Anda di halaman 1dari 59

ANALISIS KADAR

PROTEIN
Pengertian
 Protein berasal dari bahasa yunani
proteos : yang utama atau yang
didahulukan.
 Semua enzim, berbagai hormon,
pengangkut zat-zat gizi dan darah,
matriks intraseluler dan sebagainya
adalah protein.
 Protein bertindak sebagai prekursor
sebagian koenzim, hormon, asam nukleat
dan molekul-molekul yang esensial bagi
 Protein adalah polipeptida asam-asam
amino yang mengandung unsur-unsur
C, H, O, dan N yang tidak dimiliki oleh
lemak atau karbohidrat.

 Sebagai zat pembangun, protein


merupakan bahan pembentuk jaringan-
jaringan baru yang selalu terjadi dalam
tubuh dan mempertahankan jaringan
yang telah ada.
 Di dalam setiap sel yang hidup, protein
merupakan bagian yang sangat penting.
Pada sebagian besar jaringan tubuh,
protein merupakan komponen terbesar
setelah air.

 Kekurangan protein dalam waktu lama


dapat mengganggu berbagai proses
dalam tubuh dan menurunkan daya
tahan tubuh terhadap penyakit.
 Protein dalam bahan makanan yang
dikonsumsi manusia akan diserap oleh
usus dalam bentuk asam amino
 Bila suatu protein dihidrolisis dengan
asam, alkali, atau enzim, akan
dihasilkan campuran asam-asam
amino
 Sebuah asam amino terdiri dari gugus
amino, sebuah gugus hidroksil, sebuah
atom hidrogen, dan gugus R yang
terikat pada sebuah atom C.
 Di dalam tubuh manusia terjadi suatu siklus
protein, artinya protein dipecah menjadi
komponen-komponen yang lebih kecil yaitu
asam amino dan atau peptida. Terjadi juga
sintesis protein baru untuk mengganti yang
lama.

 Waktu yang diperlukan untuk mengganti


separuh dari jumlah kelompok protein
tertentu dengan protein baru disebut haft time
atau waktu paruh jangka hidup protein.
Ikatan Peptida

 Dua asam amino berikatan melalui suatu


ikatan peptida dengan melepas sebuah
molekul air. Reaksi keseimbangan ini
cenderung untuk berjalan ke arah
hidrolisis dari pada sintesis.
 Beberapa asam amino, biasanya lebih
dari 100 buah, dapat mengadakan ikatan
peptida dan membentuk rantai
polipeptida yang tidak bercabang.
 Rantai utama yang menghubungkan atom-
atom C-C-C disebut rantai kerangka molekul
protein, sedangkan atom-atom di sebelah
kanan maupun kiri rantai kerangka disebut
gugus R, atau rantai samping
 Atom yang dikandung dalam gugus R serta
cara melekatnya pada rantai kerangka akan
membedakan molekul protein yang satu dari
yang lain
 Protein dapat terdiri dari satu atau lebih
polipeptida, misalnya mioglobin terdiri dari dua
polipeptida dan hemoglobin terdiri dari empat
rantai polipeptida
 Dalam teknologi pangan, asam amino
mempunyai beberapa sifat yang
menguntungkan maupun yang kurang
menguntungkan. Misalnya D-triptofan
mempunyai rasa manis 35 kali kemanisan
sukrosa, sebaliknya L-triptofan mempunyai
rasa yang sangat pahit. Asam glutamat
sangat penting peranannya dalam
pengolahan makanan, karena dapat
menimbulkan rasa yang lezat.
 Sampai sekarang baru dikenal 24
macam asam amino, yang dapat
digolongkan menjadi dua kelompok yaitu
asam amino eksogen/ essensial dan
asam amino endogen/ non essensial.

 Asam amino endogen dapat dibentuk


dalam tubuh manusia, sedangkan 10
asam amino eksogen tidak dapat
dibentuk oleh tubuh manusia, karena itu
disebut asam amino esensial, artinya
harus didapatkan dari makanan sehari-
Fungsi Protein

 Sebagai enzim
Hampir semua reaksi biologis dipercepat atau
dibantu oleh suatu senyawa makromolekul
spesifik yang disebut enzim, dari reaksi yang
sangat sederhana seperti reaksi transportasi
karbon dioksida sampai yang sangat rumit
seperti replikasi kromosom. Protein besar
peranannya terhadap perubahan-perubahan
kimia dalam sistem biologis.
 Alat pengangkut dan penyimpan
Banyak molekul dengan MB kecil serta
beberapa ion dapat diangkut atau
dipindahkan oleh protein-protein
tertentu. Misalnya hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit,
sedangkan mioglobin mengangkut
oksigen dalam otot.

