Pedoman Puskesmas Pembantu
Pedoman Puskesmas Pembantu
PUSKESMAS PEMBANTU
1
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS KESEHATAN
SURABAYA 2013
PEDOMAN
PUSKESMAS PEMBANTU
2
PEMERINTAH PROVINSI JAWA TIMUR
DINAS KESEHATAN
SURABAYA 2013
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
rahmatNya, maka buku Pedoman Puskesmas pembantu dapat diselesaikan.
Mengingat banyaknya jumlah sarana Pelayanan Kesehatan di Jawa Timur yang ada pada
saat ini, maka untuk mendukung tercapainya indikator pelayanan yang ditetapkan dalam
Standar Pelayanan Minimal (SPM), pendekatan yang dilaksanakan Puskesmas Pembantu
adalah pelayanan yang terintegrasi pada upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan.
Untuk meningkatkan kinerja perawat dan bidan sebagai petugas di Puskesmas Pembantu
yang optimal dalam memberikan kontribusi terhadap tercapainya indikator SPM dan sekaligus
mencapai angka kredit jabatan fungsionalnya, maka Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur,
memandang perlu untuk menyusun buku pedoman Puskesmas Pembantu.
Pedoman Puskesmas Pembantu merupakan acuan minimal bagi perawat dan bidan serta
pihak yang terkait, sehingga untuk penerapannya dapat dikembangkan sesuai kebutuhan dan
kemampuan kabupaten/kota.
3
Pada kesempatan ini, kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan kepada Tim
Penyusun yang terdiri dari wakil Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur dan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota serta petugas Puskesmas Pembantu juga pihak lain yang berperan dalam
penyusunan buku pedoman ini.
Saran serta masukan untuk penyempurnaan buku ini sangat kami harapkan, juga
dukungan berbagai pihak untuk dapat mewujudkan kinerja perawat dan bidan di Puskesmas
Pembantu yang optimal sesuai peran dan fungsinya sehingga pelayanan yang diberikan lebih
bermutu dan dapat dipertanggung jawabkan.
Semoga Tuhan yang Maha Esa memberikan rahmat dan hidayahNya kepada kita semua,
Amin.
DR. HARSONO
TIM PENYUSUN
4
8. dr. Roestina Soehardi, M.M.Kes. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
9. dr. Ali Husni, M.Kes. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
10. Eddy Suroso, SKM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
11. Lestari Rahajoe, SKM Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
12. Dedy Suprijadi, ST Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
13. Siti Fatimah, S.Pd. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
14. dra. Rahmi, Apt. M.Kes. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
15. drg. Christina Ariyani Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur
KONTRIBUTOR
5
9. Putut Heru Siswaya, S.Sos. MSi. Dinas Kesehatan Kabupaten Kediri
10. drg. Nuryani Mubayin Dinas Kesehatan Kabupaten Malang
11. Arie Risdiyanti Dinas Kesehatan Kabupaten Lumajang
12. Tunwantoko, SKep. Ners. Dinas Kesehatan Kabupaten Jember
13. Retno Yuliati, Amd. Kep. Dinas Kesehatan Kabupaten Banyuwangi
14. Adhing Supriyadi, SKM. Dinas Kesehatan Kabupaten Situbondo
15 Pasidi Shidiq, SKep. MKes. Dinas Kesehatan Kabupaten Bondowoso
16 Fatimah Dinas Kesehatan Kabupaten Probolinggo
17 Mira Kurniawati, SKM. Dinas Kesehatan Kabupaten Pasuruan
18 Jaka Harnunanta, SE.M.MKes. Dinas Kesehatan Kabupaten Mojokerto
19 I’ah Novi Maslahah, SKM. Dinas Kesehatan Kabupaten Jombang
20 dr. Budi Murisni Dinas Kesehatan Kabupaten Nganjuk
21 Sri Susanti, M.Mkes. Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun
22 Dwi Hunun Pratiwi, SKM. Dinas Kesehatan Kabupaten Magetan
23 Devy Ayu Trisnawati, SKM. Dinas Kesehatan Kabupaten Ngawi
24 Sutrisno, S.Sos. M.Si. Dinas Kesehatan Kabupaten Bojonegoro
25 dr. Shodikin Dinas Kesehatan Kabupaten Tuban
26 dr. Bambang Susilo, M.MKes. Dinas Kesehatan Kabupaten Lamongan
27 Itafiqoh, S. Dinas Kesehatan Kabupaten Bangkalan
28 Subagyo, SKM. Dinas Kesehatan Kabupaten Sampang
29 dr. Erna Hidayati, M.Kes. Dinas Kesehatan Kabupaten Pamekasan
30 Winarno, SKM. Dinas Kesehatan Kabupaten Sumenep
31 Nurseto, SAp. M.Ap. Dinas Kesehatan Kota Batu
32 Koko Widiyantoro, SKM. Dinas Kesehatan Kota Kediri
33 Suprayogi, SE. Dinas Kesehatan Kota Blitar
34 dr. Rohana Dinas Kesehatan Kota Malang
35 drs. Heny Ananto, Apt. Dinas Kesehatan Kota Probolinggo
36 Nuzulyati, S.Kep. NS. Dinas Kesehatan Kota Pasuruan
37 drg. Rini Utami Dinas Kesehatan Kota Mojokerto
6
38 Sudewa, SKM. Dinas Kesehatan Kota Madiun
39 Joko Sigit, SKM. Pustu Kabupaten Tulungagung
40 Susi Prayitno, Amd.Kep. Pustu Kabupaten Pacitan
41 Mansur, Amd.Kep. Pustu Kabupaten Banyuwangi
42 Titik Susihandari, Amd.Kep. Pustu Kabupaten Lumajang
43 Sugiarti, Amd.Kep. Pustu Kabupaten Bondowoso
44 Syaiful Kusmulyanta, SKM. Pustu Kota Blitar
DAFTAR ISI
Kata Pengantar............................................................................................................... i
Tim Penyusun................................................................................................................. ii
Daftar Lampiran............................................................................................................. v
BAB I. PENDAHULUAN............................................................................................ 9
7
2.1.5 Perencanaan, Pelaksanan dan Evaluasi Kegiatan ................................... 16
2.1.6 Jenis Pelayanan........................................................................................ 16
2.1.7 Alur Pelayanan........................................................................................ 17
2.1.8 Waktu Pelayanan .................................................................................... 18
2.1.9. Rekam Medik .......................................................................................... 18
2.1.10 Standar Operasional Prosedur (SOP) ..................................................... 19
2.1.11 Informed Consent..................................................................................... 20
2.1.12 Pendelegasian Pengobatan Dasar ............................................................ 20
2.1.13 Hak dan Kewajiban Penderita ................................................................. 21
2.1.14 Hak dan Kewajiban Penyedia Layanan................................................... 22
2.2 Sumber Daya Puskesmas Pembantu............................................................... 22
2.2.1 Bangunan ............................................................................................... 22
2.2.2 Sumber Daya Manusia ........................................................................... 23
2.2.3 Peralatan................................................................................................... 24
2.2.4 Obat-Obatan............................................................................................. 34
2.2.5 Pembiayaan ............................................................................................. 36
BAB III. UPAYA PELAYANAN KESEHATAN .................................................... 37
3.1 Upaya Kesehatan Wajib........................................................................... 37
3.1.1 Upaya Promkes........................................................................................ 37
3.1.2. Upaya Kesehatan Lingkungan.................................................................. 41
3.1.3. Upaya Kesehatan Ibu, Anak serta KB..................................................... 43
3.1.3.1 Upaya Kesehatan Ibu ........................................................................... 43
3.1.3.2 Upaya Kesehatan Anak .......................................................................... 44
3.1.3.3 Upaya Kesehatan KB . ......................................................................... 45
3.1.3.4 Upaya Perbaikan Gizi............................................................................. 46
3.1.3.5 Upaya Pemberantasan Penyakit.............................................................. 47
3.1.3.6 Upaya Pengobatan Dasar........................................................................ 59
3.2 Upaya Kesehatan Pengembangan................................................................. 60
3.2.1 Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat............................................... 60
BAB IV. PENCATATAN PELAPORAN DAN MONITORING EVALUASI ...........
4.1. Pencatatan dan Pelaporan........................................................................ 64
4.1.1 Jenis pelaporan........................................................................................ 65
4.1.2 Alur dan Mekanisme pelaporan ..............................................................67
4.1.3 Monitoring Evaluasi ............................................................................... 68
8
4.1.3.1 Jenis monitoring ...................................................................................... 68
4.1.3.2 Jadwal dan Pelaksanaan Monitoring Evaluasi........................................ 68
BAB V : PENUTUP....................................................................................................... 70
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 71
LAMPIRAN-LAMPIRAN............................................................................................. 73
DAFTAR LAMPIRAN
9
Lampiran 11 Standar Operasional Prosedur (SOP)
BAB I
PENDAHULUAN
10
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan
Publik pasal 15 mengamanatkan bahwa Penyelenggara Pelayanan Kesehatan
berkewajiban menyusun dan menetapkan standar pelayanan agar pelayanan dapat
dilaksanakan sesuai dengan standar serta penyelenggara dapat memberikan
pertanggungjawaban terhadap pelayanan yang diselenggarakan.
Masyarakat sehat merupakan investasi yang sangat berharga untuk mencapai Visi
Pembangunan di Jawa Timur yaitu: “Mewujudkan Masyarakat Jawa Timur yang Makmur
dan Berakhlak di dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia” dengan Misinya: “Makmur
Bersama Wong Cilik”.
11
Untuk mewujudkan Visi Pembangunan di Jawa Timur tersebut, perlu dilakukan
pendekatan akses dan peningkatan kualitas pelayanan kesehatan kepada masyarakat
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi tingginya di Jawa
Timur. Salah satu programnya adalah pengembangan Puskesmas Pembantu
12
16. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :2269/Menkes/Per/
/2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
1.3. Pengertian
1. Pedoman adalah:
Acuan yang memberi arah bagaimana sesuatu harus dilakukan sesuai dengan
ketentuan dan peraturan yang berlaku.
2. Puskesmas Pembantu adalah :
Unit pelayanan kesehatan yang berfungsi menunjang dan membantu melaksanakan
kegiatan-kegiatan yang dilakukan Puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih
kecil. Wilayah kerja Puskesmas Pembantu minimal adalah satu (1) desa, namun
demikian dalam keadaan tertentu wilayahnya dapat mencakup dua (2) desa atau lebih
dengan jumlah penduduk antara 2.500 sampai 10.000 jiwa.
1.4. Tujuan
1.4.1. Tujuan Umum
Tersedianya penyelenggaraan Pedoman Puskesmas Pembantu sehingga tercapai
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu, efektif dan efisien agar terwujud derajat
kesehatan masyarakat yang optimal di desa yang masuk wilayah kerja Puskesmas
Pembantu.
13
1. Menyusun pedoman sarana dan prasarana Puskesmas Pembantu.
2. Menyusun pedoman pelayanan kesehatan masyarakat dan perorangan Puskesmas
Pembantu.
1.5. Manfaat
Tersedianya Pedoman Puskesmas Pembantu maka dapat diperoleh manfaat sebagai
berikut,
1 . Bagi Masyarakat
Sebagai acuan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan di Puskesmas Pembantu;
2. Bagi Petugas Pustu
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan di Puskesmas
Pembantu;
3. Bagi Puskesmas
Sebagai acuan dalam penyelenggaraan pelayanan, monitoring dan evaluasi pelayanan
kesehatan di wilayah kerjanya;
4 Bagi Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota
a. Sebagai acuan dalam penentuan kebijakan di Puskesmas Pembantu.
b. Sebagai acuan dalam perencanaan program dan anggaran.
BAB II
MANAJEMEN DAN ADMINISTRASI
14
Wilayah kerja Puskesmas Pembantu minimal adalah 1 (satu) desa, namun
demikian dalam keadaan tertentu wilayahnya dapat mencakup 2 (dua) desa atau lebih dengan
jumlah penduduk antara 2.500 sampai 10.000 jiwa.
2.1.1. Kelembagaan
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan pasal 30
bahwa semua Fasilitas Pelayanan Kesehatan harus mempunyai perijinan yang
dikeluarkan oleh Pemerintah, termasuk Puskesmas Pembantu sebagai fasilitas pelayanan
kesehatan diharapkan mempunyai ijin penyelenggaraan yang dikeluarkan oleh Pemkot
yang berwenang. Sedangkan PuskesmasPembantu merupakan jaringan Puskesmas, ijin
operasionalnya menjadi satu dengan Puskesmas.
2.1.2. Visi, Misi, Tujuan dan Fungsi
1. Visi
Visi Puskesmas Pembantu adalah “Terwujudnya Desa/ Kelurahan Sehat Menuju
Kecamatan Sehat“. Visi tersebut merupakan pengembangan dari visi Puskesmas yakni
terwujudnya kecamatan sehat.
2. Misi
15
Untuk mewujudkan visi tersebut diatas, maka misi yang dilaksanakan adalah,
a. Memelihara dan meningkatkan mutu pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas
Pembantu ;
b. Menggerakkan masyarakat desa/kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu,
agar menciptakan lingkungan desa/ kelurahan yang sehat;
c. Mendorong kemandirian bagi keluarga dan masyarakat di desa/ kelurahan di wilayah
kerja Puskesmas Pembantu;
d. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga, masyarakat desa/
kelurahan di wilayah kerja Puskesmas Pembantu;
3. Tujuan
Meningkatkan mutu pelayanan dan kualitas SDM, manajemen dan administrasi
serta pelayanan kesehatan di Puskesmas Pembantu;
4. Fungsi
Sebagai acuan Kabupaten/Kota agar pelayanan kesehatan di Puskesmas Pembantu
sesuai dengan pedoman yang ada.
Kepala Puskesmas
Keterangan:
Garis koordinasi
16
Garis pertanggung jawaban
17
3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana;
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat;
5. Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular dan Tidak Menular, dan
6. Upaya Pengobatan.
Alur pelayanan yaitu kemudahan atau tahapan pelayanan yang diberikan kepada
masyarakat untuk memudahkan dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan
kesehatan.
