Anda di halaman 1dari 32

MAKALAH SEJARAH DAN TEORI UMUM PSIKOLOGI

TENTANG PERKEMBANGAN MANUSIA

DI SUSUN OLEH:

Pocut Alifah Mumtazah Ramadhana [210802006]

Hamilatur Ribhah [210802012]

Varan Ahmad Alfaren [210802023]

Hasbi Yoga leonardi [210802036]

Rizqa Jannisha [210802043]

PRODI PSIKOLOGI ISLAM

FAKULTAS STUDI ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah Tuhan semesta alam yang telah memberikan kita
semua kesehatan dan kesempatan sehingga bisa melakukan kegiatan penulisan
makalah ini atas semua nikmat dan berkah yang diberikan. Shalawat serta salam
tidak lupa kami ucapkan untuk junjungan kita Nabi Muhammad ‫ﷺ‬.

Makalah berjudul “Perkembangan Manusia” ini kami buat untuk


memenuhi salah satu tugas yang diberikan dosen mata kuliah Sejarah dan Teori
Umum Psikologi. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi khalayak pembaca
pada umumnya dan kami khususnya.

Dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan teman teman
yang memberikan masukan dan saran sehingga makalah ini bisa diselesaikan.
Kami menyadari bahwa makalah ini jauh dari kata sempurna dikarenakan
terbatasnya pengetahuan dalam penyelesaiannya. Oleh karena itu, apabila ada
kritik dan saran yang bersifat membangun terhadap makalah ini, kami sangat
berterima kasih. Demikian makalah ini kami susun. Semoga dapat bermanfaat
untuk kita semua. Aamiin.

Pemakalah

Pekanbaru, November 2021

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ii

DAFTAR ISI iii

BAB I

A. LATAR BELAKANG 1
B. RUMUSAN MASALAH 2
C. TUJUAN MAKALAH 2

BAB II

A. HAKIKAT PERKEMBANGAN MANUSIA 3


1.1 Aspek perkembangan manusia 6
B. MANUSIA MENURUT PSIKOLOGI 11
2.1 Psikoanalisa 11
2.2 Behaviorisme 12
2.3 Humanisme 14
2.4 Transpersonal 15
C. MANUSIA MENURUT AL-QURAN 16
3.1 Pengertian manusia dalam al-Quran 16
3.2 Proses manusia dalam al-Quran 19

BAB III

A. KESIMPULAN 22
B. SARAN 22

DAFTAR PUSTAKA 23

iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pada dasarnya semua manusia berkembang dengan normal, yang
mengalami kelainan perkembangan dan beresiko untuk mengalami
masalah perkembangan, mempunyai persamaan kebutuhan baik dalam aspek
fisik dan psikologisnya. Kebutuhan yang bersifat fisik misalnya tempat tinggal
yang nyaman, terpenuhinya kebutuhan makanan yang bergizi, sedangkan
kebutuhan psikisnya seperti kasih sayang, rasa perhatian, dll.
Dalam pandangan Islam, perkembangan manusia haruslah dipandang
sebagai satu kesatuan yang utuh dan saling memiliki keterikatan. Ini
mengandung arti bahwa setiap perkembangan, baik itu perkembangan fisik,
mental, sosial, emosional tidak dapat dipisahkan dan memiliki hubungan yang
kuat. Terdapat beberapa ayat Alquran yang menunjukkan tahapan perkembangan
manusia, dimana dalam ayat tersebut tidak hanya menyebutkan perkembangan
mental, akan tetapi juga menyebutkan perkembangan fisik. Seperti yang
terdapat dalam Q.S. An-Nisa’ [4]: 6.

ۚ ‫فَاد َفعُ ْٓوا اِلَْي ِه ْم اَْم َواهَلُ ْم‬ ِ ِ


ْ ‫َو ْابَتلُ وا الْيَت ٰٰمى َحىّٰت ٓى اذَا َبلَغُ وا النِّكَا ۚ َح فَا ْن اٰنَ ْس تُ ْم ِّمْن ُه ْم ُر ْش ًدا‬
‫ف ۚ َو َم ْن كَا َن فَِقْي ًرا‬ ِ ِ
ْ ‫َر ْوا ۗ َو َم ْن كَا َن َغنِيًّا َف ْليَ ْس َت ْعف‬ ِ
ُ ‫َواَل تَأْ ُكلُ ْوهَٓا ا ْس َرافًا َّوب َد ًارا اَ ْن يَّ ْكب‬
‫ف ۗ فَاِ َذا َد َف ْعتُ ْم اِلَْي ِه ْم اَْم َواهَلُ ْم فَاَ ْش ِه ُد ْوا َعلَْي ِه ْم ۗ َو َك ٰفى بِال ٰلّ ِه َح ِسْيبًا‬
ِ ‫َف ْليأْ ُكل بِالْمعرو‬
ْ ُْ َ ْ َ

Artinya: “Dan ujilah anak yatim itu sampai mereka cukup umur untuk
kawin. kemudian jika menurut pendapatmu mereka telah cerdas (pandai
memelihara harta), Maka serahkanlah kepada mereka harta-hartanya. dan
janganlah kamu Makan harta anak yatim lebih dari batas kepatutan dan
(janganlah kamu) tergesa-gesa (membelanjakannya) sebelum mereka dewasa.
barang siapa (di antara pemelihara itu) mampu, Maka hendaklah ia menahan
diri (dari memakan harta anak yatim itu) dan Barangsiapa yang miskin, Maka

1
bolehlah ia Makan harta itu menurut yang patut. kemudian apabila kamu
menyerahkan harta kepada mereka, Maka hendaklah kamu adakan saksi-
saksi (tentang penyerahan itu) bagi mereka. dan cukuplah Allah sebagai
Pengawas (atas persaksian itu)”.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana hakikat perkembangan manusia ?
2. Apa saja aspek perkembangan manusia ?
3. Bagaiamana manusia menurut psikologi ?
4. Bagaimana manusia menurut Al-Quran ?

C. TUJUAN MAKALAH
1. Untuk mengetahui perkembangan manusia
2. Mengetahui konsep manusia menurut psikologi
3. Mengetahui konsep manusia menurut Al-Quran

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. HAKEKAT PERKEMBANGAN MANUSIA


Pada hakekatnya, perkembangan (development) itu sendiri adalah pola
perubahan yang dimulai sejak pembuahan, yang berlanjut sepanjang rentang
hidup. Maksudnya ialah, perkembangan merupakan proses yang melibatkan
pertumbuhan sejak pada tahap pembuahan sampai akhir kehidupan. Walaupun
dalam penggunaanya, istilah perkembangan dan pertumbuhan itu digunakan untuk
sesuatu yang berbeda, akan tetapi perlu digaris bawahi bahwa perkembangan dan
pertumbuhan merupakan dua entitas yang dapat dipisahkan namun pada
hakekatnya keduanya tidak bisa berdiri sendiri.