 Pengatur pergerakan
Protein merupakan komponen utama
daging, gerakan otot terjadi karena
 Penunjang mekanis
Kekuatan dan daya tahan robek kulit dan tulang
disebabkan adanya kolagen, suatu protein
berbentuk bulat panjang dan mudah membentuk
serabut.

 Pertahanan tubuh atau imunisasi


Pertahanan tubuh biasanya dalam bentuk antibodi,
yaitu suatu protein khusus yang dapat mengenal dan
menempel atau mengikat benda-benda asing yang
masuk ke dalam tubuh seperti virus, bakteri, dan sel-
sel asing lain.
 Media perambatan impuls syaraf
Protein yang mempunyai fungsi ini biasanya
berbentuk reseptor, misalnya rodopsin, suatu
protein yang bertindak sebagai reseptor
penerima warna atau cahaya pada sel-sel
mata.

 Pengendalian pertumbuhan
Protein ini bekerja sebagai reseptor (dalam
bakteri) yang dapat mempengaruhi fungsi
bagian-bagian DNA yang mengatur sifat dan
karakter bahan
Sifat-sifat fisikokimia protein

 Sifat fisikokimia setiap protein tidak


sama, tergantung pada jumlah dan jenis
asam aminonya.
 Berat molekul protein sangat besar
 Ada protein yang larut dalam air, ada
pula yang tidak dapat larut dalam air,
tetapi semua protein tidak larut dalam
pelarut lemak.
 Bila dalam suatu larutan protein
ditambahkan garam, daya larut protein
akan berkurang, akibatnya protein akan
terisah sebagai endapan. Peristiwa
pemisahan protein ini disebut salting out.
 Apabila protein dipanaskan atau
ditambahkan alkohol maka protein akan
menggumpal.
 Protein dapat bereaksi dengan asam dan
basa
Kebutuhan protein
 Kebutuhan manusia akan protein dapat
dihitung dengan mengetahui jumlah nitrogen
yang hilang. Bila seseorang mengkonsumsi
ransum tanpa protein, maka nitrogen yang
hilang tersebut pasti berasal dari protein tubuh
yang dipecah untuk memenuhi kebutuhan
metabolisme
 Kebutuhan protein untuk tubuh manusia rata-
rata sebesar 1 g protein/kg berat badan per
hari
Komposisi kimia dan klasifikasi
 Protein adalah suatu zat yang sangat kompleks
yang disusun oleh asam-asam amino yang
merupakan struktur protein.
 Protein mengandung unsur Karbon, Hidrogen,
Oksigen dan Nitrogen,
 Asam amino terdiri atas atom karbon yang
terikat pada satu gugus karboksil (-COOH),
satu gugus amino (-NH2), satu aton hidrogen
(-H) dan satu gugus radikal (-R) atau rantai
cabang.
RANGKAIAN ASAM AMINO
PROTEIN
ASAM AMINO
NH3

NH3
H

R C COOH
Rantai B

NH2

SINTESA PROTEIN

AA + AA  DIPEPTIDA

AA + AA + AA + ……+ AA  POLIPEPTIDA
Rantai A

PROTEIN  1 atau >1 POLIPEPTIDA


HOOC HOOC
STRUKTUR ASAM AMINO
ION ZWITTER

Zwitter-ion adalah senyawa


yang memiliki sekaligus gugus
bersifat asam dan basa. Pada
pH netral zwitter-ion akan
bermuatan positif (kation)
maupun bermuatan negatif
(anion).
STRUKTUR ION ZWITTER
Ikatan peptida

adalah secara kimia merupakan ikatan kovalen yg terbentuk antara


group alfa amino dari molekul asam amino dengan group alfa karboksil
dari molekul asam amino yg lain

Dua asam amino bergabung = dipeptida


Sampai 25 asam amino bergabung = oligopeptida
Diatas 25 asam amino bergabung = polipeptida = protein
KLASIFIKASI ASAM AMINO

