Anda di halaman 1dari 24

TUGAS KELOMPOK DOSEN PENGAMPU

Sejarah Peradaban Islam Anwar Fuadi, S.Pd.I, MA

Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Usmani di Turki

Disusun oleh :

KELOMPOK 4

Muhammad Imam Khusyairin :190104030115


Ruwayda :190104030117
Nina Febriyanti :190104030123
Nur Aini Romadhonisa :190104030131
Alya Amanda :190104030102

JURUSAN MANAJEMEN DAKWAH


FAKULTAS DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ANTASARI BANJARMASIN
TAHUN AJARAN 2021/2022
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

‫بسم هللا الرحمن الرحيم‬

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah sejarah
peradaban islam ini sebelum diserahkan kepada dosen pengampu. Sholawat beserta
salam mari sama-sama kita haturkan kepada junjungan kita, panutan kita serta
tauladan yang mulia Nabi Muhammad Saw. yang merubah dunia ini dari zaman
kejahilan menjadi zaman yang penuh dengan ilmu pengetahuan.

Kami mencoba berusaha menyusun makalah ini sedemikian rupa dengan


harapan dapat membantu pembaca dalam memahami mata kuliah sejarah peradaban
islam yang berjudul, “Peradaban Islam Pada Masa Dinasti Usmani di Turki”.
disamping itu, kami berharap bahwa makalah ini dapat dijadikan bekal pengetahuan
dan sumber rujukan bagi yang lain.

Kami menyadari bahwa di dalam pembuatan makalah ini masih ada


kekurangan sehingga kami berharap dari pembaca sekalian khususnya dari mata
kuliah kewarganegaraan ini agar dapat memberikan kritik dan saran yang bersifat
membangun demi kesempurnaan pembuatan makalah selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

Banjarmasin, 30 Maret 2021

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI............................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................1
C. Tujuan Penulisan...........................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................................................3
A. Asal Usul Turki Usmani...............................................................................3
B. Bentuk Pemerintahan Turki Usmani.............................................................4
C. Islamisasi Turki Usmani...............................................................................8
D. Penaklukan Konstatinopel.............................................................................9
E. Peradaban Islam Di Turki...........................................................................13
F. Kemunduran Dinasti Turki Usmani............................................................17
BAB 3 PENUTUP.................................................................................................19
A. Simpulan.....................................................................................................19
B. Saran............................................................................................................20
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................21

ii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dunia islam sempat mengalami keruntuhan yang cukup dahsyat, yang
terjadi di timur (Baghdad) dan di barat (Andalusia), peristiwa ini disebabkan oleh
serbuan yang dilakukan oleh Salibiyah dari barat oleh kaum Kristen Europa dan
dari timur oleh bangsa Tartar-Mongol. Selain itu terjadi juga pengusiran total
kaum Muslimin di seluruh wilayah Eropa Barat, Spanyol (Andalus).

Pemerintahan Bani Abbasiyah yang telah berkuasa selama kurang lebih


lima abad harus mengalami kehancuran dibawah injakan tentara Tartar yang
berkuasa dengan sangat kejam. Pada waktu itu kota Baghdad menjadi timbunan
mayat kaum Muslimin, mulai dari rakyat biasa sampai para pejuang kaum
muslimin, selain itu terjadi pula pembakaran masjid-masjid dan gedung-gedung
megah yang menjadikan bangunan-bangunan tersebut berubah menjadi abu.

Di tengah peristiwa yang menyedihkan itu, muncul suatu kabilah Turki


dibawah Sultan Sulaiman yang gagah berani menunjukan kebolehannya
menghadang tentara Tartar yang sedang bergerak menyerbu daerah-daerah islam.

Setelah sekitar setengah abad sesudah jatuhnya kota Baghdad, muncul


seorang yang gagah berani yaitu Sultan Utsman pada tahun 680 H, yang mana
beliau mampu menundukkan segala musuh serta rintangan yang dihadapi oleh
pengikutnya, yang pada akhirnya terciptalah suatu kerajaan baru yang dikenal
dengan Ustmani-Turki, dimana kerajaan ini berdiri diatas kerajaan Saljuk
peninggalan sultan Alauddin. Segala seluk beluk sejarah Turki Ustmani akan
dibahas secara lanjut di dalam makalah ini.
B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana Asal-Usul Turki Usmani?


2. Apa saja Bentuk Pemerintahan?
3. Apa itu Islamisasi Turki Usmani?
4. Bagaimana Masa Kejayaan Turki Usmani?
5. Bagaimana Kondisi Turki Usmani?
6. Apa saja Kemajuan dan Kemunduran Turki Usmani?

C. Tujuan Penulisan

1. Mahasiswa/i mengetahui sejarah Turki Usmani


2. Mahasiswa/i mengetahui bentuk pemerintahan Turki Usmani
3. Mahasiswa/i mengetahui islamisasi, masa kejayaan, kondisi, dan kemajuan
dan kemunduran Turki Usmani
4. Agar pembaca memahami isi makalah dan menambah wawasan

2
BAB 2 PEMBAHASAN
A. Asal Usul Turki Usmani
Kerajaan Usmaniyah nama itu diambil dari nenek moyang mereka yang
pertama, Sultan Usmani Ibnu Sauji Ibnu Arthogol Ibnu Sulaimansyah Ibn Kia
Alp, kepala Kabilah Kab di Asia Tengah. Pada Awal berdirinya Dinasti ini
banyak dituliskan dalam histori sebelum tahun 1300. Asal Dinasti ini dari suku
Qoyigh Oghus, yang menduduki daerah Mongol dan daerah Utara negeri Cina
kurang lebih 3 abad. Kemudian mereka pindah ke Turkistan, Persia dan Iraq.
Pada abad ke 9 atau 10 Mereka masuk Islam dan saat itu menetap di Asia
Tengah.1

