Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Awal masa sejarah adalah masa peralihan dari periode prasejarah ke periode sejarah. Masa

peralihan ini sangat penting karena menjadi “pintu” menuju periode sejarah. Seperti diketahui,

pada periode sejarah terjadi perubahan-perubahan mendasar dalam bidang kebudayaan,

terutama dari tradisi lisan ke tradisi tulis (literate). Pengaruh terbesar dalam periode ini datang

dari India, antara lain berupa aksara, agama, dan organisasi sosial (misalnya lembaga kerajaan).

Diperkirakan pada awal masa sejarah telah terjadi hubungan-hubungan dengan masyarakat luar

Nusantara secara imbal balik.

Hal ini mengakibatkan banyak perkembangan manusia yang akan baru memulai mencari

kehidupan yang lebih baik dari masa prasejarah. Seperti peradaban yang berubah dari nomaden

menjadi menetap, menemukan berbagai teknologi dan transportasi yang baru untuk diciptakan

pada masa tersebut. Sehingga perkembangan pada awal masehi sebelum tahun 1200 masih

belum berkembang secara pesat melainkan perlahan-lahan.

Bangsa Indonesia merupakan salah satu bangsa yang majemuk yang terdiri dari berbagai

agama dan suku bangsa yang berbeda. Hampir setiap suku bangsa mempunyai bahasa,

kebudayaan, dan adat istiadat yang berbeda yang menjadi ciri khas dan membedakannya

dengan yang lain. Menurut Manan, terdapat lebih dari 200 macam suku bangsa di Indonesia dan

lebih banyak lagi bila dikaitkan dengan agamayang dianutnya. Suku bangsa yang beragam ini

hidup tersebar di lebih dari 13.000 pulau di nusantara ini. (Manan, 1989).

Pada awalnya pula bangsa Indonesia belum bisa disebut sebagai sebuah negara dikarenakan

seluruh wilayah yang ada disekitarnya belum terbentuk sebagaimana mestinya seperti saat ini.

Hal itu mengakibatkan banyak pola interaksi yang baru saja dimulai saat ini. Meskipun telah

memiliki adat yang berbeda-beda, bangsa Indonesia belum mengerti bahwa kita akan bersatu,

1
jadi pada saat itu banyak pola-pola interaksi yang baru saja mereka pahami antar suku dan etnik

pada saat itu.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang terurai diatas maka dapat disimpulkan rumusan

masalahnya sebagai berikut:

1. Bagaimana peradaban masyarakat, teknologi komunikasi, dan transportasi yang

ada pada saat tahun sebelum 1200 masehi?

2. Bagaimana pola-pola komunikasi yang terjalin dalam etnik dan suku pada tahun

sebelum 1200 masehi?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka penulisan karya tulis berikut ini yaitu:

1. Mengetahui peradaban masyarakat, teknologi komunikasi, dan transportasi yang

ada pada saat tahun sebelum 1200 masehi.

2. Mengetahui pola-pola komunikasi yang terjalin dalam etnik dan suku pada tahun

sebelum 1200 masehi.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Peradaban Masyarakat, Teknologi Komunikasi, dan Transportasi Yang Ada Pada

Saat Tahun Sebelum 1200 Masehi

Abad pertengahan yaitu dimulai pada abad ke 5 adalah awal dimana peradaban

berkembang dari zaman prasejarah, yang digunakan dalam Eropa abad

pertengahan bawah Peraturan Kristian. Pembangunan Kilang air dari mereka

merupakan asal-usul kuno yang mengagumkan, dan diperluas dari pertanian ke kilang

papan baik untuk kayu dan batu. Menjelang masa Buku Domesday, kebanyakan

2
kampung besar mempunyai kilang giliran, sekitar 6,500 di Inggris bersendirian. Tenaga

air juga banyak digunakan di perlombongan untuk menaikkan bijih dari poros,

menghancurkan bijih, dan bahkan menghidupkan belos.

