Anda di halaman 1dari 13

STRATEGI GURU DALAM MENINGKATKAN AKTIVITAS BELAJAR SISWA PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK DI MASA PANDEMI COVID I9 KELAS V SEKOLAH DASAR


NEGERI 20 KUJAU
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan hal sangat penting bagi manusia dan tidak dapat dipisahkan
dari kehidupan. Sifatnya mutlak untuk setiap orang baik di lingkup keluarga maupun bangsa
dan negara. Perkembangan suatu bangsa bisa dilihat dari bagaimana perkembangan
pendidikan dari bangsa tersebut. Pendidikan merupakan upaya secara sadar dan terencana
untuk mencerdaskan dan mengembangkan potensi peserta didik. Dalam Undang-Undang
Republik Indonesia No. 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional
SISDIKNAS (2003) menyatakan bahwa :
“Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk menghidupkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan dirinya dan masyarakat, bangsa, dan negara.”
Menurut Azhari (2013:2) menyatakan bahwa pendidikan menentukan perkembangan
dan perwujudan sumber daya manusia khususnya pembangunan bangsa dan negara.
Pendidikan memiliki peranan yang penting dalam membentuk sumber daya manusia yang
cerdas, cakap, kreatif, beriman, dan berakhlak mulia. Pendidikan sekolah dasar adalah
pendidikan awal dari anak untuk mengembangkan pengetahuan (Muhroji & Yusrina,
2018:1). Dalam kegiatan pembelajaran pada dasarnya merupakan upaya untuk mengarahkan
anak didik ke dalam proses belajar sehingga mereka dapat memperoleh tujuan belajar sesuai
dengan apa yang diharapkan sehingga dalam kegiatan belajar mengajar dapat berjalan
dengan semestinya.
Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) adalah proses dimana guru bersama siswa
berinteraksi satu sama lain yang nantinya akan ada hubungan timbal balik yang bersifat
mempengaruhi dan dipengaruhi. Keberhasilan suatu KBM dilihat dari banyak faktor dari dalam
guru dan siswa itu sendiri. Kegiatan belajar juga dimaknai
sebagai interaksi individu dengan lingkungannya, lingkungan dalam hal ini adalah
obyek-obyek lain yang memungkinkan individu memperoleh pengalaman-pengalaman
atau pengetahuan, baik pengalaman atau pengetahuan baru maupun sesuatu yang pernah
diperoleh atau ditemukan sebelumnya tetapi menimbulkan perhatian kembali bagi
individu tersebut sehingga memungkinkan terjadinya interaksi (Aunurrahman, 2013:36).
Menurut Fathoni & Suyahman (2018:175) menjelaskan belajar adalah sebuah
proses terencana, terarah, terprogram dan yang berkelanjutan. Belajar dan pembelajaran
merupakan suatu bentuk edukasi yang menjadikan adanya interaksi antara guru dengan
siswa. Kegiatan belajar mengajar yang dilakukan dalam hal ini diarahkan untuk mencapai
tujuan tertentu yang telah dirumuskan sebelum pengajaran dilakukan (Pane & Dasopang,
2017:333).
Belajar dimaknai sebagai proses perubahan perilaku sebagai hasil dari interaksi
individu dengan lingkungannya. Pembelajaran merupakan interaksi dari pendidik dengan
peserta didik (Rahmawati et al., 2014:72). Pembelajaran pada hakikatnya adalah suatu
proses mengatur mengarahkan, mengorganisasi lingkungan yang ada di sekitar peserta
didik sehingga dapat menumbuhkan serta mendorong peserta didik melakukan proses
belajar dan sesuai dengan Kurikulum 2013 yang berpusat kepada siswa atau student
centered.
Memasuki abad 21 ini peserta didik dituntut untuk mampu menguasai kecakapan
yaitu 4C meliputi; Communication, Collaboration, Critical Thinking and problem
solving, and Creative and Innovative (Rozi & Hanum, 2019:7). Maka dari itu perlu
adanya kegiatan pembelajaran yang mampu memberikan pengalaman belajar yang
menyenangkan dan bermakna yang dapat membuat peserta didik mampu untuk mencapai
tujuan pembelajaran yang telah ditentukan.
Pada tahun 2021 ini seluruh dunia mengalami wabah yaitu pandemi Covid- 19.
Pandemi Covid-19 adalah krisis kesehatan yang melanda hamper di seluruh penjuru dunia
(Purwanto et al., 2020:1). Pandemi ini berdampak pada berbagai bidang, salah satunya di
pendidikan. Banyak negara memutuskan untuk sementara menutup sekolah, kampus selama
masa pandemi covid-19 berlangsung. Setiap Negara membuat kebijakan-kebijakan untuk
mengatasi permasalahan yang sedang terjadi.
Untuk mengatasi wabah pandemi Covid -19 semua negara menerapkan sebuah
tindakan salah satunya dengan melakukan gerakan social distancing yaitu jarak sosial
yang dirancang untuk mengurangi interaksi orang-orang dalam komunitas yang lebih luas
(Wilder-Smith & Freedman, 2020:2). Dengan adanya social distancing maka
pembelajaran di sekolah menjadi terhambat dan tidak bisa dilakukan secara langsung hal
ini juga juga berpengaruh pada pelaksanaan kegiatan pendidikan.
Karena dengan adanya pandemi Covid-19 terbitlah pengumuman Kejadian Luar
Biasa (KLB) maka terjadi sebuah kekacauan khususnya dalam bidang pendidikan, sekolah-
sekolah diliburkan, kegiatan belajar mengajar di sekolah menjadi terganggu, pembelajaran
yang awalnya dilalukan secara tatap muka untuk sementara tidak bisa dilakukan. Untuk
mengatasi permasalahan tersebut maka perlu adanya perubahan desain model pada kegiatan
belajar mengajar untuk menghindari pembelajaran dengan tatap muka sebagai upaya untuk
mengurangi penyebaran wabah virus covid-19.
Kemendikbud mengeluarkan surat edaran No 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan
kebijakan pendidikan dalam masa darurat penyebaran corona virus disease (Covid-19) yang
salah satu isinya adalah belajar dari rumah dengan kegiatan pembelajaran secara daring atau
jarak jauh. Selama pandemi berlangsung, kini pembelajaran daring telah dilakukan hampir di
penjuru dunia (Goldschmidt, 2020:88). Maka selama pandemi Covid-19 berlangsung setiap
sekolah melaksanakan kegiatan pendidikan dengan pembelajaran jarak jauh.
Pembelajaran jarak jauh, muncul pada akhir abad ke-20, memasuki abad ke-21
menjadi sebagai salah satu pembelajaran yang efektif (Lenar et al, 2014:111). Pendidikan
Jarak Jauh dapat didefinisikan sebagai proses pembelajaran yang tidak memperhitungkan
ruang dan waktu pembelajaran, memiliki sifat mandiri untuk proses pengembangan peserta
didik menggunakan metode maupun media dalam kegiatan pembelajaran (Kor et al,
2014:854). Di Indonesia pembelajaran jarak jauh (PJJ) bukan sesuatu yang baru, karena
pendidikan dengan teknologi berkesinambungan satu sama lain. Pembelajaran jarak jauh
menjadi pilihan yang paling tepat selama masa pandemi Covid-19 karena pendidikan harus
tetap berjalan.
Penelitian Dewi (2020) yang berjudul “Dampak Covid-19 Terhadap Implementasi
Pembelajaran Daring di Sekolah Dasar” menjelaskan bahwa dampak COVID-19 terhadap
implementasi pembelajaran daring di sekolah dasar dapat dilakukan dengan baik.
Pembelajaran yang biasanya dilakukan di sekolah sekarang menjadi belajar di rumah
dengan menggunakan berbagai macam upaya , dan di SDN 20 kujau para guru
menerapkan pembelajaran 3 kali pertemuan dalam seminggu karena posisi sekolah
berada di pedalaman atau pedesaaan dan resiko terpapar covid 19 lebih kecil
dibandingkan di perkotaan. Dengan pembelajaran seperti itu dapat mengurangi resiko
penyebaran virus corona
Berdasarkan paparan diatas maka peneliti akan melakukan penelitian untuk
mengungkap bagaimana proses pembelajaran jarak jauh yang telah dilakukan di Sekolah
Dasar Negeri 20 Kujau karena selama masa pandemi Covid-19 ini pembelajaran tidak
bisa dilakukan secara tatap muka 100%, maka dari itu sekolah menggunakan
pembelajaran pertemuan 3 kali dalam seminggu .
Sekolah juga telah mengimplementasikan pembelajaran tersebut karena selain
untuk mengurangi penyebaran virus, pembelajaran harus tetap dilaksanakan agar peserta
didik tetap dapat memperoleh materi pelajaran selagi masa pandemi tengah berlangsung.
SDN 20 kujau menggunakan pembelajaran jarak jauh. Karena letak SDN 20 kujau masih
belum memiliki akses jaringan internet Para guru menggunakan sistem tatap muka 3 kali
pertemuan dalam seminggu dan pada saat tidak ada pertemuan hanya membagikan soal-
soal kepada siswa agar siswa dapat belajar dirumah masing-masing.
Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan penelitian
untuk mengetahui lebih mendalam tentang strategi guru dalam meningkatkan aktivitas
belajar siswa pada Pembelajaran tematik di masa pandemi covid i9 kelas v sekolah dasar
negeri 20 kujau.
B. Rumusan Masalah
Adapun masalah pokok yang akan dibahas pada penelitian ini dari latar belakang
yaitu “Bagaimana strategi guru dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada
Pembelajaran tematik di masa pandemi covid 19 kelas v sekolah dasar negeri 20 kujau.

