Anda di halaman 1dari 14

1

MAKALAH

PINJAM MEMINJAM DAN AL QARADH

Dosen Pengampu:

Marzuki Diono, M.H

Disusun Oleh:

Cekhita Yohanna (2021020202)

Hendra Putra Irawan (2021020351)

PROGRAM STUDI HUKUM TATA NEGARA

(SIYASAH SYAR’IYYAH)

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG

TAHUN 2021
2

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Subhanahu wata΄ala,


karena berkat rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Pinjam Meminjam dan Al Qardh. Makalah ini diajukan guna memenuhi tugas
mata kuliah Fiqh Muamalah.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna, baik isi
maupun penulisannya, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun demi perbaikan makalah ini kearah kesempurnaan.
Semoga makalah ini memberikan informasi bagi pembacanya dan
bermanfaat untuk pengembangan ilmu pengetahuan bagi kita semua.

                                                                          

Lampung, 26 oktober 2021

KELOMPOK 6
3

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR..............................................................................................
DAFTAR ISI.............................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang masalah................................................................
B. Rumusan masalah.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad ).....................
B. Landasan Syara’ Pinjam Meminjam (Ariyah dan Qarad)............
C. Hukum Pinjam Meminjam (Ariyah dan Qarad)...........................
D. Syarat-syarat Pinjam Meminjam (Ariyah dan Qarad).................
E. Rukun Pinjam Meminjam (Ariyah dan Qarad)............................
F. Aqad Pinjam Meminjam (Ariyah dan Qarad)...............................
G. Tempat Pengembalian atau Pembayaran Pinjam Meminjam (Ariyah
dan Qarad)..........................................................................................
H. Hikmah Pinjam Meminjam (Ariyah dan Qarad).........................

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan..................................................................................
B. Saran ............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA...............................................................................................
4

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Manusia adalah Makhluk Sosial yang tidak dapat hidup sendiri tanpa orang
lain,yang mana anara satu sama lainya saling membuuhkan,saling tolong
menolong,saling tukar menukar untuk memenuhi kebutuhan hidupnya baik dengan
cara Jual beli,Sewa menyewa,Pinjam meminjam atau usaha lainya yang yang bersifat
individu atau kelompok.
Dalam pergaulan sehari-hari Kita sebagai manusia dihadapkan pada suatu
permasalahan keluarga yang mau tidak mau harus dihadapi.Kebutuhan akan selalu
ada selama manusia hidup karena manusia selalu hidup bermasyarakat,saling
membuthkan dan saling mempengaruhi satu sama lainya.Didalam Al-Qur’an dan As-
Sunnah dijelaskan sedemikian rupa tentang kehidupan dan tata cara beribadah baik
yang berhubungan dengan Allah SWT maupun yang berhubungan dan bermuamalah
dengan sesama manusia.
Islam mngajarkan kepada Kita semua untuk memenuhi segala kekurangan dan
kebutuhan hidup Kita dengan cara yang baik yang sesuai dengan Syari’at Islam.Tidak
hanya itu,Islam juga merupakan sebuah Agama yang sempurna karena didalamnya
tidak hanya menjelaskan tentang kehidupan Akhirat saja tetapi juga menjelaskan
tentang semua kehidupan umatnya baik yang berhubungan dengan
IbadahAqidah,Akhlak dan Muamalah.
Muamalah bisa diartikan sebagai aturan Allah SWT yang mengaerupkan dari
Muamalah,tur manusia dengan manusia lainya untuk mendapatkan keperluan-
keperluan jasmaniahnya dengan cara yang disyari’atkan oleh Allah dan
Rasulnya.Dalam Makalah ini,Kami akan mencoba menjelaskan tentang pengertian
Pinjam Meminjam yang merupakan bagian dari Muamalah,mengapa Pinjam
5

Meminjam merupakan bagian dari Muamalah,Bagaimana Rukun,Syarat, dan hikmah


Pinjam Meminjam.
Setelah Kitamelihat uraian diatas,Kita tahu bahwa Pinjam Meminjam
merupakan bagian dari Muamalah,karena muamalah merupakan aturan yang
mengatur hubungan manusia dengan manusia lainya untuk memenuhi kebutuhan
hidupnya.Pinjam Meminjam merupakan salah satu bukti bahwa manusia akan selalu
membutuhkan orang lain dalam memenuhi kebutuhan hidupnya.Maka dalam
Makalah ini akan diuraikan secara sederhana tentang Definisi Pinjam
meminjam,landasan Syara’,Rukun dan Syarat Pinjam Meminjam serta Hikmah dari
Pinjam meminjam.