18
ALUR PELAYANAN PUSKESMAS PEMBANTU
Penderita
Pendaftaran
19
2. Rekam medik harus sesuai standar yang ditetapkan menurut jenis pelayanan;
3. Rekam medik harus disediakan untuk setiap kunjungan;
4. Isi rekam medik untuk pasien rawat jalan pada sarana pelayanan kesehatan
sekurang-kurangnya memuat,
a. Identitas pasien (nama, tanggal lahir, jenis kelamin, alamat, pekerjaaan);
b. Tanggal dan waktu (kunjungan);
c. Hasil anamnesa,mencakup sekurang-kurangnya keluhan dan riwayat penyakit;
d. Hasil pemeriksaan fisik dan penunjang medik;
e. Diagnosis;
f. Rencana penatalaksanaan;
g. Pengobatan dan /atau tindakan ;
h. Pelayanan lain yang telah diberikan kepada pasien,dan
i. Persetujuan/penolakan tindakan bila diperlukan.
5. Tenaga Kesehatan (Perawat dan Bidan) bertanggung jawab akan kebenaran dan
ketepatan pengisian rekam medik;
6. Setiap pemberian pelayanan kesehatan oleh para tenaga kesehatan wajib disertai
dengan pemberian catatan pada berkas rekam medik, dan pasien rujukan harus
disertai dengan informasi alasan rujukan.
21
bertindak sebagai penanggung jawab dan menerima laporan dari penanggung jawab
Puskesmas Pembantu.
22
2. Melakukan pemeriksaan dan pengobatan dengan sarana dan prasarana yang
memadai
3. Mendapat informasi kepuasan terhadap pelayanan yang dilakukan
2.1.14.1. Kewajiban penyedia layanan
23
9. Pelayanan administrasi umum hendaknya berdekatan dengan pintu utama Pustu
Gadar dan Observasi.
10. Fasilitas ruangan yang ada harus dirawat dengan baik. Bangunan Pustu Gadar dan
Observasi harus terpelihara, mudah dibersihkan dan dapat mencegah penularan
penyakit serta kecelakaan.
11. Ruangan Pustu Gadar dan Observasi ( baik untuk pemeriksaan, pelayanan gawat
darurat, persalinan, maupun kamar mandi) harus terlihat bersih, tidak ada sampah
berserakan , tersedia tempat sampah, atap bersih dan terawat tidak ada sarang laba-
laba.
a. Kompetensi Perawat:
24
5. Pendidikan Kesehatan
6. Perawatan Kesehatan Masyarakat
b. Kompetensi Bidan:
2.2.3. Peralatan
Peralatan (minimal) dan bahan yang harus dimiliki oleh Puskesmas Pembantu
baik dalam gedung maupun luar gedung terdiri dari:
1. Set Peralatan Umum
2. Set Peralatan Poliklinik Umum
3. Set Peralatan Poliklinik KIA/KB
4. Set Peralatan Pencegahan Infeksi
5. CHN Kit
25
Nomor Nama Alat Jumlah
26
15 Jarum Suntik, Hipodermis (No.02) 12
16 Jarum Suntik, Hipodermis (No.12) 12
17 Jarum Suntik, Hipodermis (No.14) 12
18 Jarum Suntik, Hipodermis (No.18) 24
19 Jarum Suntik, Hipodermis (No.20) 24
20 Kateter, Karet O. 10 (Nelaton) 24
21 Kateter, Karet O. 14 (Nelaton) 1
22 Kateter, Logam Untuk Wanita, No.12 1
23 Klem Arteri, Lurus (Kelly) 1
24 Klem/Pemegang Jarum Jahit, 18 CN (Mayo-Hegar) 1
25 Korentang, Penjepit Sponge (Foerster) 1
26 Pinset Anatomis, 14,5 cm 2
27 Pinset Anatomis, 18 cm 2
28 Pinset Anatomis, (untuk specimen) 1
29 Pinset Bedah, 14,5 cm 2
30 Pinset Bedah, 18 cm 2
31 Pisau Cukur Set 2
32 Semprit, Gliserin 1
33 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 1 cc 2
34 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 10 cc 1
35 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 2 cc 1
36 Semprit, Hipodermik, Tipe Record 5 cc 1
37 Sikat Tangan 3
38 Skalpel, Mata Pisau Bedah (No.10) 3
39 Skalpel, Tangkai Pisau Operasi 6
40 Sterilisator (Pemanas Alkohol) 1
41 Duk Lubang, Sedang 1
42 Sarung Tangan, No. 6 ½ 2
43 Sarung Tangan, No. 7 3
44 Sarung Tangan, No. 7 ½ 3
45 Baki Logam Tempat Alat Steril 3
46 Lampu Senter 1
47 Mangkok Untuk Larutan 1
48 Meja Instrument/Alat 2
27
49 Silinder Korentang Steril 1
50 Standar Waskom, Tunggal 2
51 Toples Kapas/Kasa Steril 1
52 Torniquet Karet 1
53 Tromol Kasa/Kain Steril (125 X 120 mm) 3
54 Waskom Bengkok 1
55 Waskom Cekung 2
56 Jarum Suntik, Disposible (No.02) 2
57 Jarum Suntik, Disposible (No.12) 12
58 Jarum Suntik, Disposible (No.14) 12
59 Jarum Suntik, Disposible (No.20) 12
60 Disposible Syringe, 1 cc 12
61 Disposible Syringe, 10 cc 5
62 Disposible Syringe, 3 cc 5
63 Disposible Syringe, 5 cc 5
64 Pisau Silet 5
65 Gunting Benang 1 dos
66 Handuk Kecil Untuk Lap Tangan 2
67 Waslap 3
68 Pispot 2
69 Urinal 1
70 Steek Laken (Sprei Kecil) 1
71 Tempat Sampah Bertutup 2
72 Termometer For Infant 1
73 Air Sound Timer 1
74 Gambar Anatomi Mata 1
75 Corong Telinga/ Spektrum Telinga P.241, Ukuran Kecil, Besar, 2
76 Sedang 1
77 Pengait Serumen Dan Sendok Serumen 1
78 Pelilit Kapas / Cotton Aplicator 2
79 Pinset Bayonet P.245 1
80 Lampu Spiritus 1
81 Aligator Forceps P.247 1
82 Lampu Kepala/Head Lamp 1
28
3. Set Peralatan Poliklinik KIA/KB
29
4. Gunting
5. Mangkuk
6. Klem Bengkok
7. Timba besar
8. Baki besar
4 Peralatan Asuhan Bayi Baru Lahir 1 set
1. Kasa atau handuk kecil (untuk menyeka mulut dan hidung)
2. Penghisap lendir De Lee/bola karet penghisap (baru dan
bersih)
3. Handuk/kain bersih dan kering untuk mengeringkan dan
menyelimuti bayi
4. Lampu 60 watt
5 Peralatan Persalinan 1set
1. Apron Plastik tebal 1
2. Bak Instrumen 1
3. Blood Lancet 28 G steril 1 box
4. Autoclick Device (alat penusuk jari) 1
5. Bowel Metal 1
6. Baby Scale 7 kg + celana 1
7. Timbangan Bayi 20 kg 1
8. Catgut plain 2.0/3.0 1 box
9. Nelathon Catheter no 12 steril 1
10. Funduscope kayu 1
11. Gunting episiotomi 14 cm 1
12. Duk steril 60x60 cm 1
13. Gunting operasi lurus 14 cm tajam/tumpul 1
14. Gunting tali pusar 16 cm 1
15. Kocher lurus 16 cm 2
16. Setengah kocher 14 cm 1
17. Hb Sahli 1
18. Hechting nald GR 12 1 sachet
19. Infusion Set Dewasa 5
20. Infusion Set Pediatric 5
21. IV catheter no 18 G 5
30
22. IV catheter no 18 G untuk bayi 5
23. Jarum Disposible 23 G 1 box
24. Wing Needle no 25 dan 27 G 10
25. Mucous extractor 5
26. Needle Holder Mayo 14 cm 1
27. Nierbeken 20 cm 1
28. Pinset anatomis 14 cm 4
29. Pinset chirurgis 14 cm 1
30. Pinset chirurgis 18 cm 1
31. Sarung tangan surgical steril ukuran 6½/7/7½ 15
32. Senter + 3 baterei besar 1
33. Sheet plastik 1
34. Sikat tangan halus 1
35. Tensimeter 1
36. Resusitator 1
37. Lampu 1
38. Spuit disposible 1 cc 1 box
39. Stetoscope duplex dewasa 1
40. Tas Bidan Kit Mobile 1
41. Thermometer digital 1
42. Timbangan dewasa 1
43. Ukuran pita 150 cm 1
44. Selimut bayi 1
45. Umbilical cord klem 5
46. Gambar ibu hamil dan proses kelahiran 1
47. Ukuran lengan ibu hamil 1
48. Air timer untuk bayi standar UNICEF 1
49. Nasal Gastric Tube Silicone no 16 1
50. Cathether Ureteral Wanita Disposible 1
51. Tas Bidan kit 1
52. Resusitator 1
6 Implant Kit 1
7 Tensimeter 1
8 Stetoscope binoculer 1
31
9 Stetoscope monoculer 1
10 Timbangan dewasa 1
11 Timbangan bayi 1
12 Pengukur panjang bayi 1
13 Termometer 1
14 Oksigen dengan regulator 1
15 Ambubag dengan masker resusitasi (ibu dan bayi) 1
16 Penghisap lendir 1
17 Lampu/sorot 1
18 Penghitung nadi 1
19 Sterilisator 1
20 Bak Instrument dengan tutup 1
21 Reflek hammer 1
22 Pita pengukur 1
23 Plastik penutup instrument steril 1
24 Sarung tangan karet untuk mencuci alat 1
25 Apron/celemek 1
26 Masker 1
27 Pengaman mata 1
28 Sarung kaki plastik 1
29 Infus set 1
30 Standar infus 1
31 Semprit disposible 1
32 Tempat kotoran/sampah 1
33 Tempat kain kotor 1
34 Tempat plasenta 1
35 Pot 1
36 Piala ginjal/bengkok 1
37 Sikat sabun ditempatnya 1
38 Kertas lakmus 1
39 Vacum exstraktor set 1
40 Semprit glycerin 1
41 Gunting verband 1
42 Kain pengukur darah 1
32
43 Spatel lidah 1
44 Gergaji obat 1
Nomo
Kebutuhan
r
33
19 Kain pel
20 Wadah anti pecah untuk pembuangan semprit dan jarum habis pakai
21 Tempat sampah kering dan basah terkontaminasi yang terpisah
22 Pembakar sampah atau tempat mengubur sampah atau enkapsulasi
5. CHN Kit
34
8 Larutan klorin
9 Safety box
2.2.4. Obat-obatan
1. Jenis obat yang dapat diberikan oleh perawat dan bidan atas perintah dokter
2. Label obat yang memadai
3. Daftar obat yang tersedia untuk Perawat dan Bidan sesuai dengan Keputusan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia.
a. Daftar obat yang tersedia untuk perawat berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 148/MENKES/PER/X/2010,
No Jenis Obat Perawat
1 Jenis Obat Bebas
a. Analgetika
b. Anti piretik
c. Anti histamin
d. Anti emetik
e. Oralit
f. Anti Diare
g. Obat batuk
h. Roborantia
i. Antibiotika sederhana
j. Anestesi lokal
k. Obat keluarga berencana (KB)
2 Obat Emergency
35
a. Ringer Laktat
b. NaCl 0,9%
c. Dextrose 5 %
3 Infus set
b. Daftar obat yang tersedia untuk bidan berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia No. 1464/MENKES/PER/X/2010,
1 Kapas
2 Kain kasa ,kasa steril dan perban
3 Plester
36
4 Handuk kecil
5 Disposible syringe berbagai ukuran
6 Infus set dan jarum infus
d. Pencatatan dalam rekam medis pasien beserta dosis obat yang diberikan;
e. Pengelolaan yang meliputi perencanaan, penyimpanan dan penyerahan;
f. Pencatatan, pelaporan dan pengarsipan mengenai pemakaian obat dan efek samping
obat;
g. Pemberian informasi kepada pasien maupun keluarga pasien dalam hal penggunaan
dan penyimpanan obat serta berbagai aspek pengetahuan tentang obat demi
meningkatkan kepatuhan dalam penggunaan obat;
h. Pemantauan terapi obat dan pengkajian penggunaan obat, dan pengaturan persediaan
dan perencanaan obat .
2.2.5. Pembiayaan
Pembiayaan penyelenggaraan Puskesmas Pembantu diperoleh dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten/Kota, APBD Propinsi, APBN, dan
sumber lain yang sah dan tidak mengikat.
37
BAB III
UPAYA PELAYANAN KESEHATAN
38
kesehatan yang bersumberdaya masyarakat sesuai sosial budaya setempat dan didukung
oleh kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.
Tujuan promosi kesehatan adalah agar masyarakat mau dan mampu menerapkan
perilaku hidup bersih dan sehat. Indikator Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
rumah tangga yang diharapkan adalah 10 (sepuluh) indikator komposit yaitu :
39
• Spanduk
• Umbul – umbul
• Banner
• Media Elektronik (Audio, Video Spot dll)
Pemberdayaan Masyarakat adalah segala upaya fasilitasi yang bersifat non
instruktif, untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan masyarakat, agar mampu
mengidentifikasi masalah, merencanakan dan melakukan pemecahannya dengan
memanfaatkan potensi setempat.
Tujuan pemberdayaan masyarakat adalah meningkatkan kemandirian
masyarakat dan keluarga dalam bidang kesehatan, sehingga masyarakat akan dapat
berkontribusi dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Antara Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat merupakan dua hal
yang tidak dapat dipisahkan. Promosi Kesehatan selalu bertujuan akan adanya
kemampuan dan kemauan masyarakat untuk bertindak yaitu yang disebut sebagai
masyarakat yang berdaya, sedangkan Pemberdayaan Masyarakat selalu harus diawali
dengan pemberian informasi yang terus menerus.