C. Tujuan Penelitian
penelitian ini mempunyai tujuan “untuk mendeskripsikan Strategi Guru dalam
Meningkatkan aktivitas belajar siswa dalam pembelajaran tematik di masa pandemi
covid 19 kelas v sekolah dasar negeri 20 kujau”.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini bermanfaat untuk menambah wawasan (pengetahuan) keilmuan
seseorang terutama dalam hal pelaksanaan strategi guru meningkatkan akativitas
belajar siswa dan bisa menjadi referensi bagi guru guna untuk pelaksanaan
pembelajaran masa pandemi COVID-19.
2. Manfaat Praktis
a) Bagi Sekolah
Penelitian ini dimaksudkan agar menjadi masukan bagi pihak sekolah mengenai
perlunya strategi guru meningkatkan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran
tematik dimasa pandemi COVID-19
b) Bagi Guru
Penelitian ini dapat dijadikan informasi dan pertimbangan bagi guru dalam
menggunakan strategi mengajarnya agar minat siswa dapat ditingkatkan saat
pembelajaran dirumah pada masa pandemi COVID-19
c) Bagi Peneliti
Penelitian ini diharapkan kepada peneliti selaku calon pendidik dapat lebih baik
dalam memahami dan menguasai strategi-strategi upaya Meningkatkan aktivitas
mengajar pelajaran Tematik khususnya untuk meningkatkan minat belajar pada
siswa disaat pembelajaran jarak jauh.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajuan Pustaka
1. Strategi Pembelajaran
a) Pengertian Strategi Guru
Strategi merupakan perencanaan yang memuat serangkaian aktivitas yang
sudah disiapkan yang mana hal-hal dilaksanakan untuk tercapainya tujuan
pembelajaran (Suyadi, 2015:13). Sedangkan strategi pembelajaran menurut
Sanjaya (2011:294) merupakan tahapan aktivitas pembelajaran dimana hal ini
dilaksanakan oleh pendidik (guru) dan siswa untuk memperoleh tujuan atau
sasaran yang efektif dan efisien dalam melaksanakan pembelajaran. Menurut
Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 Mengenai Pembelajaran menyatakan
bahwa strategi pembelajaran yaitu langkah-langkah yang diterapkan pendidik
(guru) secara terancang dan tersusun untuk menjadikan ruang lingkup belajar
untuk memungkinkan terjadinya proses pembelajaran hingga tercapainya
kompetensi yang ditentukan.
Menurut Kurniasih (2014:14) guru merupakan tokoh utama pendidikan
dalam usaha mempersiapkan anak bangsa yang berguna dan berkualitas dimasa
yang akan datang serta guru selaku tenaga pendidik mampu menumbuhkan
suasana terbuka guna mengkaji apa yang menarik minat siswa, mengeluarkan ide-
ide, kreativitas yang dimilikinya. Sebagai guru profesional dan berkompeten akan
selalu faham atas kemampuan yang dimiliki siswanya, serta guru yang terlatih
atau profesional selalu memiliki strategi dan rencananya, demi mewujudkan suatu
perasaan senang dan antusiasme siswa disaat pembelajaran.
Berdasarkan penjelasan beberapa para ahli tersebut dapat disimpulkan,
strategi guru adalah upaya yang dilakukan seorang guru dalam melakukan suatu
hal pembelajaran agar dapat menimbulkan ketertarikan, minat dan perhatian
siswa demi tercapainya tujuan. Seorang guru bertanggung jawab dalam
membimbing, mendidik, mengarahkan, mengajar dan melatih siswanya agar
menjadi lebih baik daripada sebelumnya.
Seorang guru sebelum menentukan strategi pembelajaran terlebih dahulu
harus benar-benar memahami tujuan dari suatu pembelajaran (Murdiyono,
2012:31). Menurut Hariandi (2019:11) strategi digunakan sebagai cara-cara
tertentu untuk mencapai tujuan termasuk juga metode pengajaran. Metode
sebagai jalan untuk mengimplementasikan daftar rencana pembelajaran yang
akan ditransfer kepada siswa. Dan untuk menentukan strategi pembelajaran
seorang pendidik (guru) harus menyesuaikannya terlebih dahulu dengan kondisi
dan kebutuhan siswa.

