Anda di halaman 1dari 4

Nama : Agnes Fadiah Ariatama

NPM : 18025010155
Kelas : Kepemimpinan G421

FORMULASI GAYA KEPEMIMPINAN IDEAL UNTUK INDONESIA

Kepemimpinan merupakan kemampuan seorang pemimpin untuk


mempengaruhi pendirian/pendapat orang atau sekelompok orang yang
dipimpinnya. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktifitas
kelompok yang diatur untuk mencapai tujuan bersama (Rauch & Behling dalam
Rahma, 2017:57). Kepemimpinan berasal dari kata pimpin yang memuat dua hal
pokok yaitu: pemimpin sebagai subjek dan yang dipimpin sebagai objek. Kata
pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau mengatur, menuntun
dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.

Gaya kepemimpinan sangat mempengaruhi struktural dibawahnya. Hal


tersebut terjadi pada Presiden Republik Indonesia dari masa ke masa yang
memiliki gaya kepemimpinan berbeda dan mempengaruhi struktural dibawahnya.
Fenomena yang terjadi pada saat ini adalah adanya calon pemimpin atau calon
presiden yang berasal dari militer dan sipil. Adanya calon pemimpin dengan
kekuatan militer yang masih dapat dikatakan kuat, terjadi karena masih terdapat
post power syndrome, yaitu adanya keyakian bahwa calon pemimpin dari militer
masih memiliki kapabilitas sebagai peimimpin bangsa. Dimana karakter
kepemimpinan yang dipelajari oleh calon pemimpin dari militer adalah karakter
kepemimpinan militer bukan karakter kepemiminan sipil.

Gaya kepemimpinan yang ideal tentunya berdasarkan pada suatu situasi


atau kondisi dengan mempertimbangkan berbagai faktor yang ada baik kondisi
karyawan maupun lingkungan eksternal organisasi. Ada beberapa macam gaya
kepemimpinan yang perlu diperhatikan dalam melaksanakan tugas
kepemimpinan, diantaranya :

1. Gaya kepemimpinan otoriter/authoritarian


Gaya kepemimpinan otoriter merupakan gaya pemimpin yang memusatkan
segalah keputusan dan kebijakan yang diambil dari dirinya sendiri secara
penuh. Segala pembagian tugas dan tanggung jawab di pegang oleh si
pemimpin yang otoriter tersebut, sedangkan para bawahan hanya
melaksanakan tugas yang telah diberikan.
2. Gaya kepemimpinan demokratis/democratic
Gaya kepemimpinan demokratis merupakan gaya pemimpin yang memberikan
wewenang secara luas kepada para bawahan. Setiap ada permasalahan selalu
mengikut sertakan bawahan sebagai suatu tim yang utuh. Dalam gaya
kepemimpinan demokratis, pemimpin banyak informasi tentang tugas serta
tanggung jawab para bawahannya.
3. Gaya kepemimpina bebas/laissez faire
Pemimpin jenis ini hanya terlibat dalam kuantitas yang kecil di mana para
bawahannya yang secara aktif menentukan tujuan dan penyelesaian masalah
yang di hadapi.
4. Gaya kepemimpinan Situasional
Pendekatan situasional menekankan bahwa gaya yang digunakan adalah
bergantung pada faktor-faktor seperti situasi, karyawan, organisasi dan
variabel-variabel lingkungan lainnya. Faktor-faktor situasi tersebut yang
mempengaruhi seorang pemimpin untuk melaksanakan pekerjaan yang sedang
ditangani, lingkungan organisasi, dan karakteristik orang yang mereka hadapi
(Koontz, O’Donnel & Wehirich 1990:158-259)

Saat ini, Indonesia pada masa reformasi. Pada masa ini, globalisasi mulai
timbul dan sangat mempengaruhi masyarakat. Indonesia merupakan negara
dengan penduduk yang beragam sehingga disebut negara dengan masyarakat
majemuk. Menurut Furnivall, masyarakat majemuk adalah masyarakat yang
terdiri dari dua atau lebih elemen atau tatanan sosial yang hidup berdampingan,
namun tanpa membaur, dalam suatu unit politik (Hefiner:2007). Dari definisi
tersebut, dapat dipahami bahwa Indonesia merupakan negara dengan masyarakat
yang majemuk, yaitu memiliki kebudayaan yang berbeda-beda tetapi tetap hidup
berdampingan.