B. Rumusan Masalah
Didalam Makalah ini akan dirumuskan beberapa masalah diantaranya adalah
sebagai berikut:
1.    Apa Pengertian Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad )?
2.    Bagaimana Landasan Syara’ Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad ) ?
3.    Apa Hukum Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad )?
4.    Apa Syarat-syarat Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad )?
5.    Apa Rukun Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad )?
6.     Bagaimana Aqad Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad )?
7.    Bagaimana Pengembalian Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad )?
8.    Apa Hikmah Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad ) ?

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad )


6

1. Pengertian Ariyah
Menurut Bahasa Ariyah berarti Pinjaman.Sedangkan menurut Istilah Syara
Ariyah adalah Perbuatan pemberian milik untuk sementara waktu oleh seseorang
kepada pihak lain,pihak yang menerima pemilikan itu diperbolehkan memanfaatkan
serta mengambil manfaat dari harta yang diberikan itu tanpa harus membayar
imbalan,dan pada waktu tertentu penerima harta itu wajib mengembalikan harta yang
diterimanya itu kepada pihak pemberi. 1
Ada beberapa pendapat  Ulama Fiqih tentang definisi Ariyah,yaitu sebagai
berikut:
a. Menurut Al-Jarkhasyi dan Ulama Malikiyah:
 Ariyah adalah Pemilikan atas manfaat (suatu benda) tanpa pengganti.
b. Menurut ulama Syafi’iyah dan Hambaliyah:
 Ariyah adalah Pembolehan (untuk mengambil) manfaat tanpa mengganti.

2. Pengertian Qarad
Secara Etimologi,Qarad berarti Al-Qathu’ yaitu Potongan.Harta yang
dibayarkan kepada Muqtarid ( yang diajak aqad Qarad ) dinamakan Qarad.
Sedangkan Menurut Istilah,Qarad dikmukakan oleh Ulama Hanafiyah yaitu
Akad tertentu dengan mmbayarkan harta mitsil kepada orang lain supaya membayar
harta yang sama kepadanya.
 Setelah melihat Definisi tersebut,Penulis bisa menyimpulkan bahwa yang
dimaksud dengan Pinjam Meminjam itu adalah Pembolehan oleh seseorang kepada
orang lain untukmemanfaatkan harta miliknya tanpa harus memberi imbalan.

B. Landasan Syara’ Pinjam Meminjam  (Ariyah dan Qarad)


1. Landasan Syara’ Ariyah

1
Karim,Helmi. Fiqih Mu’amalah, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2002.
7

Memberikan Ariyah adalah perbuatan baik dan dianjurkan oleh


Syara.Sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur’an dan As-Sunah,yaitu sebagai
berikut:
a. Al-Qur’an
Artinya: “Dan tolong-menolonglah kalian dalam kebajikan dan taqwa.” (QS.
Al-Maidah : 2)
b. As-Sunah
Artinya:”Dari  Anas  dinyatakan bahwa Rasulullah SAW  telah
meminjamkan kuda dari Abu Thalhah kemudian beliau mengendaraiya.
(HR.Bukhari Muslim).
2. Landasan Syara’Qarad
     Qarad dibolehkan dalam Islam didasarkan pada:
a. As-Sunnah
Rosulullah Bersabda yang artinya:” Tidak ada seorang Muslim yang
menukarkan kepada seorang Muslim Qarad dua kali,maka seperti
sedekah sekali “. ( HR.Ibnu Majah dan Ibnu Hiban ).