ESSENSIAL
LEUSIN
ISOLEUSIN
VALIN
TRIPTOPAN
FENILALANIN
METIONIN
TREONIN
LISIN
HISTIDIN

NON-ESSENSIAL
Perkusor
SISTEIN GLUTAMAT
SISTEIN METIONIN, SERIN
TIROSIN ALANIN TIROSIN FENILALANIN
ARGININ ASPARTAT ARGININ GLUTAMIN/GLUTAMAT, ASPARTAT
PROLIN GLUTAMIN PROLIN GLUTAMAT
HISTIDIN ADENIN. GLUTAMAT
HISTIDIN
GLISIN SERIN, KOLIN
SERIN
*Asam amino esensial yaitu
asam-asam amino yang tidak
dapat
disintesis dalam tubuh.
Contoh :
valin, leusin, isoleusin, histidin,
arginin, treonin, triptofan,
metionin, fenilalanin, dan lisin.
*Asam amino nonesensial yaitu
asam amino yang dapat
disintesis dalam tubuh.
Contoh :
glisin, alanin, serin, glutamin,
tirosin, prolin, asparagin, aspartat,
sistein, dan asam glutamat.
KLASIFIKASI PROTEIN

Berdasarkan KOMPONEN KIMIAWI

• Protein SEDERHANA
• Protein KONYUGASI
• Protein TURUNAN

Berdasarkan BENTUKNYA

• Protein berbentuk SERAT (FIBROUS Protein)


• Protein berbentuk BOLA (GLOBULAR Protein)

Berdasarkan kepentingannya dari aspek gizi


(~~ kandungan asam amino essensial ~~)

• Protein LENGKAP
• Protein TAK LENGKAP
Protein menurut struktur kimia
dan ciri kimiawi
 Protein sederhana, yaitu golongan protein apabila
dihidrolisa oleh asam alkali atau eter akan menghasilkan
asam amino-asam amino (derivatnya), contohnya :
globulin, albumin, keratin, kolagen, elastin, globin, zein,
gliadin dan glutenin, legumen, lactabumin dan
lactaglobulin.
 Protein majemuk, yaitu : protein yang merupakan
kombinasi protein sederhana dengan bahan lain,
contohnya : nukleoprotein, phosphoprotein, mukoprotein,
chromoprotein dan flavoprotein.
 Protein turunan, yaitu : protein hasil pemisahan/
dekomposisi protein sederhana maupun protein
majemuk, contohnya : proteose, peptine dan peptida.
Protein menurut bentuknya

 Protein bentuk serabut, terdiri atas beberapa rantai


peptida berbentuk spiral yang terjalin satu sama lain
sehingga menyerupai batang yang kaku. Protein ini
terdapat dalam unsur-unsur tubuh seperti kolagen,
elastin, keratin dan miosin.
 Protein globular, berbentuk bola terdapat dalam cairan
jaringan tubuh. Protein yang merupakan kelompok ini
adalah albumin, globulin, histon dan protamin

 Protein konjugasi, adalah protein sederhana yang


terikat dengan bahan-bahan non-asam amino. Yang
termasuk dalam kelompok ini adalah : nukleoprotein,
PROTEIN di dalam TUBUH

MULUT

LAMBUNG  (asam lambung membuka molekul protein dan


mengefektifkan enzim lambung)

PROTEIN    POLIPEPTIDA

USUS HALUS  POLIPEPTIDA  dipeptida, tripeptida, asam amino

PEPTIDA  ASAM AMINO BEBAS


(diserap)
1. Sebagai PEMBANGUN tubuh
FUNGSI 2. Sebagai PENGATUR proses-proses dalam tubuh
PROTEIN 3. Sebagai SUMBER ENERGI bagi tubuh

Digestion
MAKANAN AMINO ACID TISSUE
BerPROTEIN POOL Protein
Absorption

SYNTHESIS of CATABOLISM ----------- urea

HORMONES
ENZYMES NUCLEIC ACID CO2 + H2O
NEW PROTEIN HEME CREATININ +
ENERGY
Sebagai PEMBANGUN Tubuh

• Bagian dari inti sel dan protoplasma


• Massa padat dari jaringan lunak (mis. : otot, organ vital, dlsb.)
• Pendukung matriks organik utk. tulang, gigi, rambut dan kuku
• Semua enzim adalah protein
• Sebagian besar hormon adalah protein
• Antibodi
• Darah, dlsb.