Pada dasarnya, masyarakat sudah memiliki tugas dan fungsinya masing-


masing, baik di lingkungan sekitarnya, pekerjaan, pemerintahan, kesatuan,
keamanan, ataupun di pertahanan. Tentunya akan lebih baik dengan adanya
perpaduan antara kepemimpinan sipil dan militer, dan juga antara gaya
kepemimpinan, baik otokrasi dan/atau demokrasi. Hal ini dapat dicontohkan
dengan adanya pemimpin negara yang berasal dari kalangan sipil, sedangkan
wakilnya berasal dari kalangan militer, ataupun sebaliknya. Dengan begitu akan
tetap ada kepemimpinan demokrasi dan otokrasi dari perspektif sipil maupun
militer.

Pada dasarnya, masyarakat sudah menempati dan memiliki peran dan


fungsinya masing-masing dalam suatu negara, baik itu masyarakat sipil maupun
militer, keduanya memiliki sisi positif dan negatifnya masing-masing. Selain
diadakannya perpaduan antara tipe kepemimpinan sipil dan militer, serta
pembuatan undang-undang yang mengaturnya, adanya peran dari masyarakat
umum juga penting di negara yang menganut sistem demokrasi dalam memilih
pemimpin bangsa di masa yang akan datang, yakni pemimpin yang berpihak pada
rakyatnya dan berjiwa pahlawan yang tujuan kepemimpinannya ditujukan untuk
kemakmuran bangsanya.

Kesimpulannya bahwa tipe kepemimpinan sebaiknya harus melihat


terlebih dahulu pada situasi dan kondisi. Gaya kepemimpinan situasional
merupakan gaya kepemimpinan yang perlu diterapkan oleh seorang pemimpin.
Hal ini dikarenakan kepemimpinan situasional lebih menitikberatkan pada gaya
yang ditampilkan seorang pemimpin sesuai dengan situasi dan kondisi yang
dialami. Dengan kata lain, kapan seorang pemimpin bergaya otoriter dan kapan
seorang pemimpin bergaya demokrasi tergantung situasi atau masalah yang
dihadapi. Dengan begitu, pemimpin yang cocok untuk masa depan ialah
pemimpin yang visioner dan berpihak pada rakyat, namun juga tetap memiliki
sikap tegas, konsisten dan dapat berkomitmen baik itu dari kalangan sipil maupun
yang berlatas belakang militer.
DAFTAR PUSTAKA

Alaslan, Amtai. 2020. Gaya Kepemimpinan Dan Pembangunan Desa. Jurnal


AdBisPower. STIA Saumlaki Vol. 1 No 1.
Hefner, R. (2007). Politik Multikulturalisme: Menggugat Realitas Kebangsaan.
Yogyakarta: Institute for Multicuturalism and Pluralism Studies.
Koontz, Harold. Cyrill O’Donnell, & Weihrich Heinz. 1990. Management, Eight
Edition. New Jersey : McGraw-Hill International Books Company
terjemahaan UI Press.
Nikma, A.A. dan Farida Nurani. 2019. Kepemimpinan Ideal dalam Masyarakat
Multikultural (Studi pada Pemerintah Provisi DKI Jakarta). Fakultas
Ilmu Administrasi, Universitas Brawijaya, Malang.
Permana, Danny. 2021. Model Kepemimpinan Masa Depan Indonesia Dalam
Perspektif Sipil Dan Militer. Jurnal Academia Praja Volume 4 Nomor 1.
Bandung.
Rahma, L. 2017. Hubungan Kepemimpinan Transformasional terhadap Disiplin
Kerja Pegawai di Balai Pendidikan dan Pelatihan PUPR Wilayah IV
Bandung. Repository.upi.edu. Jakarta: Universitas Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai