Anda di halaman 1dari 13

Makalah Kelompok 4

KEKURANGAN KALORI PROTEIN (KKP)

Makalah ini disusun guna memenuhi


Tugas Mata Kuliah Gizi dan diet

Dosen Pengampu : Ns.Nova Fridalni,S.Kep,.M.Biomed

Disusun Oleh:
kelompok 4
Fitria Ramadhani 20112269
Laura Lorenza 20112273
Reren Febri Yolanda 20112278
Sintya Revinita Putri 20112282
Dirga Ambarwanu Anggara 20112286
Tania Dafriyanti 20112290
Jelita Anriani Siregar 20112304
Yodella Amanda 20112294
Nini Syafutri 20112298

1
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN
STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG
2020/2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur Kami ucapkan kepada Allah SWT.karena berkat rahmat dan
karunia-Nya lah Kami dapat menyelesaikan Makalah mengenai”KKP”ini.
Makalah ini Kami buat bertujuan untuk menjelaskan materi tentang
Kekurangan Kalori Protein&untuk Pemenuhan tugas Gizi Dan Diet.Makalah ini
Kami buat semaksimal mungkin,walaupun masih banyak sekali kekurangan-
kekurangan yang harus Kami perbaiki.Oleh karena itu untuk memperbaiki
kekurangan dalam Makalah ini,Kami mengharapkan kepada Pembacada Dosen
Mata Kuliah ini untuk memberi saran-saran baiknya.
Kami ucapkan banyak Terima Kasih kepada Ibu Ns.Nova
Fridalni,S.Kep.,M.Biomed. selaku dosen pembimbing yang telah memberi
kesempatan dan kepercayaan kepada Kelompok Kami(Kelompok4)untuk dapat
menyusun,dan menyelesaikan Makalah ini.

Padang , 30 April 
2021

Penulis

2
DAFTAR ISI

BAB I:PENDAHULUAN
A. Latar Belakang....................................................................................4
B. Rumusan Masalah...............................................................................5
C. Tujuan ................................................................................................5

BAB II: PEMBAHASAN


A. Pengertian KKP..................................................................................…6
B. Klasifikasi KKP ................................................................................….6
C. Penyebab KKP........................................................................................7
D. Tanda-tanda KKP...............................................................................….9
E. Pencegahan KKP................................................................................…11
F. Penanganan KKP ...............................................................................…12

BAB III: PENUTUP


A. KESIMPULAN……………………………………………...…………12
B. SARAN…………………….…………………………………………..13

DAFTAR PUSTAKA…………………………………………………………

3
BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Masalah gizi masih merupakan masalah kesehatan masyarakat utama
diIndonesia. Gizilebih (obesitas) dan gizi kurang mulai meningkat
khususnya pada kelompok sosial ekonomi menengah keatas, sedangkan pada gizi
kurang pada sosial ekonomi menengah kebawah. Saat ini Indonesia tengah
menghadapi masalah gizi ganda. Hal ini sangat merisaukan
karenamengancam kualitas sumber daya manusia yang sangat diperlukan
dimasamendatang. (Depkes, 2007)
Di Indonesia hampir sepertiga anak sekolah menderita KKP
yangdisebabkan oleh kebiasaan makanan yang tidak cukup untuk mengandung
kalori, protein, sehingga mengakibatkan terjadinya defisiensi protein dan
kalori atau kekurangan kombinasi antara keduanya. KKP sering dijumpai
padaanak usia 6 bulan sampai 5 tahun, dimana pada usia ini tubuh
memerlukan zat gizi tinggi, sehingga apabila kebutuhan zat gizi itu tidak
tercapai maka tubuh akan menggunakan cadangan zat makanan yang ada,
sehingga lama-kelamaancadangan makanan itu akan habis dan akan
menyebabkan kelainan pada jaringaan, dan proses selanjutnya dalam tubuh
tubuh akan menyebabkan perubahan dan akhirnya akan menimbulkan
kelainan anatomi.
Faktor yang melatarbelakangi KKPyaitu: masalah sosial
ekonomi,biologi, dan lingkungan. Kemiskinan, salah satu determinan
sosial ekonomi,merupakan akar dari ketiadaan pangan, tempat
mukim yang berjejalan, kumuh dan tidak sehat serta ketida kmampuan

4
mengakses fasilitas kesehatan.Ketidaktahuan, baik yang diri sendiri
maupun yang berkaitan dengan kemiskinan, menimbulkan salah faham
tentang cara merawat bayi dan anak yang benar, juga salah mengerti
mengenai penggunaan bahan pangan tertentudan cara member makan anggota
keluarga yang sedang sakit.

