Anda di halaman 1dari 48

Nilai

Tanggal Revisi

Tanggal Terima

LAPORAN PRAKTIKUM FISIKA DASAR

HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

Disusun Oleh:
Nama Praktikan : Yohanes Juan Bagus Simorangkir
NIM : 3331200042
Jurusan : Teknik Mesin
Grup : E2
Rekan : 1. Alwan Habibie
2. Raihan Rabby
3. Dimas Satrio
Tgl. Percobaan : 3 Oktober 2020
Asisten : Muhamad Toha
LABORATORIUM FISIKA TERAPAN FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA
CILEGON – BANTEN
2020
Jl.
Fax. (0254) 395540 Website: http://fisdas.untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
ABSTRAK
Hukum kekekalan momentum menyatakan bahwa jika tidak ada gaya dari
luar maka momentum total benda sesaat sebelum bertumbukan sama dengan momentum
total benda setelah bertumbukan. Tujuan dari praktikum ini adalah memverifikasi Hukum
Kekekalan Momentum dan membedakan tumbukan elastis dengan tumbukan tidak
elastis. Melalui penemuan Hukum ini banyak penerapan yang dilakukan salah satu
contohnya, pada peluncuran roket. Mula-mula sistem roket diam,sehingga momentumnya
nol,setelah itu gas menyembur keluar dari ekor roket untuk mempertahankan momentum
roket maka roket bergerak naik berlawanan arah kecepatan gas yang keluar dari ekor
roket. Berikut adalah prosedur singkat percobaan Hukum Kekekalan Momentum,
pertama persiapakan peralatan yang diperlukan seperti kereta, rel, time counter, gerbang
cahaya, beban, pegas,dan velctro. Kemudian kita lakukan percobaan lenting sempurna
dengan meletakan satu kereta diantara gerbang cahaya dan kereta lain di ujung rel. seletah
itu kereta diujung rel diberi gaya sehingga menabrak kereta ditengah-tengah tadi
kemudian kita catat kecepatan kedua kereta serta arahnya. Kemudian lakukan Langkah
yang sama untuk percobaan tidak lenting sama sekali. Namun, pada percobaan tidak
lenting pegas diganti dengan velctro. Hukum ini pertama kali dipublikasikan oleh seorang
filsuf asal Perancis bernama Descartes sekitar abad ke-17. Descartes memperkenalkan
besaran gerakan yang dikenal sebagai momentum sampai saat ini. Dia juga
memperkenalkan hukum kekekalan gerakan tetapi, tidak dapat menjelaskan benda yang
diam setelah bertumbukan. Pada tahun 1662 ilmuwan asal Inggris Robert Hooke dan
Christopher Wren tertarik dengan persoalan ini dan munculah hukum kekekalan
momentum yang dipakai sampai sekarang.

Kata Kunci : momentum, elastis, time counter, velctro

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................i
ABSTRAK..............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................iii
DAFTAR TABEL.................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR..............................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN.........................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN (TNR 12, Spasi 1,5)
1.1 Latar Belakang ...............................................................................1
1.2 Tujuan Percobaan...........................................................................1
1.3 Batasan Masalah ............................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Momentum Linier .......................................................................2
2.2 Tumbukan Lenting Sempurna........................................................4
2.3 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali……………………6
BAB III METODE PERCOBAAN
3.1 Diagram Alir Percobaan ................................................................7
3.2 Prosedur Percobaan........................................................................8
3.3 Alat yang Digunakan ...................................................................10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Percobaan ...........................................................................11
4.2 Pembahasan .................................................................................18
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan ..................................................................................22
5.2 Saran ............................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
LAMPIRAN A. PERHITUNGAN........................................................................29
LAMPIRAN B. JAWABAN PERTANYAAN DANTUGAS KHUSUS.............33
LAMPIRAN C. GAMBAR ALAT YANG DIGUNAKAN...............................37
LAMPIRAN D. BLANKO PERCOBAAN...........................................................40

iii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

Tabel A Penimbangan Massa Benda…………………………………………...11

Tabel B Tumbukan Lenting Sempurna…………………………………………11

Tabel C Selisih Momentum Total………………………………………………..12

Tabel D Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali……………………………….12

Tabel E Selisih Momentum Total………………………………………………13

Tabel F Massa Kereta A tanpa Beban…………………………………………..13

Tabel G Massa Kereta A tambah 1 beban………………………………………13

Tabel H Massa Kereta A tambah 2 beban………………………………………14

Tabel I Massa Kereta B tanpa beban……………………………………………14

Tabel J Massa Kereta B tambah 1 beban………………………………………..14

Tabel K Massa Kereta B tambah 2 beban……………………………………….15

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar
Halaman

Gambar 2.1 dua benda saling bertumbukan………………………………...3


Gambar C.1 Waterpass............................................................................................38
Gambar C.2 Beban.................................................................................................38
Gambar C.3 Pegas Tumbuk………………………………………………..38
Gambar C.4 Velcro………………………………………………………...38
Gambar C.5 Kereta A dan
B……………………………………………….38
Gambar C.6 Time Counter………………………………………………...38
Gambar C.7 Rel Kereta……………………………………………………38
Gambar C.8 Gerbang Cahaya Pertama…………………………………….38
Gambar C.9 Gerbang Cahaya Kedua……………………………………...39
Gambar C.10 Blower………………………………………………………39

