Anda di halaman 1dari 16

HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN SELF ESTEEM PADA

WANITA DEWASA AWAL PENGGUNA SKINCARE

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
FIRDA NAROTAMA SAHRI
F 100 120 181

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN SELF ESTEEM PADA
WANITA DEWASA AWAL PENGGUNA SKINCARE

NASKAH PUBLIKASI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi


Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Memperoleh
Gelar Derajat Sarjana S-1 Psikologi

Diajukan oleh:
FIRDA NAROTAMA SAHRI
F 100 120 181

FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2016

ii
IIURI]NGAN ANTARA AODI| /M/ CE DIINGAN SE/-F EST''''N' PADA
WANIT DEWASAAWAL PENGG IJNA .ST'NC,1XE

YanEdiaiukan olch:
FIRDA NAROTAMA SA}IRI

Telan di$tujui u.rrt d iped,nM k,n


Di depan dewa. pensLlji

M,SU suralam l5 rehruari 2016


TI UB U\G AN AN'I'ARA l/,/rI'' GE DENGAN ."]'I'ESIEI,-1I1 PA DA
'OD
WANI'I'A DEWASAAWAL PENGG T'NA .S/{IN',I X'i

FIRDA NAROl'AMA S IIRI


F 100 l20I8l
T.iat Dr.![ tri Lnr" U'r.n.".1111orJ<.J' Dt .,n(,.[i,
Padataneeal_ l5 i-tbruai 2016
dan DinyarakaD Tetah Niemennhi Syarai

Dm. Z.hrotuI Uvun. M.Si

M_Si

Su.dkarta- l5 lebruaii ]016


Lnrive^ilas Muhamniadivah sur nrr
HUBUNGAN ANTARA BODY IMAGE DENGAN SELF ESTEEM PADA
WANITA DEWASA AWAL PENGGUNA SKINCARE

Firda Narotama Sahri


firda.narotama@gmail.com
Zahrotul Uyun
Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Surakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara body image


dengan self esteem pada wanita dewasa awal yang menggunakan skincare, untuk
mengetahui peran body image terhadap self esteem pada wanita dewasa awal
yang menggunakan skincare dan untuk mengetahui tingkat body image dan
tingkat self esteem pada wanita dewasa awal yang menggunakan skincare.
Peneliti menggunakan metode kuantitatif untuk mencapai tujuan penelitian ini.
Subjek penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswi
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Surakarta berusia 18-
22 tahun yang menggunakan produk skincare. Hasil nilai koefisien korelasi (r)
sebesar 0,234 dengan p value = 0,008 < 0,01 yang berarti ada hubungan positif
yang sangat signifikan antara body image dengan self esteem pada wanita
dewasa awal pengguna skincare. Berdasarkan hasil analisis diketahui variabel
self esteem mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 74,71 dan rerata hipotetik
(RH) sebesar 60 yang berarti self esteem subjek penelitian tergolong tinggi.
Variabel body image mempunyai rerata empirik (RE) sebesar 81,51 dan rerata
hipotetik (RH) sebesar 75 yang berarti self esteem subjek penelitian tergolong
sedang. Sumbangan efektif body image sebesar 5,5% terhadap self esteem.

Kata kunci : self esteem, body image, wanita dewasa awal, skincare

1
 
THE RELATIONSHIP BETWEEN BODY IMAGE WITH SELF ESTEEM
IN EARLY ADULT WOMEN OF SKINCARE USERS

Firda Narotama Sahri


firda.narotama@gmail.com
Zahrotul Uyun
Faculty of Psychology, University of Muhammadiyah Surakarta

