Anda di halaman 1dari 6

Nama : Hazel Faras Alhafiz

NPM : 130112190626

Tugas Pengayaan Stase Obstetri Ginekologi


Rotasi Juli – Agustus 2020
Personal Infection Prevention and Control

Pasien rentan terkena hospital associated infections atau HAIs selama proses perawatan

di fasilitas kesehatan. Pada umumnya muncul pada pasien perawatan 30 hari. Tenaga kesehatan

dapat terinfeksi di fasilitas kesehatan. Salah satu contoh HAIs seperti surgical site infection,

catheter associated urinary tract infection, Central venous catheter related bloodstream

infection, dan pneumonia. Dampak dari HAIs mulai dari meningkatkan morbiditas dan

mortalitas, mengakibatkan kecacatan, meningkatkan lama dan biaya perawatan, menurunkan

produktivitas dan mutu fasilitas kesehatan, serta fasilitas kesehatan terancam dituntut hukum.

Oleh karena itu, di rumah sakit didirikan organisasi PPIRS yang bertugas untuk

mencegah infeksi dengan penerapan kewaspadaan standar dan isolasi, surveilans HAIs dan

penanggulangan bila ada kejadian luar biasa, pendidikan dan pelatihan bidang pengendalian

infeksi, serta monitoring dan evaluasi kebijakan dan prosedur di bidang pengendalian infeksi.

PPIRS bertujuan melindungi pasien dari HAIs, melindungi pasien dari infeksi lainnya mungkin

didapat akibat terjadinya kontak dengan pasien lain atau tenaga kesehatan, serta melindungi

tenaga kesehatan, pasien dan masyarakat rumah sakit dari risiko terpajan infeksi. PPIRS

termasuk dalam sasaran keselamatan pasien yaitu pencegahan dan pengendalian infeksi terkait

dengan pelayanan kesehatan. Pilar PPIRS terdiri dari organisasi, program, dan pedoman.

Kewaspadaan standar personal dalam PPIRS terdiri dari kebersihan tangan, penggunaan APD,

kebersihan pernapasan atau etika batuk, peralatan perawatan pasien, penatalaksanaan linen,

penanganan limbah dan benda tajam, serta penyuntikan yang aman.


Program kebersihan tangan berdasarkan kewaspadaan kebersihan tangan dan

memastikan tersedianya fasilitas sarana dan prasarana kebersihan tangan dan alat pelindung

diri. Program ini mengurus penempatan sarana kebersihan tangan dan edukasi kepada seluruh

petugas, pasien keluarga dan pengunjung dengan menggunakan media informasi. Kebersihan

tangan adalah hal utama dalam PPIRS dan merupakan komponen sentral dari keamanan pasien.

Kebersihan tangan sederhana dan efektif mencegah HAIs dan menciptakan lingkungan dan

pelayanan kesehatan yang aman. bila tangan kotor, cuci dengan sabun atau antiseptik dengan

air mengalir. Bila tangan tidak tampak kotor bersihkan dengan gosokan cairan berbasis alkohol.

5 momen kebersihan tangan terdiri dari

1. Sebelum kontak dengan pasien

2. Sebelum melakukan tindakan aseptik

3. Setelah terpapar risiko cairan tubuh

4. Setelah kontak dengan pasien

5. Setelah kontak dengan lingkungan sekitar pasien

Berikut adalah 6 langkah mencuci tangan

1. Gosok tangan dengan posisi telapak pada telapak

2. Gosok telapak tangan di atas punggung tangan kiri dengan jari saling menjalin dan

sebaliknya

3. Gosok telapak pada telapak dan jari saling menjalin


4. Gosok punggung jari-jari pada telapak

yang berlawanan dengan jari-jari saling

mengunci

5. Gosok memutar dengan ibu jari kiri dan

tangan kanan mengunci pada telapak kiri

dan sebaliknya

6. Gosok memutar ke arah belakang dan

depan dengan jari-jari tangan kanan

mengunci pada kelopak kiri dan sebaliknya

Bila menggunakan sabun: basahi dengan air, pakai cukup sabun untuk menyabuni

seluruh permukaan tangan, lakukan 6 langkah mencuci tangan, bilas dengan air keringkan

tangan sekali mungkin dengan handuk sekali pakai gunakan handuk untuk mematikan keran.

