Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Bimbingan konseling meupakan pelayanan yang berupa bantuan, dimana
bantuin ini diperuntukan untuk proses bimbingan atau bantuan kepada seseorang
mengenai dirinya dan permasalahannya. Di lingkungan pendidikan, setiap siswa
pastilah memiliki permasalahan baik dengan dirinya, ataupun lingkungannya yang
mungkin saja bisa mempengaruhi sistem belajar ataupun kegiatan belajar siswa.
Dalam rangka menunjang suksennya kegiatan pendidikan islam, pengatuan atau
keilmuan mengenai bimbingan dan konseling sangat diperlukan oleh staf pengajar
(guru) yang diberi tugas melaksanakan program bimbingan dan konseling
tersebut.
Dapatt dilihat, bahwasnya proses belajar mengajar pada hakikatnya merupakan
rangkain proses intraksi atau komunikasi antara guru dan siswa yang berlangsung
berdsasarkan minat, bakat dan kemampuan setiap siswa. Pada proses intaraksi
atau komunikasi ini tidak selalu berjalan lancar bagi setiap individu murid, baik
pengaruh luar maupun daro dalam diri. Misalnya kelemahan dalam penalaran,
kemauan dan rasa (emosi), oengaruh dari lingungan sosial yang kurang
mendukung ke arah belajar anak, kekurangan sarana belajar dan lain sebagainya.
Yang mana hambatan – hambatan tersebut dapat mempengaruhi daya kemampuan
belajar siswa dan dapat menimbulkan permasalahan lainnya.Dalam makalah ini,
akan dipaparkan hal- hal yang berkaitan dengan bimbingan konseling Islam yang
mana agar dapat dipahami oleh teman – teman calon guru lainnya.

B. Rumusan Masalah
1. Apa konsep dari Bimbingan Konseling?
2. Apa landasan yang mendasari Bimbingan Konseling?
3. Apa layanan Bimbingan Konseling yang ada di Sekolah/Madrasah?

1
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Bimbingan dan Konseling Pendidikan


1. Pengertian Bimbingan
Bimbingan secara bahasa berasal dari Bahasa Inggris yang merupakan
terjamahan dari kata “guidance” yang berasal dari Bahasa Inggris. Secara harfiah
istilah “Guidance” dan akar kata “Guide” berarti mengarahkan, memandu,
menuntun, membantu, mengelola dan menyetir1. Sehingga dapat disimpulkan
secaa umum baha bimbingan ialah bantuan atau pertolongan.
Menurut Mortensen dan Schmuller (1976), “ guidance may be defined at that
part of the total educational program that helps provide the personal
opportunities and specialized staff service by which each individual can develop
to the fullest of his abilities and capacities in term of the decratic ideal.”
(Bimbingan adalah bagiaan dari keseluruhan program pendidikan yang
menyediakan kesempatan – kesempatan dan pelayanan khusus dari staf agar
setiap individu dapat mengembangkan kemampuan dan kapasitasnya dalam
bingkai cita – cita demokrasi). Sedangkan menurut Moh. Surya bimbingan adalah
suatu proses pemberian bantuan yang terus menerus dan sistematis dari
pembimbing kepada yang dibimbing agar tercapai kemandirian dalam
pemahaman diri dan perwujudan diri , dalam mencapai tingkat perkembangan
yang optimal dan penyesuaian diri dengan lingkungannya.2
Dari pengertian diatas dapat penulis simpulkan, bahwasanya bimbingan ialah
suatu proses pemberian bantan atau pertolongan berupa pengarahan yang
dilakukan secara terus menerus dan sistematis oleh seorang (konselor) kepada
suatu individu atau kelompok untuk dapat membantu mereka memahami diri serta
potensi yang dimiliki oleh individu atau kelompoknya.

2. Pengertian Konseling
Konseling secra bahasa berasal dari istilah Inggris yaitu “counseling” yang
kemudian di terjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia menjadi “konseling”.

