Anda di halaman 1dari 11

MINI RISET

PENERAPAN ETIKA BISNIS DALAM KEGIATAN USAHA

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Etika Bisnis

Dosen Pengampu: Mukhamad Roni, SE., ME., Ak., CA

Disusun Oleh:
Aisyatur Rizqia Rahman
19053006

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM DARUL ‘ULUM
LAMONGAN
2021
DAFTAR PUSTAKA

Puji syukur kehadirat allah SWT atas limpahan rahmat dan anugrah darinya.
Kami dapat menyelesaikan Mini Riset ini dibuat untuk salah satu tugas mata kuliah
yaitu etika bisnis.
Makalah ini dibuat berdasarkan RPS.Materi materi ini bertujuan untuk
menambah wawasan dan ilmu pengetahuan dalam belajar. Ketika membaca makalah
ini maka akan tau bagaimana tentang etika bisnis yang diterapkan pada perusahaan
besar maupun usaha kecil menengah. Kami berharap dengan membaca makalah ini
jadi menambah pengetahuan bagi si pembaca.
Kami menyadari bahwa kelancaran penulisan Mini Riset ini adalah berkat bantuan
dan motivasi dari berbagai pihak. Oleh karena itu kami ingin menyampaikan terima
kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam kelancaran tugas ini
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Etika merupakan keyakinan mengenai tindakan yang benar dan yang salah, atau tindakan
yang baik dan yang buruk, yang mempengaruhi hal lainnya. Nilai-nilai dan moral pribadi
perorangan dan konteks sosial menentukan apakah suatu perilaku tertentu dianggap sebagai
perilaku yang etis atau tidak etis. Dengan kata lain, perilaku etis merupakan perilaku yang
mencerminkan keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial yang diterima secara umum
sehubungan dengan tindakan-tindakan yang benar da baik. Perilaku tidak etis adalah perilaku
yang menurut keyakinan perseorangan dan norma-norma sosial dianggap salah atau buruk.
Etika bisnis adalah istilah yang biasanya berkaitan dengan perilaku etis atau tidak etis yang
dilakukan oleh manajer atau pemilik suatu organisasi (Ricky W. Griffin dan Ronald J. Ebert,
2007).

Etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek
yang berkaitan dengan individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini
mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang
berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat.
Etika Bisnis dalam suatu perusahaan dapat membentuk nilai, norma dan perilaku karyawan
serta pimpinan dalam membangun hubungan yang adil dan sehat dengan pelanggan/mitra
kerja, pemegang saham, masyarakat.

Setiap perusahaan memiliki peraturan-peraturan atau kode etik yang berfungsi untuk
menunjang kelancaran kegiatan operasional perusahaan. PT Unilever merupakan perusahaan
yang menggunakan etika dalam melakukan bisnisnya dan sangat menjunjung tinggi etika
bisnisnya, baginya sumber daya manusia adalah pusat dari seluruh aktivitas perseroan.
Dengan memberikan prioritas pada mereka dalam pengembangan profesionalisme,
keseimbangan kehidupan, dan kemampuan mereka untuk berkontribusi pada perusahaan.
Perseroan mengelola dan mengembangkan bisnis perseroan secara bertanggung jawab dan
berkesinambungan.

1.2 Rumusan dan Batasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas , maka dapat ditarik rumusan masalah sebagai
berikut, yaitu:

1. Apakah BELI KOPI menggunakan etika dalam menjalankan bisnisnya?


2. Jika BELI KOPI tidak menggunakan etika bisnis, apakah bentuk pelanggarannya,
faktor penyebab nya dan bagaimana cara mengatasinya?
1.3 Tujuan

Adapun tujuan penulisan untuk memenuhi tugas softskill mata kuliah Etika Bisnis dalam
membuat jurnal atau tulisan tentang Etika Bisnis. Maksud dari penulisan ini adalah :

1.Untuk mengetahui etika bisnis pada BELI KOPI

2.Untuk mengetahui pelanggaran, faktor penyebab dan cara antisipasi apabila BELI
KOPI tidak menggunakan etika bisnis.