Di abad ke-13 Masehi, adanya serangan dan tekatan yang mereka


dapatkan dari mongo, dan dan akhirnya mereka memutuskan untuk melarikan
diri ke Barat serta mencari perlindungan kepada saudara-saudaranya yaitu orang-
orang Turki Seljuk, di dataran tinggi Asia Kecil. Pada saat itu mereka berada di
bawah pimpinan Orthogul, mereka mengabdi kepada Sultan Alaudin II yang
sedang melawan bizantium dalam peperangan. Karena bantuan mereka inilah,
Bizantium dapat dikalahkan. Sultan Alauddin kemudian memberikan imbalan
berupa tanah di Asia Kecil yang berbatasan dengan Bizantium. Lalu saar Sejak
itu mereka membina wilayah barunya dan yang menjadi ibu kota mereka
memilih kota Syukud.
1** Siti Zubaidah, Sejarah Peradaban Islam(Medan: Perdana Publishing, 2016), hal. 147

3
Pada tahun 1289 Ertoghrul meninggal dunia kepemimpinan
dilanjutkan oleh puteranya, Usman. Lalu,yang dianggap sebagai pendiri kerajaan
Usmani ialah putra ertoghrul. Usman memerintah antara tahun 1290-1326 M. Di
tahun 1300 M, kerajaan saljuk mengalami serangan kembali oleh bangsa mongol,
Suktan Alaudin terbunuh dalam pertempuran tersebut. Setelah meninggalnya
Sultan Alaudin, Usman mendeklarasikan kemerdekaannya dengan berkuasa
penuh atas daerah yang didudukinya. Penguasa pertamanya ialah Usman yang
sering didengar namanya Usman I. Selepas Usman I memberitahukan dirinya
sebagai Padisyah al-Usman (raja besar keluarga Usman) tahun 1300 M wilayah
kerajaan diperluas.

Dipilihnya negeri Iskisyihar menjadi pusat kerajaan. Usman mengirimkan


sebuah surat untuk raja-raja kecil guna memberitahukan bahwa dia sudah
menjadi raja yang besar dan dia memiliki sebuah penawaran untuk raja-raja
kecil. Yaitu memilih salah satu diantara tiga perkara, yakni; Islam, membayar
Jizyah dan perang. Setelah menerima surat itu, separuh ada yang masuk Islam
dan ada juga yang mau membayar Jizyah. Diantara mereka ada yang merasa
terganggung dengan tawaran usman sehingga mereka tidak mau menerima
tawaran tersebut. Lalu mereka meminta bantuan kepada bangsa tar-tar. Namun,
Usman tidak merasa takut sedikitpun menghadapinya. Untuk menghadapi bangsa
tar-tar usman lalu menyiapkan tetarannya, sehingga mereka bisa ditaklukkan.
Dengan setia dan gagah perkasa Usman mempertahankan kekuasaan nenek
moyang lantas kekuasaan masih berdiri tegak dan kokoh. kemudian demi
kekuasaan nenek moyang maka putra-putra dan saudaranya lah yang meneruskan
perjuangan sang ayah.

B. Bentuk Pemerintahan Turki Usmani


Semenjak Usman menyatakan dirinya sebagai raja besar, Daulah Usmani
pada tahun 699 H/1300 M di daerah tersebut, maka Sultan mengirim surat
kepada Raja-raja tetangganya. Mereka diberi kesempatan memilah satu di antara

4
3 ialah masuk Islam, membayar upeti, serta perang. Dan diantara Raja-raja
tersebut segera tunduk dan bergabung dengannya sehingga wilayahnya menjadi
bertambah luas.
Selanjutnya perluasan wilayah punasib dilakukan sultan usman. Pada tahun 1326
masehi Daulah Turki Usmani memiliki ibu kota baru, karena ia berhasil
menyerang daerah perbatasa bizantium dan menaklukan kota Broessa pada tahun
1317 dan dijadikannya ibu kota. Pada tahun 1326 masehi Usman I meninggal
dunia, Lalu Turki Usmani dipimpin oleh Orkhan (1326-1359 masehi), pada
pemerintah Daulah Turki Usmani Azmir (Smirna) pada tahun 1327 masehi,
Thawasyanli (1330 M), Gallipoli (3156 masehi), Ankara (1354 masehi), dan
iskandar (1338 masehi) Gallipoli (3156 masehi) berhasil ditaklukan. Daerah
eropa pertama yang ditaklukan Daulah Turki usmani.2
Pengganti Orkhan berkuasa (1359-1389 M) yaitu Murad I akam terus
mengembangkan perluasan wilayah , dia dapat memantapkan keamanan dalam
negeri dan juga melakukan perluasan daerah ke Benua Eropa. Adrianopel
bahkan dapat ia taklukan. Dan ia menjadikannya sebagai ibu kota Daulah yang
baru, Mecedonia, Sopia (ibu kota Remulia), Salonia, dan seluruh wilayah bagian
utara Yunani. Setelah kota-kota ditaklukkannya maka Daulah Turki Usmani
telah memegang kunci lalulintas kerajaan-kerajaan Serbia, Bulgaria dengan
Bizantium di Konstantinopel yang saling terhubung. Menurut Kaisar tidak ada
pilihan lain selain mengakui eksistensi Daulah Turki Usmani di Eropa dan
menyatakan bersahabat dengan Sultan tersebut. Melihat kenyataan itu, timbullah
kecemasan Kerajaan-kerajaan Balkan. mereka meminta bantuan kepada Paus
Urban V agar mereka bisa menjadi perantara untuk meminta bantuan kepada
raja-raja Eropa Barat agar mereka bisa sama-sama membendung kekuatan Islam
ini. permintaan tersebut disetujui paus, lalu mereka mengirim surat-surat khusus
kepada Raja-raja Eropa bagian Barat tersebut.

2** Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam(Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2013), hal. 282

5
Tetapi bala bantuan yang diharapkan belum tiba, Orokh V Raja Serbia tidak
sabar menunggu untuk melancarkan serangan, mak peperangan di Maritza
menjadi pecah. Dalam pertempuran ini Raja Serbia yang dibantu oleh Raja
Bosnia yang menderita kekalahan berat, dan wilayah kekuasaan Sultan Murad I
dimasuki oleh balkan . Lalu Paus Urban V mengobarkan semangat perang.
tentara Turki Usmani dihalang oleh sejumlah besar pasukan sekutu eropa yang
telah disiapka paul untuk memukul mundur. Pemimpin pasukan ini adalagh
Sijisman, raja Hongaria. Akan tetapi, pasukan sekutu Kristen Eropa dapat
dihancurkan bayazid pengganti murad l. Dan peristiwa ini sebagai catatan sejarah
yang amat gemilang bagi umat Islam di tangan Turki Usmani.
Perlu dijelaskan bahwa daerah-daerah yang berhasil di taklukan ini tidak pernah
dipaksa untuk memeluk Islam. pemerintahan pun tetap mereka yang memimpin,
dan mereka yang ada diharuskan membayar pajak jizyah. Keadaan seperti ini
mereka manfaatkan untuk mengadakan perlawanan dan meminta pembebasan
kembali. Lalu Sultan yang berkuasa pada era selanjutnya, terpaksa memilih
wilayah-wilayah untuk mereka serang kembali. Kesuksesan yang dicapai Sultan
Murad I di Eropa itu diiringi pula dengan kesuksesannya atas penaklukan Asia.
Yakni kerajaan Karman (pecahan dari kerajaan Ilkhan) yang berhasil ditaklukan.
Memilih pemuda pemuda Kristen setelah masuk Islam dididik menjadi militer
adalah suatu hal penting yang dilakukan sultan murad l, sehingga lahirlah tentara
elit Turki yang diberi nama dengan “Yenisari”.
Pada usia 34 Bayazid I menggantikan ayahnya menjadi Sultan. Masa
kepemimpinannya (1389-1403 M) perluasan wilayah terus dilanjutkannya
dengan melakukan penyerangan. pada tahun pertama pemerintahannya (1389 M)
ia berhasil merebut kossova. Tahun 1393 M Bayazid mengirim pasukan di dasar
komando anaknya Sulaiman buat melanda Bulgaria. Setelah mengepung selama
tiga minggu, Trinova berhasil direbut Rajanya Sisman melarikan diri maka
tumbanglah kerajaannya disertai rakyatnya banyak yang masuk Islam. Tidak
lama kemudian pintu memasuki Hongaria sudah semakin terbuka lebar karena

6
kota-kota Nicopolia , weddes dab silistria berhasil ia tundukan. Tetapi, mereka
tidak melanjutkan penyerangan namun mereka memilih untuk pulang kembali ke
Adrianopel karena kelelahan dalam pertempuran-pertempuran akan
terdahulu.Bayazid terpengaruh oleh pergerakkan dari tentara Mongol yang
dipimpin oleh seorang bernama Timur Lank yang ingin menyerang wilayah Asia
Kecil, bahkan Bayazid sampai tidak dapat menahan diri sehingga ia tidak
memikirkan dengan matang untuk mengantisipasi Timur Lank, Bayazid hanya
mengirimkan 120.000 tentara sedangkan Timur Lank dengan 800.000 tentara.
Pada tahun 1402 masehi terjadi Pertempuran hebat terjadi di Ankara. Namun,
pertempuran baru dimulai, serdadu bangsa Tar-tar yang tadinya ada di barisan
Bayazid beralih kepada Timur Lank. Ingin bagaimanapun Bayazid gagahnya,
dalam petempuran yang tidak balance pasukannya jadi kucar-kacir serta ia
bersama anaknya Musa tertawan serta meninggal dalam tawanan setelah itu
(1403 M).
Karena kekalahan Bayazid di Ankara itu membawa akibat buruk bagi Daulah
Turki Usmani. Turki Usmani harus rela kehilangan penguasa-penguasa Turki
Saljuk diasia kecil yang berada digenggamannya. Wilayah-wilayah Serbia dan
Bulgaria juga memproklamirkan kemerdekaan. Putera-putera Bayazid saling
berebut kekuasaan karena tidak ada mempersiapkam Bayazid menjadi Sultan
sesudahnya. Daulah Turki Usmani dikala, hadapi kevacuman kekuasaan. Sultan
Muhammad I (1403-1421 M) yang dapat mengatasi suasana buruk. untuk
menyatukan negaranya dan mengembalikan kekuatan dan kekuasaan seperti
sediakala dia sangat bekerja keras. selama lebih kurang sepuluh tahun
Muhammad l mampu menguasai kembali wilayah-wilayah kerajaan turki.
Kerajaan-kerajaan Kristen yang berada dieropa sangat mengkhawatirkan akan
hal ini sebab sumber ancaman yang dulu telah mereka anggap hilang tiba-tiba
timbul kembali. Timur Lank meninggal kesultanan Mongol pada tahun 1405
sehingga terpecah belah dan dibagi-bagi kepada putera-puteranya yang satu
sama lainnya saling berselisih. Turki Usmani memanfaatkan kondisi seperti ini

7
untuk melepaskan diri dari kekuasaan Mongol. Maka usaha Muhammad I yang
telah berhasil meletakkan dasar-dasar keamanan dalam negeri dilanjutkan oleh
anaknya Sultan Murad II (1421-1451 M) sehingga suasana yang kondusif telah
dapat diawariskan kepada anaknya Muhammad II.