Sebagai PENGATUR

Mengatur tekanan osmotik dalam tubuh :


a. Keseimbangan air
b. Keseimbangan asam dan basa

Sebagai sumber ENERGI


 1 gram protein ~~~ 4 Kalori
Angka KECUKUPAN PROTEIN yang dianjurkan (per-orang per-hari)
BAYI 0 – 6 bulan BB ~ 5.5 kg 12 gram
7 – 12 bulan 8.5 kg 15 gram
ANAK 1 – 3 tahun 12 kg 23 gram
4 – 6 tahun 18 kg 32 gram
7 – 9 tahun 24 kg 37 gram
PRIA 10 -12 tahun 30 kg 45 gram
13 – 15 tahun 45 kg 64 gram
16 – 19 tahun 56 kg 66 gram
20 – 45 tahun 62 kg 55 gram
46 – 59 tahun 62 kg 55 gram
> 60 tahun 62 kg 55 gram
WANITA 10 – 12 tahun 35 kg 54 gram
13 – 15 tahun 46 kg 62 gram
16 – 19 tahun 50 kg 51 gram
20 – 45 tahun 54 kg 48 gram
46 – 59 tahun 54 kg 48 gram
> 60 tahun 54 kg 48 gram
HAMIL + 12 gram
MENYUSUI 0 – 6 bulan + 16 gram
MAKANAN SUMBER PROTEIN
HEWANI NABATI

NILAI BIOLOGIS  >>> NILAI BIOLOGIS  <<<


NPU  >>> NPU  <<<

SKOR KIMIA atau SKOR KIMIA atau


SKOR ASAM AMINO  >>> SKOR ASAM AMINO  <<<

Nilai
Biologis NPU SAA

TELUR 100 94 100


IKAN 76 71
DAGING SAPI 73 67 69

KACANG 55 55 65
TANAH 73 61 47
KEDELE
MAKANAN SUMBER PROTEIN
BAHAN MAKANAN PROTEIN SAA Asam Amino
(per 100 gram bdd) (gram) (%) Pembatas

TEMPE KEDELE 20.8 45 Metionin – sistin


KEDELE PUTIH 40.4 56 Metionin – sistin
KEDELE HITAM 37.3 57 Metionin – sistin
KACANG TANAH 27.9 55 Metionin – sistin
KACANG HIJAU 24.0 52 Metionin – sistin
KORO BENGUK 28.7 38 Metionin – sistin
DLL

TELUR AYAM LOKAL 13.0


TELUR AYAM RAS 12.4
TELUR BEBEK 12.5
DAGING AYAM 18.1 80 Valin
DAGING SAPI 16.9 69 Valin
IKAN MAS 12.8 72 Valin
IKAN SELAR 30.6 75 Triptopan
TERI 10.3 93 Metionin – sistin
EFEK terhadap KESEHATAN

KEKURANGAN KELEBIHAN

RINGAN
Perombakan protein
Berat badan <<<
 beban kerja hati >>>
Pertumbuhan terhambat
 beban kerja ginjal >>>
Menurunnya daya tahan tubuh
 sistem sirkulasi >>>
terhadap infeksi
Dll.

KEGEMUKAN/ OBESITAS

BERAT
KWASHIOKOR
MARASMUS
BUSUNG LAPAR
Fungsi Protein

Protein di dalam tubuh berfungsi sebagai :


 Pertumbuhan dan pemeliharaan

 Pembentukan ikatan-ikatan esensial


tubuh
 Mengatur keseimbangan air

 Memelihara netralitas tubuh

 Pembentukan antibodi

 Mengangkut zat-zat gizi

 Sumber energi
Sumber Protein

 Sumber protein hewani dapat berbentuk


daging, unggas, alat-alat dalam (hati,
pankreas, ginjal, paru, jantung dan jeroan),
susu, telur, ikan dan kerang-kerangan.
 Sumber protein nabati dapat berbentuk
kacang kedelai dan hasil olahannya (tempe,
tahu) serta kacang-kacangan lainnya. Selain
itu serealia juga merupakan sumber protein,
meskipun kandungannya sangat kecil.
Penyakit berhubungan dengan protein
1. Akibat kekurangan Protein
 Kekurangan protein murni pada stadium berat menyebabkan
kwashiorkor pada anak-anak dibawah lima tahun.
 Kekurangan protein sering dijumpai bersamaan dengan
kekurangan energi yang dikenal dengan penyakit marasmus.
 Sindroma gabungan antara dua jenis kekurangan ini
dinamakan Energi-Protein Malnutrition (EPM) atau Kurang
Energi-Protein (KEP) atau Kurang Kalori-Protein (KKP).

