Anda di halaman 1dari 23

BAB II

PEMBAHASAN

Skenario
Seorang perawat keluarga melihat kecenderungan pergeseran peran tradisional
perawat keluarga menjadi peran spesialisasi perawat keluarga sebagai bagian kepakaran
dalam bidang keperawatan. Perawat keluarga tersebut mempelajari definisi dan model
The Family Health Nurse yang dikembangkan oleh WHO. Perawat keluarga juga
memiliki kompetensi dan tingkat kepakaran dalam menjalankan tugasnya. Saat ini
perubahan demografi, kemajuan teknologi, dan perubahan sistem pelayanan kesehatan
menjadi isu dan tantangan bagi perawat keluarga. Beberapa area kebijakan juga
menjadi prioritas bagi praktik keperawatan keluarga sehingga perlu dilakukan riset
keperawatan dalam area-area ini. Perawat juga perlu meningkatkan kompetensinya
sehingga dapat memberikan pelayanan dalam bentuk perawatan kesehatan di rumah
(Home Health Nursing) sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
2.1 Step I (Terminologi)
1. Model Family Health Nurse
Perawat kesehatan keluarga yang membantu dan mengatasi masalah
keluarga. Dukungan pada keluarga dapat meningkatkan fungsi pada keluarga.
Model family health nurse diantaranya:
a. Model lingkungan
b. Model orem
c. Betty neuman
d. Model sister callista
e. Teori imogene king
Berfokus pada memberikan promosi kesehatan terkait preventif, kuratif
pada unit masyarakat terkecil (keluarga) dan menemukan masalah serta solusinya
didalam keluarga tersebut.
2. Spesialiasai
Spesialisasi adalah pengalihan dalam suatu cabang ilmu, pekerjaan, kesenian
dan sebagainya. Spesialisasi adalah keahlian khusus yang dimiliki seseorang dalam
suatu bidang keilmuan.
3. Bidang keperawatan
Bidang keperawatan adalah suatu wadah struktural berfungsi mengelola
kelancaran pelayanan keperawatan di rumah sakit, dipimpin oleh seorang perawat
profesional yang memiliki kemampuan manajerial keperawatan. Bidang yang
dilakukan oleh seorang perawat yang memberikan askep pada pasien secara bio,
psiko, sosio, kultural. Bidang keperawatan terbagi atas: KMB, maternitas,
komunitas, dan keluarga, anak dan lain sebagainya.
Tugas bidang keperawatan diantaranya:
a. Menyusun dan merencanakan Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) bidang
pelayanan keperawatan
b. Mengkoordinasikan, memonitoring, ealuasi, pengawasan dan pembinaan
pelaksanaan kegiatan pelayanan keperawatan
c. Menyusun dan menyediakan kebutuhan perlengkapan/peralatan/inventaris
keperawatan
d. Mengembangkan kegiatan pelayanan keperawatan
4. Riset
Riset adalah menemukan ilmu yang baru, sehingga bisa menemukan ilmu
yang lebih update. Merupakan proses penemuan solusi secara sistematis, logis dan
objektif terhadap suatu masalah spesifik berdasarkan data yang dikumpulkan.
Tujuan dan riset adalah untuk mengetahui dan membandingkan antara data yang
dihasilkan dengan fakta yang terjadi dimasyarakat sehingga nantinya memecahkan
masalah dan memberikan jawaban dan solusi terkait dari permasalahan.
5. Area kebijakan
Area kebijakan adalah rangkaian prioritas kerja yang menjadi pedoman dan
dasar rencana untuk pelaksanaan yang dicapai pada sebuah periode.
6. Issue
Isu adalah sesuatu yang sedang dibicarakan oleh banyak orang namun belum
jelas faktanya atau buktinya. Isu suatu hal yang terjadi baik didalam maupun diluar
organisasi yang apabila tidak ditangani secara baik akan memberikan efek negatif
terhadap organisasi dan berlanjut pada tahap krisis.
7. Health Nursing
Health Nursing adalah praktek mempromosikan dan melindungi kesehatan
klien ataupun masyarakat dengan menggunakan pengetahuan dari keperawatan,
sosial, dan ilmu kesehatan masyarakat.
8. Kepakaran
Kepakaran merupakan pengetahuan yang ektensif dan spesifik yang
diperoleh melalui rangkaian pelatihan, membaca atau menerima informasi dan juga
pengalaman.
9. Tantangan
Tantangan adalah suatu hal atau bentuk usaha yang memiliki tujuanuntuk
mengunggah kemampuan.
10. Pergeseran peran
Pergeseran peran adalah adanya suatu pergantian posisi atau tugas dalam
suatu lingkungan.
11. Perawat keluarga
Fungsi perawat keluarga adalah untuk membantu keluarga untuk
menyelesaikan masalah keluarga dengan cara meningkatkan kesanggupan keluarga
melakukan fungsi dan tugas perawatan kesehatan keluarga. Perawat keluarga
bertugas bersama keluarga untuk menemukan masalah serta diagnosa dan
menentukan diagnosa mana yang akan diselesaikan terlebih dahulu oleh keluarga.
12. Kompetensi perawat
Kompetensi seorang perawat adalah sesuatu yang terlihat secara menyeluruh