Hal tersebut dikarenakan pertumbuhan itu berkaitan dengan perubahan


yang besifat kuantitatif, yaitu terjadinya peningkatan ukuran fisik dan struktur.
Sementara itu perkembangan berkaitan erat dengan perubahan yang bersifat
kualitatif sekaligus kuantitatif. Perubahan kualitatif dan kuantitatif ini merupakan
proses yang sifatnya progresif, teratur dan koheren, progresif itu ditandai dengan
perubahan yang terarah dan membimbing ke arah yang lebih maju, sedangkan
teratur dan koheren merupakan bukti yang menunjukkan adanya hubungan yang
nyata antara perubahan yang terjadi baik itu yang telah lalu atau yang sedang
dijalani. Artinya bahwa, dengan bertambahnya usia seseorang sangat
mempengaruhi terhadap perubahan dalam tahapan perkembangan berikutnya.

Selain itu, perkembangan adalah perubahan-perubahan yang dialami


oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaanya atau kematangannya
(maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan
berkesinambungan. Sistematis dalam hal ini memiliki pengertian bahwa, setiap
perubahan dan perkembangan itu bersifat saling kebergantungan antara yang satu
dengan yang lain baik itu fisik maupun psikis.

3
Progresif, berarti bahwa perubahan yang terjadi bersifat maju,
meningkat, dan mendalam (meluas). Berkesinambungan memiliki arti bahwa
pada suatu bagian atau fungsi organisme itu berlangsung secara beraturan
dan berurutan, atau dengan kata lain perkembangan yang terjadi tidak
terjadi secara kebetulan dan meloncat-loncat.

Periodisasi perkembangan manusia memiliki tujuan untuk


mengelompokkan dan memudahkan dalam memahami hakekat perkembangan
itu sendiri. Perkembangan manusia secara umum digambarkan dalam periode
atau tahapan-tahapan, dimana periode atau tahapan yang dimaksud sudah
banyak dikenal oleh masyarakat luas. Adapun periode atau tahapan tersebut
diantaranya periode prakleahiran, masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa
kanak- kanak tengah, dan masa remaja.

Pertama, periode prakelahiran atau prenatal period. Periode ini terjadi


sejak dimulainya pembuahan sperma terhadap sel telur sampai kelahiran,
biasanya normalnya periode ini berlangsung sesuai dengan rata-rata usia
kehamilan pada umumnya yakni sekitar sembilan bulan. Waktu yang
sembilan bulan dikenal sebagai waktu yang sangat menakjubkan, ini
dikarenakan sebuah sel yang dikenal dengan sperma kemudian tumbuh menjadi
sebuah organisme yang sangat lengkap dan sempurna dimana dalam tahap
perkembangannya kemudian dilengkapi dengan otak serta kemampuan
berperilaku.

Kedua, masa bayi atau infacy. Merupakan periode perkembangan yang


berlangsung terus menerus sejak lahir sampai seseorang berusia sekitar 18 bulan
sampai 24 bulan. Periode ini merupakan periode ekstrim yang dialami oleh
bayi itu sendiri dikarenakan pada periode ini ketergantungan bayi terhadap
orang dewasa sangat besar. Selain itu pada periode ini aktifitas psikologis baru
bermunculan yang dimulai dengan kemampuan dalam berbicara, mengatur
indera dan tindakan fisik lainnya, mulai berfikir dengan simbol, serta aktifitas

4
meniru dan belajar yang luar biasa mengagumkan yang didapatkan dari orang
lain.

Ketiga, masa kanak-kanak awal atau early. Periode ini terjadi sejak masa
akhir bayi sampai usia sekitar 5 tahun atau 6 tahun. Selain itu pada periode ini
juga dikenal sebagai tahun-tahun sekolah, karena biasanya pada usia ini
anak sudah masuk ke sekolah untuk belajar secara formal. Disinilah anak
mulai belajar mandiri dan merawat diri sendiri, selain belajar mandiri disini
anak juga sudah mulai melakukan pengembangan keterampilan dengan
mengikuti perintah yang ada dalam lingkungan sekolah, belajar mengenal huruf
dan angka, serta menghabiskan sebagian waktunya dengan bermain dengan
teman sebayanya. Banyak yang mengatakan bahwa akhir dari periode ini
terjadi saat anak sudah memasuki kelas satu sekolah dasar.

Keempat, masa kanak-kanak tengah dan akhir atau dikenal dengan


masa midle and late childhood. Periode ini dimulai sejak berakhirnya masa
kanak-kanak awal atau usia sekitar 6 sampai 11 tahun. Beberapa menyebutnya
sebagai periode sekolah dasar. Dalam periode ini, seseorang secara umum
sudah menguasai keterampilan dasar seperti membaca, menulis, aritmatik, serta
secara formalitas mereka sudah dihadapkan pada dunia dan budaya yang lebih
besar yang ada di sekitar mereka. Karakteristik yang muncul pada periode ini
ialah meningkatnya kontrol diri serta prestasi akademik menjadi tema sentral
didalamnya.
Kelima, masa remaja atau adolescence. Periode ini merupakan periode
peralihan perkembangan dari kanak-kanak ke masa dewasa awal, periode ini
dimulai sejak anak sudah memasuki usia sekitar 10 sampai 12 tahun dan
berakhir pada usia 18-22 tahun. Masa remaja ditandai dengan perubahan fisik
yang cepat, bertambahnya tinggi dan berat badan yang cukup signifikan,
perubahan postur tubuh, karakter seksual sudah mulai muncul seiring dengan
pertumbuhan payudara yang semakin besar pada perempuan, pembesaran suara

5
pada anak laki-laki, serta mulai tumbuhnya rambut pada beberapa area baik
pada anak laki-laki maupun perempuan. Ciri utama periode ini ialah dimulainya
pencarian identitas dan keinginan untuk bebas, waktu yang dihabiskan di
luar semakin banyak, cara berfikir yang sudah mulai abstrak, idealis, serta
logis.

1.1 Aspek Perkembangan Manusia

Perkembangan Manusia Meliputi: Pertama, aspek fisik.


