Anda di halaman 1dari 10

TUGAS SPESIALIT

DAN TERMINOLOGI

OLEH :

NAMA : AFRIDA YASINTA JUE


NIM : 244819038
KELAS : B19

AKADEMI FARMASI
SANTO FRASISKUS XVERIUS
MAUMERE
2020
SISTEM PENCERNAAN

1. Terapi Ulcer

 Terapi non farmakologi

 Pasien dengan tukak harus mengurangi stress, merokok, dan penggunaan NSAID

( termasuk aspirin )

 Walau tidak ada kebutuhan untuk diet khusus, pasien harus menghindari makanan

dan minuman yang menyebabkan dispesia, atau yang menyebabkan penyakit tukak,

contoh : makanan pedis, kafein, dan alkohol.

 Antasida dapat digunakan dengan obat anti tukak lainnya untuk mengatasi gejala

penyakit tukak.

 Terapi farmakologi

 Pengobatan harus diawali dengan regimen 3 obat-PPI. Obat ini lebih efektif,

memiliki toleransi yang lebih baik, lebih simple dan akan membuat pasien lebih

patuh dalam menjalani pengobatan. 14 hari dipilih lebih dari 10 hari karena durasi

yang lama menyebabkan pengobatan berhasil. 7 hari secara teratur tidak dianjurkan.

 Regimen 2 obat kurang efektif dibandingkan dengan regimen 3 obat dan hanya

termasuk satu antibiotik yang dapat menyebabkan resistensi anti mikroba.

 Pasien dengan penyakit tukak aktif harus menerima terapi tambahan dengan PPI atau

H2RA untuk meringankan penyakit.


2. Obat antiemetik

 Antiemetik adalah obat-obatan yang digunakan dalam penatalaksanaan mual muntah.

Obat obatan tersebut bekerja dengan cara mengurangi hiperaktifitas refleks muntah

menggunakan satu dari dua cara : secara lokal, untuk mengurangi respon lokal terhadap

stimulus yang dikirim ke medulla guna memicu terjadinya muntah, atau secara sentral,

untuk menghambat CTZ secara langsung atau menekan pusat muntah.

 Contoh obat antiemetik :

 Domperidon

Golongan : antiemetik (antimuntah)

Kategori : obat resep meredakan mual muntah

Mekanisme kerja : mempercepat gerakan saluran pencernaan. Sehingga

Dosis : untuk mual dan muntah :

Dewasa : 10 mg, 3 x sehari

Anak-anak : <12 tahun atau < 35 kg 250 mcg, 3 x sehari.

Dosis maksimal : 750 mcg/kgBB sehari.

Cara penggunaan : obat ini diminum 30 menit sebelum makan dan sebelum

tidur. pengobatan dengan domperidone biasanya tidak lebih

dari 1minggu. Jika telah lewat 1 minggu dan gejala belum

meredah, hentikan penggunaan domperidone dan

konsultasikan dengan dokter.


Efek samping : sakit kepala, merasa kepanasan, mata merah, mulut kering,

payudara terasa nyeri, keluar susu dari payudara,

pembengkakan payudara pada pria.

 Metoklorpramid

Golongan : Antiemetik

Kategori : Obat resep

Indikasi : digunakan untuk meredakan mual dan muntah yang bisa

disebabkan oleh penyakit asam lambung, efek samping

dari prosedur bedah, kemoterapi, atau radioterapi.

Dosis : mencegah mual dan muntah akibat kemoterapi

Dewasa : 10 mg, 3 x sehari. Dosis maksimal 30 mg per

hari. Durasi pengobatan maksima 5 hari.

Anak-anak : 0,1-1,15 mg/kgBB, 3 x sehari. Durasi

pengobatan maksimal 5 hari.

Cara penggunaan : metoclopramide dalam bentuk tablet dikonsumsi 30 menit

sebelum makan dan sebelum tidur.

