Anda di halaman 1dari 13

ILMU SOSIAL BUDAYA DASAR

MANUSIA SEBAGAI MAKHLUK INDIVIDU, SOSIAL DAN BUDAYA

DOSEN PEMBIMBING

Putri Jamilah, SE.Sy., M.E.K

DI SUSUN OLEH

BONI IRAWAN

SISKA SAPUTRI

SRIK HARTATI

PERBANKAN SYARIAH

FAKULTAS STUDI ISLAM

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH RIAU

2021
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan pertolongannya,
sehingga makalah ini dapat terselesaikan sesuai waktu yang telah ditentukan.

Dalam penyusunan makalah ini, penulis memperoleh banyak bantuan dari berbagai
pihak, karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ibu Putri
Jamilah SE.Sy., M.E.K sebagai dosen mata kuliah Ilmu Sosial Budaya Dasar.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan kata atau kalimat dan tata letak dalam
makalah ini tentunya banyak sekali kekurangan dan kekhilafan, baik kata atau kalimat dan tata
letak.

Untuk kebaikan dan sempurnanya makalah ini,kritik dan saran yang membangun sangat
diharapkan. Dan akhirnya semoga dapat bermanfaat bagi pembaca, penulis dan mahasiswa/I.

Pekanbaru, Mei 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................i

DAFTAR ISI.............................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1

1.1 Latar Belakang..............................................................................................1


1.2 Rumusan Masalah..........................................................................................1
1.3 Tujuan Penulisan............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................2

2.1 Manusia Sebagai Makhluk Individu..............................................................2


2.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial..................................................................4
2.3 Manusia Sebagai Makhluk Budaya................................................................6

BAB III PENUTUP..................................................................................................9

3.1 Kesimpulan....................................................................................................9

DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Manusia sebagai mahluk sosial tidak dapat lepas dari ketergantungannya pada individu
lain. Dalam proses kehidupan individu sebagai anggoa masyarakat, mereka tidak begitu saja
melakukan tindakan yang dianggap sesuai dengan dirinya. Individu mempunyai lingkungan
yang didalamnya terdapat aturan-aturan yang membatasi tingkah lakunya, oleh karena itu
individu harus dapat menempatkan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan fisik maupun
lingkungan sosialnya. Pada adaptasi, bentuk penyesuaian dirinya berupa fisik, dimana
individu akan berusaha menyesuaikan diri dengan masyarakat, sebab tingkah lakunya tidak
hanya berhubungan dengan lingkungan fisik tetapi juga berhubungan dengan lingkungan
social didalamnya terdapat aturan-aturan atau norma-norma yang ada dan berlaku mengikat
setiap individu yang ada didalam masyarakat.
Pada dasarnya manusia adalah sebagai mahluk individu yang unik, berbeda antara satu
dengan lainnya. Secara individu juga, manusia ingin memenuhi kebutuhannya masing-
masing, ingin merealisasikan diri atau ingin dan mampu mengembangkan potensi-potensinya
masing-masing.

1.2 Rumusan Masalah


1. Jelaskan yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu?
2. Jelaskan yang dimaksdu dengan manusia sebagai makhluk sosial?
3. Jelaskan yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk budaya?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk individu
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk sosial
3. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan manusia sebagai makhluk budaya

1
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Manusia Sebagai Mahluk Individu

Individu berasal dari bahasa Latin yaitu Individuum yang berarti tidak dapat dibagi. Kata
individu merujuk pada perseorangan manusia..Secara kodrati, manusia merupakan makhluk
monodualistis, artinya selain sebagai mahluk individu, manusia juga berperan sebagai makhluk
sosial. Sebagai makhluk sosial, manusia dituntut untuk mampu bekerjasama dengan orang lain
sehingga tercipta sebuah kehidupan yang damai.

Individu merupakan kesatuan aspek jasmani dan rohani. Dengan kemampuan


kerohaniannya individu dapat berhubungan dan berfikir serta dengan pikirannya mengendalikan
dan memimpin kesanggupan akal dan kesanggupan budi untuk mengatasi segala masalah dan
kenyataan yang sedang dialaminya. Manusia sebagai mahluk individu memiliki unsur jasmani
dan rohani, unsur fisik dan psikis, unsur dan jiwa dan raga. Seseorang dikatakan mahluk individu
manakala unsur-unsur tersebut menyatu dalam dalam dirinya. Jika dalam dirinya unsur-unsur
tersebut tidak menyatu maka tidak bisa dikataka sebagai mahluk individu.

