Cncs Mira Oktavia (NR)
Cncs Mira Oktavia (NR)
MIRA OKTAVIA
ABSTRAK
Hipertensi dapat didefiniksikan sebagai peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140
mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan
selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang. Hipertensi diklasifikasikan
menjadi dua jenis yaitu hipertensi primer yang penyebabnya tidak diketahui dan hipertensi
sekunder yang disebakan oleh beberpa penyakit antara lain penyakit ginjal, penyakit
endokrin, dan penyakit jantung. Hipertensi sering kali tidak menimbulkan gejala, sedangkan
tekanan darah yang terus menerus tinggi dalam jangka waktu yang cukup lama dapat
menimbulkan komplikasi. Karena itu hipertensi perlu di deksi sejak dini yaitu dengan adanya
pemeriksaan tekanan darah secara berkala. Terapi komlementer adalah cara penangulangan
penyakit yang dilakukan sebagai pendukung kepada pengobatan medis konvensional atau
sebagai pengobatan pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. Dimana salah
satunya Terapi komlementer untuk hipertensi dengan parutan kunyit selama 2 minggu yang
diminum setiap pagi dimana terjadi penurunan tekanan darah sistolik ±18 mmhg dan diastolik
± 9 mmhg
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat
dan karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan Complementary Nursing Case Study
yang berjudul “Asuhan Keperawatan Komplementer Pada Keluarga Tn E di Wilayah
Kerja Puskesmas Salimpaung Tahun 2020”. Dalam Complementary Nursing Case
Study ini dibahas mengenai Asuhan keperawtan pada keluarga dan terapi
komplementer yang dilakukan pada keluarga dengan hipertensi. Adapun maksud dan
tujuan dari penulisan Complementary Nursing Case Study ini adalah untuk
memenuhi salah satu syarat untuk mengikuti sidang Complementary Nursing Case
Study , Pendidikan Ners fakultas Kesehatan Universitas Fort de kock.
Selama penulisan Complementary Nursing Case Study ini banyak hambatan
yang penulis alami, namun berkat bantuan, dorongan serta bimbingan dari berbagai
pihak, akhirnya Complementary Nursing Case Study ini dapat terselesaikan dengan
baik.
Penulis beranggapan bahwa complementary Nursing Case Study ini merupakan
karya terbaik yang dapat penulis persembahkan. Tetapi penulis menyadari bahwa tidak
tertutup kemungkinan didalamnya terdapat kekurangan-kekurangan. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan. Akhir kata, semoga
Complementary Nursing Case Study ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya
dan bagi parapembaca pada umumnya.
Penulis,
S.Kep
ii
DAFTAR ISI
Abstrak ...................................................................................................................... i
Pernyataan Persetujuan ............................................................................................. ii
Kata Pengantar ......................................................................................................... iii
Daftar Isi .................................................................................................................. iv
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 5
1.3 Tujuan Penulisan .............................................................................................. 5
1.4 Manfaat Penulisan. ........................................................................................... 6
iii
BAB III ASUHAN KEPERAWTAN KELUARGA PADA NY. Y DENGAN
HIPERTENSI
3.1 Pengkajian keluarga .............................................................................. 47
3.2 Riwayat dan tahap perkembangan keluarga ......................................... 50
3.3 Pengkajian Lingkungan ........................................................................ 52
3.4 Struktur keluarga .................................................................................. 55
3.5 fungsi keluarga ..................................................................................... 56
3.6 stres dan koping keluarga ..................................................................... 57
3.7 Pemeriksaan fisik .................................................................................. 59
3.8 Data fokus ............................................................................................. 64
3.9 Analisa data ................................................................................................. 67
3.10 Prioritas masalah ...................................................................................... 71
3.11 Intervensi .................................................................................................. 74
3.12 Catatatan Perkembangan .......................................................................... 80
BAB V PEMBAHASAN
5.1 Pengkajian....................................................................................................93
5.2 Diagnosa.................................................................................................... .. 93
5.3 Intervensi keperawatan keluarga................................................................ . 95
5.4 Implementasi keperawatan keluarga.......................................................... . 96
5.5 Evaluasi keperawatan keluarga................................................................. .. 98
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN – LAMPIRAN
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
profesional yang merupakan perpaduan antara konsep kesehatan masyarakat dan konsep
keperawatan yang ditujukan pada seluruh masyarakat dengan penekanan pada kelompok
berisiko tinggi. Upaya pencapaian derajat kesehatan optimal dilakukan melalui peningkatan
butuhkan dan melibatkan klien sebagai mitra kerja dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
Dimana Keluarga yang sehat adalah keluarga yang membantu anggota keluarga untuk
mencapai tuntutan-tuntutan bagi perawatan diri, dan sejauh mana keluarga memenuhi
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan
beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam
keadaan saling ketergantungan Depkes RI (1998 dalam Effendy, 1998). Sayekti (1994
hidup atas dasar perkawinan antara orang dewasa yang berlainan jenis yang hidup bersama
atau seorang laki-laki atau seorang perempuan yang sudah sendirian dengan atau tanpa
anak, baik anaknya sendiri atau adopsi, dan tinggal dalam sebuah rumah tangga.
1
2
Tekanan darah tinggi atau hipertensi adalah kondisi medis dimana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu yang lama). Tekanan
darah yang melebihi 140/90 mmhg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan
darah tinggi. Tekanan darah yang selalu tinggi adalah penyebab faktor resiko untuk
stroke, serangan jantung, gagal jantung, dan merupakan penyebab utama gagal jantung
kronis (hamizah,2015).
pilihan lain di luar pengobatan medis yang konvensional. salah satunya terapi
komplementer adalah Air seduhan parutan kunyit, Kunyit memiliki kandungan yang
bermanfaat bagi tubuh seperti zat kuning kurkumin, minyak astiri, mineral tinggi
seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium. Kalium merupakan suatu komponen
penting dari sel dan cairan tubuh yang membantu untuk mengontrol detak jantung dan
tekanan darah. Kurkumin yang dimiliki oleh kunyit merupakan zat anti oksidan karena
kunyit tidak mengandung kolesterol dan kaya akan serat, kandungan tersebut yang
akan mengendalikan low density lipoprotein (LDL) dalam darah. Kunyit banyak
Menurut WHO ada satu miliar orang yang terkena hipertensi. Peningkatan
hipertensi dari 600 juta jiwa pada tahun 1980 nenjadi 1 milyar (WHO, 2013). Tiap
tahunnya 7 juta orang diseluruh dunia meninggal akibat hipertensi. Tahun 2000 saja
apabila seseorang mengalami tekanan darah tinggi atau hipertensi dan orang tersebut
jawaban pernah didiagnosa tenaga kesehatan sebesar 9,4 persen, sedangkan yang
pernah didiagnosa tenaga kesehatan atau sedang minum obat hipertensi sendiri sebesar
9,5 persen. Jadi, terdapat 0,1 persen penduduk yang minum obat sendiri, meskipun
berdasarkan hasil pengukuran umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8 persen jadi cakupan nakes
hanya 36,8 persen, sebagian besar (63,2%) kasus hipertensi di masyarakat tidak
Data yang didapat dari dinas kesehatan provinsi sumatra barat pada tahun 2017,
kejadian 248.964 (13,8 % ) setelah penyakit Ispa dengan jumlah 705.659 (39,2 %) dan
penyakit Gastritis dengan angka kejadian 285.282 (15,8%) (Profil Kesehatan Provinsi
kejadian hipertensi merupakan salah satu penyakit terbanyak yang menempati urutan
kedua setelah ISPA. Data bulan Januari-Maret 2020 penderita hipertensi rata-rata tiap
Peran perawat yang kedua adalah sebagai pendidik dan konsultan , memberikan
prilaku sehat, sehingga terjadi perubahan prilaku seperti yang diharapkan dalam
mencapai derajat kesehatan yang optimal. Peran perawat yang ke tiga adalah sebagai
panutan , perawat kesehatan masyarakat harus dapat memberikan contoh yang baik
dalam bidang kesehatan pada individu, keluarga, kelompok dan masyrakat tentang
bagaimana tata cara hidup sehat yang dapat ditiru dan di contoh oleh masyarakat.
Berdasarkan hasil wawancara dengan Ny. Y yang peneliti lakukan pada bulan
April 2020 bahwa Ny. Y mengalami Hipertensi yang ditandai dengan Pusing, Pasien
berdengung, sulit tidur. Jika tanda-tanda tersebut muncul Ny. Y selalu beristirahat
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah yang dilanjutkan dalam Karya Ilmiah Akhir Ners ini
C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Hipertensi
D. Manfaat Penulisan
1. Bagi Penulis
Hasil karya tulis Ilmiah ini diharapkan dapat menambah wawasan penulis
Hasil karya ilmiah ners ini dapat memberikan manfaat terhadap pelayanan
4. Bagi Masyarakat
Hasil karya ilmiah dapat berguna untuk penerapan serta masukan untuk
A. TERAPI KOMPLEMENTER
1. DEFINISI
dan bersifat rasional yang tidak bertentangan dengan nilai dan hukum
yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara turun –
7
8
Dunia pada tahun 2005, terdapat 75 – 80% dari seluruh penduduk dunia
tersebut ada yang telah lulus uji klinis sehingga sudah disamakan
keperawatan
dengan terapi
kelalaian.
c. Peran edukator
3. JENIS-JENIS TERAPI
keperawatan, yaitu :
a. Terapi Relaksasi
sederhana, yaitu :
• fokus perhatian.
Praktik meditasi tidak membutuhkan seorang pengajar, banyak
perlahan
a. Pengertian Keluarga
14
Keluarga adalah dua orang atau lebih yang disatukan oleh ikatan-
Suprajitno, 2004).
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di suatu
b. Fungsi Keluarga
1) Fungsi Afektif
kebutuhan-kebutuhan anggotanya.
2) Fungsi Sosialisasi
3) Fungsi reproduksi
15
4) Fungsi Ekonomi
1) Fungsi biologis
2) Fungsi Psikologi
3) Fungsi Sosiologi
16
perkembangan anak.
4) Fungsi Ekonomi
kebutuhan keluarga.
5) Fungsi Pendidikan
terdiri dari suami, istri, dan anak-anak, baik karena kelahiran (natural)
17
maupun adopsi.
Keluarga inti ditambah keluarga yang lain (karena hubungan darah), misalnya
Keluarga yang terdiri dari suami, istri, anak-anak kandung dan anak-anak tiri.
Keluarga yang terdiri dari pria atau wanita, mungkin karena telah bercerai,
Keluarga yang terdiri dari pria,wanita dan anak-anak yang tinggal bersama
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang telah menikah dan mungkin
Keluarga yang terdiri dari suam dengan beberapa istri dan anak-anaknya
18
(poliandri).
Keluarga yang terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ada
keluarga, yaitu :
terdiri dari suami dan istri tanpa anak, atau anak mereka tidak
tinggal bersama.
mereka.
yang dilahirkannya.
terdiri dari pria dan wanita yang hidup bersama tanpa ikatan
yang terdiri dari dua orang dengan jenis kelamin yang sama
antara lain:
tua)
b) Mensosialisasikan anak.
yang sehat.
rumah), Tugasnya :
hubungan perkawinan.
maupun istri.
Tugasnya :
anggotanya.
tepat.
kesehatan.
komprehensif.
yang tidak.
keluarga.
keluarga. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala
keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal di suatu tempat di
membentuk unit dasar masyarakat dan tentunya unit dasar ini sangat
a. Pengumpulan data
1) Data umum
3) Data lingkungan
a) Karakteristik rumah
4) Struktur keluarga
5) Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
b) Fungsi Sosial
c) Fungsi Perawatan Keluarga
d) Fungsi Reproduksi
e) Fungsi Ekonomi
6) Stress dan Koping Keluarga
stressor
e) Harapan Keluarga
27
f) Pemeriksaan Fisik
b. Analisa Data
3) Karakter keluarga
dan penyebab.
TOTAL 5
Skoring = Skor x Bobot
Angka Tertinggi
masyarakat.
keperawatan keluarga.
keperawatan.
perawatan.
seluruh proses sudah berjalan dengan baik atau belum. Apabila hasil
daya
(Effendy, 1998)
dan obyektif.
1. Pengertian hipertensi
lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit
(Pudiastuti, 2013).
2. Klasifikasi Hipertensi
dan diastol. Klasifikasi hipertensi menurut The Sevent Report of The Joint
National .