Efek samping : sakit kepala, pusing, mual,diare, lelah, susah tidur.

3. Obat antidiare

Diare adalah peningkatan volume, keenceran atau frekuensi buang air besar

( Perubahan frekuensi dan konsistensi ) dari kondisi normal. Dalam keadaan normal,
tinja mengandung 60-90% air, sedangkan pada diare, airnya bisa mencapai lebih dari

90%. Diare merupakan suatu gejala, dimana pengobatannya tergantung pada

penyebabnya. Untuk membantu meringankan diare, diberikan obat seperti

difenoksilat, codein, paregorik ( opium tinctur ) atau loperamide. Sedangkan untuk

membantu mengeraskan tinja bisa diberikan kaolin, pektin dan attapulgit aktif. Untuk

diare yang berat /dehidrasi, maka penderita perlu dirawat di rumah sakit dan

diberikan cairan pengganti dan garam melalui infus. Selama tidak muntah dan tidak

mual, bisa diberikan larutan yang mengandung air, gula dan garam. Anti diare yang

ideal harus

bekerja cepat, tidak menyebabkan konstipasi, mempunyai indeks terapeutik yang

tinggi, tidak mempunyai efek buruk terhadap sistem saraf pusat, dan tidak

menyebabkan ketergantungan.

Contoh obat antidiare antara lain :

Racecordil : memenuhi semua syarat ideal, cara kerjanya mengembalikan

keseimbangan sistem tubuh dalam mengatur penyebaran air dan elektrolit ke usus.

Loperamide : golongan opioid yang bekerja dengan cara memperlambat motilitas

saluran cerna

Nifuroxazide : bakterisidal terhadap E. coli, Shigella dysenteriae, Streptococcus,

Staphylococcus dan P. aeruginosa. Nifuroxazide bekerja lokal pada saluran

pencernaan. Dioctahedral smectite : melindungi barrier mukosa usus & menyerap

toksin, bakteri, serta rotavirus.


4. Spasmolit

Spasmolit adalah obat yang mengandung Hyoscine-N-Butylbromide sebagai zat

aktifnya. Spasmolit termasuk dalam golongan antispasmodik untuk menangani kram

dan sakit perut. Spasmolit juga digunakan untuk membantu mengurangi mual,

muntah, dan pusing yang berhubungan dengan mabuk darat dan pemulihan dari

anestesi dan operasi. Selain itu, Spasmolit juga dapat digunakan dalam pengobatan

parkinsonisme, kondisi otot spastik, sindrom iritasi usus, diverticulitis (Divertikulitis

adalah kondisi di mana kantung pada kolon (usus besar) mengalami peradangan atau

infeksi ), dan kondisi lainnya.

Contoh obat antara lain :

1. Obat antispasmodik

Obat antispasmodik adalah obat yang membantu mengurangi atau menghentikan

kejang otot pada organ pencernaan yang menjadi salah satu gejala dari irritable bowel

syndrom (IBS), yaitu penyakit yang menyerang usus.

Keterangan

Golongan : Obat keras

Kelas Terapi : Anti Spasmodik


Kandungan : Hyoscine-N-Butylbromide 10 mg

Bentuk : Tablet

Kemasan : Strip @ 10 Tablet

Kegunaan : Spasmolit digunakan untuk membantu meyembuhkan gangguan

perut, seperti: Menangani kejang saluran cerna, kejang genitourinary Menangani IBS

(sindrom iritasi usus besar)

Spasmolit merupakan obat yang termasuk ke dalam golongan Obat Keras, sehingga

pada setiap pembelian nya harus menggunakan resep Dokter. Kejang saluran cerna,

kejang genitourinari

Dewasa : 2 tablet diminum 4 kali sehari.

Anak usia 6-11 tahun: 1 tablet diminum 3 kali sehari.

IBS (sindrom iritasi usus besar)

Dewasa : dosis awal: 1 tablet diminum 3 kali sehari, dosis dapat

ditingkatkan hingga 2 tablet diminum 4 kali sehari jika diperlukan.

