Anda di halaman 1dari 4

Nama : Efa Damayanti

NIM : 836905138

PEMANFAATAN HASIL TES UNTUK MENINGKATKAN PROSES


PEMBELAJARAN

Agar proses pembelajaran yang kita lakukan dapat berhasil dengan baik, maka persiapan
mengajar merupakan hal yang sangat mutlak harus dibuat. Sebelum kita mengajar di depan
kelas, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran harus sudah kita persiapkan terlebih dahulu.

Setelah membuat RPP dan melaksanakan Proses Pembelajaran, untuk mengetahui efektivitas
proses pembelajaran adalah dengan melakukan tes, baik berupa pre-test post-test, tes
formatif, maupun tes diagnostik. Selanjutnya kita lakukan      analisis terhadap hasil tes
tersebut.

1.    Memanfaatkan hasil Pre Test dan Post test

Pre-test adalah tes yang dilaksanakan pada awal proses pembelajaran, sedangkan post-test
dilaksanaan setelah prses pembelajaran.

Pre-test bertujuan untuk mengetahui pengetahuan siswa terhadap materi yang akan diajarkan.
Pengembangan butir soal pre-test didasarkan pada tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan
dalam rencana pembelajaran. Cakupan materi pre-test meliputi seluruh materi yang akan
disampaikan dalam proses pembelajaran.

Dengan melakukan pre-test maka aka nada kemungkinan bahwa kita tidak mengajarkan
konsep suatu materi dari awal tetapi dapat dimulai dengan konsep yang memang belum
dikuasai oleh siswa. Jika kita tetap mengajarkan konsep yang telah dikuasai dengan baik oleh
siswa maka besar kemungkinan siswa tidak akan memperhatikan lagi apa yang kita jelaskan
dan mereka cenderung membuat kegaduhan yang tentu saja akan sangat mengganggu proses
pembelajaran.

Untuk mengetahui keberhasilan proses pembelajaran maka kita dapat melakukan post-test.
Post-test adalah set tes yang pararel yaitu tes yang disusun dari kisi-kisi tes yang sama. Set
tes untuk post-test harus mengukur indikator yang sama dengan soal pre-test.
Untuk melihat apakah ada perbedaan atau tidak antara hasil pre-test dan post-test, dapat
dilihat dari sekor tertinggi, sekor terendah, rentang skor, dan skor rata-rata kedua hasil test
tersebut.

2.   Memanfaatkan Hasil  Tes formatif   

Test formatif merupakan salah satu jenis test yang diberikan kepada siswa setelah siswa
menyelesaikan satu unit pembelajaran. Test formatif digunakan untuk memonior apakah
proses pembelajaran yang telah dilakukan telah mencapai tujuan pemelajaran yang di
tetapkan.

Test formatif merupakan alat untuk melihat efektifitas proses pembelajaran. Jika dari hasil
test formatif ternyata terdapat sejumlah kompetensi yang belum dkuasai siswa, maka guru
harus mencari penyebabnya. Penyebab tidak dikuasainya kompetensi tersebut dapat berasal
dari diri siswa mapun dari pelaksanaan proses pembelajaran, seperti penggunaan metode dan
media pembelajaran yang tidak tepat. Titik berat test formatif adalah pada pencapaian
kompetensi siswa bukan mencari penyebab kesulitan belajar siswa.

Apabila kita perhatikan test formatif yang ada pada setiap modul Universitas Terbuka, Pada
setiap akhir kegiatan belajar terdapat kurang lebih 10 butir soal test formatif. Test formatif
tersebut dimaksudkan untuk mengukur ketercapaian tujuan yang telah ditetapkan pada setiap
modul. Apabila tingkat penguasaan mahasiswa sama dengan atau lebih besar dari 80%,
Mahasiswa dapat melanjutkan untuk melakukan kegiatan belajar berikutnya.

Perbaikan proses pembelajaran dilakukan dengan memperbaiki metode Pembelajaran


misalnya dengan lebih banyak melibatkan siswa pada hal-hal yan konkret dan contoh-contoh
untuk menuju pada kesimpulan konsep yang lebih abstrak. Perbaikan dapat pula dengan lebih
meningkatkan penggunaan alat bantu dan media yang sesuai sehingga siswa dapat lebih
mudah memahami konsep-konsep yang dipelajari. Perbaikan pula dapat dlakukan secara
klasikal dan individual sampai siswa dapat menguasai kompetensi yang di tetapkan.

3.    Memanfaatkan Hasil Test Diagnostik

Dengan tes diagnostik guru dapat mengetahui penyebab kesulitan belajar yang dialami siswa
selama proses pembelajaran. Karena tes dianostik akan digunakan untuk untuk menemukan
kesulitan pemahaman konsep yang dialami siswa, maka materi tes diagnostik dikembangkan
dari konsep-konsep yang sulit dipahami siswa.
Kesulitan belajar siswa dapat disebabkan karena proses pembelajaran yang kurang tepat dan
dapat pula diseabkan oleh berbagai factor di luar pembelajaran.

Factor diluar pembelajaran yang dapat menjadi peyebab kesulitanbelajar siswa antara lain
adanya hambatan fisik, psikologis, dan social.

Kemungkinan-kemungkinan hambatan proses belajar lainnya dapat saja terjadi dalam


berbagai mata pelajaran. Hambatan/kesulitan dalam proses pembelajaran dapat diungkap
dengan jelas dengan menggunakan tes diagnostik. Tes diagnostik memang disusun untuk
dapat mengungkap penyebab kesulitan belajar siswa. Dengan mengetahui hasil tes diagnostik
maka guru dapat mengambil keputusan tindakan atau perlakuan yang tepat untuk mengatasi
kesulitan belajar siswa.

4.   Pemanfaatan Hasil penilaian Non-Tes

Teknik penilaian non-tes dapat memberikan informasi umpan balik bagi proses pembelajaran.
Hasil penilaian sikap, penilaian diri, dan portofolio dapat dianalisis untuk menjadi masukan
bagi guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Teknik non-tes yang digunakan antara
lain penilaian diri, penilaian sikap, dan portofolio.

Manfaat utama penilaian sikap adalah untuk memperoleh masukan dan umpan balik bagi
peningkatan profesionalisme guru, perbaikan proses pembelajaran dan pembinaan sikap
siswa. Hasil penilaian sikap dapat dimanfaatkan untuk meminimalisir kecenderungan sikap
negatif siswa secara umum terhadap bahasan materi atau mata pelajaran tertentu. Berdasarkan
hasil penilaian sikap seperti itu, selanjutnya guru berupaya mengkaji lebih dalam
penyebabnya, sehingga dapat dilakukan tindakan mengatasi sikap negatif tersebut. Dengan
demikian pembelajaran akan lebih efektif.

Selain itu, berdasarkann hasil penilaian sikap, guru dapat memperoleh informasi tentang
kekuatan dan kelemahan yang dimilikinya berdasarkan persepsi siswa. Informasi tersebut
sangat berguna untuk peningkatan kualitas pribadi dan profesionalisme guru.

 Portofolio merupakan rangkaian atau kumpulan karya atau hasil kerja siswa yang dilakukan
dalam kurun waktu tertentu, misalnya satu semester atau tahun ajaran, bahkan selama siswa
mengikuti pendidikan pada suatu jenjang tertentu.

Penilaian portofolio menekankan pada penilaian proses dan hasil. Oleh karena itu penilaian
portofolio diharapkan dapat memberikan informasi yang menyeluruh mengenai :
1. Perkembangan pemahaman dan pemikiran siswa dalam kurun waktu tentang konsep,
topik dan isi
2. Hasil karya siswa yang berkaitan dengan bakat dan keterampilan khusus
3. Dokumen kegiatan siswa selama periode waktu tertentu
4. Refleksi nilai siswa sebagai individu dalam aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Dengan cakupannya yang lebih komprehensif, penilaian portofolio memberikan manfaat bagi
siswa, guru, dan orang tua siswa. Bagi siswa penilaian portofolio berguna sebagai :

1. Umpan balik penguasaan dan kemampuannya dalam kurun waktu tertentu


2. Pendorong peningkatan pembelajaran pada aspek kemampuan yang masih  lemah
melalui bahan yang dikumpulkannya
3. Pemahaman tentang keterbatasan kemampuan di bidang tertentu.

Bagi guru, penilaian portofolio berguna sebagai :

1. Umpan balik penguasaan siswa selama kurun waktu tertentu


2. Kemampuan yang belum dikuasai siswa
3. Gambaran tingkat pencapaian keberhasilan proses belajar
4. Strategi pembelajaran dan penilaian siswa
5. Pertimbangan penempatan siswa dalam jurusan/program studi
6. Kecenderungan perilaku belajar siswa.

Berdasarkan hasil analisis terhadap penilaian portofolio yang dilakukannya, guru  dapat


membuat langkah-langkah yang diperlukan untuk meningkatkan proses pembelajaran.

Dengan informasi yang komprehensif dari hasil penilaian, guru dapat memahami faktor-
faktor yang berpengaruh terhadap proses pembelajaran sehingga dapat lebih mampu
menentukan langkah yang paling tepat dalam melaksanakan pembelajaran.  Di sisi lain siswa
dapat lebih memahami dirinya dan perilaku belajarnya, sehingga lebih dapat mempersiapkan
diri dalam mengikuti proses pembelajaran .

Anda mungkin juga menyukai