Perkembangan fisik mencakup empat aspek yaitu, sistem syaraf, otot,
kelenjar endoktrin, dan struktur fisik.
Selain itu, terdapat aspek fisiologis lainnya yang sangat penting bagi
kehidupan manusia, aspek itu kita kenal dengan sebutan otak (brain). Gerakan
seseorang dan kemampuannya mengendalikan bagian tubuhnya merupakan
fungsi utama dari perkembangan otak. Perlu digaris bawahi bahwa kemampuan
tersebut haruslah dipandang sebagai suatu kesatuan yang utuh antara otak
sebagai pengendali setiap gerakan dengan aspek lainnya, artinya ada
koordinasi antara otak dengan bagian lainnya. Seperti misalnya, ketika
seseorang dihadapkan pada situasi sedang di meja makan untuk makan,
maka ia akan menggunakan tangannya untuk mengambil makanan yang ada
di meja makan. Begitu pula dengan yang lainnya.

Kedua, aspek emosi. Emosi merupakan warna afektif yang menyertai


setiap keadaan atau perilaku individu yang bervariasi dalam setiap periode
perkembangannya. Yang dimaksud dengan warna afektif ialah keadaan perasaan
yang dialami ketika seseorang menghadapi situasi tertentu. Seperti marah, benci,
putus asa, senang, dll. Emosi memiliki banyak pengaruh terhadap setiap
perilaku individu, seperti menambah semangat, melemahkan semangat,
menghambat atau mengganggu terhadap konsentrasi belajar, serta adanya
gangguan dalam penyesuaian emosional.

6
Ketiga, aspek bahasa. Bahasa memiliki kaitan yang sangat erat dengan

kegiatan berfikir, bahasa merupakan salah satu yang membedakan manusia


dengan hewan. Perkembangan bahasa dipengaruhi oleh beberapa faktor seperti
kesehatan, intellegensi, status sosial ekonomi keluarga, jenis kelamin, serta
hubungan keluarga. Fungsi pokok dari bahasa ialah sebagai alat komunikasi atau
sarana pergaulan dengan orang lain.

Definisi bahasa itu sendiri adalah suatu bentuk komunikasi, baik itu
lisan, berupa tulisan, atau isyarat sekalipun yang berdasar pada suatu sistem
dari simbol-simbol. Dalam bahasa itu sendiri ada aturan tata organisasi bahasa
yang melibatkan lima sistem aturan yakni fonologi atau sistem suara, morfologi
atau formasi kata, sintaksis atau kombinasi kata, semantik atau makna kata, dan
pragmatik atau penggunaan bahasa. Perkembangan bahasa terus mengalami
perkembangan pesat, mulai dari masa bayi, masa kanak-kanak awal, masa
kanak-kanak akhir, dan masa remaja.

Keempat, aspek sosial. Perkembangan sosial merupakan pencapaian


kematangan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap sebuah norma, aturan,
serta hukum yang berlaku di masyarakat. Dalam rangka memperkenalkan
tentang berbagai aspek kehidupan sosial haruslah melalui proses yang dikenal
dengan istilah sosialisasi. Hurlock menyebut perkembangan sosial dengan
istilah “penyesuaian sosial”. Penyesuaian sosial diartikan sebagai
keberhasilan seseorang untuk menyesuaikan diri terhadap orang lain pada
umumnya dan terhadap kelompok pada khususnya.

Kelima, aspek kepribadian. Kepribadian diartikan sebagai kualitas


perilaku individu yang tampak dalam melakukan penyesuaian diri terhadap
lingkungan secara unik. Keunikan penyesuaian tersebut berkaitan dengan aspek-
aspek kepribadian itu sendiri seperti karakter, temperamen, sikap, stabilitas
emosional, tanggung jawab, dan sosiabilitas.

Alport dalam Hurlock mendefinisikan kepribadian sebagai susunan


sistem-sistem psikofisik yang dinamai dalam diri suatu individu yang

7
menentukan penyesuaian individu yang unik terhadap lingkungannya.

7
Maksudnya bahwa kepribadian merupakan perilaku yang muncul dari
seseorang berdasarkan pengalaman dan hasil belajar yang saling berkaitan, dan
tidak berdiri sendiri.

Terdapat beberapa pola yang saling berkaitan dalam membentuk suatu


kepribadian, yakni konsep diri yang berkaitan dengan penampilannya (aspek
fisik) serta yang berkaitan dengan kemampuan dan kelemahanya (aspek
psikologis). Pola selanjutnya yang membentuk suatu kepribadian ialah sifat,
sifat ini merupakan kualitas perilaku atau disebut juga dengan pola penyesuaian
spesifik. Terdapat dua ciri yang menonjol terkait dengan sifat tersebut,
yakni individualitas atau tampilan secara kuantitas, dan konsistensi atau
kesamaan sikap terhadap situasi yang serupa.

Keenam, aspek moral. Moralitas merupakan kemauan untuk menerima


dan melakukan peraturan, nilai-nilai atau prinsip-prinsip moral. Perkembangan
moral banyak dipengaruhi oleh lingkungan terutama lingkungan keluarga. Dia
belajar mengenai setiap perilaku sesuai dengan nilai yang berlaku disekitarnya.

Mengenai perkembangan moral yang paling terkenal ialah penalaran


moral yang dikemukakan oleh Kohlberg, kemungkinan besarnya terkenalnya
penalaran moral ini ialah tingkat akurasinya yang tinggi. Tidak tanggung-
tanggung Kohlberg melakukan penelitian terhadap penalaran moral anak selama
20 tahun. Walaupun terdapat kritik yang dilayangkan kepada Kohlberg terkait
dengan konsep penalaran moral yang dia kemukakan.

Dari hasil penelitiannya, Kohlberg kemudian memberikan gambaran

tingkatan penalaran moral yang terjadi pada seseorang yang terbagi menjadi tiga
tingkatan dengan lima tahapan didalamnya, yakni penalaran
prakonvensional, penalaran konvensional, dan penalaran pasca
konvensional.

8
Penalaran prakonvensional adalah penalaran yang berada pada
tingkatan paling rendah. Pada tingkatan penalaran ini memandang bahwa
ukuran kebaikan atau keburukan sesuatu diukur dengan reward (imbalan) dan
punnishment (hukuman). Terdapat dua tahapan
penalaran pada tingkatan ini yakni: 1) Tahap satu biasa disebut dengan
moralitas heteronom, penalaran moral pada tahapan ini berkaitan dengan
punnishment, seperti kepatuhan anak dikarenakan ketakutannya akan diberi
hukuman jika membangkang. 2) Tahap kedua disebut dengan Individualisme,
tujuan instrumental, dan pertukaran. Pada tahapan ini merupakan tahapan
dimana seseorang akan memikirkan hal yang sama akan terjadi seperti yang
telah dilakukannya pada orang lain. Misalnya jika mereka berlaku baik terhadap
orang lain, maka orang lain akan berlaku baik juga sama mereka.

