Anda di halaman 1dari 7

HUBUNGAN pH DENGAN PARAMETER KUALITAS AIR PADA

TAMBAK INTENSIF UDANG VANNAMEI (Litopenaeus vannamei)

Supriatnaa, Mohammad Mahmudia, Muhammad Musaa, Kusriania


a
Department of Water Resources Management, Faculty of Fisheries and Marine,
Brawijaya University. Jl. Veteran Malang, East Java, Indonesia. Tel./Fax. +62-812-167-26736

*email: supriatna@ub.ac.id

Abstrak

Penelitian ini dilakukan untuk memahami model pH harian dan hubungannya dengan parameter kualitas air
pada tambak intensif udang vannamei. Penelitian ini menggunakan metode analitik yang bersifat ex post-
facto atau kajian fenomena dengan mengobservasi kegiatan budidaya udang vannamei intensif pada tambak
beton yang terkendali selama ± 100. Pengelolaan tambak dilakukan sesuai dengan prosedur operasional baku
BAPC berpola intensif dengan padat tebar 120±20.91 ekor/m2. Parameter utama yang dikaji adalah pH harian
pada pagi hari dan siang hari mulai awal penebaran sampai panen. Parameter pendukung yang diukur setiap
hari adalah suhu, salinitas, kecerahan dan yang diukur mingguan berupa TOM, karbonat, bikarbonat dan total
alkalinitas. Data yang dikumpulkan dianalisis untuk melihat keragaman data yang diukur. Selanjutnya dibuat
model pH harian dan korelasi antara pH dengan parameter kualitas air lainnya dengan bantuan perangkat
lunak SPSS versi 16. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rerata pH ditambak udang adalah 7.94±0.41 (7.70-
9.00) dengan model pH harian di pagi hari mengikuti pola (Y) = 0.0065x2 - 1.3811x + 9.087 (R² = 0.80, x =
doc) dan pH harian di sore hari mengikuti (Y) = 0.0064x2 - 1,2250x + 9.4825 (R² = 0.77, x = doc). pH air
tambak berkorelasi positif dengan suhu, total alkalinitas dan karbonat dan korelasi negatif dengan
ortofosfat, bikarbonat dan TOM.

Kata kunci: tambak, alkalinitas, bahan organik, kualitas air

Abstract

This study conducted to understand the daily pH model and its relationship with water quality parameters in
intensive white leg shrimp ponds. This study used an ex-post-facto analytical method or a phenomenon study
by observing intensive white leg shrimp farming activities in controlled concrete ponds for ± 100 days. They
have carried out management under BAPC standard operational procedures with an intensive pattern with a
stocking density of 120±20.91 individuals / m2. The main parameter studied was daily pH in the morning and
during the day from the beginning of stocking to harvest. Supporting parameters measured every day are
temperature, salinity and transparency, and weekly measurements are TOM, carbonate, bicarbonate and total
alkalinity. The data collected was analyzed to see the diversity of the measured data. Furthermore, a daily pH
model was created, and the correlation between pH and other water quality parameters was made with SPSS
version 16 software. The results showed that the average pH in the shrimp ponds was 7.94 ± 0.41 (7.70-9.00)
and the daily pH model in the morning (Y) 0.0065x2 - 1.3811x + 9.0877 (R² = 0.80, x = doc) and daily pH in
the afternoon (Y) = 0.0064x2 - 1,2250x + 9.4825 (R² = 0.77, x = doc). Pond water pH correlates with
temperature, total alkalinity and carbonate and negatively correlates with orthophosphate, bicarbonate and
TOM