This study aims to determine the relationship between body image and self
esteem in early adult women who use skincare, to determine the role of body
image with self-esteem in early adult women who use skincare and to determine
the level of body image and the level of self-esteem in early adult women who use
skincare. Researchers used quantitative methods to achieve the objectives of this
research. Subjects used in this study is a student at the Faculty of Economics and
Business, University of Muhammadiyah Surakarta 18-22 years old who use
skincare products. The results of the correlation coefficient (r) of 0.234 with p
value = 0.008 < 0.01, which means there is a very significant positive relationship
between body image with self esteem in early adult women of skincare users.
Based on the results of analysis variables self esteem has the empirical mean (RE)
of 74.71 and the mean hypothetical (RH) of 60 which means that self-esteem is the
subject of research is high. Variable body image have the empirical mean (RE) of
81.51 and the mean hypothetical (RH) of 75 which means that self-esteem is being
classified as research subjects. The effective contribution of 5.5% of body image
to self esteem.

Keywords: self-esteem, body image, early adult women, skincare 

2
 
PENDAHULUAN untuk tampil lebih cantik dan
Dewasa awal merupakan menarik. Menurut Sunartio,
transisi dari remaja menuju dewasa Sukamto, & Dianovinina (2012),
yang berawal dari usia 18-25 tahun penampilan dianggap penting dan
yang disebut dengan beranjak utama bagi seorang wanita. Oleh
dewasa dan berakhir pada usia 35-40 sebab itu, wanita sering
tahun. Dewasa awal ditandai oleh membandingkan penampilan
adanya eksperimen dan eksplorasi. fisiknya, khususnya bentuk
Bagi banyak orang, pada masa ini tubuhnya, dengan tubuh wanita lain
terjadi transisi dari SMA ke yang dianggap lebih menarik.
perguruan tinggi yang melibatkan Munculnya pandangan negatif
pergerakan ke arah struktur yang wanita pada dirinya dikarenakan
lebih besar dan impersonal, interaksi banyaknya wanita yang merasa tidak
dengan teman-teman dari latar puas dengan tubuhnya.
belakang geografis dan etnis yang Verplanken (dalam Herabadi,
lebih beragam, dan peningkatan 2007) melakukan penelitian
fokus terhadap pencapaian. Pada mengenai kebiasaan seseorang untuk
masa ini juga terjadi puncak berpikiran negatif dalam menilai
performa fisik yang mulai dialami dirinya sendiri. Penilaian negatif
oleh seseorang (Santrock, 2012). menjadi kebiasaan serta terus
Pada tahun perkembangan, tugas- menerus muncul secara otomatis,
tugas perkembangan dewasa awal sering dan menetap dalam benak
yaitu menjadi warga negara yang seseorang sehingga dapat
baik, mencari pekerjaan, mencari menurunkan self esteem serta
pasangan hidup, menikah dan membuat seseorang rentan untuk
mengasuh anak (Sari, 2012). mengalami gangguan kecemasan dan
Mencari pasangan hidup depresi.
menyebabkan mulai munculnya Menurut Lubis dan Astuti
keinginan individu khususnya wanita (2010), serangkaian operasi