oleh seorang perawat dalam memberikan pelayanan profesional kepada klien
mencakup pengetahuan keterampilan dan komunikasi. Kompetensi adalah problem
solving atau penemuan kasus secara dini pada keluarga (lingkungan, gaya hidup)
sehingga dapat memberikan intervensi yang sesuai dengan masalah pada keluarga.
13. Perubahan demografi
Perubahan demografi adalah perubahan suatu populasi dari waktu ke
awaktu, dimana sevagian besar waktu dan tren demografis ini merupakan hasil dari
pergeseran konteks sosial, politik dan ekonomi. Perubahan demografi yang terjadi
pada populasi terkait dengan umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan.
2.2 Step II (Identifikasi Rumusan Masalah)
1. Apa peran tradisional perawat keluarga dan apa peran spesialis perawat keluarga?
2. Faktor apa yang menyebabkan pergeseran tradisional ke spesialis?
3. Bagaimana model health nursing menurut WHO?
4. Apakah ada dampak negatif dari pergeseran peran perawat tradisional menjadi
peran perawat spesialis keluarga?
5. Apa saja kompetensi yang harus dikuasai perawat keluarga?
6. Kenapa perubahan demografi menjadi tantangan keperawatan keluarga?
7. Bagaimana cara perawat dalam menanggapi tantangan dan isu keperawatan
keluarga?
8. Apa saja tingkat kepakaran yang dimiliki oleh perawat keluarga?
9. Apakah ada syarat dalam melakukan home health nursing?
10. Apa saja isu dan tantangan dalam keperawatan keluarga?
2.3 Step III (Menjawab Rumusan Masalah)
1. Peran perawat tradisional adalah fokus pada perawatan secara umum, sedangkan
perawat spesialis keluarga adalah perawat yang lebih menyempurnakan tugasnya
serta melibatkan keluarga dalam proses asuhhan keperawatan.
2. Faktor ilmu pengetahuan, dengan adanya riset. Perawat menyadari bahwa peran
spesialis perawat keluarga lebih baik kaena perawat spesialis akan berkoordinasi
dengan kelaurga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga.
Faktor komunikasi, dimana perawat harus memiliki komunikasi yang baik, karena
tidak semua keluarga mau terbuka kepada orang asing.
3. Home health nursing atau perawatan kesehatan dirumah adalah spesialisasi
keperawatan dimana perawat memberikan perawatan dirumah multidimensi kepada
pasien dari segala usia. Perawatan kesehatan dirumah adalah cara yang efisien
untuk memberikan perawatan yang berkualitas dalam kenyamanan rumah klien.
4. Dampak negatif yaitu dari segi pelayanan kesehatan dimana perawat diawal masa
pergeseran masih kaku/pasif dalam hal pelayanan kesehatan yang diberikan.
5. Adapun kompetensi perawat diantaranya:
a. Dalam pelaksanaan keperawatan harus menyertakan keluarga dalam membuat
rencana perawatan
b. Merumuskan tujuan yang spesifik, dapat dicapai, dapat diukur dan relevan
c. Sasaran dan tujuan diarahkan pada pencapaian kemandirian keluarga dalam
kesehatan dan pelayanan kesehatan
d. Mengidentifikasi intervensi keperawatanyang sesuai
e. Memberikan askep secara profesional kepada kelaurga melalui pengkajian,
diagnosa, intervensi, implementasi dan juga evalusi.
6. Perubahan demografi menjadi tantangan keluarga karena perubahan demografi
seperti struktur dan peran akan menimbulkan masalah-masalah kesehatan bagi
suatu keluarga, maka dari itu sebagai perawat keluarga dapat membantu mengatasi
masalah-masalah yang terjadi pada keluarga.
Perubahan demografi tantangannya pada perawat adalah perubahan peran pada
keluarga bagaimana cara kita sebagai perawat membantu pasien menemukan letak
masalahnya atau menentukan diagnosa-diagnosa yang dialami keluarga, dan harus
mampu memilih diagnosa mana terlebih dahulu yang harus ditangani keluarga
tersebut. Demografi adalah tantangan bagi perawat karena adanya usaha perawat
untuk melakukan tindakan promotif dan preventif.
7. Perawat harus mampu memahami tipe, struktur, fungsi serta tugas setiap tahapan
perkembangan agar bisa memberikan pelayanan kesehatan yang lebih baik.
8. Tingkat kepakaran perawat keluarga adalah memiliki kemampuan berkomunikasi
dan beradaptasi kepada keluarga dan perawat mampu memberikan pelayanan
profesional kepada klien mencakup pengetahuan, sudah mendapatkan pelatihan
dan mamu menemukan diagnosa pada masalah keluarga.
9. Pada perawat home care perawat harus memiliki skill dasar seperti vital sign,
memasang NGT, kateter, serta pemasangan peralatan O2 dan sebagainya.
10. Cara perawat menanggapi trend dan isu keperawatan keluarga adalah mencari
informasi, menyaring informasi, mengimplementasikan dan menganalisis.
2.4 Step IV (Skema)
Perawat keluarga