2. Akibat Kelebihan Protein


 Protein secara berlebihan tidak menguntungkan tubuh.

 Kelebihan asam amino memberatkan kerja ginjal dan hati


yang harus memetabolisme dan mengeluarkan kelebihan
nitrogen.
 Kelebihan protein dapat menimbulkan asidosis, dehidrasi,
diare, kenaikan amoniak darah, kenaikan ureum darah dan
HIDROLISIS PEPTIDA

Suatu polipeptida atau protein dapat


mengalami hidrolisis jika dipanaskan
dengan asam klorida pekat sekitar 6
M. Ikatan peptida diputuskan
sehingga dihasilkan asam-asam
amino bebas. Dalam tubuh manusia
atau hewan, hidrolisis polipeptida atau
protein terjadi karena pengaruh enzim.
DENATURASI PROTEIN
Setiap perubahan terhadap struktur
sekunder/tertier protein
 Molekul protein dapat pula
mengendap peristiwa
koagulasi
 Denaturasi belum tentu
mengakibatkan koagulasi. Protein
dapat saja mengendap, tetapi dapat
kembali ke keadaan semula
 Faktor-faktor penyebab denaturasi
protein :
• perubahan pH : penggumpalan
kasein
• Panas : merusak ikatan hidrogen dan
jembatan garam
• Radiasi : sinar X dan U.V
• Pelarut organik : aseton, alkohol.
• Garam-garam dari logam berat :
Ag2+, Hg2+, Pb2+
• Pereaksi-pereaksi alkaloid : asam
tannat, asam pikrat bisa
Penggolongan Protein
Berdasarkan fungsi biologis-nya,
protein dapat dibedakan atas 7
golongan yaitu :
1. Enzim, yaitu protein yang
berfungsi sebagai biokatalis.

2. Protein transpor, yaitu protein


yang mengikat dan
memindahkan molekul atau
3. Protein nutrien dan
penyimpanan, yaitu protein
yang berfungsi sebagai
cadangan makanan.

4. Protein kontraktil, yaitu protein


yang memberikan kemampuan
pada sel dan organisme untuk
mengubah bentuk atau
5. Protein struktur, yaitu protein
yang berperan sebagai
penyangga untuk memberikan
struktur biologi kekuatan atau
perlindungan.

6. Protein pertahanan (antibodi),


yaitu protein yang melindungi
organisme terhadap serangan
7. Protein pengatur, yaitu
protein yang berfungsi
mengatur aktivitas seluler
atau fisiologi.
ANALISIS PROTEIN

1. REAKSI PENGENALAN PROTEIN


(ANALISIS KUALITATIF)
2. ANALISIS KADAR PROTEIN (ANALISIS
KUANTITATIF)
ANALISIS KUALITATIF PROTEIN
1).Uji Ninhidrin
• Adalah uji umum untuk protein dan asam
amino.
• Ninhidrin dapat mengubah asam amino
menjadi suatu aldehida.
• Uji ninhidrin dilakukan dengan
menambahkan beberapa tetes larutan
ninhidrin yang tidak bewarna ke dalam
sampel, kemudian dipanaskan beberapa
menit. Adanya protein ditunjukkan oleh
terbentuknya warna ungu.
2).Uji Biuret
• Adalah uji untuk protein (ikatan
peptida) tetapi tidak dapat
menunjukkan asam amino
bebas.
• Zat yang akan diselidiki mula-
mula ditetesi larutan NaOH,
kemudian larutan tembaga(II)
sulfat yang encer. Jika
terbentuk warna ungu berarti
3).Uji Xantoproteat
• Adalah uji terhadap protein yang
mengandung gugus fenil (cincin
benzena).
• Apabila protein yang
mengandung cincin benzena
dipanaskan dengan HNO3pekat,
maka terbentuk warna kuning
yang kemudian menjadi warna
jingga bila dibuat alkalis (basa)
4).Uji Balerang
Adanya unsur balerang dalam
protein dapat ditunjukkan dengan
melarutkan larutan protein dengan
larutan NaOH pekat (± 6 M)
dipanaskan, kemudian diberi
beberapa tetes larutan timbel
asetat. Bila berbentuk endapan
hitam (dari PbS) menunjukkan
adanya balerang.
ANALISIS KADAR PROTEIN (KUANTITATIF)

 Penentuan kadar protein pada bahan makanan selain metode


Kjeldahl, metode empiris lain telah dikembangkan seperti :
 Metode Loury; dimana konsentrasi protein diukur
berdasarkan optikal density (OD) pada panjang gelombang
600 nm.
 Metode biuret, dengan mengukur optikal density pada
panjang gelombang 560 sampai 580 nm.
 Metode spektrofotometer UV

 Metode turbidimetri atau kekeruhan

 Metode pengecatan

 Metode titrasi formol.