3
 
kecantikan seperti bedah plastik, mengenai diri sendiri, perasaan
sedot lemak, operasi memperbesar tentang hidup dan hubungannya
payudara yang banyak dilakukan dengan orang lain.
oleh wanita di seluruh dunia yang Self esteem menurut Burns
memiliki self esteem rendah (dikutip (dalam Sari dkk, 2006), memiliki dua
dari life.viva.co.id, 25/10/10). Di makna yaitu kecintaan pada diri
Indonesia khususnya di kota Solo sendiri (self love) dan percaya diri
mulai banyak muncul klinik-klinik (self confidence). Kedua makna
Skincare yaitu klinik kecantikan tersebut terpisah tetapi saling
perawatan kulit yang memiliki berhubungan. Seseorang bisa
produk kosmetik sendiri. Menurut menyukai dirinya, namun juga dapat
Damanik dkk (2011), wanita sering merasa kurang percaya diri. Disisi
menyisihkan anggaran untuk lain, seseorang juga dapat merasa
perawatan wajah dan tubuh dengan percaya diri tetapi tidak merasa
menggunakan kosmetik tradisional berharga. Selain itu menurut
maupun kosmetik modern. Robinson (dalam Aditomo &
Self esteem, merupakan aspek Retnowati, 2004), self esteem
yang sangat penting dalam merupakan salah satu komponen
berfungsinya manusia, sebagian yang lebih spesifik dari self concept,
karena manusia memang sangat yang melibatkan unsur evaluasi atau
memperhatikan berbagai hal tentang penilaian terhadap diri.
dirinya, termasuk siapa dirinya, Dewasa awal diharapkan
seberapa positif atau negatif seorang memiliki self esteem tinggi karena
individu memandang dirinya, self esteem dianggap penting untuk
bagaimana citra yang ditampilkan dimiliki oleh setiap individu
pada orang lain, dan lain-lain (Byron khususnya wanita dewasa awal.
& Byrne, dalam Aditomo & Menurut Baron, Byrne, &
Retnowati, 2004). Branscombe (dalam Sarwono &
Minchinton (dalam Susandi, Meinarno, 2011) self esteem yang
2014) mengatakan bahwa aspek dari positif membuat orang dapat
self esteem individu adalah perasaan mengatasi kecemasan, kesepian dan

4
 
penolakan sosial. Selain itu menurut yang tidak puas dengan tubuh
Michener dan DeLamater (dalam mereka, terutama dengan ukuran
Sari dkk, 2006), individu dengan self tubuh dan berat badan. Menurut
esteem tinggi akan mampu untuk Feingold & Mazzella (dalam
bersikap asertif, terbuka dan Davison & McCabe, 2006) persepsi
memiliki kepercayaan diri terhadap yang salah mengenai tubuh ideal
dirinya. Maka dari itu self esteem membuat sebagian orang merasa
memiliki peran yang penting untuk khawatir dan kurang percaya diri
individu. Individu yang memiliki self dengan tubuh yang mereka miliki
esteem tinggi berarti memandang sehingga dapat memunculkan
dirinya secara positif dan sadar akan ketidakpuasan terhadap body image.
kelebihan-kelebihan yang Tujuan penelitian ini adalah
dimilikinya sehingga dapat untuk mengetahui hubungan antara
memandang kelebihan-kelebihan body image dengan self esteem pada
tersebut lebih penting daripada wanita dewasa awal pengguna
kelemahannya. skincare, untuk mengetahui peran
Rombe (dalam Prastowo, body image terhadap self esteem
2012) mengatakan salah satu yang pada wanita dewasa awal pengguna
mempengaruhi self esteem adalah skincare dan untuk mengetahui
faktor fisik, yaitu ciri fisik dan tingkat body image dan tingkat self
penampilan wajah individu. Harter esteem pada wanita dewasa awal
(dalam Berk, 2012) mengatakan pengguna skincare.
bahwa body image merupakan satu Hipotesis yang ingin diuji
prediktor kuat bagi penghargaan diri kebenarannya dalam penelitian ini
dari anak muda. Body image adalah ada hubungan positif antara
dipandang dapat mempengaruhi self body image dengan self esteem pada
esteem. wanita dewasa awal pengguna
Menurut Tiggemann (dalam skincare.
Cash & Smolak, 2011) body image
negatif lebih banyak dialami oleh
sebagian besar wanita yaitu banyak