Tabel 2. 1
Kalsifikasi Hipertensi Menurut JNC VII
Tekanan
Klasifikasi Tekanan
Darah
tekanan Darah Sistol
Diastol
darah (mmHg)
(mmHg)
Normal <120 <80
Prehipertensi 120-139 80-89
Hipertensi
140-159 90-99
stage I
Hipertensi Stage II 160 atau >160 100 atau>1 00
Sumber : Kemenkes RI, 2014
a. Tensimeter digital
b. Tensimeter manual
Menurut Benson dan Casey (2006) ada beberapa hal yang harus
pengukuran
sehingga siku berada pada posisi yang sama tinggi dengan jantung
37
4. Etiologi hipertensi
(inaktivitas) dan pola makan. Tipe ini terjadi pada sebagian besar
b. Hipertensi sekunder
akibat dari adanya penyakit lain. Tipe ini lebih jarang terjadi, hanya
sekitar 5% dari seluruh kasus tekanan darah tinggi. Beberapa hal yang
sebagai berikut:
38
b. Usia/Umur
dikalangan usia lanjut cukup tinggi yaitu sekitar 40% dengan kematian
c. Herediter/Keturunan
(Soenarta, 2005).
d. Obesitas/Kegemukan
e. Asupan Garam
dan tekanan darah. Keadaan ini akan diikuti oleh peningkatan ekskresi
2006).
gram/hari setara dengan 110 mmol natrium atau 2400 mg/hari (Kaplan,
1998).
f. Rokok
40
rokok yang dihisap perhari. Seseorang lebih dari satu pak rokok sehari
menjadi 2 kali lebih rentan hipertensi dari pada mereka yang tidak
g. Kopi
75-200 mg kafein. Minum kopi lebih dari empat cangkir kopi sehari
kafein selain tidak baik pada tekanan darah dalam jangka panjang,
baik seperti tidak bisa tidur, jantung berdebar-debar, nadi cepat, sesak
6. Patofisiologi
berjalan tanpa gejala dan baru timbul keluhan setelah terjadi kompilasi
yang spesifik pada organ tertentu seperti ginjal, mata, otak dan jantung.
biasanya hanya bersifat spesifik, misalnya sakit kepala atau pusing. Akan
tetapi, pada penderita hipertensi berat biasanya akan timbul gejala antara
lain : Sakit kepala, kelelahan, mual dan muntah, sesak nafas, gelisah,
denyut jantung menjadi kuat, cepat atau tidak teratur, impotensi, darah
8. Komplikasi Hipertensi
Hipertensi dalam jangka waktu yang lama akan merusak endotel dan
organ tubuh seperti jantung, mata, ginjal, otak, dan pembuluh darah besar.
jantung, stroke,.
a. Penyakit jantung
(Shanty, 2011).
b. Stroke
Tekanan darah tinggi dapat menyebabkan dua jenis stroke yaitu stroke
iskemik dan stroke hemoragik. Jenis stroke yang paling sering sekitar
80% kasus adalah stroke iskemik. Stroke ini terjadi akibat aliran darah
stroke hemoragik sekitar 20% kasus timbul pada saat pembuluh darah
c. Ginjal
bahan sisa dari dalam darah. Bila ginjal tidak berfungsi, bahan sisa
akan menumpuk dalam darah dan ginjal akan mengecil dan berhenti
d. Mata
indikator awal penyakit jantung. Oleh karena itu, dokter lain akan
9. Pencegahan
10. Pengobatan
dilakukan dengan dua cara yaitu non farmakologi (perubahan gaya hidup)
a. Non farmakologi
diantaranya yaitu:
fisik yang dilakukan rutin selama 30-45 menit setiap hari dengan
RI, 2013).
b. Terapi farmakologi
Terapi farmakologi, obat anti hipertensi yang dianjurkan oleh JNC VII
yaitu:
1) Diuretika
dilakukan (Pudiastuti,2013)
2) Vasodilator
3) Antagonis kalsium
2001).
4) Penghambat ACE
A. Pengkajian keluarga
1. Data umum
a. Nama KK : Tn. E
b. Umur : 64 tahun
c. Pekerjaan : wiraswasta
d. Pendidikan : SMP
e. Alamat : Jorong Tabek Patah, Kec. Salimpaung
f. Komposisi Keluarga
47
48
g. Genogram
Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Meninggal
: Klien
: Tinggal Serumah
hipertensi dan yang ada hanya sakit gastritis pada anak kedua dan
h. Tipe Keluarga
49
terdiri dari suami istri dengan anak yang sudah memisahkan diri.
Kesimpulan : tidak ada masalah dalam suku bangsa, karna keluarga Tn.E
j. Agama
class)
sesak nafas. Ny.Y juga mempunyai riwat sakit paru terutama paru
sebelah kiri, pernah dilakukan ronsen dan CT scan paru sebelah kiri
51
Ny.Y menderita hipertensi ± 17 tahun yang lalu. Ny.Y sudah sering berobat ke
fisiknya. Tetapi Apabila Tekanan darah Ny. Y naik maka hal yang
dan Ny. Y juga sering ikut bekumpul untuk berbincang –bincang dan
orang tua dari Ny. Y dulunya mempunyai riwayat sakit Hipertensi dan
sesak nafas yang mana dari 5 orang anaknya, 4 orang dari mengalami
hipertensi juga
3. Pengkajian Lingkungan
tamu cukup luas, 1 Ruang keluarga dan ruang makan, dapur yang
dan 1 WC duduk, dengan jumlah satu di dalam kamar dan satu di luar
kamar.
Tidak terdapat kain yang bergantungan di setiap kamar, semua barang tertata
rapi dan Tn. E makan bersama di ruang makan. Keadaan Air minum
bening, tidak berbau, bersih dari sumur gali kemudian rebus untuk
Denah rumah
Pekarangan
Teras
Ruang Kamar 1
Tamu
A
53
Kamar 2
Ruang makan
Kamar 3
WC Dapur
WC
Keluarga Tn. E tidak pernah berpindah tempat tinggal, berawal sejak Ny.Y
54
Tn. E dan Ny. Y memiliki tiga orang anak yang mempunyai rumah di sekitar
rumah Ny.Y . dan ada satu orang yang merantau ke pekan baru
Namun, pada saat hari raya atau lebaran keluarga Tn. E berkumpul di
rumah.
tidak memilikinya karena mereka tidak mau untuk ikut dalam program
4. Struktur Keluarga
a. Pola Komunikasi
Untuk anak- anak walaupun sudah berkeluarga jika ada masalah selalu
c. Struktur Peran
Istri. Selain itu Tn. E merupakan ketua KAN di Nagari Tabek patah
Islam
5. Fungsi Keluarga
a. Fungsi Afektif
b. Fungsi Sosialisasi
susu karena Ny. Y merasa mual jika minum susu. Untuk konsumsi
meningkatkan penyakit
akan makan.
sehat
Tn. E mengatakan jika ada yang sakit di rumah sakit ataupun klinik
swasta.
dimana menjadi garda terdepan dalam menangani wabah yang ada saat
ini.
berkegiatan sehari-hari
merawat tekanan darahnya apabila sering naik. Selain itu juga nafas
berdoa kepada tuhan agar sama – sama diberi kekuatan dan kesehatan
yang baik.
ada.
Tidak Baik: Ny.Y apabila merasakan pusing atau timbul gejala tekanan darah
7. Pemeriksaan Fisik
Tabel 3.1
Pemeriksaan Fisik
BB: 70 Kg BB: 65 Kg
Nyeri(-) Nyeri(-)
Nyeri(-) Nyeri(-)
8. Harapan Keluarga
Ny. Y mengatakan agar penyakit hipertensinya tidak sering kambuh lagi dan
DATA FOKUS
B. Analisa Data
1. Ds:
- Tn E mengatakan perokok aktif yang
Ketidakefektifan
menghabiskan ± 2 Bungkus rokok perhari pemeliharaan
kesehatan terhadap
- Tn. E mengatakan sering merokok dalam
sesak nafas yang
rumah beserta teman- temannya dan Ny. Y diderita Ny. Y
juga sering ikut bekumpul untuk
berbincang -bincang
- Ny. Y dan Tn E mengatakan selama ini
memakan semua makanan yang disukai dan
tidak mengerti dengan larangan terhadap
makanan yang meningkatkan penyakit
- Ny. Y memiliki kebiasan minum obat
hanya disaat sakit ( tidak rutin)
- Ny Y dan Tn E kurang mengkonsumsi
sayur dan buah serta juga belum
mengkonsumsi susu karena Ny. Y merasa
mual jika minum susu. Untuk konsumsi air
putih juga kurang dari 2 liter perhari.
- Ny Y dan Tn E mengatakan jarang
melakukan aktifitas olah raga
Do :
- RR = 26 x/i
- Bunyi nafas ronki (+)
- Nyeri Ulu hati (+)
67
2. DS:
- Ny. Y mengatakan sudah mencoba Kesiapan peningkatan
menerapkan diet rendah garam tetapi manajemen
tekanan darah Ny. Y masih tinggi sehingga kesehatan Terhadap
Ny. Y tidak tahu lagi penyebab lainnya. Ny.Y Dengan
- Ny. Y mengatakan saat tekanan darahnya Hipertensi
tinggi/penyakitnya kumat kepala terasa
sakit hingga menjalar ke punggung dan
pandangan berkunang – kunang seta nafas
menjadi sesak
- Ny. Y ingin mengetahui lebih lanjut
perawatan hipertensinya dan cara
mencegah agar penyakitnya dapat
terkontrol
- Ny. Y Mengatakan memiliki riwayat
penyakit hipertensi ± 17 tahun yang lalu
hingga sampai saat ini
- Ny. Y mengatakan tidak terlalu mengerti
68
DO :
- Keluarga terutama Ny Y tampak
bersemangat untuk mengatasi masalah
kesehatan dan pencegahannya
- Ny. Y dan Tn E tampak sangat
bersemangat mendengarkan beberapa cara
perawatan yang disampaikan
- Ny. Y dan Tn E memiliki anak – anak yang
bekerja di bidang kesehatan yang dapat
untuk berkonsultasi tentang masalah
kesehatan
- Ny. Y tampak bingung tidak mengerti
tentang penyakit hipertensi bahkan
komplikasi lebih lanjut.
- Ny. Y dan Tn E banyak bertanya tentang
penyakit hipertensi
- Pasien masih bingung dengan
perawatannya dengan raut wajah / kening
yang mengkerut dan pada saat ditanya
pasien hanya diam
- Ny. Y tidak mampu menjelaskan perihal
mengenai penyakit hipertensi.
69
3. Prioritas Masalah
keluarganya
Jumlah 5 4 1/6
luarganya
Jumlah 10 5
dilakukan menggunakan
masker yang benar,
- Tn E tampak melakukan serta teknik
pencegahan covid dengan
relaksasi.
penyemprotan desikfektan
di sekitar rumah Keluarga mampu
memodifikasi Keluarga mampu
- Saat membicarakan lingkungan: memodifikasi
anaknya suara Ny. Ketahanan keluarga lingkungan :
Terdengar bergetar 09074 : “mengidentifikasi 14525 Pelibatan keluarga
dan memanfaatkan di komunitas
- Tn. E dan Ny Y tidak
menggunakan masker sumber daya di
dalam berkegitan di luar komunitas”
rumah
Keluarga mampu
- TD: 180/90 mmHg memanfaatkan Keluarga mampu
fasilitas kesehatan: memanfaatkan
- Nadi :78 x/i
Ketahanan fasilitas
- RR: 26 x/i 09074 keluarga : 12360 kesehatan :
“memanfaatkan Bimbingan sistem
- S: 36,7 tenaga kesehatan
kesehatan
untuk
mendapatkan
informasi dan
bantuan”
79
CATATAN PERKEMBANGAN
No Implementasi Evaluasi
1 Pertemuan 3 S : Keluarga Tn E mengatakan
Diagnosa 1 tujuan khusus “ mengenal sudah mengerti dengan
masalah lingkungan yang terjadi dalam lingkungan yang bersih dan
keluarga dan membantu keluarga dalam sehat, serta akan berusaha untuk
mengambil keputusan untuk memperbaiki lingkungan
memperbaiki kesehatan “ tersebut
Tanggal ( 9 April 2020) O : Keluarga Tn E tampak
- Memberikan pendidikan sudah paham dengan penkes
kesehatan terkait manajemen yang diberikan, hal ini terbukti
lingkungan rumah yang bersih dengan Tn E tampak berusaha
dan sehat tidak lagi merokok dalam
- Memberikan dukungan kepada rumah
keluarga Tn E untuk keluarga dapat mengulangi
memutuskan berhenti merokok kembali tentang lingkungan
yang bersih dan sehat,
A : Perilaku kesehatan
cenderung beresiko teratasi
sebagian
P : Lanjutkan ke tugas
keperawatan keluarga
berikutnya yaitu keluarga
mampu merawat seluruh
anggota keluarga dengan cara
berhenti merokok, dan terapi
Akupresur
2 Pertemuan 4 S : Ny Y mulai paham tetang
Diagnosa 1 tujuan khusus “ Keluarga pengaturan pola dan jenis
mampu merawat anggota keluarga makanan pada hipertensi
untuk meningkatkan atau memperbaiki Sedangkan Tn E mengatakan
kesehatan “ sudah sedikit paham terkait
80
85
86
yang hadir pada saat penelitian, dapat membaca dan menulis serta
2. Intervention (I)
3. Comparator (C)
kalium.
4. Outcome (O)
spearman rho memiliki hasil nilai p < 0,05. Pada penelitian ini disarankan
buah-buahan.