Key Words: brackish water ponds, alkalinity, organic matter, water quality

PENDAHULUAN vannamei cenderung padat tebar udang yang


tinggi. Fenomena yang sering dikaitkan
Penggunaan tambak beton pada sistem dengan kepadatan udang yang lebih tinggi
budidaya udang vannamei banyak dilakukan di meliputi peningkatan masukan bahan organik
Indonesia, khususnya di wilayah Jawa timur. ke dalam kolam melalui pelet pakan,
Penggunaan tambak beton dapat meningkatkan peningkatan produksi limbah, pertumbuhan,
biaya investasi sehingga budidaya udang tingkat ketahanan hidup udang yang kurang
Article history: ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Diterima / Received 30-11-2018
Disetujui / Accepted 30-09-2020
Diterbitkan / Published 30-10-2020
Supriatna, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol. 4 No.3 (2020) 368-374

baik, dan rendahnya kontribusi biota makanan terjadi kematian 100% (38). Mortalitas udang
alami. Pasokan pakan meningkat terus seiring yang tinggi juga dapat disebabkan karena
dengan masa budidaya udang intensif. adanya perubahan salinitas secara cepat (3,5).
Peningkatan jumlah pakan dapat menyebabkan Perubahan nilai pH akan mempengaruhi
tingkat eutrofikasi di ekosistem tambak (1) sebaran faktor kimia perairan. Hal ini juga akan
yang diikuti dengan peningkatan biomassa mempengaruhi sebaran mikroorganisme yang
fitoplanktonyang selanjutnya dapat metabolismenya dipengaruhi oleh sebaran
mempengaruhi fluktuasi pH air tambak. faktor-faktor kimia tersebut oleh karena itu
Derajat keasaman atau pH perlu dilakukan penelitian untuk membuat
menggambarkan aktivitas potensial ion model pH dan hubungannya dengan parameter
hidrogen dalam larutan yang dinyatakan kualitas air pada tambak intensif udang
sebagai konsentrasi ion hidrogen (mol/l) pada vannamei.
suhu tertentu, atau pH = - log (H+). Air murni
mempunyai nilai pH = 7, dan dinyatakan METODE
netral, sedang pada air payau normal berkisar
antara 7-9 (2). Konsentrasi pH mempengaruhi Desain penelitian
tingkat kesuburan perairan karena
mempengaruhi kehidupan jasad renik. Perairan Penelitian telah dilaksanakan di tambak
yang asam cenderung menyebabkan kematian intensif udang vannamei di Desa Bomo
pada ikan demikian juga pada pH yang Kecamatan Rogojampi Situbondo Jawa Timur
mempunyai nilai kelewat basa. Pada pH (8°22'27.1"S 114°21'02.2"E). Metode
perairan yang terlalu rendah atau terlalu tinggi penelitian menggunakan desain kausal dengan
dapat menyebabkan stres pada udang dan metode analitik yang bersifat ex post-facto