Sementara itu penalaran konvensional adalah tingkatan kedua dari


penalaran moral yang dikemukakan oleh Kohlberg. Pada tahapan ini
seseorang sudah menrapkan suatu standar tertentu akan tetapi standar tersebut
ditetapkan oleh orang lain, seperti orang tua,atau peraturan pemerintah. Tahapan
penalaran konvensional ini meliputi: 3) Tahap tiga, biasa disebut dengan
Ekspektasi interpersonal mutual, hubungan dengan orang lain, dan
konformitas interpersonal. Pada tahap ini, individu sudah menjunjung tinggi
kepercayaan, perhatian, dan kesetiaan pada orang lain sebagai dasar mereka
melakukan penilaian terhadap orang lain. Biasanya pada anak-anak dan remaja
akan mengadopsi standar moral orang tua agar mereka bisa dikatakan sebagai
orang baik. 4) Tahap keempat disebut dengan moralitas sistem sosial. Pada
tahapan ini, sesorang akan memberikan penilaian moral berdasarkan pada sistem
keteraturan yang berlangsung di masyarakat, hukum, keadilan, serta
hak dankewajiban.

Penalaran terakhir yang dikemukakan oleh Kohlberg ialah penalaran


pascakonvensional. Ini merupakan tahapan tertinggi menurut Kohlberg, pada

9
tahapan ini penilaian terhadap moral murni berasal dari diri sendiri dan bukan
dipengaruhi oleh orang lain. Adapun tahapannya meliputi:5) Tahap kelima
disebut dengan kontrak atau utilitas anak dan hak individu. Pada tahapan ini,
seseorang beranggapan bahwa nilai, hak, dan prinsip lebih utama daripada
hukum. Kevalidan hukum yang ada diukur dengan sejauh mana hukum tersebut
diberlakukan sesuai dengan hak serta keadaan dasariah manusia. 6) Tahap
keenam disebut dengan prinsip etis universal. Inilah tahapan tertinggi menurut
Kohlberg, karena pada tahapan ini seseorang sudah menentukan standar moral
berdasarkan hak asasi manusia secara universal. Artinya, pada tahapan ini
penilaian moral berdasarkan hati nurani mereka dimana penilaian moral mereka
tidak terbatas oleh suku, agama, dan ras tertentu.

Ketujuh, aspek minat beragama. Minat merupakan sumber motivasi yang


mendorong seseorang untuk melakukan apa yang mereka inginkan. Minat ini
memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia dikarenakan dampaknya
yang begitu besar dalam menentukan perilaku dan sikap. Selain itu minat
merupakan motivasi yang kuat untuk mendorong seseorang belajar.

Minat tumbuh dan berkembang bersamaan dengan perkembangan fisik


dan mental, artinya minat ini sudah tumbuh mulai masa kanak-kanak. Banyak
sekali bentuk minat yang umum terjadi pada anak, salah satunya ialah minat
beragama.

Minat beragama merupakan fitrah yang dimiliki oleh setiap manusia,

akan tetapi walaupun hal tersebut sudah menjadi fitrah dan bersifat
mendasar tidak menutup kemungkinan untuk berkembang. Namun hal
tersebut bergantung kepada seberapa besar anak memperoleh pendidikan
tentang keagamaan. Fitrah ini dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti faktor
internal, faktor eksternal atau lingkungan (lingkungan keluarga, sekolah, dan
lingkungan masyarakat).

10
Dari beberapa periode perkembangan serta aspek-aspek yang
mencakup perkembangan di atas menunjukan bahwa masing-masing periode
memiliki hubungan yang sangat erat satu sama lain dan berkelanjutan, baik dalam
konsep perkembangan barat ataupun konsep perkembangan manusia dalam al-
Qur’an. Akan tetapi walaupun demikian, disisi lain terdapat beberapa masalah
penting terkait dengan perkembangan yang sampai saat ini masih belum terjawab.
Masalah tersebut diantaranya perdebatan mengenai faktor yang mempengaruhi
perkembangan seseorang, apakah karena faktor bawaan atau perkembangan
seseorang dipengaruhi lingkungan.

B. Manusia Menurut Psikologi


Konsep Islam memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang
memiliki keunikan dan keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu makhluk-Nya,
karakteristik eksistensi manusia harus dicari dalam relasi dengan sang Pencipta
dan makhluk-makhluk Tuhan lainnya. Yaitu diantaranya hubungan manusia
dengan sang Pencipta (hablun minallah) dengan kewajiban beribadah kepada-
Nya. (Q.S 51: 56) atau menjadi ingkar dan syirik kepada-Nya. (Q.S 4 :48)

Terdapat empat aliran dalam psikologi yang terus berkembang :

2.1 Psikoanalisa (Sigmund Freud 1856- 1939)


Ketika aliran aliran psikologi berkembang pesat disaat itu juga
pandangan psikologi yang dipelopori oleh Sigmund Freud mulai muncul.
Freud merupakan seorang filsuf dari Jerman yang memiliki dasar pendapat
yang berangkat dari kenyataan.
Freud mengemukakan bahwa pengalaman mental manusia diibaratkan
seperti gunung es yang terapung di samudra, dimana permukaan yang tampak
jauh lebih kecil dari permukaan yang terbenam. Permukaan gunung es yang
terlihat di ibaratkan kesadaran mental manusia yang disadari sedangkan
permukaan es yang terbenam. Hal itu merupakan ketidaksadaran mental
manusia yang berupa pikiran pikiran kompleks, keinginan yang secara tidak
sadar mempengaruhi tingkah lakunya.