b. Ijma’
Kaum Muslimin sepakat bahwa Qarad dibolehkan dalam Islam.Hukum
Qarad adalah dianjurkan (Mandhub) bagi Muqrid dan Mubah
bagi Muqtarid,berdasarkan Hadits diatas.
C. Hukum Pinjam Meminjam  (Ariyah dan Qarad)
1. Hukum Ariyah
Asal Hukum meminjamkan sesuatu itu Sunat,seperti tolong menolong dengan
yang lainya.Namun,Hukum Pinjam Meinjam itu bisa berubah-rubah Hukumnya
sesuai dengan keadaan.Adapun Hukum-hukum tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Sunah
Pinjam Meminjam Hukumnya Sunat apabila Pinjam Meminjam tersebut
dimaksudkan untuk membantu dan menolong orang lain.
8

b. Wajib
Pinjam Meminjam Hukumnya Wajib apabila dimaksudkan untuk membantu
orang yang amat membutuhkan yang bila orang itu tidak diberi pinjaman
menyebabkan ia teraniaya  atau akan berbuat sesuatu yang dilarang oleh
Agama,seperti mencuri dan sebagainya.
c. Makruh
Pinjam Meminjam Hukumnya Makruh apabila Pinjam Meminjam tersebut
dimaksudkan hanya untuk meminjam saja tanpa adanya rasa ingin
memanfaatkan barang Pinjaman tersebut.

d. Haram
Pinjam Meminjam Hukumnya Wajib apabila dimaksudkan untuk menganiaya
Peminjam atau peminjam itu akan memanfaatkan harta yang dipinjamnya itu
untuk berbuat maksiat,seperti berjudi dan sebagainya.2
2. Hukum Qarad
Sedangkan dasar hukum dalam Qarad adalah sebagaimana dikemukakan oleh
para Ahli:
Menurut Imam Abu Hanifah dan Muhammad,Qarad menjadi tetap setelah
pemegangan atau penyerahan.
Ulama Malikiyah berpendapat bahwa ketetapan Qarad sebagaimana
terjadi pada akad-akad lainya,adalah dengan adanya akad walaupun belum
ada penyerahan dan pemegangan.Muqarid dibolehkan mengembangkan
barang sejnis dengan Qarad,jika Qarad Muqarid meminta zatnya baik yang
serupa maupun yang asli,maka muqarad wajib memberikan benda-benda
sejenis setelah habis waktunya.
Pendapat Ulama Syafi’iyah dan Hanabilah senada dengan pendapat Abu
Hanifah bahwa ketetapan Qarad dilakukan setelah penyerahan atau
pemegangan.Muqtarid harus menyerahkan benda sejenis jika pertukaran
2
Syafe’i,Rachmat.Fiqih Muamalah.Bandung,CV Pustaka Setia,2001.
9

terjadi pada benda Mitsil sebab lebih mendekati hak Muqrid.Adapun


pertukaran pada harta Qimi ( bernilai ) didasarkan pada gambaranya.
Ulama Hanabilah berpendapat bahwa pengambilan Qarad pada harta
yang ditukar atau ditimbang harus dengan benda sejenisnya.Adapun pada
benda-benda lainya,yang tidak dihitung dan ditakar,dikalangan mereka ada
dua pendapat.Pertama,sebagaimana pendapat jumhu Ulama yaitu membayar
nilainya pada waktu akad Qarad.Kedua,mengembalikan benda sejenis yang
mendekati Qarad pada sifatnya.
D. Syarat-syarat Pinjam Meminjam   (Ariyah dan Qarad)
1. Syarat Ariyah
Dalam Ariyah,ada beberapa Syarat yang harus dipenuhi oleh Peminjam
maupun yang meminjamkan supaya terjadi akad yang syah menurut Hukum
Syara.Adapun Syarat-syarat tersebut yaitu sebagai berikut:
a. Mu’ir  dan Musta’ir Berakal Sehat
b. Balig
c. Pemegangan Barang Oleh Musta’ir (  Peminjam )
d. Mu’ar (  Barang ) dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnya, jika Mu’ar tidak
dapat  dimanfaatkan, akad tidak sah.
e. Mengembalikan barang yang dipinjam
Rosulullah Bersabda:
Artinya:” Barang yang dipinjam itu wajib dikembalikan “.(HR.Muslim ).
2. Syarat Qarad
a. Dewasa,Sehat akal dan sama-sama rela
b. Harus diketahui secara jelas (jumlahnya)/kadar ukuran  baik oleh pemilik maupun
penerima.
c. Pemberi pinjaman harus mengetahui penggunaan pinjaman dari peminjam  tersebut
d. Mengembalikan barang yang dipinjam3