lembeknya kulit udang dan rendahnya design atau kajian fenomena alami yang
kelangsungan hidup udang (3). pH perairan mempelajari proses-proses yang terjadi di
yang optimal untuk budidaya udang adalah 6,5 tambak udang sesuai dengan kondisi yang ada
sampai 9 (4). dengan mengobservasi kegiatan budidaya
Nilai pH air dipengaruhi oleh konsentrasi udang vannamei secara intensif pada petak
CO2 pada siang hari karena terjadi fotosintesa tambak udang yang terkendali selama ± 100
maka konsentrasi CO2 menurun sehingga pH hari. Kegiatan pengelolaan tambak dilakukan
airnya meningkat. Sebaliknya pada malam hari sesuai dengan prosedur operasional baku Best
seluruh organisme dalam air melepaskan CO 2 Aquaculture Practices Certification(BAPC,
hasil respirasi sehingga pH air menurun. F10488). Petakan tambak yang digunakan
Namun demikian air payau cukup ter-buffer dalam penelitian ini berukuran 3.295,50 ±
dengan baik sehingga pH airnya jarang turun 386,41 m2, berpola intensif dengan padat tebar
mencapai nilai dibawah 6,5 atau meningkat 120.72 ± 20.91 ekor/m2.Pengumpulan data
hingga mencapai nilai 9, sehingga efek buruk kualitas air dimulai pada awal penebaran
pada kultivan jarang terjadi (2). hingga panen. Parameter utama yang diukur
Proses penguraian bahan organik menjadi adalah pH harian pada pagi hari dan siang hari.
garam mineral, seperti amonia, nitrat dan fosfat Parameter pendukung lainnya yang diukur
berguna bagi fitoplankton dan tumbuhan air. setiap hari adalah suhu, salinitas, kecerahan,
Proses ini, lebih cepat jika kisaran pH berada dan mingguan TOM, karbonat, bikarbonat dan
pada kisaran basa. Peningkatan pH dapat total alkalinitas
meningkatkan konsentrasi amonia, sedang
pada pH rendah terjadi peningkatan Pengambilan contoh air pada tambak
konsentrasi H2S. Hal ini juga berarti udang
meningkatkan daya racun dari amonia pada pH
tinggi dan H2S pada pH rendah. Kondisi Parameter fisika kimia air yang diamati
perairan dengan pH ekstrem juga dapat meliputi oksigen terlarut , suhu, kecerahan,
membuat udang tertekan, pelunakan karapaks, kecerahan, salinitas, pH, bahan organik total
serta kelangsungan hidup rendah. Mortalitas (TOM), total alkalinitas, karbonat dan
tinggi pada udang terjadi pada pH perairan di bikarbonat. Parameter kualitas air yang diukur
bawah 6 sedangkan pada pH 3 dalam 20 jam harian secara in situ adalah oksigen terlarut
369 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Supriatna, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol. 4 No.3 (2020) 368-374