1
Lilis Satriah, Bimbingan Konseling Pendidikan (Bandung: Mimbar Pustaka,2020),hlm.41.
2
Henni Syafriana Nasution, Abdillah, Bimbingan Konseling (Medan: LPPPI,2019),hlm. 1

2
Sedangkan secara etomilogi konseling berasal dari bahasa latin yaitu “counsiliu”
yang bermakna “menerima atau memahami”.
Dewa Ketut Sukardi memberikan kesimpulan bahwa konseling adalah suatu
upaya bantuan yang dilakukan dengan empat mata atau tatap muka antara
konselor dan klien yang berisi usaha yang laras, unik, manusiawi yang dilakukan
dalam suasana keahlian dan didasarkan atas norma – norma yang berlaku agar
klien memperoleh konsep diri dan kepercayaan diri sendiri dalam memperbaiki
tingah lakunya pada saat ini dan mungkin pada saat yang akan datang.
ASCA (American School Counselor Association) mengumukakan pengertian
konseling ialah hubungan tatap muka yang bersifat rahasia, penuh dengan sikap
penerimaan dan pemberian kesempatan dari konselor kepada klien. Dimana
konselor mempergunakan pengetahuannya dan keterampilannya untuk membantu
kliennya dalam mengatasi masalah – masalah.
Di dalam Ensiklopedi Pendidikan (1980) dijelaskan bahwa counseling adalah
suatu usaha dari pihak pemimpin suatu lembaga pendidikan untuk membantu
siswa secara perseorangan agar dalam menghadapi masalah – masalah yang
berhubungan dengan studi dan kemasyarakatan mereka secara optimal mecapai
penyelesaiannya yang selanjutnya akan mengakibatkan tercapainya hasil
maksimal pula dari studi dan perkembangan sosialnya.3

3. Pengertian Bimbingan Konseling Islami


Dalam Bahasa Arab, bimbingan disebut dengan kata Al taujih yang merupakan
mashdar dari fi’il madhi tsulasyi al mazid (fiil yang tedapat tambahan hurufnya)
wajjaha- yuwajjihu – taujihan, yang memiliki arti menghadap, mengarah, ke
depan, menatap ke muka, memantapkan, dan meluruskan. Sedangkan di dalam
Kamus Al Munawwir terambil dari kata wajaha- yujahu- wajahatan yang
memiliki kedudukan atau terkemuka disebabkan ia memiliki pandangan.
Sedangkan konseling, di dalam litelatur Arab menggunakan kata Al Irsyad
yang terambil dari asas kata Arsyada- Yusridu- Irsyadan. Yang mana menurut
Saiful Akhyar Lubis kata Irsyadi diartikan al Huda, al dalalah yang berarti

3
Masdudi, Bimbingan dan Konseling Prespektif Sekolah (Cirebon:Nurjati Press, 2015), hlm.4-5.

3
petunjuk. Kata Irsyad merupakan bentuk mashdar yang memilki arti pemberian
petunjuk.
Seperti yang telah dijelaskan dari beberapa pengertian diatas, bahwasanya
“bimbingan” dan “konseling” memiliki tujuan yang sama, dan isi dari bimbingan
merupakan esensi dari konseling. Adapun bimbingan konseling Islam menurut
beberapa ahli dikemukakan sebagai berikut :
a. Achmad Mubarokk berpendapat bahwa yang dimaksud dengan Bimbingan
konseling agama adalah bantuan yang bersifat mental spritual diharapkan
dengan melalui kekuatan iman dan ketakwaan kepada Tuhan seseorang mampu
mengatasi sendiri problema yang sedang dihadapinya. Mubarak juga
menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan konseling islam adalah sebuah
bimbingan kejiwaan, satu itilah yang cukup jelas muatannya dn bahwakan bisa
lebih luas penggunaanya.
b. Tohari Musnamar berpendapat bahwa konseling islam adalah suatu proses
pemberian bantuan terhadap individu agar menyadari kembali akan
eksistensinya sebagai makluk Allah yang seharusnya hidup selaras dengan
ketentuan dan petunjuk Allah, sehingga dapat mencapai kebahagiaan di dunia
dan akhirat.4

Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya bimbingan konseling dalam islam


adalah suatu proses pemberian bantuan yang bedasarkan pada ajaran agama islam
yang mana gunanya untuk membantu seorang individu atau kelompok dapat
mengatasi persoalan serta kegundahan hatinya hingga mencapai kebahagiaan di
dunia dan akhirat.

