Anda di halaman 1dari 35

LAPORAN

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN KEPENDIDIKAN (PPLK)

STKIP PGRI SUMATERA BARAT

DI SMAN 1 KOTO BARU

DISUSUN OLEH :

Nopa Yuliana

NPM. 17080094

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

(STKIP) PGRI SUMBAR

2020
i
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPLK) di SMA Negeri 1 Koto Baru ini dengan baik dan
dapat diserahkan tepat pada waktu yang telah ditentukan.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa proses penulisan laporan ini tidak
terlepas dari segala bantuan, motivasi, dan bimbingan dari berbagai pihak.
Sehingga penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Fifi Yasmin, S.Pd.I,M.Pd. selaku Kepala UPPL STKIP PGRI Sumatera Barat.
2. Dra. Indriani Nisja, M.Pd. selaku Pimpinan Program Studi Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat.
3. Dra. Indriani Nisja, M.Pd. selaku Dosen Pembimbing yang memberikan
arahan dan masukan.
4. Syofianti Engreini, M.Pd. selaku kepala sekolah SMA Negeri 1 Koto Baru
yang selalu memberikan nasehat dan arahan selama menjalankan PPL ini.
5. Ira Murni Kurniasih, S.S. selaku guru pamong yang terlalu banyak
memberikan bantuan, masukan, nasehat, dan bimbingan selama menjalankan
PPLK ini.
6. Lina Misra, S.Ag. selaku wakil kurikulum dan juga telah memberikan
bantuan, masukan, nasehat, bimbingan selama menjalankan PPLK ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata kesempurnaan.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran, sifatnya yang membangun
sangat harapkan.
Koto Baru, 5 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN ……………………………………………….…...i


KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI........................................................................................................iii
BAB I: PENDAHULUAN.....................................................................................1
A. Persiapan Pembelajaran.............................................................................1
BAB II: MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI........................................5
A. Kendala yang dialami dalam kegiatan pembelajran daring.......................5
B. Kendala yang dialami sekolah dalam kegiatan pembelajaran dari............7
C. Kendala yang dihadapi pamong dalam kegiatan pembelajaran daring.....8
D. Kendala yang dihadapi siswa dalam kegiatan pembelajaran daring.........9
BAB III: UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH YANG DIAMALI...11
A. Upaya menanggulangi masalah kegiatan pembelajaran daring...............11
B. Upaya sekolah untuk menggulangi masalah pembelajaran daing ..........12
C. Upaya pamong menanggulangi masalah pembelajran daring.................13
D. Upaya yang dilakukan siswa dalam menanggulangi masalah
pembelajaran daring................................................................................15
BAB IV: SIMPULAN dan SARAN....................................................................16
A. Simpulan..................................................................................................16
B. Saran........................................................................................................17
Lampiran I:..........................................................................................................18
Lampiran II:........................................................................................................22

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Persiapan Pembelajaran

Persiapan pembelajaran adalah salah satu rancangan awal sebelum

pembelajaran dimulai yang dilakukan seorang pendidik. Persiapan yang

pertama kali yang dilakukan oleh pendidik dan siswa adalah mempersiapkan

jam pembelajaran yang sesuai dengan sistem pembelajran di sekolah SMA N

1 Koto Baru. Dan selanjutnya seorang pendidik mempersiapkan perangkat

pembelajaran, yang mana di dalam perangkat pembelajaran tersebut berisi

silabus pembelajaran, RPP, prota, promes, minggu efektif, dan bahan

pembelajaran. KD di masa pandemi ini banyak yang dihilangkan atau

dipangkas, yang membuat guru berbeda mempersiapkan pembelajaran

dengan pembelajaran biasa sebelum pandemic.

Seorang guru sebelum memulai pembelajaran harus menguasai

materi apa yang akan dia ajarkan kepada siswa. Agar siwa mudah memahami

pembelajaran yang diberikan atau dijelaskan tersebut. Yang mana pada masa

sekarang ini persiapan pembelajaran berbeda dengan pembelajaran pada

waktu sebelum pandemi. Pada pembelajaran di masa pandemi dilakukan dua

sesi daring dan tatap muka. Jadi disini guru sangat dituntut untuk lebih bisa

membagi waktu, di jam pembelajaran yang sama guru mengajar dua sesi

yang sesi luring dijelaskan langsung dan yang daring guru mengirimkan

materi dan video mengajar sesuai dengan teks yang sedang diajarkan. Pada

1
minggu pembelajaran minggu pertama materi Bahasa Indonesia tentang teks

LHO.

Dalam pembelajaran daring bagi siswa yang kurang paham dengan

materi yang dikirim melalui whatsapp grub siswa diperbolehkan untuk

bertanya melalui whatsapp grub tersebut satu persatu, dan kami sebagai guru

akan menjawab pertanyaan siswa, dengan cataan pertanyaanya mereka masih

sekitar materi teks LHO pada waktu itu.

Begitu juga dengan minggu selanjutanya pembelajran Bahasa

Indonesia. Pertemuan yang tatap muka berbeda dengan minggu sebelumnya

yang mana, jika pertemuan yang pertama hari Senin yang nomor absen ganjil

yang tatap muka berbeda dengan minngu ini yang yang tatap muka hari senin

yang genab. Dengan materi yang berbeda, begitu juga selanjutnya sampai

Ujian Semester 2020.