Pemberdayaan masyarakat merupakan suatu proses, salah satu bentuk proses
pemberdayaan masyarakat saat ini adalah berkembangnya kegiatan Desa Siaga .
Keberhasilan Proses pemberdayaan dapat dilihat dengan terwujudnya berbagai
Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) di masyarakat.
UKBM adalah upaya kesehatan bersumberdaya masyarakat yang dibentuk dari,
oleh , untuk dan bersama masyarakat.
Jenis-jenis UKBM :
• Posyandu
• Poskesdes
• Poskestren
• Pos UKK, dll
B. Kegiatan promosi kesehatan yang dilaksanakan di Puskesmas Pembantu :
a. Kegiatan didalam gedung
1). Tempat Pendaftaran
40
• Informasi kesehatan yang menjadi isu pada saat itu
• Peraturan kesehatan seperti larangan merokok, dilarang meludah sembarangan,
membuang sampah pada tempatnya, dll.
2) Ruang BP
3) Ruang Tunggu
Dipasang media poster, leaflet, media penyuluhan lain tentang penyakit dan
pencegahannya dan kotak saran
b)Memasang poster atau disediakan leaflet tentang berbagai penyakit yang menyerang
bayi & balita,(resiko tinggi ibu hamil bayi dan balita) pentingnya memeriksakan
5) Dinding
Dipasang spanduk pada momen tertentu asal tidak merusak keindahan gedung
6) Taman
1). Kunjungan rumah: dilakukan petugas Pustu sebagai tindak lanjut dan upaya promosi
kesehatan di dalam gedung Pustu yang telah dilakukan kepada pasien/keluarga
2). Pemberdayaan berjenjang di berbagai tatanan (rumah tangga, institusi pendidikan, tempat
kerja, dll) dengan urutan tahapan:
a) Petugas Pustu mengembangkan kemitraan dan memberdayakan para pemuka
masyarakat
41
b) Pemuka masyarakat memilih dan merekrut kader, lalu memberdayakan kader
c) Para kader memberdayakan masyarakat
d) Melakukan Penyuluhan kelompok yang ada ( pengajian, arisan, karang taruna dsb)
e) Melakukan pengembangan dan pembinaan UKBM yang berkembang di desa
( Posyandu, Poskestren, Pos UKK, Poskesdes dsb)
f) Mengembangkan Desa Siaga Aktif
g) Memberdayakan Masyarakat untuk berperilaku hidup bersih dan sehat.
Pengorganisasian masyarakat, petugas Pustu membantu para pemuka
masyarakat dalam melakukan SMD (Survey Mawas Diri) dan MM (Musyawarah
Masyarakat). Selanjutnya pemuka masyarakat dibimbing untuk memberdayakan kader
dalam persiapan pelaksanaan kegiatan. Kemudian Pustu dan pemuka masyarakat
melakukan dukungan, pemantauan dan bimbingan.
42
dialirkan pada saluran/ sungai. Hal tersebut menyebabkan pendangkalan saluran/ sungai,
tersumbatnya saluran/ sungai karena sampah. Pada saat musim penghujan selalu terjadi
banjir dan menimbulkan penyakit.
Beberapa penyakit yang ditimbulkan oleh sanitasi, pembuangan sampah dan air
limbah yang kurang baik diantaranya adalah:
1. Diare
2. Demam berdarah
3. Disentri
4. Hepatitis A
5. Kolera
6. Tiphus
7. Cacingan
8. Malaria
B. Pengertian
1. Persyaratan Kesehatan Lingkungan Pustu Gadarsi UGD 24 jam adalah ketentuan
yang bersifat teknis kesehatan lingkungan yang harus dipenuhi dalam upaya
melindungi, memelihara, dan atau mempertinggi derajat kesehatan masyarakat.
2. Penyehatan Lingkungan Pustu Gadarsi UGD 24 jam adalah segala upaya untuk
menyehatkan dan memelihara lingkungan Pustu sehingga tidak mengganggu
kesehatan manusia dan lingkungan sekitarnya.
C. Kegiatan Kesehatan Lingkungan
Mengingat Pustu Gadarsi UGD 24 jam merupakan jaringan puskesmas sebagai
bagian Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/ Kota serta sebagai ujung
tombak pembangunan kesehatan dalam meningkatkan kesadaran, kemauan, dan
kemampuan hidup sehat, maka Pustu Gadarsih UGD 24 jam juga berfungsi sebagai
model bangunan sehat, yang diharapkan mampu memotivasi kemandirian masyarakat
untuk meniru dan menerapkannya di rumah.
1. Kegiatan Dalam Gedung
Puskesmas Pembantu dalam rangka mewujudkan lingkungan yang sehat
yang dapat memberikan perlindungan bagi pengunjung dan, sehingga petugas dapat
melakukan upaya kegiatan berupa :
a). meningkatkan prasarana dan sarana air minum/ air bersih dan penyehatan
lingkungan.
43
b). Memberikan konseling dan penyuluhan tentang hygiene dan sanitasi kepada
pasien Puskesmas Pembantu dengan penyakit berbasis lingkungan.
2. Kegiatan Luar Gedung.
a) Melakukan pendekatan kepada pimpinan wilayah setempat agar mendapat
dukungan dalam pengembangan sarana sanitasi dasar (air bersih, limbah cair,
limbah padat, dan jamban) bagi masyarakat.
b) Membina hubungan kerjasama dengan para tokoh masyarakat/agama di desa.
c) Melakukan kemitraan dengan organisasi kemasyarakatan, Lembaga Sosial
Masyarakat ( LSM) , Tokoh Masyarakat ( TOMA) dan Tokoh Agama
( TOGA).
d) Melakukan inspeksi terhadap sarana sanitasi dasar berupa obsevasi, wawancara
terhadap pemilik/ pengguna sarana sanitasi, pengisian format data.
e). Mendampingi petugas puskesmas dalam pengambilan sampel lingkungan.
44
3.1.3. Upaya Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana;
3.1.3.1. Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu
A. Deskripsi
Upaya Pemerintah dalam rangka meningkatkan kesehatan wanita yang
berkaitan dengan fungsi keibuannya untuk mencapai derajat kesehatan yang setinggi-
tingginya, dan akselerasi penurunan Angka Kematian Ibu (AKI), yang dimulai sejak
periode usia subur, kehamilan, persalinan, nifas dan meneteki.
B. Kegiatan Pelayanan Kesehatan Ibu;
1. Kegiatan didalam gedung
• Pelayanan dan Konseling pada Calon Pengantin
• Pelayanan Konseling pada masa Pra Hamil termasuk Wanita Usia Subur
(WUS)
• Pelayanan Ante natal pada kehamilan normal, termasuk upaya P4K
• Pelayanan Persalinan normal dengan inisiasi menyusui dini (IMD)
• Pelayanan Ibu Nifas normal
• Pelayanan Ibu Menyusui
• Pelayanan Konseling pada masa antara dua kehamilan.
•Melakukan kasus rujukan KTP {Kekerasan terhadap Perempuan)
2. Kegiatan diluar gedung
• Pelayanan dan konseling pada Calon Pengantin
• Pelayanan konseling pada masa pra hamil
• Penyuluhan pada Wanita Usia Subur (WUS)
• Pelayanan ante natal pada kehamilan normal termasuk upaya P4K
• Pelayanan Ibu nifas normal(termasuk Kunjungan Nifas/KF)
• Pelayanan dan konseling Ibu menyusui
45
dengan lahir normal, mempertahankan hidup, tumbuh dan berkembang secara optimal
sejak usia dini, usia sekolah, masa pubertas sampai usia dewasa.
46
• Pelayanan Keluarga Berencana Cafetaria ( IUD, MOP, MOW, Inplant, Suntik,
Pil, Kondom )
• Pelayanan efek samping KB dan melalukan rujukan kasus dan komplikasi
2. Kegiatan diluar gedung
• Pelayanan Konseling Keluarga Berencana
• Pelayanan Keluarga Berencana dengan Tim Keluarga Berencana Keliling
(TKBK)
• Pelayanan dengan momen khusus ( Safari – TNI KB Kes )
• Pendataan sasaran Keluarga Berencana ( 4 T, Unmetneed, Keluarga Miskin)
47
• Penyuluhan kelompok
2. Kegiatan diluar gedung
• Pemberian kapsul Vitamin A
• Memotivasi Ibu post partum untuk segera memberikan ASI eksklusif
• Penimbangan setiap bulan dan pemantauan pertumbuhan bayi, anak balita di
Posyandu
• Pengukuran Tinggi Badan dan Penimbangan Berat Badan bayi dan balita
• Penyuluhan, pemantauan status gizi dan konsultasi gizi
• Pemetaan Kadarzi
• Monitoring garam beryodium
• Penyuluhan Kelompok
• Pemberian makanan pendamping ASI pada usia 6-24 bulan yang Bawah Garis
Merah (BGM)
• Balita gizi buruk yang mendapat perawatan
• Pemberian tablet tambah darah
• Balita gizi buruk mendapat PMT Pemulihan
• Balita BGM (Bawah Garis Merah)
48
adnexanya (sinus, rongga telinga tengah dan pleura). Sedangkan Pneumonia (termasuk
salah satu penyakit ISPA) adalah infeksi akut yang mengenai alveoli/jaringan paru.
Hingga saat ini penyakit Infeksi saluran pernafasan akut, khususnya pneumonia
masih menjadi penyebab kematian terbesar pada bayi dan Balita, Namun masalah
tersebut hingga saat ini kurang mendapatkan perhatian sehingga dunia menyebutnya
sebagai “ the forgotten killer of children”
Pada beberapa tahun terakhir masalah penyakit pneumonia selain pada bayi dan
Balita juga menjadi masalah pada usia dewasa. Hal ini terlihat dengan adanya wabah
penyakit atypical pneumonia seperti SARS (2003) yang menyerang berbagai Negara.
Setelah SARS mereda, dunia menghadapi adanya penyakit Avian Influenza/Flu Burung
(H5N1) terutama di Asia yaitu Vietnam, China, Kamboja, Thailand, Indonesia (sejak
bulan Juni tahun 2006) dan Negara lainnya. Hingga bulan Maret 2010, di Indonesia
dilaporkan sebanyak 163 kasus konfirmasi H5N1 dan 135 orang diantaranya meninggal
(CFR=82,82%). Kemudian tahun 2009 di dunia (termasuk di Indonesia) terjadi Pandemi
Influenza A Baru (H1N1). Di Indonesia dilaporkan ribuan kasus konfirmasi dengan
angka CFR kurang lebih 1 %.
Dalam program pengendalian ISPA kriteria untuk mengklasifikasikan
Pneumonia Balita berdasarkan 3 (tiga) hal :
1. Ada tidaknya tanda bahaya
2. Menghitung napas
3. Ada tidaknya TDDK (Tarikan Dinding Dada bagian bawah Ke dalam)
49
P E NE NTUA N
TA ND A B A HA YA
3
UMUR 2 BULAN UMUR <2 BULAN
s.d. <5 TAHUN • Kurang bisa minum
• Kejang
• Tidak bisa minum
• Kesadaran menurun
• Kejang • Str idor
• Kesadar an menur un • Wheezing
• Str idor • Demam/ dingin
• Gizi bur uk
Dalam menghitung napas (dengan ARI Sound Timer atau jam yang ada jarum detiknya):
50
Untuk memudahkan petugas kesehatan (dokter, perawat dan bidan) memeriksa
penderita Pneumonia Balita maka untuk puskesmas yang tidak melaksanakan MTBS,
dibuatkan stempel Pneumonia pada status penderita balita yang datang dengan keluhan batuk
dan atau kesukaran bernapas.
51
Umur: tahun bulan Batuk: hari Gangguan Napas: hari
2. Program P2 Diare
Diare adalah penyakit yang ditandai dengan perubahan bentuk & konsistensi tinja
lembek sampai mencair dan bertambahnya frekuensi berak lebih dari biasanya (biasanya
lebih dari 3 kali).
Prinsip Tatalaksana Diare adalah “LINTAS DIARE” (Lima Langkah Tuntaskan Diare)
yaitu:
52
Kegiatan di puskesmas pembantu untuk melakukan pemeriksaan penderita diare
atau prosedur tatalaksana diare adalah sebagai berikut :
1. Menanyakan Riwayat Penyakit :
2. Anamnese (menanyakan berapa lama diare, berapa kali diare, adakah darah dalam
tinja, muntah, demam, jenis makanan yang dimakan sebelumnya, dll)
3. Menilai derajat dehidrasi :
a. melihat keadaan umum penderita (baik, sadar, gelisah, rewel, lesu,
tidak sadar)
b. melihat mata penderita (tidak cekung, cekung)
c. melihat tanda keinginan untuk minum (normal/tidak ada rasa haus, ingin
minum terus/ada rasa haus, atau malas minum)
d. melihat turgor kulit (kembali segera, kembali lambat atau kembali
sangat lambat).
4. Menentukan derajat dehidrasi penderita diare :
. a. Diare tanpa dehidrasi
b. Diare dehidrasi ringan/sedang
c. Diare dehidrasi berat
5. Menentukan rencana pengobatan. Sesuai dengan derajat dehidrasinya :
a. Rencana terapi A
b. Rencana Terapi B
c. Rencana Terapi C
1. Kegiatan di dalam gedung
a. Pengamatan perkembangan penyakit (data kesakitan dan kematian) menurut
karakteristik epidemiologi (waktu, tempat dan orang) dalam rangka kewaspadaan dini
dan respon KLB (Kejadian Luar Biasa).
b. Membuat pemetaan daerah rawan KLB diare disertai analisis faktor penyebab.
c. Melakukan pemeriksaan dan tatalaksana penderita diare
d. Melakukan rujukan diagnosis dan rujukan kasus diare yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas Pembantu
e. Pelayanan konseling
f. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan P2 diare
2. Kegiatan di luar gedung
a. Penyelidikan epidemiologi bila terjadi KLB
53
b.Melakukan pelacakan ke wilayah KLB dan menentukan wilayah rawan potensi KLB
diare
c. Mengambil tindakan darurat pengobatan dan melakukan rujukan sesegera mungkin
d.Melakukan pelayanan di posyandu
e. Penyuluhan kepada masyarakat melalui kegiatan yang ada di desa/ kelurahan setempat
f. Melakukan koordinasi lintas sektor dan tokoh masyarakat dalam rangka pencegahan
dan pengendalian diare.
