Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN PENGAMATAN

PENGARUH JENIS AIR PADA


PERKECAMBAHAN BIJI KACANG HIJAU

KELOMPOK 6

ANGGOTA :

1. ARFA CHALIDA I.F. (02)


2. BAHRUDDIN RIFQI M (06)
3. HANI CAHYA KAMILA ( 11 )
4. M. ADIB SATYA N (16)
5. TALITHA RAHMA (26)

KELAS XII. IPA 3


SMA 3 PEKALONGAN
TAHUN PELAJARAN 2016/2017

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
limpahan karunia-Nya kepada kita semua.

Dalam rangka menciptakan generasi muda yang mengenal dan mengerti akan proses
pertumbuhan maupun perkembangan yang dapat terjadi pada semua makhluk hidup,
mengingat sebagai manusia kita wajib mengetahuinya dan merupakan proses dasar dari
makhluk hidup itu sendiri. Sejalan dengan itu, maka termuatlah pembelajaran Biologi tentang
Pertumbuhan dan Perkembangan dalam kurikulum yang berlaku saat ini.

Dengan itu penulis berupaya untuk memcari informasi tentang proses Pertumbuhan dan
Perkembangan khususnya pengaruh faktor eksternal (air) pada proses pertumbuhan dan
perkembangan makhluk hidup, sesuai dengan arahan guru pengajar mata pelajaran tersebut di
SMA N 3 Pekalongan.

Pekalongan, 20 September 2017

2
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .................................................................................................... 1

KATA PENGANTAR .................................................................................................. 2

DAFTAR ISI ................................................................................................................ 3

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................ 4

B. Tujuan......................................................................................................... 4

C. Rumusan Masalah .................................................................................... 4

D. Hipotesis .................................................................................................... 4

E. Macam Variabel.......................................................................................... 4

F. Landasan Teori............................................................................................ 5

BAB II PENGAMATAN

A. Alat Dan Bahan.......................................................................................... 10

B. Cara Kerja................................................................................................... 10

C. Hasil Pengamatan......................................................................................... 10

BAB III PEMBAHASAN

A. Soal............................................................................................................ 11

B. Jawaban..................................................................................................... 11

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan.................................................................................................. 12
B. Saran ........................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................. 13

DOKUMENTASI ......................................................................................................... 14

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. KATA PENGANTAR
Di dalam lingkungan pastilah terjalin suatu kehidupan, disetiap kehidupan akan
melahirkan pelaku kehidupan. Di bumi ini pelaku kehidupan disebut makhluk hidup.
Mahhluk hidup atau bisa disebut organisme adalah kumpulan molekul yang saling
mempengaruhi sedemikian sehingga berfungsi secara stabil dan memiliki sifat hidup.
Makhluk hidup memiliki berbagai ciri sehingga dapat dikatakan sebagai makhluk
yang hidup, salah satu ciri adalah makhluk hidup mengalami suatu proses menuju
kedewasaan yang bisa disebut perkembangan, selain perkembangan makhluk hidup dapat
mengalami pertambahan ukuran, volume maupun tinggi yang biasa disebut dengan
pertumbuhan. Proses pertumbuhan dan perkembangan itulah yang akan menjadi pokok
penelitian penulis kali ini.

B. TUJUAN
Dalam laporan ini terdapat beberapa tujuan yang diharapkan penulis, tujuannya sebagai
berikut:
1. Siswa diharapkan mengetahui pengaruh air terhadap perkecambahan biji kacang
hijau.
2. Siswa diharapkan dapat menentukan data perkecambahan biji kacang hijau.

C. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah pada kali ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana pengaruh jenis atau macam air pada perkecambahan biji kacang hijau?
2. Jenis air manakah yang baik pada perkecambahan biji kacang hijau?

D. HIPOTESIS

Dalam percobaan pengaruh perkecambahan biji kacang hijau. Menghasilkan data


yang berbeda-beda pada tiap jenis air yang digunakan. Dan jenis air yang paling baik
bagi perkecambahan biji kacang hijau adalah air sumur, dikarenakan air sumur
mengandung ion-ion maupun kandungan kimia yang dapat berpengaruh baik pada
perkecambahan biji kacang hijau.

