PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Ternak yang dipelihara oleh masyarakat Indonesia secara turun temurun adalah untuk
membantu pekerjaan manusia. Pada masyarakat pulau Jawa, ternak yang lebih besar digunakan
tenaganya untuk mengolah sawah. Sebelum ada traktor, seperti ternak kerbau memiliki fungsi amat
besar dalam produksi padi. Meskipun ada mekanisasi pertanian menggunakan traktor, penggunaan
kerbau masih diperlukan untuk sawah dengan terasering yang berundak-undak. Pemanfaatan ternak
sebagai alat transportasi diperkirakan berkaitan dengan pengangkutan hasil-hasil pertanian seorang
petani.
Usaha efisiensi usahatani pertanian di Indonesia masih dapat ditingkatkan dengan teknologi
madya. Salah satu teknologi madya ini diantaranya dengan penggunaan bajak yang ditarik kerbau
untuk mengolah lahan usahatani. Keuntungan penggunaan kerbau sebagai tenaga kerja diantaranya,
modal yang diperlukan masih dapat dijangkau oleh petani, dapat berkembang biak, biaya produksi
relatif rendah, penghasil pupuk kandang. Secara umum dapat digandakan bahwa dengan
membudidayakan ternak kerja (sapi/kerbau) tidak ada nilai penyusutan, bahkan yang dihasilkan
adalah nilai tambah yang cukup berarti untuk peningkatan pendapatan petani peternak.
1.1 TUJUAN
Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu memberikan gambaran dan informasi mengenai kontribusi
ternak dan hasil ternak terhadap kehidupan. dan sebagai tugas final mata kuliah “Pengantar Ilmu
Peternakan”.
2.1 KEGUNAAN
· Peternak untuk memberikan gambaran mengenai kontribusi ternak dan hasil ternak terhadap
kehidupan.
· Teman mahasiswa/i yang lain, sebagai penambah ilmu dan bahan referensi.
C. METODE PENULISAN
Metode yang digunakan untuk membuat karya tulis ini adalah metode kepustakaan,di mana data
dan berbagai penunjangnya di dapat dari literature, buku, artikel, yang di sediakan oleh media
internet.
BAB II
TINJAUAN PUSATAKA
Kontribusi ternak dan hasil ternak bagi kehidupan
(Rueda et al, 2003). Ternak ada dimana-mana, dalam masyarakat golongan miskin negara
berkembang di seluruh dunia. Diperkirakan dua pertiga sumber daya rumah tangga pedesaan
menyimpan beberapa jenis ternak. Beternak dipraktekkan oleh masyarakat miskin yang memiliki
produktivitas per satuan lahan hewan atau jauh di bawah orang-orang di negara-negara industri
maju. Ada banyak alasan untuk ini, terutama pola produktivitas yang rendah. Sistem manajemen
rakyat biasanya rendah atau tidak ada masukan, beternak hewan hijauan untuk diri mereka sendiri,
kemudian mengkonsumsinya. Dalam banyak kasus, harga produk pakan ternak yang relatif mahal
meresahkan sebagian peternak, namun dapat memberikan pencapaian yang cukup intensif dalam
mengembangkan sistem produksi yang intensif pula. Keberhasilan suatu usaha peternakan
ditentukan oleh ketersediaan pakan disamping pemuliaan dan tata laksana. Untuk memperoleh
keuntungan yang memadai, maka seseorang dapat beternak hewan kecil, seperti kelinci, ayam, itik,
cacing, disaat hewan tersebut sedang populer, hingga beternak hewan yang besar, seperti sapi atau
kerbau yang bukan saja memiliki keuntungan dari dagingnya tapi hasil output dari ternak tersebut
juga lebih menjanjikan (misalnya, sapi perah dan kerbau bisa menghasilkan susu yang dapat dijual
dengan rasio harga yang tinggi). Misalnya saja daging kerbau muda yang cukup empuk. Rendang
yang dimakan di Rumah Makan Padang biasanya lebih banyak daging kerbau daripada daging sapi.
Ternak pun digunakan sebagai hewan kurban di beberapa daerah, selain sapi dan kambing. Telur
dari ayam petelur, serta ayam lainnya yang meghasilkan telur yang bermutu.