C. Islamisasi Turki Usmani


Berdasarkan fakta, mayoritas bangsa Turki beragama Islam, akan tetapi
Islamisasi berproses secara bertahap dan memiliki perbedaan jalan atau cara dari
setiap suku-sukunya. Sekali waktu orang-orang Arab yang melintasi Sungai
Oksus dan berjumpa dengan suatu kabilah atau suku dari bangsa Turki. Bahkan
pada masa Bani Umayah orang-orang dari bangsa Turki banyak yang telah
masuk Islam dan menjadi bagian dari pasukan perjuangan Arab di daerah
Transoxiana dan Khurusan. Serta di masa Abasiyah bangsa Turki telah banyak
yang memasuki kalangan Elite pemerintahan. Bala tentara yang berasal dari
Turki berawal dari tawanan-tawanan perang. Keahlian mereka dalam memanah,
membuat mereka dimasukkan ke dinas militer Islam, walapun masih dengan
status budak. Banyak sejarawan memberikan perpektif mengenai Instansi
perbudakan bermula di daerah masyarakat Abasiyah, ketika banyak orang tua
dari kabilah tertentu menjual anak mereka agar dididik menjadi seorang pejuang
dengan kedisiplinan tangguh, maupun mengabdi pada bagian administrasi
pemerintahan. Para budak menaruh perhatian pada Islam, dikarenakan anggapan
mereka mengenai peluang kebebasan dan bahkan dapat melebur dalam kalangan
orang Islam lainnya, lepas dari kabilah lama. Di samping itu, semua suku
keturunan Turki setelah masuk Islam dapat mengabdi di pemerintahan Abasiyah
dan sebagai pejuang di perbatasan barat laut dengan julukan Al-Ghazi untuk
menjaga kawasan tersebut dalam menghadapi kekuatan Turki3.

3** Abrari Syauqi, Dkk. Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: ASWAJA PRESSINDO, 2016), hal. 141.

8
D. Penaklukan Konstatinopel
Kekuasaan Kesultanan Usmani yang cukup luas di Asia kecil dan
wilayah Timur Eropa belum kokoh selama kekaisaran Konstatinopel masih
berkuasa. Oleh karenanya, penaklukan kekaisaran Konstatinopel merupakan
suatu harga mati. Keberlangsungan Kesultanan Usmani tergantung pada
berhasilnya usaha penaklukan Konstatinopel tersebut4. Semangat penaklukan ini
terus digaungkan dari generasi ke generasi selanjutnya, kaum Usmani teringat
dengan takbir yang diucapkan oleh Nabi Muhammad SAW ketika cahaya
memancar dari linggisnya ketika kena batu sewaktu membangun parit pada
peristiwa perang Khandak, hal inilah yang membuat suatu keyakinan yang kuat
generasi-generasi Usmani bahwa konstatinopel suatu saat pasti takluk. Hal ini
bukan lagi hanya mengenai urusan kenegaraan tetapi juga berhubungan dengan
jihad, berjalan di jalan Allah dan yakin pertolongan Allah juga akan menyertai
sehingga mereka rela mati berjuang dalam penaklukan Konstatinopel.

Usaha untuk penaklukan Konstatinopel sebenarnya telah dimulai


semenjak kepemimpinan Sultan Muawiyah I Kesultanan Usmani. Sultan
Muawiyah I mengerahkan armada laut Usmani dengan dipimpin oleh Yazid yang
merupakan puteranya pada rentang tahun 668-669, namun usaha tersebut
mengalami kegagalan dikarenakan pertahan dari Konstatinopel yang begitu
tangguhnya yang dilengkapi dengan Meriam Yunani, yang mana Meriam
tersebut suatu hal yang canggih.

Sebelum melakukan usaha penaklukan Konstatinopel, Sultan Muhammad


II telah menyiapkan banyak hal seperti belajar ilmu fisika dan bahkan Bahasa
dari orang-orang Konstatinopel atau Eropa. Suatu waktu, datanglah seorang
seniman senjata dari Hungaria dengan maksud menawarkan senjata. Sultan
Muhammad II menerima jasa tersebut dengan memberikan instruksi untuk
membuat meriam yang sangat besar berdasarkan perhitungannya, sebab ia belajar
4** Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam (Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2013), hal. 289

9
mengenai fisika, berdasar pada perhitungannya, apabila meriam dengan ukuran
sebesar itu, melesatkan sebuah proyektil maka tembok Konstatinopel dapat
ditembus. Meriam tersebut dibuat menjadi dua bagian dikarenakan ukuran dan
berat yang sangat besar, ditarik oleh 40 kerbau dan memerlukan 100 orang untuk
meratakan jalan yang ditapaki oleh meriam ini.

Sultan Muhammad II juga membangun bentang di seberang selat


Borporus yang diberi nama Runli Hisar dekat dengan Konstatinopel.
Pembangunan benteng Runli Hisar sebelumnya sempat diprotes oleh Kaisar
Yunani, namun protes tersebut ditolak oleh Sultan. Benteng Runli Hisar
berfungsi untuk memblokade jalur bantuan logistik dan bantuan lainnya seperti
persediaan senjata atau pelaratan perang menuju Konstatinopel yang melalui
Laut Hitam.

Kaisar Konstatinopel berusaha meminta bantuan dari kerajaan-


kerajaan Kristiani di Eropa dan permintaan yang sama juga disampaikan oleh
Paus di Roma Itali agara membantu untuk menyerang Sultan Muhammad II.
Namun bantuan yang dinantikan tidak kunjung tiba yang disebabkan oleh adanya
perjanjian damai antara Sultan dengan kerajaan-kerajaan Eropa yang telah
ditanda tangani, serta adanya masalah mendasar mengenai paham keagamaan
antara Roma Katolik di bawah pimpinan Paus berpusat di Roma dengan paham
Katolik berpusat di Konstatinopel sehingga tidak mungkin menyatukan dua
paham tersebut dalam satu gereja, menyebabkan Paus di Roma tidak merasa
terpanggil membantu Konstatinopel.