BAB II LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Etika Bisnis

Menurut Steade et al (1984: 701) Etika bisnis adalah standar etika yang berkaitan dengan
tujuan dan cara membuat keputusan bisnis. Menurut Hill dan Jones (1998) Etika bisnis
merupakan suatu ajaran untuk membedakan antara salah dan benar guna memberikan
pembekalan kepada setiap pemimpin perusahaan ketika mempertimbangkan untuk
mengambil keputusan strategis yang terkait dengan masalah moral yang kompleks.

Menurut Sim (2003) Etika adalah istilah filosofis yang berasal dari "etos," kata Yunani yang
berarti karakter atau kustom. Definisi erat dengan kepemimpinan yang efektif dalam
organisasi, dalam hal ini berkonotasi kode organisasi menyampaikan integritas moral dan
nilai-nilai yang konsisten dalam pelayanan kepada masyarakat.

Menurut Von der Embse dan R.A. Wagley dalam artikelnya di Advance Managemen
Jouurnal (1988) yang berjudul Managerial Ethics Hard Decisions on Soft Criteria, terdapat
tiga pendekatan dasar dalam merumuskan tingkah laku etika kita, yaitu :

· Utilitarian Approach : setiap tindakan harus didasarkan pada konsekuensinya. Oleh


karena itu, dalam bertindak seseorang seharusnya mengikuti cara-cara yang dapat memberi
manfaat sebesarbesarnya kepada masyarakat, dengan cara yang tidak membahayakan dan
dengan biaya serendahrendahnya.

· Individual Rights Approach : setiap orang dalam tindakan dan kelakuannya memiliki
hak dasar yang harus dihormati. Namun tindakan ataupun tingkah laku tersebut harus
dihindari apabila diperkirakan akan menyebabkan terjadi benturan dengan hak orang lain.

· Justice Approach : para pembuat keputusan mempunyai kedudukan yang sama, dan
bertindak adil dalam memberikan pelayanan kepada pelanggan baik secara perseorangan
ataupun secara kelompok.
2.2 Sasaran dan Lingkup Etika Bisnis

Setelah melihat penting dan relevansinya etika bisnis ada baiknya kita tinjau lebih lanjut apa
saja sasaran dan lingkup etika bisnis itu. Ada tiga sasaran dan lingkup pokoketika bisnis
yaitu:

1. Etika bisnis sebagai etika profesi membahas berbagai prinsip, kondisi dan masalah
yang terkait dengan praktek bisnis yang baik dan etis. Dengan kata lain, etika bisnis yang
pertama bertujuan untuk mengimbau para pelaku bisnis untuk menjalankan bisnisnya secara
baik dan etis. Karena lingkup bisnis yang pertama ini lebih sering ditujunjukkan kepada para
manajer dan pelaku bisnis dan lebih sering berbicara mengenai bagaimana perilaku bisnis
yang baik dan etis itu.
2. Etika bisnis bisa menjadi sangat subversife. Subversife karean ia mengunggah,
mendorong dan membangkitkan kesadaran masyarakat untuk tidak dibodoh – bodohi,
dirugikan dan diperlakukan secara tidak adil dan tidak etis oleh praktrek bisnis pihak mana
pun. Untuk menyadarkan masyarakat khususnya konsumen, buruh atau karyawan dan
masyarakat luas akan hak dan kepentingan mereka yang tidak boleh dilanggar oleh praktek
bisnis siapapun juga.
3. Etika bisnis juga berbicara mengenai system ekonomi yang sangat menentukan etis
tidaknya suatu praktek bisnis. Dalam hal ini etika bisnis lebih bersifat makro, yang karena itu
barangkali lebih tepat disebut sebagai etika ekonomi.
2.3 Prinsip-prinsip Etika Bisnis

Pada dasarnya, setiap pelaksanaan bisnis seyogyanya harus menyelaraskan proses bisnis
tersebut dengan etika bisnis yang telah disepakati secara umum dalam lingkungan tersebut.
Sebenarnya terdapat beberapa prinsip etika bisnis yang dapat dijadikan pedoman bagi setiap
bentuk usaha.