PEMBAHASAN
A. KONTRIBUSI TERNAK DAN HASIL TERNAK BAGI KEHIDUPAN
Sejak ribuan tahun yang lalu, hewan yang dijadikan sebagai sumber makanan, (ternak) telah
memainkan peran yang sangat penting dalam kehidupan umat manusia, termasuk kontribusi di awal
evolusi penggerak bipedal dan pengembangan otak yang lebih besar pada manusia. Kemudian,
domestikasi hewan dan tumbuhan membantu menstabilkan persediaan makanan yang memberikan
kontribusi energi untuk pembangunan social.
beberapa alasan yang bervariasi seseorang beternak, karena mereka telah mengetahui kontribusinya
yang begitu menjanjikan, meliputi :
Ternak disimpan oleh masyarakat karena dapat menghasilkan pasokan rutin yang kaya nutrisi ASF
yang dimana di dalamnya menyediakan suplemen kritis dan keragaman pokok pola makan nabati
(Murphy dan Allen, 2003). Hal ini berlaku terutama untuk susu dan telur, yang dapat membantu
mengurangi dampak dari fluktuasi musiman yang sering terjadi dalam ketersediaan gabah (Wilson et
al., 2005). Dalam banyak sistem, menyembelih hewan untuk daging adalah jarang, meskipun, terjadi
hanya ketika ternak tersebut sakit atau tidak produktif lagi, atau untuk acara-acara khusus seperti
upacara keagamaan atau perhotelan (Scoones, 1992).
a. Daging
Daging merupakan komponen utama karkas yang tersusun dari lemak, jaringan adipose tulang,
tulang rawan, jaringan ikat dan tendon. Komponen-komponen tersebut menentukan ciri-ciri kualitas
daging. Daging merah adalah daging yang menunjukkan warna merah sebelum dimasak. Daging
sapi, domba, kambing, kelinci, kerbau dan daging rusa disebut dengan daging merah.
b. Telur
Telur adalah salah satu bahan makanan hewani yang dikonsumsi selain daging, ikan dan susu.
Umumnya telur yang dikonsumsi berasal dari jenis-jenis unggas, seperti ayam, bebek, dan angsa.
Telur merupakan bahan makanan yang sangat akrab dengan kehidupan kita sehari-hari. Telur
sebagai sumber protein mempunyai banyak keunggulan antara lain, kandungan asam amino paling
lengkap dibandingkan bahan makanan lain. Telur juga berfungsi dalam aneka ragam pengolahan
bahan makanan. Selain itu, telur termasuk bahan makanan sumber protein yang relatif murah dan
mudah ditemukan. Hampir semua orang membutuhkan telur.
c. Susu
Banyak ditemui ternak besar seperti kerbau, sapi penghasil susu, kambing, domba dan onta. Di
Minangkabau, susu kerbau juga diolah menjadi dadiah (sejenis yoghurt) dan juga digunakan sebagai
bahan keju Mozzarella. Selain dapat diolah menjadi keju, susu juga dapat diolah menjadi mentega
(mentega susu, butter), krim, dan sebagai makanan kaya protein, energi, vitamin, dan mineral.
Dalam sistem beternak, hewan yang lebih besar berfungsi sebagai peralatan pertanian, menyediakan
tenaga traksi untuk produksi transportasi dan tanaman. Ternak dipelihara oleh masyarakat
Indonesia secara turun temurun. Pada masyarakat pulau Jawa, ternak yang lebih besar digunakan
sebagai hewan yang digunakan tenaganya untuk mengolah sawah sejak dulu kala. Sebelum ada
traktor, ternak sapi dan kerbau memiliki fungsi amat besar dalam produksi padi. Meskipun ada
mekanisasi pertanian menggunakan traktor, penggunaan sapi dan kerbau masih diperlukan untuk
sawah dengan terasering yang berundak-undak. Pemanfaatan ternak sebagai alat transportasi
diperkirakan berkaitan dengan pengangkutan hasil-hasil pertanian seorang petani.
a. Kulit
Kulit sapi ialah bagian paling luar daging sapi. Kulit sapi biasanya dikeringkan dan digoreng
menjadi rambak. Kulit merupakan organ tunggal tubuh paling berat, pada sapi sekitar 6-8%, dan
domba 8-12%, dengan demikian kulit juga merupakan hasil ikutan ternak yang paling tinggi nilai
ekonominya yaitu sekitar 59% dari nilai keseluruhan by-product yang dihasilkan oleh seekor
ternak. Kulit samak adalah kulit hewan yang telah diubah secara kimia guna menghasilkan bahan
yang kuat, lentur, dan ntahan terhadap pembusukan. Hampir semua kulit samak diproduksi dari kulit
sapi, domba dan kambing. Kadang-kadang kulit samak juga dihasilkan dari
kulit kuda, babi, kangguru, rusa, reptil, lumba-lumba dan singa laut. Kulit samak digunakan untuk
menghasilkan berbagai macam barang seperti sepatu, sendal, tas, ikat pinggang, koper, jaket, topi,
jok mobil, sarung HP, dompet dan cindera mata seperti gantungan kunci. Barang kerajinan lain yang
dihasilkan dari kulit mentah misalnya wayang kulit, hiasan dinding, kaligrafi, beduk, genderang,
kendang, dan kipas.