2
BAB II
MASALAH-MASALAH YANG DIALAMI

A. Kendala Yang Dihadapi Guru Muda Dalam Kegiatan Pembelajaran

Pada masa pandemi ini pembelajran sangat berbeda dengan

pembelajaran di masa sebelum pendemi. Pembelajaran di kelas dilakukan

sebelum adanya pandemi ini, seperti pembelajaran tatap muka pada

umumnya, pembukaan pembelajaran dengan berdoa, membaca Al-quran

sekurang-kurangnya 5 menit, menanyakan meteri minggu lalu, menanyakan

apakah ada tugas kalau ada akan kita bahas pada pertemuan tersebut, tunjuk

siswa yang bisa mengerjakannya terlebih dahulu, kalau tidak ada baru guru

yang menjelaskannya kepada siswa. Lalu masuk ke materi selanjutnya, guru

menerangkan di depan, siswa memperhatikan di belakang, atau bisa juga

dengan guru menyuruh siswa untuk membuka buku baca halaman sekian,

lalu kalau ada kendala dibahas bersama.

Pada pembelajaran siswa terbagi menjadi 3 kemampuan,

berkemampuan tinggi, berkemampuan sedang, dan berkemampuan rendah.

Saat guru menerangkan, siswa yang berkemampuan rendah sering kali

mengganggu temannya yang sedang serius memperhatikan guru

menerangkan pembelajaran, seringkali siswa berkemampuan rendah menjadi

gangguan bagi teman-teman yang lain. Kita sebagai guru harus bisa memberi

stimulus kepada siswa yang berkemampuan rendah agar bisa mengikuti

pembelajaran dengan baik, dengan cara membimbing siswa tersebut di mana

letak ketidak pahaman dalam materi tersebut. Atau dengan cara membentuk

3
kelompok berdasarkan 3 kategori kemampuan siswa di dalam kelas, paling

banyak anggota satu kelompok misalnya 4 orang. Dengan demikian

pembelajaran diharapkan berjalan dengan baik.

Pembelajaran di masa pandemi ini dibagi dengan dua siff ada seperti

siswa yang memiliki nomor absen ganjil dilakukan pembelajaran tatap muka

dan bagi yang memiliki nomor absen genab pembelajaran dilakukan secara

daring, jadi bagi anak yang melakukan pembelajran yang daring tersebut

mereka kebanyakan kurang paham dari materi yang dikirim oleh guru yang

bersangkutan dan mereka banyak yang takut untuk bertanya melalui

whatsapp grub tersebut mereka ingin bertanya langsung pada guru yang

bersangkutan dan ingin dijelaskan secara langsung. Jadi guru yang

bersangkutan tersebut akhirnya menjelaskan kembali secara langsung pada

minggu selanjutnya untuk siswa yang hari ini melalukan pembelajaran

daring. Dan mengakibatkan menghabiskan waktu pembelajran untuk satu

materi menjadi dua minggu pertemuan.

Kendala yang dihadapi dalam pembelajaran Daring (Dalam

Jaringan), kendalanya disinyal, kadang sinyal kurang bagus bagi siswa yang

tinggal di perkampungan yang agak jauh ke perdalaman. Kuota yang

dibutuhkan juga menguras kantong, bagi siswa yang kurang mampu orang

tua mereka banyak yang mengeluh untuk membelikan kouta untuk anaknya,

uang tidak ada. Kalau yang pakai wifi aman, tidak perlu memikirkan kuota,

tapi kadang kendala wifi jaringan yang bermasalah.

4
Pembelajaran daring , saya selaku guru muda mengalami kesulitan

pada pemberian materi, takutnya materi yang akan diberikan siswa masih

banyak yang kurang paham, soalnya ini baru pertama kali dilakukan

pembelajaran daring. Sulitnya siswa memahami pembelajaran jarak jauh

(daring) dengan kendala kuota, jaringan, materi yang susah dipahami, hingga

terjadinya miskomunikasi dalam pembelajaran daring .

Kendala yang dialami dalam mengupayakan agar siswa bisa

memahami konsep materi secara daring karena sebagian besar siswa

memang belum bisa belajar mandiri tanpa tatap muka di kelas. Selain itu

ketersediaan semua sarana prasarana bagi siswa selama daring misalkan

paket data masih minim. Membuat siswa banyak ketinggalan pelajaran.

B. Kendala Yang Dihadapi Sekolah Dalam Kegiatan Pembelajaran

Kendala yang dihadapi sekolah di masa pandemi ini terutama pada

guru seperti guru yang kurang paham IT, dan siswa juga banyak yang

kurang paham dengan IT, siswa dalam pembelajran daring tersebut lebih

banyak main HP untuk hal yang di luar pembelajaran. Guru yang

bersangkutan juga tidak bisa memantau sikap siswa tersebut dengan baik

sehingga pembelajaran tersebut tidak berjalan dengan baik. Kurangnya

pantauan orang tua di rumah dalam pembelajaran daring ini yang membuat

anak atau peserta didik untuk lalai dalam melaksanakan pembelajaran

yang derbasis online ini, dan lingkungan sekitarnya juga sangat

berpengaruh dalam pembelajaran daring ini, karna kalau lingkungan yang

5
kurang baik akan membuat anak atau peserta didik perpengaruh untuk

melaksanakan proses pembelajaran ini seperti ada seorang anak berteman

dengan teman sebaya, tetapi anak tersebut sudah tidak sekolah lagi

mereka akan terpengaruh juga untuk tidak sekolah, karna mereka sudah

beranggapan kalau tidak sekolah bisa bersenang-senang di rumah bisa

kemana-mana main tanpa ada gangguan dan batasan apapun. Mereka jadi

banyak beranggapan kalau sekolah ini menambah beban bagi mereka.

Dalam hal ini yang sangat diharapkan untuk bisa membangun semangat

belajar siswa atau peserta didik adalah orang tua dan wali kelas.