Nah, lalu dapat kita ambil dari ketiga pengertian diatas bahwasanya, bimbingan
konseling adalah suatu usaha pemberian bantuan yang dilakukan oleh seorang
yang memiliki keahlian berdasarkan ajaran Islam dan pengetahuan yang khusus
kepada seseorang yang membutuhkan, dimana seorang pemberi bantuan disebut
koselor dan penerima bantuan disebut klien yang mana bantuan tersebut berupa
pemberian nasehat, penyuluhan, penerangan kepada klien yang melibatkan

4
Tarmizi, Bimbingan Konseling Islami (Medan: Perdana Publishing, 2018),hlm. 25 – 27.

4
pikiran, perasaan, pengalaman, kebutuhan dan harapan agar dapat membantu
klien untuk memahami dirinya dan dapat mengatasi masalah - masalah kehidupan
yang dihadapainya sehingga dapat mengambil keputusan yang matang didalam
diri klien tersebu dan mecapai kebahagiian dunia dan akhirat.

4. Tujuan Bimbingan Konseling Islam


Secara umum, tujuan konseling ialah mambantu indvidu menjadi insan yang
berguna dalam kehidupannya yang memiliki bebagai wawasan, pandangan,
interpretasi, piliha, penyesuaian, dan keterampilan serta mampu menyesuaikan
diri dengan lingkungannya.5
Sedangkan tujuan bimbingan konseling islam secara global adalah membentuk
dan mengembangkan manusia menjadi pribadi yang utuh sebagai hamba Allah
SWT yang memiliki tugas menjadi khalifah di Bumi, baik dalam bidang Akidah,
Ibadah, dan Akhlak maupun bidang endidikan pekerjaan, keluarga, dan
masyarakat agar tecapainya kebahagiaan di Dunia dan di Akhirat. Adapun tujuan
bimbingan konseling menurut Tohari Muanamar yang dapat dijadikan landasan
dalam mengimplementasikan layanan konseling dilembaga pendidikan (sekolah)
islami atau masyarakat ialah :
a. Membantu individu untuk mengetahui, mengenal, dan memahami keadaan
dirinya sesuai dengan hakikatnya (mengingat kembali akan fitrahnya).
b. Membantu individu menerima keadaan dirinya sebagaimana adanya, baik dan
buruknya, kekuatan dan kelemahannya, sebagai sesuatu yang telah ditakdirkan
oleh Allah SWT.
c. Membantu individu memahami keadaan situasi dan kondisi yang dihadapinya.
d. Membantu individu menemuka alternatif pemecahan masalahnya.
e. Membantu individu mengembangkan kemampuannya mengantisipasi masa
depan, sehingga mampu eperkirakan kemungkinan yang akan terjadi
berdasarkan keadaan sekarang dan emerkirakan akibat yang akan terjadi,

5
Rifda El Fiah, Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling (Yogyakarta: Idea Press Yogyakarta,
2015 ),hlm. 33.

5
sehingga membantu mengingat individu untuk lebih berhati – hati dalam
melakukan perbuatan dan bertindak. 6

Sedangkan tujuan bimbingan dan konseling yang berkaitan dengan aspek


akademis (belajar) adalah :

a. Memiliki kesadaran tentang potensi diri dalam aspek belajar, dan memahami
berbagai hambatan yang mungkin muncul dalam dalam dalam proses belajara
yang dialaminya.
b. Memiliki sikap dan kebiasaan belajar yang positif, seperti kebiasaan membaca
buku, disiplin, dalam belajar, mempunyai perhatian terhadap semua pelajaran,
dan aktif mengikuti semua kegiatan belajar yang diprogramkan.
c. Memiliki motif yang tinggi untuk belajar sepanjang hayat.
d. Memiliki keterampilan atau teknik belajar yang efektif, seprti keterampilan
membaca buku, menggunakan kamus mencatat pelajaran dan mempersiapkan
diri menghadapi ujian.
e. Memiliki keterampilan untuk menetapkan tujuan dan perencanaan pendidikan,
seperti membuat jadwal belajar, mengerjakan tugas – tugas, memantap diri
dalam memperdalam pelajaran tertentu, dan berusaha memperoleh informasi
tentang berbagai hal dalam rangka mengembangkan wawasan yang luas.
f. Memiliki kesiapan mental dan kemampuan untuk menghadapi ujian. 7