E. MACAM VARIABEL PERCOBAAN


 Variabel bebas
Macam-macam air:
1. Air Sumur
2. Air kelapa muda
3. Air PAM
4. Air sumgai
5. Air laut

4
 Variabel terikat
Ukuran tinggi perkecambahan biji kacang hijau.
 Variabel Kontrol
1. Media tanam
2. Biji kacang hijau berjumlah 8 tiap 1 media tanam
3. Intensitas cahaya

F. LANDASAN TEORI
Pertumbuhan adalah proses kenaikan volume yang bersifat irreversibel (tidak
dapat balik), dan terjadi karena adanya pertambahan jumlah sel dan pembesaran dari
tiap-tiap sel. Pada proses pertumbuhan biasa disertai dengan terjadinya perubahan
bentuk. Pertumbuhan dapat diukur dan dinyatakan secara kuantitatif.
Perkembangan adalah proses menuju dewasa. Proses perkembangan berjalan
sejajar dengan pertumbuhan. Berbeda dengan pertumbuhan, perkembangan merupakan
proses yang tidak dapat diukur. Dengan kata lain, perkembangan bersifat kualitatif, tidak
dapat dinyatakan dengan angka.
Organisme disebut telah dewasa apabila telah mampu berkembang biak secara
generatif. Pada tumbuhan, hal itu ditandai dengan terbentuknya bunga. Sedang pada
manusia dan mamalia lainnya ditandai dengan telah berkembangnya gonade yang
menghasilkan sel-sel kelamin (gamet). Pada pria ditandai dengan dimulainya produksi
sel sperma oleh testis, dan pada wanita menghasilkan ovum (sel telur) yang dibentuk di
ovarium.

Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan

Pada tanaman, pertumbuhan dimulai dari proses perkecambahan biji.


Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi karena
masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Apabila proses imbibisi sudah
optimal, dimulailah perkecambahan.

Struktur yang pertama muncul, yang menyobek selaput biji adalah radikula yang
merupakan calon akar primer. Radikula adalah bagian dari hipokotil. Pada bagian ujung
sebelah atas terdapat epikotil (calon batang). Berdasar letak kotiledonnya, ada dua jenis
perkecambahan yaitu tipe epigeal, dan tipe hipogeal.

5
Perkecambahan tipe hipogeal

Perkecambahan tipe epigeal

Pertumbuhan primer dan pertumbuhan sekunder

Biji yang sudah berkecambah akan segera diikuti oleh pertumbuhan primer
karena pada pucuk dan ujung akar terdapat jaringan yang bersifat meristematik (selalu
membelah). Pemanjangan ujung akar dan ujung batang tersebut disebut pertumbuhan
primer. Pada tumbuhan dikotil terdapat jaringan kambium yang merupakan meristem
sekunder akan menyebabkan terjadinya pertumbuhan sekunder (membesar). Kambium
akan membelah ke arah luar membentuk kulit kayu (floem), dan membelah ke arah dalam
membentuk kayu (xilem). Pada monokotil tidak terdapat kambium sehingga hanya
mengalami pertumbuhan primer saja. Pertumbuhan primer dan sekunder berlangsung terus
menerus selama tumbuhan tersebut hidup.

Faktor-Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan

Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu:

a.    Faktor luar

6
Faktor luar adalah materi atau hal-hal yang terdapat diluar tanaman yang berdampak
pada tanaman itu, baik secara langsung ataupun tidak langsung. Termasuk ke dalam
faktor luar adalah cahaya, temperatur, air, garam-garam mineral, iklim, gravitasi
bumi, dan lain-lain.

1. Nutrisi

Tumbuhan memerlukan unsur mineral dengan jumlah tertentu. Unsur yang diperlukan
dalam jumlah banyak disebut unsur makro, sedangkan unsur yang diperlukan dalam
jumlah sedikit disebut unsur mikro.

2. Cahaya

Cahaya mutlak diperlukan oleh semua tumbuhan hijau untuk melakukan fotosintesis,
tetapi pengaruhnya terhadap pertumbuhan perkecambahan tumbuhan adalah
menghambat, karena cahaya dapat menyebabkan terurainya auxin sehingga dapat
menghambat pertumbuhan. Hal ini dapat dibuktikan apabila kita meletakkan dua
kecambah, yang satu di tempat gelap dan yang lain di tempat terang. Dalam jangka
waktu yang sama, kecambah di tempat gelap tumbuh lebih cepat tetapi tidak normal.
Pertumbuhan yang amat cepat di dalam gelap ini disebut etiolasi.

Pot kiri adalah perkecambahan normal, sedangkan sebelah kanan perkecambahan


yang mengalami etiolasi

Pada tumbuhan terdapat pigmen yang disebut fitokrom, yang berfungsi mengontrol
pertumbuhan dan perkembangan kloroplas, sintesis klorofil, pembentukan hormon
tumbuhan (misalnya giberelin), dan pengaturan posisi daun terhadap sinar matahari.
Selain itu, fitokrom berpengaruh juga terhadap fotoperiodisme, yaitu pengaruh
lamanya pengaruh pencahayaan terhadap pertumbuhan dan pembentukan bunga.