3. Program P2 Tuberkulosis
Tuberkulosis (TB) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh kuman
Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini sebagian besar menyerang pada organ tubuh
paru, namun dapat juga menyerang organ tubuh yang lain seperti usus, tulang, kulit dan
otak.
Diagnosis TB berdasarkan strategi DOTS dan International Standard for TB Care
adalah menemukan kuman dengan pemeriksaan mikroskopis langsung. Bahan yang
diperiksa bila yang diserang adalah paru adalah dahak dengan pengambilan dahak
sebanyak 3 kali (sewaktu-pagi-sewaktu).
Pengobatan menggunakan obat anti TB kombinasi dosis tetap (Fixed Dose
Combination/FDC) yang dibedakan menjadi 2 kategori pengobatan, yaitu kasus baru
diberi kategori 1 (minimal 6 bulan pengobatan) dan pengobatan ulang diberi kategori 2
(minimal 8 bulan pengobatan dengan suntikan streptomisin selama 2 bulan pertama).
FDC merupakan obat kombinasi yang terdiri dari Rifampisin, INH, Pirazinamid dan
Ethambutol (4FDC) dan kombinasi Rifampisin dan INH (2FDC).
Kondisi gawat darurat pada kasus TB ada beberapa, yaitu:
1. Batuk darah
2. Alergi obat anti TB
3. Tata laksana batuk darah
Batuk darah adalah salah satu kondisi komplikasi pada penderita TB, baik saat
dalam pengobatan maupun ketika sudah dinyatakan sembuh. Penyebab terjadinya batuk
darah adalah pecahnya pembuluh darah di organ paru.
Ketika ada kasus batuk darah, terutama yang masif (diperkirakan volume darah
yang keluar adalah 500 cc), maka perlu tindakan segera dan tepat. Upayakan pasien tetap
bebas jalan napasnya dengan meminta tidur posisi miring ke arah sisi yang sakit yang
diduga menjadi sumber keluar darah. Bila darah keluar banyak dan menutup saluran
54
napas atas, segera bersihkan gumpalan darah yang biasanya menyumbat. Upayakan
pasien tetap sadar dan tidak menahan batuknya. Segera rujuk ke puskesmas dengan
perawatan atau rumah sakit terdekat
56
Jumantik (Juru Pementau Jentik).
b. Mengupayakan agar setiap RT ada 1 (satu) orang kader jumantik yang
bertanggung jawab terhadap kondisi jentik di RT nya masing-masing, dengan
cara melakukan pemeriksaan jentik secara rutin dan melaporkan ke Pustu.
Contoh blangko laporan terlampir (lampiran-1).
c. Melakukan pemantauan kinerja Jumantik dengan melakukan pemeriksaan jentik
secara samling ke rumah-rumah penduduk dan menganalisa laporan hasil
pemeriksaan jentik RT untuk dilaporkan ke Puskesmas induk. Contoh blangko
laporan terlampir (lampiran-2)
3 Penemuan Penderita sedini mungkin.
a. Pencarian penderita DBD / penderita panas tanpa sebab jelas yang dicurigai DBD
untuk dilakukan pengobatan segera atau dirujuk. Contoh blangko rujukan
terlampir (lampiran-3).
b. Menyarankan kepada masyarakat apabila ada anggota keluarga yang
menunjukkan gejala penyakit DBD :
- Segera memberikan pertolongan pertama yaitu memberi minum yang banyak,
kompres dengan air biasa dan memberikan obat penurun panas yang tidak
mengandung asam salisilat.
- Segera diperiksakan ke unit pelayanan kesehatan terdekat.
Penanggulangan DBD :
1 Melakukan pengamatan.
Bila diwilayah kerjanya ada penderita/tersangka DBD, petugas Pustu bersama
petugas Puskesmas melaksanakan kegiatan PE (Penyelidikan Epidemiologi)
untuk mengetahui luasnya penyebaran/penularan penyakit dan upaya yang harus
dilakukan.
Adapun kegiatan PE adalah melakukan pengamatan di 20 rumah sekitar
penderita (radius 100 meter), yaitu :
57
- Pencarian penderita DBD yang lain dan
- Pemeriksaan jentik
2 Melakukan penanggulangan seperlunya.
Dilakukan bersama dengan petugas Puskesmas dan masyarakat untuk membatasi
penyebaran penyakit.
Jenis kegiatan yang dilakukan disesuaikan dengan hasil penyelidikan
epidemiologi sebagai berikut :
1) Bila :
- ditemukan tersangka/penderita demam berdarah dengue
lainnya
dan atau
58
5. Program P2 Malaria
Penyakit malaria adalah penyakit yang disebabkan oleh Plasmodium dan
ditularkan oleh Nyamuk Anopheles betina. Penyakit ini banyak berjangkit di daerah tropis
dan sub tropis. Di Indonesia penyakit ini berjangkit diseluruh wilayah Provinsi termasuk
di Jawa Timur. Sampai saat ini penyakit ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat
di Jatim terutama di daerah endemis dan reseptif yang tersebar di wilayah pantai Selatan,
Kepulauan Sumenep dan wilayah sekitar gunung Wilis.
Kegiatan pokok dalam pengendalian penyakit malaria ini adalah :
1. Pencegahan dan penanggulangan faktor resiko
2. Penemuan penderita dan tatalaksana penderita
3. Peningkatan surveilans epidemiologi & penangulangan wabah
4. Peningkatan KIE untuk pencegahan & pemberantasan
Kegiatan di puskesmas pembantu sebagai unit pelayanan terdepan, adalah
membantu kegiatan Puskesmas induk sebagai berikut :
1. Kegiatan di dalam gedung
a. Melakukan pemeriksaan terhadap
tersangka malaria meliputi :
- Anamnese
- Pemeriksaan fisik
- Pengambilan Sediaan darah tetes tebal untuk diagnosa pasti
b. Melakukan pengobatan terhadap penderita positif malaria ringan sesuai hasil
pemeriksaan laboratorium yang dilakukan oleh Puskesmas Induk di wilayah
kerjanya.
c. Membantu Puskesmas melakukan Follow up pengobatan malaria di wilayah kerjanya
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan di luar gedung
a. Melakukan pemeriksaan terhadap
tersangka malaria meliputi :
- Anamnese
- Pemeriksaan fisik
- Pengambilan Sediaan darah tetes tebal untuk diagnosa pasti
b. Mengirimkan Sediaan Darah ke Puskesmas
c. Bekerjasama dengan kelurahan setempat dalam kegiatan Surveilans Migrasi
59
d. Membantu Puskesmas melakukan Follow up pengobatan malaria di wilayah kerjanya
e. Merujuk penderita malaria berat ke Puskesmas
f. Membantu kegiatan Puskesmas Induk dalam upaya pengendalian vector malaria di
wilayah kerjanya.
g. Penyuluhan kepada masyarakat tentang penyakit malaria diwilayah kerjanya.
h. Mengirimkan hasil kegiatan penemuan penderita ke Puskesmas Induk
(Format terlampir)
6. Program P2 Kusta
Penyakit Kusta adalah penyakit menular menahun yang disebabkan oleh
Mycobacterium Lepra yang menyerang syaraf tepi, kulit dan organ kecuali susunan
syaraf pusat.
1. Kegiatan di Dalam Gedung
a. Melakukan pemeriksaan suspect/tersangka kusta
b. Merujuk pasien ke Puskesmas Induk
c. Pengambilan obat MDT kusta
d. Pencatatan dan pelaporan
2. Kegiatan di Luar Gedung
a. Melakukan penyuluhan
b. Pencarian suspect kusta
c. Pelacakan kasus mangkir
d. Melakukan koordinasi lintas sektor/lintas program dalam rangka pencegahan dan
pengendalian kusta di wilayah kerjanya
61
kelompok dan masyarakat sebagai suatu kesatuan yang utuh, melalui proses
keperawatan untuk meningkatkan fungsi kehidupan manusia secara optimal sehingga
mandiri dalam upaya kesehatannya.
Prioritas sasaran Perkesmas adalah keluarga rawan terutama yang
berpenghasilan rendah. Keluarga rawan adalah keluarga yang rentan terhadap masalah
kesehatan atau dengan (Vulnerable group), terutama keluarga yang mempunyai ibu
hamil/nifas/menyusui (termasuk balitanya), usia lanjut, penderita penyakit kronis baik
menular maupun tidak menular.
Kegiatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat, meliputi kegiatan di dalam
maupun di luar gedung puskesmas pembantu baik Upaya Kesehatan Perorangan
(UKP) dan atau Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM).
Kegiatan Keperawatan Keperawatan Kesehatan Masyarakat
1. Kegiatan di dalam gedung
• Asuhan Keperawatan terhadap pasien
• Penemuan kasus baru (deteksi dini) pada pasien
• Penyuluhan/pendidikan kesehatan
• Pemantauan keteraturan berobat
• Rujukan kasus/masalah kesehatan kepada tenaga kesehatan lain
• Pemberian nasehat (konseling) keperawatan
• Kegiatan yang merupakan tugas limpah sesuai pelimpahan kewenangan yang
diberikan dan atau prosedur yang telah ditetapkan (contoh pengobatan,
penanggulangan kasus gawat darurat, dll)
• Menciptakan lingkungan terapeutik dalam pelayanan kesehatan di puskesmas
pembantu
• Dokumentasi keperawatan
2. Kegiatan diluar gedung
Melakukan kunjungan rumah ke keluarga/kelompok/masyarakat untuk
melakukan asuhan keperawatan di keluarga/kelompok/masyarakat
a) Asuhan keperawatan kasus yang memerlukan tindak lanjut di rumah (individu
dalam konteks keluarga) dengan melibatkan peran serta aktif keluarga. Kegiatan
yang dilakukan antara lain :
• Penemuan suspek/kasus kontak serumah
62
• Penyuluhan/Pendidikan kesehatan pada individu dan keluarganya
• Pemantauan keteraturan berobat sesuai program pengobatan
• Kunjungan rumah (home visit/home health nursing) sesuai rencana
• Pelayanan keperawatan dasar langsung (direct care) maupun tidak langsung
(indirect care)
• Pemberian nasehat (konseling) kesehatan/keperawatan
• Pencatatan dan pelaporan
b) Asuhan keperawatan keluarga
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada keluarga rawan
kesehatan/keluarga miskin yang mempunyai masalah kesehatan yang di
temukan di masyarakat dan dilakukan di rumah keluarga.
63
• Memotivasi pembentukan, membimbing, dan memantau kader-kader
kesehatan sesuai jenis kelompoknya
• Pencatatan dan pelaporan.
d) Asuhan Keperawatan masyarakat di daerah binaan.
Merupakan asuhan keperawatan yang ditujukan pada masyarakat yang
rentan atau mempunyai risiko tinggi terhadap timbulnya masalah kesehatan.
Kegiatan yang dilakukan antara lain:
64
BAB IV
PENCATATAN DAN PELAPORAN
65
b) Bangunan dalam gedung.
c) Sarana fasilitas sanitasi.
d) Manajemen dalam ketertiban.
e) Ruang tambahan.
3 Upaya Pelayanan Kesehatan Ibu
dan Anak serta KB
Pelaporan:
1) PWS-KIA (Ibu)
2) LB3 KIA(Lap. Bulanan KIA)
3) Laporan sarana prasarana B1,B2,B3
4) Laporan kematian Ibu
5) Laporan Penggunaan buku KIA
6) Laporan Pelaksanaan Kelas ibu hamil
7) Laporan P4K
1) Laporan Pelayanan Korban Tindak
Kekerasan terhadap Perempuan, Anak dan
KDRT
b. Upaya Pelayanan Kesehatan Pencatatan:
Anak 1) Kartu anak
2) Formulir MTBM dan MTBS
3) Buku KIA
4) Register kohort bayi
5) Register kohort anak balita
6) Register kohort anak prasekolah
66
7) Register penyimpangan tumbuh kembang
8) Form pelacakan kematian perinatal (OVP)
9) Register anak usia Sekolah
10) Formulir skrining anak usia Sekolah
11) Register pelayanan korban tindak
kekerasan terhadap perempuan, anak dan
KDRT
Pelaporan:
1) Laporan buku KIA
2) Laporan kematian bayi dan balita.
3) PWS-KIA ( Anak )
4) LB3KIA
5) Laporan kegiatan kesehatan remaja.
6) Laporan bulanan program Kesehatan anak
usia sekolah
c. Upaya Pelayanan Keluarga Pencatatan:
Berencana 1) Kartu status KB (K1)
2) Kartu peserta KB (K4)
3) Register kohort KB
4) Register alat & obat kontrasepsi
Pelaporan:
1) LB3 USUB (laporan bulanan Usia Subur )
2) PWS KB
3) Laporan PMTCT (PPIA)
67
3) Laporan Minggguan Wabah/PWS KLB.