(DO-meter), pH (pH-meter), salinitas (hand- (dissolved oxygen, DO) 4.81 ± 0.49 (4.30-5.54)
refractometer), suhu (termometer Hg), mg/l, pH-pagi hari 7.94±0.41 (7.70-9.00), pH-
kecerahan (secchidisk). Sementara untuk siang hari 8.59±0.32 (8.40-9.40), salinitas
parameter kualitas air lainnya menggunakan 29.00 ± 0.87 (26-29) ppt, suhu27.06±0.95 (26-
botol sampel yang diukur seminggu dua kali. 29) oC, kecerahan (transparancy) 38.33
Sampel air diambil pada permukaan tambak ±27.04 (25-110) cm, TOM 66.26 ± 8.28(46.77-
dibagian tengah, atas dan bawah dengan 73.91) mg/l, karbonat 3.11±9.33 (0.00-28.00)
menggunakan botol sampel steril volume 500 mg/l, bikarbonat 181.11±35.55 (113.00-
ml sampai penuh. Pengukuran TOM dengan 230.00) mg/l, total alkalinitas 184.00 ± 29.77
kolorimeter (Merck) dan total alkalinitas, (113.00-230.00) mg/l. Pengukuran pH dan
karbonat, bikarbonat dengan metode titrasi(6). suhu air tambak dilakukan pada saat pagi dan
siang hari, oksigen terlarut pada malam hari
Analisis Statistik pukul 10 malam. Sementara parameter
kualitas air lainnya dilakukan pada pagi hari
Data yang telah dikumpulkan kemudian Suhu air tambak selama budidaya udang
disusun dan dikelompokkan sesuai dengan vannamei berlangsung ada pada kisaran
waktu pengukuran, yaitu harian, mingguan. toleransi udang vannamei. Menurut (1) bahwa
Data yang telah terstruktur kemudian dianalisis suhu air optimal bagi pertumbuhan udang
dengan uji Cohran untuk melihat kenormalan vannamei berkisar antara (26-32)ᴼC. Hal ini
dan kehomogenan datanya yang selanjutnya sesuai dengan hasil penelitian (25), bahwa
dianalisis sesuai dengan keperluannya. Nilai suhu terendah adalah 23°C dan maksimum
minimum, maksimum, rata-rata dan deviasi adalah 32°C. Sementara suhu yang optimal
standar digunakan untuk analisis data setiap untuk pertumbuhan udang vannamei adalah
variabel kualitas air harian maupun mingguan. (28-32)°C (2; 4; 7). Jika suhu lebih dari angka
Analisis terhadap variabel data yang dilakukan optimum maka metabolisme dalam tubuh
meliputi: 1) Analisis pemecahan masalah udang berlangsung cepat, namun jika suhu
digunakan untuk mencari persamaan dan lingkungan lebih rendah dari suhu optimal,
perbedaan dari beberapa variabel dalam petak maka pertumbuhan udang menurun dengan
tambak, 2) Analisis ragam untuk mengetahui menurunnya nafsu makan.
ada atau tidaknya perbedaan nilai tengah (rata- Derajat keasaman (pH) pada pagi hari dan
rata) suatu variabel antar petak digunakan siang hari masih dalam kisaran toleransi untuk
analisis ragam pada tingkat kepercayaan 95%. kehidupan udang vannamei. Kisaran pH
3) Analisis kovarian dan regresi digunakan tersebut dapat dikatakan mendukung untuk
untuk mencari hubungan pH dengan parameter kelanjutan usaha budidaya tambak udang.
kualitas air lainnya dengan bantuan SPPS Kisaran nilai pH yang optimal untuk budidaya
ver.16, serta dilanjutkan dengan menetapkan udang vannamei berkisar antara 7,0-8,5 (4; 8;
hubungan kuantitatifnya. Pada setiap analisis 9; 10). Pada kisaran tersebut udang dapat
dilakukan uji untuk menentukan tingkat mengalami pertumbuhan optimal. Konsentrasi
kepercayaannya. pH air berpengaruh terhadap nafsu makan
udang dan reaksi kimia di dalam air. Selain itu
HASIL DAN PEMBAHASAN pH yang berada di bawah kisaran toleransi
menyebabkan kesulitan ganti kulit dimana
Kualitas air tambak yang optimal akan kulit menjadi lembek serta sintasan menjadi
memberi ruang hidup sehingga udang dapat rendah (3).
hidup layak dan akan tumbuh maksimal. Oksigen terlarut yang tercatat selama
Apabila lingkungan dapat menyediakan penelitian berada pada posisi yang baik.
kualitas air yang layak sesuai dengan Konsentrasi oksigen terlarut yang optimum
kebutuhan udang maka sintasan menjadi tinggi bagi udang adalah di atas 4 mg/l (3; 11; 12;13).
dan pertumbuhan udang menjadi optimal Tingkat kelarutan oksigen di dalam air
sehingga target produksi tercapai sesuai merupakan faktor kritis bagi kehidupan udang
harapan. Kualitas air ditentukan oleh variabel- (11; 14; 15). Kandungan oksigen terlarut yang
variabel penyusunnya. Parameter kualitas air rendah di bawah 1,5 mg/l akan bersifat lethal
yang diukur selama penelitian oksigen terlarut bagi udang (16).
370 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Supriatna, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol. 4 No.3 (2020) 368-374