Berdasarkan panjang dan intensitas penyinaran, tumbuhan dikelompokkan menjadi 3


jenis, yaitu:

7
 Tumbuhan berhari pendek (shortday plant) : Berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih pendek daripada periode kritis. Contohnya: strawberry, dahlia,
aster, dan krisatinum.
 Tumbuhan berhari panjang (longday plant) : berbunga dan berbuah bila periode
penyinaran lebih panjang daripada periode kritis. Contohnya: bayam selada,
gandum, dan kentang.
 Tumbuhan netral (dayneutral plant) : Tidak dipengaruhi oleh lamanya periode
penyinaran. Contoh: mawar, anyer, dan bunga matahari.

3. Suhu

Secara umum, suhu akan berpengaruh terhadap kerja enzim. Bila suhu terlalu tinggi,
enzim akan rusak,  dan bila suhu terlalu rendah enzim menjadi tidak aktif.

4. Kelembaban atau kadar air

Sampai pada batas-batas tertentu, makin tinggi kadar air, pertumbuhan akan makin
cepat. Karena lebih banyak kadar air yang diserap dan lebih sedikit yang diuapkan,
akan menyebabkan pembentangan sel-sel, dengan demikian sel-sel lebih cepat
mencapai ukuran maksimalnya.

b.    Faktor dalam

Selain faktor genetik, yang termasuk faktor-faktor dalam adalah hormon-hormon yang
terlibat dalam pertumbuhan tanaman. Hormon merupakan substansi yang dihasilkan
oleh tumbuhan, biasanya dalam jumlah yang sangat sedikit yang berfungsi secara
fisiologis mengendalikan arah dan kecepatan tumbuh bagian-bagian dari tumbuhan.

Berikut ini adalah macam-macam hormon pada tumbuhan beserta fungsinya:

 Auksin : Auksin dibentuk oleh ujung batang dan ujung akar. Auksin yang
dihasilkan oleh ujung batang akan mendominasi pertumbuhan batang utama,
sehingga pertumbuhan cabang relatif sedikit. Keadaan ini dikenal dengan istilah
dominansi apikal (apical dominance). Dengan memotong ujung batang,
dominansi apikal akan hilang, sehingga pertumbuhan cabang-cabang batang
berjalan dengan baik. Auksin dapat terurai bila terkena cahaya. Bila suatu
koleoptil dikenai cahaya dari samping, maka bagian koleoptil yang terkena
cahaya auksinnya akan terurai sehingga pertumbuhannya lebih lambat daripada
bagian koleoptil yang tidak terkena cahaya. Akibatnya koleoptil akan tumbuh
membelok ke arah datangnya sinar.
 Giberelin : Hormon ini berfungsi mengatur pemanjangan batang (ruas batang),
juga pertumbuhan pucuk dan pembentukan buah. Secara umum fungsi giberelin
adalah untuk merangsang pertumbuhan meraksasa dan terbentuknya buah tanpa
biji (partenokarpi).
 Sitokinin : Hormon tumbuhan ini mempengaruhi pertumbuhan, pengaturan
pembelahan sel, dan pemanjangan sel. Konsentrasi sitokinin dan auksin yang
seimbang merupakan hal yang sangat penting dalam pertumbuhan tanaman.
Sitokinin sendiri tampaknya mempunyai peranan dalam memperpanjang usia
jaringan.

8
 Asam Absisat (= dormin) : Asam absisat ditemukan pada umbi-umbian dan
biji-biji yang dorman, beberapa jenis buah-buahan, daun, dan jaringan
tumbuhan lain. Secara fungsi asam absisat adalah mempercepat penuaan daun,
merangsang pengguguran daun, dan memperpanjang masa dormansi
(menghambat perkecambahan biji).
 Gas etilen : Buah yang sudah tua menghasilkan gas etilen yang dianggap
sebagai hormon yang dapat mempercepat pemasakan buah yang masih mentah.
Gas etilen meningkatkan respirasi sehingga buah yang asalnya keras dan
masam, menjadi empuk dan berasa manis.
 Kalin: Kalin adalah hormon yang merangsang pembentukan organ tubuh.
Berdasarkan organ yang dibentuknya, kalin dibedakan atas:
o Kaulokalin : merangsang pembentukan batang
o Rhyzokalin : merangsang pembentukan akar. Sekarang telah diketahui bahwa
rhyzokalin identik dengan vitamin B1 (thiamin)
o Filokalin : merangsang pembentukan daun
o Antokalin : merangsang pembentukan bunga
 Asam traumalin : Batang atau akar tumbuhan dapat mengalami luka.
Tumbuhan memiliki kemampuan untuk memperbaiki bagian yang luka, disebut
daya restitusi atau regenerasi. Peristiwa ini terjadi dengan bantuan hormon luka
atau kambium luka atau asam traumalin. Lukaluka yang terjadi dapat tertutup
kembali dengan membentuk jaringan kalus dan jaringan yang rusak dapat
diganti dengan yang baru. Bahkan dari luka pada bagian tertentu dari tubuh
tumbuhan dapat tumbuh tunas baru.

