Anda di halaman 1dari 14

NAMA : DYAH YULINAR CN.

NIM : 202133263
KELAS : 1G
DOSEN : DRS. SUCIPTO, M.PD,
KONS

LAPORAN HASIL WAWANCARA DAN OBSERVASI


PERKEMBANGAN ANAK USIA SD

I. Identitas Subjek

Subjek Sasaran : Siswa Kelas 5


Usia : 7 – 11 tahun
Jumlah Siswa : 10
Nama Sekolah : SD 3 Undaan Tengah

II. Tujuan Wawancara


Untuk mengetahui perkembangan anak usia Sekolah Dasar Periode 2021-2022

III. Pedoman Wawancara

A. Landasan Teori
Perkembangan (Development) merupakan suatu proses yang pasti di
alami oleh setiap individu, perkembangan ini adalah proses yang bersifat
kualitatif dan berhubungan dengan kematangan seorang individu yang ditinjau
dari perubahan yang bersifat progresif serta sistematis di dalam diri manusia.
Akhmad Sudrajat : 2008, memberikan definisi bahwa “Perkembangan dapat
diartikan sebagai perubahan yang sistematis, progresif dan berkesinambungan
dalam diri individu sejak lahir hingga akhir hayatnya atau dapat diartikan pula
sebagai perubahan – perubahan yang dialami individu menuju tingkat
kedewasaan atau kematangannya.” Sesorang individu mengalami
perkembangan sejak masa konsepsi, serta akan berlangsung selama hidupnya.
“Perkembangan adalah proses yang berlangsung sejak konsepsi, lahir dan
sesudahnya, dimana badan, otak, kemampuan dan tingkah laku pada masa usia
dini, anak2, dan dewasa menjadi lebih kompleks dan berlanjut dengan
kematangan sepanjang hidup. hal ini didefinisikan oleh”( Dr Siti Aminah
Soepalarto, SpS (K). : 2008 ).
Anak usia SD (6-12 tahun) disebut sebagai masa anak-anak (midle
childhood). Pada masa inilah disebut sebagai usia matang bagi anak-anak
untuk belajar. Hal ini dikarenakan anak-anak menginginkan untuk menguasai
kecakapan-kecakapan baru yang diberikan oleh guru di sekolah. Simanjuntak
dan Pasaribu (1983: 68) menegaskan bahwa salah satu tanda permulaan
periode bersekolah ini ialah sikap anak terhadap keluarga tidak lagi egosentris
melainkan objektif dan empiris terhadap dunia luar. Jadi dapat disimpulkan
bahwa telah ada sikap intelektualitas sehingga mas ini disebut periode
intelektual.
Memahami tentang murid berarti memahami gejala atau kondisi yang
dimiliki. Untuk mengetahui karakteristik gerak siswa SD, terlebih dahulu
perlu untuk memahami tingkat perkembangan siswa SD menurut tingkat
usianya. Secara umum sifat siswa SD antara lain:
1. Mempunyai sifat patuh terhadap aturan.
2. Kecenderungan untuk memuji diri sendiri.
3. Suka membandingkan diri dengan orang lain.
4. Jika tidak dapat menyelesaikan tugas, maka tugas tersebut dianggap
tidak penting.
5. Realistis, dan rasa ingin tahu yang besar.
6. Kecenderungan melakukan kegiatan kehidupan yang bersifat praktis
dan nyata (Sunarto, 2008: 35).
Pada jenjang pendidikan SD dapat diperinci menjadi dua fase, yaitu
masa kelas rendah SD, mulai dari umur 6 tahun sampai umur 9 atau 10 tahun.
Dan masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12
tahun atau 13 tahun.
1. Masa kelas rendah SD, kira-kira umur 6 tahun atau 7 tahun - umur 9
tahun atau 10 tahun.
Karakteristik siswa SD kelas rendah (kelas 1, kelas 2, dan kelas 3) adalah
sebagai berikut:
1) Karakteristik umum:
a. Waktu reaksinya lambat
b. Koordinasi otot tidak sempurna
c. Suka berkelahi
d. Gemar bergerak, bermain, memanjat
e. Aktif bersemangat terhadap bunyi-bunyian yang teratur
2) Karakteristik kecerdasan
a. Kurangnya kemampuan pemusatan perhatian
b. Kemauan berpikir sangat terbatas
c. Kegemaran untuk mengulangi macam-macam kegiatan
3) Karakteristik social
a. Hasrat besar terhadap hal-hal yang bersifat drama.
b. Berkhayal dan suka meniru
c. Gemar akan keadaan alam
d. Senang akan cerita-cerita.
e. Sifat pemberani
f. Senang mendapat pujian
4) Kegiatan gerak yang dilakukan
a. Menirukan.
Anak-anak SD pada tingkat rendah, dalam bermain
senang menirukan sesuatu yang dilihatnya. Gerak-gerak apa
yang dilihat di TV ataupun gerak-gerak yang secara langsung
dilakukan oleh orang lain, teman ataupun binatang.
b. Manipulasi.
Anak-anak kelas rendah secara spontan menampilkan
gerak-gerak dari objek yang diamatinya. Tetapi dari
pengamatan objek tersebut anak menampilkan gerak yang
disukainya.
2. Masa kelas tinggi SD, kira-kira umur 9 tahun atau 10 tahun - umur 12
tahun atau 13 tahun.
Sedangkan karakteristik anak SD pada tingkat tinggi memiliki sedikit
persamaan dengan kelas rendah. Karakteristik kelas tinggi yang dimaksud
antara lain:
1. Karakteristik Umum
a. Waktu reaksinya cepat
b. Koordinasi otot sempurna
c. Gemar bergerak dan bermain.
2. Karakteristik Kecerdasan
a. Mempunyai kemampuan pemusatan perhatian.
b. Kemampuan berpikir lebih banyak.
3. Karakteristik Sosial
a. Tidak suka pada hal-hal yang bersifat drama.
b. Gemar pada lingkungan sosial.
c. Senang pada cerita-cerita lingkungan social.
d. Sifat pemberani tetapi masih menggunakan logika.
4. Kegiatan Gerak yang Dilakukan
a. Anak memiliki kemamouan dalam menampilkan suatu kegiatan
yang lebih tinggi. Jadi mempunyai kemampuan untuk
mengekspresikan dari kegiatan yang dilakukan.
b. Artikulasi (articulation).
Artikulasi merupakan suatu pengucapan kata dengan mulut supaya
terdengar dengan baik serta benar juga jelas.