Secara biologis manusia lahir dengan kondisi fisik yang sempurna sebagaimana penciptaan
Tuhan Yang Maha Esa. Setiap manusia memiliki ciri fisik yang berbeda yang dengannya
memudahkan untuk membedakan satu dengan yang lainnya. Hal ini kemudian dikenal sebagai
suatu ciri fisik yang khas yang melekat pada manusia, oleh karena itu manusia disebut unik
karena juga memiliki perbedaan secara fisik dengan manusia lainnya. Unsur penyusun diri
manusia yaitu fisikatau disebut juga dengan raga atau jasmani memiliki fungsi yaitu untuk
membantu manusia melakukan pekerjaan fisik atau melakukan aktivitas sehari-hari. Manusia
berjalan, bekerja bahkan tertawa dan kegiatan lainnya dijalankan oleh fisik manusia. Oleh karena
itu, unsur raga/jasmani/fisik ini memiliki peran yang cukup signifikan dalam hidup manusia.

Jadi, pengertian manusia sebagai mahluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada
dalam individu tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap manusia
memiliki keunikan dan ciri khas , tidak ada manusia yang mirip sekali, dari sekian
banyakmanusia, ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri. Untuk menyatakan
manusia sebagai mahluk individu dapat dilihat dari 3 aspek yang melekat sebagai persepsi
terhadap individu, yaitu;

 aspek organik jasmaniah,


 aspek psikis-rohaniah

2
 aspek-sosial yang apabila terjadi kegoncangan pada suatu aspek akan membawa akibat
pada aspek yang lainnya.

Manusia sebagai manusia individu selalu berada ditengah-tengah kelompok individu yang
sekaligus mematangkannya untuk menjadi pribadi yang prosesnya memerlukan lingkungan yang
dapat membentuk kepribadiannya. Namun tidak semua lingkungan menjadi factor pendukung
pembentukkan pribadi tetapi ada kalanya menjadi penghambat proses pembentukkan pribadi.

Dalam perkembangannya, manusia sebagai mahkluk individu tidak bermakna kesatuan jiwa
dan raga, tetapi akan menjadi yang khas dengan corak kepribadiannya.

Pertumbuhan dan perkembangan individu dipengaruhi beberapa faktor. Mengenal hal


tersebut ada tiga pandangan yaitu:

a. Pandangan nativistik menyetakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata ditentukan atas


dasar faktor dari dalam individu sendiri, seperti bakat dan otensi, termasuk pula hubungan atau
kemiripan dengan orang tuanya. Missal, jika ayahnya seniman maka sang anak akan menjadi
seniman pula

b. Pandangan empiristik menyatakan bahwa pertumbuhan individu semata-mata didasarkan atas


faktor lingkungan. Lingkunganlah yang akan mmentukan pertumbuhan seseorang. Pandangan ini
bertolak belakang dengan pandangan nativistik.

c. Pandangan konvergensi yang menyatakan bahwa pertumbuhan individu yang dipengaruhi oleh
faktor diri individu dan lingkungan. Bakat anak merupakan potensi yang harus disesuaikan
dengan ciptakannya lingkungan yang baik sehingga ia bisa tumbuh secara optimal. Pandangan
ini berupaya menggabungkan kedua pandangan sebelumnya. Sebagai mahkluk individu manusia
juga tidak mampu hidup sendiri, artinya manusia juga hatrus hidup bermasyarakat.

Adapun yang menyebabkan manusia selalu bermasyarakat antara lain Karena adanya
dorongan kesatuan biologis yang terdapat dalam naluri manusia, misalnya;