C. Kendala Yang Dihadapi Guru Pamong Selama Proses Pembelajaran

Daring

Pembelajaran daring (dalam jaringan) dilakukan semenjak akhir

bulan maret 2020. Guru pamong Ira Murni Kurniasih, S.S. yang mengajar

Bahasa Indonesia di kelas X IPA 1, 2,3, serta kelas XI IPS 1, 2 dan 3.

Mengutarakan kesulitan selama pembelajaran daring adalah kendala

berupa alat komunikasi siswa, Kendala lain yang ditemukan adalah siswa

ketika pembelajaran dimulai, banyak yang tidak mengumpulkan tugas,

karena banyak siswa yang asik main GAME di smartphone mereka, sibuk

membantu orang untuk mencari uang untuk makan, seringkali siswa lupa

mengerjakan tugas yang diberikan, ketika guru bertanya siswa tersebut

beralasan membantu orang tuanya. Banyak juga siswa yang kurang

memahami tugas yang diberikan oleh guru, tetapi siswa tersebut tidak ada

6
yang berkomentar tentang tugas yang telah diberikan mereka kebanyakan

membuat tugas yang diberikan oleh guru tersebut asal jadi mencari di

internet mereka jaran memahami tugas yang diberikan. Kadang tugas

yang diberikan oleh guru yang bersangkutan banyak yang tidak nyambung

dengan jawaban yang dibuat siswa atau peserta didik, itu yang banyak

membuat peserta didik di masa pandemi ini terkeliru dengan materi, tugas

yang diberikan.

Selanjutnya ada kendalanya dijaringan, kouta yang tidak memadai

walaupun di sekolah kita sudah ada bantuan kouta kebanyakan siswa

tersebut memakai kouta untuk bermain GAME mereka tidak

mengkawatirkan banyaknya tugas yang masuk, materi pembelajarannya

hari tersebut apa. Itu kebanyakkan kendala utamanya, kuranganya

perhatian orang tua untuk pembelajaran anaknya.

D. Kendala Yang Dihadapi Siswa Dalam Kegiatan Pembelajaran

Daring

Kendala pembelajaran daring (dalam jaringan) oleh peserta didik,

banyak kendala yang dirasa, pertama soal jaringan smartphone, kuota

internet yang terbatas, pembelajaran yang sulit dipahami, serta tugas

yang kurang pahami. Adanya miskomunikasi kadang yang dijelaskan

guru disalah pahami oleh siswa yang harus belajar mandiri tidak ada

kolaborasi antara siswa dengan siswa, siswa dengan guru dan itu

menyebabkan siswa miskomunikasi dengan tugas yang diberikan,

7
Siswa kelas XII IPS 3 Zikra, mengatakan keterbatasan ekonomi

yang membuat siswa sulit untuk membeli paket internet, gangguan sinyal

di rumah, lingkungan yang kurang mendukung yang membuat proses

pembelajaran menjadi kurang efektif. Jaringan yang sulit ini menjadi

kendala terhambatnya pembelajaran daring, kadang siswa rumahn

pedalaman jauh dari jangkauan internet sulit mengikuti pelajaran daring.

8
BAB III
UPAYA PENANGGULANGAN MASALAH YANG DIALAMI

A. Upaya Guru Muda Untuk Menanggulanggi Masalah Kegiatan

Pembelajaran Daring

Pembelajaran di kelas diawali dengan pembukaan, isi, penutup.

Pembukaan guru masuk ke kelas, mengucap salam, siswa menyiapkan

kelas, ketua kelas memimpin pembacaan doa, setelahnya guru

mengambil absen siswa, memberikan motivasi di pagi hari,

menyampaikan KD yang akan dipelajari hari ini, masuk ke materi guru

menerangkan materi, kemudia siswa menyimak penjelasan dari guru, lalu

siswa bertanya bagian mana yang belum paham, lalu siswa mencatat,

memberi contoh, dan mengerjakan latihan. Setelah jam pelajaran hamper

habis, siswa dipersilahkan menyimpulkan materi yang di berikan hari ini,

selanjutnya guru merangkum materi hari ini, dan memberi tahukan besok

lanjut ke materi selanjutnya, lalu mengakhiri pembelajaran hari ini

dengan mengucapkan Alhamdulillah.

Pembelajaran di kelas, guru merangsang siswa agar kompetitif

dalam pembelajaran, guru harus menimbulkan rasa ingin tahu siswa, dan

rasa percaya diri terhadap kemampuan yang mereka punya. Guru

memfasilitator seperti media interaktif, power point dll.

Upaya dalam menanggulangi masalah dalam kegiatan

pembelajaran pada masa pandemi covid 19. Selaku guru, saya melakukan

upaya agar pembelajaran daring bisa berjalan efektif baik untuk guru

9
maupun siswanya, harus ada hubungan timbal balik, hubungan

mutualisme saling menguntungkan antar murid dan tenaga pendidiknya.

Sebisa mungkin saya sebagai guru muda mengawasi siswa yang

mengikuti pembelajaran saya, dengan mulai mengambil absen,

mengumpulkan tugas setiap minggu sesuai dengan tugas yang saya

berikan di whatsapp grub sesuai yang saya perintahkan.

Peserta didik diharapkan mampu bertanggung jawab selaku siswa

dengan mengikuti pembelajaran, hadir tepat waktu sesuai jadwal dan

mata pelajaran yang diikuti, mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru

dengan sebaik-baiknya. Mengumpulkan tugas tepat waktu sesuai jadwal

yang diperintahkan oleh guru. Jangan malu bertanya kepada guru apabila

ada materi yang kurang dipahami, ataupun tugas yang dirasa belum

mengerti, boleh juga bertanya kepada guru yang bersangkutan, jika malu

bertanya kepada guru yang bersangkutan bisa juga bertanya kepada

teman yang kalian percaya sudah bisa memahami meteri tersebut. Intinya

peserta didik harus bisa dan tidak malas untuk mengerjakan tugas yang

diberikan guru, karna disitulah letak pembeda antara murid yang satu

dengan yang lainnya dari penilaian kemampuan siswa tersebut.