Sonny Keraf (1998) menjelaskan bahwa prinsip etika bisnis adalah sebagai berikut :

Ø Prinsip Otonomi ; yaitu sikap dan kemampuan manusia untuk mengambil keputusan dan
bertindak berdasarkan kesadarannya tentang apa yang dianggapnya baik untuk dilakukan.

Ø Prinsip Kejujuran ; terdapat tiga lingkup kegiatan bisnis yang bisa ditunjukkan secara jelas
bahwa bisnis tidak akan bisa bertahan lama dan berhasil kalau tidak didasarkan atas
kejujuran. Pertama, jujur dalam pemenuhan syarat-syarat perjanjian dan kontrak. Kedua,
kejujuran dalam penawaran barang atau jasa dengan mutu dan harga yang sebanding. Ketiga,
jujur dalam hubungan kerja intern dalam suatu perusahaan.

Ø Prinsip Keadilan ; menuntut agar setiap orang diperlakukan secara sama sesuai dengan
aturan yang adil dan sesuai criteria yang rasional obyektif, serta dapat dipertanggung
jawabkan.

Ø Prinsip Saling Menguntungkan (Mutual Benefit Principle) ; menuntut agar bisnis


dijalankan sedemikian rupa sehingga menguntungkan semua pihak.
Ø Prinsip Integritas Moral ; terutama dihayati sebagai tuntutan internal dalam diri pelaku
bisnis atau perusahaan, agar perlu menjalankan bisnis dengan tetap menjaga nama baik
pimpinan atau orangorangnya maupun perusahaannya.

Selain itu juga ada beberapa nilai – nilai etika bisnis yang dinilai oleh Adiwarman Karim,
Presiden Direktur Karim Business Consulting, seharusnya jangan dilanggar, yaitu :

1. Kejujuran: Banyak orang beranggapan bisnis merupakan kegiatan tipu-menipu demi


mendapat keuntungan. Ini jelas keliru. Sesungguhnya kejujuran merupakan salah satu kunci
keberhasilan berbisnis. Bahkan, termasuk unsur penting untuk bertahan di tengah persaingan
bisnis.
2. Keadilan: Perlakukan setiap orang sesuai haknya. Misalnya, berikan upah kepada
karyawan sesuai standar serta jangan pelit memberi bonus saat perusahaan mendapatkan
keuntungan lebih. Terapkan juga keadilan saat menentukan harga, misalnya dengan tidak
mengambil untung yang merugikan konsumen.
3. Rendah Hati: Jangan lakukan bisnis dengan kesombongan. Misalnya, dalam
mempromosikan produk dengan cara berlebihan, apalagi sampai menjatuhkan produk
bersaing, entah melalui gambar maupun tulisan. Pada akhirnya, konsumen memiliki
kemampuan untuk melakukan penilaian atas kredibilitas sebuah poduk/jasa. Apalagi, tidak
sedikit masyarakat yang percaya bahwa sesuatu yang terlihat atau terdengar terlalu sempurna,
pada kenyataannya justru sering kali terbukti buruk.
4. Simpatik: Kelola emosi. Tampilkan wajah ramah dan simpatik. Bukan hanya di
depan klien atau konsumen anda, tetapi juga di hadapan orang-orang yang mendukung bisnis
anda, seperti karyawan, sekretaris dan lain-lain.
5. Kecerdasan: Diperlukan kecerdasan atau kepandaian untuk menjalankan strategi
bisnis sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang berlaku, sehingga menghasilkan keuntungan
yang memadai. Dengan kecerdasan pula seorang pebisnis mampu mewaspadai dan
menghindari berbagai macam bentuk kejahatan non-etis yang mungkin dilancarkan oleh
lawan-lawan bisnisnya.