4) Laporan KLB (W1)bila ada KLB
5) Laporan suspek kasus TB baru ditemukan
6) Laporan suspek baru kusta ditemukan
7) Laporan kasus Pneumonia Balita ditemukan
dan di obati/ dirujuk
8) Laporan kasus diare ditemukan dan di
obati/ dirujuk
9) Laporan kasus / tersangka DBD yang
ditemukan/dirujuk
10) Hasil Pemeriksaan Jentik
11) Laporan Imunisasi
12) RHA/Rapid Health Assesment
13) Form B1
6 Upaya Pengobatan Dasar dan 1) Laporan Kasus Penyakit (LB1)
Pelayanan Gawat Darurat 2) LB4
3) Register Rawat Jalan
4) Pola penyakit ( 10 terbanyak)
5) Laporan Kegawatdaruratan sehari-hari
6) Laporan Kegawatdaruratan Bencana
7 Upaya Keperawatan Kesehatan 1) Formulir Dokumentasi Keperawatan
Masyarakat individu ( Form 1 Perkesmas)
2) Family Folder (Form 2 Perkesmas)
3) Register Kohort Pembinaan Keluarga
Rawan (Form 3 Perkesmas)
4) Rekapitulasi Pembinaan Keluarga Rawan
(R-1 Perkesmas)
8 Laboratoratorium Sederhana 1) Laporan Lab Bulanan
9 Obat LPLPO
68
1. Penanggungjawab Puskesmas pembantu mengumpulkan pelaporan dan harus sudah
diserahkan ke Puskesmas selambat-lambatnya tanggal 1 bulan berikutnya. (penutupan
pencatatan dan pelaporan dilakukan setiap tanggal 25 bulan berjalan)
2. Laporan Bulanan Puskesmas pembantu dianalisa dengan Monitoring dan Evaluasi
Kinerja Pusksmas pembantu Triwulan I/II/III/IV (lampiran) dan dilaporkan ke Kepala
Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota selambat-lambatnya tanggal 5 bulan berikutnya,
selanjutnya dilaporkan ke Dinas Kesehatan Provinsi beserta laporan pelaksanaannya
(lampiran)
3. Untuk kegiatan pemberdayaan masyarakat (telaah UKBM) karena penilaiannya 1 (satu)
tahun sekali maka digunakan laporan tahunan (Formulir laporan tahunan Promosi
Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat) sebagaimana terlampir.
A. Pengawasan:
1. Pengawasan internal dilakukan oleh Puskesmas maupun Dinas Kesehatan
2. Pengawasan eksternal dilakukan melalui :
a). Pengawasan oleh masyarakat berupa laporan atau pengaduan masyarakat
b). Pengawasan dilakukan oleh institusi terkait
B. Pembinaan
1. Pembinaan tingkat Puskesmas
2. Pembinaan tingkat Kabupaten / Kota
3. Pembinaan tingkat Provinsi
69
Secara berkala, tiap 3 bulan dilakukan Pemantauan kinerja Puskesmas pembantu
(Lampiran) dilakukan oleh Puskesmas dan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota mengirimkan Pemantauan Kinerja dan Laporan Pelaksanaan
(Lampiran) setiap 3 (tiga bulan) ke Dinas Kesehatan Provinsi mengenai kegiatan pelayanan
kesehatan yang dilakukan ke Dinas Kesehatan.
Untuk memudahkan dalam melakukan monitoring dan evaluasi maka perlu acuan atau
instrument monitoring dan evaluasi . Instrumen berupa check list .
70
BAB V
PENUTUP
71
DAFTAR PUSTAKA
72
Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor HK.02.02/MENKES/148/I/2010 tentang Ijin dan
Penyelenggaraan Praktik Perawat;
Depkes RI, (2002). Standar Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran.
Jakarta
73
Depkes RI, (2004). PedomanPengembangan Pelayanan Obstetri-neonatal Emergensi Dasar
(PONED). Direktorat Kesehatan Keluarga. Direktorat Bina Kesehatan Masyarakat.Jakarta
Depkes RI, (2005). Depkes RI, (2005). Standar Sarana Penyimpanan Obat Publik dan
Perbekalan Kesehatan. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan. Jakarta
Depkes RI, (2006). Pedoman Lokakarya Mini Puskesmas. Direktorat Jenderal Bina Kesehatan
Masyarakat. Jakarta
Depkes RI, (2007). Pedoman Pelayanan Kefarmasian di Puskesmas. Direktorat Bina Farmasi
Komunitas dan Klinik. Jakarta
Depkes RI, (2007). Pedoman Pengobatan Dasar di Puskesmas. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.Jakarta
Depkes RI, (2007). Pedoman Tata Ruang Puskesmas. Direktorat Bina Kesehatan
Masyarakat.Jakarta
74
Depkes RI, (2007). Standar Pelayanan Kesehatan Gigi dan Mulut di Puskesmas. Direktorat
Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Depkes RI, (2008). Pedoman Peningkatan Mutu Pelayanan Medik Dasar. Direktorat Bina
Pelayanan Medik Dasar. Jakarta
Depkes RI, (2008). Pedoman Pelayanan Medik di Klinik Departemen dan Perusahaan.
Direktorat Bina Pelayanan Medik Dasar Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik.
Jakarta
Depkes RI, (2008). Pedoman Manajerial Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Rumah
Sakit dan Fasilitas Pelayanan Kesehatan Lainnya. Direktorat Bina Pelayanan Medik.
Jakarta
Depkes RI, (2009). Akreditasi Laboratorium Kesehatan. Direktorat Bina Pelayanan Penunjang
Medik . Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Depkes RI, (2009). Buku Pedoman Pelayanan Kesehatan Jiwa di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan Dasar. Direktorat Jenderal Bina Pelayanan Medik. Jakarta
Dinkes Prov Jatim, (2010). Pedoman Pengukuran Tingkat Perkembangan UKBM. Surabaya
Depkes RI, (2010). Pedoman Pelayanan Kesehatan Indera Penglihatan dan Pendengaran di
Puskesmas. Jakarta
75
Depkes RI, (2011). Daftar Obat Esensial Nasional. Direktorat Jenderal Bina Kefarmasian dan
Alat Kesehatan. Jakarta.
Dinkes Prov Jatim, (2012). Pedoman Sistem Rujukan Berbasis Indikasi Medis Provinsi Jawa
Timur. Surabaya
Dinkes Prov Jatim, (2012). Pedoman Penilaian Kinerja Puskesmas. Bidang Bina Pelayanan
Kesehatan. Surabaya
Lampiran 1
1. Promosi Kesehatan
a Kriteria Desa Siaga Aktif Desa Siaga yang memiliki Poskesdes yang telah • Desa Siaga Bina : memenuhi kriteria 0,1,2
berfungsi (minimal pada strata Madya ) dan berada • Desa Siaga Tumbuh : Bina + 2 kriteria
pada tahap tumbuh, kembang & paripurna. • Desa Siaga Kembang : Bina + 4 kriteria
• Desai Siaga Paripurna : Bina + 6 kriteria
b Cakupan Rumah Tangga Jumlah rumah tangga yang sehat di satu wilayah Jumlah rumah tangga sehat
Sehat kerja pada kurun waktu tertentu dibagi jumlah ____________________________ x 100 %
seluruh rumah tangga yang disurvei di satu wilayah Jumlah rumah tangga yang disurvei
kerja pada kurun waktu yang sama
c Cakupan Penyuluhan Jumlah penyuluhan kesehatan yang dilakukan pada Frekuensi / jumlah penyuluhan
pada kelompok kelompok di satu wilayah kerja pada kurun waktu kelompok selama 1 tahun
tertentu
d Cakupan Posyandu Puri Jumlah Posyandu dengan strata Purnama dan Jumlah Posyandu dengan strata
Mandiri di suatu wilayah kerja dalam kurun waktu Purnama dan Mandiri di suatu
tertentu wilayah kerja dalam kurun
waktu tertentu X 100 %
Jumlah Posyandu yang ada di suatu
wilayah kerja dalam kurun waktu
yang sama
Cakupan Rumah Sehat Jumlah bangunan tempat tinggal yang memenuhi Jumlah rumah sehat x 100%
4) Komponen rumah kebutuhan fisiologis, men-cegah terjadinya Jml rumah yg ada
76
5) Sarana Sanitasi ; penularan penyakit dan kecelakaan di suatu
6) Perilaku Penghuni ; wilayah kerja pd kurun waktu tertentu.
7) Binatang Peliharaan
1) Cakupan K1 Kontak pertama kali ibu hamil dengan petugas Jumlah K1 Akses x100%
kesehatan untuk mendapat pelayanan ANC sesuai Jumlah sasaran Ibu hamil
standar minimal 7 T tanpa memandang umur
kehamilan.
2) Cakupan Kunjungan Ibu Ibu hamil yang telah memperoleh pelayanan Jml Ibu hamil yang mempero
Hamil K4 antenatal sesuai dengan standar minimal 4 kali di leh pelayanan antenatal K-4
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu di satu wilayah kerja pada
kurun waktu tertentu x100%
Jml sasaran ibu hamil di satu
Wilayah dalam kurun waktu
yang sama
3) Cakupan komplikasi Ibu dengan komplikasi kebidanan di satu wilayah Jumlah komplikasi kebidanan yang
kebidanan yang ditangani kerja pada kurun waktu tertentu yang mendapat mendapat penanganan definitive
penanganan definitive sesuai standar oleh tenaga di satu wilayah kerja pada kurun
kesehatan terlatih pada tingkat pelayanan dasar dan waktu tertentu x100 %
rujukan ( polindes,puskesmas, puskesmas Jumlah ibu dengan komplikasi
PONED,RB,RSIA/RSB, RSU,RSU PONEK) Kebidanan di satu wilayah kerja
pada kurun waktu yang sama
4) Cakupan pertolongan Ibu bersalin yang mendapatkan pertolongan Jumlah ibu bersalin yang ditolong
persalinan oleh tenaga persalinan oleh tenaga kesehatan yang memiliki oleh tenaga kesehatan di satu
kesehatan yang memiliki
kompetensi kebidanan di satu wilayah kerja pada ilayah kerja dalam kurun waktu
kompetensi kebidanan
kurun waktu tertentu tertentu x 100 %
Jumlah seluruh sasaran ibu bersalin di satu wilayah
dalam kurun waktu yang sama
5) Cakupan pelayanan ibu Pelayanan kepada ibu dan neonatal pada masa 6 Jumlah ibu nifas yang telah memperoleh
nifas jam sampai dengan 42 hari pasca persalinan sesuai 3 kali pelayanan nifas sesuai standar
di satu wilayah kerja pada kurun
standar
waktu tertentu x100 %
Seluruh ibu nifas di satu wilayah
kerja dalam kurun waktu yang sama
1) Kontak pertama kali neonatal ( umur 6 -48 ) jam Jumlah KN 1 Murni x 100 %
Cakupan Kunjungan dengan petugas kesehatan untuk mendapat Jumlah penduduk sasaran bayi
Neonatal KN-1 pelayanan neonatal sesuai standar,
2) Cakupan Pelayanan Pelayanan kepada neonates pada masa 6 jam s/d 28 Jumlah neonatus yang telah memperoleh
Neonatal (KN Lengkap) hari setelah kelahiran sesuai standar 3 kali pelayanan kunjungan neonatal
sesuai standar di satu wilayah kerja
pada kurun waktu tertentu x100 %
Seluruh sasaran bayi di satu wilayah kerja dalam ku
yang sama
77
3) Cakupan neonatal Neonatus dengan komplikasi di satu wilayah kerja Jumlah neonatus dengan komplikasi
dengan komplikasi yang pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai yang tertangani x100%
standar oleh tenaga kesehatan terlatih di seluruh Jumlah seluruh neonates dengan
ditangani
sarana pelayanan kesehatan
komplikasi yang ada
4) Cakupan Kunjungan Cakupan bayi post neonatal yang memeperoleh Jumlah bayi post neonatal memperoleh pelayanan k
Bayi pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh sesuai standar
dokter, bidan, dan perawat yang memiliki di satu wilayah kerja pada kurun
kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali di waktu tertentu x 100%
satu wilayah kerja pada kurn waktu tertentu Jumlah seluruh sasaran bayi
5) Cakupan pelayanan anak anak balita (12 – 59 bulan) yang memperoleh Jumlah anak balita yg memperoleh
balita pelayanan pemantauan pertumbuhan minimal 8 x pelayanan sesuai standar disuatu
setahun, pemantauan perkembangan minimal 2 x wilayah kerja pd waktu tertentu x 100 %
setahun, pemberian vitamin A 2 x setahun Jumlah seluruh anak balita disuatu wilayah kerja da
tahun
6) Cakupan MTBS Kunjungan Balita sakit di fasilitas kesehatan dasar Jumlah kunjungan balita sakit yg memperoleh pela
yang dilayani dengan Tatalaksana Manajemen dengan Tatalaksana Manajemen Terpadu Balita Sak
Terpadu Balita Sakit satu periode x100 %
Jumlah kunjungan balita sakit disuatu
wil. kerja dalam periode yang sama
7) Cakupan Pelayanan Cakupan pelayanan anak pra sekolah ( 60 – 83 Jumlah anak pra sekolah yg memperoleh pelayanan
Anak Pra Sekolah bulan) yang memperoleh pelayanan pemantauan pemantauan pertumbuhan,
pertumbuhan minimal 8 x setahun, dan pemantauan minimal 8 x setahun dan pemantauan perkembangan
perkembangan 2 x setahun 2x disuatu
wilayah kerja pd waktu tertentu . x 100%
Jumlah seluruh anak pra sekolah
disuatu wil. kerja dalam 1 tahun
8) Cakupan penjaringan cakupan siswa SD dan setingkat yang diperiksa Jml murid SD dan setingkat yg diperiksa kesehatann
kesehatan siswa SD dan kesehatannya oleh tenaga kesehatan atau tenaga tenaga kesehatan atau tenaga terlatih disatu wilayah
terlatih (guru UKS/dokter kecil) melalui pada kurun waktu tertentu .x100
siswa setingkat
penjaringan kesehatan di satu wilayah kerja pada Jumlah murid SD dan setingkat disatu wilayah kerja
kurun waktu. kurun waktu yg
sama
Cakupan peserta Jumlah peserta KB baru dan lama yang masih aktif Jumlah Peserta KB aktif x 100%
Keluarga Berencana aktif memakai alokon terus menerus hingga saat ini Jumlah Pasangan Usia Subur
untuk menjarangkan kehamilan atau yang
mengakhiri kesuburan .
a Pemberian kapsul Jumlah bayi (6-11 bln) mendapat kapsul vitamin A Jumlah bayi (6-11 bln) mendapat kapsul vitamin A
vitamin A dosis tinggi biru (100.000 IU) di satu wilayah kerja pada kurun ( 100.000 IU ) x 100 %
pada bayi waktu tertentu.
