Anda di halaman 1dari 5

ILMU AMTSALIL QUR’AN

Disusun oleh:

ANGGUN NUR CAHYANI

072001014

PROGRAM STUDI AHWAL AL-SYAKHSIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BUTON

2020
I.          PENDAHULUAN
Suatu hakikat yang tinggi makna dan tujuannya menjadi lebih menarik jika dituangkan
dalam kerangka ucapan yang baik dan mendekatkan kepahaman melalui analogi dengan sesuatu
yang telah diketahui secara yakin.
Bahasa atau kalimat-kalimat al-Qur’an menakjubkan, berbeda sekali dengan kalimat-
kalimat bukan al-Qur,an. Ia mampu mengeluarkan sesuatu yang abstrak kepada fenomena yang
kongkrit, sehingga dapat dirasakan ruh dinamikanya.
Keindahan ushlub al-Qur’an mengagumkan orang-orang Arab dann bukan Arab.
Kehalusan bahasa, keindahan dalam ekspresi, ciri-ciri khas balagah dan fashahahnya, baik yang
abstrak maupun yang kongkrit, dapat mengungkapkan rahasia dan kekudusan al-Qur’an. Berikut
pemaparan tentang amtsalil Qur’an.

II.       RUMUSAN MASALAH


A.    Apa Pengertian Amtsalil Qur’an?
B.     Apa Saja Unsur-Unsur Amtsalil Qur’an?
C.     Apa Saja Macam-macam Amtsalil Qur’an?

III.    PEMBAHASAN
A.    Pengertian Amtsalil Qur’an
Menurut bahasa (etimologi) kata amtsal berupa bentuk jamak dari lafal matsal. Sedang
kata matsal, mitsil, dan matsil adalah sama dengan kata syabah, syibih, dan syabih, baik dalam
lafal maupun dalam maknanya.
Menurut bahasa, arti lafal amtsal ada tiga macam, yaitu:
1.      Bisa berarti perumpamaan, gambaran, atau perserupaan.
2.      Bisa diartikan kisah atau cerita, jika keadaannya amat asing dan aneh.
3.      Bisa juga berarti sifat, atau keadaan atau tingkah laku yang mengherankan.
Imam Zamakhsyari dalam Tafsir Al-Kasysyaf juga memberikan arti kata matsal dengan
arti perumpamaan, sifat, dan kisah, tetapi para ulama ahli Ilmu Bayan menambahkan arti yang
keempat terhadap lafal matsal, yaitu diartikan dengan majaz murakkab.
Sedangkan secara istilah (terminologi), ada beberapa pendapat, yaitu:
1.      Menurut istilah ulama Ahli Adab, amtsal adalah ucapan yang banyak menyamakan keadaan
sesuatu yang diceritakan dengan sesuatu yang tertuju.
2.      Menurut istilah ulama Ahli Tafsir, amtsal adalah menampakkan pengertian yang abstrak dalam
ungkapan yang indah, singkat, dan menarik, yang mengena dalam jiwa, baik dengan bentuk
tasybih maupun majaz mursal.
B.     Unsur-unsur Amtsalil Qur’an
Didalam matsal seperti halnya di dalam tasybih, haruslah terkumpul empat unsur yaitu:
1.      Ada yang disempurnakan (musyabbah), yaitu sesuatu yang akan diceritakan.
2.      Ada asal ceritanya (musyabbah bih), yaitu sesuatu yang dijadikan tempat menyamakan.
3.      Ada persamaannya (wajhul musyabbah), yaitu arah persamaan antara kedua hal yang disamakan
tersebut.
4.      Ada alat Tasybih, yaitu kaf, mitsil, kaana, dan semua lafaz yang menunjukkan makna
perserupaan.
Contoh tamtsil dalam Al-Qur’an;
َ‫ف ال يَ ْق ِدرُونَ ِم َّما َك َسبُوا َعلَى َش ْي ٍء َذلِك‬
ٍ ‫َاص‬ ْ ‫َمثَ ُل الَّ ِذينَ َكفَرُوا بِ َربِّ ِه ْم أَ ْع َمالُهُ ْم َك َر َما ٍد ا ْشتَ َّد‬
ِ ‫ت بِ ِه الرِّي ُح فِي يَوْ ٍم ع‬
)18:‫هُ َو الضَّال ُل ْالبَ ِعيدُ(ابراهيم‬
Artinya: 18. Orang-orang yang kafir kepada Tuhannya, amalan-amalan mereka adalah seperti
abu yang ditiup angin dengan keras pada suatu hari yang berangin kencang. Mereka tidak dapat
mengambil manfaat sedikitpun dari apa yang telah mereka usahakan . Yang demikian itu adalah
kesesatan yang jauh.
Dari contoh tersebut wajah syabbahnya adalah “kesia-siaan”(tidak bermanfaat) dan alat
tasybihnya menggunakan kata mitsil (‫)مثل‬. Sedangkan musyabbah dan musyabbah bihnya
adalah amalan orang kafir dan abu.
C.    Macam-macam Amtsalil Qur’an
Amtsal di dalam Al-Qur’an ada tiga macam, yaitu:
1.      Amtsal Musarrahah adalah amtsal yang di dalamnya dijelaskan dengan lafaz matsal atau sesuatu
yang menunjukkan tasbih.
Seperti firman Allah,
‫ص ٌّم‬ُ )17(‫ْصرُون‬ ِ ‫ت ال يُب‬ ٍ ‫ور ِه ْم َوت ََر َكهُ ْم فِي ظُلُ َما‬
ِ ُ‫َب هَللا ُ بِن‬
َ ‫ت َما َحوْ لَهُ َذه‬ ْ ‫ضا َء‬َ َ‫َمثَلُهُ ْم َك َمثَ ِل الَّ ِذي ا ْستَوْ قَ َد نَارًا فَلَ َّما أ‬
َ َ‫ق يَجْ َعلُونَ أ‬
َ‫صابِ َعهُ ْم فِي آ َذانِ ِه ْم ِمن‬ ٌ ْ‫ات َو َر ْع ٌد َوبَر‬ٌ ‫ب ِمنَ ال َّس َما ِء فِي ِه ظُلُ َم‬ َ ‫) أَوْ َك‬18( َ‫ي فَهُ ْم ال يَرْ ِجعُون‬
ٍ ِّ‫صي‬ ٌ ‫بُ ْك ٌم ُع ْم‬
َ َ‫ارهُ ْم ُكلَّ َما أ‬
‫ضا َء لَهُ ْم َم َشوْ ا فِي ِه َوإِ َذا‬ َ ‫ق يَ ْخطَفُ أَب‬
َ ‫ْص‬ ُ ْ‫) يَ َكا ُد ْالبَر‬19( َ‫ت َوهَّللا ُ ُم ِحيطٌ بِ ْال َكافِ ِرين‬
ِ ْ‫ق َح َذ َر ْال َمو‬
ِ ‫اع‬ َّ ‫ال‬
ِ ‫ص َو‬
)20-17:‫)(البقره‬20(‫ار ِه ْ—م إِ َّن هَّللا َ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِدي ٌر‬
ِ ‫ص‬َ ‫َب بِ َس ْم ِع ِه ْ—م َوأَ ْب‬ ْ َ‫أ‬
َ ‫ظلَ َم َعلَ ْي ِه ْم قَا ُموا َولَوْ َشا َء هَّللا ُ لَ َذه‬
Artinya: 17. Perumpamaan mereka adalah seperti orang yang menyalakan api, maka setelah api
itu menerangi sekelilingnya, Allah hilangkan cahaya mereka, dan membiarkan mereka dalam
kegelapan, tidak dapat melihat. 18. Mereka tuli, bisu dan buta, maka tidaklah mereka akan
kembali, 19. atau seperti hujan lebat dari langit disertai gelap gulita, guruh dan kilat; mereka
menyumbat telinganya dengan anak jarinya, karena petir, sebab takut akan mati. Dan Allah
meliputi orang-orang yang kafir. 20. Hampir-hampir kilat itu menyambar penglihatan mereka.
Setiap kali kilat itu menyinari mereka, mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap
menimpa mereka, mereka berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan
pendengaran dan penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
2.      Amtsal Kaminah adalah amtsal yang di dalamnya tidak disebutkan dengan jelas lafaz tamtsil
(permisalan) tetapi ia menunjukkan makna-makna yang indah, menarik, dalam kepadatan
redaksinya dan mempunyai pengaruh tersendiri bila dipindahkan kepada yang serupa dengannya.
Contoh pada al-Qur’an surat al-Furqaan ayat 67:

ِ ‫َوالَّ ِذينَ إِ َذا أَ ْنفَقُوا لَ ْم يُس‬


َ ِ‫ْرفُوا— َولَ ْم يَ ْقتُرُوا َو َكانَ بَ ْينَ َذل‬
)67(‫ك قَ َوا ًما‬
67. Dan orang-orang yang apabila membelanjakan , mereka tidak berlebihan, dan tidak kikir, dan
adalah di tengah-tengah antara yang demikian.
3.      Amtsal Mursalah adalah kalimat-kalimat bebas yang tidak menggunakan lafaz tasybih secara
jelas, tetapi kalimat-kalimat itu berlaku sebagai matsal.
Contoh pada al-Qur’an surat al-Mudatstsir ayat 38:
                                                                               (38) ٌ‫ت َر ِهينَة‬ ٍ ‫ُكلُّ نَ ْف‬
ْ َ‫س بِ َما َك َسب‬
38. Tiap-tiap diri bertanggung jawab atas apa yang telah diperbuatnya.

IV.    PENUTUP
A.    Kesimpulan
Amtsalil Qur’an adalah menyerupakan sesuatu dengan apa yang terkandung dalam
perkataan itu.
Amtsalil Qur’an mempunyai beberapa unsur diantaranya yaitu: adanya  musyabbah,
musyabbah bih, wajhul musyabbah, dan alat tasybih.
Sedangkan macam-macam amtsalil Qur’an yaitu: amtsal musarrahah, amtsal kaminah,
dan amtsal mursalah.
Serta kegunaan amtsalil Qur’an diantaranya yaitu: mengungkapkan sesuatu yang abstrak
dengan bentuk yang kongkrit yang dapt ditangkap dengan indera manusia; mengungkapkan
kenyataan; mengumpulkan makna yang indah, menarik, singkat, dan padat;  mendorong giat
beramal; menghindarkan dari perbuatan yang tercela.
B.     Saran
Demikian makalah yang dapat kami susun guna memenuhi tugas mata kuliah Ulumul
Qur’an. Semoga dapat menambah pengetahuan tentang amtsalil Qur’an.  Kami minta maaf jika
dalam penulisan makalah ini serta dalam penyampaiannya  masih banyak kekurangan, oleh
karena itu kami mengharapkan  kritik dan saran yang membangun dari semua pihak. Semoga
makalah ini bermanfaat bagi kami semua.  Amin.

Anda mungkin juga menyukai