Melihat pergeseran

Peran tradisional menjadi peran spesialis

Perawat memahami

Definisi dan metode (Family Health Nursing)

Kompetensi dan tingkat kepakaran

Isu dan tantangan

Area kebijakan menjadi riset prioritas

Kompetensi Home Health Nursing sesuai peraturan perundang-undangan

Trend dan Isu Keperawatan Keluarga

2.5 Step V (Learning Objectives)


1. Definisi trend dan isu keperawatan keluarga
2. Contoh trend dan isu keperawatan keluarga
3. Tantangan yang dihadapi perawat dalam menghadapi trend dan isu keperawatan
keluarga
4. Permasalahan trend dan isu keperawatan keluarga
5. Model Family Health Nursing
6. Kompetensi yang harus dimiliki perawat keluarga
7. Tingkat kepakaran perawat keluarga
8. Syarat-syarat menjadi perawat keluarga
9. Dampak dalam trend dan isu keperawatan keluarga
10. Area riset keperawatan keluarga
2.6 Step VI (Mandiri)
2.7 Step VII (Pembahasan Learning Objectivies)
1. Definisi trend dan isu keperawatan keluarga
a. Definisi Trend
Trend adalah sesuatu yang sedang “menjamur” atau sedang disukai
dan digandrungi oleh orang banyak dan sesuai dengan fakta.Trend merupakan
suatualur yang menuju ke arah mana pasar bergerak dan suatu pola dari
peristiwa- peristiwa atau perilaku yang sama-sama dialami oleh semakin
banyak orang.Trend juga merupakan hal yang sangat mendasar dalam
pendekatan analisa dan merupakan salah satu gambaran ataupun informasi
yang terjadi saat ini yang biasanya sedang populer di kalangan masyarakat.
b. Definisi Issue
Issue adalah suatu peristiwa atau kejadiaan yang dapat di perkirakan
terjadi atau tidak terjadi pada masa mendatang dan merupakan sesuatu yang
sedang di bicarakan banyak orang tetapi masih belum jelas fakta atau
buktinya.Dari pengertian diatas dapat ditarik garis besar untuk trend dan isue
keperawatan merupakan sesuatu yang sedang di bicarakan banyak orang
tentang peraktek ataupunmengenai keperawatan baik itu berdasarkan fakta
atau tidak, trend dan isuekeperawatan tentunya menyangkut aspek legal dan
etis dalam dunia keperawatan.(Nasir, 2009). Jadi, trend dan isu keperawatan
keluarga merupakan sesuatu yang booming, actual, dan sedang hangat
diperbincangkan serta desas-desus dalam ruang lingkup keperawatan keluarga.
2. Contoh trend dan isu keperawatan keluarga
Adapun trend dan isu dalam keperawatan keluarga, diantaranya:
a. Global
1) Dunia tanpa batas (global village) mempengaruhi sikap dan pola
perilakukeluarga.
2) Kemajuan dan pertukaran iptek yang semakin global sehingga
penyebarannya semakin meluas.
3) Kemajuan teknologi di bidang transportasi sehingga tingkat
mobilisasi penduduk yang tinggi seperti migrasi yang besar-besaran yang
berpengaruh terhadap interaksi keluarga yang berubah.
4) Standar kualitas yang semakin diperhatikan menimbulkan persaingan yang
ketak serta menumbuhkan munculnya sekolah-sekolah yang mengutamakan
kualitas pendidikan.
e. Kompetisi global dibidang penyediaan sarana dan prasarana serta
pelayanankesehatan menuntut standar profesionalitas keperawatan yang
tinggi.
5) Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system
yang belum berkembang.
6) Pelayanan keperawatan keluarga belum berkembang tapi DEPKES sudah
menyusun pedoman pelayanan keperawatan keluarga dan model
keperwatan keluarga di rumah tapi perlu disosialisasikan
7) Keperawatan keluarga/ komunitas dianggap tidak menantang
8) Geografis luas namun tidak ditunjang dengan fasilitas.
9) Kerjasama lintas program dan lintas sector belum memadai.
10) Model pelayanan belum mendukung peranan aktif semua profesi.
b. Pelayanan
1) SDM belum dapat menjawab tantangan global dan belum ada perawat
keluarga.
2) Penghargaan / reward rendah.
3) Bersikap pasif
4) Biaya pelayanan kesehatan rawat inap mahal.
5) Pengetahuan dan keterampilan perawat masih rendah.
c. Pendidikan
1) Lahan praktik terbatas; pendirian pendidikan keperawatan cenderung
“mudah”
2) Penelitian terkait pengembangan dan uji model masih terbatas.
3) Sarana dan prasarana pendidikan sangat terbatas
4) Rasio pengajar : mahasiswa belum seimbang.
5) Keterlibatan berbagai profesi selama pendidikan kurang.
d. Profesi
1) Standar kompetensi belum disosialisasikan.
2) Belum ada model pelayanan yang dapat menjadi acuan.
3) Kompetensi berbagai jenjang pendidikan tidak berbatas.
4) Mekanisme akreditasi belum berjalan dengan baik.
5) Peranan profesi di masa depan dituntut lebih banyak
6) Perlu pengawalan dan pelaksanaan undang-undang praktik keperawatan.
3. Tantangan yang dihadapi perawat dalam menghadapi trend dan isu keperawatan
keluarga
a. Tantangan Pendidikan Keperawatan
Di masa depan pendidikan keperawatan dihadapkan pada suatu
tantangan dalam meningkatkan kualitas lulusannya dituntut menguasai
kompetensi-kompetensi profesional. Isi kurikulum program pendidikan ke
depan, juga harus menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan yang
terjadi.
b. Tantangan Perubahan IPTEK
Riset keperawatan akan menjadi suatu kebutuhan dasar yang harus
dilaksanakan oleh perawat di era global. Meningkatnya kualitas layanan,
sangat ditentukan oleh hasil kajian-kajian dan pembaharuan yang dilaksanakan
berdasarkan hasil penelitian (Kuntoro, 2010, hal. 149-150).

