Disusun Oleh
KELOMPOK 1
MUNIRA (NH0520043)
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas
Komunikasi Farmasi. Selain itu makalah ini juga bertujuan untuk menambah
Kami mengucapkan terima kasih kepada ibu yang telah memberikan tugas
ini sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan sesuai dengan bidang
studi yang kami tekuni. Kami juga mengucapkan terima kasih kepada semua
Kami menyadari makalah yang kami tulis ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Harapan paling besar dari penyusunan makalah
ini adalah, mudah-mudahan apa yang penulis susun ini penuh manfaat,baik untuk
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...........................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................1
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Rumusan Masalah........................................................................................4
C. Tujuan .........................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
A. Kesimpulan ...............................................................................................14
B. Penutup......................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA.........................................................................................15
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tingkat kesediaan serta sejauh mana upaya dan perilaku seorang pasien
dalam mematuhi instruksi, aturan atau anjuran medis yang diberikan oleh
keluarga.
yang tertulis pada etiket obat. Kepatuhan tersebut harus sesuai dengan
1
berapa kali obat tersebut digunakan dalam sehari. Seperti contoh untuk
obat dengan aturan pakai 3 x sehari 1 tablet, berarti obat diminum setiap 8
jam dari waktu minum pertama kali. Jika pasien minum obat jam 6 pagi
2 x sehari berarti diminum setiap 12 jam. Jika minum obat pertama jam 6
aturan obat 1 x sehari, bila obat diminum pagi, misalnya jam 6, maka
untuk selanjutnya obat juga harus diminum teratur setiap jam 6 pagi.Untuk
makan. Hal ini ditujukan agar obat dapat memberikan efek secara
beberapa antibiotik yang harus diminum dengan susu atau tanpa susu.
putih dan tidak menggunakan susu. Hal ini untuk menghidari terjadinya
Obat jenis antibiotik harus dikonsumsi sampai habis dan harus dengan
resep dokter.
2
Selain obat yang diminum, terdapat juga obat yang cara
terhindar dari efek samping obat tersebut yaitu sariawan. Contoh lain obat
bagian tubuh yang tidak terdapat bulu atau rambut. Bila ada, maka dapat
dilakukanan pencukuran terlebih dahulu. Hal ini dilakukan agar obat dapat
masuk kedalam tubuh tanpa terhalang oleh rambut atau bulu. Itulah
samping obat. Jika terdapat informasi yang kurang jelas dapat ditanyakan
digunakan
contoh : antibiotik.
3
b. Obat diminum jika perlu, contoh : obat penurun panas.
putih.
g. Obat tertentu dapat dipengaruhi oleh makanan / minuman. Tidak semua obat
harus diminum sesudah makan, juga terkadang ada obat yang tidak boleh
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
4
2. Untuk mengetahui penyebab ketidakpatuhan pasien
BAB II
PEMBAHASAN
5
A. Kepatuhan Minum Obat
dalam suatus proses terapi. Namun, dalam hal penggunaan obat, apoteker dan
obat kepada pasien. Proses penyerahan obat seringkali diabaikan oleh para
sangat merugikan karena proses penyerahan obat yang tidak tepat dan tidak
kesehatan. Semua proses yang yang telah dilakukan hingga penentuan obat untuk
pasien akan menjadi tidak berguna bila proses penyerahan obat tidak dapat
menjamin ketepatan pemberian obat yang benar kepada pasien yang benar dalam
dosis dan jumlah yang efektif, dengan instruksi yang jelas dan penyimpanan obat
dalam kemasan yang menjamin kestabilan obat. Karena petugas penyerah obat
digunakan, maka proses penyerahan obat merupakan tahap yang sangat penting
dalam menentukan penggunaan obat yang tepat. Karena itu, proses ini harus
Dalam proses penyerahan obat, ada delapan langkah penting yang harus
6
pasien dari petugas penyerah obat. Setiap langkah membawa tanggungjawab dan
diagnosis yang benar serta memilih obat yang benar dan regimen yang tepat, serta
1. Petugas penyerah obat menerima resep yang benar dari pasien atau pemberi
resep (secara tertulis atau lisan) dan melakukan pengkajian resep terhadap
antara lain :
a. Nama obat.
c. Ketersediaan obat.
4. Obat yang diresepkan tersedia dalam kondisi layak pakai (tidak kadaluarsa
First Out).
7
c. Melakukan proses periksa dan periksa ulang (jika memungkinkan)
diberikan.
penggunaan obat yang tepat dan dapat pula melakukan hal berikut :
memungkinkan dalam bahasa yang jelas dan lugas, yang dimengerti oleh
pasien.
8
huruf, anak dan pasien lansia dan pasien yang mendapatkan lebih dari satu
jenis obat
pasie/keluarganya.
dimengerti.
9
Tidak tersampaikannya informasi secara baik, mutlak menjadi
pasien dalam menggunakan obat, antara lain: faktor penyakit, faktor pasien,
obat dalam jangka panjang atau mungkin seumur hidupnya, sehingga tingkat
kesehatan akut. Jumlah dan macam obat yang diterima pasien terkait dengan
dengan cara yang rumit (terutama terjadi pada pasien lanjut usia).
Sementara dari sisi pasien, ada cukup banyak faktor yang bisa
4. Pengalaman atau ketakutan akan efek samping obat, seperti misalnya pada
10
5. Faktor lupa
6. Kondisi sosial ekonomi pasien sehingga pasien tidak memperoleh obat yang
Tenaga kesehatan sepeti dokter, bidan, apoteker, perawat, dan ahli gizi,
memiliki tanggung jawab untuk membantu pasien agar terapi yang dilakukan
berhasil. Faktor yang berasal dari tenaga kesehatan yang dapat mengurangi
1. Kurangnya komunikasi dua arah yang antara pasien dengan tenaga kesehatan
terkait penyakit, obat (mencakup jenis, jumlah, kegunaan, dosis, cara pakai
obat), diet dan perubahan gaya hidup yang diperlukan pasien, maupun
Tenaga kesehatan sepeti dokter, bidan, apoteker, perawat, dan ahli gizi,
memiliki tanggung jawab untuk membantu pasien agar terapi yang dilakukan
berhasil. Faktor yang berasal dari tenaga kesehatan yang dapat mengurangi
1. Kurangnya komunikasi dua arah yang antara pasien dengan tenaga kesehatan
terkait penyakit, obat (mencakup jenis, jumlah, kegunaan, dosis, cara pakai
11
obat), diet dan perubahan gaya hidup yang diperlukan pasien, maupun
yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kepatuhan pasien Hal yang dapat
1. Pasien
obatan yang diterimanya secara patuh serta melakukan perubahan gaya hidup
dengan pemberian informasi yang cukup dan pendampingan dari keluarga dan
dan pasien dengan penyakit kronis seperti diabetes mellitus, hipertensi, TBC,
2. Tenaga kesehatan
12
kualitas kesehatan secara komprehensif, karena pasien mendapatkan
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
13
Kepatuhan pengobatan adalah tingkat kesediaan serta sejauh mana upaya
meminum obat
B. Saran
DAFTAR PUSTAKA
14
Lasuardi, I. 2014 Hubungan Kepatuhan Minum Obat. Fakultas Keodkteran
15
16