Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PRAKTEK LAS

DISUSUN OLEH :
MUHAMMAD
GUNAWAN
ARISETIANA

1910630120043

PROGRAM STUDI D3 PENDIDIKAN TEKNIK


MESIN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS
SINGAPERBANGSA KARAWANG
2021
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pengelasan (welding) adalah salah salah satu teknik penyambungan logam dengan
cara mencairkan sebagian logam induk dan logam pengisi dengan atau tanpa tekanan dan
dengan atau tanpa logam penambah dan menghasilkan sambungan yang kontinyu.
Definisi las berdasarkan DIN (Deutche Industrie Normen) adalah ikatan metalurgi pada
sambungan logam atau logam panduan yang dilaksanakan dalam keadaan lumer atau cair.
Secara umum pengelasan dapat didefinisikan sebagai penyambungan dari beberapa
batang logam dengan memanfaatkan energi panas.

1.2 Tujuan

1. Mahasiswa mengetahui alat dan kelengkapan pada mesin las busur listrik
(Shield metal arc welding)/SMAW

2. Mahasiswa mengetahui APD yang digunakan.


3. Mahasiswa mengetahui bagaimana cara mengoperasikan mesin las busur listrik
(Shield metal arc welding)/SMAW.
1.3 Manfaat

1. Memberi bekal praktik kepada mahasiswa tentang kegiatan pengelasan sehingga


mampu menerapkannya pada dunia industri.
2. Memberi bekal praktik kepada mahasiswa tentang praktik pengelasan sehingga
saat menjadi tenaga pendidik mampu mengajarkan siswanya dengan baik.
BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengelasan busur listrik (Shield metal arc welding)/SMAW

Las listrik atau biasa disebut dengan istilah las busur listrik merupakan
suatu proses penyambungan logam dengan menggunakan tanaga listrik sebagai
sumber panas. Jenis sambungan las dengan las busur listrik ini adalah
merupakan sambungan tetap/permanen.
Prinsip kerjanya yakni sumber panas pada las listrik ditimbulkan oleh
busur api arus listrik, antara elektroda las dan benda kerja. Pada bagian yang
terkena busur listrik tersebut akan mencair, demikian juga elektroda yang
menghasilkan busur listrik akan mencair pada ujungnya dan merambat terus
sampai habis. Logam cair dari elektroda dan dari sebagian benda yang akan
disambung tercampur dan mengisi celah dari kedua logam yang akan
disambung, setelah dingin maka dapat menjadi satu bagian yang sukar
dipisahkan.
Las busur listrik diklasifikasikan menjadi beberapa macam, antara lain:
1. Las busur listrik elektroda terbungkus
2. Las busur listrik dengan pelindung gas
3. Las busur listrik dengan pelindung bukan gas
Mesin las busur listrik dapat mengalirkan arus listrik cukup besar tetapi
dengan tegangan yang aman (kurang dari 45 volt). Busur listrik yang terjadi
akan menimbulkan energi panas yang cukup tinggi sehingga akan mudah
mencairkan logam yang terkena. Besarnya arus listrik dapat diatur sesuai
dengan keperluan yang memperhatikan ukuran dan type elektrodanya.

Hal-hal yang perlu diperhatikan waktu mengelas, antara lain:


a) Posisi kemiringan elektroda terhadap benda kerja (600-700) dan arah
pengelasan mengikuti arah kemiringan elektroda.
b) Posisi badan.
c) Gerakan tangan waktu mengelas benda kerja

Gerakan elektroda pada saat pengelesan ada tiga macam yaitu :


1. Gerakan arah turun sepanjang sumbu elektroda. Gerakan ini dilakukan
untuk mengatur jarak busur listrik agar tetap.
2. Gerakan ayunan elektroda. Gerakan ini diperlukan untuk mengatur lebar
jalur las yang dikehendaki:

1. Ayunan zig-zag

Gambar 1.1 Ayunan zig-zag

2. Ayunan Segitiga

Gambar 1.2 Ayunan Segitiga

3. Gerakan melingkar

Gambar 1.3 Gerakan melingkar


2.2 Peralatan Las busur listrik (Shield metal arc welding)/SMAW

1. Perlindungan Muka

Bentuk dan perlindungan muka ada beberapa macan tetapi secara


prinsip pelindung muka punyai fungsi yang sama yaitu, melindungi mata
dan muka dari pancaran sinar las dan percikan bunga api. Pelindung
muka mempunyi kacamata yang terbuat dari bahan tembus pandang yang
berwana sangat gelap dan hanya bisa tembus oleh sinar las. Kacamata
inih berfungsi melihat benda kerja yang di las dengan mengurangi
intensitas cahaya yang masuk ke mata.

2. Kaca Bening

Untuk membersihkan torak atau untuk proses finising


misalnya penggerindaan, mata perlu dilindungi, tetapi tidak
dengan perlindung muka las. Mata tidak mampu melihat benda
kerja karena kacamata yang berbeda pada perlindungan muka
sanga gelap. Oleh karena ituh, di perlukan kaca mata bening yang
mampu di gunakan untuk melihat benda kerja dan sangat ringan
sehingga tidak mengganggu proses perkejaan

3. Pelindung Badan ( Apron )


Untuk melindungi organ-organ tubuh pada bagian badan dari percikan bunga api dan
pancaran sinar las yang mempunyai intensitas tinggi. Maka pada bagian badan perlu dilindungi
seperti halnya pada bagian muka, karena baju las yang digunakan belom mampu sepehnunya
melindungi kulit dan organ tubuh pada bagian dada.

4. Sarung Tangan ( Weliding Gloves )

Welding gloves atau sarung tangan las merupakan sarung tangan yang memang khusus
dijadikan untuk pengerjaan profesi las, bahan sarung tangan las terbuat dari kulit atau bahan
sejenis asbes dengan kelenturan yang bagus. Welding gloves berfungsi untuk melindungi kedua
tangan dari percikan las atau spater dan panas material yang dibuat dari pengerjaan pengelasan.
5. Sepatu las ( Safety Shoes )

Sepatu las merupakan sepatu yang terbuat dari kulit dan komponen depan sepatu
terdapat sebuah plat baja yang berfungsi untuk melindungi kaki dari kejatuhan bendan yang
berat dan benda yang tajam. Sebab itu sebab bersifat isolator, sepatu ini juga melindungi dari
bahaya sengatan listrik.

6. Mesin Las/Trafo Las

M
.

BAB III

PEMBAHASA

3.1 Alat dan Bahan

1. Pelindung muka
2. Kacamata bening
3. Pelindung badan (Apron)
4. Sarung Tangan
5. Sepatu Las
6. Mesin Las/Trafo Las
7. Gerinda
8. Palu Terak
9. Tang
10. Sikat Baja
11. Elektroda

3.2 Langkah Kerja

3.2.1 Langkah Kerja JOB 1

1. Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar
terhindar dari debu.
2. Buat garis lurus dengan kapur agar menjadi tanda kita pada saat
mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3. Jepit kabel massa pada meja kerja.
4. Hidupkan trafo lasnya.
5. Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6. Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7. Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8. Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-zag.
9. Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat baja
agar hasil lasan bersih.
3.2.2 Langkah Kerja JOB 2

1. Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar
terhindar dari debu.
2. Buat garis lurus 2 buah sejajar dengan kapur agar menjadi tanda kita pada saat
mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3. Jepit kabel massa pada meja kerja.
4. Hidupkan trafo lasnya.
5. Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6. Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7. Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8. Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-zag.
9. Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat
baja agar hasil lasan bersih.
3.2.3 Langkah Kerja JOB 3

1 Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya
agar terhindar dari debu.
2 Buat garis lurus putus - putus dengan kapur agar menjadi tanda kita pada
saat mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3 Jepit kabel massa pada meja kerja.
4 Hidupkan trafo lasnya.
5 Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6 Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7 Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8 Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-.
9 Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat baja
agar hasil lasan bersih.
3.2.4 Langkah Kerja JOB 4