Secara umum tujuan bimbingan konseling Islam ialah membantu terwujudnya


tujuan dari pendidikan, pengajaran, serta membantu individu atau kelompok untuk
dapat menyelesaikan masalahnya dan tergapainya kesejahteraan serta
terbentuknya suatu pendidikan yang memiliki jati diri beriman, cerdas, bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan memiliki budi pekerti yang luhur serta rasa
tanggung jawab dan kemasyarakatan yang berlandaskan dengan ajaran islam.

5. Fungsi Bimbingan Konseling dalam Pendidikan Islam


Adapun yang menjadi fungsi bimbingan konseling di dalam islam meliputi :
a. Fungsi pemahaman
6
Tarmizi,Op.Cit., hlm. 39 – 40.
7
Lilis Satriah, Op.Cit., hlm. 43- 44.

6
Merupakan suatu proses pemberian berupa pemahaman mengenai sesuatu oleh
pihak – pihak tertentu sesuai dengan keperluan pengembangan siswa yang
mencakup pemahaman tentang diri siswa, lingkungan siswa, dan lingkungan yang
lebih luas terutama oleh siswa.
b. Fungsi pencegahan
Merupakan suatu usaha untuk menghindari segala sesuatu yang tidak baik atau
dari larangan Allah SWT. Dimana dalam fungsi pencegahan ini diharapkan dapat
membantu peserta didik/ konseli dalam mengantisipasi berbagai kemungkinan
timbulnya masalah dan berupaya untuk mencegahnya, serta memberikan
bimbingan kepada konseli tentang cara menghindari diri dari perbuatan atau
kegiatan yang membahayakan dirinya agar peserta didik/konseli tidak mengalami
masalah dalam kehidupannya.
c. Fungsi pengembangan
Menurut Aswandi, maksud dari fungsi pengembanan ialah orang yang
dibimbing dapat ditingkatkan prestasi atau bakatnya. Pengembangan tersebut
dapat berupa menciptakan lingkungan belajar yang kondusif, serta memfasilitasi
perkembangan peserta didik/ konseli, dimana konselor dan personel
Sekolah/Madrasah lainnya secara sinergi sebagai teamwork berkerjasama
merencanakan dan melaksanakan program bimbingan secara sistematis dan
berkesinambungan dalam upaya membantu konseli mencapai tugas – tugas
perkembangannya. Fungsi pengembangan mengharapkan konseli yang dibimbing
dapat meningkatkan prestasinya atau bakat yang dimilikinya.
d. Fungsi penyaluran
Di dalam penyaluran ini, konseli atau orang yang dibimbing diarahkan kepada
semua perbuatan yang baik dan menyesuaikan dengana bakat dan potensinya.
Fungsi penyaluran dapat diartikan sebagai usaha membantu konseli merencanakan
pendidikan, pekerjaan, dan karir masa depan, termasuk juga memilih program
peminatan yang sesuai dengan kemampuan minat, bakat, keahlian, dan ciri – ciri
kepribadiannya.