Pasukan Turki Usmani akhirnya tiba pada titik yang telah ditentukan
sebelum penyerangan Konstatinopel. Pengepungan dari empat penjuru arah mata
angin oleh pasukan Usmani terhadap Konstatinopel, angkatan laut dan angkatan
darat dikerahkan. Orang-orang Konstatinopel sempat takjub dengan banyaknya
pasukan Usmani, mereka seakan melihat “sungai besi” dari ujung pantai satu ke

10
ujung pantai lainnya di wilayah barat benteng mereka. Sebelum penyerangan
Sultan menawarkan tiga hal kepada Kaisar, berupa penawaran untuk masuk
Islam, penawaran untuk membayar upeti, dan perang (memerangi kedzoliman
atau menyebarkan agama Islam). Kemudian Sang Kaisar memilih untuk perang.

Penyerangan pertama dimulai pada hari jumat, sebelumnya pasukan


Usmani menggelar sholat jumat, orang-orang Konstatinopel mengeluarkan suara-
suara sumbang atau pesimis melihat pasukan sholat sampai mereka beranggapan
bahwa ini adalah terakhir kalinya mereka melihat salib di gereja Haghia Sophia.
Meriam pertama ditembakkan, penyerang dilancarkan dari seluruh penjuru.
Ternyata pada penyerangan ini Sultan Muhammad II mengalami kegagalan total.

400 armada Usmani dikalahkan oleh 27 kapal dari armada Konstatinopel,


armada Konstatinopel dilengkapi oleh kapal-kapal besar yang bernama Galleon
sedangkan armada Usmani hanyalah Bireme yang layaknya batang kayu
dikerumuni oleh semut-semut. Di sebelah timur armada Usmani tidak dapat
masuk dikarenakan adanya rantai sangat besar yang menghalangi. Di sebelah
barat meriam ditembakan dan berhasil menembus tembok, namun dengan cepat
tembok kembali dipulihkan, sedangkan meriam-meriam Usmani memerlukan
waktu 3 jam persiapan untuk kembali ditembakkan, meriam-meriam ini banyak
yang hancur dikarenakan panas dari setiap penembakan proyektilnya. Dua pecah,
penyerangan pun menjadi sia-sia, terlihat tembok masih berdiri megah dan
kokoh.

Oleh karena banyaknya korban jiwa dan kegagalan penyerangan ini,


muncul pesimisme dari beberapa pasukan-pasukan dan juga beberapa penasehat,
bahkan salah satu penasehat yaitu Halil Pasha menyarankan kepada Sultan untuk
menghentikan penyerangan dan pulang. Namun salah satu orang yang
merupakan mualaf yaitu Zaganos Pasha, berbicara dan menyarankan untuk
melanjutkan penyerangan, dia beranggapan bahwa pasukan muslim Usmani

11
bersama Allah dan pasukan Konstatinopel tidak punya apa-apa, serta tujuan
mereka datang ke sini adalah bukan untuk pulang tetapi untuk mendapatkan Kota
Konstatinopel atau mati syahid.

Sultan Muhammad II berinisiatif dengan strategi memindahkan 70


kapalnya menyeberangi bukit Galata dekat wilayah Utara, dengan penuh
perjuangan pasukan Usmani meratakan pepohonan Bukit Galata agar 70 kapal
dapat melalui bukit tersebut hanya dalam satu malam. Strategi ini berhasil
dilaksanakan, kapal-kapal tersebut berlabuh di Selat tanduk, betapa terkejutnya
orang-orang Konstatinopel dengan panji-panji pasukan Usmani dan teriakan
takbir mereka di Bukit Galata, mereka semakin dibuat terkejut dengan adanya 70
kapal memasuki wilayah mereka di Selat Tanduk sehingga membuat wilayah
tersebut yang sebelumnya menjadi area teraman menjadi area yang paling
berbahaya. Dan akhirnya Sultan Muhammad II berhasil membuat lubang pada
benteng Konstatinopel yang tidak dapat lagi diperbaiki.

Sultan memerintahkan untuk mengehentikan penyerang sejenak,


mengintruksikan kepada seluruh pasukan untuk berpuasa sunnah dan
mengerahkan ulama-ulama ke tengah pasukan untuk berdakwah agar mereka
mendekatkan diri dan meluruskan niat bahwa semua ini karena Allah. Dini hari
tiba, seluruh pasukan melaksanakan sholat sunnah Tahajud dan setelah
selesainya Sultan Muhammad II berkhotbah. Setelah itu, penyerangan pun
dilancarkan dan akhirnya sebelum matahari terbit dari timur, Konstatinopel
berhasil ditaklukan.

Sultan Muhammad II memasuki kota Konstatinopel menuju ke Gereja


Haghia Sophia, sesampainya di sana beliau melepas helmnya dan menaburkan
segenggam tanah Konstatinopel. Di dalam gereja tersebut Sultan mendapati
banyak sekali masyarakat Kristiani yang ketakukan. Sultan menenangkan mereka
dengan memberitahukan bahwa mereka tidak akan dibunuh, semua barang,

12
rumah, tanah, porperti mereka tetap menjadi hak milik mereka. Mereka juga
diberi kebebasan penuh untuk masuk Islam ataupun tetap memeluk agama
mereka sekarang, serta bagi yang ingin keluar dari kota pun akan dijamin
keselematan hingga keluar dari gerbang. Sultan meminta bahwa Gereja Haghia
Sophia diubah menjadi masjid, adzan pertama pun berkumandang di
Konstatinopel pada waktu sore (ashar).

