PROPOSAL
Diajukan Oleh :
Elvira Octaviana
Mahasiswa Institut Agama Islam Negeri
(IAIN) Langsa
Fakultas/Prodi : SYARIAH/HTN
Nomor Pokok : 2032017034
FAKULTAS SYARIAH
HUKUM TATA NEGARA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI LANGSA
2020
KATA PENGANTAR
Bissmillahirahmanirrahim
Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah SWT, Sang Maha
Pencipta semesta alam yang telah memberikan nikmat pemahaman, kesehatan, serta
judul “Penerapan Hukum Pidana Islam Pada Sistem Hukum Tata Negara
Muhammad Saw beserta seluruh keluarga dan para sahabat. Penulis menyadari
bahwa dalah penyusunan proposal ini masih banyak tedapat kekurangan dan jauh
dari kata kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran
proposal ini senantiasa berguna bagi penulis khususnya dan bagi para pembaca
Penulis
i
DAFTAR ISI
Halaman
ii
A. Latar Belakang
Hak Asasi Manusia (HAM) adalah hak-hak yang secara inheren melekat
dalam diri manusia,yang tepatnya manusia tidak dapat hidup sebagai manusia. Ham
didasarkan pada primsip fundamental bahwa semua manusia memiliki martabat yang
inheren tanpa memandang jenis kelamin, ras, warna kulit, bahasa, asal usul bangsa,
melainkan juga sehimpunan hak-hak yang oleh hukum, pemerintah, dan semua
Dalam Islam sendiri hak asasi manusia telah diperjuangkan, dan tergolong
agama yang pertama kali mendeklarasikannnya. Hal ini bisa dibuktikan dengan
ungkapan yang sangat populer dari khalifah kedua dalam Islam yakni Umar Ibnu
manusia, padahal mereka dilahirkan dari rahim ibu-ibu mereka dalam keadaan
merdeka”.
Hak-hak asasi dalam Islam dibangun di atas dua prinsip utama, yaitu: prinsip
pada dua pilar kokok dalam ajaran agma Islam yakni: Kesatuan asal muasal umat
individu dalam perspektif Islam adalah makhluk yang diberikan amanah untuk
1
Seiring dengan bangkitnya kesadaran konstitusional di kalangan warga
perkara di MKRI, kemudian muncul kebutuhan akan Hukum Tata Negara yang
berorientasi lebih teknis-yuridis. Bidang Hukum Tata Negara yang sebelum Era
pada umumnya, maupun masyarakat luas, kini mulai disadari sebagai bidang hukum
yang penting diketahui oleh berbagai kalangan. Ini kemudian menciptakan kebutuhan
Hukum Tata Negara ini dirancang khusus untuk memenuhi kebutuhan tersebut,
terutama bagi kalangan yang tidak berlatar belakang pendidikan Hukum Tata Negara.
Hukum tata negara adalah hukum yang mengatur semua masyarakat hukum
yang disimpulkan dari definisi di atas, bahwa hukum tata negara mengkaji beberapa
salah satu sumber pembangunan hukum di Indonesia. Sistem hukum lain yang
Hukum pidana Islam merupakan bagian dari hukum Islam yang membahas
2
jawabannya. Seperti halnya pembahasan dalam hukum pidana pada umumnya,
hukum pidana Islam juga membahas masalah-masalah dasar seperti tujuan, hakikat,
Pembahasan hukum pidana Islam dalam fiqh disebut fiqh jinayah. Fiqh
jinayah adalah ilmu tentang hukum syara’ yang berkaitan dengan masalah
perbuatan yang dilarang yang disebut jarimah atau jinayah, dan sanksi/pidananya
yang disebut uqubah yang diambil dari dalil-dalil terperinci. Objek pembahasan fiqh
jinayah (hukum pidana Islam) secara garis besar ada 3 (tiga); jarimah atau
jinayah (tindak pidana), uqubah (pidana) dan pertanggung jawaban pidana yaitu
pidana di kalangan fuqaha terkadang digunakan istilah jarimah dan terkadang jinayah.