Anak usia 6-11 tahun : 1 tablet diminum 3 kali sehari.

Cara Penyimpanan : Simpan pada suhu antara 15-30 derajat Celcius.

Efek Samping : Efek samping yang mungkin terjadi selama penggunaan

Spasmolit antara lain :

a) Tekanan darah rendah

b) Peningkatan tekanan intra-okular


c) Kantuk

d) Penglihatan kabur

e) Sakit mata

f) Pusing, sakit kepala

g) Gangguan keseimbangan

h) Migrain

Kontraindikasi : Hindari penggunaan pada pasien dengan kondisi:

a) Miastenia gravis

b) Glaukoma sudut sempit

c) Takikardia

d) Megakolon

e) Hipersensitif terhadap kandungan dalam produk

Interaksi Obat : Dapat menurunkan penyerapana obat oral karena penurunan

motilitas lambung dan penundaan pengosongan lambung.

Efek sedatif dari hyoscine dapat ditingkatkan oleh depresan SSP lainnya.

Obat lain dengan sifat antikolinergik (misalnya amantadine, antihistamin) dapat

meningkatkan efek hyoscine.

Kategori Kehamilan : Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat (FDA)

mengkategorikan Spasmolit ke dalam Kategori C:


Studi pada hewan telah menunjukkan efek buruk pada janin (teratogenik atau

embriosidal atau lainnya) dan tidak ada studi terkontrol pada wanita atau studi pada

wanita dan hewan tidak tersedia. Obat diberikan hanya jika manfaat yang yang

diperoleh lebih besar dari potensi risiko pada janin.

5. Laksatif

Laksatif atau pencahar adalah konsumsi atau obat-obatan yang diminum untuk

membantu mengatasi sembelit dengan membuat kotoran bangkit dengan mudah di

usus. Dalam operasi pembedahan, obat ini juga diberikan kepada pasien untuk

membersihkan usus sebelum operasi dimainkan. Laksatif merupakan obat lepas sama

sekali. obat yang biasanya digunakan untuk mengatasi konstipasi atau sembelit.

Biasanya obat ini hanya digunakan saat mengalami konstipasi atau sembelit saja

karena mempunyai efek samping.

Golongan laksatif yaitu :

1. Pencahar pembentuk tinja (bulk laxative)

Pencahar jenis ini umum beredar di pasaran, sama berat yang berasal dari serat

alamiah seperti psyllium ataupun serat buatan sepertu metil selullosa. Keduanya sama

efektif dalam meningkatkan volume tinja. Obat ini cukup lepas sama sekali dari

bahaya digunakan dalam waktu yang lama tetapi memerlukan asupan cairan yang

cukup.
2. Pelembut tinja/feses

Obat jenis ini dipakai oleh usia lanjut sebagai sebagai pelembut feses. Obat ini

mempunyai efek sebagai surfaktan yang menurunkan tegangan permukaan feses,

sehingga dapat meresap dan feses sah lembek.

3. Pencahar stimulan/perangsang

Contoh golongan ini adalah senna, bisacordil. Senna lepas sama sekali dari bahaya

dipakai untuk usia lanjut.Efek obat ini menstimulasi dan meningkatkan peristaltik

atau gerakan usus.

4. Pencahar hiperosmoler (osmotic laxative)

Mempunyai efek menahan cairan dalan usus dan mengatur distribusi cairan dalam

tinja. Jenis ini mempunyai cara kerja seperti spon sehingga tinja mudah melewati

usus. Jenis golongan ini seperti laktulosa dan sorbitol.

5. Enema

Enema dimaksudkan untuk merangsang terjadinya evakuasi tinja sehingga mampu

keluar. Pemberian ini harus hati – hati pada usia lanjut karena sering mengakibatkan

efek samping.

Anda mungkin juga menyukai