5
 
METODE PENELITIAN self esteem yaitu 14 aitem favorable
Subjek penelitian adalah dan 10 aitem unfavorable. Aitem
mahasiswi Fakultas Ekonomi dan valid tersebut didapat dari hasil daya
Bisnis Universitas Muhammadiyah beda aitem dan reliabilitas Try Out
Surakarta berjumlah 150 orang. yang menggugurkan 6 aitem. Aitem
Teknik sampling yang digunakan valid self esteem mempunyai rentang
adalah incidental sampling yaitu, daya beda aitem antara 0,351 sampai
teknik pengambilan sampel 0,640 dan koefisien reliabilitas alpha
berdasarkan kebetulan, siapa saja (α) sebesar 0,830.
yang secara kebetulan bertemu Skala body image yang
dengan peneliti dapat digunakan digunakan dalam penelitian ini
sebagai sampel, bila dipandang disusun oleh peneliti sendiri
sampel tersebut cocok dengan berdasarkan aspek body image yang
sumber data. Sumber data dalam dikemukakan oleh Cash (dalam
penelitian ini yaitu subjek merupakan Seawell & Danorf-Burg, 2005), yaitu
mahasiswi aktif Fakultas Ekonomi appearance orientation (orientasi
dan Bismis UMS yang menggunakan penampilan), appearance evaluation
produk skincare dan berusia 18–22 (evaluasi penampilan), body area
tahun maka didapatkan subjek satisfaction (kepuasan terhadap
berjumlah 105 orang yang memenuhi bagian tubuh), self-classifield weight
kriteria tersebut. (pengkategorian ukuran tubuh), dan
Skala self esteem yang overweight preocupation (kecemasan
digunakan dalam penelitian ini menjadi gemuk). Terdapat 30 aitem
disusun oleh peneliti sendiri valid pada skala body image yaitu 14
berdasarkan aspek self esteem yang aitem favorable dan 16 aitem
dikemukakan oleh Minchinton unfavorable. Aitem valid tersebut
(dalam Susandi, 2014) yaitu, didapat dari hasil daya beda aitem
perasaan mengenai diri sendiri, dan reliabilitas Try Out yang
perasaan terhadap hidup dan menggugurkan 10 aitem. Aitem valid
hubungan dengan orang lain. body image mempunyai rentang daya
Terdapat 24 aitem valid pada skala beda aitem antara 0,321 sampai

6
 
0,620 dan koefisien reliabilitas alpha meningkatkan nilai diri, kepercayaan
(α) sebesar 0,840. diri serta mempertegas jati diri pada
Penelitian ini menggunakan orang lain maupun dirinya sendiri,
analisis statistik teknik korelasi yang akan mempengaruhi self
product moment untuk menguji esteem.
hipotesis dengan asumsi variabel Body image yang positif
body image dengan variabel self ditunjukkan dengan kepuasan
esteem memenuhi asumsi linier dan terhadap tubuh. Seseorang yang
normal. sudah puas terhadap apa yang
dimiliki akan lebih menghargai diri
HASIL DAN PEMBAHASAN sendiri (self esteem positif), lebih
Berdasarkan hasil uji asumsi dapat mensyukuri apa yang dimiliki,
variabel body image dengan self tidak akan menyalahkan diri sendiri
esteem memenuhi asumsi normal dan dengan keadaan yang dimiliki,
linier, sehingga analisis yang telah sehingga seseorang yang memiliki
dilakukan dengan menggunakan kepuasan dan menghargai apa yang
teknik korelasi product moment dimiliki berarti akan lebih berusaha
Pearson diperoleh hasil nilai untuk menjaga tubuhnya dengan
koefisien korelasi (r) sebesar 0,234 baik, dengan tindakan-tindakan yang
dengan p value = 0,008 < 0,01 yang lebih selektif dan bijak dan akan
berarti ada hubungan positif yang lebih menghargai orang lain (Utami,
sangat signifikan antara body image 2014).
dengan self esteem pada wanita Sebaliknya, body image
dewasa awal pengguna skincare. Hal negatif atau ketidakpuasan terhadap
ini sesuai dengan teori Henggaryadi tubuh merupakan keyakinan individu
& Fakhrurrozi (dalam Sari, 2012), bahwa penampilan tidak memenuhi
semakin menarik atau efektif standar pribadinya, sehingga ia
kepercayaan diri seseorang terhadap menilai rendah tubuhnya. Hal ini
tubuh mereka, maka semakin positif lebih lanjut dapat menyebabkan
self esteem yang dimiliki, karena individu menjadi rentan memiliki self
body image positif akan esteem yang rendah, depresi,