3
Al-Khafifi,Ali. Ahkam Al-Mu’amalah As-Syar’iyah, Kairo, 1952
10

E. Rukun Pinjam Meminjam  (Ariyah dan Qarad)


1. Rukun Ariyah
Secara umum, Jumhur Ulama Fiqih  menyatakan bahwa rukun ariyah ada empat,
yaitu:
a.  Mu’ir (Orang yang meminjamkan)
b.  Musta’ir (Peminjam)
c.  Mu’ar (Barang yang dipinjamkan)
d. Shighat, yakni sesuatu yang menunjukkan kebolehan untuk
mengambil     manfaat, baik dengan ucapan maupun perbuatan.
2. Rukun Qarad
a. Mu’ir (Orang yang meminjamkan)
b. Musta’ir (Peminjam)
c. Mu’ar (Barang yang dipinjamkan)
d. Shighat

F. Aqad Pinjam Meminjam  (Ariyah dan Qarad)


1. Akad Ariyah
Ariyah bukanlah pemindahan hak milik,tetapi hanya keizinan memanfaatkan
barang pinjaman kepada pihak peminjam untuk sementara waktu.Disini terkandung
suatu maksud bahwa bila pihak peminjam telah mendapatkan manfaat dari harta yang
dipinjamnya,atau telah sampai jangka waktu peminjaman yang ditentukan ketika
aqad,maka ia berkewajiban mengembalikan arang yang dipinjamnya kepada
pemiliknya.Tidak ada alasan bagi pihak peminjam untuk menunda-nunda waktu
pengembalianya.4
Rosulullah Bersabda:
Artinya:” Barang yang dipinjam itu wajib dikembalikan “.
Bila seseorang tidak mengembalikan pinjamanya,atau menunda waktu
pengembalianya,berarti ia telah berbuat hianat kepada pihak yang sudah
4
As-Shiddiqy,Hasbi.Pengantar Fiqih Mu’amalah.Jakarta:PT Pustaka Jaya. 2002.
11

menolongnya.Perbuatan seperti ini jelas bukan merupakan suatu tindakan


terpuji,sebab selain ia tidak berterima kasih kepada orang yang sudah
menolongnya,pihak peminjam itu sudah mnzhalimi pihak yang sudah
membantunya.Ini berarti bahwa ia telah melanggar amanah dan melakukan sesuatu
yang dilarang oleh Agama.
Rosulullah SAW Bersabda:
Artinya:”Tunaikanlah amanah itu kepada orang yang memberikan amanah
kepadamu,dan janganlah kamu berbuat hianat,sekalipun kepada orang yang pernah
menghianatimu”.
2. Akad Qarad
Qarad dipandang Sah apabila dilakukan terhadap barang-barang yang
dibolehkan Syara’.Selain itu Qarad pun dipandang sah setelah adanya ijab
kabul,seperti pada jual beli dan Hibah.

G. Tempat Pengembalian atau Pembayaran Pinjam Meminjam  (Ariyah dan


Qarad)
1. Tempat Pengembalian Ariyah
Adapun tempat pengembalian Ariyah bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun
juga asalkan waktu kesepakatan tersebut telah selesai dan habis jangka waktunya.
2. Tempat Pengembalian Qarad
Ulama Fiqih sepakat bahwa Qarad harus dibayar ditempat terjadinya akad
secara sempurna.Namun demikian,boleh membayarnya ditempat lain apabila tidak
ada keharusan untuk membawanya atau memindahkanya.Sebaliknya,jika terdapat
halangan apabila membayar di tempat lain,Muqrid tidak perlu menyerahkanya.[17]

H. Hikmah Pinjam Meminjam  (Ariyah dan Qarad)


1. Hikmah Ariyah
Dalam Ariyah terdapat beberapa Hikmah,diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan rasa tolong menolong diantara sesama Manusia
12

b. Meringankan beban Orang lain


c. Menjauhkan diri dari perbuatan Dosa
d. Mendapatkan rahmat Allah SWT

2. Hikmah Qarad
Dalam Qarad terdapat beberapa Hikmah,diantaranya adalah sebagai berikut:
a. Menanamkan rasa tolong menolong diantara sesama Manusia
b. Meringankan beban Orang lain
c. Membantu sesama Manusia5