Pada Lansia
2. Intervention (I)
3. Comparator (C)
tekanan darah sistole adalah 159,23 mmHg dan 106,15 mmHg pada
4. Outcome (O)
0,001 (p<0,05) pada tekanan darah sistol dan 0,000 (p<0,05) pada
C. Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam
Terhadap Tekanan Darah
Penulis : Ferayanti, N
p <0,05
2. Intervention (I)
minggu
3. Comparator (C)
diberikan terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
4. Outcome (O)
BAB V
PEMBAHASAN
sebagai berikut:
A. Pengkajian
Ny.Y yaitu dengan wawancara langsung didapatkan data pengkajian yang mana
pandangan berkunang – kunang seta nafas menjadi sesak, berat pada daerah
kasus yang didapatkan. Secara teoritis pada pasien dengan hipertensi akan
Sedangkan pada kasus dan teori ditemukan kesamaan keluhan atau tanda
dan gejala yang didapatkan yaitu seperti kepala terasa sakit, pundak terasa berat,
B. Diagnosa
pada pengkajian yang terdiri dari masalah keperawatan yang akan berhubungan
kondisi pasien yang diobservasi di lapangan. Kondisi ini dapat berupa masalah –
masalah aktual, resiko atau potensial atau diagnosis sejahtera yang mengacu pada
kebutuhan oksigen
Dari sekian banyak diagnosa keperawatan yang ada di teoritis tidak seluruhnya
dialami oleh klien. Sesuai dengan data objektif dan data subjektif klien dan hasil
yang telah disusun oleh SDKI, SLKI dan SIKI sebagai standar. Dalam hal ini
diterima secara logis dan sesuai dengan kondisi klien dilapangan. Pada teori dan
kasus, serta jurnal tidak ada perbedaan yang signifikan hanya beberapa
modifikasi dan beberapa inovasi yang penulis lakukan dan masih sejalan serta
keperawatan keluarga yang terdiri dari pre planning 1 sampai pre planning X
(Lansia)
3. Efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam
untuk membantu pasien dari masalah status kesehatan yang dihadapi ke status
kesehatan yang lebih baik yang menggambarkan kriteria hasil yang diharapkan.
rencana asuhan keperawatan yang telah disusun, dalam hal ini setiap
dan Ny.Y menjalin hubungan saling percaya, sehingga pasien nyaman saat
hipertensi
Keluarga mampu mengenal masalah stresor yang terjadi dalam keluarga dan
kesehatan
memperbaiki kesehatan serta pola hidup yang bersih dan sehat agar
bersih dan prilaku hidup sehat, hal ini terbukti dengan Tn E tampak
berusaha tidak lagi merokok dalam rumah serta akan berusaha untuk
pada hipertensi
seduhan kunyit tekanan darah 161/82 mmHg yang mana awalnya Ny.
berat pada daerah pundak dan sulit tidur, pada tanggal 30 April 2020
Ny. Y mengatakan badan terasa lebih ringan, nafas tidak sesak lagi ,
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
kesimpulan :
parutan kunyit, memperbaiki pola makan, terapi rendam kaki dan relaksasi
tekanan
B. Saran
Beberapa saran yang dapat diberikan oleh penulis terkait dengan karya
terhadap anggota.
lebih bayak serta dengan lama waktu pengujian yang lebih lama.
DAFTAR PUSTAKA
Hernilawati. 2013. Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga. Sulsel: Pustaka As-Salam
Izzati, Luthfiani. 2017. Pengaruh Pemberian Air Rebusan Bawang Putih Terhadap Tekanan
Darah Pada Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Tigo Baleh Kota
Bukittinggi: Jurnal keperawatan
Kemenkes. 2013. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
Kemenkes RI. 2013. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Jakarta: Kementrian
Kesehatan Republik Indonesia.
Martha, Karnia. 2012. Panduan Cerdas Mengatasi Hipertensi. Yogyakarta: Araska
Martini, F. 2006. Fundamentals of Anatomy & Physiology. Seventh Edition, Pearson,
Benjamin Cummings
Misda, Hariyanto.2017.Penurunan Tekanan Darah Penderita Hipertensi Setelah Penerapan
Pola Nutrisi Diet Rendah Natrium III Di Kelurahan Tlogomas Kota Malang.
MPPKI. 2019. Terapi Non Farmakologi dalam Pengendalian Tekanan Darah Pada Pasien
Hipertensi: Systematic Review. Sulsel: Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia
Nanda.(2015). Diagnosis Keperawatan Definisi & Klasifikasi 2015-2017 Ed. 10 editor T
Heather Herdman, Shigemi Kamitsuru.Jakarta: EGC.
PPNI (2018) Standar Intervensi Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta: DPP
PPNI
PPNI (2018) Standar Luaran Keperawatan Indonesia Edisi 1 cetakan II. Jakarta: DPP PPNI
PPNI (2016) Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Edisi 1 Jakarta: DPP PPNI
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2013. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan.
Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas). 2018. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan.
Smelzer, S.C. 2001. Buku ajar Keperawatan Medikal Bedah Vol 1 Edisi 8. Jakarta : EGC
Sudiharto (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga Dengan Pendekatan Keperawatan
Transkultural. Jakarta: EGC
Sutanto. 2010. Penyakit Modern Hipertensi, Stroke, Jantung, Kolesterol dan Diabetes.
Yogyakarta : CV. Andi.
C. Penatalaksanaan Kegiatan
1. Topik : Pengenalan dan pendekatan secara umum
2. Sasaran : Keluarga Tn E
3. Metode : Tanya jawab
4. Media dan alat : Pena dan Buku tulis
5. Jam : ±09.00-10.30 WIB
6. Tempat : Di ruang Tamu rumah Tn E
7. Setting tempat :
Keterangan :
: Mahasiswa : Audien
D. Kegiatan
Tahap
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
Kegiatan
1. Pembukaan • Mengucapkan salam Menjawab salam 3 mnt
• Memperkenalkan diri Mendengar dan
• Membuat kontrak waktu dan bahasa memperhatikan
dengan audien Menyetujui kontrak
• Menjelaskan tujuan acara Mendengarkan
2. Penyajian • Menanyakan tentang identitas dan data 35 mnt
umum keluarga Tn E
• Menanyakan secara terbuka tentang
Mendengarkan lalu
latar belakang, dan perjalanan hidup
keluarga Tn E menceritakan
• Memberikan reinforsmen positif
• Menanyakan kondisi dan keadaan
kesehatan Ny Y secara
umum
• Mengkaji keadaan fisik keluarga Tn E
• Menanyakan secara umum tentang
kondisi lingkungan, ekonomi dan sosial
keluarga Tn E
3. Penutupan • Mengevaluasi atau Menjawab pertanyaan 2 mnt
menanyakan
kembali tentang perasaan audien
• Menutup acara
• Mengucapkan salam penutup Menjawab Salam
E. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
3. Evaluasi hasil
a. Audien dapat terbina hubungan saling percaya dengan mahasiswa
b. Audien dapat menjelaskan tentang identitas dirinya, keadaan status ekonomi,
psikologi, spiritual dan lingkungan
c. Audien dapat mengerti tentang keadaan fisiknya saat ini
PRE PLANNING II
KUNJUNGAN KELUARGA Tn E
Pertemuan :2
Sasaran : Keluarga Tn E
Hari/Tanggal : selasa/ 06 April 2020
Tempat : Jorong Tabek Patah
Jam : ±17.00-18.17 WIB
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya mahasiswa telah membina tras dan telah
melakukan pengkajian dan didapat beberapa daftar diagnosa maslah untuk keluarga Tn
E maka pada pertemuan ini mahasiswa akan melakukan perumusan daftar diagnosa
keperawatan bersama keluarga.
B. Rencana Keperawatan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan pertemuan dirumuskan dan di tetapkan diagnosa mana
yang prioritas pada keluarga Tn E dengan masalah Hipertensi.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan didapatkan:
a. Diketahui masalah yang paling prioritas oleh Keluarga Tn E
b. Diketahui hasil scoring diagnosa keluarga Tn E
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Penetapan diagnosa diagnosa keperawatan prioritas dengan
Scoring
2. Sasaran : Keluarga Tn E
3. Metode : Tanya jawab
4. Media dan alat : Kertas berisi daftar diagnosa
5. Jam : ±17.00-18.17 WIB
6. Tempat : Di ruang Makan Rumah Tn E
7. Setting tempat :
Keterangan :
: mahasiswa
: Audien
8. Kegiatan
Tahap
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
Kegiatan
1. Pembukaan • Mengucapkan salam Menjawab salam
3 mnt
• Membuat kontrak waktu dan Menyetujui kontrak
bahasa dengan audien
• Menjelaskan tujuan acara
Mendengarkan
2. Penyaji • Menanyakan perasaan Menjawab 25 mnt
• Menjelaskan tentang diagnosaMendengarkan
yang akan ditetapkam
• Mendiskusikan keadaan dan
Mendengarkan dan
kondisi yang dirasakan keluarga
Tn E berpendapat
• Mendiskusikan keadaan dan
kondisi yang paling dirasakan
dan mengurutkan menjadiMendengarkan
hal dan
yang paling perlu ditangani berpendapat
segera
• Memberikan reinsforsmen
positif
Mendengarkan
3. Penutup • Mengevaluasi atau menanyakanMenjawab pertanyan 2 mnt
kembali tentang perasaan audien Menjawab Salam
• Menutup acara
• Mengucapkan salam penutup
2 Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
3. Evaluasi hasil
a. Audien dapat mengerti tentang diagnosa keperawatan keluarga yang ditegakkan
b. Audien dapat mengerti pentingnya pelaksaaan diagnosa sesuai tingkat kebutuhan
keluarga Tn E
Pertemuan :3
Sasaran : Keluarga Tn E
Hari/Tanggal : Kamis/ 9 April 2020
Tempat : Jorong tabek patah
Jam : ±17.00-18.00 WIB
A. Latar belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah selesai memutuskan tindakan kesehatan yang tepat
bagi setiap anggota keluarga khususnya untuk anggota keluarga yang sakit. Dimana
pertemuan sebelumnya telah dijelaskan tentang cara merawat keluarga dengan manajemen
nyeri yaitu teknik relaksasi dan membuat obat tradisional Parutan Kuyit untuk merawat
atau menurunkan nyeri hipertensi dan keluarga mampu untuk membuatnya serta
menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari. Pada pertemuan ini diharapkan keluarga dapat
mengenal masalah lingkungan yang terjadi dalam keluarga sehingga dapat menerapkan
lingkungan hidup yang bersih dan sehat dalam kehidupan sehari-hari, dan membantu
keluarga dalam mengambil keputusan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan
lingkungan keluarga Tn E.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, keluarga Tn E dapat mengenal masalah
dan mengambil keputusan untuk meningkatkan atau memperbaiki kesehatan
lingkungan berhubungan dengan diagnosa perilaku kesehatan cenderung beresiko.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn E mampu :
a. Mengetahui tentang lingkungan hidup bersih dan sehat
b. Mengambil keputusan yang tepat untuk memperbaiki lingkungan menjadi bersih
dan sehat
c. Keluarga mampu menjaga lingkungan bersih dan sehat
d. Keluarga mampu menerapkan terapi komplementer berupa seduhan Parutan
Kuyit dalam merawat hipertensi
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Pendidikan kesehatan tentang lingkungan bersih dan sehat
dan Mengambil keputusan untuk memperbaiki lingkungan kesehatan
2. Sasaran : keluarga Tn E
3. Metode : Tanya jawab
4. Media dan alat : Leaflet dan alat tulis
5. Tempat : Ruang tamu di Rumah Tn E
6. Setting tempat :
Keterangan :
: Mahasiswa
: Audien
7. Rencana Kegiatan
• Memberikan reinforcement
Memperhatikan dan memberi
positif atas jawaban pendapat
• Mendorong keluarga Tn E
untuk memperbaiki Memperhatikan dan
lingkungan hidup yang bersih memberi pendapat
dan sehat
• Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya
• Menutup acara
Menjawab Salam
• Mengucapkan salam penutup
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti pertemuan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
3. Evaluasi hasil
a. Audien dapat menyebutkan kembali tentang lingkungan bersih dan sehat
b. Audien dapat memutuskan memperbaiki lingkungan menjadi bersih dan sehat.
c. Audien dapat menerapkan terapi komplementer berupa seduhan Parutan Kuyit
dalam merawat hipertensi
PRE PLANNING IV
KELUARGA Tn E MAMPU MEMANAJEMEN PERILAKU
Pertemuan :4
Sasaran : Keluarga Tn E
Hari/Tanggal : Saptu/ 11 April 2020
Tempat : Jorong tabek patah
Jam : ±17.00-17.50 WIB
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya keluarga telah mengenal masalah lingkungan yang terjadi
dalam keluarga sehingga dapat menerapkan lingkungan hidup yang bersih dan sehat dalam
kehidupan sehari-hari, dan keluarga juga sudah memutuskan untuk meningkatkan atau
memperbaiki kesehatan lingkungan. Pada pertemuan ini diharapkan keluarga bisa merawat
keluarga yang memiliki kebiasaan merokok dan cara memberhentikan kebiasaan merokok
dengan menggunakan terapi Akupresur.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Perilaku kesehatan cenderung beresiko
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dan keluarga
mampu merawat keluarga yang memiliki kebiasaan merokok dan cara
memberhentikan kebiasaan merokok dengan menggunakan terapi akupresur.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn E mampu:
a. Mampu mendemonstrasikan cara memberhentikan kebiasaan merokok
dengan terapi akupresur
b. Keluarga mampu menerapkan terapi komplementer berupa seduhan Parutan
Kuyit dalam merawat hipertensi
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Cara merawat keluarga dengan kebiasaan merokok melalui terapi
akupresur
2. Sasaran : Keluarga Tn E
3. Metode : Diskusi dan demonstrasi
4. Media dan alat : Minyak urut
5. Tempat : Di Rumah Tn E
6. Setting tempat :
Keterangan :
: mahasiswa
: Audien
7. Kegiatan
Tahap
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
Kegiatan
1. Pembukaan • Mengucapkan salam Menjawab salam
3 mnt
Menyetujui
• Membuat kontrak waktu dan kontrak
bahasa dengan audien
• Mendemonstrasikan terapi
akupresur untuk menghentikan
kebiasaan merokok Mendengarkan dan
berpendapat
• Memberikan kesempatan
keluarga untuk bertanya dan
mendemonstrasikan kembali
• Menutup acara
• Mengucapkan salam
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
3. Evaluasi hasil
a. Audien dapat mendemonstrasikan cara memberhentikan kebiasaan merokok
dengan terapi akupresur.