Hal lain yang juga berpotensi yang juga berpotensi menumbuh suburkan


KKP di kalangan bayi dan anak adalah penurunan minat dalam memberi
ASI yang kemudian diperparah pula dengan salah persepsi tentang cara
menyapih.Selain itu, distribusi pangan di dalamkeluarga terkesan masih
timpang.Upaya untuk menangani KKP merupakan tindakan-tindakan
preventif.Perbaikan harus ditujukan pada faktor-faktor penyebab lapis
terdalam maupunlapis terluar. Perbaikan ekonomi Negara, peningkatan
pendidikan umum danpendidikan gizi, penerangan serta penyuluhan gizi,
peningkatan produksibahan makanan dan peningkatan upaya-upaya paska panen
untuk menghindarkan penghamburan bahan makanan dan peningkatan
hygnelingkungan atau perorangan, juga mengatur keluarga berencana
merupakanfaktor yang pengaruhnya signifikan terhadap prefensi KKP
dalam masyarakat.Kelompok penanggulangan tesebut di atas, ini merupakan
penanggulangan taraf makro. Penanggulangan taraf mikro bersangkutan
dengan perbaikankondisi keluarga dan para anggota keluarga.

II. Rumusan masalah


1. Apa yang dimaksud dengan KKP?
2. Apa klasifikasi dari KKP?
3. Apa penyebab KKP?
4. Apa tanda tanda KKP?
5. Bagaimana cara pencegahan KKP?
6. Bagaimana cara penanganan KKP?

III. Tujuan
1. agar dapat mengetahui pergertian KKP

5
2. agar dapat mengetahui klasifiksi KKP
3. agar dapat mengetahu penyebab KKP
4. agar dapat mengetahui tanda tanda KKP
5. agar dapat mengetahui cara pencegahan KKP
6. agar dapat mengetahui cara penanganan KKP

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian KKP
Kekurangan kalori protein adalah defisiensi gizi terjadi pada anak yang
kurang mendapat masukan makanan yang cukup bergizi, atau
asupankaloridan protein kurang dalam waktu yang cukup lama
(Ngastiyah,1997).Kurang kalori protein (KKP) adalah suatu penyakit
gangguan gizi yangdikarenakan adanya defisiensi kalori dan protein dengan
tekanan yangbervariasi pada defisiensi protein maupun energi (Sediaoetama,
1999).Jadi, Kekurangan Kalori Protein adalah suatu penyakit gangguan
giziakibat dari defisiensi kalori dan protein dalam waktu yang cukup lama.

B. Klasifikasi KKP
Berdasarkan berat dan tidaknya, KKP dibagi menjadi:
 KKP ringan/sedangdisebut juga gizi kurang (undernutrition)
ditandaiolehadanya hambatan pertumbuhan.
 KKP berat, meliputi:

1. Kwashiorkor

6
Adalah bentuk kekurangan protein yang berat, yang amat sering terjadi pada
anak kecil umur 1 dan 3 tahun) adalah suatusindroma klinik yangtimbul
sebagai suatu akibat adanya kekuranganprotein yang parah dan pemasukan
kalori yang kurang dari yang dibutuhkan (Behrman dan Vaughan, 1994).
Kwashiorkor adalahpenyakit gangguan metabolik dan perubahan sel yang
menyebabkan perlemahan hati yang disebabkan karena kekurangan asupan
kalori dan protein dalam waktu yang lama (Ngastiyah, 1997).

2. Marasmus
Adalah penyakit yang timbul karena kekurangan energi(kalori)sedangkan
kebutuhan protein relatif cukup (Ngastiyah, 1997).Marasmus merupakan
gambaran KKP dengan defisiensi energi yangekstrem (Sediaoetama, 1999).

3. Marasmus-kwashiorkor
Merupakan kelainan gizi yang menunjukkangejala klinis campuran antara
marasmus dan kwashiorkor (Markum,1996). Marasmus-kwashiorkor
merupakan malnutrisi pada pasienyang telahmengalami kehilangan berat
badan lebih dari 10%,penurunan cadangan lemak dan protein serta
kemunduran fungsi fisiologi (Graham L. Hill, 2000). Marasmus-
kwashiorkor merupakansatu kondisi terjadinya defisiensi, baik kalori,
maupun protein. Ciri-cirinya adalah dengan penyusutan jaringan yang hebat,
hilangnyalemak subkutan dan dehidrasi.