Beberapa tantangan mengenai trend dan isu keperawatan keluarga berdasarkan


skenario:

a. Tuntutan professional yang tinggi


b. Demografi
Terwujudnya keluarga sehat yang ditopang oleh kecukupan nutrisi
yang memadai akan memberikan fondasi yang kokoh bagi terwujudkan
kualitas sumber daya manusia yang dapat menjawab tantangan dalam periode
demografi yang langka tersebut. Keluarga sehat dengan nutrisi yang baik
memainkan peran fundmenal karena berfungsi sebagai fondasi bagi
pencapaian tujuan-tujuan pembangunan lainnya. Dalam pengertian ini,
investasi gizi dalam pembangunan kit memainkan peran yang sangat krusial.
mengidentifikasi bahwa gizi dapat membantu memutus lingkaran kemiskinan
dan meningkatkan PDB negara 2 hingga 3 persen per tahunbentuk
peningkatan kesehatan, pendidikan dan produktivitas ekonomi.
c. Perkembangan teknologi
Perawat saat ini harus bisa mengimbangi perkembangan teknologi.
Perawat dituntut bisa beradaptasi dengan lingkungan sekitar berbasis
teknologi.Di tengah era digital saat ini, perawat harus melek terhadap
teknologi informasi dan mengutamakan pasien saftey untuk peningkatan mutu
layanan terhadap pasien.
d. Perubahan sistem pelayanan kesehatan
Di setiap komunitas, terdapat aktor, hubungan, dan proses setempat
yang berkaitan dengan sektor kesehatan dan menjadi komponen inti
pemberian pelayanan kesehatan yang berkualitas dan berpusat pada orang dan
membangun ketangguhan sistem kesehatan. Aktor-aktor terkait meliputi
pemerintah, pemimpin keagamaan, dan lembaga swadaya masyarakat (LSM)
serta kelompok komunitas setempat, seperti kelompok wanita, pramuka, dan
kelompok pemuda. Sebagai anggota masyarakat yang terpercaya, tenaga
kesehatan komunitas biasanya memiliki hubungan yang kuat dengan
kelompok-kelompok ini.
4. Permasalahan trend dan isu keperawatan keluarga
a. Sumberdaya tenaga kesehatan yang belum dapat bersaing secara global serta
belum adanya perawat keluarga secara khusus di negara kita.
b. Penghargaan dan reward yang dirasakan masih kurang bagi para tenaga
kesehatan.
c. Pelayanan kesehatan yang diberikan sebagian besar masih bersifat pasif.
d. Masih tingginya biaya pengobatan khususnya di sarana.
e. Sarana pelayanan kesehatan yang memiliki kualitas baik.
f. Pengetahuan dan keterampilan perawat yang masih perlu ditingkatkan.
g. Rendahnya minat perawat untuk bekerja dengan keluarga akibat system yang
belum berkembang.
h. Pelayanan keperawatan keluarga yang belum berkembang meskipun telah
disusun pedoman pelayanan keluarga namun belum disosialisaikan secara
umum.
i. Geografis Indonesia yang sangat luas namun belum di tunjang dengan fasilitas
transportasi yang cukup.
j. Kerjasama program lintas sektoral belum memadai.
k. Model pelayanan belum mendukung peran aktif semua profesi.
l. Lahan praktek yang terbatas, sarana dan prasarana pendidikan juga terbatas.
m. Rasio pengajar dan mahasiswa yang tidak seimbang.
n. Keterlibatan berbagai profesi selama menjalani pendidikan juga kurang.

5. Model Family Health Nursing


Dalam peraturan Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
908/Menkes/SK/VII/2010 tentang Pedoman Penyelenggaraan Keperawatan
Keluarga; Family Health Nursing (Pelayanan Keperawatan Keluarga) adalah
pelayanan holistik yang menempatkan keluarga dan komponennya sebagai fokus
pelayanan dan melibatkan anggota keluarga dalam tahap pengkajian,
perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi tindakan keperawatan dengan
memobilisasi sumber-sumber pelayanan kesehatan yang tersedia di keluarga dan
sumber-sumber dari profesi lain termasuk pemberi pelayanan kesehatan dan
sektor lain di komunitas. Area kebijakan (No. 908/Menkes/2010)
a. Melakukan tindakan keperawatan
b. Melakukan tindakan kolaborasi
c. Melakukan observasi status kesehatan keluarga
d. Melakukan tindakan kedaruratan
e. Melakukan kontrol infeksi rumah
f. Melakukan konselling
g. Melibatkannya dalam penanganan masalah
h. Memfasilitasi keluarga
i. Melakukan keperawatan kesehatan dirumah

Keluarga
Family
nursing
individ
u
Gambar 1. Family Nursing Conceptual Framework

Definisi untuk perawatan kesehatan keluarga (Hanson, 2005) adalah proses


penyediaan untuk perawatan kesehatan kebutuhan keluarga yang berada dalam
ruang lingkup praktik keperawatan. Perawatan keperawatan ini bisa ditujukan
terhadap keluarga sebagai konteks, keluarga sebagai keseluruhan, keluarga
sebagai suatu system atau keluarga sebagai komponen masyarakat.

Keperawatan keluarga mempertimbangkan keempat pendekatan untuk


melihat keluarga yang disebutkan oleh Hanson. Pada saat yang sama, ia
memotong lintas individu, keluarga , dan komunitas untuk tujuan
mempromosikan, memelihara, dan memulihkan kesehatan keluarga. Kerangka
kerja ini menggambarkan persimpangan individu, keluarga, keperawatan, dan
masyarakat. (Gambar 1)