e. Fungsi perbaikan

7
Dalam hal ini dimaksudkan untuk mengatasi suatu bentuk perbuatan yang
sudah terlanjur terjerumus ke dalam kemaksiatan dan usaha dalam memperbaiki.
Perbaikan dan penyembuhan yaitu membantu peserta didik/ konseli yang
bermasalah agar dapat memperbaiki kekeliruan berfikir, berperasaan,
berkehendak, dan bertindak. Konselor atau guru bimbingan dan konseling
memberikan perlakuan terhadap konseli supaya memiliki pola fikir yang rasional
dan memiliki perasaan ang tepat, sehingga konseli berkehendak merencanakan
dan melaksanakan tindakan yang produktif dan normatif,serta dapat tepecahnya
berbagai permasalaah yang dialami peseta didik/konseli.
f. Fungsi adabtasi
Merupakan suatu peoses memberikan bantuan pada para pelksana pendidikan
untuk daat menyesuaikan program pendidikan terhadap latar belakang pendidikan,
minat, kemampuan, serta kebutuhan peserta didik/konseli melalui informasi yang
diterima mengenai peserta didik/konseli. Dimana dengan menggunakan informasi
tersebut dapat membantu para guru dalam memperlakukan peserta didik/konseli
secara tepat, seperti menyusun materi Sekolah/Madrasah, memilih metode dan
proses pembelajaran, serta menyusun bahan pelajaran sesuai dengan kemampuan
dan kecepatan peserta didik/konseli.
g. Fungsi penyesuaian
Merupakan suatu proses bantuan yang dilakukan agar konseli apat
menyesuaikan diri dengan lingkungannya secara dinamis dan kostruktif.
h. Fungsi fasilitasi
Merupakan proses pemberian kemudahan terhadap konseli dalam mencapai
pertumbuhan dan perkembangan yang optimal, serasi, selaras, dan seimbang
seluruh aspek dalam diri konseling.
i. Fungsi pemeliharaan
Proses pemberi bantuan kepada konseli supaya dapat menjaga diri dan
mempertahankan situasi kondusif yang telah tercipta untuk dapat mencegah
terjadinya penurunan produktivitas diri konseli.

6. Azas – Azas Bimbingan Konseling

8
a. Azas kerahasiaan
Maksudnya ialah segala sesuatuyang menjadi perbincangan antara klien dan
konselor hanya bleh diketahui oleh mereka saja tidak boleh disampaikan kepada
orang lain. Guna tidak adanya ketakutan didalam diri klien untuk menceritakan
semua permasalahannya dan dapat membuat klien dapat lebih leluasa
menceritakan tanpa takut gunjingan orang.
b. Azas kesukarelaan
Maksednya dalam proses bimbingan konseling haruslah berlangsung secara
sukarela, baik dari piak konselor maupun klien. Klien diharapkan suka dan rela
menyampaikan masalah yang dihadapinya dan konselor hendaknya tidak terpaksa
melaksanakan tugasnya membantu individu yang membuntuhkan.
c. Azas keterbukaan
Dalam hal ini, sangat diperlukan suasana keterbukaan, baik keterbukaan dari
konselor maupun keterbukaan dari klien yang dibimbing. Keterbukaan ini bukan
hanya sekedar bersedia menerima saran – saran dar luar, malahan lebih penting
dari itu adalah masing – masing yang bersangkutan bersedia embuka diri
untukkepentingan pemeahan masalah.
d. Azas kekinian
Masalah klien yang langsung ditanggulangi melalui usaha bimbingan dan
konseling ialah masalah –masalah yang sudah lampau dan juga bukan masalah
yang mungki akan dialami di masa mendatang. Dalam usaha yang bersifat
pencegahan pada dasarnya pertanyaan yang perlu dijawab adalah apa yang perlu
dilakukan sekarang sehingga kemingkinan kurang baik di masa datang dapat
dihindari.
e. Azas kemandirian
Dalam memberikan layanan para petugas hendaklah selalu berusaha
menghidupkan kemandirian pada diri yang dibimbing, jangan hendaknya individu
yang dibimbing itu menjadi tergantung pada orang lain, seperti tergantung pada
konselor.