v
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman
Lampiran A. Perhitungan………………………………………………….29
Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus……………………..33
B.1 Jawaban Pertanyaan…………………………………….34
B.2 Tugas Khusus…………………………………………...34
Lampiran C. Gambar Alat yang Digunakan……………………………….37
Lampiran D. Blanko Percobaan……………………………………………
40

vi
1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Mengapa percobaan ini penting untuk dilakukan? Karena dengan memahami


konsep hukum Kekekalan momentum dapat membantu kita dalam memahami fenomena
fisika di sekitar kita terutama fenomena mengenai hukum kekekalan momentum. Selain
itu juga melalui percobaan ini kita dapat melihat secara langsung peristiwa benda
bertumbukan dan memahami bagimana benda tersebut berubah arah dan kecepatan
setelah bertumbukan. Pengaplikasian dari hukum ini diantaranya prinsip kerja pesawat
roket dan permainan bola golf yang dipukul dengan stik golf. Percobaan ini dilakukan
untuk memverifikasi hukum kekekalan momentum serta membedakan tumbukan elastis
dan tidak elastis.

1.2 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk memverifikasi hukum kekekalan


momentum dan membedakan tumbukan elastis dengan tumbukan tidak elastis.

1.3 Batasan Masalah

Variabel bebas pada percobaan ini diantaranya, beban kereta, pegas,


velctro, dan gaya yang diberikan ke kereta B untuk bertumbuk dengan kereta A.
Sedangkan variabel terikat diantaranya, arah gerak kereta A maupun kereta B dan
kecepatan kedua kereta.
2

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Momentum Linier

Hukum koversi energi merupakan salah satu hukum yang penting dalam
ilmu fisika, salah satu besaran yang diketahui konversinya adalah momentum
linier. Dalam mempelajari momentum linier pada dasarnya merupakan
pengolahan lebih lanjut mengenai hukum-hukum Newton [1].

Momentum adalah besaran vector karena memiliki nilai dan arah.


Momentum sebuah partikel dapat dipandang sebagai ukuran kesulitan untuk
mendiamkan sebuah partikel. Satuan besaran untuk momentum adalah kg.m/s.
Hukum kedua newton memiliki kaitan dengan momentum linier, karena jika tidak
ada gaya eksternal yang bekerja, maka momentum total adalah kekal yang artinya
tetap konstan sepanjang waktu[2].

Berbicara mengenai momentum berarti berbicara mengenai gerakan. Seperti yang


sudah dijelaskan dibagian abstrak, mengenai sejarah hukum kekekalan momentum
kita dapat lebih memahami apa itu momentum linier. Sebagai contoh,
menghentikan sebuah truk dengan massa yang besar lebih sulit daripada
menghentikan sepeda motor yang bergerak dengan kecepatan yang sama [3].

Dapat dikatakan bahwa truk tersebut memiliki momentum linier yang


lebih besar daripada sepeda motor. Momentum linier merupakan besaran vector,
secara matematis hasil perkalian massa dengan kecepatan.

P=m⃗v ……………. ……………………………..2.1


Diatas merupakan rumus dari momentum linier. Dengan m adalah massa


yang merupakan besaran skalar dan ⃗v adalah kecepatan yang merupakan besaran
vektor. Karena m merupakan besaran skalar yang selalu positif maka kita tahu
P dan ⃗v memiliki arah yang sama.
bahwa ⃗
3

Newton menyatakan hukum kedua tentang gerak dalam momentum:

Laju perubahan momentum partikel sama dengan gaya total yang bekerja pada
partikel dan berada diarah gaya itu.

Berdasarkan hukum kedua Newton diatas maka persamaan matematisnya


menjadi :

d ⃗p
F net=
⃗ …………………………………………...2.2
dt

F net menyatakan gaya eksternal total yang bekerja pada partikel. Gaya ini

mampu mengubah momentum linier partikel. Dengan kata lain, jika tidak ada
gaya eksternal total maka ⃗p tidak dapat berubah[2]. Dengan memanipulasi
persamaan 1 dan 2 maka kita mendapatkan :

d ⃗p d d ⃗v
F net=
⃗ = ( m ⃗v ) =m =m ⃗a…………………………..2.3
dt dt dt

[4] Jadi persamaan 2 diatas ekivalen dengan hukum Newton kedua tentang
gerak partikel atau F = ma.

Gambar 2.1 dua benda saling bertumbukan


[ CITATION 1 \l 1033 ]
4

Besarnya momentum yang bekerja pada saat tumbukan dapat diketahui


melalui persamaan :

P = P’

m1. v1 + m2. v2 = m1. v1’ + m2. v2’…………………………2.4

Berdasarkan persamaan diatas,kita dapat menyimpulkan bahwa


momentum bersifat kekal,karena momentum sebelum tumbukan sama besar
dengan momentum setelah tumbukan. Hal ini dapat terjadi apabila tidak ada gaya
luar yang mempengaruhi[5].

Dari persamaan diatas, kita dapat mencari kecepatan benda sebelum dan
sesudah bertumbukan, sehingga kita dapat mencari besarnya koefisien restitusi ( e
). Dari koefisien restitusi tersebut maka tumbukan dapat dibedakan menjadi 3,
yaitu tumbukan lenting sempurna, tumbukan lenting Sebagian, dan tumbukan
tidak lenting sama sekali.