B. Upaya Sekolah Untuk Menanggulangi Masalah Dalam

Pembelajaran Daring

Upaya yang dapat dilakukan sekolah yaitu dengan tetap melatih

kedisiplinan siswa dengan mengambil apel pagi seperti biasanya di masa

10
pandemi ada dua acara ada sebagian secara online dan sebagian secara

langsung. Kemudian, di masa pandemi ini kita harus lebih mengaktifkan

peran wali kelas masing-masing untuk memantau siswa, karena yang

paling dekat dengan siswa itu adalah wali kelas mereka. Kemudian untuk

guru-guru yang belum menguasai dan memahami IT, pihak sekolah

meminta bantuan kepada tenaga-tenaga muda yang bagus dibidang IT.

Selanjutnya, upaya yang dapat dilakukan oleh pihak sekolah

adalah, dengan tidak memberatkan siswa, memberikan pemahaman

kepada orang tua terkait pembelajaran daring sehingga orang tua tidak

merasa diberatkan ketika siswa meminta untuk dibelikan kuota internet.

Memberikan penjelasan terkait pembelajaran di rumah selama pandemi

covid 19, belajar di rumah bukan berarti siswa bisa seenaknya pergi

keluar rumah, karna tujuan di rumah agar penyebaran covid 19 bisa cepat

teratasi dan memutus rantai penyebaran covid 19 ini

C. Upaya Guru Pamong Dalam Menanggulangi Masalah Yang

Dihadapi Dalam Kegiatan Pembelajaran Daring

Sebagai tenaga pendidik guru sebagai fasilitaor pembelajaran,

sebagai tonggak terlaksana pembelajaran daring, harus bisa

mempersiapkan terlaksananya pembelajaran jarak jauh dengan baik

kepada peserta didik. Kendala yang telah diuraikan diatas tadi, bisa

ditanggulangi dengan upaya misalnya, guru tidak terlalu membebankan

siswa dengan banyak tugas, cukup 2 soal sebagai pemahaman siswa, tapi

11
diharapkan peserta didik mengerti dan bisa mengerjakan sendiri, jika

kurang paham atau kurang mengerti dengan tugas yang diberikan guru

siswa boleh bertanya tentang soal tersebut, bukan menanyakan wajaban

tapi menanyakan tentang soal tersebut. Dan siswa atau peserta didik tidak

diperbolehkan untuk meminta bantuan teman, jika kedapatan tugasnya

sama maka kedua tugas siswa yang sama tersebut tidak diterima atau

disuruh buat ulang kembali, dengan catatan nilainya berbeda dengan

siswa yang ngumpul tugas pada hari tersebut.

Guru sebagai tenaga pendidik, wajib memberitahukan siswa

bahwa selama pembelajaran daring siswa tidak diizinkan keluar rumah

yang tidak berkepentingan, dan harus mendapat izin dari orang tua jika

ada keperluan yang mendesak. Guru wajib memantau siswa akan

kehadiran di setiap mata pelajaran yang sedang diikuti misalnya Bahasa

Indonesia. Diharapkan peserta didik mempunyai tanggung jawab

terhadap diri sendiri, karna menuntut ilmu adalah ibadah, dan guru

mengingatkan siswa agar tidak malas dan guru tidak penah bosan-

bosanya memotivasi siswa untuk mengikuti pembelajaran daring,

meskipun masih banyak ditemukan kekurangan dalam pembelajaran

daring ini. Guru harus bisa memanfaatkan teknologi misalnya memanfaat

media whatsapp grup.

Upaya dalam menanggulangi memberikan waktu lebih banyak

untuk mengatasi ketidak mengertian siswa, melayani diskusi tanya jawab

12
melalui diskusi tanya jawab melalui grup whatsaap ataupun pesan suara,

dan bahan ajar yang mendukung siswa dalam memahami materi tersebut

D. Upaya Yang Dilakukan siswa Dalam Menanggulangi Kegiatan

Pembelajaran Daring

Upaya dalam menanggulangi pembelajaran daring akibat

pandemi covid 19, peserta didik harus mengikuti pembelajaran dengan

baik, walaupun masih banyak kekurangan, karna pertama kali dalam

sejarah pendidikan Indonesia pembelajaran tatap muka, diganti dengan

pembelajaran dalam jaringan (daring). Adaptasi peserta didik dalam

penggunaan smartphone berubah menjadi pembelajaran dengan

smartphone, peserta didik dituntut harus menyediakan waktu untuk focus

dalam pembelajaran sesuai jadwal mata pelajaran.

Peserta didik harus tepat waktu untuk mengikuti pembelajaran

daring, jangan sampai ketinggalan pembelajaran yang diberikan oleh

guru. Peserta harus menghemat kuota untuk hal yang tidak perlu, lebih

memfokuskan diri untuk menyiapkan kuota untuk pembelajaran daring.

Siswa dituntut bertanggung jawab atas tugas yang diberikan oleh guru,

dan mengerjakannya sendiri sesuai kemampuan yang dimiliki peserta

didik. Hubungan timbal balik antara guru dan siswa bisa menjadi

terjadinya pembelajaran daring yang baik, efektiv, dan tetap membuat

siswa semangat belajar dan mengerjakan tugas.