Kisaran salinitas pada setiap petakan dinyatakan sebagai konsentrasi ion hidrogen
tambak masih dalam batas toleransi untuk (mol/l) pada suhu tertentu, atau pH = - log (H+).
budidaya udang vannamei. Hal ini sesuai Hasil pengukuran pH air pada tambak udang
dengan pendapat (1,17), bahwa udang vannamei pada awal pemeliharaan sampai
vannamei dapat hidup pada kisaran salinitas (0- menuju panen menunjukkan terjadinya
31) ppt, namun masih tumbuh baik pada (15- penurunan nilai pH (Gambar 1), sedangkan
25) ppt dan optimalnya pada salinitas (25-30) bila dibandingkan dengan waktu pengukuran
ppt (18) Sedangkan menurut (19) bahwa pagi dan sore hari cenderung meningkat.
udang vannamei memiliki toleransi salinitas
optimal yang luas yaitu (15-35) ppt.

pH
Kecerahan air tambak (transparency) 10
berada pada kondisi yang kurang baik, sesuai
9.5
pendapat (20) bahwa kisaran kecerahan yang pH-sore = 0.0064x2 - 1,2250x + 9.4825
baik untuk pemeliharaan udang adalah 35–45 9 R² = 0.77
cm. Kecerahan air pada tambak udang 8.5
vannamei sangat tergantung kepada 8
kelimpahan fitoplankton, zooplankton dan 7.5 pH-pagi = 0.0065x2 - 1.3811x + 9.0877
bahan partikel yang terlarut. Kecerahan yang 7 R² = 0.80
rendah dapat menyebabkan penurunan 6.5
kelarutan oksigen di dalam tambak. day of culture (doc)
6
Bahan Organik Total (TOM)
0 7 21 35 49 63 65 67 75 89 104 112
menggambarkan konsentrasi bahan organik
total suatu perairan yang terdiri atas bahan
Gambar 1. Model pH harian
organik terlarut, tersuspensi dan koloid.
Kisaran konsentrasi TOM selama penelitian
berlangsung dalam kondisi yang layak karena pH tertinggi pada air tambak udang
masih dalam batas toleransi untuk vannameiwaktu pengukuran sore hari adalah
pertumbuhan udang vannamei. Menurut 9.40 dan minimal 8.20 dengan rata pH air
penelitian (19) menyebutkan bahwa batas tambak adalah 8.59 ± 0.34, sementara pH pada
maksimum bahan organik pada budidaya pagi hari tertinggi adalah 9.00 dan minimal
udang vannamei yakni 88,4 mg/l. Hal ini sesuai 7.60 dengan rata pH pagi hari adalah
dengan hasil penelitian (18), kisaran TOM 8.45±0.29. Rata-rata perbedaan pH pada pagi
yang diperoleh selama penelitian memiliki hari dan sore hari adalah 0.65±0.19. Selisih pH
batas minimum 25,91 mg/l dan batas maksimal pada pagi hari dan sore hari di pada sistem
sebesar 118,184 mg/l. Bahan organik yang ada budidaya udang vannamei tidak boleh lebih
pada tambak dapat berpengaruh langsung dan dari 0.5 (20; 26).
tidak langsung terhadap kehidupan biota Laju penurunan pH harian pada pagi hari
tambak seperti ikan dan udang dan peliharaan menunjukkan persamaan kuadratik terbalik
(21; 22; 23). dengan persamaan pH pagi hari (Y) =
Kisaran karbonat, bikarbonat dan 0.0065x2 - 1.3811x + 9.0877 (R² = 0.80, x=doc)
alkalinitas total berada pada kondisi yang dengan nilai pH terendah didapatkan pada hari
layak. Tingkat konsentrasi alkalinitas yang ke 106 (dy/dx=0) dan naik lagi hingga
baik untuk udang vannamei adalah 80-200 menjelang panen. Sementara puncak
mg/l (24; 25). penurunan pH harian terendah pada sore hari
terjadi pada hari ke-96 dengan persamaan
Model Hubungan pH dengan Parameter yang dihasilkan. (Y) = 0.0064x 2 - 1,2250x +
Kualitas Air 9.4825 (R² = 0.77, x=doc).
Penurunan pH air tambak ini terjadi
pH merupakan salah satu parameter yang akibat adanya penguraian atau dekomposisi
sangat penting dalam pengelolaan kualitas air bahan organik oleh mikroorganisme karena
media budidaya udang vannamei. Derajat dalam prosesnya melepaskan CO2 yang dapat
keasaman atau pH menggambarkan aktivitas menurunkan konsentrasi oksigen dan pH air.
potensial ion hidrogen dalam larutan yang Reaksi pH air tambak yang rendah dapat
371 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Supriatna, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol. 4 No.3 (2020) 368-374