B. Teori-teori Perkembangan Anak Usia SD

1. Teori Piaget
Tahapan perkembangan anak menurut Piaget dibagi menjadi 4 tahap :
a. Tahap sensori motor yaitu pada umur 0-2 tahun. Pada tahap 0-2 tahun
anak baru dapat memahami hal-hal yang dapat ditangkap oleh
pancaindranya. Seorang bayi lahir dengan refleks bawaan untuk
membantu membentuk perilaku anak.
b. Tahap pra operasional yaitu pada umur 2-7 tahun. Tahap kedua ini
anak sudah bisa menghubungkan pengalaman yang dilihat dengan
pengalaman pribadi yang dialaminya.
c. Tahap pra operasional konkrit. Tahap operasional konkrit berlangsung
antara umur umur 7-11 tahun. Tahap 7-11 tahun, seorang anak sudah
dapat memahami simbol matematis namun anak belum dapat
memahami hal-hal yang abstrak.
d. Tahap operasional formal yang berjalan pada umur sebelas tahun ke
atas. Tahap terakhir ditandai dengan anak sudah dapat memecahkan
masalahnya, mampu berfikir reflektif, dan mengaitkan antar simbol.

2. Teori Maria Montessori


Tahapan perkembangan anak menurut Maria Montessori dibagi menjadi 3
tahap :
a. Usia 0-6 tahun merupakan tahapan pertama dan tahapan emas bagi
anak-anak. Tahapan ini merupakan periode dimana anak mulai belajar
melakukan gerak, berlatih tentang keteraturan, menyayangi
lingkungan, serta sangat peka terhadap susuatu yang bersifat mendetail
dan bilangan atau angka.
b. usia 6-12 tahun. Tahap kedua ini, anak mulai peka terhadap hal yang
bersifat logika dan pembenaran. Anak mulai mampu mengembangkan
imajinasi, rasa berkelompok, ingin menampakkan kekuatan fisik, dan
mengasah mental dan moralitas pada umur 6-12 tahun.
c. 12-18 tahun. Usia 12-18 tahun merupakan tahapan perkembangan anak
yang terakhir menurut Montessori. Anak pada tahapan ketiga akan
mengalami kematangan fisik dan mulai mencari model ideal yang akan
menjadi idolanya dan menjadikannya acuan untuk diikuti.

C. Tahap Perkembangan Anak Usia SD

1. Tahap Fisik
Perkembangan yang dapat dilihat secara fisik seorang anak
dikatakan berkembang karena terdapatnya atau terlihatnya suatu
perubahan yang terjadi pada pola pikir, tinggi badan, dan berat badan.
Seorang anak pada masa usia sekolah dasar memiliki ukuran tubuh yang
tidah bisa di perkirakan, hal ini terjadi karena bentuk tubuh yang di
milikinya bisa jadi adalah factor keturunan ataupun factor penyakit yang
terjadi semenjak ia lahir.
Menurut Seifert dan Haffung perkembangan fisik siswa SD
mencakup pertumbuhan biologis misalnya pertumbuhan otak, otot dan
tulang. Rata‐rata anak perempuan memulai perubahan pubertas 1,5 hingga
2 tahun lebih cepat dari anak laki‐laki.
Perkembangan fisik selama remaja dimulai dari masa pubertas.
kebanyakan anak perempuan mendekati puncak tertinggi pertumbuhan.
Menjelang awal kelas enam umumnya anak perempuan lebih tinggi, lebih
berat dan lebih kuat daripada anak laki‐laki. Anak laki‐laki memulai
lonjakan pertumbuhan pada usia sekitar 11 tahun.
Akhir kelas lima pada umumnya anak perempuan mulai
mengalami masa lonjakan pertumbuhan. Lengan dan kaki mulai tumbuh
cepat.

