Anda di halaman 1dari 3

NAMA : BAIQ NURUL WIRANTI

NIM/KELAS : A1C019043/ A
MATKUL : AUDIT

AUDIT PIUTANG
Pengertiang Piutang
              Piutang timbul dari beberapa jenis transaksi, di mana yang paling umum ialah dari
penjualan barang atau jasa secara kredit. Kredit dapat diberikan dalam bentuk perkiraan terbuka
atau berdasarkan instrumen kredit yang sahih, yang disebut surat promes (wesel). 
Klasifikasi piutang
Pada umumnya piutang bersumber dari kegiatan operasi normal perusahaan yaitu penjualan
kredit atas barang dan jasa kepada pelanggan, tetapi selain itu masih banyak sumber-sumber
yang dapat menimbulkan piutang.
Smith and Skousen memberikan klasifikasi piutang terdiri atas “piutang dagang (trade
receivables) dan piutang bukan dagang”.
Piutang dagang
a. Wesel tagih atau notes receivables
b. Piutang usaha atau accounts receivables
Piutang bukan dagang
Piutang bukan dagang ini meliputi seluruh tipe piutang lainnya dan mempunyai beberapa
transaksi-transaksi yaitu :
a. Penjualan surat berharga atau pemilik selain barang dan jasa.
b. Uang muka kepada pemegang saham, para direktur, pejabat, karyawan dan perusahaan-
perusahaan affiliasi.
c. Setoran-setoran kepada kreditur, perusahaan kebutuhan umum dan instansi-instansi
lainnya. 2002 digitized by USU digital library 6
d. Pembayaran dimuka pembelian-pembelian.
e. Setoran-setoran untuk menjamin pelaksanaan kontrak atau pembayaran biaya.
f. Tuntutan atas kerugian atau kerusakan.
g. Saham yang masih harus disetor.
h. Piutang deviden dan bunga.
Tujuan Audit Piutang Usaha
Menurut Para Ahli
Menurut Sukrisno Agoes (2004:173) tujuan pemeriksaan perkiraan piutang usaha yaitu:
1. Untuk mengetahui apakah terdapat pengendalian intern (internal control) yang baik atas
piutang dan transaksi penjualan, piutang dan penerimaan kas.
2. Untuk memeriksa validity (keabsahan) dan authenticity (ke otentikan) dari pada piutang.
3. Untuk memeriksa collectibility (kemungkinan tertagihnya) piutang dan cukup tidaknya
perkiraan allowance for bad debts (penyisihan piutang tak tertagih)
4. Untuk mengetahui apakah ada kewajiban bersyarat (contingent liability) yang timbul karena
pendiskontoan wesel tagih (notes receivable)
5. Untuk memeriksa apakah penyajian piutang di neraca sesuai dengan prinsip akuntansi yang
berlaku umum di  Indonesia/Standar Akuntansi Keuangan.

Merancang Pengujian Atas Rincian Saldo

Berikut pengujian yang dapat dilakukan atas piutang usaha dikelompokan berdasarkan tujuan
audit:
    Piutang usaha dalam neraca saldo sama dengan jumlah file induk terkait dan totalnya telah
ditambahkan dengan benar serta sama dengan buku besar umum. (Detail tie-in)
Hal ini dilakukan dengan  menguji informasi yang ada pada aged trial balance sebelum
melakukan pengujian lainnya untuk memverifikasi bahwa populasi yang sedang diuji sesuai
dengan buku besar umum dan file induk piutang usaha. Auditor juga harus
melakukan tracing untuk memverifikasi nama pelanggan, saldo dan umur piutang telah sesuai.

Konfirmasi Piutang Usaha


Konfirmasi piutang usaha merupakan salah satu metode audit untuk memenuhi tujuan eksistensi,
keakuratan dan pisah batas. Konfirmasi harus dilakukan kecuali terhadap tiga kondisi, yaitu:

 Piutang usaha tidak material.


       Auditor mempertimbangkan konfirmasi bukti yang tidak efektif karena tingkat responsnya
kemungkinan tidak akan memadai atau tidak dapat diandalkan
       Gabungan tingkat resiko inheren dan resiko pengendalian rendah dan bukti substantif lainnya
dapat diakumulasi untuk menyediakan bukti yang mencukupi.

Apabila auditor tidak melakukan konfirmasi atas piutang usaha, alasannya harus
didokumentasikan dalam file audit.
Terdapat beberapa jenis konfirmasi, yaitu:
Konfirmasi Positif, yaitu komunikasi dengan debitur yang meminta pihak penerima untuk
mengkonfirmasi secara langsung apakah saldo yang dinyatakan pada permintaan konfirmasi
terrbut benar atau salah. 
Konfirmasi Negatif, yaitu konfirmasi yang ditujukan pada debitor tetapi hanya akan meminta
respons jika debitor tidak setuju dengan jumlah yang dinyatakan. 

Prosedur Audit Piutang Usaha


            Menurut Sukrisno Agoes (2004:125) Prosedur audit ialah “langkah-langkah yang harus
dijalankan auditor dalam melaksanakan pemeriksaaannya dan sangat diperlukan oleh asisten agar
tidak melakukan penyimpangan dan dapat bekerja secara efisien dan efektif.” Prosedur audit
dilalukan dalam rangka mendapatkan bahan-bahan bukti (audit evidence) yang cukup untuk
mendukung pendapat auditor atas kewajaran laporan keuangan.

Anda mungkin juga menyukai