13
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan

Dalam kegiatan pembelajaran daring ini masih banyak kendala yang

dialami peserta didik, guru muda, guru pamong dan juga kepala sekolah.

Untuk pembelajran daring bisa berjalan dengan lancar harus ada hubungan

timbal balik antara guru dengan peserta didik baik melalui whatsapp grub

maupun aplikasi yang lain. Kendala yang sangat berpengaruh dalam proses

kegiatan pembelajaran ini adalah jaringan, kuota, kesiapan guru dan siswa

menjadi tantangan tersendiri di masa pandemi ini, kemampuan guru dalam

hal memanfaatkan teknologi juga menjadi suatu yang sangat penting, karna

tidak semua guru masih berusia muda, ada guru yang berusia 50 tahun lebih

mengalami kesulitan memanfaatkan teknologi smartphone tersebut, guru

yang senior harus belajar memakai smartphone, walaupun mungkin bagi

guru tersebut pertama kalinya dalam sejarah pembelajaran daring ini .

Pembelajaran yang terencana dan efektif, juga harus disiapkan oleh

guru, memilih materi yang akan disampaikan sesuai dengan ketersediaan

waktu yang sangat minim atau waktu yang lebih singat dari pembelajaran

sebelum masa pandemi ini, dan guru juga dituntut mengatur waktu dengan

baik. Menyatukan persepsi dan konsentrasi siswa, guru harus memiliki visi

yang jelas dalam pembelajaran dan mampu menjalin ikatan batin dengan

siswa, dengan melalukan perannya sebagai motivator, fasilitator, mediator,

dan komunikator. Penguatan karakter siswa, guru memiliki peran strategis

membuat tangguh siswa dengan berusaha memotivasi mereka untuk disiplin

14
belajar, semangat melaksanakan tugas, aktif dalam sesi presentasi, dan

menghidupkan interaksi online dengan guru dan siswa. Untuk itu perlu

didorong terciptanya kolaborasi antara orang tua dan pihak sekolah. Guru

harus kreatif memberi tugas yang dapat menstimulasi siswa bertanya kepada

guru, teman sekelas, maupun orang tua. Hal ini dapat mendorong kolaborasi

antara orangtua dan siswa dalam membantu kebutuhan belajar siswa.

B. Saran

Pembelajaran daring yang sebaiknya tidak dilakukan kedepannya,

mengingat pembelajaran daring dirasa kurang efektif karena masih banyak

kekurangan disana-sini, contohnya persiapan tenaga pendidik memberikan

pembelajaran yang efektif, serta kesiapan siswa dalam pembelajaran daring

yang dirasa belum efektif. Kedepannya siswa dan guru bisa menjalin

komunikasi lebih efektif di kemudian hari, guru harus menyiapkan

pembelajaran yang efektif yang mendorong minat siswa untuk mengikuti

pembelajaran dengan baik. Jika pembelajaran daring ini masih berlanjut,

maka guru harus bisa memanfaatkan teknologi dengan sebaik-baiknya di

kemudian hari dengan memakai aplikasi yang lebih bagus semisalnya,

google clashroom, bukan hanya whatsapp. Membuat suasana belajar

menyenangkan dan bermakna bagi siswa, sehingga terjadinya komunikasi

yang baik antara tenaga pendidik dan peserta didik.

15
LAMPIRAN I

1. Daftar Pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru Pamong, dan

siswa.

2. Contoh Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru Pamong,

dan siswa.

 Daftar pedoman Wawancara dengan Kepala Sekolah SMA N 1 Koto

Baru.

a. Apakah ada kendala yang dihadapi sekolah dalam kegiatan pembelajaran

pada masa pandemi covid 19? Jelaskan!

b. Bagaimanakah upaya sekolah dalam menanggulangi masalah dalam

kegiatan pembelajaran pada masa pandemic covid 19?

 Daftar pedoman Wawancara dengan Guru Pamong SMA N 1 Koto Baru.

a. Apakah ada kendala yang dihadapi Guru dalam kegiatan pembelajaran

pada masa pandemi covid 19? Jelaskan!

b. Bagaimanakah upaya Guru dalam menanggulangi masalah dalam

kegiatan pembelajaran pada masa pandemic covid 19?

 Daftar pedoman Wawancara dengan siswa SMA N 1 Koto Baru.

a. Apakah ada kendala yang dihadapi Peserta Didik dalam kegiatan

pembelajaran pada masa pandemi covid 19? Jelaskan!

b. Bagaimanakah upaya siswa dalam menanggulangi masalah dalam

kegiatan pembelajaran pada masa pandemic covid 19?

16
Lampiran II

Hasil Wawancara dengan Kepala Sekolah, Guru Pamong, dan siswa

1. Kepala Sekolah

Kendala yang sangat dirasakan oleh pihak sekolah yang paling

utama yaitu terletak di bidang IT. Sebagian guru masih ada yang belum

begitu memahami IT. Kemudian dari segi proses pembelajaran nya

terkendala dengan siswa. Siswa belum begitu memahami bahwa

pembelajaran berbasis IT/ daring itu adalah untuk meningkatkan mutu

siswa. Rata-rata hampir semua siswa ketika proses pembelajaran daring,

dia hanya melihat materi pelajarannya sebentar saja. Kemudian karena

proses pembelajaran daring ini, guru tidak bisa memantau perubahan

sikap siswa sehingga banyak siswa yang tidak disiplin dan bertanggung

jawab selama pembelajaran daring ini.