2. Tahap bahasa
Anak memiliki kemampuan yang lebih dalam memahami da
menginterpretasikan komunikasi lisan dan tulisan. Pada masa ini
perkembangan bahasa nampak pada perubahan perbendaharaan kata dan
tata bahasa. Anak-anak semakin banyak menggunakan kata kerja yang
tepat untuk menjelaskan satu tindakan seperti memukul, melempar,
menendang, atau menampar.
Mereka belajar tidak hanya untuk menggunakan banyak kata
lagi, tetapi juga memilih kata yang tepat untuk penggunaan tertentu. Area
utama dalam pertumbuahan bahasa adalah pragmatis, yaitu penggunaan
praktis dari bahasa untuk komunikasi.

a. Perkembangan bicara
Berbicara merupakan alat komunikasi terpenting dalam
berkelompok. Anak belajar bagaimana berbicara dengan baik dalam
berkomunikasi dengan orang lain. Anak menggunakan kemampuan bicara
sebagai bentuk komunikasi, bukan semata-mata sebagai bentuk latihan
verbal.
b. Minat membaca
Sampai usia 8 tahun anak membaca penuh semangat terutama
tentang cerita-cerita khayal seperti misalnya karya Anderson dan Grimm.
Sedangkan, pada usia 10-12 tahun perhatian membaca mencapai
puncaknya. Materi bacaan semakin luas. Dari kegiatan membaca inilah
anak memperkaya perbendaharaan kata dan tata bahasa sebagai bekal
untuk berbicara dan berkomunikasi dengan orang lain.

Perkembangan Bahasa Anak Usia 1-12 Tahun:


1) Usia 1-2 Tahun: tahap mengoceh, tahap satu kata, tahap dua kata.
Contoh: /aaa/, /ma ma/ Tahap ini disebut tahap ponologis, karena
pada tahap ini anak (bayi) baru menirukan bunyi-bunyi bahasa
yang didengarnya. Alat Berbahasa yang Dibawa Sejak Lahir
Hipotesis dari Chomsky (1965): setiap orang sejak lahir
diperlengkapi dengan seperangkat peralatan yang
memungkinkannya memperoleh B1 (bahasa ibu), (dan bahasa lain
yang kemudian dipelajarinya). Chomsky menamainya dengan
nama LAD (Language Acquisition Device=peralatan pemerolehan
bahasa).
2) Usia 2-6 Tahun: tahap tiga kata & tahap kalimat. Contoh: /mama
mam/, /papa bo/, /ma bli bola/, /ema lagi ke pasar/ Tahap ini
disebut tahap sintaktik, karena pada tahap inilah anak mulai
menyadari adanya aturan tata bahasa.
3) Usia 6-9 Tahun: tahap kalimat 3-8 kata. Contoh: Ibu guru ada di
kelas./
4) Usia 9-12 Tahun : tahap kalimat 6-12 kata. Contoh : Rina nangis
karena pensilnya diambil Iwan. Tahap ini disebut tahap sematik,
karena pada tahap ini anak memahami adanya hubungan kata
dengan maknanya. Anak juga mampu berkomunikasi dengan kosa
kata dan kalimat yang makin lengkap.
3. Tahap Emosional
Emosi memainkan peran yang penting bagi perkembangan.
Akibat dari emosi ini juga dirasakan oleh fisik anak terutama bila emosi itu
kuat dan berulang-ulang. Hurlock menyatakan bahwa ungkapan emosi
yang muncul pada masa ini masih sama dengan masa sebelumnya, seperti:
marah, takut, cemburu, ingin tahu, iri hati, gembira, sedih, dan kasih
sayang. Ciri-ciri emosi emosi masa kanak-kanak akhir:
 Emosi anak berlangsung relative lebih singkat (sebentar), hanya
beberapa menit dan sifatnya tiba-tiba.
 Emosi anak kuat atau hebat. Hal ini terlihat bila anak: takut, marah
atau sedang bersendau gurau.
 Emosi anak mudah berubah.
 Emosi anak nampak berulang-ulang.
 Respon emosi anak berbeda-beda.
 Emosi anak dapat diketahui atau dideteksi dari gejala tingkah
lakunya.
 Emosi anak mengalami perubahan dalam kekuatannya.