Jumlah bayi (6-11 bln) yang ada
( 6-11 bln)
78
b Pemberian kapsul Jumlah anak balita (12-59bulan)mendapat kapsul Jumlah anak balita (12-59 bulan)mendapat kapsul
vitamin A dosis tinggi vitamin A merah (200.000IU)2X pertahun di satu vitamin A merah (200.000IU) x 100%
pada balita 2 kali setahun wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah anak balita (12-59bulan)
yg ada di wilayah kerja
c Pemberian tab Besi (Fe) Jumlah ibu hamil yang selama kehamilannya Jumlah ibu hamil dapat tablet
pada ibu hamil mendapat tablet besi sebanyak 90 tablet di satu Fe 90 tablet (kumulatif) x100%
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah sasaran bumil
d Cakupan pembe-rian Jumlah balita (6-24bulan) BGM yang mendapat Jumlah balita (6-24bulan)
makanan pendamping PMT pemulihan selama 90 hari di satu wilayah BGM yang mendapat MP-ASI x100%
ASI pada usia 6-24 bulan kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah balita (6-24 bulan) yang ada diwilayah kerja
yang BGM tahun
tertentu
e Cakupan balita gizi Jumlah balita gizi buruk ( < -3 SD indeks BB/TB) Jumlah balita gizi buruk yg mendapat perawatan ses
buruk mendapat yang ditemukan dan mendapat perawatan sesuai standar x100%
perawatan standar di satu wilayah kerja pada kurun waktu Jumlah balita gizi buruk yang ditemukan
tertentu.
f Kasus balita gizi buruk Jumlah kasus balita gizi buruk ( < -3 SD indeks Jumlah balita gizi buruk yang
BB/TB) yang ditemukan di satu wilayah kerja pada ditemukan x100%
kurun waktu tertentu. Jumlah balita yang ada
g Cakupan Penimbangan Jumlah balita yang ditimbang di satu wilayah kerja Jumlah balita yang ditimbang x100%
D/S pada kurun waktu tertentu. Jumlah balita yang ada
a Cakupaan desa/kelurahan Desa yang memenuhi kriteria dengan mencapai Melihat cakupan akses dan kelengkapan perlindung
UCI (Univrsal Child
target minimal yaitu akses (cakupan BCG, DPT- target minimal. Jika tercapai target minmal maka de
Universal Imunization)
HB1 dan Polio 1 > 95%) serta kelengkapan tersebut dikategorikan UCI.
b Imunisasi Dasar Lengkap Jumlah bayi usia < 1 tahun yang mendapat Jumlah bayi < 1 tahun yang mendapat
pada bayi unia <1 tahun imunisasi dasar lengkap (BCG 1 kali, polio 4 kali, imunisasi dasar lengkap (BCG 1 kali,
(BCG 1 kali, DPT-HB 3 dan campak 1 kali) ditambah perlindungan dini Polio 4 kali dan campak 1 kali) dan
kali, Polio 4 kali, campak dengan imunisasi hepatitis B < 7 hari di satu imunisasi Hepatitis B x100%
1 kali) ditambah wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.. Jumlah sasaran bayi < 1 tahun di
perlindungan Dini wilayah kerjanya.
imunisasi Hepatitis B < 7
hari.
c Cakupan Desa/Kelurahan Desa/kelurahan yang mengalami KLB dan Jumlah KLB di Desa/kelurahan yang ditanggulangi
mengalami KLB yang dilakukan penyelidikan penyelidikan <24 jam oleh pada periode
dilakukan penyelidikan ponkesdes terhadap KLB pada periode waktu waktu tertentu x100%
epidemiologi<24 jam tertentu. Jumlah KLB yang terjadi pada wilayah desa/kelurah
79
periode/kurun
waktu yang sama.
d Penemuan penderita Jumlah penderita Pneumonia Balita yang Jumlah penderita Pneumonia
pneumonia balita ditemukan dlm periode tertentu dari perkiraan Balita yang ditemukan x100 %
penderita Pneumonia Balita di wilayah kerja 10/100 x Jumlah balita
tersebut
e Penemuan penderita Jumlah penderita diare yang ditemukan dlm Jumlah penderita diare yang
diare periode tertentu dari perkiraan penderita Diare di ditemukan x100 %
wilayah kerja tersebut 411/1000 x Jumlah penduduk
f Penemuan suspek Jumlah suspek penderita TB paru yang harus 107 / 10.000 x Jumlah penduduk
penderita TB paru ditemukan
g Penemuan penderita Jumlah penderita kusta (+) baru yang ditemukan Jumlah penderita kusta (+) baru x100 %
kusta baru diantara seluruh suspek penderita kusta yang Jumlah suspek yang ditemukan
ditemukan
h Penemuan kasus suspek Jumlah penderita dan tersangka DBD yang dirujuk Jumlah penderita dan tersangka DBD
penderita DBD yang diantara seluruh penderita dan tersangka DBD yang yang dirujuk x100 %
dirujuk ditemukan Jumlah penderita dan tersangka
DBD yang ditemukan
i Angka Bebas Jentik Persentasi rumah dan atau tempat umum yang tidak Jumlah rumah diperiksa - Jumlah
ditemukan jentik pada pemeriksaan jentik berkala rumah yang ada jentiknya x100 %
Jumlah rumah diperiksa
6 Upaya Pengobatan Dasar
Jumlah Kunjungan Kasus Jumlah kunjungan kasus baru dan kasus lama yang Jumlah seluruh kunjungan
dilayani petugas Puskesmas dan jaringannya di satu kasus baru dan lama x100%
wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Jumlah Penduduk
7 Keperawatan Kesehatan Masyarakat
% Keluarga rawan dibina Keluarga yang mempunyai anggota yang rentan Jumlah keluarga rawan yang
terhadap masalah kesehatan terutama keluarga yang dibina oleh perawat dan bidan x100%
mempunyai ibu hamil/nifas/menyusui 2,66 % x jumlah penduduk
(termasukbalitanya),usialanjut,penderita penyakit
kronis menular maupun tidak menular yang dibina
oleh perawat dan bidan di satu wilayah pada kurun
waktu tertentu dari perkiraan jumlah keluarga
rawan
80
Lampiran 2
81
DENAH BANGUNAN MINIMAL PUSKESMAS
PEMBANTU
Lampiran 3
82
Form B-1
Form Pelaporan Awal Kejadian bencana
a. Jenis bencana
.................................................
b. Deskripsi bencana
..................................................
c. Lokasi bencana
1. Dusun : ....................................
2. Desa/kelurahan : ....................................
3. Kecamatan : .....................................
4. Kabupaten/Kota : ....................................
5. Provinsi : ....................................
6. Letak geografi :
a. Pegunungan : ......................................
b. Pulau/Kepulauan : ......................................
c. Pantai : .....................................
d. Lain-lain (sebutkan) : ....................................
d. Waktu kejadian
.................../....................../20....
Pukul ..................................
e. Jumlah korban
1. Meninggal : ....................................jiwa
2. Hilang : ...................................jiwa
3. Luka berat : ...................................jiwa
4. Luka ringan : ...................................jiwa
5. Pengungsi : ...................................jiwa .............................KK
6. Lokasi pengungsian : ...................................
f. Fasilitas umum
1. Akses ke lokasi kejadian bencana :
- Mudah dijangkau, menggunakan .........................
- Sukar, karena .........................................................
2. Jalur komunikasi yang masih dapat digunakan
3. Keadaan jaringan listrik
- Baik
- Terputus
- Belum tersedia/belum ada
83
h. Upaya penanggulangan yang telah dilakukan
1. .................................................................
2. ................................................................
3. ................................................................
i. Bantuan segera yang diperlukan
1. ................................................................
2. ................................................................
3. .................................................................
................./................/20.......
Kepala Puskesmas
(.................Nama................. )
NIP. ..................................
Lampiran 4
FORM :
BA-1
84
FORM : KEJADIAN LUAR BIASA BENCANA ALAM
A. JENIS BENCANA
TANA
BANJIR ANGIN PUYUH GEMPA BUMI H LAINNYA,………
LONGSOR
B. LOKASI BENCANA
….
1 Desa/Kelurahan * : . ………… ………… ……………..
….
2 Kecamatan : . ………… ………… ……………..
….
3 Kab/Kota * : . ………… ………… ……………..
Lainnya,
Pantai sebutkan
D. KONDISI KORBAN
85
1 Jumlah penduduk di daerah bencana : a) 0 - 5 tahun : orang
Jumlah a) Luka
3 korban : ringan or b) Luka berat or
c) Mati or d) Hilang or
f) Dirujuk or g) Dievakuasi or
halama
n -1
bangunan
1 Jenis tempat penampungan : bangunan permanen darurat
Sarana
6 SPAL : Memadai (min.: 4 m dari penampungan) Tidak memadai
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
86
G
. KEMUNGKINAN KLB YANG AKAN TERJADI
…………………………………………………………………………………………………………..
…………………………………………………………………………………………………………..
H. KESIAPAN LOGISTIK
I. KLASIFIKASI BENCANA
1 …………………………………………………………………………………………………………..
2 …………………………………………………………………………………………………………..
3 …………………………………………………………………………………………………………..
4 …………………………………………………………………………………………………………..
5 …………………………………………………………………………………………………………..
1 …………………………………………………………………………………………………………..
2 …………………………………………………………………………………………………………..
3 …………………………………………………………………………………………………………..
4 …………………………………………………………………………………………………………..
5 …………………………………………………………………………………………………………..
Lampiran 5
KOP PUSKESMAS
87
TENTANG
Menimbang : dst,
Memperhatikan: Untuk meningkatkan tanggung jawab dan akuntabilitas pelayanan Kesehatan bagi
petugas maupun masyarakat di UPT Puskesmas ................................
dan keterbatasan tenaga medis di UPT puskesmas ................. maka perlu diberikan
kewenangan dalam hal pelayanan kesehatan tingkat dasar kepada perawat di balai
pengobatan umum (BP Umum)
5 dst
MEMUTUSKAN
Menetapkan :
KESATU : Daftar nama perawat di UPT puskesmas ............................ tersebut diatas dinilai
mampu untuk melaksanakan pendelegasian tugas pelayanan kesehatan tingkat dasar
(Pemeriksaan dan pengobatan) berdasarkan prosedur (SOP) yang telah dibuat
sesuai dengan kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki.
88
KEDUA : Pendelegasian pemeriksaan dan pengobatan tingkat dasar di UPT
Puskesmas ...................... kepada perawat dilakukan apabila:
1. Dokter yang melakukan pemeriksaan dan pengobatan tidak ada di tempat
karena tugas kedinasan lain atau berhalangan hadir atau izin.
2. Keadaan situasional tertentu seperti jumlah yang banyak yang tidak dapat
ditangani oleh dokter yang ada atau ada kejadian Luar Biasa (KLB).
KETIGA : Kepala Puskesmas bertindak sebagai penanggung jawab dan menerima laporan
langsung dari perawat Puskesmas Pembantu.
Ditetapkan di ...........................
Pada tanggal : ........................
Kepala UPT PKM....................
......................................
NIP : ............................
Lampiran 6
89
No NAMA KK ALAMAT JENTIK KETERANGAN
POST. NEG.
1 2 3 4 5 6
TOTAL
Pemeriksa Jentik
…………………………… ……………………………
Lampiran 7
TATANAN RUMAH
90
FORM
REKAPITULASI DASAWISMA :
No
Nama KK ASI Menim
Cuci Jamban Diet Sayur Aktifitas
. Persalinan Eksklu- Air Bersih PSN
Tangan Sehat dan Buah Fisik
sif bang
Jumlah
Persen
Lampiran 8
DESA / KELURAHAN :
PUSKESMAS :
91
KECAMATAN :
DESA/K
EL
NO KRITERIA SIAGA
BELUM
AKTIF
(1) (2) (3)
1 Forum Masyarakat Desa/Kelurahan
O
BELUM ADA
.
A. Ada, tetapi belum jalan
B. Berjalan, tetapi belum rutin setiap tribulan
C
Berjalan, setiap tribulan
.
D
Berjalan, setiap bulan
.
2 Kader Pemberdayaan Masyarakat/Kader Kesehatan
O
BELUM ADA
.
A. Ada, minimal 2 orang
B. Ada, 3 - 5 orang
C
Ada, 6 - 8 orang
.
D
Ada, 9 orang atau lebih
.
3 Kemudahan Akses Pelayanan Kesehatan Dasar
0 TIDAK MUDAH
A. Ya
B. Ya
C
Ya
.
D
Ya
.
4 Posyandu & UKBM lainnya Aktif
0. POSYANDU BELUM AKTIF
A. Posyandu ya aktif , UKBM lainnya ada tapi tidak aktif
B. Posyandu aktif, 2 UKBM lainnya aktif
C
Posyandu aktif, 3 UKBM lainnya aktif
.
D
Posyandu aktif, 4 UKBM lainnya aktif
.
5 Dukungan dana untuk kegiatan kesehatan di Desa dan Kelurahan :
0. BELUM ADA DARI PEMERINTAH DESA/KELURAHAN
A. Sudah ada dari Pemerintah Desa / Kelurahan, blm ada dari sumber lain
Sudah ada dari Pemerintah Desa/Kel dan dari satu sumber dana lain
B.