2.4 Hal-hal Yang Harus Diketahui Dalam Menciptakan Etika Bisnis

a. Menuangkan ke dalam Hukum Positif


Perlunya sebagian etika bisnis dituangkan dalam suatu hukum positif yang menjadi Peraturan
Perundang-Undangan dimaksudkan untuk menjamin kepastian hukum dari etika bisnis
tersebut, seperti “proteksi” terhadap pengusaha lemah.

b. Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar


Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta
memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.

c. Pengembangan Tanggung Jawab Sosial (Social Responsibility)


Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya
dalam bentuk “uang” dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan lebih
kompleks lagi. d. Memelihara Kesepakatan
Memelihara kesepakatan atau menumbuhkembangkan Kesadaran dan rasa Memiliki
terhadap apa yang telah disepakati adalah salah satu usaha menciptakan etika bisnis. e.
Mampu Menyatakan yang Benar itu Benar
Kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena
persyaratan tidak bisa dipenuhi dan jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi” serta
memberikan “komisi” kepada pihak yang terkait.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan di BELI KOPI Jl. Raya Babat – Bojonegoro No.96 Tanggul
Rejo

3.2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di BELI KOPI dengan rancangan waktu sebagai berikut: 1.
Masa persiapan dilakukan pada tanggal 16 november 2021
dengan rangkaian mempersiapkan izin untuk melakukan
observasi.
2. Masa Observasi dilakukan pada tanggal 17 Mei 2021 dengan rangkaian
observasi dengan BELI KOPI .
3. 3.Metode Pengumpulan Data
Di dalam peyusunan penulisan ilmiah ini penulis memerlukan sumber- sumber
data. Untuk mempermudah penelitian ini peneliti menggunkan beberapa metode
pengumpulan data, diantaranya adalah:
a. Observasi
Dalam penelitian ini observasi akan dilakukan dengan cara
peneliti langsung terjun kelapangan tepatnya di BELI KOPI Jl.
Raya Babat – Bojonegoro No.96 Tanggul Rejo

b. Wawancara
Dalam metode wawancara ini peneliti akan melakukan
wawancara kepada pihak pihak yang langsung berkaitan yaitu:
Pak adi selaku manager di BELI KOPI
c. Tinjauan Pustaka
Penulis mencari sumber-sumber yang berkaitan dengan
pengetahuan berbahasa dari beberapa buku sumber dan beberapa
situs di intern
BAB IV PEMBAHASAN

4.1 Etika Bisnis dalam Usaha

1. Standar Perilaku
Dalam melaksanakan semua kegiatan, kami melakukannya dengan penuh kejujuran,
integritas, keterbukaan serta menghormati hak azasi manusia, menjaga kepentingan para
karyawan kami dan menghormati kepentingan sah dari para relasi kami.

2. Mematuhi Hukum
Seluruh outlate Kopi Layang dan para karyawannya berkewajiban mematuhi ketentuan
hukum dan peraturan masing-masing negara di tempat mereka melaksanakan usahanya.

3. Karyawan
Usaha Kopi Layang memiliki komitmen pada keanekaragaman dalam lingkungan kerja yang
diwarnai oleh sikap saling percaya dan saling menghormati dimana semua memiliki rasa
tanggung jawab atas kinerja dan reputasi Usaha tersebut. Kami merekrut, mempekerjakan,
dan mengembangkan para karyawan hanya atas dasar kualifikasi dan kemampuan yang
dibutuhkan bagi pekerjaan yang harus dilakukan. Kami memiliki komitmen untuk
menyediakan kondisi kerja yang aman dan sehat. Kami tidak akan menggunakan sarana kerja
apapun yang bersifat memaksa atau mempekerjakan anak. Kami bertekad bekerjasama
dengan karyawan demi mengembangkan dan memperkuat ketrampilan dan kemampuan
setiap individu. Kami menghargai martabat dan hak individu untuk kebebasan berserikat
dalam satu asosiasi. Kami akan memelihara terjalinnya komunikasi yang baik dengan para
karyawan melalui informasi dari perusahaan dan proses konsultasi. finansial kepada
pemegang saham pada waktunya secara teratur dan benar.

4. Mitra Usaha
Unilever memiliki komitmen tinggi dalam menjalin hubungan yang saling bermanfaat
dengan para pemasok, pelanggan, dan mitra usaha. Dalam jalinan bisnis, kami mengharapkan
para mitra kami untuk mematuhi prinsip bisnis yang selaras dengan prinsip bisnis kami.