meningkatkan kandungan bahan organik total sehingga fungsi darah untuk mengangkut
(20). Hal ini disebabkan karena pH media air oksigen juga menurun (30). Pada dasarnya
berpengaruh secara langsung dengan keberadaan karbon dioksida di perairan
aktivitas mikroorganisme tanah untuk terdapat dalam bentuk gas karbon dioksida
melakukan proses penguraian bahan bebas, ion bikarbonat, ion karbonat, dan asam
organik (2,5). karbonat yang diatur presentasinya
Konsentrasi pH di dalam air tambak berdasarkan pH perairan tersebut (26).
berhubungan erat dengan faktor fisika, kimia
dan biologi air. Untuk melihat ada atau tidak KESIMPULAN
adanya hubungan konsentrasi pH di dalam
tambak dengan faktor fisika, kimia dan biologi Hasil penelitian menunjukkan bahwa
perairan dilakukan uji korelasi. Berdasarkan model pH air tambak membentuk pola
analisis korelasi Pearson didapatkan bahwa pH parabola terbalik dengan persamaan pH-pagi =
air tambak udang vannamei dipengaruhi positif 0.0065x2 - 0.1973x + 9.48 (R² = 0.80; x=doc)
oleh total alkalinitas dan karbonat dan korelasi dan pH-sore = 0.0064x2 - 0.2250x + 9.4825 (R²
negatif dengan ortofosfat, bikarbonat dan = 0.77; x=doc). pH air tambak berkorelasi
TOM, taraf ketelitian α (0.05). positif dengan suhu, total alkalinitas dan
Nilai pH dalam suatu perairan tidak karbonat dan korelasi negatif dengan
terlepas dari berbagai aktivitas yang terjadi di ortofosfat, bikarbonat dan TOM. Perlu
perairan. pH perairan relatif konstan karena dilakukan pengelolaan kualitas air tambak
adanya penyangga cukup kuat dari hasil mulai hari ke 96 hingga menjelang panen untuk
keseimbangan karbon dioksida, asam mengantisipasi perubahan pH yang terjadi.
karbonat, karbonat dan bikarbonat yang
disebut buffer (18, 27). Perubahan nilai pH UCAPAN TERIMA KASIH
suatu perairan terhadap organisme akuatik
mempunyai batasan tertentu dengan nilai pH Ucapan terima kasih diampaikan kepada :
yang bervariasi, tergantung pada suhu air laut, 1. Dekan Fakultas Perikanan dan Kelautan
konsentrasi oksigen terlarut dan adanya anion yang telah membiayai Penelitian melalui
dan kation (28). dana operasional Fakultas
Hubungan ketersediaan asam karbonat, 2. Direktur Uama Surya Windu Kartika
karbon dioksida, karbonat dan bikarbonat pada (SWK) Banyuwangi yang telah meberi
suatu perairan tambak tergantung pada pH. izin kepada Penulis untuk melakukan
Menurut (9) presentasi karbon dioksida akan penelitian di tambaknya.
tinggi jika kondisi pH di bawah 7, sementara
jika pH di atas 7 maka ketersediaan bikarbonat DAFTAR PUSTAKA
akan tinggi jika dibandingkan dengan
presentasi karbon dioksida dan asam karbonat, [1] M. Briggs, S.F. Smith, R Subasinghe,
namun jika pH di atas 10 maka hanya karbonat Mn Phillips, “Introduction and
saja yang tersedia pada perairan tersebut. movement of Penaeus vannamei and
Umumnya, pH air tambak pada sore hari Penaeus stylirostris in Asia and the
lebih tinggi daripada pagi hari. Penyebabnya Pacific” RAP Publication, 2004.
yaitu adanya kegiatan fotosintesis oleh pakan
alami, seperti fitoplankton yang menyerap [2] C.E. Boyd, “Dissolved-Oxygen
CO2. Sebaliknya, pada pagi hari, CO2 Concentrations In Pond Aquaculture”.
melimpah sebagai hasil pernapasan organisme Global aquaculture advocate January,
yang hidup di dalam perairan (23). Hasil February 2010.
penelitian (29) menunjukkan bahwa nilai pH
dapat menjadi lebih rendah akibat kandungan [3] M.S. Chakravarty, P.R.C. Ganesh , D.
bahan organik yang tinggi. Nilai pH air dapat Amarnath, B. Shanthi Sudha, and T.
menurun karena proses respirasi dan Srinu Babu, "Spatial variation of water
pembusukan zat-zat organik. Nilai pH rendah quality parameters of shrimp
tersebut dapat menurunkan pH darah (Litopenaeus vannamei) culture ponds at
ikan/udang yang disebut proses asidosis Narsapurapupeta, Kajuluru and
372 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Supriatna, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol. 4 No.3 (2020) 368-374