Bila menggunakan alkohol: tuang segenggam penuh bahan antiseptik berbasis alkohol ke

dalam tangan ke seluruh permukaan tangan dan lakukan 6 langkah mencuci tangan.

Selain cuci tangan terdapat kewaspadaan penggunaan alat pelindung diri. Alat

pelindung diri atau APD terdiri dari masker, topi, sarung tangan gaun pelindung wajah,

goggles, dan sepatu. APD digunakan petugas maupun pasien untuk melindungi diri dari

kontaminasi penyakit infeksi. Berikut adalah indikasi penggunaan APD:


Kewaspadaan kebersihan pernapasan atau etiket batuk mencegah penularan HAIs.

Etiket batuk meliputi

• Menutup mulut dan hidung saat batuk atau bersin dengan menggunakan tangan atau

tisu; gunakan lengan baju bagian dalam saat bersin atau batuk

• Jika menggunakan tisu buang tisu ke tempat sampah kuning bila terkena cairan

• Lakukan cuci tangan dengan sabun atau alkohol setelah kontak dengan cairan

• jaga jarak terhadap orang dengan gejala infeksi saluran pernapasan atas dan demam

• Gunakan masker
Kewaspadaan perawatan pasien dilihat dari bagaimana alat dipakai terdiri dari

• Disposable, setelah dipakai dibuang

• Reusable, setelah dipakai dapat dilakukan dekontaminasi yang meliputi

pembersihan, disinfeksi, dan sterilisasi

• Peralatan kritikal dilakukan sterilisasi

• Peralatan semi kritikal dilakukan disinfeksi tingkat tinggi

• Peralatan non kritikal dilakukan pembersihan. Jika alat terkontaminasi darah atau

cairan tubuh dilakukan disinfeksi

Kewaspadaan limbah berupa memisahkan limbah infeksius dan noninfeksius. Limbah

infeksius terkontaminasi dengan darah, cairan tubuh, sekresi dan ekskresi. Sedangkan, limbah

non infeksius tidak terkontaminasi. Limbah padat infeksius dibuang ke dalam kantong plastik

kuning sedangkan limbah padat non infeksius dibuang ke kantong plastik hitam. Limbah cair

infeksius dibuang ke saluran khusus. limbah jarum dan benda tajam lainnya ke wadah tahan

tusuk dan tahan air (safety box).

Kewaspadaan penyuntikan yang aman terdiri dari tidak memakai uang jarum suntik,

upayakan tidak memakai obat-obat atau cairan multidose, pertahankan teknik aseptik dan

antiseptik pada pemberian suntikan, segera buang jarum suntik habis pakai, tidak melakukan

recapping jarum suntik habis pakai

Kewaspadaan penanganan linen dalam bentuk memisahkan linen kotor terkontaminasi

darah atau cairan tubuh dengan yang tidak terkontaminasi, tidak meletakkan linen di lantai,

simpan linen di lemari tertutup, dan membawa linen kotor maupun bersih dalam keadaan

tertutup.
Langkah-langkah Cuci Tangan

Berikut adalah 6 langkah mencuci

tangan

1. Gosok tangan dengan

posisi telapak pada telapak

2. Gosok telapak tangan di

atas punggung tangan kiri dengan

jari saling menjalin dan sebaliknya

3. Gosok telapak pada

telapak dan jari saling menjalin

4. Gosok punggung jari-jari

pada telapak yang berlawanan dengan jari-jari saling mengunci

5. Gosok memutar dengan ibu jari kiri dan tangan kanan mengunci pada telapak kiri dan

sebaliknya

6. Gosok memutar ke arah belakang dan depan dengan jari-jari tangan kanan mengunci

pada kelopak kiri dan sebaliknya

Referensi

1. Peraturan Menteri kesehatan Republik indonesia Nomor 27 tahun 2017 Tentang

Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Infeksi di Fasilitas Pelayanan Kesehatan

2. WHO guidelines on hand hygiene in health care

Anda mungkin juga menyukai