11
Tingkah laku manusia juga berasal dari keinginan atau dorongan di alam
bawah sadar. Freud membagi sadar dan tidak sadar ini menjadi tiga sistem
kejiwaan yaitu:
a) Id
Id terletak di alam bawah sadar yang berada pada dasar diri
manusia dan belum dipengaruhi oleh apapun. Dorongan dasar ini
seperti insting atau perasaan untuk mempertahankan diri seperti
dorongan diri untuk bertahan dari ancaman kematian, dorongan agresi
seperti marah, keinginan menyerang, dan merupakan bawaan sejak
lahir.
b) Super ego
Super ego merupakan lawan atau kebalikan dari Id dimana super
ego sepenuhnya dibentuk oleh lingkungan, kebudayaan, kebiasaan,
pengaruh pembelajaran, dan pengalaman. Hal hal yang diterima
semasa pendidikan mempengaruhi sistem super ego, sehingga
memunculkan dorongan dorongan untuk melakukan tindakan yang
baik, mematuhi aturan, dan mempertimbangkan keburukan yang akan
terjadi.

c) Ego
Ego berisi sebagai penjaga, penengah, dari Id dan superego yang
saling berlawanan. Ego merupakan pemikiran realistis yang mampu
menyesuaikan dorongan keinginan dari Id dan super ego dibandingkan
dengan kenyataan yang ada.
Jika ego dikuasai oleh Id, manusia tersebut tidak dapat mengungkapkan
dorongan dasar pada dirinya, sedangkan apabila ego dikuasai oleh super ego
menjadikan pribadi yang tidak taat aturan. Ego juga bisa berfungsi sebagai
pendorong motivasi diri namun dilain sisi juga merupakan pertentangan dengan
super ego.

2.2 Behaviorisme (Jhon Broade 1878- 1959)


Aliran behaviorisme ini ditemukan oleh Jhon Broade di Amerika Serikat.
John mengungkapkan bahwa dalam psikologi dibutuhkan interopeksi diri atau
melihat dan mengamati perasaan diri sendiri. Ilmu psikologi harus menjadi
ilmu yang objektif sehingga dilakukan penelitian penelitian untuk mengamati

12
adanya perasaan perasaan tertentu dalam diri orang yang diperiksa. Beberapa
orang menganggap ini hanyalah reaksi yang dipengaruhi oleh kondisi tertentu.
Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa manusia merupakan hasil dari
kondisi kondisi yang mempengaruhinya dari lingkungan disekitarnya.
Behaviorisme memandang manusia hanya dari badaniah. Adapun semboyan
dari orang orang yang mempercayai aliran behaviorisme yaitu “The trust is in
the making”. Kebenaran adalah apa yang dapat dibuktikan dengan tindakan
atau perlakuan dan menguntungkan.
Dasar aliran behaviorisme ini menjadi dasar aliran yang mempengaruh
perkembangan keilmuan psikologi modern seperti B. F. Skinner dimana dia
berpendapat bahwa lingkungan merupakan kunci utama penyebab terjadinya
tingkah laku manusia dan tingkah laku tersebut memiliki hubungan sebab
akibat terhadap lingkungan.
Aliran ini berpendapat bahwa perilaku manusia ditentukan oleh
lingkungan luar dan situasi tertentu. Aliran ini juga berkontribusi pada
ditemukannya asas asas perubahan perilaku dalam modifikasi perilaku. Asas
asas tersebut terangkum dalam hukum penguatan, seperti berikut :

a. Classical conditioning
Suatu rangsangan apabila dilakukan secara besamaa dengan
rangsangan lain secara terus menerus makan akan menimbulkan pola
reaksi tertentu. Misalnya pemberian makan pada anjing didahului oleh
bunyi bel yang apabila sudah menjadi kebiasaan maka anjing menjadi
sangat lapar setelah mendengar bunyi bel.
b. Law of effect
Respon yang timbul apabila dirasa menyenangkan maka akan
dilanjutkkan dan apabila merugikan atau menyakitkan maka akan
dihentikan dan tidak diulangi.

13
c. Operant conditioning
Suatu pola perilaku atau respon menjadi mantap apabila dengan
perilaku tersebut diperoleh hal hal baik yang menyenangkan.
Kemudian, apabila terdapat hilangnya hal hal bai maka akan dilakukan
penghapusan.Perilaku yang mengakibatkan ketidaknyamanan atau
kesedihan maka akan menghilang.
d. Modelling
Perilaku juga muncul dari rasa kagum ketika melihat seseorang sebagai
modela tau panutan yang dia inginkan terjadi pada dirinya juga.

2.3 Humanisme (Abraham Maslow)


Aliran ini tercipta sebagai penyempurna dan perbedaan pendapat atas kedua
aliran yang sudah ada sebelumnya. Menurut aliran humanisme ini bahwa manusia
memiliki dasar yang baik dan kebebasan. Aliran humanisme tidak setuju pada
aliran sebelumnya yaitu aliran Freud tentang gagasan bahwa perilaku dan pribadi
manusia diatur oleh alam bawah sadar, begitu juga dengan aliran behavioris yang
menyatakan bahwa kepribadian manusia dipengaruhi oleh lingkungan.
Berlainan dengan psikoanalisa, psikologi humanistik memiliki asumsi
terhadap hal baik lebih banyak daripada hal buruk. Aliran ini fokus pada
kemampuan pada diri manusia seperti abstraksi, aktualisasi, makna hidup,
pengembangan diri, dan estetika.
Asumsi ini membuktikan bahwa manusia itu sadar dan mandiri,
berperilaku aktif dalam segala hal. Salah satu tokoh pada aliran ini
adalah Victor Frankl dengan logoterapi dan mengatakan bahwa manusia
terdiri dari dua komponen dasar yaitu dimensi raga, dan dimensi jiwa.
Dimensi ini dianggap sebagai inti kehidupan dan makna hidup. Logoterapi
mengajarkan bahwa jiwa dan raga merupakan satu kesatuan.
Humanisme mengakui pengalaman masa lalu mempengaruhi
kepribadian manusia, namun melalui kedudukan. Maslow dalam aliran
humanisme ini memunculkan hirearki yang sangat dikenal dengan
Hirearki kebutuhan dasar Maslow.

14
Dalam teori Maslow terdapat lima jenjang kebutuhan dasar manusia
yang disusun secara bertingkat dengan menentukan kebutuhan mana yang
lebih tinggi dibandingkan kebutuhan lainnya.
Konsep tingkatkan ini diartikan bahwa kebutuhan yang lebih tinggi
akan muncul apabila kebutuhan yang lebih rendah sudah tepenuhi.
Terdapat lima jenjang kebutuhan dasar maslow dari mulai yang paling
bawah yaitu :
1. Survival Fisiologis (kebutuhan fisiologis dasar): Makan dan minum.
2. Security Needs (kebutuhan akan rasa aman dan tentram): Perlindungan dari
orang lain.
3. Belonging and Love Needs (kebutuhan untuk dicintai dan disayangi): Kasih
sayang dari keluarga.
4. Estee Needs (kebutuhan untuk dihargai) : Saling menghormati.
5. Self Actualization (kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri) : Kepercayaan
diri untuk menunjukkan kemampuan diri di depan orang lain untuk
mendapatkan pengakuan yang baik.