2.2 Tumbukan Lenting Sempurna ( e = 1 )

Tumbukan lenting sempurna adalah tumbukan dimana gaya yang


bekerja pada kedua benda adalah gaya konservatif, sehingga besar energi kinetic
sebelum dan sesudah tumbukan besarnya sama[5].

Gambar 2.1 merupakan contoh tumbukan lenting sempurna.

Hukum kekekalan Momentum :

m1. v1 + m2. v2 = m1. v1’ + m2. v2’…………………………2.4


5

Pada tumbukan lenting sempurna, terjadi kekekalan energi kinetik, yang dapat
dibuktikan dengan persamaan dibawah ini :

m1 v1 + m2 v2 = m1 v1’ + m2 v2’

m1 v1 – m1 v1’ = m2 v2’ – m2 v2

m1(v1-v1’) = m2 (v2’-v2)……………………………….2.5

Kemudian dari persamaan diatas diturunkan menjadi hukum kekekalan energi


kinetic, yaitu :

Ek1 + Ek2 = Ek1’ + Ek2’………………………………2.6

1 1 1 1
m v 21+ mv 22 = mv ,12+ mv 2,2
2 2 2 2

m 1 ( v 21−v ,21 ) =m 2 (v ,22−v 22 )

m 1(v1 −v 1 ' ¿(v1 + v 1 ' )=m2 (v '2−v2 )( v'2 + v 2)

v'2−v '1=−(v2 −v 1 )

∆v’= −∆v

Dimana :

∆v = kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh benda 1 sesaat sebelum tumbukan

∆v’= kecepatan relatif benda 2 dilihat oleh benda 1 sesaat setelah tumbukan
6

2.3 Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali

Jika massa benda A dan B sama besar, benda A mula-mula diam, dan
benda B bergerak dengan kecepatan v. Setelah tumbukan menjadi v’=1/2( v A + v B ¿.
Jika massa kedua benda persamaan 2.4 menjadi

mB . v B=( m A + mB ) v ' ……………………………2.7

 
7

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Diagram Alir Percobaan

Secara umum pengambilan data penelitian adalah menyiapkan dua buah


kereta seperti. Dengan dua variasi kejadian yaitu tumbukan elastis dan tidak
elastis. Dimana kereta A berada diantara gerbang cahaya dan kereta B berada
diujung rel.

Mulai

Mempersiapkan alat dan bahan

Menghubungkan rel dengan


mesin blower

Melakukan percobaaan dengan variasi


massa

Data Pengamatan
Literatur

Pembahasan

Kesimpulan

Selesai
8

3.2 Prosedur Percobaan

Percobaan dilakukan sesuai modul yang telah diberikan. Untuk percobaan


hukum kekekalan momentum dibagi menjadi dua percobaan yaitu, tumbukan
lenting sempurna dan tumbukan tidak lenting sama sekali.

a. Persiapan alat

1. Susunlah alat seperti gambar 3.1

2. Nyalakan peniup (blower).

3. Periksalah kerataan lintasan.

4. Pasangkan penghalang cahaya dengan jarak diantara keduanya 50cm

5. Pasang pegas tumbuk pada 2 buah kereta yang bermassa sama.

6. Timbang kereta A dan B sebanyak 3 kali.

7. Timbang kereta + beban tambahan sebanyak 3 kali.

b. Tumbukan Lenting Sempurna


Percobaan pertama adalah tumbukan lenting sempurna dimana tumbukan
lenting sempurna berlaku hukum kekekalan energi kinetik.
1. Letakkan kereta di atas rel.
2. Kereta A dalam keadaan diam diantara 2 gerbang cahaya.
3. Letakkan kereta B diatas rel, lalu dorong kereta B sehingga
bergerak dengan kecepatan v B yang besarnya dapat diukur melalui

gerbang cahaya G 2(lihat gambar 3.1).


4. Amati kecepatan kereta yang melewati gerbang cahaya sebelum
dan sesudah tumbukan pada pencacah waktu (time counter),
kemudian catat nilai kecepatan yang diperoleh.
9

5. Ulangi percobaan di atas dengan mengubah massa kereta dengan


menambahkan beban tambahan, lalu catat hasilnya.
6. Lakukan untuk beberapa kali dengan dorongan yang berbeda-beda.

c. Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


Percobaan kedua adalah tumbukan tidak lenting sama sekali dimana pada
percobaan ini kereta tidak terpental atau tidak lenting sama sekali setelah
bertumbukan.
1. Pasang Velcro pada kedua kereta dan penghalang cahaya hanya
pada salah satu kereta.
2. Letakkan kereta A di antara kedua gerbang cahaya.
3. Letakkan kereta B pada rel, lalu dorong kereta B sehingga
menumbuk kereta A (setelah tumbukan kedua kedua kereta akan
bergerak bersama-sama).
4. Amati kecepatan kereta yang melewati gerbang cahaya sebelum
dan sesudah tumbukan pada pencacah waktu (time counter),
kemudian catat nilai kecepatan yang diperoleh.
5. Ulangi langkah 2 s.d. 4 dengan menambahkan beban tambahan
pada kereta kemudian catat hasilnya.
6. Lakukan untuk beberapa dorongan yang berbeda-beda.
10

3.3 Alat-alat yang digunakan

Alat-alat yang digunakan juga harus diperhatikan kondisinya. Pastikan alat yang
digunakan tidaklah rusak dan juga memiliki akurasi yang tepat. Berikut adalah
alat-alat yang digunakan pada percobaan ini :
1. 1 set rel udara
2. 2 buah kereta
3. 2 buah pegas tumpuk
4. 1 set beban
5. 2 buah gerbang cahaya
6. 1 set Pencacah waktu (time counter AT 01)
7. 2 buah Velcro
8. 2 buah penghalang cahaya
11

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

Berikut adalah hasil percobaan yang kami buat dalam bentuk tabel.

