Anda di halaman 1dari 6

Nama : Ayu Carolina

Nim : 0801201020

Matkul : dasar epidemiologi

Kelas :ikm-4

Dosen pengampu : Zata ismah,SKM,M.K.M

Resume

Konsep kausalitas

Konsep kausalitas merupakan sebab-akibat dari sebuah kejadian


penyakit/mengidentifikasi sebab sebuah penyakit.

Misalnya :

 Seseorang kehujanan,keesokannya terkena batuk pilek. Apa


penyebabnya?
Ada beberapa kemungkinan dari batuk pilek tersebut. Dapat di sebabkan
karena kehujanan atau imunitas nya yang lemah sehingga terserang batuk
pilek.

Hume berpendapat :

“menentukan sebab/faktor risiko dengan menggunakan argumentasi logika


induktif mempunyai kelemahan yaitu : kita tidak akan pernah mengetahui
secara pasti kebenaaran generalisasi ilmiah yang di tarik dari bukti-bukti
emperis.”

Misal : apakah pasti merokok merupakan sebab dari PJK di kalangan seluruh
orang dewasa , berdasarkan bukti riset hubungan merokok dengan PJK di us,
finlandia, dan israel pada tahun 1960-1970.

Kausalitas adalah murni merupakan proses subyektif yang merupakan gagasan


di dalam pikiran seseorang.

Hubungan sebab akibat tidak dapat di peroleh semata dari pengalaman,


melainkan tergantung dari insight dan imajinasi manusia.
Hubungan kausal (causal association)

Asosiasi/hubungan antara kejadian/karakteristik, dimana perubahan kuantitas


atau kualitas satu kategori akan diikuti perubahan kategori lainnya.

Sebab(cause) mendahului akibat ( effect) misalnya : akibat frekuensi suatu


penyakit akan berubah sebab frekuensi/kualitas suatu pajanan berubah.

Contohnya :

 Penurunan kadar zat besi(Fe) akan menyebabkan anemia.


 Insufisiensi oksigen otot jantung akan menyebabkan infark miokard.

Model dan pendekatan kausalitas

A. Model determinisme murni/klasik


Berdasarkan teori single causation(penyebab tunggal),mengarah ke
hubungan tunggal(satu sebab spesifik akan mengakibat satu akibat
spesifik yang unik dan konstan .
Misal nya : x mengakibatkan y
 Spesifisitas akibat y satu-satunya akibat dari faktor x
 Spesifitas sebab x satu-satunya penyebab y yang harus bersifat
necessary atau sufficien

Necessary merupakan faktor yang harus ada untuk terjadinya penyakit


misalnya :

Tidak ada penyakit AIDS tanpa virus HIV

Tidak ada penyakit TBC tanpa kuman MTb

Sufficient merupakan faktor yang dengan sendirinya pasti dapat


menimbulkan suatu penyakit,misalnya:

Kurang oksigen akan menyebakan hipoik otak

Tekanan trauma mekanik yang tinggi akan menyebabkan patah tulang

Peningkatan suhu sampai titik didih akan menyebakan kerusakan


jaringan kulit .
B. Model determinisme modern/modifikasi
Kenyataan dewasa ini , penyebab dan akibat tidak selalu tunggal. Dari
perspektif multiple causation,sebab sufficient bukan merupakan 1 faktor
tunggal,melainkan beberapa faktor.
Setiap faktor yang turut menyusun dan muncul dalam setidaknya1 1 set
sufficient cause di sebut contributory/component cause. Faktor yang
selalu ada dalam setiap set sufficient cause disebut necessary cause.
Misalnya :
Untuk dapat terkena TBC,seseorang tidak hanya harus terinfeksi kuman
MTb. Tapi juga harus :
 Kontak efektif dengan penderita TBC aktif.
 Jumlah dan virulensi kuman patogen infeksius memadai
 Daya tahan sedang turun/rendah
C. Model multiple etiology lainnya.
Triangle of epidimiology
- Host---agent---environment

Jejaring sebab akibat(web of causation)


Model roda(wheel model)

- inti:genetik

- lingkar dalam : host

- ingkar luar : lingkungan biologi,lingkungan fisik,lingkungan sosial.

D. Pendekatan probabilistik
Masalah pada model determinisme
- Pengetahuan yang terbbatas tentang penyakit
- Keterbatasan dalam mengamati status penyakitdan status pejanan

Dengan pendekatan ini tidak perlu berupaya membuktikan kausalitas


pada setiap individu ,melainkan dengan menggunakan probabilistik dan
teknik statistik.dilakukan dengan penilaian ada tidaknya hubungan
asosiasi statistik pada populasi untuk kmudian ditarik kesimpulan kausal.

Perbedaan risiko dan prognosis

- Risiko adalah berapa besar kemungkinan sakit dari seseorang yang


sehat
- Prognosis menunjukkan berapa besar kemungkinan mati akibat dari
keadaan sakit.

Kriteria kausalitas

1. Strength of association
Semakin kuat hubungan pejanan dengan penyakit seara statistik semakin
kuat pula keyakinan hubungan tersebut bersifat kausal.
2. Consistency of findings
Hubungan antara suatu faktor dan suatu penyakit yang ditemukan secara
konsisten pada berbagai studi yang berbeda pada populasi,tempat,dan
waktu yang berbeda memiliki kemungkinan bersifat kausal.
3. Specificity
Kriteria yang mengacu pada konsep penyebab tunggal yaitu jika sebuah
faktor spesifik hanya berhubungan dengan sebuah penyakit atau sebuah
penyakit berhubungan dengan hanya sebuah faktor pejanan maka
dianggap memberikan kemungkinan hubungan kausalitas.
4. Temporality
Waktu yang di curigai merupakan penyebab suatu penyakit Kehadirannya
harus di yakini mendahului kemunculan penyakit yang di diteliti,jika
memang hubungan keduanya bersifat kausal.
5. Biological gradient
Adanya pola hubungan antara suau aktor dan suatu penyakit yang
kekuatan hubungannya meningkat sejalan dengan peningkatan
kuantitas /kualitas pejanan dapat memberi indikasi kemungkinan
hubungan yang bersifat kausal.
6. Plausibility
Hubungan suatu faktor dengan suatu penyakit yang secara nalar dapat
diterima dalam arti hal tersebut memungkinkan secara biologis
,memberikan nilai untuk mengarah kepada kemungkinan hubungan
kausal.
Misal : hubungan merokok dan ca paru , secara biologis memungkinkan
karena telah diketahui bahwa merokok penyebab perubahan sel
squamosa pada epitel bronchus.
7. Coherence
Makin Koheren dengan pengetahuan tentang riwayat alamiah
penyakit,makin kuat keyakinan hubungan kausal anatar pejanan dan
penyakit.kriteria koherensi menegaskan pentingnya kriteria konsistensi
dan kredibilitas biologik.
Misal : temuan efek merokok pada perubahan histopatologis dari epitel
bronchus memperkuat kemungkinan adanya hubungan kausal antara
merokok dengan ca paru.
8. Experiment
Hubungan yang diperoleh dari hasil studi ekperimental mempunyai arti
penting dalam pengambilan kesimpulan yang bersifat kausal,amun
kriteria ini tidak selalu dapat digunakan.
9. Analogy
Kriteria ini kurang kuat untuk mendukung hubungan kausal, namun untuk
beberapa situasi dapat digunakan.
Misal : jika sebuah obat mengakibatkan cacat lahir, maka bukan tidak
mungkin obat lain yang mempunyai sifat farmakologi yang serupa akan
memberikan efek yang sama.

Anda mungkin juga menyukai