f. Azas kegiatan

9
Konselor hendaknya dapat menimbukan semangat klien sehingga ia mampu
dan mau elaksanakan kegiatan yang diperlukan dalam penyelesaian masalahnya.
g. Azas kedinamisan
Usaha bimbingan dan konseling menghendaki terjadinya perubahan tingkah
laku ke arah ang lebih baik. Perubahan ini tidaklah sekedar mengulang – ulang hal
yang sama, yang bersifat monoton, melainkan perubahan yang selalu menuju ke
suatu pembaharuan, sesuatu yang lebih maju.
h. Azas keterpaduan
Untuk azas keterpaduan, konselor perlu memiliki wawasan yang luas tentang
perkembangan klien dan aspek – aspek lingkungan klien serta berbagai sumber
yang dapat diaktifkan untuk menangani masalah klien. Kesemuanya dipadukan
dalam keadaan serasi dan saling menunjang dalam upaya bimbingan dan
konseling.
i. Azas kenormatifan
Usaha bimbingan dan konseling tidak boleh bertentangan dengan norma –
norma yang berlaku, baik ditinjau dari norma agama, norma adat, norma
hukum/negara, norma ilmu ataupun kebiasaan sehari – hari.demikian pula
prosedur, teknik dan peralatan yang dipakai tidak boleh menyimpang dari norma
yang dimaksud.
j. Azas keahlian
Usaha bimbingan dan konseling perlu dilakukan secara teratur, sistematik,
dengan menggunakan teknik serta alat yang memadai. Untuk itu, para petugas
perlu mendapat pelatihan yang memadai, sehingga dengan itu akan dapat dicapai
keberhasilan usaha pemberi layanan. Azas ini akan menjamin keberhasilan usaha
dan selanjutnya keberhasilan usaha itu akan menaikkan kepercayaan masyarakat
terhadap bimbingan dan konseling.
k. Azas alih tangan
Azas alih tangan jika konselor sudah mengerahkan segenap kemampuannya
untuk membantu individu yang bersangkutan belum dapat terbantu sebagaimana
yang diharapkan, maka konselor dapat mengirim individu tersebut kepada petugas
atau badan yang lebih ahli.

10
l. Azas tutwuri handayani
Azas ini menuntut agar pelayanan itu tidak dirasakan adanya pada waktu klien
mengalami masalah dan menghadap konselor saja, namun di luar pelayanan pun,
proses bimbingan dan konseling tetap dapa dirasakan ada manfaatnnya. 8

7. Prinsip – Prinsip Bimbingan Konseling


Adapun prinsip yang harus diperhatikan dalam proses bimbingan konseling
ialah :
a. Bimbingan diperuntukkan untuk semua individu.
b. Bimbinganbersifat individualis.
c. Bimbingan menekankan hal yang positif.
d. Bimbingan merupakan hal bersama.
e. Pengambilan keputusan merupakan hal yang esensial dalam bimbingan.
f. Bimbingan berlangsung dalam berbagai setting (adegan) kehidupan.

B. Landasan Bimbingan Konseling


1. Landasan filosofis
Landasan filosofis dalam bimbingan dan konseling merupakan sebuah asumsi
filosofis yang dijadikan titik tolak, dimana asumsi tersebut adalah jawaban
menyangkut pertanyaan tentang apakah makna hidup itu? Dari mana asal manusia
dan kemana perginya? Dan siapa manusia itu? Dan pertanyaan sulit lainnya.
Dimana bisa disimpulkan dalam landasan ini berkenaan mengenai usaha untuk
mencari jawaban yang hakiki tentang hakikat dari manusia itu sendiri.
2. Landasan yudiris
Landasaan berkenaan dengan bebagai peraturan dan perundangn yang berlaku
di Indonesia tentang penyelenggaraan bimbingan konseling, yang bersumber dari
Undang – Undang Dasar, Undang – Undang Peraturan Pemerintah, Keputusan
Mentri serta berbagai aturan dan pedoman lainnya yang mengatur tentang
penelenggaraan bimbingan konseling di indonesia. Salah sat landasannya terdapat

8
Suhertina, Dasar – Dasar Bimbingan Konseling (Pekanbaru : CV. Mutiara Pesisir Sumatra,
2014),hlm. 37 – 45.

11
pada UU No.20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat (1)
menegaskan baha : Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta
keterampilan yang dperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
3. Landasan Religius
Landasan religius dalam bimbingan dan konseling mengimplikasikan bahwa
serang konselor adalah seorang pemberi bantuan yang di tuntut untuk memiliki
pemahaman akan nilai – niai agama, dan komitmen yang kuat dalam
mengamalkan nilai – nilai tersebut dalam kehidupan sehari – hari, khususnya
dalam memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada peserta didiknya.
Dimana seorang konselor harus mampu menyadari bahwa dalam memberi
pelayanan kepada peserta didik merupakan salah satu kegiatan yang bernilai
ibadah, karena di dalam proses bantuannya terkandung nilai “amar ma’ruf nahyi
munkar” (mengembangkan kebaikan dan mencegah keburukan). Yang mana
dalam prosesnya diperlukan kesabaran dan keikhlasan agar kegiatannya bernilai
ibadah.
4. Landasan Psikologis
Landasan psikologis merupakan landasan yang dapat memberikan pemahaman
bagi konselor tentang prilaku individu yang menjadi sasaran layanan (klien).
Yang mana seorang konselor harus dapat memahami beberapa kajian psikologis
peserta didik (klien) berupa :