Jika selama ini perhatian Sultan-Sultan hanya tertuju pada bidang


keamanan dan ekspansi wilayah saja, maka pada masa Muhammad II ini mulai
ada perhatian pada bidang lain, yaitu Gereja Haghia Sophia dimodifikasi dan
disulap menjadi Masjid.5 Kemudian sebuah Masjid baru yang lain dibangunnya
pula, namanya “Masjid Jami’ Muhammad Al-Fatih” atas bantuan seorang
arsitektur Yunani yang bernama Christodulos. Dia juga membangun sekolah-
sekolah, pemandian, dapur umum, rumah sakit dan panti-panti sosial. Selain itu,
dia juga membangun sebuah masjid di dekat makam Abu Ayyub AlAnshori yang
tewas dalam penyerangan pertama ke Konstantinopel pada tahun 678 M.
Akhinya, dalam usia 51 tahun Muhammad Al-Fatih pun meninggal dunia dan dia
dimakamkan di dekat masjid megah yang dibangunnya di Konstantinopel atau
Istambul.

E. Peradaban Islam Di Turki


Semenjak era dulu di sebelah barat gurun pasir Gobi terdapat suku yang
bernama Turki. Mereka hidup secara nomaden. Pada dikala pertumbuhan periode
Islam mereka dikalahkan oleh bangsa Tartar, hingga mereka pindah ke barat
sampai di tepi Laut Tengah( saat ini diketahui dengan istilah Anatolia), yang
sebelah selatannya ada bangsa Arab. Mereka bersentuhan dengan orang Arab
yang sudah beragama Islam. Dengan komunikasi tersebut mereka mulai banyak
yang memeluk agama Islam. Bangsa Turki tersebut tekun serta ahli perang,

5** Syamruddin Nasution, Sejarah Peradaban Islam(Riau: Yayasan Pusaka Riau, 2013), hal. 293

13
pintar berdiplomasi, dan akhirnya dengan waktu yang relatif pendek selaku suatu
kekuatan politik yang besar.

Bangsa tukri dibagi dalam bermacam suku, antara lain yang populer
merupakan suku Ughuj. Suku ini dibagi jadi 24 sub- suku dalam salah satu
tersebut lahirlah Sultan awal dari dinasti Turki Usmani yang bernama Usman.
Pada dikala bangsa Mongol( sebelum Islam) serta orang kristen, mau
menghapuskan Islam dari peta bumi, orang Turki Usmani timbul selaku
pelindung Islam, apalagi mereka membawa panji Islam hingga ke tengah- tengah
daratan Eropa( Karim, 2011: 310).

Pada abad ke- 13 M, dikala Chengis Khan mengusir orangorang Turki


dari Khurasan serta sekitarnya. Kakeknya Usman, yang bernama Sulaeman
bersama pengikutnya tinggal di Asia Kecil. Sehabis reda serbuan Mongol
terhadap mereka, 139 Sulaeman menyeberangi Sungai Efrat( dekat Allepo).
Akan tetapi, dia tenggelam, empat putra Sulaeman yang bernama Shunkur,
Gundogdur, al- Thugril, serta Dundar. 2 putranya yang awal kembali ke tanah air
mereka. Sedangkan 2 yang terakhir tinggal di wilayah Asia Kecil. Keduanya
akhirnya sukses mendekati Sultan Saljuk yang bernama Sultan Alauddin di
Kunia. Dikala Mongol menyerang Sultan Alauddin di Anggara( saat ini
Angkara), hingga ak- Thugril menolongnya serta mengusir Mongol. Selaku balas
jasa, Alauddin membagikan wilayah Iski Shahr serta sekitarnya kepada al-
Thugril.

Al- Thugril, mendirikan ibukota yang bernama Sugut. Di sanalah lahirnya


putra yang pertama ialah Usman pada 1258 Meter. pada 1288 al- Thugril wafat
dunia. Berikutnya Usman mendeklarasikan dirinya selaku Sultan, hingga
semenjak seperti itu berdiri Dinasti Turki Usmani. Usman memindahkan Bunda
kota ke Yeniy. Pada 699 H( 1300 Meter) Sultan Alauddin wafat, hingga Usman
mengumumkan diri selaku Sultan yang berdaulat penuh. Dia mengkampanyekan

14
dirinya dengan mencetak mata uang serta pembacaan khutbah atas nama dirinya.
Kekuatan Militer yang dipunyai oleh Usman jadi benteng pertahanan untuk
kerajaan- kerajaan kecil dari serbuan Mongol. Dengan demikian, secara tidak
langsung mereka mengakui Usman selaku penguasa paling tinggi Eropa( Karim,
2011: 311).

Sumber lain mengatakan kalau awal peradaban Turki ialah kurang lebih
tahun 550 orang Turki sukses melaksanakan perhimpunan( konfederasi) antar
suku bangsa Turki dengan nama Gokturk, yang lebih kita tahu, melalui sumber-
sumber Tiongkok, selaku‘ Tujueh’. Habitat mereka sangat luas, yang terhampar
dari Mongolia hingga dengan Ukraina. Sayang sekali Kekaisaran Tujueh itu
setelah itu terbelah jadi sebagian kawasan kecil. Disebelah timur misalnya, sudah
jatuh ke dalam dekapan kekuasaan Dinasti Tang dari Tiongkok, sedangkan
kawasan barat jatuh ke tangan Bizantium. Apalagi mereka sudah pula dijadikan
sekutu oleh Bizantium buat melanda bangsa Sasanid. Belum lama mereka sukses
membebaskan diri saat sebelum penyerbuan bangsa Arab ke Bizantium. Saat
sebelum itu bangsa Peradaban Islam di Masa Pemerintahan Turki Utsmani 140
Sejarah Peradaban Islam Turki sudah menemukan pengaruh peradaban-
peradaban besar, sepanjang abad keenam semacam Bizantium, Persia, Tiongkok
serta India. Dengan metode itu pula mereka diperkaya oleh bermacam agama
kuno, semacam Nestorian, Kristen, Manichaeisme, dan Budisme. Nyatanya
mereka pula sukses mengadopsi semacam alphabet Jerman kuno, yang
mengizinkan mereka mempunyai aset tertulis( inskripsi) pada tebing- tebing
Sungai Orkhon. Seperti itu contoh aset tertua berbentuk pertulisan kebudayaan
Turki kuno.