4. Penyebab KKP
Penyebab langsung dari KKP adalah defisiensi kalori maupun
proteindengan berbagai tekanan sehingga terjadi spektrum gejala-gejala
denganberbagai nuansa dan melahirkan klasifikasi klinik (kwashiorkor,
marasmus,marasmus-kwashiorkor).Penyebab tak langsung dari KKP
sangat banyak sehingga penyakit ini disebut juga sebagai penyakit dengan
causa multifaktorial. Berbagai faktor pengertian KKP dan antar
hubungannya sudah banyak dianjurkan berbagaibentuk sistem holistik,

7
yang menggambarkan interelasi antar faktor dan menujuke titik pusat KKP
tersebut. Berikut ini merupakan sistem holistik penyebab multifaktorial
menuju KKP:arah terjadinya KKP:
 Ekonomi negara yang kurang
 Pendidikan umum kurang
 Produksi bahan pangan yang rendah
 Kondisi hygine yang kurang baik
 Jumlah anak yang telalu banyak
 Pekerjaan yang rendah
 Penghasilan yang kurang pasca panen
 Sistem perdagangan dan distribusi yang tidak lancar serta tidak
merata.
 Dayabeli rendah
 Persediaan pangan kurang
 Penyakit infeksi dan Inventasi cacing

Pada lapisan terdalam, sebab langsung dari KKP adalah konsumsi


kurang dan sebab tak langsungnya hambatan absorpsi dan hambatan utilisasi
zat-zat gizi berbagai hal, misalnya karena penyakit. KKP sebab primer
(langsung) disebut KKP primer dan yang disebabkan faktor tak langsung
disebut KKP sekunder. Penyakit infeksi dan infestasi cacing dapat
memberikan hambatana sorpsi dan hambatan utilisasi zat gizi yang menjadi
dasar timbulnya KKP.

1) Penyebab Kwashiorkor
Penyebab utama dari kwashiorkor adalah makanan yang
sangatsedikit mengandung protein (terutama protein hewani),
kebiasaanmemakan makanan berpati terus-menerus, kebiasaan
makan sayuran yangmengandung karbohidrat. Penyebab
kwashiorkor yang lain yaitu: Adanya pemberian makanan yang
buruk yang mungkin diberikan oleh ibu karena alasan: miskin,
kurang pengetahuan, dan adanya pendapat yang salah tentang

8
makanan.Adanya infeksi, misalnya: diare akan mengganggu
penyerapan makanan. Infeksi pernapasan (termasuk TBC dan batuk
rejan) yang menambah kebutuhan tubuh akan protein dan dapat
mempengaruhi nafsu makan, dan kekurangan ASI.

2) Penyebab Marasmus
Penyebab marasmus yang paling utama adalah karena
kelaparan.Kelaparan biasanya terjadi pada kegagalan menyusui,
kelaparan karenapengobatan, kegagalan memberikan makanan
tambahan.

C. Tanda-tanda KKP

1. KKP Ringan
 Pertumbuhan linear terganggu
 Peningkatan berat badan berkurang, terhenti, bahkan turun.
 Ukuran lingkar lengan atas menurun.
 Maturasi tulang terlambat.
 Ratio berat terhadap tingginormal atau cenderung menurun.
 Anemia ringan atau pucat
 Aktifitas berkurang.
 Kelainan kulit (kering, kusam).
 Rambut kemerahan.

2. KKP Berat
a. Kwashiorkor
 Kebayakan menyerang anak dibawah lima tahun (balita)
 Edema, umumnya seluruh tubuh, terutama pada
punggungkaki(dorsum pedis), perut dan tangan.
 Muka bulat seperti bulan (moonface)

9
 Pandangan mata sayu.
 Rambut menjadi lurus, kusam, halus, tipis, kemerahan
sepertiwarna rambut jagung, mudah dicabut tanpa rasa sakit dan
rontok.
 Perubahan status mental/gangguan psikomotor, apatis, tidak
gembira, tidak ada nafsu makan dan rewel-Hati membesar dan
berlemak.
 Otot mengecil (hipotrofi), lebih nyata bila diperiksa pada posisi
berdiri atau duduk.
 Otot-otot berkurang dan melemah.
 Kulit mengalami depigmentasi, kering, bersisik,pecah-pecah dan
dermatosis.
 Luka sukar sembuh

b. Marasmus
 Umumnya menyerang bayi (dua belas bulan pertama.
 Pertumbuhan terhambat.
 Lemak dibawah kulit berkurang.
 Otot-otot berkurang dan melemah.
 ampak sangat kurus, hingga tulang terbungkus kulit.
 Apatis dan wajah seperti orang tua.
 Cengeng, rewel.
 Kulit keriput.
 Anak kelihatan waspada dan lapar.
 jaringan lemak subkutis sangat sedikit sampai tidak ada
(padadaerah pantat tampak seperti memakai celana longgar/baggy
pants).
 Perut cekung-Iga gambang.
 Gastroenteritis yang diikuti dehidrasi, infeksi saluran
pernapasan,tuberkulosis, cacingan berat dan penyakit kronis lain
Diare.