a. Motif dan motivasi


b. Pembawaan dan lingkungan
c. Perkembangan individu
d. Kepribadian
e. Belajar
Dari beberapa kajian psikolgis diatas, seorang konselor kiranya mampu
memahami tentang karakteristik dan keunikan kepribaidian peserta didik (kilen).

12
5. Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis dalam layanan bimbingan dan konseling ditinjau dari tiga
segi, yaitu:
a. Pendidikan sebagai upaya pengembangan individu dan bimbingan merupakan
salah satu bentuk kegiatan pendidikan;
b. Pendidikan merupakan suatu inti proses bimbingan konseling;
c. Pendidikan lebih lanjut sebagai inti tujuan layanan bimbingan konseling.
6. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
Pelayanan bimbingan dan konseling merupakan kegiatan profesional yang
memiliki dasar – dasar keilmuan, baik yang menyangkut teori – teorinya,
pelaksanaannya, maupun pengembangannya. Dimana seorang guru bimbingan
dan konseling di sarankan untuk mengatasi keterampilan penggunaan teknologi
modern agar dapat dijadikan peluang untuk digunakan sebagai media dalam
layanan bimbingan dan konseling.
7. Landasan Sosial dan Budaya
Landasan ini memberikan pemahaman pada konselor tentang dimensi
kesosialan dan dimensi kebudayaan sebagai faktor yang mempengaruhi terhadap
prilaku individu.9

C. Layanan Bimbingan Konseling Di Sekolah/ Madrasah


Untuk mengetahui keseluruhan dari butir – butir pelayanan BK di
sekolah/madrasah maka diuraikan sebagai berikut:
1. Bidang Pengembangan
a. Bidang pengembangan pribadi
Bertujuan untuk mengembangkan pribadi peserta didik yang berimana dan
bertakwa kepada Allah SWT, serta memiliki kemantapan, kemandirian, dan
kesehatan jasmani dan rohani.
b. Bidang pengembangan sosial

9
Henni Syafriana Nasution, Op.Cit., hlm. 23 – 45.

13
Guru BK dituntut untuk membimbing peserta didik agar dapat memahami diri
dalam kaitanya terhadap masalah – masalah sosial dan lingkungannya, sehingga
peserta didik memiliki komnpetensi yang baik dalam pergaulan sosial, yang
dilandasi atas dasar akhlak yang mulia dan budi pekerti yang luhur.
c. Bidang pengembangan belajar
Bertujuan untuk mencegah atau mengatasi masalah masalah peserta didik
dalam kegiatan belajarnya, sehingga terciptanya situasi dan kondisi belajar yang
nyaman.
d. Bidang pengembangan karir
Guru BK memiliki tugas untuk membantu peserta didik agar dapat memahami
diri dan menerima kondisi diri, yang kaitannya agar peserta didik mampu
merencanakan kehidupan karirnya dan merealisasikannya secara baik.
2. Jenis Layanan
a. Layanan orientasi
Merupakan layanan bimbingan yang dilakukan untuk memperkenalkan peserta
didik baru terhadap lingkungan yang baru dimasukinya.
b. Layanan informasi
Merupakan kegiatan untuk memberikan pemahaman pada peserta didik
mengenai hal – hal yang diperlukan untuk menjalani tugas atau kegiatan dalam
menentukan arah sustu tujuan atau rencana yang di kehendaki.
c. Layanan penempatan dan penyaluran
Merupakan kegiatan bimbingan dalam membantu peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat (misalnya penempatan dan penyaluran di
dalam kelas, kelompok belajar, jurusan dsb).
d. Layanan penguasaan konten
Merupakan layanan bmbingan dan konseling memungkinkan peserta didik
mengembangkan diri berkenaan dengan sikap dan kebiasaan belajar yang efektif,
efesien, materi belajar yang cocok, kecepatan dan kesulitan belajar.