4. Tahap Sosial
Maksud perkembangan sosial ini adalah pencapaian
kematangan dalam hubungan atau interaksi sosial. Dapat juga diartikan
sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri dengan norma-norma
kelompok, tradisi, dan moral agama. Perkembangan social anak
dipengaruhi oleh keluarga, teman sebaya dan guru.
1. Kegiatan bermain
Bermain sangat penting bagi perkembangan fisik, psikis dan
social anak. Dengan bermain anak berinteraksi dengan teman main
yang banyak memberikan berbagai pengalaman berharga. Bermain
secara kelompok memberikan peluang dan pelajaran kepada anak
untuk berinteraksi, bertenggang rasa dengan sesame teman.

2. Teman sebaya
Teman sebaya memberikan pengaruh pada perkembangan
sosial baik yang bersifat positif maupun yang negatif. Pengaruh positif
terlihat pada pengembangan konsep diri dan pembentukan harga diri.
Pengaruh negatif membawa dampak seperti merokok, mencuri,
membolos, menipu serta perbuatan antisosial lainnya.
5. Tahap Motorik
Perkembangan motorik adlah proses tumbuh kembang kemampuan gerak
seorang anak. Perkembangan anak berlangsung dalam proses yang holistik
atau menyeluruh. karena itu pemberian stimulasinya pun perlu
berlangsung dalam kegiatan yang holistik.
Faktor yang mempengaruhi perkembangan motorik anaka adlah :
a. Perbedaan gizi/nutrisi
b. Olahraga
c. Lingkungan
d. Perlakuan orangtua terhadap anak
e. Kebiasaan hidup

 Perkembangan Motorik meliputi :


a. Motorik Kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot
besar atau sebagian besar atau seluruh anggota tubuh yang dipengaruhi
oleh kematangan anak itu sendiri.
b. Motorik Halus adalah gerakan yang mengguanakan otot-otot halus
atau sebagian anggota tubuh tertentu, yang dipengaruhi oleh
kesempatan untuk belajar dan berlatih.
6. Tahap Kognitif
Menurut Piaget, Perkembangan Kognitif berlangung melalui 4 tahap :
1. Tahap Sensorimotor ( sejak lahir sampai usia 2 tahun )
Dalam tahap ini, pola kognitif anak masih bersifat
biologis yang berpusat pada fungsi-fungsi alat indera dan gerak yang
kemudia secara bertahap berkembang menjadi kemampuan
berinteraksi dengan lingkungan secara lebih tepat.
2. Tahap Pra-operasional
- Tahapan Prakonseptual atau simbolik, usia 2-4 tahun.
- Tahapan Intuitif atau perceptual, usia 4-7 tahun.
Dalam tahapan ini pola berfikir anak sudah mulai
berkembang kepada pola-pola berfikir tertentu. Anak sudah
mampu membuat logikanya sendiri meskipun masih bersifat
primitif atau kurang rasional.
3. Tahap Operasional Konkret ( usia 7-12 tahun)
Pada masa ini anak telah mampu menggunakan pola
berpikir operasional secara konkret dalam arti masih memerlukan
dukungan objek-objek konkrit. Pada masa ini anak telah
memahami kosep yang berhubungan dengan ukuran kuantitas.
4. Tahap Operasional Formal ( usia 12 tahun sampai remaja )
Karakteristik tahap ini adalah diperolehnya kemampuan
untuk berpikir secara abstrak, menalar secara logis, dan menarik
kesimpulan dari informasi yang tersedia. Dalam tahapan ini, anak
dapat memahami hal-hal seperti cinta, bukti logis, dan nilai. Ia
tidak melihat segala sesuatu hanya dalam bentuk hitam dan putih,
namun ada "gradasi abu-abu" di antaranya. Dilihat dari faktor
biologis, tahapan ini muncul saat pubertas (saat terjadi berbagai
perubahan besar lainnya), menandai masuknya ke dunia dewasa
secara fisiologis, kognitif, penalaran moral, perkembangan
psikoseksual, dan perkembangan sosial. Beberapa orang tidak
sepenuhnya mencapai perkembangan sampai tahap ini, sehingga ia
tidak mempunyai keterampilan berpikir sebagai seorang dewasa
dan tetap menggunakan penalaran dari tahap operasional konkrit.
7. Tahap Intelektual
Secara umum, ada tiga pengertian modern untuk istilah intelektual, yakni:

1. Mereka biasanya sering terlibat dalam buku-buku dan ide-ide;


2. Mereka yang memiliki keahlian dalam seni dan budaya yang
memberikan mereka kewibawaan kebudayaan, serta kemudian
menggunakan kewibawaannya itu untuk mendiskusikan
permasalahan- permasalahan lain di masyarakat umum. Golongan
tersebut di panggil sebagai “intelektual budaya”.
3. Dari sudut marxisme, mereka pada golongan kelas pengacara,
guru, dosen, wartawan dsb
 . Tiga Tahap Perkembangan Intelektual
Menurut August Comte ada tiga tahapan perkembangan intelektual,
yang merupakan perkembangan dari tahapan sebelumnya:

1. Tahap Teologis
Tingkat pemikiran manusia adalah seluruh benda di
dunia mempunyai jiwa dan itu disebabkan oleh kekuatan yang
bebeda diatas manusia.
2. Tahap Metafisis
Tahap manusia menganggap bahwa di dalam setiap
kejadian ada inti tertentu atau kekuatan yang ada akhirnya akan
bisa diungkap. Oleh sebab itu adanya kepercayaan bahwa setiap
cita-cita yang berhubungan dengan suatu realitas serta tidak ada
usaha sebagai penentu hukum alam yang sama.
3. Tahap Positif
Tahapan dimana manusia mulai berfikir secara ilmiah.
IV. PANDUAN OBSERVASI
Tujuan : Mengamati Perkembangan Anak Usia SD
Subjek : Siswa Kelas 5 SD 3 Undaan Tengah
Tanggal : 5 Nopember 2021
Tempat : SD 3 Undaan Tengah, Undaan Tengah, Kudus
Waktu : 08.25 WIB

No Aspek Perkembangan
1 Fisik
2 Bahasa
3 Emosional
4 Sosial
5 Motorik
6 Kognitif
7 Intelektual

V. HASIL WAWANCARA

M : Sebelumnya perkenalan dulu ya pak, nama bapak , dan mengajar dikelas berapa ?
G : Nama saya DHAA, S.Pd , mengajar saat ini di kelas 5 sd 3 undaan tengah
M : Bapak mengajar di kelas 5 itu siswanya ada berapa ya, terus Jumlah Laki”nya berapa
perempuannya berapa ?
G : Saat ini jumlah peserta didiknya itu ada 10 , untuk laki-laki atau peserta didik laki-
laki ada berjumlah 6 , kemudian peserta didik putri berjumlah 4 anak seperti itu mbak .
M : Bagaimana sih pak perkembangan fisik siswa di kelas 5 itu?
G : Kalau perkembangan fisik berarti dilihat dari bukan perkembangan mental artinya
disini adalah dari segi pertumbuhannya berarti dari segi berat badan, dari segi tinggi badan
kemudian dari segi gerak lokomotor, gerak psikomotor dan sebagainya , itu sudah cenderung
sudah ke arah remaja, jadi untuk berat badan tinggi badan dan gerak yang dilakukan peserta
didik di SD 3 UndaanTengah Alhamdulillah dalam keadaan baik ,normal dan tidak ada
kekurangan satu apapun sesuai apa yang dijadikan setandar oleh kementrian pendidikan
seperti itu.
M : Aktifitas apa yang biasanya dilakukan oleh siswa agar menyatu pada pelajaran atau
fokus pada yang sedang di pelajari ?
G : Oh ya mbak jadi sebenarnya aktifitas yang dilaksanakan oleh peserta didik itu harus
sejalan sinergi dengan jenis muatan pembelajarannya jadi karena sekarang untuk muatan
pembelajaran itu diberikan secara tematis terpadu dan terstruktur maka antara muatan
pendidikan atau muatan pelajaran yang satu dan yang lain harus terintegrasi nah oleh karena
itu antar muatan pelajaran yang satu dengan yang lain harus sesuai misalnya untuk
pembelajaran yang mengandung muatan pelajaran bahasa indonesia dan muatan pelajaran ipa
maka pembelajaran tersebut harus secara kognitif berarti peserta didik pengetahuan kita asah
tentu literasi membaca kita gerakkan kemudian aktifitas fisik yang sesuai dengan psikomotor
anak-anak juga kita harus arahkan karena ini bahasa indonesia menuju ke literasi sedangkan
ilmu pengetahuan alam menuju ke praktikum maka kegiatan fisiknya harus merangkum yaitu
belajar yang dipadu dengan membaca atau literasi kemudian utuk kegiatan muatan
pembelajaran ipa maka kita gunakan kegiatan yang bersifat praktikum, penelitian, proyek,
praktek dan sebagainya intinya antara kognitif yang berkaitan dengan otak dan psikomotor
yang berkaitan dengan gerak fisik tubuh harus sejalan disesuaikan dengan muatan
pembelajarannya saperti itu ,
M : Lalu bagaimana perkembangan sosial siswa kelas 5 ?
G : Perkembangan sosial itu berarti kita merujuknya pada perkembangan sosial di rumah
dan perkembangan sosial di sekolah jika dirumah sebagian besar kontrolnya berada pada
orang tua atau wali murid namun apabila di sekolah kontrolnya jelas ada pada bapak ibu guru
sebagai pendidik di sekolah nah kalau di sekolah kita mengacu pada prosedur yang sudah ada
yaitu disitu ada yang namanya penilaian kognitif dan juga penilaian afektif , nah afektif ini
berkaitan dengan sikap, nah sikap anak ada spiritual ada sosial disitu ada sosial sehingga
kegiatan sosial di sekolah itu apa saja misalnya, aspek sosial pertama seperti kedisiplinan ,
masuk tepat waktu pukul 7 sudah ada di lingkungan pembelajaran , kemudian ada aspek
sosial gotong royong, piket, kerja bakti dan sebagainya itu adalah salah satu contoh sikap
sosial nah kurang lebih dua itu bisa dijadikan patokan untuk menilai bagaimana grafik
peningkatan peserta didik tentang sikap sosial yang ditunjukkan seperti itu .
M : Apa masalah yang mengganggu perkembangan sosial siswa ?
G : Masalah utama itu adalah yang rata-rata dialami yaitu adanya jiwa individualisme
hal ini tidak menutup kemungkinan karena memang peserta didik kelas 5 bahkan kelas 6 pun
atau smp pun misalnya itu faktor individualisme masih ada , sedangkan faktor individualisme
yaitu mementingkan diri sendiri itu masih sangat kental nah hal itu mau tidak mau harus kita
kurangi intinya individual atau mementingkan diri sendiri itu menjadi penghambat
terciptanya sikap sosial yang utuh pada peserta didik itu mbak
M : Bagaimana Perkembangan Emosional siswa kelas 5 ?