A. PENIMBANGAN

Table A Penimbangan Massa Benda


Massa (kg)
Mrata-rata (kg)
No. Benda 1 2 3
1. Kereta A 0.1279 0.1279 0.1279 0.1279
2. Kereta A + 1 beban 0.1552 0.1552 0.1552 0.1552
3. Kereta A + 2 beban 0.1798 0.1798 0.1798 0.1798
4. Kereta B 0.1281 0.1282 0.1281 0.1281
5. Kereta B + 1 beban 0.1558 0.1558 0.1557 0.1558
6. Kereta B + 2 beban 0.1807 0.1807 0.1807 0.1807

B. PERCOBAAN TUMBUKAN LENTING SEMPURNA

Table B Tumbukan Lenting Sempurna


SebelumTumbukan
Kereta A Kereta B (P 1.1)
P total
No. Beban mA vA PA mB vB PB
(kgm/s)
(kg) (m/s) (kgm/s) (kg) (m/s) (kgm/s)
1 Tanpa Beban 0.128 0 0 0.128 0.87 0.111 0.111

2 Tambah 1 beban 0.155 0 0 0.156 0.865 0.135 0.0135

3 Tambah 2 beban 0.180 0 0 0.181 0.161 0.0291 0.0291

SetelahTumbukan
Beban Kereta A (P 2.1) Kereta B (P 2.2)
12

mA v'A P'A mB v'B P'B


(kg) (kg) (m/s) (kgm/s) P' total
(m/s) (kgm/s)
Tanpa Beban 0.128 0.0832 0.0106 0.128 0.87 0.111 (kgm/s)
0.217

Tambah 1 beban 0.155 0.0791 0.0122 0.156 0.95 0.1482 0.1604

Tambah 2 beban 0.180 0 0 0.181 0.347 0.0628 0.0628

Table C Selisih Momentum Total


Beban P Total P' Total |P−P '|
Tanpa Beban 0.111 0.217 0.106
Tambah 1
0.0135 0.1604 0.1469
beban
Tambah 2
0.0291 0.0628 0.0337
beban

C. PERCOBAAN TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI

Table D Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


SebelumTumbukan
Kereta A Kereta B (P 1.1)
P total
No. Beban mA vA PA mB vB PB
(kgm/s)
(kg) (m/s) (kgm/s) (kg) (m/s) (kgm/s)
1 Tanpa Beban 0.128 0 0 0.128 0.107 0.0137 0.0137

2 Tambah 1 beban 0.155 0 0 0.156 0.122 0.0190 0.0190

3 Tambah 2 beban 0.180 0 0 0.181 0.0911 0.0164 0.0164


SetelahTumbukan
Kereta A (P 2.1) Kereta B (P 2.2)
No. Beban P' total
mA v '
A P '
A
mB v '
B P '
B (kgm/s)
(kg) (m/s) (kgm/s) (kg) (m/s) (kgm/s)
1 Tanpa Beban 0.128 0.047 0.0060 0.128 0.04 0.0512 0.0572

2 Tambah 1 beban 0.155 0.059 0.0091 0.156 0.057 0.0088 0.0179

3 Tambah 2 beban 0.180 0.039 0.0070 0.181 0.035 0.0063 0.0133


13

Table E Selisih Momentum Total


Beban P Total P' Total |P−P '|
Tanpa Beban 0.0137 0.0572 0.0435
Tambah 1
0.0190 0.0179 0.0011
beban
Tambah 2
0.0164 0.0133 0.0031
beban

4.1.1 Ralat Langsung

n mn mn ⌈ ∂ m⌉ ❑ |∂ m|2 α Sm SR m n ± Sm
Tabel F Massa kereta A tanpa beban
1 0.1279 0 0
2 0.1279 0.1279 0 0 0 0 0% 0
3 0.1279 0 0
∑ 0.3837 0 0

Tabel G Massa kereta A tambah 1 beban

n mn mn ⌈ ∂ m⌉ ❑ |∂ m|2 α Sm SR Pn ± Sm
1 0.1552 0 0
2 0.1552 0.1552 0 0 0 0 0% 0
3 0.1552 0 0
∑ 0.4656 0 0

n mn mn ⌈ ∂ m⌉ ❑ |∂ m|2 α Sm SR m n ± Sm
1 0.1798 0 0
2 0.1798 0.1798 0 0 0 0 0% 0
3 0.1798 0 0
∑ 0.5394 0 0