1. Hasrat untuk memenuhi keperluan makan dan minum

2. Hasrat untuk membela diri

3. Hasrat untuk mengadakan keturunan

3
Hal ini dinyatakan semenjak manusia lahir yang dinyatakan untuk mempunyai dua
keinginan pokok, yaitu:

1. Keinginan untuk menjadi satu dengan manusia di sekelilingnya

2. Keinginan untuk menjadi satu dengan suasana alam sekelilingnya

Peran Manusia sebagai Makhluk Individu Dalam kehidupan sehari-hari manusia


menjalankan dua peran sekaligus yaitu menjadi manusia sebagai makhluk individu dan manusia
sebagai makhluk sosial. Kondisi ini sejatinya tidak menimbulkan tumpang tindih malah
sebaliknya saling melengkapi dalam menjalani kehidupan bermasyarakat. Setiap individu
memiliki harkat dan martabat yang mulia dan harus dihormati. Berbagai perbedaan yang
melandasi hidup manusia seperi ras, agama, suku dan lain sebagainya tidak lantas
menghilangkan persamaan harkat dan martabat manusia. Oleh karena itu penghargaan atas
harkat dan martabat manusia mutlak diperlukan. Terkait dengan peran manusia sebagai makhluk
individu, hal ini sangat berkorelasi dengan hasrat manusia untuk memenuhi kebuthan atau
mengejar kebahagiaan sendiri. Kebutuhan manusia terdiri dari kebutuhan jasmani dan rohani.
Artinya kebutuhan untuk raga perlu diraih dan juga kepuasan atau kebutuhan rohani juga
diperlukan. Karenanya kepentingan manusia untuk meraih hal-hal tersebut memunculkan sifat
individualistik dalam diri pribadi yang bersangkutan. Sifat individualisik dalam meraih apa yang
menjadi kebutuhan manusia menjadi hal yang positif dan baik terkait dengan konteks peran
manusia sebagai makhluk individu. Karena apabila manusia tidak bersifat individualistik dalam
mengejar apa yang menjadi kebutuhannya, maka niscaya apa yang dicita-citakan tersebut
mustahil untuk terwujud. Disamping itu, faktor pemenuhan atas kepentingan diri tersebut juga
menjadikan individu saling bersaing atau berkompetisi.

2.2 Manusia Sebagai Makhluk Sosial

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang
lain. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai keturunan dan keperluan untuk memenuhi
kebutuhan ekonominya. Oleh karena itulah, manusia dalam hidup bersosial memerlukan
berbagai macam kaidah sosial maupun kaidah hukum untuk menciptakan ketertiban, keamanan
dan keyamanan dalam hidup bersosial. Untuk melestarikan hubungan itu secara rukun dan damai
dengan sendirinya timbul nilai-nilai sosial yang kemudian dikonsolidasikan menjad kaidah-
kaidah sosial yang disusul dengan terbentuknya lembaga-lembaga sosial yang oleh sebagian para
ilmuwan sosial dinamakan pranata-pranata sosial. Dengan perkataan lain manusia-manusia yang
hidup bersama cukup lama kemudian akan menumbuhkan suatu kebudayaan yang berfungsi
untuk melestarikan kehidupan mereka dan menciptakan kebahagiaan yang sama bagi para
anggotanya. Dengan demikian pengertian masyarakat selalu dihubungkan dengan kebudayaan.

4
Manusia dapat dikatakan sebagai makhluk sosial karena beberapa alasan, yaitu:

1. Manusia tunduk pada norma sosial, aturan

2. Perilaku manusia mengharapkan penilaian dari orang lain

3. Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

4. Potensi manusia akan berkembang bila ia hidup di tengah-tengah manusia

Manusia dikatakan sebagai mahluk sosial karena:

- Manusia tunduk pada aturan dan norma sosial

- Perilaku manusia mengharapkan suatu penilaian dari orang lain

- Manusia memiliki kebutuhan untuk berinteraksi dengan orang lain

- Potensi manusia akan berkembang bila berada di tengah-tengah masyarakat

Dalam kenyataannya pada kehidupan seharihari manusia, kita melihat adanya bentuk
kerjasama yang dilakukan antar individu. Berburu, bercocok tanam, bekerja, dan lain sebagainya
selalu dilakukan secara bersama-sama. Dari bentuk interaksi aktif inilah muncul dorongan dalam
diri manusia untuk hidup bersama dalam masyarakat

Dapat kita simpulkan bahwasannya manusia sebagai makhluk sosial adalah manusia yang
senantiasa hidup dengan manusia lainnya atau hidup bermasyarakat. Manusia tidak mampu
mewujudkan potensi atau kebutuhan dirinya seorang diri. Manusia membutuhkan manusia lain
untuk mencukupi kebutuhannya. Setiap manusia cenderung untuk berkomunikasi, berinteraksi,
dan bersosialisasi dengan manusia lainnya. Dapat dikatakan bahwa sejak lahir, dia sudah disebut
sebagai mahluk sosial.

Masyarakat merupakan wadah bagi para individu untuk mengadakan interaksi sosial dan
interelasi sosial. Interaksi merupakan aktivitas timbul balik antarindividu dalam suatu pergaulan
hidup bersama. Interaksi dimaksud, berproses sesuai dengan perkembangan jiwa dan fisik
manusia masing-masing serta sesuai dengan masanya.