6. Sasaran perawat keluarga


Sasaran keperawatan keluarga menurut DEPKES RI (2010) adalah sebagai
berikut:
a. Keluarga sehat
Keluarga sehat adalah seluruh anggota keluarga dalam kondisi tidak
mempunyai masalah kesehatan, tetapi masih memerlukan antisipasi terkait
dengan siklus perkembangan manusia dan tahapan tumbuh kembang
keluarga. Fokus intervensi keperawatan terutama pada promosi kesehatan dan
pencegahan penyakit.
b. Keluarga resiko tinggi rawan kesehatan
Keluarga resiko tinggi dapat didefinisikan, jika satu atau lebih anggota
keluarga memerlukan perhatian khusus dan memiliki kebutuhan untuk
menyesuaikan diri, terkait siklus perkembangan anggota keluarga dan
keluarga dengan faktor risiko penurunan status kesehatan.
c. Keluarga yang memerlukan tindak lanjut
Keluarga yang memerlukan tindak lanjut merupakan keluarga yang
mempunyai masalah kesehatan dan memerlukan tindak lanjut pelayanan
keperawatan atau kesehatan, misalnya klien pasca hospitalisasi penyakit
kronik, penyakit degenerative, tindakan pembedahan, dan penyakit terminal.
7. Kompetensi yang dimiliki perawat keluarga
Menurut KEMENKES RI No 908/Menkes/SK/VII/2010. Kompetensi
perawat yang melaksanakan pelayanan keperawatan keluarga perawat
pelaksana pelayanan keperawatan keluarga harus mempunyai kemampuan:
a. Melakukan pengkajian Keperawatan Keluarga meliputi :
1) Mengumpulkan data tentang keluarga dan anggota keluarga yang
beresiko atau sakit termasuk melakukan pemeriksaan fisik pada anggota
keluarga.
2) Mengidentifikasi hubungan keluarga dengan komunitas sekitarnya dan
sumber-sumber yang ada di komunitas.
3) Mengidentifikasi faktor risiko lingkungan yang dapat mempengaruhi
kesehatan anggota keluarga.
4) Mengidentifikasi nilai-nilai dan keyakinan keluarga yang berhubungan
dengan kesehatan anggota keluarga.
b. Melakukan analisis data dan rumusan diagnosa keperawatan :
1) Mengolah data hasil pengkajian
2) Mensintesa data yang sudah diolah
3) Merumuskan diagnosa keperawatan
c. Menyusun perencanaan keperawatan :
1) Melakukan penetapan prioritas masalah keperawatan
2) Menetapkan tujuan keperawatan
3) Menetapkan rencana intervensi keperawatan keluarga
d. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga meliputi :
1) Intervensi keperawatan dasar dalam pemenuhan kebutuhan dasar
keluarga.
2) Terapi keperawatan
3) Terapi komplementer
4) Pendidikan kesehata dan Promosi Kesehatan pada keluarga .
5) Monitoring kesehatan keluarga dan kepatuhan dalam pelayanan
kesehatan.
6) Melakukan tindakan kedaruratan dalam pelayanan keperawatan
keluarga
7) Motivasi keluarga untuk memodifikasi lingkungan yang
menguntungkan kesehatan.
8) Melakukan tindakan kontrol infeksi dalam keperawatan keluarga.
9) Melakukan tindakan pencegahan cedera.
10) Melakukan evaluasi pencapaian tujuan Asuhan Keperawatan Keluarga.
11) Melakukan kolaborasi dengan petugas kesehatan yang lain dalam
asuhan keperawatan keluarga.
12) Mendokumentasikan Asuhan Keperawatan Keluarga sesuai dengan
format yang tersedia.
13) Merujuk individu dan keluarga dalam penanganan masalah yang
memerlukan penanganan diluar kewenangan nya.
14) Melakukan koordinasi pelayanan yang diperlukan individu dan
keluarga.
8. Tingkat kepakaran perawat keluarga
Level Karir dan Kompetensi Perawat di Pelayanan Primer Kompetensi
perawat di pelayanan primer saat ini difokuskan pada kompetensi perawat
komunitas secara umum. Kompetensi sesuai level pada perawat klinis yaitu :
a. Perawat Klinis I Perawat Klinis I adalah jenjang perawat klinis dengan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan individu dalam konteks
keluarga di tatanan pelayanan primer atau di wilayah RW atau Dusun atau
setaraannya.
Kompetensi perawat klinis I yaitu :
1) Melaksanakan praktik keperawatan sesuai dengan kode etik, kebijakan
lokal dan nasional.
2) Melakukan praktik keperawatan memperhatikan hak klien terkait
privasi, memperoleh informasi, kerahasiaan dan keamanan informasi,
rasa aman dan bermartabat, dan budaya.
3) Melakukan pengkajian kesehatan individu setiap anggota keluarga baik
beresiko maupun mempunyai masalah kesehatan.
4) Melakukan pemeriksaan fisik seluruh individu di dalam keluarga.
5) Mengidentifikasi faktor risiko kesehatan individu.
6) Mengidentifikasi kemampuan individu dan keluarga dalam
penanggulangan masalah kesehatan di keluarga.
7) Melakukan analisis data dan merumuskan diagnose keperawatan
individu dalam konteks keluarga.
8) Melakukan penapisan masalah keperawatan individu di keluarga dan
fasilitas sarana primer.
9) Menetapkan tujuan pelayanan keperawatan dalam pemenuhan
kebutuhan dasar individu di keluarga.
10) Menetapkan rencana intervensi keperawatan untuk memenuhi kebutuhan
dasar individu dengan melibatkan peran serta keluarga.
11) Melakukan tindakan keperawatan, penekanan pada upaya pemenuhan
kebutuhan dasar individu di sarana pelayanan primer atau di keluarga.
12) Melakukan evaluasi melalui penilaian tercapainya tujuan pemenuhan
kebutuhan dasar individu.
13) Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan format asuhan
keperawatan individu dalam konteks keluarga.
14) Melakukan rujukan klien kepada perawat atau fasilitas pelayanan
kesehatan setingkat lebih tinggi apabila mengidentifikasi kebutuhan
penanganan diluar kewenangan PK1.
15) Melaksanakan upaya peningkatan profesional dalam praktik
keperawatan
melalui keikutsertaan pada kegiatan ilmiah.
16) .Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab
profesi.
b. Perawat Klinis II Perawat Klinis II adalah jenjang perawat klinis dengan
kemampuan melaksanakan asuhan keperawatan keluarga di wilayah desa
atau Kelurahan atau setaraannya. Kompetensi perawat klinis II yaitu :
1) Menunjukkan perilaku bertanggung gugat dan bertanggung jawab
terhadap keputusan dan tindakan profesional dalam melakukan asuhan
keperawatan keluarga.
2) Menerapkan prinsip etik, legal, dan peka budaya dalam memberikan
asuhan keperawatan keluarga.
3) Melakukan pengkajian kesehatan keluarga baik beresiko maupun
mempunyai masalah kesehatan.
4) Mengidentifikasi faktor risiko masalah kesehatan keluarga.