Tabel H Massa kereta A tambah 2 beban


n mn mn ⌈ ∂ m⌉ ❑ |∂ m|2 α Sm SR m n ± Sm
14

1 0.128 0 0
1
2 0.128 0.128 0.0001 10−8 3.3 7.07 0.0551% 0.1281± 7.07 ×10−5
2 1 ×10−9 ×10−5
3 0.128 0 0
1
∑ 0.384 0.0001 10−8
4

Tabel I Massa kereta B tanpa beban

Tabel J Massa kereta B ditambah 1 beban

n mn mn ⌈ ∂ m⌉ ❑ |∂ m|2 α Sm SR m n ± Sm
1 0.155 0.0001 10−8
8
2 0.155 0.155 0.0001 10−8 6.6 ×10−9 10−4 0.0642% 0.1557± 10−4
8 7
3 0.155 0 0
7
∑ 0.467 0.0002 2 ×10−8
3

Tabel K Massa kereta B ditambah 2 beban

n mn mn ⌈ ∂ m⌉ ❑ |∂ m|2 α Sm SR m n ± Sm
1 0.1807 0 0
2 0.1807 0.1807 0 0 0 0 0% 0
15

3 0.1807 0 0
∑ 0.5421 0 0

4.1.2 Ralat tidak langsung

Berikut ini adalah ralat tidak langsung dari percobaan hukum kekekalan
momentum :

Diketahui massa kereta A tanpa beban = 0,1279 kg

P= mv

∂P
∂v
=m

∂P
=0.1279
∂v

2
∂P
SP =
√( ∂v
× Sm )
SP = √ ( 0.1279 ×0 )2

SP = 0 Kgm/s
Diketahui massa kereta A ditambah 1 beban :

P= mv

∂P
∂v
=m

∂P
=0.1552
∂v

2
∂P
SP =
√( ∂v
× Sm )
16

SP = √ ( 0.1552× 0 )2

SP = 0 Kgm/s
Diketahui massa kereta A tambah dua beban = 0,1798kg

P= mv

∂P
∂v
=m

∂P
=0.1798
∂v

2
∂P
SP =
√( ∂v
× Sm )
SP = √ ( 0.1798 ×0 )2

SP = 0 Kgm/s

Diketahui massa kereta B


tanpa beban =
0,1281kg

P= mv

∂P
∂v
=m

∂P
=0.1281
∂v

2
∂P
SP =
√( ∂v
× Sm )
SP = √ ( 0.1281 ×7.07 ×10−5 )2
17

SP = 9.0559 ×10−9
Diketahui massa kereta B tambah satu beban = 0,1558kg

P=mv

∂P
∂v
=m

∂P
=0.1558
∂v

2
∂P
SP =
√( ∂v
× Sm )
SP = √ ( 0.1558 ×10−4 )2

SP = 1.558 ×10−5 Kgm/s

Diketahui massa kereta B


tambah dua
beban =
0,1807kg
P=mv

∂P
∂v
=m

∂P
=0.1807
∂v

2
∂P
SP =
√( ∂v
× Sm )
SP = √ ( 0.1807 ×0 )2

SP = 0 Kgm/s
18

4.2 Pembahasan Percobaan

Percobaan kali ini dilakukan dengan menonton vidio


percobaan yang diberikan mengenai hukum kekekalan
momentum. Didapatkan data yang dilampirkan di bab iv
bagian hasil percobaan. Data tersebut diolah kembali data-
data yang diberikan untuk mencari momentum, rata-rata,
dan lainnya. Pada percobaan hukum kekekalan momentum
observasi dilakukan pada kecepatan kereta dan arah gerak
kereta dimana kedua hal tersebut merupakan bagian dari
momentum. Kemudian, pada kedua kereta diberikan beban
yang berbeda untuk membuktikan kebenaran hukum
kekekalan momentum, juga diberikan pegas dan velcro pada
kedua kereta untuk membedakan tumbukan elastis dan tidak
elastis. Dengan adanya perhitungan dan data-data yang
diberikan praktikan dapat lebih memahami mengenai
hukum kekekalan momentum dan tumbukan elastis serta
tidak elastis.

Seperti yang sudah diketahui hukum kekekalan


momentum menyatakan bahwa momentum total benda
sebelum tumbukan dan setelah tumbukan adalah sama
apabila tidak ada gaya dari luar yang mempengaruhi benda
tersebut.

Berikut merupakan penjelasan dari percobaan lenting


19

sempurna

a. Kereta tanpa beban

Pada percobaan kereta tanpa beban memiliki masa


0,128 kg untuk kereta A dan 0,128 kg untuk kereta B di
hasilkan momentum awal 0,114304 kg m/s dan
momentum akhinya 0,1218096 kg m/s dari data ini
selisihnya antara momentum awal dan akhir sebesar
0,0075056kg m/s

b. Kereta + 1 Beban

Data yang dihasilkan pada percobaan ini adalah


kereta A memiliki massa 0,155kg dan kereta B memiliki
massa 0,165kg, momentum awal yang dihasilkan sebesar
0,142725 kg m/s dan momentum akhir sebesar 0,270805 kg
m/s sehingga selisih keduanya adalah 0,12808 kg

c. Kereta + 2 beban

Data yang didapatkan pada percobaan ini adalah


kereta A memiliki massa 0,180kg dan kereta B memiliki
massa 0,181kg, momentum awal yang dihasilkan sebesar
0,062807 kg m/s dan momentum akhir sebesar 0,016489 kg
m/s sehingga selisih keduanya adalah 0,33666 kg