2.4 Transpersonal
Aliran transpersonal merupakan pengembangan dari aliran humanisme
yang dibentuk oleh beberapa tokoh. Tokoh pengembangnya sendiri
yaitu S. Y. Skapiro dan Denise H. Lajole.
Setelah mengupas banyak psikologi transpersonal, pada akhirnya
didapatkan pengertian tentang psikologi transpersonal yaitu psikologi
transpersonal memiliki kepedulian pada kajian tentang kemanusiaan,
potensi tertinggi, dan memahami potensi luhur kemanusiaan dengan
fenomena tentang spiritual sebagai sebuah bentuk kesadaran dari derajat
manusia. Psikologi Transpersonal memandang manusia dari dua segi yaitu
potensi luhur dan fenomena kesadaran.
Psikologi transpersonal menaruh perhatian pada pengaruh dimensi
spiritual pada manusia yang berpotensi mengembangkan kemampuan yang

15
luar biasa. Pada aliran psikologi terdahulu, hal ini tidak terlihat. Aliran
psikologi humanistik yaitu bahwa psikologi humanistik melihat potensi
ditimbulkan dari hubungan manusia

15
sedangkan psikologi transpersonal menggunakan pengalaman luar biasa dan
dimensi spiritual manusia.
Kajian transpersonal ini mengkaji sisi spiritual yang biasa
dihubungkan dengan mistis terhadap kajian ilmiah oleh ilmu pengetahuan.
Hasil dari beberapa penelitian menyatakan bahwa bidang kebatinan bisa
dijadikan sebagai ilmu dan dapat dikaji secara ilmiah dan tidak dianggap
bid’ah, khufarat atau syirik.

C. MANUSIA MENURUT AL-QURAN

3.1 Pengertian manusia dalam Al-Quran


Secara terminologis, ungkapan Al-Quran untuk menunjukkan konsep manusia
terdiri atas tiga kategori, yaitu : a) al-insan, al-in’s, unas, al-nas, anasiy dan insiy
; b) al-basyar ; dan c) bani adam “anak adam” dan surriyyat adam “keturunan
adam”.1
Pandangan Islam, Al-Qur‟an (naqal) tidak menggolongkan manusia ke dalam
kelompok hewan selama manusia mempergunakan akal dan karunia Tuhan
lainnya. Namun bila manusia tidak mempergunakan akal dan berbagai potensi
pemberian Tuhan yang sangat tinggi nilainya seperti: pemikiran, kalbu, jiwa, raga,
serta panca indera secara baik dan benar, ia akan menurunkan derajatnya sendiri
menjadi hewan. Sebagaimana firman Allah SWT. dalam Al-Quran, surat Al
A’Raaf (7) ayat 179, berikut ini:

‫ب اَّل َي ْف َق ُه ْو َن هِبَ ۖا َوهَلُ ْم اَ ْعنُي ٌ اَّل‬ ِ ۖ ْ‫َّم َكثِْي ًرا ِّم َن اجْلِ ِّن َوااْلِ ن‬ ‫جِل‬
ٌ ‫سهَلُ ْم ُقلُ ْو‬ َ ‫َولَقَ ْد َذ َرأْنَا َ َهن‬
ۤ ۤ ۗ
َ ‫ص ُر ْو َن هِبَ ا َوهَلُ ْم اٰ َذا ٌن اَّل يَ ْس َمعُ ْو َن هِبَ ا اُوٰل ِٕى‬
ِ ‫يب‬
ِ ۖ
َ ‫ض ُّل ۗ اُوٰل ِٕى‬
‫ك ُه ُم‬ َ َ‫بَل ُه ْم ا‬
ْ ‫ك َكااْل َْنعَام‬ ُْ
‫الْغ ِٰفلُ ْو َن‬

1
M. Quraish Shihab, Wawasan al-Qur’an Tafsir Maudhu’I atas Perbagai Persoalan Umat
(Bandung: Mizan Ustaka, 2006), hlm. 278. Bandingkan dengan, Muin Salim, Konsepsi Politik
dalam al-Qur’an, (Jakarta: LSIK & Rajawali Press, 1994), hlm 81.
-

16
Artinya : “Dan sungguh, akan Kami isi neraka Jahanam banyak
dari kalangan jin dan manusia. Mereka memiliki hati, tetapi tidak
dipergunakannya untuk memahami (ayat-ayat Allah) dan mereka memiliki
mata (tetapi) tidak

16
dipergunakannya untuk melihat (tanda-tanda kekuasaan Allah),
dan mereka mempunyai telinga (tetapi) tidak dipergunakannya untuk
mendengarkan (ayat-ayat Allah). Mereka seperti hewan ternak, bahkan
lebih sesat lagi. Mereka itulah orang-orang yang lengah.” (Q. S Al-A’raf
(7) : 179)

Menurut M. Dawam Raharjo istilah manusia yang diungkapkan


dalam Alquran seperti basyar, insan, unas, insiy, ‘imru, rajul atau yang
mengandung pengertian perempuan seperti imra’ah, nisa’ atau niswah
atau dalam ciri personalitas, seperti al-atqa, alabrar, atau ulul albab, juga
sebagai bagian kelompok sosial seperti al-asyqa, dzulqurba, al-dhu’afa
yang semuanya memgandung petunjuk sebagai manusia dalam hakekatnya
dan manusia dalam bentuk konkrit.2 Meskipun demikian untuk memahami
secara mendasar dan pada umumnya ada kata yang sering digunakan al-
Qur’an untuk merujuk kepada arti manusia, yaitu insan atau ins atau al-
nas atau unas, dan kata basyar serta kata bani adam.3

Kata al-Nas disebutkan dalam al-Qur’an sebanyak 240 kali yang


tersebar dalam 53 surat sebagai nama jenis keturunan Adam, yaitu satu
spesies di alam semesta.6 Kata al-Nas menunjukkan pada hakekat;
manusia sebagai makhluk sosial secara keseluruhan, baik beriman atau-
pun kafir.4

Kata al-Nas digunakan Alquran untuk menunjukkan bahwa


karakteristik manusia senantiasa berada dalam keadaan labil. Meskipun
manusia diberikan berbagai potensi untuk mengenal Tuhannya, namun
hanya sebagian manusia saja yang mengikuti ajaran Tuhan. Sedangkan
sebagian manusia tidak mempergunakannya, bahkan sebagian manusia

2
Dawam Raharjo, Pandangan al-Qur’an Tentang Manusia Dalam Pendidikan dan Perspektif al-
Qur’an (Yogyakarta: LPPI, 1999), h. 18
3
Rifat Syauqi Nawawi, Konsep Manusia Menurut al-Qur’an dalam Metodologi Psikologi Islami,
Ed. Rendra (yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2000), h. 5.
4
Al-Raghib al-Isfahaniy, al-Mufradat fi Gharb al-Qur’an (Beirut: dar al-Ma’arif, tt), h.
509.