Baik jarimah maupun jinayah adalah suatu kata dalam bahasa Arab yang berarti
setiap kelakuan buruk yang dilakukan oleh seseorang. Kata lainnya yang bermakna
kelakuan buruk adalah ma’siyah, namun kata ini tidak digunakan untuk menyebut
Hukum pidana Islam sebagai sebuah sistem hukum, mempunyai tiga aspek
kajian; yakni tindak pidana (rukn al-amali), pertanggung jawaban pidana (rukn al-
madi) dan pidana atau hukuman (rukn al-syar’i). Tiga aspek tersebut harus difahami
secara simultan sehingga akan menggambarkan hukum pidana Islam sebagai sebuah
(uqubat) seperti hukum mati, potong tangan, rajam (terpidana dilempar batu hingga
3
mati), dan jilid (terpidana dipukul dengan rotan). Dengan demikian wajah hukum
pidana Islam terkesan bengis, barbarian ala Arab pada masa klasik.
Tidak banyak kajian hukum pidana Islam yang membahas bagaimana tindak
pidana hukum Islam seperti pembunuhan itu bisa dikenai hukuman qishash. Tidak
sembarang pembunuhan, serta merta dibalas dengan pembunuhan. Begitu juga tidak
manakala memenuhi unsur tindak pidana dan unsur pertanggung jawaban pidana.
Hanya tindak pidana pembunuhan yang disengaja (al-qatlu al-amd) yang bias dikenai
qishash (dibalas pembunuhan). Ini saja apabila pihak keluarga atau ahli waris tidak
hukuman qishash tidak bias dilaksanakan. Begitu juga unsur pertanggung jawaban
sendiri bukan ada scenario dari fihak lain. Yang menarik dari tindak pidana
pembunuhan ini, ma’fu (pemaafan) tidak dikenal dalam system hukum konvensional.
Sebagai delik biasa, pembunuhan tetap diproses sebagai tindak pidana pembunuhan.
Kekhasan dari hukum Islam disebabkan karena hukum Islam bersandarkan kepada
Penerapan Hukum Pidana Islam Pada Sistem Hukum Tata Negara Perspektif
4
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penulisan
D. Manfaat Penelitian
pembaca pada umumnya baik secara teoritis maupun praktis. Hasil penelitian ini
1. Manfaat Teoritis
5
Pidana Islam Pada Sistem Hukum Tata Negara Perspektif Hak Asasi
Manusia.
Islam Pada Sistem Hukum Tata Negara Perspektif Hak Asasi Manusia.
2. Manfaat Praktis
Secara praktis penulis berharap agar penelitian ini dapat memberi informasi
pemikiran bagi pihak pemerintahan pusat dan daerah agar kedepannya lebih baik
dalam proses Penerapan Hukum Pidana Islam Pada Sistem Hukum Tata Negara
E. Kajian Teoritis
Islam dalam fiqh disebut fiqh jinayah. Fiqh jinayah adalah ilmu tentang
hukum syara’ yang berkaitan dengan masalah perbuatan yang dilarang yang
6
disebut jarimah atau jinayah, dan sanksi/pidananya yang disebut uqubah
(hukum pidana Islam) secara garis besar ada 3 (tiga); jarimah atau
jarimah dan terkadang jinayah. Baik jarimah maupun jinayah adalah suatu
kata dalam bahasa Arab yang berarti setiap kelakuan buruk yang dilakukan
ma’siyah, namun kata ini tidak digunakan untuk menyebut tindak pidana
Suatu tindakan dianggap tindak pidana (jarimah atau jinayah) atau tidak
7
Ketiga unsur tersebut harus terdapat pada suatu perbuatan untuk
digolongkan kepada tindak pidana. Selain ketiga unsur umum tersebut, juga
antara unsur- unsur umum dengan unsur-unsur khusus ialah kalau unsur-
unsur umum satu macamnya pada semua tindak pidana, maka unsur- unsur
unsur umum dan unsur khusus dipersatukan, yaitu ketika membicarakan satu-
ringannya hukuman, tindak pidana dibagi menjadi tiga, yaitu tindak pidana
yang diancam hukuman had (jarimah hudud), tindak pidana yang diancam
pidana had, yaitu pidana yang telah ditentukan macam dan jumlahnya
dan menjadi hak Allah Swt. Pidana tersebut tidak mempunyai batas
terendah atau batas tertinggi, karena sudah ditetapkan oleh Allah Swt.