10
c. Gabungan tanda-tanda marasmus dan kwashiorkor
 Sangat kurus.
 Rambut jagung dan mudah rontok.
 Perut buncit.
 Punggung kaki bengkak.
 Rewel

D. pencegahan KKP
Beberapa cara untuk mencegah terjadinya KKPantara lain
sebagaiberikut :
 Memberikan ASI eksklusif (hanya ASI) sampai anak berumur 6
bulan.Setelah itu anak, mulai dikenalkan dengan makanan makanan
tambahan sebagai pendamping ASI yang sesuai dengan tingkatan
umur, lalu disapih setelah berumur 2 tahun.
 Anak diberikan makanan yang bervariasi, seimbang antara
kandungan protein, lemak,Vitamin dan mineralnya.
 Perbandingan komposisinya: untuk lemak minimal 10% dari total
kalori yang dibutuhkan, sementaraprotein 12% dan sisanya
karbohidrat.
 Rajin menimbang dan mengukur tinggi anak dengan mengikuti
program Posyandu. Cermati apakah pertumbuhan anak sesuai
dengan standar diatas. Jika tidak sesuai, segera konsultasikan hal itu
ke dokter.
 Jika anak dirawat di rumah sakit karena gizinya buruk, bisa
ditanyakan kepada petugas pola dan jenis makanan yang harus
diberikan setelah pulang dari rumah sakit.

11
E. Penanganan KKP
 Memberikan makanan yang mengandung banyak protein bernilai
biologik tinggi, tinggi kalori, cukup cairan, vitamin dan mineral.
 Makanan harus dihidangkan dalam bentuk yang mudah dicerna dan
diserap.
 Makanan diberikan secara bertahap, karena toleransi terhadap
makanan sangat rendah. Protein yang diperlukan 3-4 gr/hari, dan kalori
160-175 kalori.
 Antibiotik diberikan jika anak terdapat penyakit penyerta.
 Tindak lanjut berupa pemantauan kesehatan penderita dan penyuluhan
gizi terhadap keluarga.

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Penyakit gizi kurang, kemungkinan susunan hidangan yang dikonsumsimasih
seimbang, namun kuantum keseluruhannya tidak mencukupi
kebutuhantubuh. Penyakit gizi salah di Indonesia yang terbanyak termasuk
gizi kurangyang mencakup susunan hidangan yang tidak seimbang
maupun konsumsikeseluruhannya yang tidak mencukupi kebutuhan badan.
Gejala subyektif terutama diderita ialah perasaan lapar, sehingga gizi
salah disebut jugakeadaan gizi lapar (undernutrition).KKP sering dijumpai
pada anak usia6 bulan sampai 5 tahun, dimanapada usia ini tubuh
memerlukan zat gizi tinggi, sehingga apabila kebutuhanzat gizi itu tidak
tercapai maka tubuh akan menggunakan cadangan zat makanan yang ada, dan
lama-kelamaan cadangan makanan itu akan habis danakan menyebabkan kelainan
pada jaringan, dan proses selanjutnya dalamtubuh akan menyebabkan
perubahan dan akhirnya akan menimbulkankelainan anatomi.Sebagian besar
kasus penyakit gizi di Indonesia merupakan penyakitdefisiensi, terutama
penyakit KKP. Perbaikan pada pola konsumsi merupakansuatu keharusan,

12
bila dari makanan yang dikonsumsi ternyata menunya tidak seimbang.
Dalam memberikan nasihat perbaikan menu, harus dalam batas-batas
kesanggupan daya beli keluarga penderita. Harus pula
dijelaskan,perbaikan kondisi defisiensi gizi memerlukan waktu, jadi harus
lebih bersabardalam mengharapkan penyembuhannya.

B. Saran
Sebagai mahasiswa, kami menyarankan kepada pemerintah
untuk memperhatikan dan menanggulangi masalah gizi khususnya di
daerahpedalaman di Indonesia.Kesadaran masyarakatpun turut
terlibat dalampenanggulangan masalah gizi ini, agar pendidikan gizi
tidak terasingkan,mengingat sangat pentingnya gizi untuk tubuh kita.

DAFTAR PUSTAKA

Hull, David. 2008. Dasar-dasar Pediatri. Ed.3. Jakarta: EGCArisman. 2004. Gizi
dalam Daur Kehidupan. Jakarta: EGC Wulandari, Veni.2009.kekurangan kalori
protein. Diambil dari:http://veniwulandari.blogspot.com/2009/09/kekurangan-
kalori-protein.html.(25april 2016).

13

Anda mungkin juga menyukai