17
justru menentang kekuasaan Tuhan. Dengan demikian, manusia dapat
dikatakan berdimensi ganda, yaitu

17
sebagai makhluk yang mulia dan tercela. Sebagaimana yang diungkapkan dalam
surat Al-Baqarah [2] ayat 8.

‫َّاس َم ْن يَّ ُق ْو ُل اٰ َمنَّا بِال ٰلّ ِه َوبِالَْي ْوِم ااْل ٰ ِخ ِر َو َما ُه ْم مِب ُْؤ ِمنِنْي ۘ َن‬
ِ ‫َو ِم َن الن‬

Artinya: “Di antara manusia ada yang mengatakan: "Kami


beriman kepada Allah dan hari kemudian," pad hal mereka itu
Sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman”. (QS. Al-Baqarah [2] :
8)

Selanjutnya, Alquran juga meggunakan kata al-Nas untuk


menyatakan adanya orang atau masyarakat yang mempunyai berbagai
kegiatan untuk megembangkan kehidupannya. Berbagai kegiatan tersebut
antara lain manusia dengan kegiatannya di bidang peternakan, manusia
dengan kegiatannya di bidang pengolahan besi, manusia dengan
kegiatannya di bidang pelayaran, manusia dengan kegiatannya di bidang
perubahan social, manusia dan kepemimipnannya, dan manusia dalam
hubungannya dengan ibadah.

Kata al-Insan diesebutkan dalam Alquran sebanyak 73 kali yang


disebut dalam 43 surat.5 Kata al-Insan dapat menunjukkan pada proses
kejadian manusia, baik proses penciptaan Adam maupun proses manusia
yang bertahap secara dinamis dan sempurna di dalam rahim. Kata al-Insan
tidak hanya merujuk pada dimensi metal tetapi juga dimensi fisik.6 Jika itu
ditinjau lebih jauh dan dianalisis secara mendalam, maka penggunaan kata
al-Insan mengandung dua dimensi yaitu dimensi tubuh (dengan berbagai
unsurnya) dan dimensi spiritual (ditiupkan roh-Nya kepada manusia).

Harmonisasi kedua aspek tersebut mengantarkan manusia sebagai


makhluk Allah yang unik dan istimewa, sempurna dan sebagai makhluk
Allah dinamis, sehingga mampu menyandang predikat sebagai khalifah

5
Muhammad Fu’ad Abdul l-Baqi, al-Mu’jam al-Mufahras li al-Affah al-Qur’an al-Karim
(Qahirah: Dar al-hadits, 1998), hlm. 895-899.
6
Q.S. al-Nahl/16: 78. Q.S. al-Mu’minun/23: 12-14.

18
Allah di muka bumi. Namun, manusia juga memiliki keterbatasan seperti,
gelisah dan tergesa-gesa, gembira bila dapat nikmat, susah bila dapat
cobaan, kikir, resah dan gelisah.

18
Karena itu, manusia diberikan potensi akal untuk mengembangkan seluruh potensi
yang dimilikinya secara optimal, dengan tetap berpedoman kepada ajaran Ilahi
agar manusia bisa mewujudkan dirinya sebagai makhluk Allah yang mulia. Jika
tidak demikian, manusia akan terjerumus pada kehinaan, bahkan lebih hina dari
binatang sekalipun.

3.2 Proses Manusia dalam Al-Quran


Dalam Al-Qur`an banyak ditemukan ayat yang menerangkan tentang
asal kejadian manusia. Berikut ini beberapa proses kejadian manusia,
berdasarkan ayat-ayat Al-Qur`an:
1. Kejadian Adam Diciptakan dari tanah (penciptaan Nabi Adam AS); adalah
surat Al Anbiya (21): 30, Al Insan (76): 1, Nuh (71): 14 dan 17,
Fatir(35):11, al-Saffat (37): 11, dan al-flijr (15): 26 (tentang penciptaan
manusia pertama dari tanah)
2. Kejadian Hawa Diciptakan dari tulang rusuk Adam (penciptaan Hawa);
adalah Surat an-Nisa (4) ayat 1, al-A'raf (7) ayat 189 dan al-Zumar (39)
ayat 6 (tentang penciptaan Hawa)
3. Kejadian Isa Diciptakan melalui seorang Ibu dengan proses kehamilan
tanpa ayah, baik secara hukum maupun secara biologis (penciptaan Nabi
Isa); adalah Surat Maryam (19): 19-22, Al Imran (3): 59 (tentang
penciptaan Isa)
4. Kejadian manusia Secara Umum Diciptakan melalui kehamilan dengan
adanya ayah secara biologis semata (penciptaan manusia selain Adam,

19
Hawa dan Isa di atas), adalah Surat al-Mukminun (23) ayat 12-14 (tentang
proses reproduksl manusia lewat rahim ibu).

Sementara itu, periodisasi perkembangan manusia dalam al-Qur’an


meliputi beberapa tahapan diantaranya:

pertama, periode sejak dimulainya pembuahan ovum oleh


sperma.
Firman Allah SWT dalam QS. Al-hajj ayat 5:
ٍ ‫ث فَاِنَّا َخلَ ْقٰن ُكم ِّمن ُتر‬
‫اب مُثَّ ِم ْن نُّطْ َف ٍة مُثَّ ِم ْن‬ ِ ‫ب ِّمن الْبع‬ ِ ‫ٰيٓ اَيُّها الن‬
َ ْ ْ ْ َ َ ٍ ْ‫َّاس ا ْن ُكْنتُ ْم يِف ْ َري‬ ُ َ
ٓ
‫ضغَ ٍة خُّمَلَّ َق ٍة َّو َغرْيِ خُمَلَّ َق ٍة لِّنَُبنِّي َ لَ ُك ۗ ْم َونُِقُّر ىِف ااْل َْر َح ِام َما نَ َشاۤءُ اِ ٰل ى اَ َج ٍل‬
ْ ‫َعلَ َق ٍة مُثَّ ِم ْن ُّم‬
‫ُّم َس ًّمى مُثَّ خُنْ ِر ُج ُك ْم ِط ْفاًل مُثَّ لِتَْبلُغُ ْٓوا اَ ُش َّد ُك ۚ ْم َو ِمْن ُك ْم َّم ْن يَُّت َوىّٰف َو ِمْن ُك ْم َّم ْن يَُّر ُّد اِ ٰلٓ ى اَْر َذ ِل‬
ِ ِ ۗ ِ ِ ۢ ِ ِ
َ‫ض َهام َدةً فَاذَٓا اَْنَزلْنَا َعلَْي َها الْ َماۤء‬ َ ‫الْعُ ُم ِر ل َكْياَل َي ْعلَ َم م ْنَب ْعد ع ْل ٍم َشْئًٔـًا َوَتَرى ااْل َْر‬
‫ج هَبِْي ٍج‬ ِ َ‫اهَتَّزت وربت واَ ۢ ْنبت‬
ٍ ۢ ‫ت م ْن ُك ِّل َز ْو‬ ْ َ َ ْ َََ ْ ْ
Artinya : “Wahai manusia! Jika kamu meragukan (hari)
kebangkitan, maka sesungguhnya Kami telah menjadikan kamu dari
tanah, kemudian dari setetes mani, kemudian dari segumpal darah,
kemudian dari segumpal daging yang sempurna kejadiannya dan yang
tidak sempurna, agar Kami jelaskan kepada kamu; dan Kami tetapkan
dalam rahim menurut kehendak Kami sampai waktu yang sudah
ditentukan, kemudian Kami keluarkan kamu sebagai bayi, kemudian
(dengan berangsur-angsur) kamu sampai kepada usia dewasa, dan di
antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang
dikembalikan sampai usia sangat tua (pikun), sehingga dia tidak
mengetahui lagi sesuatu yang telah diketahuinya. Dan kamu lihat bumi ini
kering, kemudian apabila telah Kami turunkan air (hujan) di atasnya,
hiduplah bumi itu dan menjadi subur dan menumbuhkan berbagai jenis
pasangan (tetumbuhan) yang indah”.
Dari ayat tersebut menunjukkan beberapa fase yang terjadi pada
periode kedua dari perkembangan manusia itu sendiri meliputi: fase
nuthfah (zigot) yang dimulai sejak pembuahan sampai 40 hari dalam

20
kandungan, fase alaqah (embrio) terjadi pada usia 40 hari kehamilan, fase

20
mughah (janin) terjadi pada usia kehamilan 40 hari berikutnya, dan fase
peniupan ruh yang terjadi ketika janin berusia genap empat bulan.
Adapun tugas perkembangannya ialah terletak pada peran orang
tua dalam memelihara perkembangan janin agar bisa berkembang dengan
normal dengan memelihara suasana psikologis dengan baik, meningkatkan
ibadah terutama ibu, serta berdo’a kepada Allah lebih-lebih sebelum janin
berusia empat bulan.
Kedua, periode kelahiran sampai kematian. Banyak sekali ayat yang
menunjukkan fase perkembangan manusia mulai dari manusia itu dilahirkan
sampai meninggal dunia. salah satunya ialah firman Allah dalam QS. Ar-
rum:54:

‫َل ِم ۢ ْنَب ْع ِد‬ ٍ َ ‫ف مُثَّ جعَل ِم ۢ ْنب ْع ِد‬


َ ‫ض ْعف ُق َّو ًة مُثَّ َجع‬ َ َ َ
ٍ ‫ض ْع‬ ِ ٰ
َ ‫اَللّ هُ الَّذ ْي َخلَ َق ُك ْم ِّم ْن‬
‫ض ْع ًفا َّو َشْيبَةً ۗخَي ْلُ ُق َما يَ َشاۤ ۚ ُء َو ُه َو الْ َعلِْي ُم الْ َق ِد ْي ُر‬ ٍ
َ ‫ُق َّوة‬

Artinya : “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah,


kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi
kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali)
dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha
Mengetahui, Mahakuasa”. (Q. S Ar-Rum : 54)
Fase perkembangan manusia yang terdapat dalam ayat tersebut
mencakup beberapa fase diantaranya: fase kanak-kanak (thifl) atau fase dimana
kondisi mereka masih lemah disebabkan karena mereka masih bayi. Fase
baligh, dimana pada fase ini seseorang sudah menjadi kuat dan memasuki usia
dewasa. Fase usia lanjut, secara psikologis ditandai dengan mulai tidak
berfungsinya elemen psikis seseorang seperti mulai pikun, sedangkan secara
biologis ditandai dengan semakin lemahnya kondisi tubuh.

21
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pada dasarnya semua manusia berkembang dengan normal, yang
mengalami kelainan perkembangan dan beresiko untuk mengalami
masalah perkembangan, mempunyai persamaan kebutuhan baik dalam aspek
fisik dan psikologisnya. Kebutuhan yang bersifat fisik misalnya tempat tinggal
yang nyaman, terpenuhinya kebutuhan makanan yang bergizi, sedangkan
kebutuhan psikisnya seperti kasih sayang, rasa perhatian, dll.
Konsep Islam memandang manusia sebagai makhluk Tuhan yang
memiliki keunikan dan keistimewaan tertentu. Sebagai salah satu makhluk-Nya,
karakteristik eksistensi manusia harus dicari dalam relasi dengan sang Pencipta
dan makhluk-makhluk Tuhan lainnya.

B. SARAN
Kita sebagai manusia makhluk ciptaan Tuhan, apapun ras, agama,
budaya, dan tingkat sosial nya hendaklah saling menghargai dan menghormati.
Karena dalam Negara kita sendiri pun mengutamakan toleransi antar sesama.
Memanusiakan manusia.

22
DAFTAR PUSTAKA
https://dosenpsikologi.com/hakikat-manusia-dalam-perspektif-psikologi

Hanafi Imam. (2018) Jurnal Pendidikan Islam 1(1), : 2715-4793


https://doi.org/10.37542/iq.v1i01.7

Rizal Syamsul. (2017). Melacak Terminologi Manusia Dalam Alquran 2(2),


223-224, https://doi.org/10.32505/at-tibyan.v2i2.391

Kurniawati eka., Bakhtiar Nurhasanah. (2018). Manusia Menurut Konsep Al-


Qur`an dan Sains 1(1), 83-88, http://ejournal.uin-
suska.ac.id/index.php/JNSI/article/view/5198

23

Anda mungkin juga menyukai