Kaikavolu villages of East Godavari


district, Andhra Pradesh". International [12] M. Anongponyoskun, A. Choksuchart, J.
Journal of Fisheries and Aquatic Studies; Salaenoi and P. Aranyakananda ,
4(4): 390-395, 2016. “Dissolved Oxygen Budget for Pacific
White Shrimp (Litopenaeus vannamei)
[4] M.A. Burford and K. Lorenzen Culture in Earthen Ponds” Kasetsart J.
"Modeling nitrogen dynamics in (Nat. Sci.) 46: 751 - 758, 2012.
intensive shrimp ponds: the role of
sediment remineralization". Aquaculture [13] C.E. Boyd, “Dissolved Oxygen Dynamic
229, 129-145, 2004. Shrimp and Other Aquaculture Ponds.
Department of Fisheries and Allied
[5] L. Cao, "Farming Shrimp For The Aquacultures Auburn University,
Future: A Sustainability Analysis of Alabama 36849 USA.
Shrimp Farming In China". A https://www.was.org/documents/Meetin
dissertation submitted in partial g Presentations/ AP2009/AP2009_
fulfillment of the requirements for the 0085.pdf : 31/3/2017:4.09PM.
degree of Doctor of Philosophy (Natural
Resource and Environment) in The [14] C.E. Boyd, “Water Quality in
University of Michigan, 2012. Warmwater Fish Ponds” Fourth Printing.
J Auburn Univ. Agricultural Experiment
[6] P.G. Allen, L.W. Botsford, A.M. Schuur Station. Alabama, USA 163 p., 1998.
and W.E. Johnston, “Bioeconomics of
Aquaculture. Amsterdam, The [15] Boyd C. E Boyd C. E and Tucker C. S.
Netherlands” Elsevier Science "Pond aquaculture water quality
Publishing Company, Inc., 1984. management" Kluwer Academic
Publishers, Boston, Massachusetts,
[7] R. Crab, Y. Avnimelech, T. Defoirdt, P. USA, 1998.
Bossier,W.Verstraete, "Nitrogen
removal techniques in aquaculture for a [16] D. Adiwijaya, P.R. Sapto, E. Sutikno,
sustainable production". Aquaculture Sugeng and Subiyanto, “Budidaya udang
270, 1-14. 2008. vannamei (Litopenaeus vannamei)
sistem tertutup yang ramah lingkungan”
[8] J. Carbajal, L. Sánchez, O. Progrebnyak, Departemen Kelautan dan Perikanan.
"Assessment and prediction of the water Balai Besar Pengembangan Budidaya
quality in shrimp culture using signal Air Payau Jepara. 29 hal., 2003.
processing techniques. Aquacult.Int.
(Springer) 19, 1083–1104, 2011 [17] J. Chen, and T. Kou, "Hemolymph acid-
base balance, oxyhaemocyanin, and
[9] F.S. Conte and D.J.S. Cubbage, protein levels of Macrobrachium
"Phytoplankton and Recreational Ponds" rosenbergii at different concentrations
Western Regional Aquaculture Center, dissolved oxygen". J Crustacean Biol;
2001. 18: 437-441, 1998.