Berikut percobaan tumbukan lenting tidak sempurna

1. Kereta tanpa beban

Pada percobaan kereta tanpa beban memiliki masa


0,128 kg untuk kereta A dan 0,128 kg untuk kereta B di
hasilkan momentum awal 0,013696 kg m/s dan
momentum akhinya 0,114304 m/s dari data ini selisihnya
antara monentum awal dan akhir sebesar 0,2107093 kg m/s
20

2. Kereta + 1 Beban

Data yang dihasilkan pada percobaan ini adalah


kereta A memiliki massa 0,155kg dan kereta B memiliki
massa 0,165kg, momentum awal yang dihasilkan sebesar
0,02013 kg m/s dan momentum akhir sebesar
0,01756455kg m/s sehingga selisih keduanya adalah
0,00256545kg

3. Kereta + 2 beban

Data yang didapatkan pada percobaan ini adalah


kereta A memiliki massa 0,180kg dan kereta B memiliki
massa 0,181kg, momentum awal yang dihasilkan sebesar
0,016489 kg m/s dan momentum akhir sebesar 0,01385164
kg m/s sehingga selisih keduanya adalah 0,00263736kg

Berdasarkan hasil hasil diatas banyak hasil percobaan


yang tidak sesuai dengan bunyi hukum kekekalan
momentum hal tersebut bisa terjadi karena adanya
beberapa faktor, faktor faktor tersebut antara lain

1. Kesalahan dalam penggunaan alat

Salah satu yang mempengaruhi kesalahan atau pun


penggunaan yang membuat hasil kurang akurat. Seperti pegas yang
dipasang kurang pas atau mungkin juga timbangan yang
menimbang kurang akurat.
21

2. Terjadinya kesalahan dalam membaca data

Tidak bisa di pungkiri kesalahan saat membaca data juga


bisa menjadi salah satu faktor, karena kita praktikan sebagai
manusia terkadang suka ceroboh dalam melakukan suatu hal.

Pada bagian ralat langsung banyak yang hasilnya nol, itu


menandakan hasil yang kita dapatkan melalui pengamatan dan
pengukuran terbilang akurat
22

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Setelah melakukan praktikum dan mengolah data kami menarik kesimpulan


bahwa :

1. Hukum kekekalan momentum dapat diverifikasi


2. Tumbukan elastis dan tidak elastis dapat dibedakan dilihat dari arah gerak
kereta setelah bertumbukan

5.2 Saran

Setelah melakukan praktikum dan menarik kesimpulan kami memberi saran


bahwa :

1. Mohon dukungannya untuk praktikum berikutnya


2. Format laporan dipersingkat
3. Praktikan lebih teliti dalam pengambilan data
4. Praktikan berpakaian rapih dan sopan saat melakukan tes lisan
DAFTAR PUSTAKA

[1] Gioncoli, Douglas. Fisika edisi kelima jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga. 2001
[2] Tipler, Paul A. Fisika untuk sains dan teknik. Jakarta: Penerbit Erlangga. 1991
[3] Sutarno. Fisika untuk Universitas. Yogyakarta: Erlangga. 2004.
[4] Nur Apriliani Rachman. Momentum dan Impuls.
https://www.academia.edu/30309052/Pend_Kimia1B_62_Nur_Apriliani_Rachma
n_Laporan_Akhir_Praktikum_Momentum_dan_Impuls_MOI_ [19 oktober 2020]
[5] Jennica Fidelia. Tumbukan.
https://www.academia.edu/8866722/LAPORAN_PRAKTIKUM_FISIKA_DASA
R_TUMBUKAN [19 oktober 2020]
Lampiran A Perhitungan
1. Massa rata-rata
Jumlah data
Rumus rata-rata =
Banyak data
Massa rata-rata kereta A tanpa beban
3(0.1279)
= 0.1279
3

Massa rata-rata Kereta A ditambah 1 beban


3(0.1552)
= 0.1552
3

Massa rata-rata kereta A ditambah 2 beban


3(0.1798)
= 0.1798
3

Massa rata-rata Kereta B tanpa beban


0.4384
= 0.1461
3

Massa rata-rata kereta B ditambah 1 beban

0.4673
= 0.1557
3

Massa rata-rata Kereta B ditambah 2 beban

3(0.1807)
= 0.1807
3

2. Momentum tumbukuan lenting sempurna


a. Sebelum tumbukan kereta A
P A =0

b.Sebelum tumbukan kereta B


Rumus : PB =m B v B

- Kereta B tanpa beban


0.128 ×0.87=0.111
- Kereta B ditambah 1 beban
0.156 × 0.865=0.135

- Kereta B ditambah 2 beban


0.181 ×0.161=0.0291

c. Sesudah Tumbukan kereta A


Rumus : P'A =m A v A '
- Kereta A tanpa beban
0.128 ×0.0832=0.0106

- Kereta A +1 beban
0.155 ×0.0791=0.0122
- Kereta A +2 beban
0.18 ×0=0

d.Sesudah tumbukan kereta B


Rumus : P'B =m B v 'B

- Kereta B tanpa beban


0.128 ×0.87=0.111
- Kereta B +1 beban
0.156 × 0.95=0.1482
- Kereta B +2 beban
0.181 ×0.347=0.0628

e. Selisih momentum total


Rumus : Selisih = |P−P ' |

- Tanpa beban
|0.111−0.217|=0.106
- +1 beban
|0.135−0.1604|=0.1469
- +2 beban
|0.0291−0.0628|=0.0337