b) Prinsip Memilih Strategi Pembelajaran


Dalam memilih atau menentukan strategi pembelajaran terdapat prinsip yang
patut diperhatikan seorang guru (Direktorat Tenaga Kependidikan, 2008:45)
diantaranya sebagai berikut:
1) Tujuan Pembelajaran
Adalah kemampuan yang di harapkan dapat tercapai setelah siswa
menyelesaikan suatu aktivitas pembelajaran. Guru dapat menentukan atau
memilih suatu strategi yang bakal digunakannya melalui tujuan
pembelajaran.
2) Aktivitas dan pengetahuan awal siswa
Aktivitas siswa tidak hanya dalam hal fisik saja tetapi juga melibatkan
aktivitas atau aksi yang bersifat psikis ataupun moral. Guru bisa memahami
pengetahuan awal siswanya melalui pretes tertulis ataupun tanya jawab
pada waktu awal suatu kegiatan pembelajaran. Kemudian guru bisa
melakukan penyusunan strategi dengan memaksimalkan metode yang tepat
untuk siswa.
3) Mengajar dapat menumbuhkan kemampuan kognitif, afektif dan
psikomotorik karena dalam membangkitkan dan mengembangkan aspek
tersebut terdapat strategi yang dilakukan oleh pendidik.
c) Penerapan Strategi Pembelajaran
Suatu keberhasilan seorang guru dalam memerapkan strategi pembelajaran
bergantung pada kemampuan guru dalam menganalisis kondisi pembelajaran
yang ada. Berikut adalah hasil analisis yang bisa dijadikan pijakan dasar guru
dalam menentukan suatu strategi pembelajaran yang akan digunakan (Wena,
2011:14-17), sebagai berikut:
1) Tujuan Pembelajaran
Secara teoritis, tujuan pembelajaran terbagi menjadi 3 jenis yaitu tujuan
pembelajaran ranah kognitif (pengetahuan), afektif dan psikomotorik yang
terdapat dalam taksonomi Bloom. Perbedaan tujuan pembelajaran juga
berdampak pada strategi pembelajaran yang harus diterapkan oleh guru.
2) Berkaitan dengan aspek (bagian) yang melekat pada diri siswa seperti
minat, motivasi, bakat, kemampuan, gaya belajar, kepribadian, dll. Oleh
karena itu, guru harus benar-benar memahami karakteristik siswa yang
mengikuti proses pembelajaran
3) Kendala Sumber / Media Belajar
Media pembelajaran adalah perantara informasi dari pengirim ke penerima
pesan (guru ke siswa). Implementasi strategi pembelajaran bukan hanya
digunakan untuk isi/materi pelajaran akan tetapi sumber/ media belajar
tertentu juga dibutuhkan. Amat sulit bagi seorang guru dalam melaksanakan
pembelajaran jika tidak ada sumber belajar yang memadai. Dan guru harus
mampu kembangkan sumber / media pembelajaran.
4) Karakteristik / Struktur Bidang Study
Perbedaan struktur bidang studi membutuhkan suatu strategi pembelajaran