Penentuan kadar protein
dengan metode Kjeldahl
 Tahap pertama adalah destruksi dimana
sampel dipanaskan dalam asam sulfat pekat
sehingga terjadi destruksi menjadi unsur-
unsurnya.
 Elemen karbon, hidrogen teroksidasi menjadi
CO, CO2 dan H2O sedangkan nitrogennya
akan berubah menjadi (NH4)2SO4 .
 Untuk mendestruksi 1 gram protein diperlukan
9 ml asam sulfat.
 Untuk mempercepat proses destruksi sering
ditambahkan katalisator berupa campuran H2SO4 dan
HgO (20 : 1). Dengan penambahan katalisator tersebut
titik didih asam sulfat akan dipertinggi sehingga
destruksi berjalan lebih cepat. Suhu destruksi berkisar
antara 370 C sampai 400 C.
0 0

 Selain katalis di atas, selenium juga dapat digunakan


sebagai katalisator. Selenium dapat mempercepat
proses oksidasi karena zat tersebut selain menaikkan
titik didih juga mudah mengadakan perubahan dari
valensi tinggi ke valensi rendah atau sebaliknya.
 Selama destruksi akan terjadi reaksi sbb :
HgO + H SO  HgSO + H O
2 4 4 2

2HgSO  Hg SO + SO + 2On
4 2 4 2

Hg SO + 2 H SO  2 HgSO + 2
2 4 2 4 4

H 0 + SO
2 2

(CHON) + On + H SO  CO + CO + H O + 2 4 2 2

(NH ) SO 4 2 4

Amonium sulfat yang terbentuk dapat mengadakan


reaksi dengan merkuri oksida membentuk senyawa
kompleks, maka sebelum proses destilasi Hg harus
diendapkan terlebih dahulu dengan K2S supaya
senyawa kompleks merkuri amonia pecah menjadi
amonium sulfat.
 Berbeda dengan merkuri, pemakaian
selenium sebagai katalisator tidak perlu
lagi diberikan perlakuan sebelum
destilasi dimulai.

 Proses destruksi selesai apabila larutan


menjadi jernih
Tahap Destilasi
 Dipanaskan lagi larutan yang telah hijau jernih
selama lebih kurang 30 menit, kemudian
ditambahkan 50 ml NaOH 30 % dan beberapa
butiran Zn atau batu didih.
 Dilakukan destilasi dengan pemanasan
kembali.
 Destilat ditampung dalam erlenmeyer yang
berisi dengan 25 ml larutan asam borat 3%
yang telah diberi dua tetes indikator campuran
yaitu campuran antara methyl blue dan methyl
red dengan perbandingan 2 : 1
 Destilasi dihentikan apabila destilat tidak
bereaksi basa yang diuji dengan kertas lakmus,
dimana tidak membirukan lakmus merah.
Tahap Titrasi
 Hasildestilasi dititrasi dengan asam klorida yang telah diketahui
normalitasnya.
 Dibuat blanko dengan aquades seperti perlakuan di atas tanpa sampel

 Kadar protein (N-total) dapat dihitung dengan rumus

Dimana :
a = Volume peniter untuk sampel
b = Volume peniter untuk blanko
N = Normalitas
G = berat sampel (gram)
 Lakukan percobaan diatas sampai tiga kali pengulangan.
Konversi dari kadar N menjadi
kadar protein berbagai macam
bahan
No Bahan Faktor konversi

1 Bir, sirup, biji-bijian, ragi, makanan ternak, buah-buahan, teh, malt,  

  anggur. 6,25

2 Beras 5,95

3 Roti, gandum, macaroni, bakmi 5,70

4 Kacang tanah 5,46

5 Kedelai 5,75

6 Kenari 5,18

7 Susu kental manis 6,38

Anda mungkin juga menyukai