkan untuk SDM, strategi
Skenario ini menekankan pada trans- tersebut juga dapat menjaga kualitas
formasi digital yang hanya digunakan pelayanan.
untuk menjawab tantangan saat ini,
tetapi tidak untuk mengantisipasi ham- Namun demikian, dalam skenario ini
batan-hambatan yang mungkin mun- hubungan antara karyawan dengan pe-
cul di masa depan. Perusahaan-peru- rusahaan menjadi lemah. Alasan ring-
sahaan yang menggunakan perspektif kasnya karena karyawan hanya akan
ini menganggap, bahwa automasi HR melihat perusahaan sebagai tempat
hadir sebagai salah satu langkah untuk penyedia lapangan kerja saja. Peru-
efisiensi. Sudut pandang ini, tidak ser- sahaan akan lebih tertarik untuk ber-
ta merta salah untuk diterapkan, tetapi investasi pada mesin daripada manu-
cenderung dianggap instan dan men- sia, dampaknya HR akan dipandang
gorbankan keberlanjutan. sebagai pihak yang berseberangan
dibandingkan sebagai partner karir.

49
3. Automasi level rendah sebagai haan tersebut untuk bisa bertahan dan
penyedia lapangan kerja eksis di pasar. Dalam skenario ini, kual-
itas layanan HR akan lebih berfokus
Di berbagai sektor industri pun, bahkan pada penambalan pekerjaan-peker-
tidak semua perusahaan dapat menye- jaan repetitif dengan bantuan mesin.
diakan level keamanan data pribadi Transformasi yang dilakukan pun ha-
dengan kualitas terbaik, contohnya nya sebagian, dan masih ada bagian
saja di Indonesia, kasus tembusnya cukup besar yang memerlukan tangan
data pribadi nasabah BRI beberapa manusia secara langsung. Selain itu
waktu lalu sempat menggegerkan HR juga akan menghabiskan energin-
masyarakat dan menurunkan keper- ya hanya untuk memenuhi permintaan
cayaan atas kualitas layanan lembaga perusahaan, alih-alih sebagai partner
tersebut. Dalam hal perusahaan tidak strategis.
mampu menawarkan kualitas yang
baik untuk transformasi HR, akhirn- Hasilnya, kualitas layanan HR kepada
ya pilihan terbaik adalah transformasi karyawan akan menjadi stagnan dan
kualitas minimum. sulit mengalami perkembangan. Akh-
irnya, karyawan hanya akan melihat
Tentu saja transformasi ini tidak akan perusahaan sebagai penyedia lapa-
mampu menjawab semua tantangan ngan kerja yang dapat diganti kapan
tren saat ini, bahkan mengantisipasi pun, apalagi jika manfaat yang diberi-
tren masa depan. Namun, hal ini diang- kan rendah.
gap cukup bagi perusahaan-perusa-

50
4. Automasi level rendah sebagai part- dituntut untuk mampu menjawab tanta-
ner karir terpercaya ngan industri yang serba cepat, pener-
apan budaya baru, juga rutinitas seperti
Skenario ini menggambarkan kegaga- payroll dan pemberian compensation &
lan HR dalam suatu perusahaan un- benefit. Selain itu, energi dari HR akan
tuk mengimbangi laju perkembangan lebih terfokus dalam menemukan tal-
teknologi. Hambatan-hambatan yang ent yang tepat dan penekanan tingkat
dihadapi membuat perusahaan kesuli- turnover.
tan untuk melakukan automasi. Akhirn-
ya, transformasi yang dilakukan hanya Pada akhirnya, keempat skenario
untuk proses-proses tertentu saja dan tersebut akan sangat dipengaruhi den-
sangat terbatas. Manusia dijadikan po- gan perspektif HR terhadap rencana
ros utama lagi dalam melakukan peker- strategis pengelolaan SDM-nya dan
jaan-pekerjaan HR. juga kualitas transformasi digital yang
mampu dicapai. Walau demikian, atur-
Skenario ini menempatkan peran HR an di iklim industri ini tetaplah sama,
kembali ke perannya sebelum ada sudah banyak contoh kasus yang
transformasi digital. Namun, perma- menggambarkan dengan jelas jika se-
salahan-permasalahan yang dibawa buah perusahaan tidak siap atau tidak
industri 4.0 dan gap generasi tidak bersedia berubah.
benar-benar terselesaikan. Karyawan