3. Tumbukan tidak lenting sama sekali

a. Sebelum tumbukan kereta A


P A =0

b. Sebelum tumbukan kereta B


Rumus : PB =m B v B

- Kereta B tanpa beban


0.128 ×0.107=0.0137
- Kereta B ditambah 1 beban
0.156 × 0.122=0.0190

- Kereta B ditambah 2 beban


0.181 ×0.0911=0.164

c. Sesudah Tumbukan kereta A


Rumus : P'A =m A v A '
- Kereta A tanpa beban
0.128 ×0.047=0.0060
- Kereta A +1 beban
0.155 ×0.059=0.0091
- Kereta A +2 beban
0.18 ×0.039=0.0070

d. Sesudah tumbukan kereta B


Rumus : P'B =m B v 'B

- Kereta B tanpa beban


0.128 ×0.04=0.0512
- Kereta B +1 beban
0.156 × 0.057=0.0088
- Kereta B +2 beban
0.181 ×0.035=0.0063

e. Selisih momentum total


Rumus : Selisih = |P−P ' |

- Tanpa beban
|0.0137−0.0572|=0.0435
- +1 beban
|0.0190−0.0179|=0.0011
- +2 beban
|0.0164−0.0133|=0.0031
LAMPIRAN B

JAWABAN PERTANYAAN DAN TUGAS KHUSUS


Lampiran B. Jawaban Pertanyaan dan Tugas Khusus

B.1 Jawaban Pertanyaan


1. Jelaskan hubungan antara momentum dan implus, serta buktikan
persamaan matematisnya!
Jawab:
Konsep hubungan momentum dan impuls dapat disamakan sebagai
konsep yang muncul di hukum II Newton, yaitu sebagai berikut
𝐹 = 𝑚𝑎
Kita dapat bayangkan, Sebuah gaya tetap F bekerja pada sebuah benda

yang bermassa m selama Δ𝑡 sehingga kecepatan benda berubah dari 𝑣1

menjadi 𝑣2 perubahan kecepatan benda ini akan memberikan kecepatan

rata-rata, berikut persamaannya


𝑣1
𝑎 = (𝑣2 −
)
Δ𝑡
𝑣1
Jika persamaan 𝑎 = (𝑣2 − ) disubtitusikan ke dalam persamaan 𝐹 =
𝑚𝑎
Δ𝑡

maka akan didapatkan rumus


𝑣1
𝐹 = 𝑚(𝑣2 − )
Δ𝑡
𝐹Δ𝑡 = 𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1

Persamaan diatas menunjukkan Hasil kali gaya dan selang waktu lamanya

gaya bekerja yang dimana dapat menghasilkan selisih antara momentum

akhir dan momentum awal benda.

Besaran 𝐹Δt disebut sebagai impuls dan dapat dilambangkan dengan I .

jadi rumus impuls adalah

𝐼 = 𝐹Δt
Impuls dapat dihitung bila Gaya yang mempengaruhi benda ada

nilainya tetap tetapi jika tidak tetap diperlukan suatu persamaan

matematika

Dari persamaan 𝐹Δ𝑡 = 𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1 didapat pula sebuah persamaan berupa

𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1, yang dimana disebut sebagai perubahan momentum.

Perubahan momentum juga bias masuk kepersamaan impuls, seperti

𝐼 = Δ𝑝

𝐼 = 𝑚𝑣2 − 𝑚𝑣1

Dapat disimpulkan bahwa nilai impuls sama dengan nilai perubahan

momentum.

2. Sebutkan dan jelaskan aplikasi momentum dalam kehidupan sehari-


hari! (minimal 3)
Jawab :
berikut pengaplikasian momentum dikehidupan sehari hari
- Pememain billiar memukul bola billiar
- Pemukul tongkat kasti dipukul oleh atlet
- Mobil dan truk saling bertabrakan
3. Sebuah senapan massanya 2 kg menembakkan peluru yang
massanya 2 gr dengan kelajuan 400 m/s, tentukan kecepatan
senapan sesaat peluru lepas dari senapan!
Jawab :
Menggunakan hokum kekekalan momentum
𝑚𝑠𝑣𝑠 + 𝑚𝑝 + 𝑣𝑝 = 𝑚𝑠𝑣𝑠′ + 𝑚𝑝𝑣𝑝′
(2 × 0) + (0.002 × 0) = (2 × 𝑣𝑠′) + (0.002 × 400)
0 + 0 = 2𝑣𝑠′ + 0.8
−2𝑣𝑠′ = 0.8
𝑣′𝑠 = −0.4m/s
Jadi kecepatan senapan sesaat peluru lepas dari senapan sebesar
-0.4 m/s. bernilai minus karena arahnya kebelakang atau bias disebut
juga arahnya berlawanan dengan arah gerak peluru