Proses transmisi kebudayaan di golongan mereka di bermacam tempat di


kawasan Eurasia sangat susah dipercaya, kecuali jika kita dapat membayangkan
orang- orang Turki dengan kuda- kuda mereka sukses mengarungi padangpadang
rumput ataupun padang- padang pasir sepanjang berabadabad lamanya. Mereka

15
sudah sukses membangun jalur raya tertua di dunia, yang diketahui dengan nama
Jalan Sutera Besar. Sekelompok besar pengembara Turki di abad 8, ialah suku
Uigur, sudah mendirikan suatu kekaisaran di kawasan perbatasan barat laut
negara Tiongkok. Agama resmi mereka merupakan Manichaeisme, yang sudah
tercatat dalam pertulisan kuno yang mirip dengan bahasa Aram. Pastinya kita
dapat membayangkan betapa jauh orang- orang Turki itu sukses meresap
berbagai gagasan ataupun adat istiadat dalam kehidupan mereka. Dalam pada itu
suatu suku bangsa Turki di kawasan barat, ialah suku Khazar, mengadopsi agama
Yahudi. Meungkin dimaksudkan mereka untuk memelihara jarak serta
membangun penyeimbang di antara mitra dagang mereka, baik yang Kristen
ataupun yang Islam( Su’ ud, 2003: 95- 96).6

Realitas menunjukkan, walaupun sebagian besar bangsa Turki memeluk


Islam, tetapi Islamisasi berjalan secara bertahap serta berbeda metode pada tiap
suku. Sekali waktu orang- orang Arab melintasi Sungai Oksus ataupun nama
yang lain Peradaban Islam di Masa Pemerintahan Turki Utsmani 142 Sejarah
Peradaban Islam Amu Darya, mereka bertemu dengan suatu kabilah ataupun
suku bangsa Turki. Apalagi di masa kekuasaan bani Umayah orang- orang Turki
banyak yang sudah memeluk Islam serta jadi anggota tentara Arab di wilayah
Transoxiana serta Khurusan. Serta terlebih lagi di masa Abasiyah bangsa Turki
sudah banyak yang sukses merambah golongan elite pemerintahan. Bala tentara
yang berasal dari Turki bermula dari para tawanan perang. Sebab keahlian
mereka dalam pasukan panah, mereka ditarik ke dalam dinas militer Islam,
walaupun dalam status budak. Mayoritas sejarawan berpikiran kalau lembaga
perbudakan berawal di wilayah pendudukan Abasiyah, kala para orang tua dari
kabilah tertentu menjual anak- anak mereka untuk dididik jadi anggota tentara
yang berdisiplin kokoh, ataupun jadi pegawai administrasi pemerintahan. Para

6** Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: ASWAJA PRESSINDO, 2016), h. 138-140.

16
budak itu sangat tertarik pada Islam, sebab menemukan kesempatan untuk jadi
orang bebas, tidak selamanya jadi budak belian, apalagi bisa melebur diri dalam
golongan orang Islam yang lain, lepas dari kabilah lama. Di samping itu, segala
kabilah generasi Turki sehabis memeluk Islam bisa bekerja pada pemerintahan
Abasiyah ataupun julukan al- Ghazi ataupun pejuang Islam di perbatasan dalam
melindungi serta mengawal kawasan barat laut mereka dalam mendapati
kekuatan Turki yang non- Islam( Su’ ud, 2003: 96- 97).7

F. Kemunduran Dinasti Turki Usmani


Kemunduran Turki Usmani terjadi sehabis wafatnya Sulaiman Al-
Qonuni. Perihal ini diakibatkan sebab banyaknya kekacauan yang terjadi sehabis
Sultan Sulaiman wafat antara lain perebutan kekuasaan antara putera dia sendiri.
Para pengganti Sulaiman sebagian besar orang yang lemah serta memiliki watak
serta karakter yang kurang baik. Pula sebab melemahnya semangat perjuangan
prajurit Usmani yang menyebabkan kekalahan dalam mengahadapi sebagian
peperangan. Ekonomi terus menjadi memburuk serta system pemerintahan tidak
berjalan dengan semestinya.

Selain faktor-faktor di atas, terdapat pula faktor lain yang menimbulkan


kerajaan Usmani hadapi kemunduran, di antara lain merupakan:

a. Daerah Kekuasaan yang Sangat Luas


Ekspansi daerah yang begitu kilat yang terjalin pada kerajaan Usmani,
menimbulkan pemerintahan merasa kesusahan dalam melaksanakan
administrasi pemerintahan, paling utama pasca pemerintahan Sultan
Sulaiman. Sehingga administrasi pemerintahan kerajaan Usmani tidak beres.
Tampaknya penguasa Turki Usmani cuma mengadakan perluasan, tanpa
mengabaikan penyusunan sistem pemerintahan. Perihal ini menimbulkan

7** Abrari Syauqi dkk, Sejarah Peradaban Islam, (Yogyakarta: ASWAJA PRESSINDO, 2016), h. 141-142.