E. Materi
AKUPRESUR
Terapi Akupresur merupakan metode pengobatan dengan memberikan rangsangan
penekanan (pemijatan) dengan memperhatikan reaksi “yang” yaitu reaksi untuk menguatkan
energi (qi) sedangkan untuk melemahkan energi (qi) disebut reaksi “yin”. Terapi akupresur
pada penelitian ini dilakukan pada titik LI 4 di punggung tangan, pada titik LU 7 yang
terletak 2 jari diatas pergelangan tangan, segaris ibu jari tangan, titik LR 3 pada punggung
kaki pertemuan antara ibu jari dan jari ke-2 dan penekanan pada telinga. Penekanan pada
titik tubuh menggunakan ujung jari sebanyak 30 kali yang berfungsi untuk bereaksi
menguatkan “yang”. Akupresur menstimulasi system regulasi serta mengaktifkan
mekanisme endokrin dan system neurologi yang merupakan bagian dari mekanisme
fisiologi untuk mempertahankan keseimbangan.
Teknik pemberian rangsangan yang dilakukan dengan tekanan sedang dan tetap
merasakan adanya sensasi rasa dengan jumlah tekanan sebanyak 30 kali setiap titik
accupoint dengan arah pemijatan kearah tubuh. Memberikan tekanan pada titik-titik
akupresur tersebut akan memberikan stimulus pada sel saraf sensorik selanjutnya diteruskan
ke hypothalamus sehingga diyakini membuat indera perasa merasakan sensasi rasa yang
tidak enak pada rokok yang dihisap. Selain itu, penekanan pada titik LI 4 dan LR 3 akan
merangsang produksi hormon endorphin sehingga dapat menghilangkan kecemasan,
memberikan kenyamanan dan rasa tenang.
PRE PLANNING V
KUNJUNGAN KELUARGA Tn E DENGAN HIPERTENSI
Pertemuan :5
Sasaran : Keluarga Tn E
Hari/Tanggal : Rabu/10 April 2020
Tempat : Jorong Tabek Patah
Jam : ±10.00- 12.00 WIB
A. Latar Belakang
Untuk membimbing keluarga dalam mngenal masalah kesehatan yang terjdi
dalam keluarga sehingga dapat memberikan perawatan maksimal pada anggota
keluarga yang sakit serta dalam rangka mencapai keluarga yang hidup bersih dan
sehat. Maka dilakukan kujungan pada keluarga binaan. Adapun bentuk pengkajian
yang dilakukan adalah wawancara langsung dengan anggota keluarga dari hasil
kunjungan. Sebelumnya telah dijelaskan masalah kesehatan yang ada pada keluarga
Tn E dan juga telah menentukan prioritas diagnosa yang akan diintervensikan terlebih
dahulu. Untuk membantu menyelesaikan masalah yang ada, maka mahasiswa
melakukan kontrak kepada keluarga untuk kunjungan selanjutnya dalam membantu
keluarga dalam mengenal masalah dan memutuskan dalam perbaikan kesehatan
keluarga Tn E khususnya pada Ny Y yang menderita hipertensi.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, keluarga Tn E dapat
mengidentifikasi, memutuskan dan merawat seluruh anggota keluarga khususnya
pada Ny Y berhubungan dengan diagnosa Kesiapan peningkatan manajemen
kesehatan.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn E mampu :
a. Mengetahui tentang pengertian hipertensi
b. Mengetahui tentang penyebab hipertensi
c. Mengetahui tentang tanda dan gejala hipertensi
d. Mengetahui tentang pengobatan/ penatalaksanaan hipertensi
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Hipertensi
2. Sasaran : keluarga Tn E khususnya Ny Y
3. Metode : Tanya jawab
4. Media dan alat : Leaflet dan alat tulis
5. Jam : ±10.00- 12.00 WIB
6. Tempat : Ruang tamu di Rumah Tn E
7. Setting tempat :
Keterangan :
: Mahasiswa
: Audien
8. Rencana Kegiatan
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
3. Evaluasi hasil
a. Audien dapat menyebutkan tentang pengertian hipertensi
b. Audien dapat menyebutkan tentang penyebab hipertensi
c. Audien dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala hipertensi
E. Materi
1. Pengertian
Hipertensi didefinisikan suatu peningkatan tekanan darah sistolik dan
diastolik yang abnormal (Price and Wilson, 2000). Hipertensi adalah peningkatan
tekanan darah lebih dari 140/90 mmHg (Corwin, 2001).
2. Type Penyakit darah tinggi atau Hipertensi
Type Penyakit darah tinggi atau Hipertensi dibagi menjadi 2, diantaranya
Hipertensi Primary dan Hipertensi Secondary :
a. Hipertensi Primary adalah suatu kondisi dimana terjadinya tekanan darah tinggi
sebagai akibat dampak dari gaya hidup seseorang dan faktor lingkungan.
Seseorang yang pola makannya tidak terkontrol dan mengakibatkan kelebihan
berat badan atau bahkan obesitas, merupakan pencetus awal untuk terkena
penyakit tekanan darah tinggi. Begitu pula sesorang yang berada dalam
lingkungan atau kondisi stressor tinggi sangat mungkin terkena penyakit tekanan
darah tinggi, termasuk orang-orang yang kurang olahraga pun bisa mengalami
tekanan darah tinggi.
b. Hipertensi secondary adalah suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan
darah tinggi sebagai akibat seseorang mengalami/ menderita penyakit lainnya
seperti gagal jantung, gagal ginjal, atau kerusakan sistem hormon tubuh.
Sedangkan pada Ibu hamil, tekanan darah secara umum meningkat saat kehamilan
berusia 20 minggu. Terutama pada wanita yang berat badannya di atas normal
atau gemuk (gendut)
Sumber : sustrani, lany, syamsir alam, iwan hadibroto. 2006. Hipertensi. jakarta:
gramedia
4. Penyebab
Ada beberapa hal yang bisa menyebabkan seseorang memiliki tekanan darah
tinggi. Beberapa faktor tersebut antara lain:
a. Keturunan
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Jika seseorang memiliki orang tua atau
saudara yang memiliki tekanan darah tinggi, maka kemungkinan ia menderita
tekanan darah tinggi lebih besar. Statistik menunjukkan bahwa masalah tekanan
darah tinggi lebih tinggi pada kembar identik daripada yang kembar tidak identik.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa ada bukti gen yang diturunkan untuk
masalah tekanan darah tinggi.
b. Usia
Faktor ini tidak bisa dikendalikan. Penelitian menunjukkan bahwa seraya
usia seseorang bertambah, tekanan darah pun akan meningkat. Dapat
mengendalikan agar jangan melewati batas atas yang normal.
c. Garam
Faktor ini bisa dikendalikan. Garam dapat meningkatkan tekanan darah
dengan cepat pada beberapa orang, khususnya bagi penderita diabetes, penderita
hipertensi ringan, orang dengan usia tua, dan mereka yang berkulit hitam.
d. Kolesterol
Faktor ini bisa dikendalikan. Kandungan lemak yang berlebih dalam
darah, dapat menyebabkan timbunan kolesterol pada dinding pembuluh darah. Hal
ini dapat membuat pembuluh darah menyempit dan akibatnya tekanan darah akan
meningkat. Kendalikan kolesterol sedini mungkin.
e. Obesitas / Kegemukan
Faktor ini bisa dikendalikan. Orang yang memiliki berat badan di atas 30
persen berat badan ideal, memiliki kemungkinan lebih besar menderita tekanan
darah tinggi.
f. Stress
Faktor ini bisa dikendalikan. Stress dan kondisi emosi yang tidak stabil
juga dapat memicu tekanan darah tinggi.
g. Rokok
Faktor ini bisa dikendalikan. Merokok juga dapat meningkatkan tekanan
darah menjadi tinggi. Kebiasan merokok dapat meningkatkan risiko diabetes,
serangan jantung dan stroke. Karena itu, kebiasaan merokok yang terus
dilanjutkan ketika memiliki tekanan darah tinggi, merupakan kombinasi yang
sangat berbahaya yang akan memicu penyakit-penyakit yang berkaitan dengan
jantung dan darah.
h. Kafein
Faktor ini bisa dikendalikan. Kafein yang terdapat pada kopi, teh maupun
minuman cola bisa menyebabkan peningkatan tekanan darah.
i. Alkohol
Faktor ini bisa dikendalikan. Konsumsi alkohol secara berlebihan juga
menyebabkan tekanan darah tinggi.
j. Kurang Olahraga
Faktor ini bisa dikendalikan. Kurang olahraga dan bergerak bisa
menyebabkan tekanan darah dalam tubuh meningkat. Olahraga teratur mampu
menurunkan tekanan darah tinggi Namun jangan melakukan olahraga yang berat
jika menderita tekanan darah tinggi.
5. Tanda dan Gejala
Hipertensi memiliki tanda dan gejala seperti :
a. Sakit kepala atau pusing
b. Mudah marah
c. Susah tidur
d. Berat di tengkuk
e. Sesak napas
f. Mual dan muntah
g. Pandangan kabur
h. Telinga berdenging
i. Perdarahan dari hidung
6. Pencegahan
a. Jaga berat badan
b. Kurangi makan makanan berlemak dan garam
c. Berhenti merokok dan alkohol
d. Kurangi atau tidak minum kopi
e. Cukup istirahat dan tidur
f. Hindari stress
g. Olahraga secara teratur
h. Banyak makan sayur dan buah
8. Pengobatan
a. Medis
Pengobatan hipertensi biasanya dikombinasikan dengan beberapa obat;
1) Diuretic {Tablet Hydrochlorothiazide (HCT), Lasix (Furosemide)}. Merupakan
golongan obat hipertensi dengan proses pengeluaran cairan tubuh via urine.
Tetapi karena potasium berkemungkinan terbuang dalam cairan urine, maka
pengontrolan konsumsi potasium harus dilakukan.
2) Beta-blockers {Atenolol (Tenorim), Capoten (Captopril)}. Merupakan obat yang
dipakai dalam upaya pengontrolan tekanan darah melalui proses memperlambat
kerja jantung dan memperlebar (vasodilatasi) pembuluh darah.
3) Calcium channel blockers {Norvasc (amlopidine), Angiotensinconverting
enzyme (ACE)}. Merupakan salah satu obat yang biasa dipakai dalam
pengontrolan darah tinggi atau Hipertensi melalui proses rileksasi pembuluh
darah yang juga memperlebar pembuluh darah.