7
 
kecemasan sosial dan menarik diri seorang wanita bisa mempengaruhi
dari situasi sosial, serta mengalami hubungan sosialnya dengan orang
disfungsi seksual (Cash & Grant, lain. Karena itu menurut Bell &
dalam Januar & Putri, 2007). Rushfort (dalam Husna, 2013) sangat
Berdasarkan kategorisasi perlu seorang wanita memiliki body
skala body image tidak ada subjek image positif, hal itu akan membuat
yang berada dikategori sangat rendah individu merasa bahwa tubuh dan
yaitu 0%, subjek yang termasuk penampilannya cantik dan menarik,
dalam kategori rendah sebesar 1,90% walaupun pada kenyataannya tubuh
(2 subjek), termasuk dalam kategori dan penampilannya kurang menarik,
sedang sebesar 63,81% (67 subjek), namun bila individu memiliki body
subjek dalam kategori tinggi sebesar image yang negatif, maka individu
31,43% (33 subjek) dan subjek tersebut akan merasa bahwa tubuh
dalam kategori sangat tinggi sebesar dan penampilannya kurang menarik
2,86% (3 subjek). Hasil tersebut dan kurang percaya diri.
menunjukkan bahwa frekuensi body Berdasarkan kategorisasi
image tertinggi terdapat pada skala self esteem terdapat subjek
kategori. penelitian yang berada di kategori
Hasil tersebut disebabkan sangat rendah dan rendah sebesar
oleh individu itu sendiri. Menurut 0%, subjek dalam kategori sedang
Husna (2013), sebagian besar wanita sebesar 16,19% (17 subjek), subjek
dewasa masih banyak memberi yang termasuk kategori tinggi
perhatian terhadap penampilan sebesar 67,62% (71 subjek), dan
fisiknya. Ketika memasuki usia subjek dalam kategori sangat tinggi
dewasa seorang wanita akan sebesar 16,19% (17 subjek). Hasil
mengalami perubahan bentuk tubuh penelitian tersebut menunjukkan
seperti bertambahnya berat badan bahwa self esteem pada wanita
yang membuat sebagian wanita dewasa awal sebagian besar
mengalami kegemukan dengan termasuk dalam kategori tinggi.
penyebab yang bermacam-macam. Self esteem yang termasuk
Perubahan fisik yang dialami oleh dalam kategori tinggi ini karena self

8
 
esteem mulai terbentuk sejak Putri, 2007), kepuasan body image
individu lahir, ketika berhadapan mempunyai hubungan yang
dengan dunia luar dan berinteraksi signifikan dengan self esteem, baik
dengan orang-orang di lingkungan pada wanita pasca melahirkan
sekitarnya. Interaksi secara minimal maupun pada wanita yang belum
memerlukan pengakuan, penerimaan pernah melahirkan. Dari hasil-hasil
peran yang saling tergantung pada penelitian menurut Henriques &
orang yang bicara dan orang yang Calhoun, Klaczynski, et al., Matz, et
diajak bicara. Interaksi menimbulkan al., & Verplanken (dalam Herabadi,
pengertian tentang kesadaran diri, 2007) ditemukan adanya indikasi
identitas, dan pemahaman tentang bahwa body image negatif
diri. Hal ini akan membentuk berhubungan dengan rendahnya self
penilaian individu terhadap dirinya esteem seseorang, gangguan makan,
sebagai orang yang berarti dan serta kerentanan terhadap depresi dan
berharga (Burn, dalam Sinulingga & gangguan kecemasan. Sebaliknya
Haryono, 2014). body image positif akan berhubungan
Berdasarkan hasil analisis positif pula dengan self esteem.
diketahui variabel body image dan Sumbangan efektif body
self esteem mempunyai masing- image terhadap self esteem sebesar
masing rerata empirik body image 5,5% yang ditunjukkan oleh
tergolong sedang (RE = 81,51) dan koefisien determinan (r2) sebesar
rerata hipotetik (RH) sebesar 75. 0,055. Hal ini berarti masih terdapat
Untuk rerata empirik self esteem 94,5% faktor-faktor lain yang
tergolong tinggi (RE = 74,71) dan mempengaruhi self esteem di luar
rerata hipotetik (RH) sebesar 60. Hal variabel body image, seperti: faktor
ini dapat membuktikan bahwa body psikologis, lingkungan sosial, tingkat
image yang sedang dapat inteligensi, status soisal ekonomi,
menimbulkan self esteem yang faktor ras dan kebangsaan,
tinggi. Hal tersebut sesuai dengan lingkungan keluarga, keberhasilan,
penelitian yang dilakukan oleh nilai, aspirasi, pertahanan dan jenis
Susanti & Bonang (dalam Januar & kelamin.