Upaya yang dapat dilakukan sekolah yaitu dengan tetap melatih

kedisiplinan siswa dengan mengambil apel pagi seperti biasanya di masa

pandemi ada dua cara ada sebagian secara online dan sebagian secara

langsung. Kemudian, di masa pandemi ini kita harus lebih mengaktifkan

17
peran wali kelas masing-masing untuk memantau siswa, karena yang

paling dekat dengan siswa itu adalah wali kelas mereka. Kemudian untuk

guru-guru yang belum menguasai dan memahami IT, pihak sekolah

meminta bantuan kepada tenaga-tenaga muda yang bagus dibidang IT.

2. Guru Pamong

Kendala yang dialami dalam mengupayakan agar siswa bisa

memahami konsep materi secara daring karena sebagian besar siswa

memang belum bisa belajar mandiri tanpa tatap muka di kelas, selain itu

ketersediaan semua sarana prasarana bagi siswa selama daring misalkan

paket data masih minim.

18
Upaya dalam menanggulangi memberikan waktu lebih banyak

untuk mengatasi ketidak mengertian siswa, melayani diskusi tanya jawab

melalui diskusi tanya jawab melalui grup whatsaap ataupun pesan suara,

dan bahan ajar yang mendukung siswa dalam memahami materi tersebut.

3. Peserta Didik atau Siswa

Kendala yang dialami peserta didik berupa belum terbiasanya

peserta didik dengan pembelajaran daring, banyak siswa yang tidak

mengerti dengan materi baru, keterbatasan kuota, jaringan juga menjadi

kendala yang dialami peserta didik. Upaya menanggulangi masalah

pembicaraan yang baik denga orang tua untuk di belikan kuota internet,

serta siswa yang mau berusaha sendiri mencara cara agar memahami

materi baru yang diajarkan, dengan melihat youtube, atau bertanya ke

guru.

19
LAMPIRAN II:
1. Kegiatan Pramuka

2. Hari Guru Nasional

20
3. Panitia Ujian Semester

21
4. Perpisahan dengan Guru PPLK

RENCANA PELAKSANAAN
PEMBELAJARAN
(RPP)

Satuan Pendidikan : SMAN 1 Koto Baru


Kelas/Semester : X IPA dan IPS / Ganjil
Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kompetensi Dasar : 3.3 Mengidentifikasi (permasalahan argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang
didengar atau yang dibaca.
4.3 Mengembangkan isi (Permasalahan argumen,
pengetahuan dan rekomendasi) teks eksposisi secara
lisan dan/ tulis.
Topik : isi teks eksposisi

22
Tujuan :
Agar peserta didik dapat Mengidentifikasi (permasalahan argumentasi,
pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar atau yang dibaca
serta mengembangkan isi (permasalahan argumentasi, pengetahuan dan
rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan/tulis.
Langkah-Langkah Pembelajaran
Alat/Media : Sumber/bahan ajar
 Google Drive, WhatsApp Group, Smartphone  Buku Paket dan Google/ Internet
dan Internet.

Pendahuluan  Guru mengucapkan salam kepada peserta didik di WhatsApp grub dan siswa
yang ada di dalam kelas untuk memberikan informasi tentang tema
pembelajaran yang akan dilakukan.
 Peserta didik menerima informasi tentang kompetensi, tujuan, indikator,
manfaat, dan langkah-langkah pembelajaran yang akan dipelajari.
 Melakukan cek kehadira di dalam WAG dan siswa yang ada di dalam kelas.
Kegiatan Inti  Guru memberikan materi serta contoh pembelajaran kepada siswa di grub WAG
dan siswa yang ada di dalam kelas tentang mengidentifikasi (permasalahan
argumentasi, pengetahuan, dan rekomendasi) teks eksposisi yang didengar dan
atau dibaca serta mengembangkan isi (permasahan argumentasi, pengatahuan,
dan rekomendasi) teks eksposisi secara lisan dan atau tulis.
 Siswa merangkum materi yang diberikan oleh guru dan mengerjakan tugas yang
diberikan.
 Guru meminta siswa untuk bekerja sama dan berdiskusi dengan memanfaatkan
berbagai sumber agar lebih memahami materi yang dikirimkan oleh guru.
 Siswa menganalisis kalimat tesis, argument, rekomendasi, fakta dan opini.
Mengidentifikasi pernyataan pendapat Dan pernyataan serta menentukan gagasan
pokok dan penjelas dan mengembangkan kembali teks eksposisi dengan bahasa
yang berbeda.
 Guru meminta siswa untuk mengumpulkan tugas dan catatan secara kolektif, dan
mengantarkannya ke sekolah.

Penutup  Guru bersama peserta didik menyimpulkan materi hari ini.


 Guru memberikan umpan balik terhadap pernyataan yang paling lengkap dari
peserta didik.
 Guru bersama peserta didik berdo’a untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran.

23
PENILAIAN
1. Penilaian Sikap : Keaktifan belajar, disiplin dan ketepatan
waktu mengumpulkan tugas.
2. Penilaian Pengetahuan : Pemahaman mengenai isi teks eksposisi.
3. Penilaian Keterampilan : Membuat sebuah teks eksposisi yang
bermanfaat.

Koto Baru, 20 Oktober 2020


Mengetahui,
Kepala SMAN 1 Koto Baru Guru bidang studi

Syofianti Engreini, M.Pd Ira Murni Kurniasih, S.S.


NIP. 197008081997022002 NIP. 197909292005012019

BAHAN AJAR:
TEKS EKSPOSISI

1. Pengertian teks eksposisi


Teks eksposisi adalah paragraf atau karangan yang terkandung sejumlah
informasi dan pengetahuan yang disajikan secara singkat, padat, dan akurat.
Pendapat lain menyatakan bahwa Teks Eksposisi adalah jenis atau ragam teks
yang memiliki fungsi menyampaikan gagasan-gagasan berupa pemikiran tentang
suatu topik. Paragraf eksposisi ini bersifat Ilmiah atau dapat dikatakan non fiksi.
Teks eksposisis adalah uraian atau paparan yang bertujuan untuk menjelaskan
maksud dan tujuan dalam karangannya.
Ragam teks Eksposisi ini sering digunakan dalam konteks komunikasi
sehari-hari secara lisan, maupun tulisan. Misalnya, ketika kalian melakukan
diskusi dalam forum seminar, seseorang yang menyampaikan argumen dalam
debat pendapat dan sebagainya.