51
Kesimpulan

Sejarah perkembangan HR dari masa Automasi yang dibawa teknologi kemu-


ke masa telah membuktikan bahwa dian menjadi solusi menjawab berbagai
pengelolaan SDM tidaklah stagnan persoalan tadi. Beberapa skenario tel-
dan tak dapat digerakkan. Perubahan ah diprediksi mengikuti level automa-
model manajemen HR selalu mengikuti si yang diterapkan oleh entitas bisnis,
tren industri, mulai dari revolusi perta- tetapi tidak semuanya mampu men-
ma hingga revolusi 4.0 saat ini. Sebuah jawab persoalan yang tengah dan akan
kemunduran jika HR dianggap sebagai dihadapi. Tidak dapat dipungkiri men-
pengelola administrasi karyawan, pa- gubah proses yang telah ada bukanlah
dahal HR dituntut untuk bisa menjadi perkara mudah, tetapi bukan berarti pe-
solusi bagi perusahaan untuk menjawab rubahan itu harus dilakukan sendiri.
tantangan industri.
Forbes memprediksi bahwa 83% be-
Sejalan dengan hal tersebut, disrupsi ban kerja perusahaan akan dialihkan
yang dibawa oleh revolusi industri 4.0 dengan metode cloud computing. Hal
menghadirkan dua problema yang ha- ini membuka peluang bagi HR untuk
rus dijawab HR, yakni gap generasi dan kemudian mengintegrasikan prosesnya
automasi. HR sebagai salah satu unit melalui cloud-based HRIS. Tersedia dua
yang memiliki dua peran, peran strate- pilihan untuk itu, melakukan semuanya
gis dan peran pendukung birokrasi. Na- sendiri atau mempercayakannya pada
mun, hal itu tidak bisa dijadikan dalih pihak ketiga.
bagi HR untuk meninggalkan salah satu
dan hanya mengerjakan yang lainnya.

52
Melakukan transformasi digital sendiri Jalan termudah dan paling mengun-
tentunya membawa manfaat tertentu tungkan saat ini adalah menggunakan
seperti memberikan keleluasaan untuk software berbasis cloud atau Software
mengatur segalanya sendiri. Namun, as a Service (SaaS) sebagai penyedia
biaya dan waktu yang akan dikerah- layanan HR. Biaya yang dikeluarkan
kan juga tidak sesederhana itu, per- hanya biaya terdiri biaya jasa saja, se-
hitungan itu selain melibatkan infras- mentara pemeliharaan dan pengem-
truktur lunak maupun keras, juga akan bangan ditanggung oleh penyedia
melibatkan biaya-biaya yang timbul software. Waktu yang terpakai pun
setelahnya, yakni pemeliharan dan hanya untuk mengintegrasikan peng-
pengembangan. Waktu yang terpakai gunaan software dengan penggunaan
selain untuk pembangunan sistem, riil karyawan. Prosesnya pun bisa dis-
juga harus menghitung waktu integra- esuaikan dengan proses internal pe-
si sistem ke penggunaan secara riil. rusahaan, sumber daya internal tidak
perlu direpotkan untuk merancang
semua dari awal.

53
Tentang Talenta
Talenta merupakan produk dari Mekari yang menyediakan software payroll dan HRIS
berbasis cloud dengan fitur terlengkap di Indonesia. Talenta memiliki berbagai fitur
unggulan yang membantu bisnis untuk berkembang dengan lebih cepat dan efisien.
Di Talenta, kami memahami kebutuhan bisnis dalam skala kecil dan menengah un-
tuk memaksimalkan sumber daya yang ada dengan tetap menjaga kualitas layanan
yang diberikan pada karyawan.

Talenta membuat proses payroll lebih cepat dan mudah.


Perhitungan payroll kami dikemas dengan fitur-fitur canggih
yang dibutuhkan seiring dengan pertumbuhan perusahaan
yang lebih besar dan kompleks.

Talenta memiliki fitur yang memudahkan pengelolaan


karyawan, mulai dari sistem database, rekrutmen, perfor-
mance management, hingga pembagian bagan organisasi un-
tuk sistem approval yang kompleks.

Mudahkan karyawan Anda untuk mengisi daftar kehadiran,


cuti, hingga pengajuan klaim melalui aplikasi mobile. Hitung
otomatis absen, kompensasi lembur, dan potongan keterlam-
batan dengan sistem payroll.

Talenta memudahkan pemberian benefit ke karyawan seperti


perawatan kesehatan komprehensif, penghitungan tunjangan,
hingga Mekari Benefit untuk mengakses gaji lebih awal untuk
kebutuhan sehari-hari.

54
Daftar Referensi
Brockner, J., Flynn, F. J., Dolan, R. J., Ostfield, A., Pace, D., & Ziskin, I. V. (2006). Commentary on

“radical HRM innovation and competitive advantage: The Moneyball story.” Human Resource

Management. 45(1), 127–145. https://doi.org/10.1002/hrm

Cohen, D. J. (2015). HR past, present and future: A call for consistent practices and a focus on

competencies. Human Resource Management Review, 25(2), 205–215. https://doi.

org/10.1016/j.hrmr.2015.01.006

Dundon, T., & Rafferty, A. (2018). The (potential) demise of HRM? Human Resource Management

Journal, 28(3), 377–391. https://doi.org/10.1111/1748-8583.12195

Lawler, E., & MOHRMAN, A. (2003). HR as a strategic partner: what does it take to make it happen?

People and Strategy, 26(3), 15.

Őnday, Ő. (2016). Human Resource Theory: From Hawthorne Experiments of Mayo To Groupthink of

Janis. Global Journal of Human Resource Management, 4(1), 95–110.