Dalam dunia perkembangan teknologi komunikasi itu sendiri tidak lepas dari sejarah

yang telah dilalui oleh para ilmuan dalam mengembangkan teknologi. Pada masa

prasejarah (3000 SM) teknologi komunikasi mulai diciptakan. Manusia sudah mulai

mencoba berkomunikasi dengan simbol-simbol dan isyarat. Hal ini merupakan titik awal

perkembangan teknologi komunikasi. Perkembangan teknologi selanjutnya, yaitu dengan

diciptakan dan digunakannya alat-alat yang menghasilkan bunyi dan isyarat, seperti

gendang, terompet yang terbuat dari tanduk binatang, serta isyarat asap sebagai alat

pemberi peringatan terhadap bahaya.

Kemajuan teknikal Eropa dari abad ke-12 hingga ke-14 dibina berdasarkan teknik-

teknik yang sudah lama wujud di Eropa abad pertengahan, yang berasal

dari Rom dan Byzatine anteseden, atau disesuaikan dari pertukaran silang budaya

melalui rangkaian perdagangan dengan Dunia Islam, China, dan India. Seringkali, aspek

revolusi bukan terletak pada tindakan penemuan itu sendiri, melainkan pada

penyempurnaan teknologinya dan penerapannya kepada kekuatan politik dan ekonomi.

Walaupun mesiu bersama dengan senjata lain yang telah dimulakan oleh orang Cina,

orang Eropa inilah yang mengembangkan dan menyempurnakan potensi ketenteraannya,

mempercepat pengembangan Eropah dan akhirnya imperialisme di Era Modern.

Juga penting dalam hal ini ialah kemajuan teknologi maritim. Kemajuan dalam

pembuatan kapal termasuk multi-tiang kapal dengan mendiang belayar, kemudi yang di

pasang di tiang dan rangka pertama badan kapal pembinaan. Bersama dengan teknik

navigasi baru seperti kompas kering, kakitangan jacobs dan juga astrolabe, ini

3
membolehkan kawalan ekonomi dan ketenteraan di laut yang berdekatan dengan Eropah

dan memungkinkan pencapaian navigasi global pada waktu subuh Zaman Penerokaan.

Pada giliran ke Renaissance, Gutenberg Penemuan dari Percetakan

Mekanikal memungkinkan penyebaran pengetahuan kepada populasi yang lebih luas,

yang tidak hanya akan membawa kepada masyarakat yang secara lebih egaliter secara

beransur-ansur, tetapi satu lagi dapat menguasai budaya lain, yang berasal dari banyak

pengetahuan dan pengalaman. Lukisan teknikal seniman-jurutera seniman abad

pertengahan Guido da Vigevano dan Villard de Honnecourt boleh dilihat sebagai

pendahulu kepada jurutera seniman Renaissance kemudian seperti Taccola atau da Vinci.

2.2 Pola-Pola Komunikasi Yang Terjalin Dalam Etnik dan Suku Pada Tahun Sebelum

1200 Masehi

Pada saat itu, di Kota Jambi terdapat beberapa etnik dan ras seperti, Melayu

(penduduk asli), Minangkabau, Batak, Jawa, Banjar, Bugis, serta ras Cina, India, dan

keturunan Arab. Akan tetapi, etnik Melayu, Minangkabau, Batak, dan Jawa merupakan

etnik-etnik yang dominan, sedangkan etnik Banjar dan Bugis lebih banyak mendiami

daerah-daerah pantai seperti kabupaten Tanjung Jabung Barat, dan kabupaten Thnujung

Jabung Timur.

Konsekuensi migrasi di antaranya adalah bertemunya berbagai agama, kebudayan,

suku, dan ras di daerah yang menjadi sasaran migrasi (Rantau), dan pertemuan ini akan

menyebabkan terjadinya interaksi sosial (social interaction). Interaksi sosial sangat

dibutuhkan oleh setiap manusiauntuk mencapai kehidupan sosialyang sempurna sesuai

dengan dengan watak manusia sebagai makhluk sosial yang selalu ingin dekat dengan

manusia lainnya. Tegasnya, tidak ada masyarakat kalau tidak adanya interaksi sosial

(Soemardjan,1964)