5) Mengidentifikasi sumber daya keluarga sebagai faktor pendukung
kesehatan keluarga.
6) Melakukan analisis data hasil pengkajian keluarga secara komprehensif
7) Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga.
8) Melakukan penapisan masalah keperawatan keluarga.
9) Menyusun rencana intervensi keperawatan keluarga.
10) Mengimplementasikan tindakan keperawatan untuk memenuhi
kebutuhan dasar keluarga dengan melibatkan anggota keluarga.
11) Melakukan penemuan kasus (case finding) pada keluarga berisiko
12) Melakukan pendidikan kesehatan untuk meningkatkan kemandirian
keluarga dalam mempertahankan dan meningkatkan kesehatan keluarga.
13) Melakukan pendampingan (coaching) pada keluarga dengan masalah
kesehatan.
14) Melakukan konseling individu dengan masalah kesehatan.
15) Melakukan evaluasi terhadap asuhan keperawatan dengan
memperhatikan kemampuan keluarga dalam memenuhi kebutuhan
perawatan anggota keluarga.
16) Melakukan rujukan penanganan masalah yang memerlukan penanganan
di luar kewenangannya
17) Menggunakan hasil penelitian (evidence based practice) dalam praktik
keperawatan keluarga.
18) Menganalisis asuhan keperawatan yang diberikan untuk meningkatkan
kualitas pemberian asuhan keperawatan keluarga.
19) Mendokumentasikan asuhan keperawatan sesuai dengan format asuhan
keperawatan keluarga.
20) Menunjukan keterlibatan dalam pengembangan praktik keperawatan
professional
21) Mengikuti pendidikan berkelanjutan sebagai wujud tanggung jawab
profesi.
22) Menunjukkan keterlibatan dalam kegiatan ilmiah keperawatan dengan
mengikuti seminar, pelatihan, workshop keperawatan.
23) Melaksanakan tugas sebagai mentor bagi PK I.
c. Perawat Klinis III Perawat klinis III adalah jenjang perawat klinis dengan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan kelompok di komunitas atau di
seting khusus (sekolah, industri, panti, LAPAS) di wilayah Kecamatan.
d. Perawat Klinis IV Perawat klinis IV adalah jenjang perawat klinis dengan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan kesehatan masyarakat di
wilayah Kabupaten atau Kota.
e. Perawat Klinis V Perawat klinis V adalah jenjang perawat klinis dengan
kemampuan melakukan asuhan keperawatan masyarakat dengan masalah
kesehatan kompleks di tingkat provinsi.
9. Syarat-syarat menjadi perawat keluarga
Asuhan keperawatan keluarga dapat dilakukan oleh perawat dengan
berbagai persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu :
a. Telah menyelesaikan pendidikan formal Ners (perawat) yang diakui.
Pendidikan formal di Indonesia adalah D-3 keperawatan yang
menghasilkan perawat professional “pemula” dan PSIK yang menghasilkan
Ners, yang memiliki kemampuan professional yang tinggi, yaitu :
1) keterampilan intelektual
2) keterampilan teknis, dan
3) keterampilan interpersonal dengan berlandaskan etik dan melaksanakan
profesinya sesuai dengan standar praktik keperawatan.
b. Telah melakukan proses registrasi sebagai ners (perawat).
Perawat yang telah menyelesaikan secara formal pendidikannya harus
melalui proses legislasi sebagai ners (perawat) dengan tahap :
1) Registrasi adalah proses pendaftaran seorang ners (perawat) yang telah
lulus pendidikan formal di dinas kesehatan provinsi, sesuai dengan
keputusan Menkes No 1239 tahun 2001.
2) Sertifikasi adalah proses penilaian terhadap kemampuan seorang ners
(perawat) untuk dinyatakan cakap melaksanakan kewenangan
(kompetensi) yang dimiliki. Namun, belum dilalui sehingga setelah
tahap registrasi seorang ners (perawat) akan memperoleh lisensi.
3) Lisensi adalah proses pembelian bukti tertulis setelah seorang ners
(perawat) dinyatakan cakap untuk dapat melaksanakan kewenangannya.
Di Indonesia disebut dengan surat izin perawat (SIP).
c. Memiliki institusi yang mempunyai kewenangan untuk memberikan asuhan
keperawatan keluarga.
Meskipun telah mempunyai SIP, kegiatan keperawatan keluarga yang
diberikan kepada kliennya harus mempunyai institusi berbadan hukum yang
secara legal bertanggung jawab terhadap pelaksanaan keperawatan, mutu
asuhan yang diberikan, dan untuk meningkatkan kepercayaan publik, serta
dapat dilakukan upaya tanggung gugat oleh klien bila tidak sesuai standar
asuhan.
d. Mematuhi standar praktik dan etik profesi yang ditetapkan oleh PPNI atau
pemerintah.
Standar praktik yang ada bertujuan agar asuhan yang diberikan ners
(perawat) mempunyai mutu sesuai dengan kaidah profesi. Etik profesi yang
dapat mengendalikan bagaimana seorang ners (perawat) berperilaku yang
santun kepada klien dan tidak merugikan klien atau publik.
10. Dampak trend dan isu dalam keperawatan keluarga
a. Pengurangan anggaran
Perawat indonesia saat ini di hadapkan pada suatu dilema,di satu sisi dia
harus terus mengupayakan peningkatan kualitas layanan kesehatan, dilain
pihak pemerintah memotong alokasi anggaran untuk pelayan keperawatan.
Keadaan ini dipicu dengan menjadikan rumah sakit swadan dimana juga
berdampak terhadap kinerja perawat. Dalam melaksanakn tugasnya perawat
sering jarang mengadakan hubungan interpersonal yang baik karena mereka
harus melayani pasien lainnya dan dikejar oleh waktu.
b. Otonomi dan akuntabilitas
Dengan melibatkan perawat dalam pengambilan suatu keputusan di
pemerintahan, merupakan hal yang sangat positif dalam meningkatkan
otonomi dan akuntabilitas perawat indonesia. Peran serta tesebut perlu di
tingkatkan terus dan di pertahankan. Kemandirian perawat dalam
melaksanakan perannya sebagai suatu tantangan. Semakin meningkatnya
otonomi perawat semakin tingginya tuntutan kemampuan yang harus di
persiapkan.
c. Teknologi
Penguasaan dan keterlibatan dalam perkembangan IPTEK dalam
praktek keperawatan bagi perawat Indonesia merupakan suatu keharusan.
d. Tempat praktik
Tempat praktik keperawatan di masa depan meliputi pada tatanan
klinik(RS);komunitas;dan praktik mandiri di rumah/berkelompok (sesuai SK
MENKES R.I.647/2000 tentang registrasi dan praktik keperawatan).
e. Perbedaan batas kewenangan praktik
Belum jelasnya batas kewenangan praktik keperawatan pada setiap
jenjang pendidikan, sebagai suatu tantangan bagi profesi keperawatan.