e. Layanan konseling perorangan

14
Merupakan proses pemberian bantuan yang dilakukan melalui wawancara
konseling oleh seorang ahli (konselor) pada invividu(peserta didik) yang sedang
mengalami masalah agar teratasinya masalah yang dihadapinya.
f. Layanan bimbingan kelompok
Pelayanan ini dimaksudkan untuk memungkinkan siswa secara bersama – sama
afar kelompok itu menjadi besar, kuat dan mandiri yang dimaksudkan untuk
mencegah berkembangnya masalah atau kesulitan pada konseli (peserta didik).
g. Layanan konseling kelompok
Merupakan suatu upaya pemberian bantuan yang diberikan kepada peserta
didik yang mengalami masalah pribadi melalui kegiatan kelompok agar mecapai
perkembangan optimal.
h. Layanan konsultasi
Dalam layanan ini seorang konselor sebagai konsultan dengan tujuan
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara – cara yang perlu dilaksanakan
konsulti dalam rangka membantu terselesaikanya masalah yang dialami pihak
ketiga (konseli yang bermasalah).
i. Layanan mediasi
Suatu layanan bimbingan dan konseling yang dilakukan oleh konselor untuk
menjambatani dua orang yang sedang bertikai atau dalam keadaan bermusuhan.
3. Layanan pendukung
a. Aplikasi instrumen
Merupakan kegiatan pendukung untuk mengumpulkan data dan keterangan
tentang peserta didik.
b. Himpunan data
Merupakan kegiatan untuk menghimpun seluruh data dan keterangan yang
relevan dengan keperluan pengembangan peserta didik.
c. Konferensi kasus
Merupakan kegiata untuk membahas permasalahn peserta didik dalam suatu
pertemuan yang dihadiri oleh pihak –pihak yang dapat memberikan keterangan
mengenai permasalahan peserta didik.
d. Alih tangan kasus

15
Merupakan layanan untuk melimpahkan masalah yang dihadapi peserta didik
kepda pihak yang lebih mampu dan brwewenang apabila masalah yang ditangani
pembimbing di luar kemampuan dan keweenangan personal pemberi bantuan
yang ada.
e. Kunjungan rumah (home visit)
Merupakan upaya untuk mendeteksi kondisi keluarga dalam kaitannya dengan
permasalahan peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor dalam
pelayanan konseling.10

10
Tarmizi,Op.Cit., hlm. 83 – 99.

16
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Sehingga dapat disimpulkan bahwasanya bimbingan konseling dalam islam
adalah suatu proses pemberian bantuan yang bedasarkan pada ajaran agama
islam yang mana gunanya untuk membantu seorang individuatau kelompok
dapat mengatasi persoalan serta kegundahan hatinya hingga mencapai
kebahagiaan di dunia dan akhirat.
2. Landasan dalam BK meliputi :
a. Landasan filosofis
b. Landasan yudiris
c. Landasan Religius
d. Landasan Psikologis
e. Landasan Pedagogis
f. Landasan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
3. Untuk mengetahui keseluruhan dari butir – butir pelayanan BK di
sekolah/madrasah maka diuraikan sebagai berikut:
a. Bidang Pengembangan
b. Jenis Layanan
c. Layanan pendukung

17
DAFTAR PUSTAKA

Satriah,Lilis.2020.Bimbingan Konseling Pendidikan .Bandung: Mimbar


Pustaka.
Syafriana Nasution, Henni,dkk.2019. Bimbingan Konseling.Medan: LPPPI
Masdudi.2015. Bimbingan dan Konseling Prespektif Sekolah .Cirebon:Nurjati
Press.
Tarmizi.2018.Bimbingan Konseling Islami .Medan: Perdana Publishing.
El Fiah, Rifda.2015. Dasar – Dasar Bimbingan dan Konseling .Yogyakarta:
Idea Press Yogyakarta.
Suhertina.2014.Dasar – Dasar Bimbingan Konseling.Pekanbaru : CV. Mutiara
Pesisir Sumatra.

18

Anda mungkin juga menyukai