4. Sebuah bom meledak menghasilkan pecahan dua bagian yang


bergerak ke arah berlawanan. Rasio massa kedua pecahan
tersebut ialah m1 : m2 = 1 : 2. Bila energi yang dibebaskan
adalah 5 x 106 J, maka tentukan perbandingan kecepatan
pecahan bom tersebut!
LAMPIRAN C

GAMBAR ALAT DAN BAHAN


Lampiran C. Gambar Alat Dan Bahan

Gambar C.1 Waterpass Gambar C.5 Kereta A & B

Gambar C.2 Beban Gambar C.6 Time Counter

Gambar C.3 Pegas Tumbuk Gambar C.7 Rel Kereta

Gambar C.4 Velcro Gambar C.8 Gerbang Cahaya


Pertama
Gambar C.9 Gerbang Cahaya kedua Gambar C.10 Blower
LAMPIRAN D

BLANKO PERCOBAAN
BLANGKO PERCOBAAN
HUKUM KEKEKALAN MOMENTUM

DATA PRAKTIKAN
NAMA Yohanes Juan Bagus Simorangkir
NIM / GRUP 3331200042 / E2
JURUSAN Teknik Mesin
REKAN Muhamad Toha
TGL. Sabtu, 3 Oktober 2020
PERCOBAAN

D. PENIMBANGAN

Table A Penimbangan Massa Benda


Massa (kg)
Mrata-rata (kg)
No. Benda 1 2 3
1. Kereta A 0.1279 0.1279 0.1279 0.1279
2. Kereta A + 1 beban 0.1552 0.1552 0.1552 0.1552
3. Kereta A + 2 beban 0.1798 0.1798 0.1798 0.1798
4. Kereta B 0.1281 0.1282 0.1281 0.1281
5. Kereta B + 1 beban 0.1558 0.1558 0.1557 0.1558
6. Kereta B + 2 beban 0.1807 0.1807 0.1807 0.1807

E. PERCOBAAN TUMBUKAN LENTING SEMPURNA

Table B Tumbukan Lenting Sempurna


SebelumTumbukan
Kereta A Kereta B (P 1.1)
P total
No. Beban mA vA PA mB vB PB
(kgm/s)
(kg) (m/s) (kgm/s) (kg) (m/s) (kgm/s)
1 Tanpa Beban 0.128 0 0 0.128 0.87 0.111 0.111

2 Tambah 1 beban 0.155 0 0 0.156 0.865 0.135 0.0135

3 Tambah 2 beban 0.180 0 0 0.181 0.161 0.0291 0.0291


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN


Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN


Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id

SetelahTumbukan
Kereta A (P 2.1) Kereta B (P 2.2)
No. Beban P' total
mA v '
A P '
A
mB v '
B P '
B (kgm/s)
(kg) (m/s) (kgm/s) (kg) (m/s) (kgm/s)
1 Tanpa Beban 0.128 0.0832 0.0106 0.128 0.87 0.111 0.217

2 Tambah 1 beban 0.155 0.0791 0.0122 0.156 0.95 0.1482 0.1604

3 Tambah 2 beban 0.180 0 0 0.181 0.347 0.0628 0.0628

Table C Selisih Momentum Total


Beban P Total P' Total |P−P '|
Tanpa Beban 0.111 0.217 0.106
Tambah 1
0.0135 0.1604 0.1469
beban
Tambah 2
0.0291 0.0628 0.0337
beban

F. PERCOBAAN TUMBUKAN TIDAK LENTING SAMA SEKALI

Table D Tumbukan Tidak Lenting Sama Sekali


SebelumTumbukan
Kereta A Kereta B (P 1.1)
P total
No. Beban mA vA PA mB vB PB
(kgm/s)
(kg) (m/s) (kgm/s) (kg) (m/s) (kgm/s)
1 Tanpa Beban 0.128 0 0 0.128 0.107 0.0137 0.0137

2 Tambah 1 beban 0.155 0 0 0.156 0.122 0.0190 0.0190

3 Tambah 2 beban 0.180 0 0 0.181 0.0911 0.0164 0.0164


SetelahTumbukan
Kereta A (P 2.1) Kereta B (P 2.2)
No. Beban P' total
mA v '
A P '
A
mB v '
B P '
B (kgm/s)
(kg) (m/s) (kgm/s) (kg) (m/s) (kgm/s)
1 Tanpa Beban 0.128 0.047 0.0060 0.128 0.04 0.0512 0.0572

2 Tambah 1 beban 0.155 0.059 0.0091 0.156 0.057 0.0088 0.0179

3 Tambah 2 beban 0.180 0.039 0.0070 0.181 0.035 0.0063 0.0133


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SULTAN AGENG TIRTAYASA

LABORATORIUM FISIKA TERAPAN


Jalan Jenderal Sudirman Km. 3 Cilegon 42435 Telp. (0254) 395502
Website: http://fisdas.ft-untirta.ac.id Email: lab.fisikaterapan@untirta.ac.id
Table E Selisih Momentum Total
Beban P Total P' Total |P−P '|
Tanpa Beban 0.0137 0.0572 0.0435
Tambah 1
0.0190 0.0179 0.0011
beban
Tambah 2
0.0164 0.0133 0.0031
beban

Suhu ruang awal = 22 ℃


Suhu ruang akhir = 22 ℃
Sikap barometer awal = 755mmHg
Sikap barometer akhir = 755mmHg

Anda mungkin juga menyukai