yang berbeda-beda.
d) Pentingnya Strategi Guru
Johnson (2008:45) mengemukakan bahwa: “Jika guru ahli mengelola
dengan bakat kreatif dan kemampuan mengajar murid-murid di semua level,
maka bisa jadi anda tidak mempunyai kesulitan dalam menjalankan seluruh
kurikulum yang diisyaratkan bagi mata pelajaran atau kelas”. Marno dan Idris
(2008:31) menyatakan bahwa efektifitas seorang pendidik (guru) dinilai dari
sosok yang mampu menyelesaikan tugasnya dan kewajibannya secara
profesional.
Guru bukan sekedar berperan sebagai pengajar akan tetapi seorang guru
juga memiliki peran dalam membimbing, memimpin dan menjadi fasilitator
dalam belajar. Pemikiran kreatif dan inovatif mestinya dimiliki oleh pendidik
(guru) dimana hal ini sangatlah penting karena dengan begitu akan lebih
mudah dalam menyusun strategi mengajar yang menarik dan menyenangkan
bagi siswa, adanya strategi mengajar yang dilakukan pendidik dengan begitu
dapat meningkatkan antusiasme, semangat, aktif dalam belajar, serta
memiliki rasa ketertarikan siswa untuk selalu belajar.
2. Minat Belajar
a) Pengertian Minat Belajar
Minat yaitu ketertarikan yang besar dan antusiasme yang tinggi pada
sesuatu (Muhibbinsyah, 2010:133). Sedangkan menurut Susanto (2013:58)
minat adalah dorongan atau stimulus yang berasal dari diri seorang individu
atau faktor yang memunculkan suatu ketertarikan siswa secara efektif
sehingga dapat mengakibatkan terpilihnya suatu kegiatan yang bermanfaat,
menyenangkan dan dapat membuat kepuasan dalam diri individu. Minat tidak
secara spontan ada tetapi muncul dari pengalaman, partisipasi dan kebiasaan
saat belajar (Sardiman, 2012:76). Minat memiliki pengaruh yang besar dalam
aktivitas atau kegiatan belajar, siswa yang mempunyai kesenangan atau minat
pada pembelajaran bakal serius dalam mempelajarinya dikarenakan adanya
ketertarikan atau dorongan dalam diri seseorang.
Belajar didefinisikan sebagai suatu aktivitas yang dikerjakan
individu untuk mencapai suatu sikap atau perilaku yang secara keseluruhan
menjadi pengalaman tersendiri dalam hubungan antar individu dan
lingkungan atau kawasannya (Uno, 2011:22). Maka dari itu minat belajar
adalah perasaan senang (suka), bahagia dan tertarik pada suatu kegiatan atau
aktifitas dengan tidak ada yang meminta atau menyuruhnya (Slameto,
2015:180). Untuk mengetahui seberapa besar minat belajar siswa bisa ukur
dari ketertarikan, kesukaan, perhatian dan keterlibatan siswa dalam
pembelajaran (Sardini, 2013:6-8).