17
wilayah- wilayah yang jauh dari pusat gampang direbut oleh musuh serta
sebagian berupaya membebaskan diri.

b. Heterogenitas Penduduk

Selaku kerajaan besar, yang ialah hasil perluasan dari bermacam


kerajaan, mencakup Asia Kecil, Armenia, Irak, Siria serta negeri lain, hingga
di kerajaan Turki terjalin heterogenitas penduduk. Dari banyaknya serta
beragamnya penduduk, hingga jelaslah administrasi yang diperlukan pula
wajib mencukupi serta dapat penuhi kebutuhan hidup mereka. Hendak namun
kerajaan Usmani pasca Sulaiman tidak mempunyai administrasi pemerintahan
yang bagus ditambah lagi dengan pemimpin- pemimpin yang berkuasa sangat
lemah serta memiliki perangai yang kurang baik.

c. Kelemahan para Penguasa

Sehabis Sultan Sulaiman meninggal, hingga terjadilah pergantian


penguasa. Penguasa- penguasa tersebut mempunyai karakter serta
kepemimpinan yang lemah dampaknya pemerintahan jadi kacau serta sulit
teratasi.

d. Budaya Pungli

Budaya ini sudah meraja lela yang menyebabkan dekadensi moral paling
utama di golongan pejabat yang lagi memperebutkan kekuasaan( jabatan).

e. Pemberontakan Tentara Jenissari

Pemberontakan Jenissari terjalin sebanyak 4 kali ialah pada tahun 1525


Meter, 1632 Meter, 1727 Meter serta 1826 Meter. Pada masa belum lama
pihak Jenissari tidak lagi mempraktikkan prinsip pilih serta prestasi,

18
keberadaannya didominasi oleh generasi serta kalangan tertentu yang
menyebabkan terdapatnya pemberontakan- pemberontakan.

f. Merosotnya Ekonomi

Akibat peperangan yang terjalin secara terus menerus hingga bayaran


juga terus menjadi membesar, sedangkan belanja negeri juga sangat besar,
sehingga perekonomian kerajaan Turki juga merosot.

g. Terbentuknya Stagnasi dalam Lapangan Ilmu serta Teknologi

Ilmu serta Teknologi senantiasa berjalan beriringan sehingga keduanya


sangat diperlukan dalam kehidupan. Kerajaan Usmani kurang sukses dalam
pengembagan Ilmu serta Teknologi ini sebab cuma mengutamakan
pengembangan militernya. Kemajuan militer yang tidak diimbangi dengan
kemajuan ilmu serta teknologi menimbulkan kerajaan Usmani tidak mampu
mengalami persenjataan musuh dari Eropa yang lebih maju.8

BAB 3 PENUTUP
A. Simpulan
Nama Turki Utsmani diambil dan dibangsakan kepada Sultan Utsmani raja
pertama Turki Utsmani. Karajaan/Dinasti Turki Utsmani tidak henti-hentinya berperang
dan berjihad melawan para musuh islam selama lebih dari 6 abad yang dipimpin oleh 37
orang Sultan dan khalifah silih berganti.

Pada masa Turki Utsmani ini merupakan masa yang paling bersejarah bagi
simbol kejayaan islam dalam segi pandang kerajaan dan kekuasaan wilayah. Mereka
berhasil menaklukkan Konstantinopel (kini Istambul) semetara umat islam sebelumnya
tidak dapat menaklukkannya. Mereka juga berhasil menaklukkan negeri-negeri yang
belum pernah diinjak seorang muslim pun. Berbagai penaklukan membentang kejantung

8** Siti Zubaidah, Sejarah Perkembangan Islam, (Medan : PERDANA PUBLISHING, 2016), h. 151&155.

19
Eropa. Mereka menaklukkan Yunani, yugoslavia (kini serbia dan montenegro), Bosnia
dan herzegovina, Albania, Makedonia, Bulgaria, Rumania, Magyar, (Hungaria),
Bessarabia (Moldavia), Ukraina, dan Siprus. Juga banyak wilayah Rusia, Austria,
Polandia, Slovakia, dan Italia. Mereka berhasil pula menaklukkan wilayah Asia Kecil
lainnya, Armenia, Georgia, dan seluruh negeri Kaukasia.

Perkembangan dan kemajuan peradaban pada masa Turki Usmani dapat terlihat
diberbagai bidang seperti: bidang militer dan pemerintahan, bidang perluasan wilayah,
bidang pendidikan dan budaya, bidang politik, bidang ekonomi dan bidang keagamaan.
Faktor-faktor keruntuhan Turki Utsmani dapat dikategorikan menjadi faktor internal dan
faktor eksternal. Faktor internal diantaranya: luasnya wilayah kekuasaan dan sistem
pemerintahan yang buruk, heteroginitas penduduk dan agama, hidup yang bermegah-
megahan, merosotnya perekonomian negara. Faktor eksternal diantaranya: timbulnya
gerakan nasionalisme, kemajuan teknologi persenjataan di Barat.

B. Saran
Dalam kerendahan hati penulis, penulis sadar bahwa dalam makalah ini
masih banyak terdapat kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca sangatah kami harapkan demi kesempurnaan makala
dimasa yang akan datang.

20
DAFTAR PUSTAKA

Zubaidah Siti, 2016. Sejarah Peradaban Islam, Medan: Perdana Publishing,

Nasution Syamruddin, 2013. Sejarah Peradaban Islam, Riau: Yayasan Pusaka Riau,

Syauqi Abrari, Dkk., 2016. Sejarah Peradaban Islam Program Bantuan Beasiswa

Kualifikasi S-2 Guru PAI Calon Pengawas (Baru)IAIN Antasari, Yogyakarta:

Aswaja Pressindo,

Mukarom. 2015. Pendidikan Islam pada Masa Kerajaan Turki Usmani 1300-1922 M [Jurnal].

Bandung (ID): Jurnal Tarbiyah.

21

Anda mungkin juga menyukai