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ariyah adalah Pembolehan oleh seseorang kepada orang lain
untukmemanfaatkan harta miliknya tanpa harus memberi imbalan. Sedangkan Qarad
adalah Akad tertentu dengan mmbayarkan harta yang semisalnya kepada orang lain
supaya membayar harta yang sama kepadanya.
Memberikan pinjaman ( Ariyah dan Qarad ) adalah perbuatan baik dan
dianjurkan oleh Syara,Landasanya terdapat dalam Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Asal Hukum Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad ) sesuatu itu Sunat,seperti
tolong menolong dengan yang lainya.Namun,Hukum Pinjam Meinjam ( Ariyah dan
Qarad ) itu bisa berubah-rubah menjadi Wajib,Makruh,dan Haram sesuai dengan
keadaan.Syarat-syarat Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad ) sebagai berikut:
a. Mu’ir  dan Musta’ir Berakal Sehat
b. Balig
c. Pemegangan Barang Oleh  Musta’ir (  Peminjam )
d. Mu’ar ( Barang ) dapat dimanfaatkan tanpa merusak zatnyaMengembalikan barang
yang dipinjam
5
Sabiq,Sayyid.Fiqih As-Sunnah. Beirut:Dar Al-Fikr.1983
13

Rukun Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad ) ada empat,yaitu:


a.  Mu’ir (Orang yang meminjamkan)
b.  Musta’ir (Peminjam)
c.  Mu’ar (Barang yang dipinjamkan)
d.  Shighat
Ariyah bukanlah pemindahan hak milik,tetapi hanya keizinan memanfaatkan
barang pinjaman kepada pihak peminjam untuk sementara waktu,dan setelah habis
waktunya maka barabg tersebut harus segera dikembalikan lagi kepada pemiliknya.
Sementara Akad dalam Qarad dipandang Sah apabila dilakukan terhadap
barang-barang yang dibolehkan Syara’.Selain itu Qarad pun dipandang sah setelah
adanya ijab kabul,seperti pada jual beli dan Hibah.
Tempat Pengembalian Ariyah bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun sesuai
dengan waku kesepakatan yang telah ditentukan. Sedangkan dalam
Pembayaran  Qarad harus dibayar ditempat terjadinya akad secara sempurna.Namun
demikian,boleh membayarnya ditempat lain apabila tidak ada keharusan untuk
membawanya atau memindahkanya.
Hikmah Pinjam Meminjam ( Ariyah dan Qarad ) adalah sebagai berikut:
a.    Menanamkan rasa tolong menolong diantara sesama Manusia
b.    Meringankan beban Orang lain
c.    Menjauhkan diri dari perbuatan Dosa
d.   Mendapatkan rahmat Allah SWT
e.    Menumbuhkan ketentraman dan kebahagiaan dalam menjalani kehidupan
B. Saran
Dari Pembahasan tersebut,Penulis akan menulis beberapa saran kepada semua pihak
hususnya yang berkaitan dengan Ariyah,yaitu sebagai berikut:
1. Kepada pihak yang meminjamkah hendaknya harus meminjamkan sesuatu dengan
penuh rasa Ikhlas,agar barang tersebut bisa berguna dan bermanfaat.
2. Kepada pihak peminjam hendaknya menjaga dan memanfaatkan barang pinjaman
tersebut dengan sebaik-baiknya.
14

DAFTAR PUSTAKA
Karim,Helmi. Fiqih Mu’amalah, Jakarta, PT.Raja Grafindo Persada, 2002.
Syafe’i,Rachmat.Fiqih Muamalah.Bandung,CV Pustaka Setia,2001.
Al-Khafifi,Ali. Ahkam Al-Mu’amalah As-Syar’iyah, Kairo, 1952
As-Shiddiqy,Hasbi.Pengantar Fiqih Mu’amalah.Jakarta:PT Pustaka Jaya. 2002. 
Sabiq,Sayyid.Fiqih As-Sunnah. Beirut:Dar Al-Fikr.1983

Anda mungkin juga menyukai