G : Perkembangan emosional sebenarnya sangat sulit apabila kita ukur menggunakan
skala angka itu sangat sulit tapi kalu kita gunakan skala baik , sedang, kemudian amat baik itu
perkembangan emosional yang akan mempengaruhi itu pada tahap yang sangat-sangat
penting ya , artinya disini apabila sikap emosional itu tidak bisa kita layani secara benar maka
peserta didik akan cenderung tumbuh menjadi anak yang seperti apa yang ia inginkan artinya
sikap emosional disini akan mempengaruhi perkembangan ke tahap selanjutnya saperti itu
M : Berkaitan dengan perkembangan mental, bagaimana cara mengetahuinya pak ?
G : Untuk perkembangan mental ini sebenarnya ada 2 cara, pertama kita melalui
kegiatan pembelajaran yang kedua kita melalui sharing dengan orang tua atau wali murid jadi
dua hal itu harus kita padukan dan kita klopkan apabila di pelajaran perkembangan mental
siswa ini sudah sesuai belum misalnya apabila di suruh maju kedepan apakah sendiri berani ,
kalau sendiri tidak berani maka perlu kita bantu misalnya di temani oleh teman lainnya satu
orang tidak berani dua orang, dua orang masih belum berani satu kelompok maju ,itu adalah
cara mengetahui mental, kemudian yang kedua dalam forum diskusi kecil misalnya kalau
peserta didik itu perkembangan mentalnya dalam artian sudah mulai tumbuh jiwa berani jiwa
istilahnya kalu dalam pembelajaran itu mampu mengeluarkan pendapatnya itu bisa kita
kategorikan peserta didik itu sudah muncul mental yang kuat atau berani itu dari kita , kalau
dari pihak orang tua maka kita harus memonitor misalnya suatu saat kita berkunjung atau
istilahnya kunjungan rumah ( home visit ) kita tanya kegiatannya setelah pembelajaran itu
dirumah apa saja kalau kegiatannya cenderung mengarah pada mentalnya kurang baik maka
hal itu bisa kita kurangi sedikit demi sedikit, intinya disekolah kita pantau di rumah urusan
orang tua atau wali , seperti itu mbak.
M : Upaya apa yang dilakukan bapak untuk melatih bahasa dan etika siswa ?
G : Iya bahasa dan etika adlah dua hal yang saling berjalan berkesinambungan apabila
bahasanya bagus tutur katanya sesuai maka etika akan tertata dengan baik makasudah barang
tentu bukan hanya guru kelas 5 namun seluruh stakeholder pendidikan termasuk khususnya
dilingkungan sekolah mengajarkan istilah bahasa jawanya itu Totokromo, Subosito seperti itu
maka guru dituntut untuk mengetahui dan berbicara mengajarkan dengan tutur kata yang
halus dan juga sopan , jadi intinya kita ajarkan peserta didik itu untuk berperilaku sesuai
adat , tata krama orang jawa khususnya atau istilahnya subositu itu tadi mbak.
M : Untuk memahami kognitif siswa biasanya metode yang digunakan itu apa ya pak?
G : Jadi kalu kita mau menilai secara kognitif itu sangat panjang karna kognitif itu
terdiri dari kognitif 1 sampai kognitif 6 namun semenjak di terbitkannya kurikulum 13
apalagi sekarang berkaitan dengan penilaian yang berbasis higher order thingking skill atau
penilaian dengan berfikir tingkat tinggi maka yang kita nilai itu kognitif 4 sampai kognitif 6,
jadi dari kognitif 4 sampai kognitif 6 yang saat ini ditetangkan jadi kognitif itu berarti
berkaitan dengan pengetahuan namun pengetahuan yang seperti apa pengetahuan yang
mampu mengdubrak dan mengolah pola pikir peserta didik misalnya dalam pembelajaran
yang dulu peserta didik itu hanya duduk dia mendengarkan saat ini di tuntut untuk aktif
bagaimana biar aktif , stategi pembelajarannya harus betul , metodenya harus tepat media
pembelajaran , jadi saya memang banyak instrumen yang harus digunakan namun 3 hal yang
paling penting yang pertama adalah metode , metodenya apa , apakah kita mau gunakan
misalnya metode scientific ,metode CTL, metode PBL , terserah yang penting susuai dengan
muatan pembelajaran , kemudian yang kedua selain metode juga media , media terutama saat
ini kita harus kita sesuaikan zamannya kalu dulu hanya nempel-nempel kartu , hanya nulis
seperti itu bukan ketinggalan zaman namun peserta didik cenderung sudah bosan sehingga
solusinya apa pakai media elektronik atau multimedia apalagi sekarang berbasis IT , 3 itu
mbak kuncinya .
M : Biasanya yang dilakukan disini aktifitas apa untuk melatih disiplin ?
G : Aktifitas disini yang melatih disiplintiu jelas apalagi yang namanya kegiatan
pembiasaan kalau era 2019 itu sudah mulai di gancakan yang namanya GLN yaitu Gerakan
Literassi Nasional itu untuk disiplinnya bisa yaitu membaca, literasi digital dan sebagainya
itu kemudian yang kedua melakukan melalui pembiasaan PPPK yaitu penanaman karakter
peserta didik, dari karakter ini ada religiusitas misalnya pembiasaan berdoa sebelum kegiatan
pembelajaran , berbaris di depan kelas untuk melatih kedisiplinan , saling tolong-menolong
membantu, menyanyikan lagu-lagu nasional wajib , seperti itu misalnya , upacara sebelum
pandemi kita masih upacara , jadi pembiasaan itu yang berkaitan dengan Nasionalisme,
Gotong-royong, Religiusitas ,pokoknya intinya 2 mbak yang digemborkan per2019 yaitu