11. Area riset keperawatan keluarga


a. Upaya promotif dilakukan untuk meningkatkan kesehatan keluarga dengan
melakukan kegiatan penyuluhan kesehatan, peningkatan gizi, pemeliharaan
kesehatan baik individu maupun semua anggota keluarga, pemeliharaan
kesehatan lingkungan, olahraga teratur, rekreasi dan pendidikan seks.
b. Upaya preventif untuk mencegah terjadinya penyakit dan gangguan
kesehatan terhadap keluarga melalui kegiatan imunisasi, pemeriksaan
kesehatan berkala melalui posyandu, puskesmas dan kunjungan rumah,
pemberian vitamin A, iodium, ataupun pemeriksaan dan pemeliharaan
kehamilan, nifas dan menyusui.
c. Upaya kuratif bertujuan untuk mengobati anggota keluarga yang sakit atau
masalah kesehatan melalui kegiatan perawatan orang sakit dirumah,
perawatan orang sakit sebagai tindaklanjut dari Pukesmas atau rumah sakit,
perawatan ibu hamil dengan kondisi patologis, perawatan buah dada,
ataupun perawatan tali pusat bayi baru lahir
d. Upaya rehabilitatif atau pemulihan terhadap pasien yang dirawat dirumah
atau keluarga-keluarga yang menderita penyakit tertentu seperti TBC, kusta
dan cacat fisik lainnya melalui kegiatan latihan fisik pada penderita kusta,
patch tulang dan lain sebagainya, kegiatan fisioterapi pada penderita stroke,
batuk efektif pada penderita TBC, dll.
e. Upaya resosialitatif adalah upaya untuk mengembalikan penderita (anggota
keluarga) ke masyarakat yang karena penyakitnya dikucilkan oleh
masyarakat seperti, penderita AIDS, kusta dan wanita tuna susila.
12. Fokus Tindakan Perawat Keluarga dan Contoh
Fokus tindakan/implementasi perawat keluarga yaitu:
a. Individu
1) Tindakan keperawatan langsung.
Contoh:
a) Komunikasi dengan klien keluarga yaitu mengkaji riwayat kesehatan
klien, penjelasan tentang prosedur tindakan operasi dan pengobatan,
mengatasi kecemasan klien, penjelasan perkembangan kondisi klien,
dan perawatan di rumah.
b) Tindakan dan prosedur keperawatan dan pengobatan.
c) Nutrisi dan eliminasi.
d) Mobilisasi dan transportasi.
e) Pengambilan darah, urin, feses, pus untuk pemeriksaan laboratorium.
2) Tindakan kolaboratif dan pengobatan dasar.
Contoh: Perawat, dokter, serta ahli gizi berkolaborasi dalam penentuan
nutrisi yang akan diberikan kepada salah satu anggota keluarga yang
memiliki masalah gangguan pemenuhan nutrisi.
3) Tindakan observasi
Contoh: Perawat melakukan observasi pada tetesan infus dan
keseimbangan cairan yang diberikan serta mengobservasi tanda-tanda
vital klien.
4) Tindakan pendidikan kesehatan.
Contoh: Perawat memberikan pendidikan kesehatan dan mengajarkan
mengenai olahraga yang dapat dilakukan oleh salah satu anggota keluarga
yang mengalami penyakit jantung koroner.
b. Keluarga
1) Meningkatkan kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah
dan kebutuhan kesehatan.
Contoh: Perawat memberikan informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan
harapan keluarga tentang kesehatan serta mendorong sikap emosi yang
sehat terhadap masalah.
2) Membantu keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat untuk
individu.
Contoh: Perawat mengidentifikasi dan meyampaikan konsekuensi jika
keluarga tidak melakukan tindakan, serta mengidentifikasi sumber-sumber
yang dimiliki keluarga,
3) Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang
sakit.
Contoh: Perawat mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat
dan fasilitas yang ada di rumah, serta mengawasi keluarga dalam
melakukan perawatan.
4) Membantu keluarga menemukan cara bagaimana membuat lingkungan
menjadi sehat.
Contoh: Perawat menemukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga dan melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.
5) Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada.
Contoh: Perawat mengenalkan fasilitas yang ada di lingkungan keluarga