Menurut aristoteles (384-322 SM), manusia adalah mahluk yang pada dasarnya selalu ingin
bergaul dan berkumpul dengan sesame manusia lainnya. Pada diri manusia sejak dilahirkan
sudah memiliki hasrat/bakat/naluri yang kuat untuk berhubungan atau hidup ditengah-tengah
manusia lainnya. Naluri manusia untuk hidup bersama dengan manusia lainnya disebut
gregoriousness.

5
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi manusia hidup bermasyarakat, yaitu:

1. Faktor alamiah atau kodrat tuhan


2. Faktor saling memenuhi kebutuhan
3. Faktor saling ketergantungan

Peran Manusia sebagai Makhluk Sosial Dalam kehidupan bermasyarakat, manusia memiliki
peran lain disamping menjadi manusia sebagai makhluk individu yaitu berperan menajdi
manusia sebagai makhluk sosial. Sejatinya manusia juga memiliki kodrat menjadi makhluk
sosial sebagaimana pemberian Tuhan Yang Maha Esa. Hal ini berarti manusia akan senantiasa
dan selalu berhubungan dengan orang lain. Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan
orang lain. Ini menunjukkan bahwa manusia tidak akan mampu bertahan hidup sendirian didunia
ini tanpa adanya bantuan dari manusia lainnya. Kebutuhan manusia dapat terpenuhinya melalui
adanya interaksi sosial dengan manusia atau kelompok lainnya. Interaksi ini pada akhirnya akan
membentuk kehidupan berkelompok pada manusia. Berbagai jenis kelompok sosial tumbuh dan
berkembang seiring dengan kebutuhan manusia untuk melakukan interaksi. Bila kita mengingat
kembali maka akan kita temukan fakta tidak ada satupun hal didunia ini yang kita peroleh atau
berhasil dilakukan tanpa bantuan orang lain. Sejak manusia dilahirkan bahkan sampai seseorang
mengembuskan nafas terakhirnya tetap akan membutuhkan bantuan manusia lainnya. Seperti
halnya kegiatan yang kita lakukan sehari hari seperti makan, bekerja, bergaul, dan lain
sebagainya.

Hakikat Manusia Sebagai Makhluk Individu Dan Makhluk Sosial

Manusia adalah makhluk yang unik. Pada diri manusia melekat unsur – unsur berikut ini yaitu:

1. Manusia memiliki terdiri dari 2 unsur penyusun yaitu jiwa dan raga

2. Manusia memiliki 2 peran sekaligus yaitu manusia sebagai makhluk individu dan manusia
sebagai makhluk sosial

3. Manusia memiki 2 kodrat yaitu manusia yang berdiri sendiri disatu sisi serta manusia sebagai
hamba atau makhluk tuhan.

2.3 Manusia Sebagai Makhluk Budaya

Kebudayaan berasal dari kata budaya. Budaya sendiri berasal dari bahasa sansekerta yaitu
buddhayah yang merupakan bentuk jamak dari buddhi yang berarti budi atau akal. Ada juga
yang berpendapat bahwa budaya berasal dari kata buda dan daya.

6
Budi diartikan sebagai akal atau pikiran sedangkan daya diartikan sebagai usaha. Budi
diwakili oleh unsur rohani manusia, sedangkan daya diwakili oleh unsur jasmani manusia.
Sehingga dapat juga diartikan budaya sebagai hasil dari budi dan daya yang berasal dari
manusia. Budaya yang dalam bahasa Inggris disebut sebagai culture berasal dari bahasa latin
yaitu colere yang berarti mengolah atau mengerjakan. Dalam bahasa Belanda, cultuur disamakan
dengan culture. Cultuur atau Culture dapat dijuga diartikan sebagai mengolah tanah atau usaha
bertani.

Beberapa ahli mengemukakan pendapat mereka mengenai definisi budaya yaitu sebagai
berikut :

a. Menurut Koentjaranigrat, kebudayaan adalah keseluruhan gagasan dan karya manusia yang
harus dibiasakan dengan belajar beserta dari hasil budi pekertinya.

b. Menurut Selo Soemarjan dan Soelaiman Soemardi, kebudayaan adalah saranan hasil karya,
rasa, dan cipta masyarakat.

c. Menurut Herkovits, kebudayaan adalah sebagai suatu yang turun temurun dari satu generasi ke
generasi lain, yan gkemudian disebut sebagai superorganik.

Dari berbagai definisi diatas dapat diperoleh pengertian dari kebudayaan yaitu hasil pikir
dan olah daya manusia atas alam. Sistem kebudayaan juga meliputi sistem ide atau gagasan yang
berasal dari manusia. Sehingga, kebudayaan juga dapat bersifat abstrak atau tak terlihat.