GLN dan Penanaman karakter siswa, dua itu kuncinya .
M : Strategi apa yang dilakukan bapak untuk mengoptimalkan potensi siswa ?
G : Sebelum kita memilih strategi kita pandang kita lihat dulu bagaimana arah peserta
didik , jadi ada yang namanya target umum , yang nantinya muaranya pada penilaian harian,
penilaian tengah semester, dan diakhiri penilaian akhir semester dan kenaikan kelas, tapi itu
capaian umum capaian khususnya apa adlah kita melihat potensi bakat, minat, kreatifitas
peserta didik , jadi intinya ada 2 yang pertama muara akademis yang tadi nilai dan sebagainya
rapot nanti yang ujung-ujungnya kelulusan , yang kedua non akademis yaitu tentang yang
bersifat lomba-lomba prestasi yang berkaitan dengan olahraga , kesenian, dan lain-lain , jadi
strateginya harus kita sesuaikan seperti itu .
M : Biasanya ada siswa yang masih malas mengerjakan tugas dari bapak tidak ?
G : Masih, jelas itu pasti ada yang malas itu masih ada sampai kapanpun itu ada anak
yang seperti itu .
M : Lalu bapak memberi hukuman tidak?
G : Hukuman dalam tori Behaviorisme diterapkan oleh Muslow itu adalah punishment ,
tapi punishment itu harus kita lihat dulu pumishment yang seperti apa nah misalnya
punishmentnya apa misalnya anak tidak mengerjakan tugas , kita lihat ini baru sekali atau
sudah dua kali atau berkali-kali haru kita pilih, kalau saya biasanya tidak sampai berkali-kali
ketika sekali peserta didik melakukan kekeliruan segera kita gunakan punishment yang
mendidik atau Education Punishment misalnya ada 1 peserta didik yaitu yang bernama Sandi
dari gang 5 Undaan Tengah , pernah sekali tidak mengerjakan tugas saya lihat anak ini
potensi dibidang baca puisi dan menyanyi saya pilihkan 1 puisi saya suruh maju kedepan
kemudian suruh membaca jadi hukumannya itu bukan hukuman yang menyakitkan apalagi
fisik tapi hukuman kearah memberikan pelajaran setelah itu nanti peserta didik kita nasehati “
Kamu pinter kamu baik baca puisimu bagus akan lebih bagus lagi kalau teliti dalam
mengerjakan tugas “ seperti itu mbak.
M : Apa kesan bapak selama mengajar disini ? , sudah berapa tahun mengajar ?
G : iya 2010 sampai sekarang berarti sudah hampir 11 tahun mengajar disini, saya
pernah mengajar kelas 6, kelas 5, dan kelas 4 jadi itu kelas tinggi semua tapi kalau kelas
rendah juga kadang masuk hanya beberapa saat saja tidak full, kesan saya adalah setiap tahun
setiap tahun pelajaran itu maksudnya pasti ada keunikan , ada dinamika , ada kurang dan
lebih justru disitu fungi dan peran guru adalah siap ditempatkan dalam kondisi apapun
bagaimanapun tidak dalam kondisi yang sama pasti , tahun ini pasti berbeda dengan tahun
lalu , dan tahun depan tantangannya akan semakin berat lagi , kesan saya sangat senang,
sangat luar biasa dengan potensi yang ada di kecamatan undaan khususnya wilayah undaan
tengah seperti itu ,
M : Adakah hambatan yang bapak rasakan selama megajar ?
G : Hambatan selama mengajar mungkin berkaitan dengan faktor ,mungkin ya ini kalau
faktor kultur budaya itu sebenarnya dapat dikatakan hambatan namun hal itu harus pandai-
pandai kita mengsiasati , kemudian faktor mungkin saja karena kondisi terkadang cuaca
seperti itu , ketika cuacanya cuaca hujan biasanya itu akan berpengaruh yaitu terhadap
kedisiplinan siswa , akhirnya secara alam terjadi hujan kemudian secara budaya akhirnya
anak mungkin sedikit malas seperti itu , namun itu bisa di siasati dengan trik-trik khusus
nantinya iya mbak begitu
M : Sepertinya cukup pak wawancara kali ini, maaf jika mengganggu waktu istirahat
bapak
G : Iya, tidak mengganggu kok, apalagi saya malah senang ada alumni yang
berkunjung , kalau butuh bantuan bilang saja jangan sungkan
M : Iya pak kalau begitu boleh minta no hpnya?
G : Boleh , 08xxxxxx , chat nanti saya simpan
M : iya pak , satelah ini mau mengajar lagi pak ?
G : Tidak , kamu kan tau setiap hari jum’at, olahraga pagi, jalan sehat , terus habis ini
gotong royong kan ?
M : Eh iya pak sudah lama saya jadi lupa hehe, kalau begitu saya pamit
G : mau pamit sama yang lain ?
M : Sepertinya lagi pada sarapan pak, takut nganggu ,
G lain : Iya tidak apa –apa mbak
M : Saya pamit ya pak , buk Assalamu’alaikum
G & G lain : Wa’alaikumsallam
VI. HASIL OBSERVASI
No Aspek Perkembangan Keterangan
-Rata-rata tinggi siswa SD 3 sekitar 140
cm sampai 160 cm.
-Berat badan rata-rata sekitar 25 kg sampai
1 Fisik 40 kg
-Hampir semua siswa aktif dan suka
bergerak
-Dalam tahap menuju ke remaja
-Hampir semua siswa kelas 5 sudah lancar
berbahasa Indonesia dan bahasa Jawa
-Ada beberapa anak yang masih kesusahan
2 Bahasa
menggunakan bahasa jawa krama ,
masih sering menggunakan bahasa
jawa halus.
-Ada satu atau dua siswa yang perlu
pendekatan khusus seperti diberi
pujian, arahan, atau perhatian yang
lebih.
-Jarang siswa yang suka menyendiri
3 Sosial Emosional
-Ada siswa yang tingkat emosionalnya
tinggi
-Rata-rata siswa bermain dalam kelompok-
kelompok