b. Tanduk
Tanduk bisa untuk membuat berbagai macam barang atau alat kerajiaan yang tidak hanya di
gunakan sebagai pajangan atau aksesoris saja, tetapi hasil dari kerajinan ini juga dapat di gunakan
untuk menunjang keperluan sehari-hari, seperti produk sisir, gelang, penggaruk badan, pegangan
keris, bahkan sampai bingkai kacamata.
c. Tulang
d. Bulu
Bulu ternak unggas dapat di pakai sebagai pengisi bantal, hiasan, atau kerajianan tangan lainnya,
tidak hanya bulu unggas, bulu domba juga bisa di buat menjadi woll dan boneka.
Sebagai Bahan baku pupuk organic (kompos) dan energy alternative (biogas).
Limbah ternak sering menjadi masukan penting untuk menjaga kesuburan tanah, sehingga
memberikan kontribusi untuk produksi tanaman yang lebih besar untuk makanan dan pendapatan.
Di beberapa daerah, kotoran ternak juga digunakan sebagai bahan bakar. Misalnya kotoran kerbau
dapat digunakan sebagai pupuk atau bahan bakar jika dikeringkan. Semasa booming ternak cacing
tanah, kotoran kerbau dicari peternak cacing untuk media tumbuh cacing tanah. Orang berebut
kotoran kerbau berbahan hijauan alami. Kotoran ternak untuk pupuk, bahan bakar, dan sering
digunakan sebagai bahan bangunan merupakan komoditas berharga yang ramah linkungan
dibanding pupuk anorganik (pupuk kimia) (Wilson et al., 2005).
Dalam beberapa kasus, seseorang memiliki ternak dengan tujuan dapat diproduksi di pasaran.
Dalam kasus lain, penjualan ternak mungkin sesekali dilakukan untuk memenuhi kebutuhan
mendesak dalam urusan uang tunai, seperti biaya sekolah atau membayar biaya medis.
b. Status social
Contoh Dalam adat daerah tertentu, kerbau digunakan untuk alat meminang seorang remaja
putri dan upacara kematian. Kerbau cukup produktif, bisa digunakan atau disewa untuk membajak
sawah, menarik gerobak dan kerbau betina akan menghasilkan anak, sebagai sumber penghasilan
tambahan bagi petani. Bahkan ternak bisa di jadikan hiburan seperti lomba garapan.
Masyarakat golongan miskin biasanya tidak memiliki akses ke pasar keuangan standar, termasuk
bank. Ternak menawarkan alternatif untuk menyimpan tabungan mereka atau modal yang
terakumulasi sebagai “rekening tabungan hidup”, meskipun tanpa risiko, perlindungan nilai terhadap
inflasi cukup kuat (Moll, 2005). Selain itu, mereka dapat dijual dan diubah menjadi uang tunai yang
diperlukan dan begitu juga menyediakan alat likuiditas dan smoothing konsumsi. Demikian pula,
ternak menjaga dianggap alternative sebagai bentuk asuransi, menyediakan kesejahteraan keluarga
dengan aset yang dapat dijual pada saat krisis (Hoddinott, 2006). Di beberapa desa, ternak
digunakan untuk alat menabung. Peternak maupun non peternak yang memiliki ternak menyimpan
uangnya dengan membeli ternak yang baru, lalu menjualnya jika sedang membutuhkan uangnya.
Produk pangan hewani umumnya berupa daging, susu, telur dan ikan yang sangat kaya protein.
Studi Monckeberg (1971) dalam Rusfidra (2005c) menunjukkan adanya hubungan tingkat konsumsi
protein hewani pada anak usia pra-sekolah. Konsumsi protein hewani yang rendah pada anak usia
prasekolah dapat mengakibatkan anak-anak berbakat normal menjadi sub-normal atau bahkan
defisien. Peningkatan konsumsi protein hewani dapat mengurangi frekuensi kejadian defisiensi
mental. Ironisnya mereka pada umumnya berasal dari keluarga tidak mampu (miskin).
Selain untuk kecerdasan, protein hewani dibutuhkan untuk daya tahan tubuh. Shiraki et al.
(1972) dalam Rusfidra (2005c) membuktikan peranan protein hewani dalam mencegah terjadinya
anemia pada orang yang menggunakan otot untuk bekerja keras. Gejala anemia tersebut dikenal
dengan istilah “sport anemia”. Penyakit ini dapat dicegah dengan mengkonsumsi protein yang tinggi,
dimana sebanyak 50% dari protein yang dikonsumsi harus berasal dari protein hewani.