(masyarakat & dunia usaha)
C Sudah ada dari pemerintah Desa/Kel dan dari dua sumber dana lain (masyarakat
. & dunia usaha)
D Sudah ada dari pemerintah Desa/Kel dan dari dua sumber dana lain (masyarakat
92
. & dunia usaha)
6 Peran Serta Masyarakat dan Organisasi Kemasyarakatan
0. BELUM ADA PERAN AKTIF DARI MASYARAKAT
A. Ada peran aktif masyarakat namun tidak ada peran aktif ormas
B. Ada peran aktif masyarakat yang didukung peran aktif satu ormas
C
Ada peran aktif masyarakat yang didukung peran aktif dua ormas
.
D
Ada peran aktif masyarakat yang didukung peran aktif oleh lebih dari dua ormas
.
7 Peraturan Kepala Desa atau peraturan Bupati/Walikota
-
A. Belum ada
B. Ada, belum direalisasikan
C
Ada, sudah direalisasikan
.
D
Ada, sudah direalisasikan
.
8 Pembinaan PHBS Rumah Tangga
0. TIDAK ADA PEMBINAAN PHBS
A. Pembinaan PHBS < 20 % Rumah Tangga yang ada
B. Pembinaan PHBS 20 % - 39 % rumah tangga yang ada
C
Pembinaan PHBS 40 % - 69 rumah tangga yang ada
.
D
Pembinaan PHBS minimal 70 % rumah tangga yang ada
.
Ket :
Isikan tanda ( V ) pada kolom sesuai kondisi Desa/Kelurahan Siaga, jika jawaban "A" maka diberi tanda
1 "A", dst
Jika masih ada tanda ( V ) pada kolom (3 ) maka kondisi Desa/Kel adalah BELUM
2 AKTIF
Jika masih ada tanda ( V ) pada kolom (4 ) maka kondisi Desa/Kel adalah AKTIF
3 PRATAMA
meskipun indikator lainnya sudah di Madya s/d Mandiri
Jika masih ada tanda ( V ) pada kolom (5 ) maka kondisi Desa/Kel adalah AKTIF
4 MADYA
meskipun indikator lainnya sudah di Purnama s/d Mandiri
Jika masih ada tanda ( V ) pada kolom (6 ) maka kondisi Desa/Kel adalah AKTIF
5 PURNAMA
meskipun indikator lainnya sudah di Mandiri
6 Jika semua tanda ( V ) pada kolom (7 ) maka kondisi Desa/Kel adalah AKTIF MANDIRI
93
Lampiran 9
DI PONKESDES :
PUSKESMAS :
KAB / KOTA :
BULAN :
TAHUN :
a. KIA dan KB
b. Gizi ( Asi Eksklusif , Garam Yodium,dll)
c. P2 (Penyakit Menular & Peny. Tidak
Menular )
d. Kesehatan Lingkungan
e. Narkoba ( Napza ) & HIV / AIDS
f. Kesehatan Reproduksi Remaja
g. Kesehatan Usila
h. Kesehatan Gigi Mulut
i. Kesehatan Jiwa
j. PHBS
k.Lain-lain. ( sebutkan)
JUMLAH
PENYULUHAN PERORANGAN
PELAPOR
94
Lampiran 10
FORM PENGKAJIAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
95
Tipe Keluarga :
H. Spiritual:
Keluarga Inti
Taat beribadah Ya / Tidak
Keluarga Besar
Kepercayaan yg berlawanan
Keluarga Campuran
dengan kesehatan Ya / Tidak
Single Parent
Distress Spiritual Ya / Tidak
F. Pola Aktifitas sehari-hari:
I. Psikososial:
Pola Makan baik / kurang
Keadaan emosi pada saat ini:
Pola Minum baik / kurang
Istirahat baik / kurang • Marah Ya / Tidak
Pola BAK baik / kurang • Sedih Ya / Tidak
• Ketakutan Ya / Tidak
Pola BAB baik / kurang
• Putus asa Ya / Tidak
Pola Kebersihan diri baik / kurang
• Stres Ya / Tidak
Olahraga baik / kurang
Kurang interaksi dg orang lain Ya / Tidak
Tingkat kemandirian baik / kurang
Menarik diri dg lingkungan Ya / Tidak
G. Perilaku Tidak sehat:
Konflik dengan keluarga Ya /
Merokok Ya / Tidak
Tidak
Minum kopi Ya / Tidak
Penurunan harga diri Ya / Tidak
Mengkonsumsi garam berlebih Ya / Tidak
Gangguan gambaran diri Ya /
Mengkonsumsi gula berlebih Ya / Tidak
Tidak
Minuman beralkohol/obat Ya / Tidak
J. Faktor resiko masalah kesehatan:
dan zat adiktif
Tidak pernah/jarang periksa kes. Ya / Tidak
Sosial ekonomi kurang Ya / Tidak
Sarana Kesehatan Yang
Rumah/lingkungan tdk sehat Ya / Tidak
digunakan: __________________________
Hubungan klg tidak harmonis Ya / Tidak
Keluhan utama yang dirasakan:
Obesitas Ya / Tidak
______________________________________
Status gizi kurang Ya / Tidak
K. PEMERIKSAAN FISIK
Tanda vital:
TD:__________________ Nadi : ______ Pemeriksaan Laboratorium :
RR :__________________ - Gula darah Puasa/2 Jam PP/ Acak :
BB dan TB ________________ Suhu : ______ - Hb : - Kadar Asam Urat:
- Colesterol :
Sistem integumen:
96
Cianosis
Akral Dingin Sistem perkemihan:
Diaporesis Disuria
Jaundice Hematuria
Luka Frekuensi
Mukosa mulut Retensi
Kapiler refil time : Inkontinensia
lebih 2 dtk
Sistem pencernaan:
Sistem muskuloskeletal: Intake cairan kurang
Tonus otot kurang Mual/muntah
Paralisis Nyeri perut
Hemiparesis Muntah darah
ROM kurang Flatus
Gangg.Keseimbangan Distensi abdomen
Colostomy
Sistem persyarafan: Diare
Nyeri kepala Konstipasi
Pusing Bising usus
Tremor Terpasang Sonde
Reflek pupil anisokor
Paralisis : Lengan kiri/ Lengan kanan/ Kaki kiri/ kaki kanan
Anestesi daerah perifer
Riwayat pengobatan
Alergi Obat Sebutkan : _____________________
Jenis obat yang dikonsumsi: _____________________
L. PENGKAJIAN LINGKUNGAN :
1. Ventilasi : (1) < 10 % luas lantai (2) 10 % luas lantai
2. Pencahayaan : (1) Baik (2) kurang
3. Lantai : (1) semen (2) tegel (3) keramik (4) tanah (5) lainnya,
…………
4. Kebersihan rumah : (1) baik (2) kurang
5. Jenis bangunan : (1) Permanen (2) Semi permanen (3) non permanent
97
keperawatan Dilakukan tangan
keluarga petugas
Catatan :
1. Form 1,2, 3 diatas dibawa saat melakukan pengkajian/kunjungan rumah
2. Untuk kunjungan berikutnya sampai dengan KM IV cukup membawa form 3
( catatan keperawatan keluarga )
Lampiran 11
SOP MENCUCI TANGAN STERIL
KOP PUSKESMAS
MENCUCI TANGAN STERIL
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
98
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
PENGERTIAN Mencuci tangan secara steril yang dilakukan oleh perawat/ bidan
sebelum melakukan tindakan keperawatan
TUJUAN Mencegah infeksi
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Sabun desinfektan pada tempatnya
alat Sikat steril pada tempatnya
Lap tangan / handuk steril
b. Pelaksanaa Menggunting/memeriksa kuku jari tangan
n Melepas cincin, jam tangan, gelang
Memakai skort plastik, masker, topi
Membuka kran air
Membasahi kedua tangan dan lengan bawah
sampai siku dibawah air mengalir
Mengambil sabun desinfektan sebanyak 5
ml (1x pompa), gosok pada kedua tangan
dan lengan bawah sampai siku selama 1
menit
Ambil sikat steril, bersihkan kuku, sela-sela
jari tangan, telapak dan punggung tangan
selama 1 menit
Bilas dengan air mengalir posisi kedua
tangan menghadap keatas
Ambil kembali sabun desinfektan sebanyak
5 ml (1x pompa), gosok kembali kedua
tangan dan lengan bawah selama 1 menit
Bilas dengan air mengalir sampai bersih,
posisi kedua tangan tetap menghadap
keatas
Tutup tuas kran dengan siku
Lap kedua tangan dengan handuk steril satu
persatu dari ujung jari kearah siku
Lampiran 12
SOP PASIEN BARU
99
KOP PUSKESMAS MENERIMA PASIEN BARU
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
100
- Perspeksi, palpasi, perkusi,
auskultasi.
2. Pemeriksaan gejala cardinal.
- suhu,nadi, tensi, rr.
Petugas mendaftar di buku register
(mencatat no register).
Mendokumentasikan hasil anamnesa +
pemeriksaan fisik di buku laporan perawat +
kartu status px.
Mengecek kembali kelengkapan.
Alat-alat dirapikan.
Selesai.
Lampiran 13
KOP PUSKESMAS
PEMERIKSAAN PASIEN BARU
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
101
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
PENGERTIAN Memeriksa pasien baru dan pasien lama sesuai dengan gejala
yang dikeluhkan
TUJUAN UMUM Untuk memenuhi permintaan pasien dan
memberi pelayanan kepada pasien
KHUSUS Melakukan pemeriksaan dengan alat yang
sesuai dengan keluhan pasien
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Tensimeter
alat Stetoskop
b. Persiapan Mengatur posisi pasien (tidur terlentang)
pasien
c. Pelaksanaan Mencuci tangan.
Menilai respon pasien
Menilai respon bicara
Menilai respon gerakan tubuh pasien
Mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan yang dilakukan
pada status keperawatan pasien
Lampiran 14
102
PROSEDUR TETAP TANGGAL TERBIT : .................................
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
103
Lampiran 15
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
104
........................ ........................
105
Lampiran 16
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
106
NIP. ......................... NIP. .........................
Lampiran 17
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
107
........................ ........................
108
Lampiran 18
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
109
PENGERTIAN Suatu cara pemberian obat ke dalam tubuh, melalui alat injeksi.
TUJUAN UMUM Membantu pasien memenuhi kebutuhan
dasar pengobatan melalui alat injeksi.
KHUSUS Memberikan bantuan kepada pasien yang
membutuhkan pengobatan darurat.
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Spuit disposibel.
alat Obat yang diperlukan.
Kapas alkohol 70% dalam tempat cairan
pelarut/aqua bides.
Gergaji ampul.
Bak injeksi.
Bengkok.
Kontainer jarum/split bekas berisi larutan
klorin.
Hand schoen 1 pasang.
Persiapan Pasien/keluarga pasien diberi penjelasan
pasien tentang prosedur tindakan injeksi IV (lewat
infus).
Pelaksanaan Petugas mencuci tangan kemudian
memakai handschoen.
Bawa alat-alat ke dekat pasien.
Siapkan obat pada spuit sesuai dengan
dosis.
Cocokan nama obat dan nama basien
(baca min 3x selama menyuntikan kepada
px).
Atur posisi pasien sesuai keadaan umum
dan lokasi injeksi.
Dilakukan tes alergi dengan injeksi obat
subcutan, jika ada reaksi alergi maka obat
jangan dimasukkan, tetapi jika tidak ada
alergi obat dapat dimasukkan.
Selang infus dimatikan.
Lakukan desinfeksi pada lokasi injeksi
(pada karet selang infus dengan kapas
alkohol 70%.
Baca basmalah.
Jarum distusukkan di lokasi injeksi (pada
karet selang infus) dengan posisi 450
kemudian obat dimasukkan pelan-pelan
sampai dengan habis.
Spuit dicabut, kemudian didesinfeksi pada
lokasi injeksi.
Selang infus dinyalakan kembali dan diatur
jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan.
Pasien dirapikan dan diberitahu tindakan
sudah selesai.
110
Alat-alat dibereskan.
Petugas melepas handschoen.
Mencuci tangan.
Dokumentasikan ke dalam form catatan
perawatan jenis obat, dosis, rute, jam
pemberian, reaksi obat.
Selesai.
Lampiran 19
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
111
PENGERTIAN Pemberian obat ke dalam jaringan kulit luar dengan
menggunakan alat injeksi.
TUJUAN UMUM Untuk memenuhi kebutuhan dasar
pengobatan melalui alat injeksi.
KHUSUS Memberikan pengobatan dengan alat injeksi
melalui jaringan kulit luar.
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Spuit steril 1cc / 2,5cc dengan jarum sesuai
alat ukuran
Kapas alkohol 70%
Obat injeksi yang diperlukan (vial/ampul)
Kasa steril untuk membuka ampul
Gergaji ampul kalau perlu
Sarung tangan on steril
Baki injeksi
Daftar obat injeksi
a. Persiap Mengidentifikasi pasien
an pasien Memberitahu pasien maksud dan tujuan
tindakan
Mengatur posisi pasien dan membuka
lengan baju
b. Pelaksa Perawat cuci tangan.
naan Membuka vial/ ampul
Menghisap obat ke dalam spuit sesuai
program
Mengeluarkan udara dari spuit
Perawat menggunakan sarung tangan
Menentukan lokasi suntikan
Melakukan desinfeksi lokasi suntikan
Masukkan jarum dengan sudut 450
Mengontrol jarum suntik mencapai poisi
tepat / tidak
Memasukkan obat secara perlahan-lahan
sampai obat habis
Mencabut jarum dari lokasi suntikan
Merapikan pasien dan membereskan alat-
alat
Perawat mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan pada status
keperawatan pasien
112
Lampiran 20
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
113
PENGERTIAN Memberikan obat yang diberikan melalui mulut.
TUJUAN UMUM Mencegah, mengobati penyakit serta
mengurangi rasa sakit.
KHUSUS Membantu menegakkan diagnosa. Mengobati
pasien sesuai dengan penyakitnya.
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Daftar obat px.
alat Buku obat px.
Tempat obat + tutup serta etiket nama px
menurut kamar.
Lumpang obat (martir) dan alu.