Maksud hak Allah Swt. adalah bahwa pidana tersebut tidak bisa
8
masyarakat yang diwakili negara. Sanksi pidana yang termasuk hak
baghyu (pemberontakan).
diancam pidana qişâş atau pidana diyat. Qişâş dan diyat ialah pidana
9
tetapi hanya menyebutkan sekumpulan pidana, dari yang seringan-
zaman. Syara’ hanya menentukan secara garis besar dan yang sudah
antara berbagai lembaga di dalam suatu negara, yaitu eksekutif, legislatif, dan
yudikatif. Tidak semua negara bangsa memiliki konstitusi, walaupun semua negara
semacam itu memiliki jus commune, atau hukum tanah air yang berisi sejumlah
konvensi, hukum statuta, hukum hakim, atau peraturan dan norma internasional.
Hukum tata negara juga merupakan cabang hukum yang mengatur tentang
norma dan prinsip hukum yang tertulis dalam praktek kenegaraan. Hukum tata negara
tersebut.
10
Selain pengertian secara umum, ada pula pengertian menurut para ahli.Salah
satu ahli yang mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian hukum tata negara
adalah Van der Pot, dimana ia mengatakan bahwa hukum tata negara adalah
masing-masing, hubungannya satu dengan yang lain dan hubungan dengan individu
yang lain.
Selain Van der Pot ahli lain yang mengemukakan pendapatnya adalah
Scholten.Hampir mirip dengan Van der Pot, ia mengatakan bahwa hukum tata negara
adalah hukum yang mengatur organisasi dari pada Negara. Kesimpulannya, menurut
Scholten bahwa dalam organisasi negara itu telah dicakup bagaimana kedudukan
organ- organ dalam negara itu, hubungan, hak dan kewajiban, serta tugasnya masing-
masing. Pendapat dari ahli yang terakhir sebelum kita sampai pada contoh hukum tata
arti sempit yang sama artinya dengan istilah hukum tata negara dalam arti
sempit,adalah untuk membedakannya dengan hukum negara dalam arti luas, yang
meliputi hukum tata negara dan hukum administrasi negara itu sendiri.
bentuk – bentuk dan susunan negara, dan sebagainya. Maka jika kita melihat di
Indonesia ada banyak lembaga-lembaga seperti Presiden, DPR, DPD, dan sebagainya
maka itulah salah satu contoh dari hal yang diatur dalam hukum tata negara. Selain
itu dalam hukum tata negara juga diatur hubungan pemerintah pusat dan daerah.
Kurang lebih seperti itulah gambaran contoh hal yang diatur dalam hukum tata
negara.
11
Hukum tata negara juga memiliki beberapa tujuan yang mana salah satu dari
tujuan hukum tata negara ini adalah untuk mendorong masyarakat untuk
meningkatkan studi tentang hukum tata negara itu sendiri, yang mana maksud dari
meningkatkan studi itu agar kita sebagai masyarakat paham akan apa itu hukum tata
negara. Didalam hukum tata Negara terdapat beberapa asas yang mana asas tersebut
adalah asas pancasila, asas kedaulatan rakyat, asas Negara hukum,asas pembagian
A. Asas Pancasila
Pancasila dan bila terjadi maka peraturan tersebut harus segera dicabut.
Pancasila sebagai asas Hukum Tata Negara bisa dilihat dari: Asas Ketuhanan
Yang Maha Esa (Sila Ke-1), Asas Prikemanusiaan (Sila Ke-2). Asas
Kebangsaan (Sila Ke-3) dan Asas Kedaulatan Rakyat (Sila Ke-4) Asas
yang memiliki kekuasaan penuh keluar dan kedalam tapi juga dapat
12
federasi.kedaulatan tersebut tidak terpecah-pecah karena dalam suatu negara
rakyat diwakilkan pada MPR, kekuasaan majelis itu nyata dan ditentukan
oleh UUD tapi oleh karena majelis merupakan sebuah badan yang besar dan
lamban sifatnya maka ia menyerahkan lagi kepada badan- badan yang ada
dibawahnya.