9
 
KESIMPULAN mempertahankan self esteem,
Berdasarkan hasil penelitian diharapkan pada setiap individu
dan pembahasan yang telah untuk menerima diri sendiri
diuraikan, dapat diambil kesimpulan terlebih dahulu dan terus
bahwa: berpikir positif mengenai
1. Ada hubungan positif yang dirinya. Selain itu individu juga
sangat signifikan antara body bisa mulai mengekplorasi bakat
image dengan self esteem pada maupun minat individu sehingga
wanita dewasa awal pengguna menjadikan individu lebih
skincare, yang artinya semakin percaaya diri sehingga dapat
positif body image maka self meningkatkan penilaian individu
esteem akan semakin tinggi, terhadap dirinya sendiri.
sebaliknya semakin negatif body 2. Bagi orangtua, untuk
image maka self esteem akan meningkatkan body image anak
semakin rendah. dan mempertahankan self esteem
2. Sumbangan efektif body image agar tetap tinggi dapat dengan
sebesar 5,5% terhadap self memberikan informasi dan
esteem. Masih ada 94,5% faktor- pengetahuan yang berkaitan
faktor lain yang mempengaruhi dengan body image seperti
self esteem. memberikan dukungan,
3. Body image pada penelitian ini perhatian, dan pengawasan
tergolong sedang, sedangkan self dalam rangka membangun body
esteem tergolong dalam kategori image yang positif dan self
tinggi. esteem yang tinggi. Hal itu juga
dapat dilakukan dengan
SARAN memberi pengarahan mengenai
Berdasarkan kesimpulan di kepercayaan diri, penerimaan
atas, maka penulis memberikan diri yang bisa didapat melalui
saran-saran sebagai berikut: dakwah/ceramah, buku-buku,
1. Bagi subjek penelitian, untuk media massa dan lain-lain.
meningkatkan body image dan

10
 
3. Bagi peneliti selanjutnya, image and psychosocial
functioning. Social
diharapkan dapat
Psychology Journal, 146(1),
mempertimbangkan segi-segi 15-30.
Doi:10.3200/SOCP.146.1.15-
lain yang dapat mempengaruhi
30.
self esteem. Selain itu juga dapat
Herabadi, A. G. (2007). Hubungan
memperluas populasi dan
antara kebiasaan berpikir
memperbanyak sampel agar negatif tentang tubuh dengan
body esteem dan harga diri.
ruang lingkup dan generalisasi
Jurnal Sosial Humaniora,
penelitian menjadi lebih luas. 11(1), 18-23. [10 September
2015; 17.09].