Baki/ tempat obat
Kertas puyer
Plastik klip
b. Persiapan Menjelaskan pada keluarga px bahwa px
pasien akan diberi obat minum.
c. Pelaksanaa Mencuci tangan.
n Mengatur tempat obat dalam baki,
mengambil daftar/buku obat.
Menyiapkan obat-obat yang diperlukan.
Membaca daftar obat, mengambil obat
sesuai dengan jenis, jumlah, masukkan ke
dalam tempat obat px lalu kembalikan ke
tempat obat semula.
Letakkan baki obat, daftar/buku obat diatas
meja obat berada.
Dorong meja obat ke kamar px.
Periksa kembali obat, lalu berikan ke px,
tunggu sampai semua obat ditelan.
Px yang tidak dapat minum obat sendiri
dibantu perawat.
Obat yang sudah diminum diberi tanda (√)
pada buku obat dibubuhi tanda tangan si
pemberi obat di kolon catatan perawatan.
Bahaya :
- Salah memberi obat.
- Tersedak.
- Alergi.
114
Lampiran 21
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : ................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
115
PENGERTIAN Memberikan infus melalui intravena.
TUJUAN UMUM Mencukupi kebutuhan tubuh terhadap cairan dan
elektrolit.
KHUSUS 1. Mengatasi dehidrasi
2. Mencegah komplikasi dehidrasi
3. Mengatasi terjadi syok
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Karet pembendung/ tourniket
alat Perlak kecil.
Jarum/surflo no. 22, 24, 26.
Cairan RL, D5, dll.
Spalk + perban.
Micro/macro infus.
Tiang infus.
Plester + gunting.
Jam tangan yang ada jarum detik.
Handscoon
b. Persiapan Memberitahu dan menjelaskan pada px tujuan
pasien dipasang infus.
d. Pelaksanaan Memberitahu dan menjelaskan pada px.
Membawa alat-alat ke dekat px.
Mengatur letak baring px.
Mencuci tangan.
Membuka pakaian pada daerah yang akan
dipasang infus.
Memasnag alas dibawah anggota badan yang
akan dipasang infus.
Menggantungkan botol cairan pada tiang infus.
Membuka dan menberikan tutup botol dengan
kapas alkohol lalu menusukkan jarum
micro/macro infus ke dalam, tutup infus,
membuka klem botol, mengalirkan cairan,
mengeluarkan udara, mengisi pipa infus sampai
½ dari gelas kemudian pipa infus diklem
kembali.
Menutpj arum infus dengan penutupnya.
Anggota badan yang akan diinfus
dibendung/distuwing sehingga vena terlihat
jelas.
Menghpushamakan kulit dengan kapas alkohol.
Menusukkan jarum infus ke dalam vena dengan
lobang jarum mengara ke atas. Bila darah
mengalir ke dalam pipa infus, menandakan
jarum masuk tepat ke dalam vena. Karet
pembendung dilepaskan, kemudian penjebit
dilonggarkan untuk melihat kelancaran cairan
mengalir.
116
Menghitung tetesan cairan dengan instruksi.
Merekatkan pangkal jarum dengan plester pada
kulit.
Memasang spalk 6/diperlukan.
Merapikan px.
Membereskan alat-alat.
Mencatat :
- Nama p x/kamar px.
- Tanggal dan jam pemberian dan
pemasangan infus.
- Macam dan jumlah cairan yang diberikan.
- Jumlah tetesan per menit.
- Tanggal dan jam berakhirnya pemberikan
infus.
Perhatian :
- Sterilitas harus tetap dipertahankan.
- Mengawasi reaksi px selama 15 menit
pertama setelah pemasangan infus dengan
mancaat N, S, RR, warna kulit, gatat-gatal,
menggigil.
- Mengawasi kelancaran tetesan untuk jumlah
per menit.
- Cairan infus di dalam botol tidak bobel
sampai habis agar udara tidak masuk ke
dalam pipa infus.
Bahaya :
- Infeksi.
- Trauma vena yang dapat mengakibatkan
hematom.
Lampiran 22
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
117
PENGERTIAN Mengatur tetesan infus adalah mengatur masuknya cairan
dalam butuh yang sesuai dengan kebutuhan cairan tubuh
pasien.
TUJUAN UMUM Mengatur kebutuhan cairan tubuh.
KHUSUS Memenuhi kebuituhan cairan tubuh terutama
pada px dehidrasi, shock/kehilangan cairan
tubuh.
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Infus/cairan infus.
alat Micro/macroset.
Jam tangan.
Buku catatan.
Tissu potongan pada tempatnya.
Advis dari tentang tetes infus.
Handskun.
b. Persiapan Sapa, salam, maaf dan senyum kemudian
pasien jelaskan prosedur menghitung tetes infus.
c. Pelaksanaa Memberitahu px (persiapan px).
n Dekatkan alat ke pasien.
Mencuci tangan.
Memakai sarung tangan.
Meletakkan jam tangan di tempat infus
yang terpasang dengan meletakannya
sejajar dengan tetes infus melalui tetes
infus set waktu/micro/bloosid.
Kemudian mulai menghitung tetes infus
sesuai dengan advis data dengan rumus :
Volume cairan × faktor tetes
───────────────── = tetes/menit
118
Lampiran 23
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
PENGERTIAN Tindakan yang dilakukan untuk mengganti cairan infus yang telah habis
atau mengganti cairan infus yang lain.
TUJUAN UMUM Untuk memenuhi kebutuhan dasar pengobatan
pasien.
KHUSUS Untuk mencukupi kebutuhan cairan tubuh sesuai
terapi.
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR b. Persiapan Cairan infus yang sesuai dengan terapi.
alat Kapas alkohol pada tempatnya.
Jam tangan dengan penunjuk detik.
Alat tulis dan buku catatan.
c. Persiapan Beri penjelasan pada pasien dan keluarga tentang
pasien prosedur penggantian infus.
d. Pelaksanaa Alat-alat dibawa ke dekat pasien.
n Matikan atau klem slang infus terlebih dahulu.
Cabut slang infus pada infus lama.
Buka tutup baru dan disinfectan dengan kapas
alkohol.
Masukan slang infus pada infus yang baru tersebut
dengan erat.
Buka klem slang infus sambil mengatur tetesan
infus sesuai dengan terapi selama 1 menit penuh.
Rapikan pasien dan alat-alat dibereskan.
Mencatat/dokumentasi pada status pasien.
119
Lampiran 24
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
PENGERTIAN Suatu cara pemberian obat ke dalam tubuh, melalui alat injeksi.
TUJUAN UMUM Membantu pasien memenuhi kebutuhan
dasar pengobatan melalui alat injeksi.
KHUSUS Memberikan bantuan kepada pasien yang
membutuhkan pengobatan injeksi melalui
selang infuse.
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR a. Persiapan Spuit disposibel.
alat Obat yang diperlukan.
Kapas alkohol 70% dalam tempat cairan
pelarut/aqua bides.
Gergaji ampul.
Bak injeksi.
Bengkok.
Kontainer jarum/split bekas berisi larutan
klorin.
Hand schoen 1 pasang.
Persiapan Pasien/keluarga pasien diberi penjelasan
tentang prosedur tindakan injeksi IV (lewat
infus).
Pelaksanaan Petugas mencuci tangan kemudian
memakai handschoen.
Bawa alat-alat ke dekat pasien.
Siapkan obat pada spuit sesuai dengan
dosis.
Cocokan nama obat dan nama basien
(baca min 3x selama menyuntikan kepada
px).
Atur posisi pasien sesuai keadaan umum
120
dan lokasi injeksi.
Dilakukan tes alergi dengan injeksi obat
subcutan, jika ada reaksi alergi maka obat
jangan dimasukkan, tetapi jika tidak ada
alergi obat dapat dimasukkan.
Selang infus dimatikan.
Lakukan desinfeksi pada lokasi injeksi
(pada karet selang infus dengan kapas
alkohol 70%.
Baca basmalah.
Jarum distusukkan di lokasi injeksi (pada
karet selang infus) dengan posisi 450
kemudian obat dimasukkan pelan-pelan
sampai dengan habis.
Observasi reaksi dari suntikan (reaksi alergi
atau tidak).
Bila ada reaksi alergi, maka injeksi jangan
diteruskan (injeksi di stop dan lapor dokter).
Spuit dicabut, kemudian didesinfeksi pada
lokasi injeksi.
Selang infus dinyalakan kembali dan diatur
jumlah tetesan sesuai dengan kebutuhan.
Pasien dirapikan dan diberitahu tindakan
sudah selesai.
Alat-alat dibereskan.
Petugas melepas handschoen.
Mencuci tangan.
Dokumentasikan ke dalam form catatan
perawatan jenis obat, dosis, rute, jam
pemberian, reaksi obat.
Selesai.
Lampiran 25
121
KOP PUSKESMAS MEMBERIKAN OBAT MELALUI RECTUM
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
122
Lampiran 26
KOP PUSKESMAS
MEMBERIKAN O2 DENGAN NASAL KANULE/MASKER
123
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
124
Lampiran 27
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
125
c. Persiapan Menutup pintu dan daun jendela
Lingkungan Memasang sampiran atau korden disekitar
tempat tidur pasien
d. Pelaksanaa Dikerjakan oleh 2 orang perawat/ bidan
n Perawat/ bidan cuci tangan.
Melepas pakaian bawah pasien
Memasang alas bokong (perlak)
Mengatur posisi pasien
- Dorsal recumbent (untuk wanita)
- Supinasi (untuk pria)
Meletakkan bengkok diantara kedua kaki
Perawat memakai sarung tangan steril
Test balon kateter
Membersihkan daerah mulut uretra dan
sekitarnya dengan:
- Kapas savlon 1% (untuk wanita)
- Betadine 1% (untuk pria)
Melumasi kateter dengan jelly steril
sepanjang:
- 4 – 5 cm (pada wanita)
- 15 – 18 cm (pada pria)
Memasukkan kateter kedalam kandung kemih
dengan memakai pinset anatomis steril
sampai urine keluar, sambungkan urine bag
Isi balon kateter dengan NaCl 0,9% atau
aquades sebanyak 5 – 10 cc, disesuaikan
dengan nomer kateter (2/3 x no. kateter)
Tarik kateter pelan-pelan sampai ada tahanan
balon
Fiksasi kateter menggunakan plester atau
hipafix pada daerah inguinal pasien
Gantungkan urine bag dengan posisi lebih
rendah dari vesica urinaria
Melepas sarung tangan dan taruh pada
bengkok
Rapikan pasien dan lingkungan
Bereskan alat-alat dan kembalikan pada
tempatnya
Perawat mencuci tangan
Mencatat hasil tindakan pada status
perawatan (jumlah retensi urine, warna)
Lampiran 28
126
SOP MELEPAS KATETER TETAP
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
127
Membereskan alat-alat, melepas sarung
tangan
Perawat mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan yang
dilakukan pada status perawatan pasien:
jam pelaksanaan
Lampiran 29
KOP PUSKESMAS
PERAWATAN KATETER TETAP
128
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMAN
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
PENGERTIAN Merawat kateter tetap yang dipakai oleh pasien untuk mencegah
infeksi
TUJUAN UMUM Untuk memenuhi kebutuhan dasar
pengobatan melalui alat injeksi perawatan
kateter tetap
KHUSUS Memberikan pengobatan dengan alat injeksi
melalui jaringan kulit luar perawatan pada
pemakaian kateter tetap
PELAKSANA Perawat/Bidan
PROSEDUR Persiapan Sarung tangan bersih satu pasang
alat Kapas
Cairan antiseptik (savlon 1%) untuk wanita
Betadine 3% (untuk pria)
Perlak
Bengkok satu buah
Korentang steril
Pincet anatomis steril
Kassa steril
Persiapan Jelaskan pada pasien maksud dan tujuan
pasien perawatan kateter
129
- Kasa betadine 3% (untuk pria)
Lampiran 30
130
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
131
d. Pelaksanaa Semua alat dan bahan perawatan luka diatur
n dekat tempat tidur pasien
Perawat mencuci tangan, memakai skort
dan sarung tangan
Membuka balutan luka, menempatkan
pembalut tersebut pada bengkok
Merendam luka dalam larutan savlon 1 %
selama ± 20 menit
Mengeluarkan pus dan melakukan
nekrotomi pada jarinagn yang mati
Membersihkan luka dengan H2O2 3% ( kp )
menggunakan spuit
Membilas luka dengan Nacl 0,9 %
Memasang perlak dan bengkok di atas
tempat tidur
Meletakan kaki di atas bengkok
Mengompres luka dengan Nacl 0,9 % /
memberi obat pada luka lalu di tutup dengan
kasa steril
Membalut luka dengan hidrofil verband /
winsel
Perawat melepas sarung tangan dan skort
Membereskan alat – alat dan
mengembalikan pada tempatnya
Mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan yang
dilakukan pada status keperawatan pasien
Lampiran 31
KOP PUSKESMAS
MERAWAT DEKUBITUS
NO. DOKUMEN NO. REVISI HALAMA
132
N
PROSEDUR TETAP
TANGGAL TERBIT : .................................
DIBUAT OLEH MENGETAHUI
KEPALA PUSKESMAS
........................ ........................
133
f. P Memasang sampiran atau korden disekitar
ersiapan tempat tidur pasien
Penerangan ruangan cukup
g. P Perawat mencuci tangan lalu memakai skort
elaksanaan dan sarung tangan
Menempatkan bengkok dekat pasien
Membuka balutan luka
Membersihkan luka dengan H2O2 3 %
Membilas luka dengan larutan Nacl 0,9 %
Nekrotomi jaringan luka yang mati
Gosok luka dengan es batu ( kp ) lalu pinggir
luka dimassage
Luka dikeringkan dengan hair dryer
Luka dikompres atau diberi obat sesuai
instruksi dokter
Menutup luka dengan kasa steril lalu
diplester
Perawat melepaskan sarung tangan
Membereskan alat dan mengembalikan
pada tempatnya
Mencuci tangan
Mendokumentasikan tindakan yang
dilakukan pada status pasien
Lampiran 32
134