atas hukum yang menjamin keadilan pada warga Negaranya. Keadilan adalah
sebagai dasar dari pada keadilan perlu di ajarkan rasa susila pada setiap
manusia supaya dia menjadi warga Negara yang baik. Demikian pula
peraturan hukum yang sebenarnya hanya ada bila peraturan hukum itu
murni tidak bisa dilaksanakan. Karena itu pilihan jatuh kepada istilah
13
pembagian kekuasaan yang artinya bahwa kekuasaan itu dibagi-bagi dalam
Salah satu cara untuk menjaga keutuhan negara ini yakni dengan
membentuk hukum tata negara yang bisa menjaga persatuan dan kesatuan
bangsa ini. Terkandung dalam UUD 1945, pasal 1 ayat (1) sudah ditegaskan
Setiap hukum tata negara yang hendak dibentuk harus memperhatikan pada
hal ini.
mempunyai peluang untuk memecah belah bangsa ini. Oleh sebab itu, salah
satu tahapan kebijakan publik adalah menguji kebijakan publik, semata untuk
konflik sosial.
Hak Asasi Manusia (HAM) dalam bahasa inggris human ringts dalam bahasa
prancis droits de i’homme jadi Hak asasi manusia adalah konsep hukum dan normatif
yang menyatakan bahwa manusia memiliki hak melekat pada dirinya karna ia adalah
seorang manusia Hak asai manusia berlaku kapanpun, dimanapun, dan kepada
14
siapapun, sehingga sifatnya universal. HAM pada prinsipnya tidak dapat dicabut, juga
bahwa hak tersebut ‘’dianugerahkan secara alamiah" oleh alam semesta, Tuhan, atau
nalar. Sementara itu, mereka yang menolak penggunaan unsur alamiah meyakini
oleh masyarakat. Ada pula yang menganggap HAM sebagai perwakilan dari klaim-
klaim kaum yang tertindas, dan pada saat yang sama juga terdapat kelompok yang
meragukan keberadaan HAM sama sekali dan menyatakan bahwa hak asasi manusia
hanya ada karena manusia mencetuskan dan membicarakan konsep tersebut. Dari
sudut pandang hukum internasional, hak asasi manusia sendiri dapat dibatasi atau
hukum, memiliki tujuan yang sah, dan diperlukan dalam suatu masyarakat
darurat yang mengancam "kehidupan bangsa", dan pecahnya perang pun belum
sebagai lex specialis. Walaupun begitu, sejumlah hak tetap tidak boleh
dikesampingkan dalam keadaan apapun, seperti hak untuk bebas dari perbudakan
maupun penyiksaan.
pribadi setiap orang. Contoh dari personal human rights ini adalah
15
kebebasan untuk menyampaikan pendapat ,kebebasan untuk
sebagainya.
minat.
16
f. Hak Asasi Hukum (Legal Equality Rights)
sangat kuat karena perubahan dan atau penghapusan satu pasal dalam konstitusi
seperti dalam ketatanegaraan di Indonesia mengalami proses yang sangat berat dan
karena yang diatur dalam konstitusi hanya memuat aturan yang masih global seperti
ketentuan tentang HAM dalam konstitusi RI yang masih bersifat global. Sementara
17
c. Pasal 28 C mengatur tentang hak memperoleh pendidikan.
termasuk aparat negara baik disengaja ataupun tidak disengaja atau kelalaian
yang secara hukum mengurangi, menghalangi, membatasi dan atau mencabut HAM
seseorang atau kelompok orang yang dijamin oleh Undang-Undang ini, dan tidak
berlaku (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM). Sedangkan bentuk pelanggaran
HAM ringan selain dari kedua bentuk pelanggaran HAM berat itu.
ras, kelompok etnis dan kelompok agama. Kejahatan genosida dilakukan dengan cara
kelompok yang akan mengakibatkan kemusnahan secara fisik baik seluruh atau
dalam kelompok, dan memindahkan secara paksa anak-anak dari kelompok tertentu
18
Sementara itu kejahatan kemanusiaan adalah salah satu perbuatan yang
dilakukan sebagai bagian dari serangan yang meluas atau sistematik yang
secara paksa atau bentuk-bentuk kekerasan seksual lain yang setara, penganiayaan
terhadap suatu kelompok tertentu atau perkumpulan yang didasari persamaan paham
politik, ras, kebangsaan, etnis, budaya, agama, jenis kelamin atau alasan lain yang
telah diakui secara universal sebagai hal yang dilarang menurut hukum internasional,
maupun bukan aparatur negara (UU No. 26/2000 tentang pengadilan HAM).