b. Dengan obat tradisional dan terapi komplementer
Contoh obat tradisional
1) Seduhan kunyit
Bahan:
• Kuyit 3 buah ukuran kecil atau 1 ukuran besar
• Air putih hangat 1 gelas
Alat
• Parutan
Cara membuat Satu buah kunyit besar atau 3 kunyit kecil, di cuci, di
kupas, dan di parut , lalu diperas untuk di ambil sarinya, lalu diseduh dengan
air hangat kemudian airnya di minum setiap pagi selama 6 hari
Contoh terapi komplementer
2) Terapi rendam kaki air Hangat dan relaksasi nafas dalam
mengkombinasikan dua terapi rendam kaki air hangat yang mana berdampak
untuk vasodilatasi pembuluh darah serta relaksasi nafas dalam yang dapat
mengurangi ketegangan otot-otot yang dilakukan selama ±17 menit selama 2
minggu secara rutin dapat menurunkan tekanan darah
Pertemuan :6
Sasaran : Keluarga Tn E khususnya Ny Y
Topik : Merawat hipertensi dengan manajemen nutrisi
Hari / Tanggal : Rabu / 17 April 2020
Tempat : Jorong tabek patah
Jam : ±16.00-16.40 WIB
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dilaksanakan implementasi tugas keperawatan
keluarga 1 dan 2 yaitu mengenal masalah hipertensi pada Ny Y dan memutuskan untuk
merawat hipertensi. Selanjutnya keluarga Tn E akan merawat hipertensi pada Ny Y
dengan memberikan terapi diet yang tepat untuk hipertensi. Pada pertemuan ini
diharapkan keluarga bisa menentukan nutrisi yang tepat untuk hipertensi.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan keluarga Tn E, keluarga dapat
merawat hipertensi pada Ny Y dengan manajemen nutrisi.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan Ny Y dan keluarga mampu :
- Mampu menyebutkan nutrisi yang tepat bagi penderita hipertensi
- Mampu menyebutkan apa saja makanan yang diperbolehkan dan yang dilarang
bagi penderita gastritis
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Manajemen nutrisi untuk hipertensi
2. Metode : Tanya jawab
3. Media danalat : Leaflet
4. Tempat : Ruang Tamu di Rumah Tn E
5. Setting tempat :
Keterangan :
: mahasiswa
: Audien
6. Kegiatan
Tahap
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
Kegiatan
1. Pembukaan • Mengucapkan salam Menjawab salam 3 mnt
Menyetujui kontrak
• Membuat kontrak
waktu dan bahasa
dengan audien Mendengarkan
• Menjelaskan tujuan
acara
• Mendiskusikan
dengan keluarga
Mendengarkan dan berpendapat
tentang nutrisi yang
baik dikonsumsi oleh
penderita hipertensi
• Menggali
pengetahuan keluarga
tentang makanan apa
saja yang Mendengarkan
boleh
dimakan dan yang
Mendengarkan dan berpendapat
tidak boleh dimakan
oleh penderita
hipertensi
• Beri reinforcement
positif
Mendengarkan dan berpendapat
• Mendiskusikan
dengan keluarga
tentang makanan apa
saja yang boleh
dimakan dan yang
tidak boleh dimakan
oleh penderita
hipertensi
• Memberikan
kesempatan keluarga
untuk bertanya terkait
nutrisi yang baik
untuk hipertensi
• Memberikan
reinsforsmen positif
D. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti pertemuan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
e. Evaluasi hasil
a. Audien dapat menyebutkan nutrisi yang baik bagi penderita hipertensi
b. Audien dapat menyebutkan makanan yang diperboleh dan yang dihindari oleh
penderita hipertensi
E. Materi
NUTRISI UNTUK PASIEN HIPERTENSI
Tujuan penatalaksanaan diet adalah untuk membantu menurunkan tekanan darah dan
mempertahankan tekanan darah menuju normal. Prinsip diet pada penderita hipertensi
adalah sebagai berikut:
1. Makanan beraneka ragam dan gizi seimbang
2. Jenis dan komposisi makanan yang disukai dengan kondisi penderita
3. Jumlah garam dibatasi sesuai dengan kesehatan penderita dan jenis makanan dalam
daftar diet. Yang dimaksud garam disini adalah garam natrium yang terdapat dalam
hampir semua bahan makanan yang berasal dari hewan dan tumbuhan. Salah satu
sumber utama garam natrium adalah garam dapur. Oleh karena itu, dianjurkan
konsumsi garam dapur tidak lebih dari ¼ - ½ sendok teh/hari atau dapat
menggunakan garam lain diluar natrium.
Menurut Anie Kurniawan (2002) diet pada pasien Hipertensi dapat dilakukan
dengan 3 cara yaitu:
1. Mengatur menu makanan
Mengatur menu makanan sangat dianjurkan bagi penderita hipertensi
untuk menghindari dan membatasi makanan yang dapat meningkatkan kadar
kolesterol darah serta meningkatkan tekanan darah, sehingga penderita tidak
mengalami stroke atau infark jantung.
Makanan yang harus dihindari atau dibatasi adalah :
a. Makanan yang berkadar lemak jenuh tinggi (otak, ginjal, minyak kelapa, gajih.)
b. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium (biksuit, craker,
keripik, dan makanan kering yang asin)
c. Makanan dan minuman dalam kaleng (sarden, sosis, korned, sayuran serta buah-
buahan dalam kaleng, soft drink)
d. Makanan yang diawetkan (dendeng, asinan sayur/buah, abon, ikan asin, pindang,
udang kering, telur asin, selai kacang)
e. Susu full cream, mentega, margarine, keju mayonnaise, serta sumber protein
hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah (sapi/kambing), kuning telur,
kulit ayam.
f. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal, tauco, serta
bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung garam natrium.
g. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.
Adapun hal yang perlu diperhatikan adalah kalium mudah hilang saat proses
pengolahan. Bahan makanan yang dipotong kecil-kecil ditambah dengan pencucian pada air
mengalir dapat meningkatkan kehilangan kalium dalam bahan tersebut. Demikian juga pada
pe bahan makanan, air yang mengandung kalium tersebut sebaiknya tidak dibuang.
PRE PLANNING VII
KELUARGA Tn E MAMPU MERAWAT HIPERTENSI
Pertemuan :7
Sasaran : Keluarga Tn E khususnya Ny Y
Topik : Merawat hipertensi dengan obat herbal dan relaksasi
Hari/Tanggal : Senin/ 13 April 2020
Tempat : Jorong tabek patah
Jam : ±17.00-17.50 WIB
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah selesai dijelaskan tentang bagaimana memanajemen
nutrisi yang baik untuk penderita hipertensi. Keluarga Tn E khususnya Ny Y sudah bisa
memahami diet yang tepat untuk hipertensi tersebut. Pada pertemuan ini diharapkan
keluarga bisa merawat keluarga yang mengalami hipertensi dengan obat tradisional yaitu
Parutan Kuyit dan teknik relaksasi untuk menurunkan hipertensi.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dan keluarga
mampu merawat keluarga yang sakit dengan manajemen nyeri seperti teknik relaksasi
dan obat tradisional.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn E mampu:
a. Mampu menyebutkan cara merawat hipertensi dengan obat tradisional yaitu
Parutan Kuyit dan teknik relaksasi
b. Mampu mendemonstrasikan obat tradisional dan teknik relaksasi man tersebut.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Cara merawat keluarga hipertensi dengan obat herbal dan
relaksasi
2. Sasaran : Keluarga Tn E khususnya Ny Y
3. Metode : Tanya jawab dan demonstrasi
4. Media dan alat : Gelas, Parutan Kuyit , saringan dan air, baskom air hangat
5. Tempat : Di Rumah keluarga Tn E
6. Setting tempat :
Keterangan :
: mahasiswa
: Audien
7. Kegiatan
Tahap
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
Kegiatan
1. Pembukaan • Mengucapkan salam Menjawab salam
3 mnt
Menyetujui
• Membuat kontrak waktu dan bahasa kontrak
dengan audien
• Mendemonstrasikan teknik
relaksasi dan pembuatan obat
tradisional Parutan Kuyit untuk
menurunkan tekanan darah Mendengarkan dan
berpendapat
• Memberikan kesempatan keluarga
untuk bertanya
3. Penutup • Mengevaluasi atau menanyakan
Menjawab pertanyaan 4 mnt
kembali tentang perasaan audien
dan menutup acara
Menjawab
• Mengucapkan salam Salam
E. Materi
1. Parutan Kuyit
Kusuma, (2012) berpendapat bahwa kunyit mengandung sejumlah zat kimia
alami seperti monoterpen dan sesquiterpen (zingiberen, alfa dan beta turmerone) dan
kandungan yang dapat menurunkan tekanan darah diantaranya, kurkumin, minyak
astiri, anti oksidan, mineral, fosfor dan kalium yang tinggi, dan mengandung banyak
vitamin C. Kandungan kurkumin dan kalium didalam kunyit yang membantu penderita
hipertensi dalam menurunkan tekanan darah. Antioksidan dan serat pada kurkumin
yang membantu untuk mengendalikan low density lipoprotein (LDL) dalam darah.
Parutan kunyit berpengaruh terhadap penurunan hipertensi yang mengungkapkan
bahwa dalam parutan kunyit memiliki kandungan kimia seperti kurkumin, minyak
astiri, anti oksidan, mineral, fosfor dan kalium yang tinggi, dan mengandung banyak
vitamin C. Kurkumin memiliki kemampuan sebagai antioksidan, anti inflamasi, anti
kolesterol dan anti kanker. Kandungan anti kolesterol memicu tubuh dalam untuk
memperparah kondisi hipertensi sehingga terjadinya stroke non hemoragik dapat
diminimalisir karena penumpukan plak didalam pembuluh darah berkurang. Kunyit
juga tidak mengandung kolesterol, namun kaya kan zat anti oksidan dan serat yang
membantu untuk mengendalikan low density lipoprotein (LDL) dalam darah. Kalium
adalah salah satu komponen penting dari sel dan cairan tubuh yang membantuk
mengontrol detak jantung dan tekanan darah.
2. Teknik relaksasi
Secara garis besar pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu pengobatan
farmakologi dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi banyak menyembuhkan
hipertensi namun banyak memiliki efek samping seperti sakit kepala, pusing lemas dan
mual terutama pada lansia yang sudah mengalami penurunan. Tindakan non
farmakologi dapat dilakukan dengan cara berhenti merokok, menurunkan konsumsi
alkohol berlebih, menurunkan asupan garam dan lemak, meningkatkan konsumsi buah
dan sayur, penurunan berat badan berlebih, latihan fisik dan terapi alternatif
komplementer “Hidrotherapy”.
Hidrotherapy dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara rutin. Jenis
hidrotherapy antara lain adalah mandi air hangat, mengompres, dan merendam kaki
dengan air hangat. Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh.
Pertama berdampak pada pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi
darah menjadi lancar (Lalage, 2015). Rendam air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi
aliran darah sehingga diharapkan dapat mengurangi tekanan darah (Ilkafah, 2016).
Tekanan darah pada penderita hipertensi adalah tehnik relaksasi nafas dalam,
dimana terapi relaksasi nafasdalam dapat dilakukan secara mandiri,relatif mudah
dilakukan, tidak membutuhkan waktu lama untuk terapi, dan dapat mengurangi
dampak buruk dari terapi farmakologis bagi penderita hipertensi (Hastuti, 2015).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan di Panti Wredha Budhi
DarmaYogyakarta pada tanggal 10 November 2016 di ruang perawat dengan cara
wawancara pada perawat Panti,didapatkan jumlah lansia sebanyak 58 lansia dengan
rincian jumlah lansia laki-laki 20 orang danjumlah lansia perempuan sebanyak 38
orang. Hasil dari tekanan darah terakhir dari semua lansiadidapatkan yang mengalami
tekanan darah tinggi sebanyak 17 orang, dari hasil wawancara beberapa lansia juga
menyatakan sering merasa pegal, sakit kepala dan tegang ditengkuk Tindakan yang
sudah dilakukan yaitu dengan minum obat anti hipertensi.
mengkombinasikan dua terapi rendam kaki air hangat yang mana berdampak
untuk vasodilatasi pembuluh darah serta relaksasi nafas dalam yang dapat mengurangi
ketegangan otot-otot
PRE PLANNING VIII
KELUARGA Tn E MAMPU MENGENAL MASALAH DAN MEMUTUSKAN
TINDAKAN KESEHATAN
Pertemuan :8
Sasaran : Keluarga Tn E
Hari/Tanggal : Selasa / 21 April 2020
Tempat : Jorong tabek patah
Jam : ±17.00-17.50 WIB
A. Latar Belakang
Dalam membimbing keluarga mengenal masalah kesehatan yang terjadi dalam keluarga
sehingga dapat memberikan perawatan maksimal pada anggota keluarga untuk menjaga
kesehatan. Pada pertemuan ini diharapkan keluarga dapat mengenal masalah yang terjadi
dalam keluarga saat ini, dan membantu keluarga dalam mengambil keputusan untuk
meningkatkan atau memperbaiki kesehatan seluruh anggota keluarga Tn E.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan Keluarga
Kesiapan peningkatan koping keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan, keluarga Tn E dapat mengenal
masalah dan memutuskan tindakan apa yang dilakukan untuk menjaga kesehatan
seluruh anggota keluarga.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn E mampu :
a. Mengetahui tentang pengertian Covid 19
b. Mengetahui tentang penyebab Covid 19
c. Mengetahui tentang tanda dan gejala Covid 19
d. Mengetahui tentang pencehagan Covid 19
e. Keluarga Tn E mampu memutuskan perawatan untuk menjaga kesehatan seluruh
anggota keluarga
f. Keluarga mampu menerapkan terapi komplementer berupa seduhan Parutan Kuyit
dalam merawat hipertensi
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Mengenal dan memutuskan perawatan menjaga imunitas
tubuh
2. Sasaran : Keluarga Tn E
3. Metode : Tanya jawab
4. Media dan alat : Leaflet dan alat tulis
5. Tempat : Ruang tamu di Rumah Tn E
6. Setting tempat :
Keterangan :
: Mahasiswa
: Audien
7. Kegiatan
D. Kriteria Evaluasi
4. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
5. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
6. Evaluasi hasil
a. Audien dapat menyebutkan tentang pengertian Covid 19
b. Audien dapat menyebutkan tentang penyebab Covid 19
c. Audien dapat menyebutkan tentang tanda dan gejala Covid 19
d. Audien dapat menyebutkan tentang pencegahan Covid 19
e. Audien dapat memutuskan tindakan perawatan yang tepat bagi seluruh anggota
keluarga.
E. Materi
1. Pengertian
Virus Corona atau severe acute respiratory syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) adalah
virus yang menyerang sistem pernapasan. Penyakit karena infeksi virus ini disebut COVID-
19. Virus Corona bisa menyebabkan gangguan pada sistem pernapasan, pneumonia akut,
sampai kematian.
2. Penyebab
Infeksi virus Corona atau COVID-19 disebabkan oleh coronavirus, yaitu kelompok
virus yang menginfeksi sistem pernapasan. Pada sebagian besar kasus, corona virus hanya
menyebabkan infeksi pernapasan ringan sampai sedang, seperti flu. Akan tetapi, virus ini
juga bisa menyebabkan infeksi pernapasan berat, seperti pneumonia, Middle-East
Respiratory Syndrome (MERS), dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS).