-Gizi siswa dalam kondisi baik, siswa


jarang jajan sembarang karena sudah
terbiasa membawa bekal dari rumah
4 Motorik
-Siswa sangat aktif dalam olahraga mereka
semangat, kadang bermain permainan
kecil atau sepak bola
-Siswa sudah dapat menganalisa,
5 Kognitif
menghitung secara sistematis
-Siswa sudah mampu mengerjakan
masalah dengan kreatifitas masing-
6 Intelektual masing
-Sudah mulai mempunyai kebiasaan yang
baik
VII. HASIL ANALISIS

Sesuai hasil Observasi di atas, jika di masukkan ke dalam teori, dari teori Piaget ada
yang tidak sesuai , yaitu dalam teori Piaget mengatakan “ Tahap usia 7 – 11 tahun , seorang
anak sudah memahami simbol matematis, namun anak belum dapat memahami hal-hal yang
abstrak “ dalam penelitian yang saya lakukan itu sebaliknya, tetapi ada beberapa yang belum
memahami hal-hal abstrak dikarenakan IQ yang berbeda.

Dan dalam teori Maria Montessori , itu sesuai dengan teori tersebut , dimana usia 6-12
tahun, anak mulai peka terhadap hal yang bersifat logika dan pembenaran. Anak mulai
mampu mengembangkan imajinasi, rasa berkelompok, ingin menampakkan kekuatan fisik,
dan mengasah mental dan moralitas pada umur 6-12 tahun.

VIII. DOKUMENTASI

Anda mungkin juga menyukai