[10] M.B. Pescod, " Environmental Indices [18] Y. Hirono, "Current Practices of Water
Theory and Practice". Ann Arbour Quality Management in Shrimp Farming
Science Inc. Michigan 59 pp., 1978. and Their Limitations". In: Wyban J
(editor). Proceedings of the Special
[11] American Public Health Association Session on Shrimp Farming. USA:
(APHA), “American Public Health World Aquaculture Society, 1992.
Association-Standard Methods for the
Examination of Water and Wastewater” [19] J.A. Wyban and J. Sweeney, " Intensif
15th ed. APHAAWWA- WPCF. Shrimp Production Tecnology " .
Washington, DC, USA. , 1980. Honolulu Hawaii, USA. 1991
373 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id
Supriatna, et al / Journal of Fisheries and Marine Research Vol. 4 No.3 (2020) 368-374

Technology Commission. hlm. 107-113, [26] M.L. Cobo, S. Sonnenholzner, M. Wille,


2001. and P. Sorgeloos, "Ammonia tolerance
of Litopenaeus vannamei (Boone)
[20] C.E. Boyd, “Water Quality Management larvae". Aquaculture Research 45:470-
and Aeration in Shrimp Farming 475, 2012.
Auburn” Fisheries and Allied
Aquacultures Departmental, Auburn [27] Y. H. Chien, "Water quality
University, 1991. requirements and management for
marine shrimp culture. in Wyban J,
[21] C.E. Boyd, AND B.J. Watten "Aeration editor. Proceedings of the Special
systems in aquaculture" CRC Crit Rev Session on Shrimp Farming. USA"
Aquat Sci; 1: 425-72, 1989. World Aquaculture Society. hlm.144-
156, 1992.
[22] C.A. Ching, "Water alkalinity in the
cultivation of marine shrimp", Boletines [28] K. Pankaj Kumar, S.I. Jetani,
Nicovita 3:1-3, 2007. A.N.Yusuzai, Sayani, Shabir Ahamd
Dar, Mohd Ashraf Rather, "Effect of
[23] Suprapto, "Petunjuk teknis budidaya sediment and water quality parameters
udang vannamei (Litopenaeus on the productivity of coastal shrimp
vannamei)". CV Biotirta. Bandar farm". Adv. in ApplSci Res.; 3(4):2033-
Lampung. 25 hal., 2005. 2041. 2012.

[24] Y.Y.Chen, J.C. Chen, K.C. Tseng, Y.C. [29] D.J. Schuler, "Acute toxicity of
Lin, C.L.Huang, "Activation of ammonia and nitrite to white shrimp (L.
immunity, immune response, antioxidant vannamei) at low salinities". Master’s
ability, and resistance against Vibrio thesis. Virginia Polytechnic Institute and
alginolyticus in white shrimp State University, Blacksburg, 2008.
Litopenaeus vannamei decrease under
long-term culture at low pH". Fish & [30] I. D. Buwono," Tambak Udang Windu
Shellfish Immunology 46: 192 - 199, Sistem Pengelolaan Berpola Intensif ".
2015. PT. Kanisius, Yogyakarta 29-37, 1993.

[25] H.C. Clifford, "Management of ponds


stocked with Blue Shrimp Litopenaeus
stylirostris". In Print, Proceedings of the
1st Latin American Congress on Shrimp
Culture, Panama City, Panama, 101- 109
p., 1998.

374 ©2020 at http://jfmr.ub.ac.id

Anda mungkin juga menyukai