2. Tujuan teks eksposisi


Adalah Untuk menjelaskan informasi tertentu supaya dapat menambah
ilmu pengetahuan pembaca, sehingga dengan membaca teks eksposisi maka
pembaca akan mendapatkan pengetahuan secara rinci dari suatu hal atau kejadian.

24
3. Ciri-ciri teks eksposisi
Adapun ciri-ciri teks eksposisi yang diantaranya yaitu:
 Singkat dan Padat
 Gaya informasi yang mengajak.
 Penyampaian teksnya secara lugas dan
menggunakan bahasa yang baku.
 Menjelaskan informasi-informasi pengetahuan.
 Teks eksposisi bersifat objektif dan netral.
 Penjelasannya disertai data-data yang akurat.
 Fakta digunakan sebagai alat konkritasi dan
kontribusi.
 Umumnya menjawab pertanyaan apa, siapa, kapan,
di mana, mengapa, bagaimana

4. Struktur Teks Eksposisi


Adapun struktur teks eksposisi yang diantaranya yaitu:
1. Pernyataan Umum atau Tesis
Bagian ini berfungsi untuk memperkenalkan topik sekaligus
menempatkan pembaca pada posisi tertentu. Karena dengan teks
yang digunakan penulis itu ingin mengemukakan pendapat, maka
pembaca bisa berada pada posisi yang sependapat atau pada posisi
yang bersebrangan dengannya.

2. Argumentasi atau alasan


Bagain dari teks Eksposisi adalah argumen atau alasan.
Panjang dan pendeknya bagian ini tergantung pada jumlah argumen
yang telah kalian kenalkan secara garis besar di dalam pernyataan
umum, kemudian kalian menyebutkan ulang dan menjabarkan
argumen tersebut dalam paragraf-paragraf. Pengembangan argumen
menjadi paragraf ini dilakukan melalui penyajian contoh dan alasan.

25
3. Penegasan Ulang Pendapat (Simpulan)
Pengulangan tersebut dilakukan dengan berdasarkan pada
argumen yang telah disajikan di dalam bagian sebelumnya.
Pengulangan opini bersifat pilihan, sehingga tidak semua teks
Eksposisi mempunyainya.
Mengandung hal-hal yang sifatnya menyimpang, duga-
dugaan yang tidak tepat atau pemihakan terhadap sesuatu, (4) ditulis
secara lengkap.

6. Unsur Kaidah Penulisan Teks Eksposisi


Beberapa langkah tersebut, sebagai berikut.
1. Menentukan topik yang akan disajikan
Langkah pertama yang harus dilakukan saat membuat teks
eksposisi adalah menentukan tema. Dengan menentukan tema, pada
saat menulis kita lebih terfokus pada tema tersebut sehingga dapat
lebih menjiwai tulisan yang dibuat. Adapun sifat topik-topik yang
dikembangkan dalam teks eksposisi, sebagai berikut.

2. Menentukan tujuan eksposisi


Setelah menentukan topik yang akan dipaparkan, kita harus
memiliki tujuan yang nantinya akan memberikan penjelasan dan
pemahaman kepada pembaca.
3. Memilih data yang sesuai dengan tema
Setelah menentukan tema dan tujuan penulisan, langkah
selanjutnya yang harus dilakukan adalah mengumpulkan data atau
bahan yang diperlukan dalam penulisan teks eksposisi. Bahan dapat
diperoleh dari buku, majalah, pencarian di internet, surat kabar,
maupun wawancara langsung.
4. Membuat kerangka karangan
Sebelum pembuatan karangan eksposisi, terlebih dahulu

26
membuat kerangkanya secara lengkap dan sistematis.

5. Pembahasan dengan mengembangkan kerangka


karangan
Setelah kerangka karangan tersusun, mengembangkan secara
lebih lengkap lagi agar ciri-ciri eksposisi dapat tersalurkan, eksposisi
yang bersifat informatif, objektif, dan logis. Dalam karangan ini,
pengarang lebih menjelaskan maksud dari topiknya itu dengan
menyertakan bukti-bukti yang konkret sebagai penunjang dari
pembahasan itu.

6. Membuat simpulan
Sesuai dengan tujuan menuliskan sebuah karangan eksposisi,
kesimpulan harus sejalan, bahkan harus memperkuat tesis tersebut.

7. Unsur kebahasaan Teks Eksposisi


1. Pronomina
Pronomina atau kata ganti adalah jenis kata yang
menggantikan nomina atau frasa nomina. Pronomina dapat
diklasifikasikan menjadi dua macam yaitu pronomina persona dan
pronomina nonpersona.
a. Pronomina Persona (kata ganti orang) yaitu
Persona Tunggal. Contohnya seperti ia, dia, anda,
kamu, aku, saudara, -nya, -mu, -ku, si-., dan Persona
Jamak Contohnya seperti kita, kami, kalian, mereka,
hadirin, para.
b. Pronomina Nonpersona (kata ganti bukan
orang) yaitu Pronomina Penunjuk contohnya seperti
ini, itu, sini, situ, sana. dan pronomina penanya
contohnya seperti apa, mana, siapa.

