Anda di halaman 1dari 8

Nama : Ervia Narimaning Tiyas

Npm : 19210023

Mk : Evaluasi Pembelajaran

MENGOLAH HASIL PENGUKURAN

A. Cara Menganalisis Tingkat Kesulitan Soal.


Menganalisis tingkat kesukaran soal artinya mengkaji soal- soal tes dari segi
kesulitanya sehingga dapat di peroleh soal-soal mana yang termasuk mudah ,sedang
dan sukar. Sedangkan menganalisis daya pembeda artinya mengkaji soal-soal tes dari
segi kesanggupan tes tersebut dalam kategori lemah atau rendah dan kategori kuat
atau tinngi prestasinya (Wayan Nurkancana, 1983; 134).
1. Taraf kesulitan tes
Asumsi yang digunakan untuk memperoleh kwalitas yang baik, disamping
memenuhi validitas dan reliabilitas adalah daya keseimbangan dari tingkat
kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksutkan adalah adanya soal-soal
yang termasuk mudah sedang dan sukar secara porposional. Tingkat kesukaran
soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuan siswa dalam menjawabnya,
bukan dilihat dari segi guru dalam melakukan analisis pembuat soal. Ada
beberapa dasar pertimbangan dalam menentukan proporsi jumlah soal kategori
mudah sedang dan sukar.Pertimbangan pertama adalah adanya keseimbangan,
yakni jumlah soal sama untuk ke tiga kategori tersebut. dan ke dua proposi jumlah
soal untuk ke tiga kategori tersebut artinya sebagian besar soal berada dalam
kategori sedang sebagian lagi termasuk kategori mudah dan sukar dengan proporsi
yang seimbang.
Perbandingan antara soal mudah sedang sukar bisa di buat 3-4-3. Artinya, 30%
soal kategori mudah 40% soal kategori sedang dan 30% lagi soal kategori sukar.
Di samping itu oleh karena suatu tes dimaksutkan untuk memisahkan antara
murid-murid yang betul-betul mempelajari suatu pelajaran dengan murid-murid
yang tidak mempelajari pelajaran itu, maka tes atau item yang baik adalah tes atau
item yang betul-betul dapat memisahkan ke dua golongan murid tadi. Jadi setiap
item disamping harus mempunyai derajat kesukaran tertentu, juga harus mampu
membedakan antara murid yang pandai dengan murid yang kurang pandai.
Setelah judgment dilakukan oleh guru kemudian soal tersebut di uji cobakan dan
dianalisis apakah judgment tersebut sesuai atau tidak. Cara melakukan analisis
untuk menentukan tingkat kesukaran soal adalah dengan menggunakan rumus
sebagai berikut.
I =B
N
Keterangan:
I =Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B =Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N =Banyaknya yang memberikan jawaban pada soal yang di maksudkan.
Kriteria yang digunakan makin kecil indeks yang di peroleh makin sulit soal
tersebut. Sebaliknya makin besar indeks yang diperoleh makin mudah soal
tersebut.
Menurut keiteria yang sering di ikuti indeks kesukaran sering di klasifikasikan
sebagai berikut :
· Soal dengan P 0 – 0,30 adalah soal kategori sukar.
· Soal dengan P 0,31 – 0,70 adalah soal kategori sedang.
· Soal dengan P 0,71 – 1,00 adakah soal kategori mudah.
Contoh:

Proposi testee yang menjawab benar disebut tingkat


kesukaran atau taraf sukar. Tingkat kesukaran soal berkisar antara
0,00 sampai dengan 1,00, artinya tingkat kesukaran soal paling
rendah adalah 0,00 dan paling tinggi adalah 1,00. Tingkat
kesukaran 0,00 menunjukan bahwa butir soal tersebut termasuk
sukar, artinya tidak ada seorang testeepun yang menjawab betul
dari butir soal tersebut. Sedangkan tingkat kesukaran 1,00
menunjukan bahwa butir soal tesrsebut terlalu mudah artinya
seluruh testee dapat menjawab betul dari butir soal tersebut.