Berdasarkan penjelasan di atas, jadi minat belajar ialah rasa


ketertarikan yang timbul dalam diri siswa ketika berpartisipasi dalam
kegiatan atau aktivitas pembelajaran sehingga hasil yang memuaskan dapat
tercapai oleh siswa. Jika siswa memiliki keingintahuan yang tinggi dan rasa
tertarik pada pelajaran maka akan tumbuh minat belajar tersebut, dengan
begitu siswa akan rajin belajar dan selalu berpartisipasi pada kegiatan
pembelajaran dengan antusias yang tinggi serta tanpa ada rasa terbebani di
dalam diri.
Cara-cara yang diterapkan oleh seorang guru untuk membangkitkan
minat belajar pada siswa (Slameto, 2010:181) sebagai berikut:
1) Memberikan informasi kepada siswa tentang kaitan antara bahan
pembelajaran yang akan diberikan dengan yang telah lewat atau lampau
serta menguraikan manfaat dan kegunaannya bagi siswa dimasa yang
akan datang.

2) Mengaitkan bahan atau materi pengajaran dengan suatu berita yang


sedang heboh atau sensasional yang telah diketahui banyak siswa.

3) Menggunakan hadiah (insentif) sebagai alat yang dipakai untuk menarik


seseorang agar melakukan hal-hal yang tidak ingin di lakukannya.

b) Indikator Minat Belajar


Minat sangat penting sekali keberadaannya dalam belajar sebab dengan
adanya minat akan memunculkan perasaan senang, ketertarikan dan
meningkatkan perhatian serta sebagai keterlibatan siswa aktif saat
pembelajaran. Dalam minat belajar itu sendiri terdapat empat indikator di
dalamnya (Sardini, 2013:6-8), sebagai berikut:
1) Perasaan Senang
Siswa jika memiliki rasa suka (senang) dan tertarik atas pelajaran, akan
selalu mendalami ilmu yang di minatinya dan tidak ada perasaan
terpaksa pada diri siswa dalam mempelajari atau mendalami bidang
tersebut.
2) Ketertarikan Siswa
Berkaitan pada adanya daya gerak yang memacu untuk merasa tertarik
atau terdorong terhadap benda, orang, dan aktivitas serta pengalaman
afektif atau efisien yang dipicu dalam kegiatan itu sendiri.
3) Perhatian Siswa
Perhatian yaitu pemusatan atau konsentrasi terhadap suatu pengertian
dan pengamatan yang mengesampingkan hal lain di luar konteks. Dan
dengan sendirinya jika seorang siswa memiliki minat atau ketertarikan
pada objek maka akan selalu mengamati objek.
4) Keterlibatan Siswa
Seseorang yang mempunyai rasa tertarik dan suka pada suatu objek
akan timbul kesenangan dalam melakukan dan mengerjakan aktivitas
yang bersangkutan dari objek yang dituju.
c) Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Minat Belajar
Menurut Amidah (2013:7) mengemukakan bahwa minat seorang siswa
dapat dibangkitkan dengan dua hal, sebagai berikut:
1) Memberikan perhatian yaitu tindakan yang dilakukan seseorang dengan
penentuan rangsangan atau dorongan nan muncul dari luar
lingkungannya, serta perhatian seseorang akan terarah pada sesuatu
yang baru.
2) Insentif (hadiah) yaitu memotivasi (merangsang) guru melalui apresiasi
dalam bentuk hadiah (imbalan) untuk individu yang memiliki prestasi
melebihi prestasi standar. Dengan demikian semangat kerja guru akan
meningkat sebab pada umumnya manusia akan suka menampung yang
baiknya saja.

d) Solusi Membangkitkan Minat Belajar Siswa


Minat belajar dijadikan salah satu bagian atau aspek penting dalam
keberhasilan atau tercapainya pembelajaran dan proses tersebut akan berjalan
dengan lancar jika ada minat. Guru sebagai penggerak roda pendidikan harus
tetap melaksanakan tugas dan kewajibannya dengan baik. Di samping itu,
sebagai seorang guru mesti mampu membangkitkan minat belajar siswa disaat
melakukan pembelajaran dan keberhasilan belajar bisa dilihat dari minat
siswa saat belajar. Perlu dipahami, siswa pada tingkat sekolah dasar itu
cenderung meniru apa yang orang lain lakukan.
Menurut Slameto (2015:181) mengatakan bahwa terdapat beberapa solusi
yang dapat diterapkan guru guna membangkitkan minat belajar pada siswa,
sebagai berikut:
1) Memperkenalkan materi yang dirancang dengan cara yang sistematis,
lebih praktis serta dalam penyajiannya berseni.
2) Menginspirasi dan memberi suatu rangsangan pada siswa agar menaruh
perhatian yang tinggi pada bidang studinya.
3) Kembangkan kebiasaan teratur.
4) Meningkatkan kondisi fisik peserta didik (siswa).
5) Menjaga cita-cita dan ambisi siswa.
6) Menyediakan fasilitas pendukung yang memadai.

Guru sebagai penyampai materi atau pesan dituntut agar

mempunyai kreatifitas dan inovatif saat pembelajaran, guru profesional

dan berkompeten pasti memiliki strategi tersendiri dalam menyampaikan

materi guna membangkitkan minat belajar. Seorang guru sebelum

menerapkan strategi pembelajaran diawali dengan menentukan teknik

yang dianggap cocok pada strategi yang diterapkan dan setiap guru

memiliki taktiknya masing-masing dalam menjalankan teknik tersebut.

Anda mungkin juga menyukai