DAFTAR PUSTAKA Husna, N. L. (2013). Hubungan


antara body image dengan
Aditomo, A., Renowati, S. (2004).
perilaku diet (penelitian pada
Perfeksionisme, harga diri,
wanita di Sanggar Senam
dan kecenderungan depresi
Rita Pati). Developmental
pada remaja akhir. Jurnal
and Clinical psychology
Psikologi, 1(1). [12
Journal, 2(2), 44-49. [10
September 2015; 09.33].
September 2015; 16.17].
Berk, L. E. (2012). Development
Januar, V. & Putri, D. E. (2007).
Through the Lifespan. Edisi
Citra tubuh pada remaja putri
Kelima. Yogyakarta: Pustaka
menikah dan memiliki anak.
Pelajar.
Jurnal Psikologi, 1(1) ,52-62.
[10 September 2015; 12.51].
Cash, T. F., & Smolak, L. (2011).
Body Image: A Handbook of
Lubis, P. & Astuti, L. D. P. (2010),
Science, Practice, and
Oktober 25). Alasan wanita
Prevention. Second Edition.
ingin perbesar payudara. Viva
New York: Guilford Press.
Life. Diunduh dari
http://m.life.viva.co.id.
Damanik, B. T., dkk. (2011).
Persepsi remaja putri di Kota
Prastowo, D. (2012). Harga Diri
Ambon tentang risiko
Siswa Kelas X E SMK 2
terpapar kosmetik berbahaya
PGRI Salatiga dan
dan perilakunya dalam
Implikasinya Terhadap
memilih dan menggunakan
Penyusunan Program BK
kosmetik. Berita Kedokteran
Pribadi. Skripsi (Tidak
Masyarakat, 27(1). [16
diterbitkan). Salatiga:
Februari 2016; 05.07].
Program Studi dan
Bimbingan Konseling
Davison, T. E., & McCabe, M. P.
Fakultas Keguruan dan Ilmu
(2006). Adolescent body

11
 
Pendidikan Universitas dewasa awal. Jurnal
Kristen Satya Wacana. Humanitas, 9(2), 157-168.
[12 September 2015; 09.50].
Santrock, J. W. (2012).
Perkembangan Masa-Hidup. Susandi, D. O. C. (2014). Hubungan
Jilid 2. Jakarta: Erlangga. antara Harga Diri dengan
Presentasi Diri pada
Sari, D. N. P. (2012). Hubungan Pengguna Jejaring Sosial
antara body image dan self- Facebook. Skripsi (tidak
esteem pada dewasa awal diterbitkan). Surakarta:
tuna daksa. Jurnal Ilmiah Fakultas Psikologi
Mahasiswa Universitas Universitas Muhammadiyah
Surabaya, 1(1). [12 Surakarta.
September 2015; 09.26].
Utami, W. T. (2014). Hubungan
Sari, R. P., dkk. (2006). antara Citra Tubuh dengan
Pengungkapan diri Perilaku Konsumtif Kosmetik
mahasiswa tahun pertama Make Up pada Mahasiswi.
universitas diponegoro Skripsi (tidak diterbitkan).
ditinjau dari jenis kelamin Surakarta: Fakultas Psikologi
dan harga diri. Jurnal Universitas Muhammadiyah
Psikologi Universitas Surakarta.
Diponegoro, 3(2), 11-25. [12
September 2015; 09.30].

Seawell, A. H. & Danoff-Burg, S.


(2005). Body Image and
Sexuality in Women with and
without Systemic Lupus
Erythematosus. Sex Roles
Journal, 53(11), 865-876.
Doi:10.1007/s11199-005-
8298-y.

Sinulingga, R. F. & Haryono, R.


(2014). Hubungan antara
gambaran tubuh dengan harga
diri pada pria. Jurnal
Pemikiran & Penelitian
Psikologi, 9(3), 113-119. [12
September 2015; 09.50].

Sunartio, L., Sukamto, M. E., &


Dianovinina, K. (2011).
Social comparison dan Body
dissatisfaction pada wanita

12
 

Anda mungkin juga menyukai