5. Lingkungan
Kopi Layang memiliki komitmen untuk terus menerus mengadakan perbaikan dalam
pengelolaan dampak lingkungan dan mendukung sasaran jangka panjang untuk
mengembangkan suatu bisnis yang berkelanjutan. Kopi Layang akan bekerjasama dalam
kemitraan dengan pihak lain untuk menggalakkan kepedulian lingkungan, meningkatkan
pemahaman akan masalah lingkungan dan menyebar-luaskan budaya karya yang baik.
6. Persaingan
Kopi Layang percaya akan persaingan ketat namun sehat dan mendukung pengembangan
perundangundangan tentang prinsip persaingan yang wajar. Kopi Layang beserta seluruh
karyawannya akan melakukan kegiatan atas dasar prinsip persaingan yang sehat dan
mengikuti semua peraturan yang berlaku.

7. Suara Konsumen
Usaha ini menangani keluhan dan pertanyaan konsumen melalui sebuah layanan konsumen
khusus yang biasanya di tuangkan dalam media social Kopi Layang sendiri, kami berupaya
untuk mempererat hubungan antara pemilik usaha dengan para konsumen dan pelanggan
kami dengan memberikan respon atas aspirasi dan ekspektasi mereka terhadap produk-
produk kami, sekaligus untuk meningkatkan kepuasan mereka dalam mengonsumsi produk-
produk kami.

4.2 Penyebab yang mungkin dapat terjadi

a) kepuasan konsumen kepuasan konsumen merupakan sebuah misi dari usaha ini dan
misi merupakan suatu etika dalam berbisnis. Jadi, apabila kepuasan konsumen tidak
dapat dpenuhi maka reputasi usaha ini bias saja menurun.
b) pelayanan pelayanan yang baik merupakan keinginan seluruh konsumen. Maka dari
itu, setiap karyawan diwajibkan menjadikan konsumen sebagai raja. Karena
pelayanan yang baik merupakan kunci suksesnya suatu usaha.
c) Kejujuran
Keujuran juga nerupajkan kunci kesuksesan. Jadi, apabila seorang karyawan
berbohong pada atasan ataupun owner berbohong kepada karyawan itu semua akan
menyebabkan perselisihan didalam usaha itu sendiri.

4.3 Faktor Penyebab Perusahaan Melakukan Pelanggaran

· Menurunnya formalism etis (moral yang berfokus pada maksud yang berkaitan dengan
perilaku dan hak tertentu.

· Kurangnya kesadaran moral utilarian (moral yang berkaitan dengan memaksimumkan


hal terbaik bagi orang sebanyak mungkin)

· Undang – undang atau peraturan yang mengatur perdagangan, bisnis dan ekonomi
masih kurang

· Lemahnya kedudukan lembaga yang melindungi hak – hak konsumen


· Rendahnya tingkat pendidikan, pengetahuan serta informasi mengenai bahan, material
berbahaya

· Pandangan yang salah dalam menjalankan bisnis (tujuan utama bisnis adalah mencari
keuntungan semata, bukan kegiatan social)

· Rendahnya tanggung jawab social atau CSR (Corporate Social Responsibility)

· Kurangnya pemahaman tentang prinsip etika bisnis

4.4 Upaya yang dapat dilakukan oleh perusahaan untuk mengatasi pelanggaran antara lain:

1. Penegakkan budaya berani bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya. Individu
yang mempunyai kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi. Untuk menyatakan
kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada keberanian baru
untuk menyatakan pendapat.
2. Ukuran-ukuran yang dipakai untuk mengukur kinerja jelas. Bukan berdasarkan
kedekatan dengan atasan, melainkan kinerja.
3. Pengelolaan sumber daya manusia harus baik.
4.Visi dan misi perusahaan jelas yang mencerminkan tingkah laku organisasi.

BAB V PENUTUP

KESIMPULAN :

1. BELI KOPI telah menggunakan etika dalam melakukan bisnisnya.


2. Pelanggaran-pelanggaran seperti komplein dari konsumen dapat terjadi apabila usaha
ini tidak menggunakan etika bisnis.

SARAN :

Dari hasil penulisan diatas diharapkan Beli Kopi konsisten dalam menjalankan etika
bisnisnya agar menghindari segala pelanggaran yang dapat terjadi. Dan mempertahankan
serta meningkatkan segala prestasi yang telah dicapai dan terus memberikan dampak yang
positif terhadap bisnisnya dan juga untuk masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai