Anda di halaman 1dari 6

Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (55-60)

METODE BERMAIN PUZZLE BERPENGARUH PADA


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK USIA PRASEKOLAH

Lilis Maghfuroh
Program Studi S1 Keperawatan STIKes Muhammadiyah Lamongan
E-mail : lilisahza99@gmail.com

Submitted :19-09-2017, Reviewed:25-09-2017, Accepted:28-09-2017


DOI: http://doi.org/10.22216/jen.v3i1.2488

ABSTRACT
Pre-school is a period to increase fine motor development of children. This research aims to
determine the increasing of fine motor development using the puzzle for preschoolers. his research is
using one-group pre-post test design without control and procedures for statistical analysis through
Wilcoxon Sign Rank Test with a confidence level of 95% and α: 5%. The subjects of this study were 40
children. The results of the analysis showed that there was effect of the intervention method by
playing puzzle through the development of fine motor skills at pre-school children in mind that the
value of Z sign p = 0.001 where significant value of p <0.05. Puzzle play method can improve child
language development. The results of this research can be used as the basic for doing the puzzles
therapy in children because it can improve fine motor skills development of children.

Keywords: development of fine motor skills, puzzle, Pre-school

ABSTRAK
Masa prasekolah merupakan masa peningkatan perkembangan motorik halus. Motorik halus adalah
gerakan yang dilakukan oleh sekelompok otot-otot kecil seperti jari-jemari. Pada survey awal hampir
sebagian anak mengalami perkembangan motorik suspek. Penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
metode puzzle terhadap perkembangan motorik halus anak pra sekolah. Penelitian ini menggunakan
one-group pra-post test design tanpa control dan analisis statistik menggunakan Uji Wilcoxon Sign
Rank Test dengan tingkat kepercayaan 95% dan α : 5%. Populasi penelitian 50 anak dan sample 40
anak dengan tehnik Simple Random Sampling. Setelah data terkumpul dengan menggunakan DDST
selanjutnya dianalisa. Hasil penelitian ini menunjukkan ada pengaruh metode bermain puzzle terhadap
perkembangan motorik halus diketahui p sign = 0,001 dimana nilai signifikan p < 0,05. Metode
bermain Puzzle dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Hasil penelitian ini dapat
dijadikan dasar untuk melakukan terapi puzzle pada anak untuk meningkatkan perkembangan motorik
halus anak.

Kata kunci : Anak Prasekolah, Perkembangan motorik halus, puzzle.

PENDAHULUAN Perkembangan motorik halus pada usia


Anak usia prasekolah 3-6 tahun tertentu menjadi lebih halus dan lebih
kemampuan motorik halusnya mulai terkoordinasi dibandingakan dengan masa
berkembang dimana anak mulai dapat bayi. Anak-anak terlihat lebih cepat dalam
menggambar dan menulis. proses tahapan berlari dan meloncat serta menjaga
perkembangan setiap anak sama, yaitu keseimbangan badannya. Untuk
merupakan hasil dari proses pematangan. memperhalus ketrampilan-ketrampilan
Tetapi dalam pencapaiannya, setiap anak motorik, anak terus melakukan berbagai
memiliki kecepatan yang berbeda aktivitas (Junaidi, 2011).
(Soetjiningsih, 2013). Kemampuan motorik Menurut WHO (World Health
halus ini berkembang setelah kemampuan Organization) 5-25% dari anak mengalami
motorik kasar si kecil berkembang optimal. gangguan motorik halus. Menurut Depkes

Kopertis Wilayah X 55
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (55-60)

RI, 2006 bahwa 16% balita indonesia Berdasarkan survey awal di TK Surya
mengalami gangguan perkembangan, baik Baru desa plosowahyu lamongan didapatkan
motorik halus dan kasar, gangguan 12 anak yang perkembangan motorik halus
pendengaran, kecerdasan kurang dan normal sejumlah 7 (58%) anak dan 5 (42%)
keterlambatan bicara. Ikatan Dokter Anak anak perkembangan motorik halus anak
Indonesia (IDAI) jawa timur melakukan suspect. Masih adanya perkembangan
pemeriksaan terhadap 2.634 anak dari usia 0- motorik halus anak yang tidak sesuai dengan
72 bulan. Dari hasil pemeriksaan usia perkembangannya.
perkembangan ditemukan sebanyak 53% Faktor motorik yang lambat dapat
tidak normal, yaitu meragukan sebanyak disebabkan oleh beberapa hal. Salah satu
23%, penyimpangan perkembangan penyebabnya gangguan perkembangan
sebanyak 30%. Menurut penelitian yang motorik adalah kelainan tonus atau penyakit
dilakukan oleh Lilis Maghfuroh, L 2017 di neuromuskular. Anak dengan cerebral palsy
TK sumurgenuk babat lamongan didapatkan dapat mengalami keterbatasan
13 anak pengalami perkembangan motorik perkembangan motorik sebagai akibat
halus suspect dari 42 anak sedangkan spastitas, ataksia atau hipotonia. Kelainan
penelitian yang dilakukan oleh Maghfuroh, sumsum tulang belakang seperti spina bifida
Ltahun 2017 di TK darma wanita kanor juga dapat menyebabkan keterlambatan
Bojonegoro 16 dari 44 anak pra sekolah perkembangan motorik. Penyakit
didapatkan perkembangan motorik halus neuromuskular seperti muskular distrofi
suspect. memperihatkan keterlambatan dalam
Berdasarkan penelitian Afiffudin dan kemampuan berjalan. Namun tidak
khotimah 2014 sebagian besar anak belum selamanya gangguan perkembangan motorik
mampu untuk mengerakkan jari tangan selalu didasari adanya penyakit tersebut.
dengan luwes maupun kemampuan untuk Faktor lingkungan serta kepribadian anak
menggengam dan memegang benda dengan juga dapat mempengaruhi keterlambatan
baik. dalam perkembangan motorik. Anak yang
Menurut Labonati (2013) dalam tidak mempunyai kesempatan untuk belajar
penelitiannya meningkatkan kemampuan seperti sering digendong atau diletakkan
motorik halus anak melalui metode baby walker dapat mengalami keterlambatan
pemberian tugas pada kelompok b di tk al- dalam mencapai kemampuan motorik
khairaat lolu didaptkan hasil bahwa melalui (Marmi, 2012).
metode pemberian tugas dapat meningkatkan Dampak motorik halus yang terlambat
kemampuan motorik halus anak, terbukti dapat mengakibatkan perkembangan anak
ada peningkatan kemampuan dari siklus I tersebut menjadi terhambat dan tidak sesuai
ke siklus II dalam menyusun balok menjadi dengan usia, cenderung adanya gangguan
suatu bangunan kategori sangat baik dan pada sistem saraf atau selebral palsi. Anak
baik dari 50% menjadi 80% (30%), yang sudah mengalami cerebral palsi ini
kemampuan dalam mengikat tali sepatu mempunyai karakteristik gerakan menulis
kategori sangat baik dan baik dari 45% yang tidak terkontrol dan perlahan, gerakan
menjadi 85% (40%), kemampuan dalam abnormal ini mengenai tangan, kaki, lengan
memasang kancing baju kemeja kategori atau tungkai dan pada sebagian besar kasus,
sangat baik dan baik dari 50% menjadi 80% otot muka dan lidah. Penderita biasa juga
(30%). Secara umum terjadi peningkatan menunjukkan koordinasi yang buruk,
rata-rata 33,33% dari siklus satu ke siklus berjalan tidak stabil, kesulitan melakukan
dua, walaupun masih ada anak yang belum gerakan cepat dan tepat misalnya susah
meningkat kreatifitasnya tetapi hanya menulis atau mengancing baju.
berkisar 6,66% dari masing-masing aspek Metode Bermain Puzzle berpengaruh
yang diamati dengan kategori kurang. pada Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia Prasekolah, sebab bermain puzzle dapat

Kopertis Wilayah X 56
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (55-60)

mengkoordinasi gerak mata dan tangan anak, HASIL DAN PEMBAHASAN


dengan itu tanpa mereka sadari motorik halus Personal data Responden
mereka terus terlatih dan berkembang Karakteristik responden didapatkan
dengan bagus. Selain itu, ketika mereka Sebagian besar responden berjenis kelamin
bermain puzzle anak dapat berlatih untuk perempuan (24 anak/54,5%). hampir
mengenal bentuk dan bagaimana mereka sebagian anak berusia 61-66 bulan (18 anak
mengisi ruang kosong dimana potongan- / 40,9%) dan sebagian kecil berusia 48-54
potongan tersebut di perlukan. Puzzle juga bulan. hampir seluruhnya orang tua
mendorong anak untuk mengenali responden berumur antara 21-35 tahun (37
persamaan, seperti bagaimana warna yang orang tua / 84%). sebagian besar ( 30 orang
merah atau garis tebal di dalam suatu tua / 68,2%) yang memiliki latar belakang
potongan sesuai dengan corak yang sama pendidikan terakhir SMA, dan sebagian kecil
pada potongan yang lain. Melalui permainan (5 orang tua / 11,4%) memiliki latar
ini anak-anak dapat belajar bahwa suatu belakang pendidikan terakhir SMP. sebagian
benda atau objek tersusun dari bagian– besar orang tua bekerja sebagai ibu rumah
bagian kecil. Permainan ini mendorong anak tangga (30 orang / 68,2%), dan sebagian
mengerti cara mengkombinasikan unsur- kecil pekerjaan swasta (1 orang / (2,3%).
unsur yang berbeda.(Andriana, 2011).
Tabel 1 Distribusi perkembangan anak
METODE PENELITIAN usia prasekolah sebelum diberikan
Desain penelitian Experimental metode bermain puzzle.
menggunakan one-group pra-post test design
tanpa control. Penelitian ini dilaksanakan No Perkembangan Jumlah Prosentase
selama 1 bulan. Populasi penelitian adalah 1 Normal 26 59%
sebanyak 50 anak. Sample dalam penelitian 2 Suspect 18 41%
ini sebanyak 44 anak dengan tehnik Simple 44 100%
Total
Random Sampling. Yang di Random adalah
Berdasarkan tabel 1 diatas dapat
instrumennya mengingat respondennya anak-
dijelaskan bahwa sebelum diberikan metode
anak untuk menghindari kecemburuan.
bermain puzzle didapatkan sebagian besar
Instrumen yang digunakan dalam
(59%) perkembangan motorik halus
penelitian adalah DDST II yang terdiri dari 4
normaldan berdasarkan tabel 2 setelah
sektor yaitu motorik halus, motorik kasar,
diberikan metode bermain puzzledidapatkan
bahasa, personal sosial dan yang digunakan
hampir seluruhnya (88.4%) perkembangan
peneliti adalah pada bagian motorik halus.
motorik halus normal.
Sebelum diberikan metode bermain
Berdasarkan tabel 1 Sebagian besar
puzzle responden di lihat berkembangan
perkembangan anak usia prasekolah sebelum
motorik halusnya dengan menggunakan
diberikan metode bermain puzzle adalah
DDST II, setelah itu diberikan perlakuan
normal sebanyak 26 anak (59%).
metode bermain puzzle selama 1 bulan setiap
Perkembangan motorik halus yang normal
minggu dua kali selama 15 menit. Setelah itu
yaitu anak diberikan stimulasi yang mana
di ukur kembali perkembangan motorik
anak dapat melakukan kemampuan
halusnya dengan menggunakan DDST II.
perkembangan motorik halus sesuai dengan
Pada penelitian ini uji yang digunakan
usianya seperti halnya menggunting,
adala uji Wilcoxon Sign Rank Test dengan
memotong, menyusun balok, menggambar
bantuan perangkat lunak komputer program
serta anak dapat bertumbuh dan berkembang
Statistical Product and Service Solution
secara optimal.
(SPSS) 16.0 for windows dengan tingkat
Perkembangan motorik halus anak
singnifikasi α = 0,05.
prasekolah dapat dipengaruhi oleh faktor
antara lain ialah pekerjaan orang tua,
pendidikan dan umur orang tua. Sebagian

Kopertis Wilayah X 57
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (55-60)

besar 30 orang tua (68,2%) pendidikan makin banyak pula pengetahuan yang
terakhir SMA. Dengan tingkat pendidikan dimilikinya. Dengan banyak pengetahuan
yang sebagian besar SMA, orang tua masih yang dimiliki orangtua maka meningkatkan
mudah menerima informasi dan pada peran orang tau dalam menstimulasi anak.
akhirnya makin banyak pula pengetahuan Teori yang diberikan Notoadmodjo (2010)
yang dimilikinya. Pengetahuan sangat bahwa semakin bertambah umur, peran dan
bermanfaat bagi orangtua dalam memberikan pengalaman yang dimiliki seseorang juga
stimulasi kepada anak khususnya dalam bertambah pada aspek fisik dan psikolog
perkembangan motorik halusnya. Teori Iqbal (mental), perubahan pada fisik terjadi akibat
Mubarak, Wahid dkk (2007) juga pematangan fungsi organ dan pada aspek
mendukung opini tersebut, yang menyatakan psikologis atau mental taraf berfikir
bahwa pendidikan berarti bimbingan yang seseorang semakin matang dan dewasa,
diberikan seseorang pada orang lain terhadap amtang dalam berfikir dan bekerja.
sesuatu hal agar mereka dapat memahami.
Tidak dapat dipungkiri bahwa makin tinggi Tabel 2 Distribusi perkembangan anak
pendidikan seseorang semakin mudah pula usia prasekolah sebelum diberikan
mereka menerima informasi, dan pada metode bermain puzzle.
akhirnya makin banyak pula pengetahuan
yang dimilikinya. Dan menurut Jaelani A.K. No Perkembangan Jumlah Prosentase
dkk. 2017. pengetahuan ibu merupakan 1 Normal 38 88.4%
faktor tidak langsung yang mempengaruhi 2 Suspect 6 13.6%
status gizi yang akhirnya berpengaruh
terhadap perkembangan anak. Total 44 100%
Sebagian besar orang tua memiliki Berdasarkan tabel 2 Hampir
latar belakang pekerjaan ibu rumah tangga seluruhnya perkembangan anak usia
yaitu 30 orang (68,2%). Dengan pekerjaan prasekolah sesudah diberikan metode
sebagai ibu rumah tangga maka ibu akan bermain puzzle adalah normal 38 anak
lebih memeperhatikan anaknya, lebih banyak (88,4%). Dari data tersebut menunjukkan
memiliki waktu luang untuk anaknya dalam bahwa adanya peningkatan perkembangan
memberikan stimulasi perkembangan motorik halus anak pra sekolah sesudah
motorik halus anak. Selain itu juga seorang diberikan metode bermain puzzle.
ibu bisa memperhatikan dan memenuhi Perkembangan motorik halus anak
kebutuhan gizi anak sesuai dengan prasekolah dapat dipengaruhi oleh faktor
kebutuhannya sehingga perkembangan anak antara lain ialah jenis kelamin dan usia anak.
akan bisa maksimal salah satunya adalah sebagian besar anak berjenis kelamin
perkembangan motorik halus anak. Sesuai perempuan sebanyak 24 anak (54,5%).
dengan pendapat Agrina 2012 pekerjaan dan Dimana dalam penelitian ini jenis kelamin
lingkungan fisik berpengaruh terhadap anak yang normal kebanyakan adalah
perkembangan balita dan menurut Handayani perempuan. Anak perempuan lebih mudah
R 2017 Status gizi kurang pada anak untuk diatur dan patuh terhadap orang tua,
balitaakan berdampak terhadap kesehatan lain halnya dengan anak laki-laki yang
balita yang bisa menghalangi terhadap cenderung sulit untuk diatur, diarahkan dan
tumbuh kembangnya balita. anak laki-laki biasanya sering membantah
Hampir seluruhnya orang tua kepada orang tua dan lebih agresif.
responden berumur antara 21-35 tahun Kartikawati (2010) memberikan teori yang
sebanyak 37 (84%). Seseorang dengan usia menyatakan bahwa anak perempuan lebih
21-35 tahun adalah usia dikatakan masuk mudah untuk diatur dan tenang berbeda
dalam dewasa muda. Dimana pada usia ini dengan anak laki-laki yang cenderung lebih
memungkinkan orangtua sudah banyak banyak tingkah, lebih sulit diatur, sering
menerima informasi, sehingga pada akhirnya

Kopertis Wilayah X 58
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (55-60)

membantah kepada orang tua dan susah yang melibatkan bagian-bagian tubuh
diarahkan. tertentu dan otot. Andriana, (2011)
Hampir sebagian anak berusia 61-66 menyatakan bahwa manfaat puzzle Melatih
bulan yaitu sebanyak 18 anak (40,9%) dan keterampilan motorik halus, keterampilan
sebagian kecil berusia 48-54 bulan. Dimana motorik halus (fine motor skill) berkaitan
pada rentang usia ini perkembangan motorik dengan kemampuan anak menggunakan otot-
halus anak stabil dan anak hampir otot kecilnya khususnya tangan dan jari-jari
menyelesaikan tugas perkembangan usia tangan.
prasekolah. Teori yang dijelaskan oleh Dengan demikian dapat dikatakan
Hidayat A.A (2008) bahwa perkembangan bahwa metode bermain puzzle yang
motorik halus pada usia ini dapat diberikan pada anak pra sekolah yang
berlangsung stabil dan masih terjadi mengalami perkembangan suspect,
peningkatan pertumbuhan serta memberikan pengaruh meningkatkan
perkembangan, khususnya pada aktivitas perkembangan motorik halus anak pra
fisik dan kemampuan kognitif. sekolah.
Hal tersebut dikarenakan seringnya
Tabel 3 Distribusi Responden Metode dilakukan perlakuan pada anak, sehingga
Bermain Puzzleberpengaruh Terhadap koordinasi otot-otot kecil pada tangan dapat
Perkembangan Motorik Halus. terlatih sehingga dapat memegang potongan
Perkembangan Perkembangan post test gambar dan meletakkannya dengan tepat.
pre test NormalSuspectTotal Sehingga anak tidak lagi ada kesulitan yang
Σ%Σ%Σ% akhirnya koordinasi mata dan tangan anak
Normal 26 1000 026 59 bekerja dengan baik. Peningkatan
Suspect1266,7 6 33,3 18 41 perkembangan motorik halus anak sebelum
Total 38 88,4 6 13,6 44 100 dan sesudah dikarenakan pemberian
Z = -3.464a p = 0.001 stimulasi yang diberikan secara teratur akan
diterima oleh panca indera dan selanjutnya
akan disampaikan ke otak. Otak maupun
Berdasarkan tabel 3 Dari 26 anak yang panca indera anak yang belum mencapai
perkembangan motorik halusnya normal tingkat baru. Hal ini akan memicu otak untuk
sebelum diberikan metode bermain puzzle, belajar, menganalisa, memahami dan
dimana setelah diberikan metode bermain memberi respon yang tepat terhadap
puzzle38 anak perkembangan motorik pemberian stimulus tersebut. Andriana
halusnya normal. (2011) berpendapat bahwa pemberian
Berdasarkan hasil pengolahan dengan stimulus sebaiknya dilakukan setiap kali ada
SPSS, didapat nilai Z adalah -3.464. Karena
kesempatan berinteraksi dengan anak.
uji 2 sisi, maka probabilitas (asymp. sig.) Semakin sering dan teratur rangsangan yang
adalah 0.001. Hasil Zhitung menjauhi angka diterima, maka semakin kuat hubungan
kritiz Z ±1,96, maka H1 diterima, ada antara sel-sel otak tersebut.
pengaruh metode bermain puzzle terhadap
perkembangan motorik halus anak pra
SIMPULAN
sekolah di TK Surya Baru Plosowahyu Sebagian besar perkembangan anak
Lamongan. usia prasekolah sebelum diberikan metode
Metode bermain puzzle dapat melatih bermain puzzle adalah normal (59%). Dan
koordinasi otot-otot kecil pada tangan untuk hampir seluruhnya perkembangan anak usia
memegang dan meletakkan potongan gambar prasekolah sesudah diberikan metode
sehingga dapat mempengaruhi motorik halus bermain puzzle adalah normal (88,4%). Serta
anak. Menurut Susilaningrum (2013), terdapat pengaruh metode bermain puzzle
Motorik halus adalah aspek yang terhadap perkembangan motorik halus anak
berhubungan dengan kemampuan anak untuk pra sekolah di TK Surya Baru Plosowahyu
mengamati sesuatu, melakukan pergerakan

Kopertis Wilayah X 59
Jurnal Endurance 3(1) Februari 2018 (55-60)

Lamongan.Hasilpenelitian ini diharapkan Puskesmas Wilayah Kota


dapat memberikan masukan kepada guru TK Yogyakarta. Jurnal Endurance, 1(1),
dalam memberikan stimulus bermain puzzle 28-36.
untuk meningkatkan pekembangan motorik
halus anak usia prasekolah. Junaidi, d. I. (2011). Kehamilan Sehat Dan
Mengatur Jenis Kelamin Anak.
DAFTAR PUSTAKA Yogyakarta: C.V ANDI OFFSET.
Afiffudin, & Khotimah, N. (2015). Pengaruh
Kegiatan Seni Finger painting Kartikawati. (2010).Peningkatan
Terhadap Kemampuan Motorik Halus Perkembangan Motorik Halus Anak
Anak. PAUD Teratai Vol.4 Usia Dini, Jurnal Ilmu Keperawatan.
No.1(2015). E-Journal UNESA Vol. 1 No. 3. Universitas Brawijaya
http://jurnalmahasiswa.unesa.ac.id/inde Malang.
x.php/paud-teratai/article/view/10522
Diakses tanggal 3 Juni 2016. Labonati, R. (2014). meningkatkan
kemampuan motorik halus anak
Agrina, (2012) Karakteristik orang tua dan melalui metode pemberian tugas pada
lingkungan rumah mempengaruhi kelompok B di TK Al-Khaairot lolu ,
pekembangan balita. Jurnal Jurnal Untad Vol 2 No
Keperawatan Indonesia Vol.15 No.2 2.http://jurnal.untad.ac.id/jurnal/index.
http://jki.ui.ac.id/index.php/jki/article/v php/Bungamputi/article/view/1940.
iew/31/31 diakses tgl 4 maret 2017 diakses tgl 25 mei 2016.

Andriana, D. (2011). Tumbuh Kembang & Maghfuroh, L, & Putri, K. C. (2017).


Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta: Pengaruh Finger Painting Terhadap
Salemba Medika. Perkembangan Motorik Halus Anak
Usia Prasekolah Di Tk Sartika I
Depkes. (2007). pedoman pelaksanaan Sumurgenuk Kecamatan Babat
stimulasi, deteksi dan intervensi Lamongan. Journal of Health
tumbuh kembang anak. Jakarta : Bakti Sciences, 10(1).
husada.
Maghfuroh, L., & Khotimah, N. (2017).
Handayani, R. (2017). Faktor-Faktor Yang Pengaruh Teknik Mozaik terhadap
Berhubungan Dengan Status Gizi Pada Perkembangan Motorik Halus Anak
Anak Balita. Jurnal Endurance, 2(2), Prasekolah. Sain Med, 9(1), 57-61.
217-224.
Marmi. (2012). Asuhan Neonatus, Bayi,
Hidayat, A. A. (2008). Pengantar dan Balita, Dan Anak Prasekolah.
Kesehatan Anak. Jakarta: Salemba Yogyakarta: Pustaka Belajar.
Medika.
Notoatmodjo, S. (2010). Metodologi
Iqbal Mubarok, Wahit. (2008). Promosi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rinerke
Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Cipta.
Belajar Mengajar dalam Pendidikan.
Yogjakarta: Graha Ilmu. Soetjiningsih. (2013). Tumbuh kembang
anak. Jakarta: EGC.
Jaelani, A. K., Sampurno, S., & Andayani, T.
M. (2016). Pengembangan Model Susilaningrum, R. (2013). Asuhan
Sistem Informasi Manajemen Skrining keperawatan bayi dan anak. Jakarta:
Resep Pasien Rawat Jalan Di Salemba Medika.

Kopertis Wilayah X 60

Anda mungkin juga menyukai