Kriteria tingkat kesukaran Klasifikasi

0,00 – 0,30 Sukar


0,31 - 0,70 Sedang

0,71 - 1,00 Mudah

TESTEE BUTIR
1 2 3 4 5 6 7 Xt
A 1 1 1 1 0 0 0 4
B 1 1 0 1 1 1 0 5
C 0 1 1 1 0 0 0 3
D 1 1 0 0 0 0 0 2
E 0 1 0 0 0 0 0 1
F 1 1 1 1 1 1 1 7
G 1 1 1 1 1 1 0 6
H 0 0 0 0 0 0 0 0
I 1 1 0 0 1 0 0 3
J 1 1 1 1 1 0 0 5
N=10 7 9 5 6 5 3 1 36
P 0,7 0,9 0,5 0,6 0,5 0,3 0,1
Q 0,3 0,1 0,5 0,4 0,5 0,7 0,9
TKT
KESUKA SEDA MUD SEDA SEDA SEDA SUK SUK
RAN NG AH NG NG NG AR AR

Dalam kaitannya dengan hasil analisis butir soal dari tingkat


kesukaran, ada pendapat menyatakan bahwa soal-soal yang dianggap
baik adalah soal-soal yang mempunyai tingkat kesukaran yang sedang.
Adapun soal-soal yang sangat sukar ada tiga kemungkinan tindak
lanjut yaitu:
(1) Butir soal tersebut didrop (dikeluarkan) dan tidak
digunakan lagi dalam tes- tes hasil belajar yang akan datang.
(2) Diteliti ulang, dianalisis sehingga dapat diketahui faktor-faktor
yang menyebabkan butir soal tersebut terlalu sukar untuk dijawab
oleh testee. Kemudian setelah dilakukan perbaikan kembali, butir-
butir soal tersebut dapat digunakan kembali dalam tes hasil
belajar yang akan datang.
(3) Butir soal yang sangat sukar dapat diambil manfaatnya yaitu dapat
digunakan pada tujuan penyelenggaraan tes yang sifatnya sangat
ketat.

B. Analisis Daya Pembeda


Salah satu tujuan analisis kuantitatif soal adalah untuk menentukan dapat tidaknya
suatu soal membedakan kelompok dalam aspek yang di ukur sesuai dengan perbedaan
yang ada dlam kelompok itu.
Indeks yang di gunakan dalam membedakan peserta tes yang berkemampuan tinggi
dengan peserta tes yang berkemampuan rendah adalah indeks daya pembeda.
Indeks ini menunjukkan kesesuaian antara fungsi soal dengan fungsi tes secara
keseluruhan. Dengan demikian validitas soal ini sama dengan daya pembeda soal
yaitu daya yang membedakan antara peserta tes yang berkemampuan tinggi dengan
peserta tes yang berkemampuan rendah.
1. Hubungan antara tingkat kesukaran dan daya pembeda.
Tingkat kesukaran berpengaruh langsung pada daya pembeda soal. Jila setiap
orang memilih benar jawaban ( P = 1 ), atau jika setiap orang memiliki benar
jawaban (P = 0) maka soal tidak dapat digunakan untuk membedakan kemampuan
peserta tes. oleh kaena itu soal yang baik adalah soal yang memiliki daya pembeda
antara peserta tes kelompok atas dan kelompok rendah. Kelompok rendah
memiliki tingkat kemampuam 0.50 dan akan diperoleh daya pembeda kelompok
atas maksimal 1.00.
2. Daya pembeda soal pilihan ganda
Bagaimana menentukan daya pembeda soal pilihan ganda?Yang menunjukkan
tingkat kesukaran soal pilihan ganda. Daya pembeda di tentukan dengan melihat
kelompok atas dan kelompok bawah berdasarkam sekor total.
3. Daya pembeda soal uraian
Bagaimana cara menentukan daya pembeda soal uraian? Lankah yang di lakukan
untuk menghitung daya pembeda sama seperti yang dilakukan pada soal pilihan
ganda. Urutkan seluruh peserta tes berdasarkan perolehan sekor total dari yang
tinggi keperolehan sekor yang rendah.

Dari contoh diatasdapat disimpulkan bahwa cara menghitung daya pembeda


adalah dengan menempuh langkah sebagai berikut :
 Memeriksa jawaban soal semua siswa peserta tes.
 Membuat daftar peringkat atau urutan hasil tes berdasarkan sekor yang di
capainya.
 Menentukan jumlah siswa kelompok atas dan kelompok bawah.
 Menghitung selisi tingkat kesukaran menjawab soal antara kelompok atas
dan kelompok bawah.
 Membandingkan nilai selisih yang di peroleh.
 Menentukan ada tidaknya daya pembeda pada setiap nomor soal dengan
kriteria “memiliki daya pembeda”.