Karena itu penindakan terhadap pelanggaran HAM tidak boleh hanya ditujukan
terhadap aparatur negara, tetapi juga pelanggaran yang dilakukan bukan oleh aparatur
19
melainkan juga kepada individu warga negara. Artinya negara dan individu sama-
dilakukan oleh negara kepada rakyatnya, melainkan juga oleh rakyat kepada rakyat
F. Metode Penelitian
aspek yang penting dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian
kualitatif.. Metode penelitian menurut sugiono adalah cara ilmiah untuk mendapatkan
data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan, dikembangkan dan dibuktikan untuk
pengetahuan tertentu. Pada bagian ini akan dijelaskan tentang hal-hal yang berkaitan
a. Jenis Penelitian
b. Sifat Penelitian
20
pendekatan dalam penelitian ini adalah pendekatan peraturan perundang-
2. Jenis Data
data, yakni data yang disandarkan pada bahan-bahan yang mengikat data bahan
utama dalam membahas suatu permasalahan. Data primer dalam penelitian ini terdiri
dari jurnal, internet, kasus – kasus maupun data-data tertulis yang ada relevansinya
G. Sistematika Penulisan
Penulisan skripsi ini memiliki sistematika penulisan yang terdiri dari lima
bab, yaitu:
1. BAB I PENDAHULUAN
sistematika penulisan.
Pada bab ini penulis akan menjelaskan dan menguraikan mengenai landasan
teori dan definisi – definisi yang menyangkut dengan Penerapan Hukum Pidana Islam
21
3. BAB III PENERAPAN HUKUM PIDANA ISLAM PADA SISTEM
MANUSIA
Pada bab ini penulis akan menguraikan tentang fakta – fakta atau peristiwa
dan data yang didapati dari hasil penelitian, baik yang bersumber kepada
4. BAB IV ANALISIS
Pada bab ini penulis akan menganalisis bagaimana Konsep dan Penerapan
Hukum Pidana Islam dalam Sistem Hukum Tata Negara di Indonesia serta
bagaimana Perlindungan dan Penegakan Hak Asasi Manusia dalam Hukum Tata
Negara di Indonesia.
5. BAB V PENUTUP
penelitian pada skripsi ini selesai dilakukan. Bab ini juga berisi saran-saran
pengembangan dari skripsi ini agar dapat menjadi bahan pemikiran bagi para
22
DAFTAR PUSTAKA
Ali, Mohammad Daud, Hukum Islam; Pengantar Ilmu Hukum dan Tata Hukum
Islam di Indonesia, Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada, Cet. ke-11, 2004.
Ann Elizabeth Mayer, Ambiguitas Al-Naim dan Hukuman Islam dalam Tore dan
Karl Vogt (ed.), Dekonstruksi Syariah (II) (terj.), cet. Pertama, LkiS,
Yogyakarta, 1996.
makalhttps://makalah-update.blogspot.com/2012/11/makalah-hak-asasi-
manusia
https://id.wikipedia.org/wiki/Hak_asasi_manusiahttps://international.sindone
ws.com/read/13714
10/45/kasus-pelanggaran-ham-besar-internasional
1547736836https://www.rappler.com/world/regions/asia-
pacific/indonesia/77617- lima-kasus-besar-pelanggaran-ham-di-indonesia.
Tauzi’î, 1992.
Baharuddin Lopa, Al-Qur’an dan Hak-Hak Asasi Manusia, Dana Bhakti Prima Yasa,
Yogyakarta, 1996.
Muslich, Ahmad Wardi, Hukum Pidana Islam, Jakarta: Sinar Grafika, 2005.
Noeh, Zaini Ahmad, “Kata Pengantar” dalam Daniel S. Lev, Peradilan Agama
23
Peter Baehr, dkk, Instrumen Internasional Pokok-Pokok Hak Asasi Manusia,
24