COVID-19 menular melalui berbagai cara, yaitu:
• Tidak sengaja menghirup percikan ludah (droplet) yang keluar saat penderita
COVID-19 batuk atau bersin
• Memegang mulut atau hidung tanpa mencuci tangan terlebih dulu setelah menyentuh
benda yang terkena cipratan ludah penderita COVID-19
• Kontak jarak dekat dengan penderita COVID-19, misalnya bersentuhan atau berjabat
tangan
4. Cara Pencegahan
• Menjaga kesehatan dan kebugaran agar sistem imunitas atau kekebalan tubuh
meningkat dengan obat herbal.
• Mencuci tangan menggunakan air dan sabun atau hand-rub berbasis alkohol.
Mencuci tangan sampai bersih selain dapat membunuh virus yang mungkin ada di
tangan kita, tindakan ini juga merupakan salah satu tindakan yang mudah dan murah.
Sekitar 98 persen penyebaran penyakit bersumber dari tangan. Karena itu, menjaga
kebersihan tangan adalah hal yang sangat penting.
• Ketika batuk dan bersin, upayakan menjaga agar lingkungan Anda tidak tertular.
Tutup hidung dan mulut Anda dengan tisu atau dengan lengan (bukan dengan telapak
tangan).
• Menjaga jarak saat berbicara dengan orang lain, sekurang-kurangnya satu meter,
terutama dengan orang yang sedang menderita batuk, pilek/bersin dan demam. Saat
seseorang terinfeksi penyakit saluran pernapasan, seperti 2019-nCoV, batuk/bersin
dapat menghasilkan droplet yang mengandung virus. Jika kita terlalu dekat, virus
tersebut dapat terhirup oleh kita.
• Hindari menyentuh mata, hidung dan mulut. Tangan menyentuh banyak hal yang
dapat terkontaminasi virus. Jika kita menyentuh mata, hidung dan mulut dengan
tangan yang terkontaminasi, maka virus dapat dengan mudah masuk ke tubuh kita.
• Gunakan masker penutup mulut dan hidung ketika Anda sakit atau saat berada di
tempat umum.
• Buang tisu dan masker yang sudah digunakan ke tempat sampah, lalu cucilah tangan.
• Hindari kontak dengan hewan ternak dan hewan liar yang terbukti tertular corona
virus.
• Jangan makan daging yang tidak dimasak hingga matang.
• Menunda perjalanan ke luar daerah / Negara.
PRE PLANNING IX
KELUARGA Tn E MAMPU MERAWAT UNTUK MENJAGA IMUNITAS
Pertemuan :9
Sasaran : Keluarga Tn E
Hari/Tanggal : Kamis / 23 April 2020
Tempat : Jorong tabek patah
Jam : ±17.00-17.50 WIB
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya keluarga telah mengenal masalah lingkungan yang terjadi
dalam keluarga sehingga dapat merawat kesehatan seluruh anggota keluarga, dan keluarga
juga sudah memutuskan untuk meningkatkan atau memperbaiki. Pada pertemuan ini
diharapkan keluarga bisa merawat seluruh anggota keluarga dengan olah raga, istirahat dan
tidur yang cukup untuk meningkatkan imunitas.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan koping keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan mahasiswa dan keluarga
mampu merawat seluruh anggota keluarga untuk menjaga imunitas tubuh dengan
olah raga, istirahat dan tidur yang cukup.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn E mampu:
a. Mampu mendemonstrasikan cara menjaga imunitas tubuh dengan hidup bersih
dan olah raga, istirahat dan tidur yang cukup untuk meningkatkan imunitas tubuh
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Cara merawat imunitas seluruh anggota keluarga
2. Sasaran : Keluarga Tn E
3. Metode : Diskusi dan demonstrasi
4. Media dan alat :
5. Tempat : Di Rumah Tn E
6. Setting tempat :
Keterangan :
: mahasiswa
: Audien
8. Kegiatan
Tahap
No Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
Kegiatan
1. Pembukaan • Mengucapkan salam Menjawab salam 3 mnt
Menyetujui kontrak
• Membuat kontrak
waktu dan bahasa
dengan audien Mendengarkan
• Menjelaskan tujuan
acara
• Menjelaskan kembali
kepada keluarga cara
merawat imunitas
Mendengarkan
tubuh dengan obat
tradisional
• Beri kesempatan
keluarga Mendengarkan
untuk
bertanya
• Mendemonstrasikan
obat tradisional untuk
menjaga Mendengarkan dan berpendapat
imunitas
tubuh
• Memberikan
kesempatan keluarga
untuk bertanya dan
mendemonstrasikan
kembali
• Beri reinforcement
positif
• Menutup acara
• Mengucapkan salam
penutup Menjawab Salam
E. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
3. Evaluasi hasil
a. Audien dapat mendemonstrasikan cara pengobatan tradisional untuk
meningkatkan imunitas tubuh
PRE PLANNING X
KELUARGA Tn E MAMPU MEMANFAATKAN PELAYANAN KESEHATAN
Pertemuan : 10
Sasaran : Keluarga Tn E
Hari/Tanggal : Sabtu / 25 April 2020
Tempat : Jorong tabek patah
Jam : ±17.00-17.50 WIB
A. Latar Belakang
Pada pertemuan sebelumnya telah dilaksanakan implementasi merawat yaitu obat
tradisional daun alpukat dan obat tradisional untuk menjaga imunitas tubuh, serta terapi
akupresur. Setelah dilakukan perawatan pada masalah yang dirasakan, selanjutnya
dibutuhkan lingkungan yang optimal khususnya bagi penderita hipertensi agar resiko
terjadinya kekambuhan menurun. Oleh karena itu pada pertemuan selanjutnya mahsiswa
akan menjelaskan mengenai lingkungan yang baik dan fasilitas pelayanan kesehatan yang
digunakan untuk peningkatan kesehatan.
B. Rencana Keperawatan
1. Diagnosa Keperawatan
Kesiapan peningkatan koping keluarga
2. Tujuan Umum
Setelah dilakukan asuhan keperawatan diharapkan mampu memodifikasi
lingkungan menjadi lebih baik bagi keluarga khususnya Ny Y dengan hipertensi
dan mengetahui pemanfaatan fasilitas pelayanan kesehatan yang ada.
3. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan pertemuan diharapkan keluarga Tn E mampu:
a. Menyebutkan dan melakukan modifikasi lingkungan yang baik untuk
penderita hipertensi
b. Mampu menyebutkan manfaat fasilitas pelayanan kesehatan bagi keluarga
yang sakit.
c. Mampu menerapkan terapi komplementer yang telah diajarkan dalam
kehidupan sehari-hari.
C. Rencana Kegiatan
1. Topik : Cara memodifikasi lingkungan dan memanfaatkan pelayanan
kesehatan
2. Sasaran : Keluarga Tn E
3. Metode : Diskusi
4. Tempat : Di Rumah Tn E
5. Setting tempat :
Keterangan :
: mahasiswa
: Audien
6. Kegiatan
No Tahap Kegiatan Kegiatan Mahasiswa Kegiatan Audien Waktu
1. Pembukaan • Mengucapkan salam Menjawab salam 3 mnt
Mendengar dan
• Membuat kontrak waktu dan memperhatikan
bahasa dengan audien Menyetujui kontrak
Mendengarkan
• Menjelaskan tujuan acara
2. Penyaji 25 mnt
• Menggali pengetahuan keluarga
Mendengarkan
Tn E tentang lingkungan Mendengarkan
yang
baik untuk kesehatan
• Memberikan rienforcemen
Mendengarkan
positif
• Menjelaskan pada keluargaMengizinkan
Tn
E tentang lingkungan yang baik
untuk kesehatan Mendengarkan dan berpendapat
• Mendiskusikan bersama
keluarga Tn E untuk
memodifikasi lingkungan
menjadi lebih baik untuk Mendengarkan
kesehatan
• Menggali pengetahuan tentang
Memutuskan
tempat pelayanan kesehatan,
manfaat, dan jadwal
Mendengarkan
kunjungannya
• Memberikan reinforcemen
positif
• Menjelaskan pada keluarga Tn
E tentang tempat pelayanan
kesehatan, manfaat, dan jadwal
kunjungan.
• Memotivasi keluarga untuk
memanfaatkan fasilitas
kesehatan jika ada anggota
keluarga yang sakit
3. Penutup • Mengevaluasi atau menanyakan Menjawab pertanyaan 2 mnt
kembali tentang perasaan audien
Menjawab Salam
• Menutup acara
D. Kriteria Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Tempat dan alat sesuai rencana
b. Peran dan tugas mahasiswa sesuai rencana
c. Sarana dan prasarana tersedia sesuai rencana
d. Setting tempat sesuai rencana
2. Evaluasi proses
a. Audien berpartisipasi dalam kegiatan
b. Audien tidak ada meninggalkan tempat selama kegiatan berlangsung
c. Audien dapat berperan serta aktif dalam menjawab pertanyaan yang diajukan
d. Audien dapat mengikuti penyuluhan dari awal sampai akhir dengan tertib dan
kooperatif.
3. Evaluasi hasil
a. Audien paham tentang modifikasi lingkungan untuk hipertensi
b. Audien mampu Mampu menyebutkan manfaat fasilitas pelayanan kesehatan bagi
keluarga
Oleh
Nama: Mira Oktavia, S.kep
NIM: 1914901001
Oleh
Nama: Mira Oktavia, S.kep
NIM: 1914901001
Pengaruh Parutan Kunyit Pada Penurunan Hipertensi Pada Lansia DI KELURAHAN BERKOH
KECAMATAN PURWOKERTO SELATAN KABUPATEN BANYUMAS
ABSTRAK
Latar Belakang: Masalah kesehatan yang sering dijumpai pada lansia seperti tekanan
darah tinggi (hipertensi). Berdasarkan data WHO (2015) dari keseluruhan penderita
hipertensi ditemukan sebanyak 56,7% pada kelompok umur 65-74 tahun.
Penatalaksanaan non farmakologi atau obat tradisional yang dapat digunakan untuk
menurunkan hipertensi. Salah satu jenis temu-temuan yang paling banyak digunakan
sebagai bahan baku obat tradisional adalah kunyit. Kunyit memiliki kandungan yang
bermanfaat bagi tubuh seperti zat kuning kurkumin, minyak astiri, mineral tinggi
seperti kalium, kalsium, zat besi dan magnesium.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh parutan kunyit terhadap
penurunan intensitas tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Berkoh
Purwokerto Selatan
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian quasy eksperiment dengan desain
penelitian non randomized pre-post test with control group design dengan pendekatan
cross sectional. Responden dalam penelitian ini lansia yang menderita hipertensi di
Desa Berkoh Purwokerto Selatan sebanyak 26 yang sesuai dengan kriteria yang
terbagi dalam kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Teknik pengambilan
sampel menggunakan purposive sampling. Analisis data yang digunakan adalah uji t-
test.
Hasil: Dari penelitian ini menunjukan terdapat pengaruh parutan kunyit terhadap
penurunan intensitas tekanan darah pada lansia dengan hipertensi di Desa Berkoh
Purwokerto Selatan dengan hasil uji t-test 0,001 (p<0,05) pada tekanan darah sistol
dan 0,000 (p<0,05) pada tekanan darah diastole
Kesimpulan: Seduhan parutan kunyit berpengaruh terhadap penurunan tekanan darah
pada lansia dengan hipertensi
Kata Kunci: Seduhan kunyit, Hipertensi, Lansia
PENDAHULUAN menyebabkan hipertensi
Masalah kesehatan pada lanjut usia Menurut Dalimartha (2008)
(lansia) tidak hanya disebabkan oleh mengungkapkan bahwa semakin tua
kondisi fisik yang mengalami penurunan. umur sesorang maka akan semakin tinggi
Gaya hidup yang tidak terkontrol juga pula kemungkinan terjadi hipertensi.
memberikan peran yang sangat penting Hipertensi merupakan masalah yang
terhadap masalah kesehatan yang sering sering dijumpai pada lansia dan
dijumpai pada lansia seperti tekanan merupakan salah satu faktor pemicu yang
darah tinggi (hipertensi). Tekanan darah berhubungan dengan penyakit
merupakan tekanan yang dihasilkan oleh kardiovaskuler maupun penyakit syaraf
darah terhadap pembuluh darah. Tekanan lainnya. Hipertensi merupakan tekanan
darah dipengaruhi oleh elastisitas darah seseorang dimana tekanan
pembuluh darah, namun apabila terjadi sistoliknya diatas 140 mmHg dan tekanan
masalah dalam elastisitas pembuluh maka diastoliknya diatas 90 mmHg. Dampak
dapat hipertensi apabila tidak diatasi maka akan
dan belum mencapai hasil yang darah. Kurkumin yang dimiliki oleh
yang sering dilakukan dengan cara terapi kunyit tidak mengandung kolesterol dan
farmakologi seperti obat Diuretika, Beta kaya akan serat, kandungan tersebut yang
darah (kolesterol), sebagai antioksidan penelitian ini adalah lansia yang menderita
dan membantu menghambat penggumpal hipertensi berada di Posyandu Lansia
darah. Berkoh yang berjumlah 75 lansia. yang
Menurut Fitriani (2013) dalam dipilih melalui teknik purposive sampling
penelitian yang berjudul efektifitas sehingga didapatkan sebanyak 43
temulawak dalam menurunkan tekanan responden. Setelah mendapatkan lansia
darah pada lansia di UPT Panti Sosial yang dibutuhkan sebagai responden yang
Tresna Werdha Mulia Dharma sesuai dengan kriteria inklusi kemudian
Kabupaten Kubu Raya menyatakan
bahwa temulawak merupakan famili
temu-temuan seperti temu hitam, kunyit,
kencur, lengkuas dan jahe yang dapat
menurunkan tekanan darah. Dari hasil
penelitian didapatkan bahwa ada
perubahan nilai sistol sebelum dan
setelah pemberian temulawak. Untuk
rata-rata nilai diastole sebelum intervensi
adalah 95,83 mmHg dan setelah
intervensi 88,33 mmHg dengan
perbedaan rata-rata tekanan darah 7,500
mmHg dan nilai p value sebesar 0,032
maka dapat disimpulkan bahwa ada
perubahan nilai diastole sebelum dan
setelah pemberian temulawak. Jadi
temulawak efektif untuk menurunkan
tekanan darah dan temulawak dapat
dijadikan salah satu alternatif untuk
menurunkan tekanan darah.