Indeks Daya Pembeda Klasifikasi Interpertasi


Kurang dari 0, 20 Poor Daya pembeda lemah
0, 20 – 0, 39 Satisfactory Daya pembeda yang cukup (sedang)
0, 40 – 0, 69 Good Daya pembeda yang baik
0, 70 – 1,00 Excellent Daya pembeda yang baik sekali
Bertanda negatif Daya pembeda negatif (jelek sekali)

Klasifikasi indeks daya pembeda soal di atas sebagai acuan


bagi tester pada saat menentukan status butir soal
sehingga dapat diputuskan langkah selanjutnya untuk
hasil analisis butir soal (daya pembeda soal).
Contoh perhitungan daya pembeda soal obyektif:
TESTEE BUTIR
1 2 3 4 5 6 7
A 1 1 1 1 0 0 0
B 1 1 0 1 1 1 0
C 0 1 1 1 0 0 0
D 1 1 0 0 0 0 0
E 0 1 0 0 0 0 0
F 1 1 1 1 1 1 1
G 1 1 1 1 1 1 0
H 0 0 0 0 0 0 0
I 1 1 0 0 1 0 0
J 1 1 1 1 1 0 0
N=10 7 9 5 6 5 3 1

Selanjutnya dari data XT ( X Total) yang terbesar


diurutkan dari yang terbesar ke yang terkecil
TESTEE BUTIR
1 2 3 4 5 6 7

F 1 1 1 1 1 1 1
G 1 1 1 1 1 1 0
B 1 1 0 1 1 1 0
J 1 1 1 1 1 0 0
A 1 1 1 1 0 0 0
C 0 1 1 1 0 0 0
I 1 1 0 0 1 0 0
D 1 1 0 0 0 0 0
E 0 1 0 0 0 0 0
H 0 0 0 0 0 0 0

NO FTI FRI MT MR DAYA BEDA

BUTIR
1 5 2 5 5 5/5 – 2/5 = 0,6 BAIK

2 5 4 5 5 5/5 - 4/5 = 0,2 CUKUP

3 4 1 5 5 4/5 - 1/5 = 0,6 BAIK

4 5 1 5 5 5/5 - 1/5 = 0,8 BAIK SEKALI

5 4 1 5 5 4/5 – 1/5 = 0,6 BAIK

6 3 0 5 5 3/5 - 0/5 = 0,6 BAIK

7 1 0 5 5 1/5 - 0/5 = 0,2 CUKUP

C. Menganalisis Distraktor pada soal pilihan ganda.


Pada saat membicarakan tentang tes objektif bentuk multiple choice item telah
dikemukakan bahwa pada tes obyektif bentuk multiple choice item tersebut untuk
setiap butir item yang dikeluarkan dalam tes hasil belajar telah dilengkapi dengan
beberapa kemungkinan jawaban atau yang sering dikenal dengan istilah option atau
alternatif.
Option atau alternatif itu jumlahnya berkisar antara tiga sampai dengan lima buah,
dan dari kemungkinan-kemungkinan jawab yang terpasang pada setiap butir item itu,
salah satu diantaranya adalah merupakan jawaban betul (=kunci jawaban); sedangkan
sisanya adalah merupakan jawaban salah. Jawaban-jawaban salah itulah yang biasa
dikenal dengan istilah distractor (distraktor = pengecoh).
Contoh :
Tujuan memasang distraktor pada setiap butir item adalah agar diantara sekian banyak
peserta tes, ada yang memilihnya karena mereka menganggap itulah jawaban yang
benar. Tentu saja, makin banyak testee yang terkecoh, maka kita dapat menyatakan
bahwa distraktor itu makin dapat menjalankan fungsinya dengan sebaik-baiknya.
Menganalisis fungsi distraktor sering dikenal dengan istilah lain, yaitu:
menganalisis pola penyebaran jawaban item. Adpaun yang dimaksud dengan pola
penyebaran jawaban item ialah suatu pola yang dapat menggambarkan bagaimana
testee menentukan pilihan jawabnya terhadap kemungkinan-kemungkinan jawab yang
telah dipasangkan pada setiap butir item.
Suatu kemungkinan dapat terjadi, yaitu bahwa dari keseluruhan alternatif yang
dipasang pada butir item tertentu, sama sekali tidak dipilih oleh testee. Dengan kata
lain, testee menyatakan “blangko”. Pertanyaan blangko ini sering dikenal dengan
istilah oniet dan biasa diberi lambang dengan huruf O. Distraktor makin dapat
menjalankan fungsinya dengan baik apabila distraktor tersebut memiliki daya tarik
sedemikian rupa sehingga peserta tes merasa bimbang dan ragu sehingga mereka
memilih distraktor itu sebagai jawaban benar. Suatu distraktor dinyatakan telah dapat
menjalankan fungsinya sebagai pengecoh apabila dipilih oleh paling kurang 5% dari
seluruh pesrta tes. Sebagai tindak lanjut dari hasil penganalisisan terhadap fungsi
distraktor tersebut maka distraktor yang belum dapat menjalankan fungsinya sebagai
pengecoh sebaiknya diperbaiki atau diganti dengan distraktor lain.

Anda mungkin juga menyukai