Prasetyo, B., & Trisyanti, U. (2018). Revolusi Industri 4.0 Dan Tantangan Perubahan Sosial. IPTEK

Journal of Proceedings Series, 0(5), 22–27. https://doi.org/10.12962/j23546026.y2018i5.4417

Sukoco, I., & Prameswari, D. (2017). Human Capital Approach To Increasing Productivity of Hu

man Resources Management. AdBispreneur, 2(1), 93–104. https://doi.org/10.24198/adbispre

neur.v2i1.12921

Tjandrawinata, R. (2016). Industri 4.0: revolusi industri abad ini dan pengaruhnya pada bidang kese

hatan dan bioteknologi. (February). https://doi.org/10.5281/zenodo.49404

Ulrich, D., & Dulebohn, J. H. (2015). Are we there yet? What’s next for HR? Human Resource Man

agement Review, 25(2), 188–204. https://doi.org/10.1016/j.hrmr.2015.01.004

https://www.pewresearch.org/fact-tank/2018/04/11/millennials-largest-generation-us-labor-force/

https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/id/Documents/about-deloitte/id-about-dip-edition-

1-chapter-2-id-sep2019.pdf

https://www.dbs.com/spark/index/id_id/site/pillars/2018-ubah-cara-kerja-untuk-membuat-genera-

si-millennial-mau-bertahan-di-perusahaan.html

55
https://www.forbes.com/sites/forbestechcouncil/2019/04/15/the-misconception-of-baby-boomers-

and-the-age-of-technology/#784359481b7e

https://www.mckinsey.com/business-functions/mckinsey-digital/our-insights/where-machines-

could-replace-humans-and-where-they-cant-yet

https://edisciplinas.usp.br/pluginfile.php/4174230/mod_resource/content/1/HR-past-present-and-

future-A-call-for-consistent-practices-and-a-focus-on-competencies_2015_Human-Resource-Man-

agement-Review.pdf

https://www.forbes.com/sites/blakemorgan/2019/09/30/companies-that-failed-at-digital-transfor-

mation-and-what-we-can-learn-from-them/#59333c32603c

https://www.accenture.com/_acnmedia/accenture/conversion-assets/dotcom/documents/global/

pdf/digital_1/accenture-oracle-hcm-ebook-future-of-hr-five-technology-imperatives.pdf

https://oxfordbusinessgroup.com/overview/addressing-indonesias-skills-gap

https://www.quantumworkplace.com/future-of-work/managing-individuals-why-different-employ-

ees-need-different-things

https://www.accenture.com/t20150827t020600__w__/usen/_acnmedia/accenture/conversion-as-

sets/dotcom/documents/global/pdf/strategy_7/accenture-future-of-hr-rise-extended-workforce.pdf

https://www.gartner.com/en/human-resources/trends/raconteur-digitalization-article

https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/cz/Documents/human-capital/cz-hc-trends-rein-

vent-with-human-focus.pdf

https://www.forbes.com/sites/forbeshumanresourcescouncil/2017/05/25/why-your-business-needs-

a-social-media-policy-and-eight-things-it-should-cover/#977737352649

https://www.forbes.com/sites/forbesinsights/2017/04/13/talent-management-in-the-digi-

tal-era/#355720ff59b7

https://www.accenture.com/t20160913t220140__w__/usen/_acnmedia/accenture/conversion-as-

sets/dotcom/documents/global/pdf/strategy_3/accenture-future-of-hr-trends-agile-organizations.

pdf

https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/tr/Documents/risk/security-and-privacy-noexp.pdf

https://www2.deloitte.com/us/en/insights/topics/digital-transformation/improving-digital-employ-

ee-experience.html

56
https://marketeers.com/bagaimana-hrd-bersikap-di-era-teknologi-4-0/

https://kominfo.go.id/content/detail/6095/indonesia-raksasa-teknologi-digital-asia/0/sorotan_me-

dia#:~:targetText=Jumlah%20penduduk%20Indonesia%20yang%20mencapai,lebih%20dari%20

100%20juta%20orang.

https://www.shrm.org/hr-today/news/hr-magazine/spring2019/pages/hr-needs-to-stay-ahead-of-au-

tomation.aspx

https://www.thejakartapost.com/news/2019/08/06/more-companies-turn-to-cloud-computing-to-

cut-operating-costs.html

https://www2.deloitte.com/content/dam/Deloitte/de/Documents/strategy/Future-of-Human-Re-

sources-2030-Deloitte-Glimpse-Paper.PDF

https://bisnis.tempo.co/read/1069272/polisi-ungkap-cara-kerja-pembobolan-rekening-nasa-

bah-bri-kediri/full&view=ok

https://www.forbes.com/sites/louiscolumbus/2018/01/07/83-of-enterprise-workloads-will-be-in-the-

cloud-by-2020/#380342b86261

57
Mekari Commercial Office talenta.co
SOHO Capital 43rd floor
talentaco
Podomoro City
Jl. Letjen S. Parman Kav. 28 talentaco

Jakarta 11470, Indonesia


talentaco
(021) 50501500
Talenta by Mekari
Desember 2019

Anda mungkin juga menyukai