dan membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan yang ada.
13. Peran Perawat Keluarga
a. Perawat sebagai pendidik kesehatan (edukator).
Perawat memberikan edukasi mengenai kesehatan keluarga, penyakit,
hubungan, dan pengasuhan. Contohnya, mengajarkan orang tua bagaimana
cara merawat bayi atau memberikan pengetahuan mengenai diabetes pada
remaja laki-laki yang baru didagnosis.
b. Perawat sebagai koordinator, kolaborator, navigator, dan penghubung.
Perawat mengkoordinasikan perawatan keluarga dan bekerja sama
dengan keluarga untuk merencanakan perawatan. Contohnya yaitu, jika ada
anggota keluarga yang mengalami trauma kecelakaan, perawat akan
membantu keluarga untuk mengakses sumber daya dari rawat inap, rawat
jalan, dan perawatan kesehatan di rumah.
c. Perawat sebagai pemberi dan pengawas perawatan.
Perawat memberi atau mengawasi perawatan yang diterima keluarga
dalam berbagai tatanan. Contohnya yaitu perawat datang ke rumah keluarga
untuk berkonsultasi dengan keluarga dan membantu merawat anaknya yang
terpasang alat bantu pernapasan.
d. Perawat sebagai advokator.
Perawat keluarga menganjurkan keluarga dan memberdayakan anggota
keluarga. Contohnya adalah advokasi perawat sekolah mengenai layanan
pendidikan khusus untuk anak dengan gangguan defisit-hiperaktif.
e. Perawat sebagai konsultan.
Perawat sebagai konsultan untuk keluarga kapanpun diminta atau
kapan pun diperlukan. Contohnya, perawat klinis spesialis di rumah sakit
diminta untuk membantu keluarga dalam menemukan perawatan jangka
panjang yang sesuai untuk nenek yang sakit.
f. Perawat sebagai konselor.
Perawat keluarga memiliki peran terapeutik dalam membantu individu
dan keluarga memecahkan masalah atau mengubah perilaku. Contohnya,
keluarga yang membutuhkan bantuan untuk mengatasi kondisi kronis jangka
panjang, seperti saat anggota keluarga yang didiagnosis dengan skizofrenia
(Kaakinen, 2018).
g. Perawat sebagai penemu kasus.
Perawat terlibat dalam penemuan kasus. Contohnya, perawat mencari
tahu sumber penularan pada kasus infeksi menular seksual.
h. Perawat sebagai spesialis lingkungan.
Perawat bekerjasama dengan keluarga dan pemberi pelayanan
kesehatan lain untuk meodifikasi lingkungan. Contohnya, seseorang dengan
paraplegia yang telah dipindah dari rumah sakit ke rumah, perawat
mendampingi keluarga untuk memodifikasi lingkungan rumah sehingga
klien dapat beraktivitas di kursi roda dan melakukan perawatan diri.
i. Perawat sebagai clarifier dan interpreter.
Perawat menjelaskan dan menafsirkan data ke keluarga di semua
pengaturan. Sebagai contoh, jika seorang anak dalam keluarga memiliki
penyakit leukemia, perawat mengklarifikasi dan menafsirkan informasi
mengenai diagnosis, dan pengobatan (Kaakinen, 2018).
j. Perawat sebagai pengganti.
Perawat keluarga berfungsi sebagai pengganti dengan mengganti peran
orang lain. Misalnya, perawat dapat bereperan sebagai orang tua yang penuh
kasih kepada seorang remaja yang akan melahirkan anak di ruang persalinan
dan melahirkan.
k. Perawat sebagai peneliti.
Perawat keluarga harus mengidentifikasi masalah praktik dan
menemukan solusi terbaik untuk menangani permasalahan tersebut melalui
proses ilmiah. Contohnya, berkolaborasi dengan seorang kolega untuk
menemukan intervensi yang lebih baik dalam mengatasi orang dewasa yang
mengompol dan tinggal di rumah (Kaakinen, 2018).
l. Perawat sebagai role model (panutan).
Misalnya, perawat sekolah yang menujukan kesehatan yang baik
dalam hal perawatan diri sebagai panutan bagi orang tua dan anak-anak.
Peran yang terakhir yaitu perawat sebagai manajer kasus. Peran ini
melibatkan kolaborasi antar keluarga dan sistem perawatan kesehatan.
Misalnya, perawat yang bekerja dengan senior di sebuah komunitas dapat
menjadi manajer untuk kasus klien dengan penyakit Alzheimer (Kaakinen,
2018).

Anda mungkin juga menyukai