METODE
Jenis penelitian yang digunakan
adalah quasy eksperiment dengan desain
penelitian non randomized pre-post test
with control group design. Subjek dalam
Pada tabel 1 dapat diuraikan bahwa yaitu 9 lansia (69,2%). Pada kelompok
untuk distribusi karakteristik lansia kontrol lansia sebagian besar berumur
(umur dan jenis kelamin) yaitu pada 60- 74 tahun sebanyak 11 lansia (84,6%)
kelompok perlakuan didapatkan sebagian dan jenis kelamin yang dominan adalah
berumur 60- 74 tahun sebanyak 10 lansia perempuan yaitu 8 lansia (61%).
(76,9%) dan yang paling dominan adalah
perempuan Tabel 1. Karakteristik Sampel
Variabel Frekuensi Prosentase
Kelompok Eksperimen
Umur (tahun)
45-59 3 23,1%
60-74 10 76,9%
Jenis Kelamin
Laki-laki 4 30,8%
Perempuan 9 69,2%
Kelompok Kontrol
Umur (tahun)
45-59 2 15,4%
60-74 11 84,6%
Jenis Kelamin
Laki-laki 5 38,5%
Perempuan 8 61,5%
Dari Tabel 2 tentang Tekanan darah diastole sesudah diberikan parutan kunyit
sistole dan diastol sebelum diberikan pada kelompok perlakuan dan kontrol di
parutan kunyit didapatkan bahwa Desa Berkoh Kabupaten Banyumas
distribusi tekanan darah sistole dan didapatkan hasil bahwa tekanan darah
diastole sebelum yaitu pada kelompok setelah diberikan parutan kunyit pada
perlakuan didapatkan rata-rata 163,08 kelompok perlakuan didapatkan rata-rata
mmHg pada tekanan sistole dan 107,69 tekanan darah 152,32 mmHg pada
mmHg pada tekanan darah diastole. Pada tekanan sistole dan tekanan diastole
kelompok kontrol rata-rata tekanan darah 98,48 mmHg. Pada kelompok kontrol
sistole adalah 159,23 mmHg dan 106,15 tekanan darah rata-rata pada sistole
mmHg pada tekanan darah diastole sebesar 158,46 mmHg dan 106,15 mmHg
Dari table 3 Tekanan darah sistole pada tekanan darah diastole.
dan
Tabel 2. Tekanan Darah Sistol dan Diastole Sebelum Diberikan Parutan Kunyit pada
Kelompok Perlakuan dan Kelompok Kontrol
Variabel n Mean SD
Sistole
Perlakuan 13 163,08 10,316
Kontrol 13 159,23 7,596
Diastol
Perlakuan 13 107,69 7,250
Kontrol 13 106,15 7,679
Tabel 3. Tekanan Darah Sistole dan Diastole Sesudah Diberikan Parutan Kunyit pada
Kelompok Perlakuan dan Kontrol
Variabel n Mean SD
Sistole
Perlakuan 13 152,31 7,250
Kontrol 13 158,46 8,987
Diastol
Perlakuan 13 98,46 3,755
Kontrol 13 106,15 5,064
Tabel.4 Pengaruh Parutan Kunyit terhadap Penurunan Tekanan Darah Pre dan Post pada
Lansia dengan Hipertensi
Variabel Kelompok Mean SD p value
TD Sistol Perlakuan
Sebelum 163,08 10,316 0,001
Sesudah 152,31 7,250
Kontrol
Sebelum 159,23 7,596 0,753
Sesudah 158,46 8,968
TD Diastole Perlakuan
Sebelum 107,69 7,250 0,000
Sesudah 98,46 3,755
Kontrol
Sebelum 106,15 7,679 1,000
Sesudah 106,15 5,064
penurunan tekanan darah pada lansia mahkota dewa, jinten dan kunyit putih
pada tekanan darah sistol dan 1,000 bahwa Hasil penelitian didapatkan bahwa
DAFTAR PUSTAKA
Agrina dan Wahyuni. 2011. Kepatuhan Lansia Penderita Hipertensi Dalam Pemenuhan
Diit Hipertensi. Jurnal Keperawatan No.1
Bagschi, A. 2012. Extraction of Curcumin. IOSR J. of Environ. Scien, Toxycol., and
F.Tech. ISSN: 2319-2404,
ISBN:2319-2399, Volume 1, Issue 3 Dalimartha, S (2008). Care your self,
Hipertensi. Jakarta : Penebar Plus Edi J., Sufrida Y., Mira G. 2013. Hipertensi
Kandas Berkat Herbal. Jakarta: FMedia
ABSTRAK
Tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah pada sistolik lebih dari 140
mmHg dan diastolik lebih dari 90 mmHg. Pengukuran tekanan darah dilakukan dalam
keadaan cukup istirahat. Kondisi hipertensi dalam jangka waktu yang lama (persisten)
dapat menimbulkan berbagai kerusakan seperti pada jantung (penyakit jantung koroner),
otak (menyebabkan stroke), dan pada ginjal (gagal ginjal) bila tidak ditangani dengan
cepat untuk mendapatkan pengobatan yang memadai. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian hipertensi pada anggota prolanis.
Responden yang berpartisipasi dalam penelitian adalah 40 orang anggota prolanis di
wilayah kerja Puskesmas Parongpong, kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung Barat.
Jenis penelitian ini menggunakan Cross sectional study, yang merupakan penelitian
observasional yang bersifat analitik dan kuesioner Pola Makan (Food Frequency
Questionere). Hasil dari penelitian ini didapati ada beberapa jenis makanan yang
mempunyai hubungan yang bermakna terhadap peningkatan tekanan darah, yaitu
karbohidrat C yang mengandung tinggi natrium dan tinggi lemak, lauk hewani A yang
mengandung tinggi natrium, lauk hewani C yang mengandung tinggi natrium, susu, dan
penyedap makanan dimana uji spearman rho memiliki hasil nilai p < 0,05. Pada penelitian
ini disarankan untuk masyarakat mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang, hindari
makanan yang tinggi Natrium, tinggi lemak, serta bahan penyedap makanan. Sebaiknya
mengkonsumsi makanan berupa sayur-sayuran dan buah-buahan.
ABSTRACT
High blood pressure is an increase in systolic blood pressure of more than 140 mmHg
and diastolic of more than 90 mmHg. Blood pressure measurements carried out in a
state of adequate rest. The condition of hypertension in a long time (persistent) can
cause various damage such as in the heart (coronary heart disease), brain (causing
stroke), and in the kidney (kidney failure) if not treated quickly to get adequate
treatment. This research was conducted to determine the relationship of eating
patterns with the incidence of hypertension in prolanis members. Respondents who
participated in the study were 40 members of the prolanis in the working area of the
Parongpong Community Health Center, Parongpong sub- district, West Bandung
Regency. This type of research uses a cross sectional study, which is an analytic
observational study and a Food Frequency Questionnaire. The results of this study
found that there are several types of food that have a significant relationship to the
increase in blood pressure, namely carbohydrate C which contains high sodium and
high fat, animal side A containing high sodium, animal side C containing high sodium,
milk, and flavoring food where the spearman rho test has a p value <0.05. In this
research it is recommended for people to consume balanced nutrition, avoid foods that
are high in sodium, high in fat, and food flavoring ingredients. It is better to consume
foods such as vegetables and fruits
ABSTRAK
Kata kunci : Lansia, Hipertensi, Terapi Rendam Kaki Air Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam
THE EFFECTIVENESS OF WARM WATER THERAPY AND DEEP BREATHING
RELAXATION IN BLOOD PRESSURE
ABSTRACT
22.71 mmHg and diastolic 11.94 mmHg. Discussion: There is a significant effect on decreasing systolic and
diastolic blood pressure before and after treatment of warm foot bath and deep breath relaxation in
hypertensive elderly at UPT Budi Dharma Yogyakarta Senior High School
Keywords: Elderly, Hypertension, Soak Therapy Warm Water And deep breathing relaxation
Corresponding Author :
Adi Sucipto3, Universitas Respati Yogyakarta, Jln Tajem KM 1,5 Depok
Maguwoharjo
Slema
3
n Yogyakarta. E-mail Penulis : adisuc2410@gmail.com
PENDAHULUAN
Lanjut usia merupakan suatu akibat yang terjadi dari proses menua, seseorang dikatakan
lanjut usia belum dapat terjawab secara memuaskan namun para ahli dan organisasi kesehatan
dunia member batasan atau klasifikasi yang hampir sama. Umur yang dijadikan patokan
sebagai lanjut usia berbeda- beda, umumnya berkisar antara 60-65 tahun 1(Maryam, 2008). Di
Asia Tenggara termasuk Indonesia adalah salah satu Negara yang jumlah penduduk berusia
60 tahun ke atas telah mencapai di atas 7% dari keseluruhan penduduk. Peningkatan jumlah
penduduk lansia ini disebabkan oleh peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan
penduduk yang akan berpengaruh pada peningkatan usia Harapan Hidup (UHH) di Indonesia
2
(Riskesdes, 2013).
Berdasarkan survei penduduk antar sensus DIY masih menjadi propinsi di Indonesia yang
memiliki propinsi lansia terbesar di Indonesia. Jumlah penduduk lansia di DIY mencapai
425.580 jiwa (12%) dari total penduduknya yang berjumlah 3.343.651 jiwa 3(Badan Pusat
Statistik, 2009). Dalam perkembangan lansia, penurunan fungsi tubuh akan banyak terjadi.
Penurunan fungsi tubuh pada lansia diakibatkan karena proses penuaan. Proses penuaan
merupakan proses yang mengakibatkan perubahan-perubahan meliputi fisik, fisiologis dan
psikososial. Pada perubahan fisiologis terjadi penurunan sistem kekebalan tubuh dalam
menghadapi gangguan dari dalam maupun luar tubuh. Salah satu gangguan kesehatan yang
paling banyak dialami oleh lansia adalah pada sistem kardiovaskuler 4(Batubara, 2008).
Hipertensi didefinisikan sebagai tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan
diastolik lebih dari 90 mmHg, berdasarkan dua kali pengukuran atau lebih 5(Smeltzer, 2013).
Tekanan darah berubah dengan cepat bahkan pada kondisi kesehatan optimal. Perubahan
tekanan darah bisa terjadi pada seseorang, hal ini dipengaruhi oleh usia, stress, etnik, jenis
kelamin, variasi harian, obat-obatan, merokok, aktivitas dan berat badan. Kemungkinan
seseorang mengalami hipertensi akan semakin tinggi saat usia semakin bertambah 6(Potter &
Perry, 2010).
Hipertensi merupakan masalah besar, tidak hanya dinegara barat tapi juga di Indonesia.
Hipertensi diderita oleh satu miliar orang diseluruh dunia dan diperkirakan tahun 2025
melonjak menjadi 1,5 miliar orang. Setiap tahun Hipertensi menyumbang kepada kematian
hampir 9,4 juta orang akibat penyakit jantung dan stroke dan kejadian ini digabungkan, kedua
7
penyakit ini merupakan penyebab kematian nomor satu didunia. (World Health
Organizasion, 2013). Prevalensi hipertensi di Indonesia yang didapat melalui pengukuran
pada umur ≥ 18 tahun sebesar 25,8% dan yang didapat melalui kuisioner terdiagnosis oleh
tenaga kesehatan sebesar 9,4%, yang didiagnosis sedang minum obat sebesar 9,5%. Jadi
prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% (Riskesdas,2013).
Berdasarkan laporan Sistem Terpadu Penyakit Tidak Menular Puskesmas (STP PTM) pada
tahun 2014, didapatkan data dari 256.586 jumlah penduduk usia >15 tahun yang ada di
Yogyakarta setelah dilakukan pengukuran tekanan darah sebanyak 40.363 (15,73%) diketahui
yang memiliki tekanan darah tinggi (hipertensi) sebanyak 7.464 (18,49%). Prevalensi
hipertensi di Indonesia pada golongan umur 50 tahun masih 10% tetapi diatas usia 60 tahun
angka tersebut terus meningkat mencapai 20- 30%. Sedangkan di Yogyakarta kasus hipertensi
sebagai penyakit kardiovaskuler yang menyebabkan kematian tertinggi mencapai lebih dari
80%, dan angka kejadian ini selalu meningkat setiap tahunnya (Depkes, 2009). Apabila
hipertensi tidak ditangani atau dirawat akan menyebabkan kematian karena payah jantung,
infark miokardium, stroke dan gagal ginjal 8(Price & Wilson, 2006).