1 Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar
terhindar dari debu.
2 Buat garis lurus putus - putus sejajar dengan garis satunya, digaris dengan kapur
agar menjadi tanda kita pada saat mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak
bengkok atau lurus.
3 Jepit kabel massa pada meja kerja.
4 Hidupkan trafo lasnya.
5 Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6 Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7 Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8 Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan zig-.
9 Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat
baja agar hasil lasan bersih.
3.2.5 Langkah Kerja JOB 5

1. Bersihkan dan pastikan plat yang akan kita las dibagian permukaannya agar terhindar
dari debu.
2. Buat garis lurus dengan ukuran 1.5 cm – 2cm , digaris dengan kapur agar menjadi
tanda kita pada saat mengelas.Tujuannya agar hasil las kita tidak bengkok atau lurus.
3. Jepit kabel massa pada meja kerja.
4. Hidupkan trafo lasnya.
5. Atur ampere agar sesuai dengan kebutuhan kita mengelas.
6. Atur pada 80-100 A untuk melakukan pengelasan lurus pada permukaan plat.
7. Tempelkan benda kerja pada posisi vertikal untuk memulai pengelasan
8. Lakukan pengelasan dengan menggunakan pola pengelasan melingkar dengan
ketinggian 1 cm hasil lasnya.
9. Apabila selesai,maka pukul terak las dengan palu terak dan sikat dengan sikat baja
agar hasil lasan bersih.
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Mengacu pada permasalahan dan pembahasan = terkait proses pengelasan


menggunakan las busur listrik atau las SMAW (Shield Metal Arc Welding) didapat beberapa
kesimpulan, antara lain:
1. Untuk dapat mengelas dengan hasil lasan yang baik, perlu latihan dalam jangka waktu
yang tidak singkat.
2. Dalam mengelas kecepatan menggeser elektroda sangat menentukan hasil lasan. Jika
terlalu cepat, tembusan lasnya dangkal oleh karena kurang waktu pemanasan bahan
dasar dan kurang waktu untuk cairan elektroda menembus bahan dasar. Bila terlalu
lambat akan menghasilkan alur lasan yang lebar, kasar dan kuat, hal ini dapat
menimbulkan kerusakan sisi las (pada logam induknya). Oleh karena itu kecepatan
elektroda harus tepat dan stabil.
3. Jarak ujung elektroda ke benda kerja juga sangat mempengaruhi hasil lasan. Jika
terlalu dekat elektroda bisa nempel pada benda kerja dan jika terlalu jauh lelehan
elektroda tidak akan menumpuk dan jika sangat jauh elektroda akan mati.
4. Sebaiknya jumlah alat diperbanyak dan dalam kondisi yang baik sehingga dapat
praktikum berlangsung dengan baik, tertib dan cepat. Keadaan bengkel yang kurang
tertata, seharusnya sebagai laboratorium mesin harus bersih. Sehingga nyaman dan
tidak mengganggu keselamatan pekerja.

4.2 Saran

Kurangnya peralatan kerja, seharusnya peralatan dapat dipenuhi karena kerja bangku
merupakan dasar dari praktik permesinan lainnya. Juga mempengaruhi hasil dari pekerjaan.
Sedikit, itu mengakibatkan keterlambatan menyelesaikan pekerjaan. Semua pekerjaan yang
kita lakukan akan berhasil apabila disertai jiwa yang sabar, ulet, terampil dan mau bekerja
keras.
DAFTAR PUSTAKA

http://rozaqml.blogspot.com/2015/01/laporan-praktikum-pengelasan.html

https://docplayer.info/35218129-Laporan-praktikum-las-dan-tempa.html

https://www.klopmart.com/article-48-fungsi--jenis-mesin-gerinda.html

https://dokterenjin.wordpress.com/2017/04/09/teknik-mengelas-menggunakan-las-listrik-untuk-
pemula/

Anda mungkin juga menyukai