J.J Hoeningman membagi wujud kebudayaan menjadi 3 yaitu :

a. Wujud gagasan Gagasan dalam kebudayaan dapat berupa kumpulan ide, gagasan, nilai, norma,
kumpulan peraturan yang tidak dapat diraba atau terlihat (abstrak). Wujud gagasan ini berasal
dari hasil pikiran masyarakat. Sehingga, berbeda kumpulan masyarakat akan menghasilkan
gagasan atau ide yang beragam.

b. Wujud Aktivitas Wujud aktivitas dalam kebudayaan dapat dilihat dari hasil tindakan yang
berpola dari masyarakat itu sendiri. Bentuk tindakan ini sering juga disebut sebagai sistem sosial.
Sistem sosial ini berasal dari hasil interaksi antar masyarakat yang memiliki pola tertentu.
Bentuknya dapat langsung terlihat dari kehidupan atau aktivitas masyarakat sehari-hari.

7
c. Wujud Artefak (hasil karya) Artefak diartikan sebagai bentuk kebudayaan yang berupa benda
–benda hasil karya manusia yang dapat diraba, dilihat atau didokumentasikan. bentuk artefak
dapat dikatakan paling konkret dibandingkan gagasan atau aktivitas. Wujud artefak dapat dilihat
pada hasil –hasil peninggalan hasil karya masyarakat seperti bangunan, peralatan berburu,
gerabah, peralatan tajam dan lain sebagainya.

Manusia memiliki keterkaitan yang erat dengan budaya. Manusia dikenal juga sebagai
makhluk budaya. Hal ini dikarenakan pola hubungan antar keduanya yang tidak dapat
dipisahkan. Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi oleh tuhan
kemampuan akal dan usaha atau budi dan daya. Dengan berbekal pada kedua anugerah itulah
manusia mampu menciptakan serta mengembangkan kebudayaan. Terciptanya kebudayaan
merupakan hasil interaksi manusia dengan segal isi alam raya ini Pola hubungan manusia –
kebudayaan Dapat dijelaskan bahwa pola hubungan antara manusia merupakan pola hubungan
yang saling terkait. Kebudayaan lahir karena adanya manusia. Hasil interaksi antar manusia
dalam kehidupan sosial melahirkan kebudayaan yang berasal dari hasil olah pikir dan
kemampuan manusia. Kebudayaan pun semakin berkembang karena adanya peran manusia yang
tetap melaksanakan atau mempertahankan kebudayaan tersebut. Namun, meskipun demikian
kebudayaan tidak akan hilang meskipun satu generasi punah.

8
BAB III

PENUTUP

3.I Kesimpulan

Manusia sebagai makhluk individu mengandung arti bahwa unsur yang ada dalam individu
tidak terbagi, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Setiap manusia memiliki
keunikan dan ciri khas , tidak ada manusia yang mirip sekali, dari sekian banyakmanusia,
ternyata masing-masing memiliki keunikan tersendiri.

Manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup sendiri tanpa adanya bantuan dari orang
lain. Hal ini dikarenakan manusia mempunyai keturunan dan keperluan untuk memenuhi
kebutuhan ekonominya. Oleh karena itulah, manusia dalam hidup bersosial memerlukan
berbagai macam kaidah sosial maupun kaidah hukum untuk menciptakan ketertiban, keamanan
dan keyamanan dalam hidup bersosial.

Manusia memiliki keterkaitan yang erat dengan budaya. Manusia dikenal juga sebagai
makhluk budaya. Hal ini dikarenakan pola hubungan antar keduanya yang tidak dapat
dipisahkan. Manusia merupakan pencipta kebudayaan karena manusia dianugerahi oleh tuhan
kemampuan akal dan usaha atau budi dan daya. Dengan berbekal pada kedua anugerah itulah
manusia mampu menciptakan serta mengembangkan kebudayaan. Terciptanya kebudayaan
merupakan hasil interaksi manusia dengan segal isi alam raya ini Pola hubungan manusia –
kebudayaan

9
DAFTAR PUSTAKA

Mumtazinur.2019.ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.Aceh: LEMBAGA KAJIAN


KONSTITUSI INDONESIA (LKKI)

Mustar, Dkk.2020.Ilmu Sosial Budaya Dasar.Medan : Yayasan Kita Menulis

Zainal.2015.PENGANTAR ILMU SOSIAL DAN BUDAYA DASAR.Yogyakarta:DEEPUBLISH

Https://fatkhan.web.id/isbd-pengertian-manusia-sebagai-mahluk-budaya/

10

Anda mungkin juga menyukai