Protein hewani diduga berperan terhadap daya tahan eritrosit (sel darah merah) sehingga tidak
mudah pecah. Protein hewani juga berperan dalam mempercepat regenerasi sel darah
merah. Protein hewani memiliki komposisi asam amino yang lengkap dan dibutuhkan tubuh. Nilai
hayati protein hewani relatif tinggi. Nilai hayati menggambarkan berapa banyak nitrogen (N) dari
suatu protein dalam pangan yang dimanfaatkan oleh tubuh untuk pembuatan protein tubuh.
Semakin tinggi nilai hayati protein suatu bahan pangan makin banyak zat N dari protein tersebut
yang dapat dimanfaatkan untuk pembentukan protein tubuh. Hampir semua pangan asal ternak
mempunyai nilai hayati 80 ke atas. Telur memiliki nilai hayati tertinggi yakni 94-100 (Hardjosworo,
1987 dalam Rusfidra, 2005e).
Peternakan memang tidak hanya menghasilkan manfaat yang positif di dalam kehidupan
manusia tetapi juga menghasilkan dampak negative, yaitu sebagai salah satu penyumbang emisi-
emisi gas rumah kaca. Seperti, seperti metana, karbon dioksida, dll. Dalam baru-baru ini ada
penemuan menunjukan bahwa pemanfaatan limbah tanaman lidah buaya sebagai pakan ternak sapi
ternyata mampu mengurangi kandungan gas metan dari kotoran sapi hingga 15 persen.
BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Ternak dipelihara oleh manusia secara turun temurun untuk membantu pekerjaan manusia dan
memegang peranan yang sangat penting bagi status sosial dan budaya masyarakat. Bahkan Manusia
memerlukan bahan pangan dari ternak untuk menunjang kelangsungan hidupnya, seperti daging ,
telur dan susu serta olahan lainnya. Ternak juga biasa di gunakan sebagai tabungan jangka panjang.
B. SARAN
Kami Menyadari bahwa penulisan ini masih jauh dari kata sempurna, oleh karna itu kritik dan
saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
DAFTAR PUSTAKA
Hoddinott, J. 2006. Guncangan dan konsekuensinya mereka menemukan dan dalam rumah tangga di pedesaan
Zimbabwe. J. Dev. Studi 42: 301 -321.
Murphy, SP, dan LH Allen. 2003. Gizi pentingnya makanan sumber hewani. J. Nutr 133 (11s-
II). https://mickeybal.wordpress.com/2013/01/15/makalah-kontribusi-ternak-dan-hasil-ternak-
terhadap-kehidupan-umat-manusia/ (akses tanggal 03 januari 2018).
Moll, HAJ 2005. Biaya dan manfaat dari sistem peternakan dan peran pasar dan hubungan non-pasar. Agric. Ekon.
Rueda, BL, RW Blake, CF Nicholson, DG Fox, LO Tedeschi, AN Pell, ECM Fernandes, JF Valetim, dan JC Carneiro.
2003. Produksi dan potensi ekonomi ternak di padang rumput berbasis sistem Wilayah Amazon
Barat Brasil. J. Anim. Sci. https://mickeybal.wordpress.com/2013/01/15/makalah-kontribusi-ternak-
dan-hasil-ternak-terhadap-kehidupan-umat-manusia/ ( akses tanggal 03 januari 2018).
Rusfidra. 2007a. Paradigma Baru Pembangunan Peternakan; Membangunan Peternakan Bertumpu pada Ternak
Lokal. Bogor: Cendekia Publishing House. http://davidferdinan23.blogspot.co.id/2013/12/makalah-
prospek-bidang-peternakan-pada.html di akses tanggal 02 januari 2018.
Rusfidra. 2005c. Mencegah gizi buruk dan mengentaskan kemiskinan: peternakan skala rumahan. Artikel iptek
Harian Pikiran Rakyat. Bandung, 25 Agustus 2005.
............... 2005d. Protein hewani dan kecerdasan. Arikel Opini Harian Sinar Harapan. Jakarta 8 September
2005. http://davidferdinan23.blogspot.co.id/2013/12/makalah-prospek-bidang-peternakan-
pada.html di akses tanggal 02 januari 2018.
Wilson, T., A. Pearson, N. Bradbear, A. Jayasuriya, H. Laswai, L. Mtenga, S. Richards, dan R. Smith. 2005. Ternak-
produk berharga dan lebih berharga. Halaman 109-126 dalam Penciptaan Ternak dan Kekayaan:
Meningkatkan Peternakan Hewan Disimpan oleh Sumber Daya Buruk Orang di Negara
Berkembang. EA Owen, A. Kitalyi, N. Jayasuriya, dan T. Smith. ed. Nottingham Univ. Tekan,
Nottingham, Inggris.
Mengenai Saya
Unknown