Secara garis besar pengobatan hipertensi dibagi menjadi dua yaitu pengobatan farmakologi
dan non farmakologi. Pengobatan farmakologi banyak menyembuhkan hipertensi namun
banyak memiliki efek samping seperti sakit kepala, pusing lemas dan mual terutama pada
lansia yang sudah mengalami penurunan. Tindakan non farmakologi dapat dilakukan dengan
cara berhenti merokok, menurunkan konsumsi alkohol berlebih, menurunkan asupan garam
dan lemak, meningkatkan konsumsi buah dan sayur, penurunan berat badan berlebih, latihan
fisik dan terapi alternatif komplementer “Hidrotherapy”.
Hidrotherapy dapat menurunkan tekanan darah jika dilakukan secara rutin. Jenis hidrotherapy
antara lain adalah mandi air hangat, mengompres, dan merendam kaki dengan air hangat.
Secara ilmiah air hangat mempunyai dampak fisiologis bagi tubuh. Pertama berdampak pada
pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar (Lalage,
2015). Rendam air hangat bermanfaat untuk vasodilatasi aliran darah sehingga diharapkan
dapat mengurangi tekanan darah 9(Ilkafah, 2016).
Pengobatan non farmakolagi salah satu tindakan yang dapat diberikan untuk menurunkan
tekanan darah pada penderita hipertensi adalah tehnik relaksasi nafas dalam, dimana terapi
relaksasi nafas dalam dapat dilakukan secara mandiri,relatif mudah dilakukan, tidak
membutuhkan waktu lama
untuk terapi, dan dapat mengurangi dampak buruk dari terapi farmakologis bagi penderita
hipertensi
10
(Hastuti, 2015).
Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilaksanakan di Panti Wredha Budhi Darma
Yogyakarta pada tanggal 10 November 2016 di ruang perawat dengan cara wawancara pada
perawat Panti, didapatkan jumlah lansia sebanyak 58 lansia dengan rincian jumlah lansia laki-
laki 20 orang dan jumlah lansia perempuan sebanyak 38 orang. Hasil dari tekanan darah
terakhir dari semua lansia didapatkan yang mengalami tekanan darah tinggi sebanyak 17
orang, dari hasil wawancara beberapa lansia juga menyatakan sering merasa pegal, sakit
kepala dan tegang ditengkuk.
Tindakan yang sudah dilakukan yaitu dengan minum obat anti hipertensi. Berdasarkan latar
belakang diatas peneliti tertarik untuk meneliti dengan mengkombinasikan dua terapi rendam
kaki air hangat yang mana berdampak untuk vasodilatasi pembuluh darah serta relaksasi nafas
dalam yang dapat mengurangi ketegangan otot-otot. Dengan judul penelitian yaitu
“Efektivitas Terapi Rendam Kaki Air Hangat dan Relaksasi Nafas Dalam Terhadap Tekanan
Darah pada Lansia.
METODE
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kuantitatif, metode yang digunakan quasi
Experimental Desaign dengan rancangan pre and post test without control. Tujuan
Mengetahui efektivitas terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas terhadap tekanan
darah pada lansia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta. Penelitian ini
dilakukan bulan April 2017 Di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta.
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode Total sampling. Teknik pengambilan data
dengan lembar observasi menggunakan sphygmomanometer digital. Responden diberikan
intervensi rendam kaki air hangat selama 15 menit dan berbarengan dengan terapi relaksasi
nafas dalam selama 15 menit. Analisa data dengan menggunakan Uji Paired simple t-test
dengan nilai signifikan p <0,05.
HASIL
Tabel 1 Distribusi frekuensi responden intervensi menurut jenis kelamin, konsumsi obat dan
usia di rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta, bulan April 2017 (n=17)
Variabel Intervensi
Frekuensi (f) Persentase
(%)
Usia(tahun)
Elderly 60-74 11 64,7
Old 75-90 6 35,3
Jenis Kelamin
Laki-laki 7 41,2
Perempua 10 58,8
n
Konsumsi Obat
Ya 4 23,5
Tida 13 76,5
k
Total 17 100,
0
Tabel 2 Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Sebelum Pemeberian Terapi Rendam Kaki Air
Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam Di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma
Yogyakarta, bulan April
2017.
TD (mmHg) Mean Std. deviation Std. Error
Pre
Sistolik 155,94 10,74 2,60
Diastolik 89,52 5,11 1,24
Tabel 3 Tekanan Darah Sistolik Dan Diastolik Setelah Pemeberian Terapi Rendam Kaki Air
Hangat Dan Relaksasi Nafas Dalam Di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma
Yogyakarta, bulan April 2017.
TD (mmHg) Mean Std. Deviation Std. Error
Post 1
Sistolik 139,41 7,15 1,73
Diastolik 83,00 3,10 0,75
Post 2
Sistolik 133,23 5,43 1,31
Diastolik 77,58 4,06 0,98
Tabel 4 Tekanan Darah Sistolik dan Diastolik Sebelum dan setelah intervensi di Rumah
Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta, bulan April 2017.
TD (mmHg) Mean Std.D Selisih p-value
Pre
Sistolik 155,94 10,74 16,53 0,000
Diastolik 89,52 5,11 6,52 0,000
Post 1
Sistolik 139,41 7,15 16,18 0,000
Diastolik 83,00 3,10 5,42 0,000
Post 2
Sistolik 133,23 5,43 22,71 0,000
Diastolik 77,58 4,06 11,94 0,000
*) :
Uji Paired-Samples T Test
*) :
Uji Repeated ANOVA
PEMBAHASAN
Total 17 orang responden, sebagian besar responden berusia 60-74 tahun yakni sebanyak 11
orang (64,7%), sebagian besar responden berjenis kelamin perempuan yakni 10 orang
(58,8%), dan sebagian besar responden yang tidak mengonsumsi obat yakni 13 orang
(76,5%). Rata-rata tekanan darah sistolik pada lansia di Rumah Pelayanan Lanjut Usia Budi
Dharma sebelum diintervensi adalah sebesar 155,94 mmHg dan rata-rata tekanan darah
diastolik responden adalah sebesar 89,52 mmHg. Hal ini didukung oleh penelitian Santoso
(2015) yang menyatakan dari 16 responden (56,25%) responden mengalami hipertensi derajat
1. Menurut Smelzer (2013) seseorang yang mengalami hipertensi dengan tekanan darah
sistolik 140-159 mmHg termasuk golongan hipertensi derajat 1.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tekanan darah sistolik pada lansia di Rumah
Pelayanan Lanjut Usia Budi Dharma setelah diintervensi adalah sebesar 133,23 mmHg dan
rata-rata tekanan darah diastolik responden adalah sebesar 77,58 mmHg. Hasil menunjukkan
bahwa terjadi penurunan tekanan darah sistolik dan diastolik pada lansia di Rumah Pelayanan
Lanjut Usia Budi Dharma Yogyakarta setelah diberikan terapi rendam kaki air hangat dan
relaksasi nafas dalam selama 2 minggu dengan penurunan rata-rata sitolik sebesar 22,71
mmHg dan diastolik sebesar 5,45 mmHg.
Hasil uji statistik sebelum dilakukan intervensi yakni nilai P-value tekanan darah sistolik
sebesar 0,000 (0,000<0,05) dan p-value tekanan darah diastolik sebesar 0,000 (0,000<0,05).
Setelah dilakukan terapi selama 1 minggu nilai P-value tekanan darah sistolik sebesar 0,000
(0,000<0,05) dan tekanan darah p-value tekanan darah diastolik sebesar 0,001 (0,000<0,05).
Kemudian setelah 2 minggu nilai P-value tekanan darah sistolik sebesar 0,000 (0,000<0,05)
dan p-value tekanan darah diastolik sebesar 0,000 (0,000<0,05). Maka dapat disimpulkan ada
pengaruh yang signifikan terhadap penurunan tekanan darah sistolik maupun diastolik
sebelum dan setelah 2 minggu diintervensi dengan nilai P-value <0,05.
Hal ini sejalan dengan penelitian (Umi & Priyanto 2014) pada penelitiannya menyatakan
penurunan rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 19,1 mmHg dan diastolik sebesar 11,9
mmHg. Hal ini juga didukung oleh penelitian Putri, ddk (2015) yang menyatakan bahwa
penurunan rata-rata tekanan
darah sistolik setelah diberikan terapi rendam menggunakan air hangat dan senam lansia
adalah 12,73 mmHg.
Penurunan tekanan darah setiap individu berbeda-beda dikarenakan setiap individu memiliki
respon tubuh yang berbeda setelah diberikan terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas
dalam. Hasil penelitian ini didukung dengan penelitian (Yusrizal, 2012) yang menyatakan
bahwa relaksasi nafas dalam dapat menurunkan tekanan darah pada pasien hipertensi yang
dilakkan selama 1 minggu. Dari hasil tekanan darah setelah dilakukan terapi menunjukkan
bahwa tekanan darah responden tergolong dalam Prahipertensi. Dalam teori (Smelzer, 2013)
menyatakan seseorang yang mengalamai tekanan darah sistolik 120-139 mmHg termasuk
Prahipertensi.
Rendam air hangat bermanfaat untuk melancarkan aliran darah sehingga diharapkan dapat
mengurangi tekanan darah (Ilkafah, 2016). Rendam air hangat juga berdampak pada
pembuluh darah dimana hangatnya air membuat sirkulasi darah menjadi lancar dan
melebarkan pembuluh darah (Lalage, 2015). Relaksasi merupakan kebebasan mental dan fisik
dari ketegangan dan stress. (Potter & Perry, 2010). Manfaat dari relaksasi nafas dalam adalah
menimbulkan rasa tenang dan nyaman, mengurangi rasa nyeri, melemaskan otot untuk
menurunkan ketegangan, kejenuhan, dan mengurangi stress (Setyoadi & Kushariyadi 2011)
Simpulan
Sebelum diberikan terapi rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam rata-rata tekanan
darah sistolik sebesar 155,94 mmHg dan diastolik 83,00mmHg. Setelah diberikan terapi
rendam kaki air hagat dan relaksasi nafas rata-rata tekanan darah sistolik sebesar 133,23
mmHg dan diastolik 77,58 mmHg. Terdapat penurunan yang signifikan terhadap tekanan
darah sistolik maupun diastolik respondan sebelum dan setelah 2 minggu dilakukan terapi
rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam dengan rata-rata perbedaan sistolik sebesar
22,71 mmHg dan diastolik 11,94 mmHg.
Saran
Berdasarkan hasil penelitian lansia dapat mengikuti jadwal terapi rendam kaki air hangat dan
relaksasi nafas dalam secara rutin sesuai jadwal yang sudah ditetapkan dan bisa melakukan
dengan baik secara mandiri. Perawat dapat menggunakan terapi rendam kaki air hangat dan
relaksasi nafas dalam sebagai salah satu intervensi keperawatan untuk mengatasi tekanan
darah pada lansia hipertensi. Pengelola UPT dapat mengatur jadwal untuk melakukan terapi
rendam kaki air hangat dan relaksasi nafas dalam sebagai kegiatan yang wajib diikuti.
sebagai dokumentasi perpustakaan dan menjadi acuan bagi peneliti selanjutnya. Dan
peneliti selanjutnya dapat mengembangkan terapi komplementer keperawatan yang
lainnya untuk mengatasi masalah hipertensi pada lansia.
KEPUSTAKAAN
Maryam, R. Siti, et al. (2008). Mengenal Usia Lanjut dan Perawatannya.Jakarta : Salemba
Baharuddin. 2013. Perbandingan Efektivitas Dan Efek Samping Obat Antihipertensi Terhadap
Penurunan Tekanan Darah Puskesmas Bendosari Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Terpadu
Ilmu Kesehatan, 4(2).
Price, A. Sylvia, Lorraine Mc. Carty Wilson, (2006), Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-proses
Penyakit, Edisi 6, (terjemahan), Peter Anugrah, EGC, Jakarta.
Ilkafah, I. (2016). Perbedaan Penurunan Tekanan Darah Lansia Dengan Obat Anti Hipertensi
Dan Terapi Rendam Air Hangat Di Wilayah Kerja Puskesmas Antara Tamalanrea
Makassar. Pharmacon, 5(2).
Hastuti, R. T., & Insiyah, I. (2015). Penurunan Tekanan Darah Dengan Menggunakan Tehnik
Nafas Dalam (Deep Breathing) Pada Pasien Hipertensi Di Puskesmas Bendosari
Kabupaten Sukoharjo. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, 4(2).
Destia, D.,Umi, A., Priyanto. (2014). Perbedaan Tekanan Darah Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Hidroterapi Rendam Hangat Pada Penderita Hipertensi Di Desa Kebondalem
Kecamatan Jambu Kabupaten Semarang. Jurnal Stikes Ngudi Waluyo Ungaran 2014. 4-
9.
Putri, Ddk (2015). Efektifitas Terapi Menggunakan Air Hangat Dan Senam Lansia Terhadap
Tekanan Darah Di Unir Rehabilitas Sosial (Uresos) Pucang Gading Unit Semarang II.
Diakses Tanggal 10 Mei 2017