4
Namun demikian, dalam realitas sosialnya, interaksi sosial tidak secara otomatis dapat

berlangsung dengan baik terutama dalam hal interaksi dengan etnik lain. Hal ini tecermin

dari kecenderungan beberapa etnik untuk menetap di wilayah yang sudah didiami oleh

moyaritas etniknya dan menolak etnik lain untuk tinggal di wilayah yang telah

didominasi oleh etnik mereka. Terjadilah kecendrungan bahwa di suatu tempat tertentu

terdapat nuansa yang sangat kental (berbau) penguasaan etnik tertentu seperti daerah

Paria yang didiami oleh berkelompok Minangkabau asal kabupaten Pariaman dan

Lorong (sepadan dengan Jalan) Sukorejo yang di sana bertempat tinggal etnik Jawa asal

Sukohardjo, Jawa Tengah.

Walaupun demikian, etnik tertentu juga dapat hidup berdampingan dengan baik

dengan suku atau atau etnik lainnya (coexistence), misalnya antara Etnik Minangkabau

dengan Melayu, serta dengan orang dari suku Jawa. Namun terdapat juga etnik tertentu

yang sukar untuk dapat hidup bertetangga baik dengan etnik lainnya, seperti

Minangkabau dengan Batak, dalam hal ini terutama dengan suku Batak Non-Muslim. Di

samping keengganan untuk hidup berdampingan maupun bertetangga, penolakan etnik

tertentu terhadap suatu Etnik juga terjadi dalam hal perkawinan (amalgamation). Etruk

Melayu (penduduk asli) termasuk salah satu etnik yang sulit menerima etnik

Minangkabau sebagai teman hidup atau menantu dan lebih menyukai etnik jawa. Begitu

pula jarang terjadi perkawinan antara etnik Minangkabau dengan etnik Batak

BAB III

KESIMPULAN

Dari serangkaian kerja yang telah dilakukan dalam penulisan Peradaban Masyarakat

dan Teknologi Komunikasi dan Transportasi Yang Digunakan Pada Sebelum Tahun

1200 Serta Pola Interaksi Yang Mereka Lakukan di Dalam dan Diluar Etnik atau Suku

Mereka, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa:

5
1. Pada saat itu peradaban manusia masih belum dibilang berkembang dikarenakan

pada saat itu baru dimulainya sistem transportasi dan cara berkomunikasi pun

masih dengan isyarat, simbol, tulisan, atau berbicara langsung. Perkembangan

teknologi yang ada pula dengan dibentuknya kompas dan alat-alat lainnya.

2. Komunikasi pemerintahan internal lebih merupakan komunikasi dalam hubungan

kerja. Dalam hubungan kerja tersebut terjadi komunikasi ke bawah, komunikasi ke

atas, dan komunikasi ke samping. Masing-masing memiliki perbedaan fungsi yang

sangat tegas. . Komunikasi bentuk ini sangat menekankan komunikasi vertikal

(vertical communication) dengan arus komunikasi dari atas ke bawah (downward

communication) berdasarkan hubungan kekuasaan (power relationship) dalam

hirarkhi organisasional. Kehidupan sosial pada saat itu masih memiliki etnis dan

suku yang kental didalamnya dan hal ini mengakibatkan pola-pola interaksi

komunikasi mereka memiliki perilaku negatif dan positif. Beberapa dari mereka

memang dapat menerima satu sama lain untuk bertetangga namun ada juga yang

tidak atau bahkan tidak menerima apabila terjadi perkawinan didalam ektik yang

berbeda. Hal ini membuat terjadi konflik-konflik kecil di dalamnya.

BAB IV

DAFTAR PUSTAKA

Ardika, I Wayan. 2003. “Hubungan antara Indonesia dan India pada Awal Masa Sejarah”, Katalog

Pameran Fajar Masa Sejarah Nusantara : 4-21.

Anonim. Teknologi Abad Pertengahan – Medieval technology.

https://ms.hrvwiki.net/wiki/Medieval_technology. Diakses pada 26 Oktober 2021

Sya’roni’. (2008). Interaksi Sosial Antar Kelompok Etnik. Jambi

6
Nurulani, Rosana. (2018). Sejarah Perkembangan Teknologi Komunikasi di Dunia

Anda mungkin juga menyukai