27
2. Nomina dan Verba
a Nomina (kata benda)
Merupakan kata yang mengacu pada benda, baik nyata
maupun abstrak. Dalam kalimat berkedudukan sebagai subjek.
Dilihat dari bentuk dan maknanya ada yang berbentuk nomina dasar
maupun nomina turunan. Nomina dasar contohnya gambar, meja,
rumah, pisau. Nomina turunan contohnya perbuatan, pembelian,
kekuatan, dll.
b. Verba (kata kerja)
Merupakan kata yang mengandung makna dasar perbuatan,
proses, atau keadaan yang bukan sifat. Dalam kalimat biasanya
berfungsi sebagai predikat.
3. Konjungsi
Kata penghubung (konjungsi). Contohnya pada
kenyataannya, kemudian, lebih lanjut. Untuk memperkuat
argumentasi, kata hubung atau konjungsi dapat dimanfaatkan. Dalam
konteks pengajuan pendapat tentang kebijakan bahasa ASEAN itu,
penulis menghubungkan argumentasi dengan kata hubung pada
kenyataannya, kemudian, dan lebih lanjut. Idealnya, argumentasi
tidak disajikan secara acak. Kata hubung seperti itu dapat digunakan
untuk menata argumentasi dengan cara mengurutkan dari yang
paling kuat menuju ke yang paling lemah atau sebaliknya.

7. Perbedaan fakta dan opini


Fakta adalah pernyataan yang menampilkan situasi riil dari
sebuah masalah ataupun kejadian. Karena hal inilah, bisa dikatakan
bahwa kebenaran sebuah fakta sudah teruji. Di dalam fakta, tidak
ada lagi pendapat antara orang yang satu ataupun yang lain. Yang
ada hanyalah situasi nyata yang memang telah terbukti dan
terverifikasi.
Sementara itu, banyak juga pendapat yang mengemukakan

28
tentang arti sebuah opini. Salah satunya adalah Leonardo W. Dood
via Sumirat (2004) yang menyatakan, opini adalah suatu sikap atau
pendapat seseorang mengenai sebuah persoalan ataupun keadaan
yang pernah maupun sedang terjadi. Opini antara satu orang dengan
orang lainnya cenderung tidak sama sebab dipengaruhi pola pikir,
pengetahuan, serta lingkungannya dalam menanggapinya situasi
ataupun persoalan tersebut.

8. Gagasan pokok dan gagasan penjelasan


Gagasan utama adalah ide pokok penulis yang menjadi sebuah
dasar pengembangan paragraf. Gagasan utama ini tertuang dalam
bentuk kalimat, yaitu kita sebut kalimat utama. Kalimat utama ini
dapat terletak di awal paragraf maupun di akhir paragraf. Kalimat
utama yang terletak di awal paragraf kita sebut paragraf deduktif
atau paragraf dengan pola pengembangan umum-khusus. Sedangkan
kalimat utama yang berada di akhir paragraf disebut paragraph
induktif atau paragraf dengan pola pengembangan khusus-umum.
Ada pula kalimat utama yang tersebar di keseluruhan teks, yaitu
dalam teks narasi atau teks cerita. Lalu apa perbedaan gagasan utama
dengan kalimat utama?
Gagasan utama biasanya berbentuk frasa (kumpulan kata) dan
bentuk katanya adalah kata benda. Sedangkan kalimat utama
berbentuk kalimat utuh yang minimal terbentuk dari unsur subjek,
predikat (berupa kata kerja), dan objek, kiata singkat (SPO).
Gagasan utama maupun kalimat utama ini bersifat umum sehingga
perlu dikembangkan lagi dengan gagasan-gagasan penjelas maupun
kalimat-kalimat penjelasnya.
Gagasan penjelas merupakan ide pendukung dari sebuah gagasan
utama. Gagasan ini tertuang dalam kalimat penjelas. Sama halnya
dengan gagasan utama dan kalimat utama, gagasan penjelas
berbentuk frasa dan kata benda, sementara kalimat penjelas

29
merupakan kalimat utuh yang menjelaskan atau menjabarkan
kalimat utama dan bersifat khusus. Kalimat penjelas ini berciri khas
mengulang sebagian kata pada kalimat utama, selain itu juga dapat
pula menggunakan kata ganti seperti ini, itu, tersebut karena
fungsinya sebagai menjelaskan kalimat utama.

Contoh teks eksposisi


Hukum Di Indonesia

Tesis :
Dalam hal ini sebenarnya hukum yang ada di Indonesia
sebagaimana yang telah diatur pada undang-undang telah secara
tegas mengatur hukuman berbagai pelaku tindak kejahatan. Namun,
realitanya seringkali terjadi ketidakadilan hukum yang merugikan
banyak orang. Hukum boleh saja tegas, namun menjadi tumpul di
hadapan koruptor.

Argumentasi:

Bukan rahasia umum lagi bahwa para koruptor di Indonesia


mendapatkan hukuman yang tingkatannya masih tergolong ringan,
bahkan ada koruptor yang menerima fasilitas mewah padahal sudah

30
merugiakan bangsa. Seringkali kita menonton berita bahwa seorang
maling dihajar masa hingga tewas. Namun belum pernah ada
koruptor di Indonesia dikeroyok masa sampai tewas.

Penegasan Ulang:

Hukum di Indonesia itu bisa dikatakan hanya tegas di


hadapan rakyat kecil. Sebut saja kasus yang pernah menimpa nenek
asyani, kasusnya hanya karena diduga mencuri kayu, beliau
terancam hukuman selam lima tahun penjara. Sungguh tidak adil
memang jika dibandingkan dengan hukuman yang akan diterima
koruptor.

31

Anda mungkin juga menyukai