9
BAB II
PENGAMATAN

A. ALAT DAN BAHAN


Alat :
1. Gelas Pelastik
2. Kapas
Bahan :
1. Biji kacang hijau 8 butir per media tanam
2. Air
Jenis air : - Air sumur - Air kelapa muda - Air laut
- Air PAM - Air sungai
B. CARA KERJA
1. Memakai alat pendukung praktikum sesuai prosedur
2. Siapka alat dan bahan
3. Siapkan media tanam berupa kapas yang dimasukkan ke dalam gelas plastik
4. Masukan biji kacang hijau ke dalam media tanam, 8 butir per media tanam
5. Beri air pada media tanam sesuai dengan variabel jenis air
6. Letakkan media tanam pada tempat bercahaya matahari
7. Amati pertumbuhan perkecambahan biji
8. Cata data perkecambahan
9. Dan isi air dengan rutin dalam jangkan waktu tertentu kembali catat data
perkecambahannya kurang lebih 1 minggu

C. HASIL PENGAMATAN
Tabel pengamatan

PANJANG (cm)
NO JENIS AIR
H.1 H.2 H.3 H.4 H.5 H.6 H.7
1. Air sumur 0,5 cm 2 cm 3,5 cm 5 cm 9 cm 18 cm 19 cm
2. Air kelapa muda 0 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm
3. Air PAM 0,5 cm 3 cm 5 cm 7 cm 10,5 cm 19,5 cm 19,5 cm
4. Air sungai 0,3 cm 2 cm 4,5 cm 9 cm 14 cm 22 cm 22 cm
5. Air laut 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm

10
BAB III
PEMBAHASAN
A. SOAL
1. Bagaimana pengaruh jenis atau macam air pada perkecambahan biji kacang
hijau?
2. Jenis air manakah yang baik pada perkecambahan biji kacang hijau?

B. JAWABAN
1. Dari hasil pengamatan yang diperoleh dapat dikatakan bahwa masing-masing
jenis air memiliki berbagai pengaruh yang berbeda pada perkecambahan biji
kacang hijau. Dan dapat terinci dari hasil pengamatan berikut:

PANJANG (cm)
NO JENIS AIR
H.1 H.2 H.3 H.4 H.5 H.6 H.7
1. Air sumur 0,5 cm 2 cm 3,5 cm 5 cm 9 cm 18 cm 19,5 cm
2. Air kelapa muda 0 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm 0,5 cm
3. Air PAM 0,5 cm 3 cm 5 cm 7 cm 10,5 cm 19 cm 19 cm
4. Air sungai 0,3 cm 2 cm 4,5 cm 9 cm 14 cm 14,5 cm 15 cm
5. Air laut 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm 0 cm

2. Dari data diatas dapat dikatakan bahwa air sumur merupakan macam air
dengan pengaruh paling baik pada ukuran panjang perkecambahan biji
kacang hijau.

11
BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
Berdasarkan praktikum penelitian biologi tentang Pengaruh Air Terhadap
Perkecambahan Biji Kacang Hijau dapat disimpulkan sebagai berikut:
Pengaruh dari masing-masing jenis air berbeda-beda, dan dapat dikatakan bahwa
jenis air yang paling baik untuk perkecambahan biji kacang hijau adalah jenis air sumur.
Sedangkan yang memiliki pengaruh kurang baik adalah jenis air laut.

B. SARAN
Dalam pembuatan laporan hasil pengamatan kali ini masih membutuhkan berbagai saran,
mengingat berbagai kendala, seperti:
1. Masih terbatasnya jenis air yang tersedia untuk pengamatan
2. Kurang lengkapnya materi yang disampaikan.

12
DAFTAR PUSTAKA

http://bocahhijau.blogspot.com/p/tumbuhan-berbiji-spermatophyta.html

13
DOKUMENTASI

14
15

Anda mungkin juga menyukai