Permentan 22 Permentan Ot 140 4 2008
Permentan 22 Permentan Ot 140 4 2008
REPUBLIK INDONESIA
TENTANG
MENTERI PERTANIAN,
Menimbang : a. Bahwa dalam rangka meningkatkan daya guna dan hasil guna
pelaksanaan perkarantinaan hewan dan tumbuhan, perlu
dilakukan penggabungan Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina
Hewan dan UPT Karantina Tumbuhan menjadi UPT Karantina
Pertanian;
b. Bahwa dengan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada butir
a, dipandang perlu untuk menyempurnakan organisasi dan tata
kerja Balai Besar Karantina Hewan, Balai Karantina Hewan Kelas
I, Balai Karantina Hewan Kelas II, Stasiun Karantina Hewan Kelas
I, Stasiun Karantina Hewan Kelas II, Balai Besar Karantina
Tumbuhan, Balai Karantina Tumbuhan Kelas I, Balai Karantina
Tumbuhan Kelas II, Stasiun Karantina Tumbuhan Kelas I, dan
Stasiun Karantina Tumbuhan Kel;as II;
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN MENTERI PERTANIAN TENTANG ORGANISASI DAN
TATA KERJA UNIT PELAKSANA TEKNIS KARANTINA
PERTANIAN.
BAB I
Pasal 1
(1) Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Pertanian adalah UPT di Lingkungan Badan
Karantina Pertanian, yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Kepala
Badan Karantina Pertanian.
(2) UPT Karantina Pertanian masing- masing dipimpin oleh seorang Kepala
Pasal 2
Pasal 3
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 2, UPT Karantina Pertanian
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyusunan rencana, evaluasi dan laporan;
b. Pelaksanaan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan
karantina (HPHK) dan organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
c. Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK;
d. Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK;
e. Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati;
f. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan;
g. Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani
dan nabati;
h. Pengelolaan sistem informasi, dokumentasi dan sarana teknik karantina hewan dan
tumbuhan;
I. Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani
dan nabati;
j. Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga.
Pasal 4
SUSUNAN ORGANISASI
Bagian Pertama
Balai Besar Karantina Pertanian
Pasal 5
(2) Bagan Struktur organisasi BBKP adalah seperti tercantum pada lampiran I sebagai
bagian yang tidak terpisah dengan peraturan ini.
Pasal 6
Pasal 7
Pasal 8
Pasal 9
(1) Subbagian Program dan Evaluasi mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan
penyusunan rencana, program, evaluasi dan pelaporan
(2) Subbagian Kepegawaian dan Tata Usaha amempunyai tugas melakukan urusan
kepegawaian dan tata usaha.
(3) Subbagian Keuangan dan Perlengkapan mempunyai tugas melakukan urusan
keuangan, rumah tangga dan perlengkapan.
Pasal 10
Pasal 11
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 10, Bidang Karantina
Hewan menyelenggarakan fungsi :
a. Pemberian pelayanan operasional karantina hewan
b. Pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani
c. Pemberian pelayanan sarana teknik karantina hewan
d. Pelaksanaan pengelolaan system informasi dan dokumentasi karantina hewan
Pasal 13
Pasal 14
Pasal 15
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 14, Bidang Karantina
Tumbuhan menyelenggarakan fungsi:
a. Pemberian pelayanan operasional karantina tumbuhan;
b. Pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati nabati;
c. Pemberian pelayanan sarana teknik karantina tumbuhan;
d. Pelaksanaan pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi karantina tumbuhan.
Pasal 16
Pasal 17
Pasal 18
Pasal 19
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam pasal 18, Bidang Pengawasan
dan Penindakan menyelenggarakan fungsi:
a. Pelaksanaan urusan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang karantina hewan;
b. Pelaksanaan urussan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang karantina tumbuhan;
c. Pelaksanaan urusan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang keamanan hayati hewani dan nabati.
Pasal 21
(1) Seksi pengawasan dan penindakan karantina hewan mempunyai tugas melakukan
urusan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan
dibidang karantina hewan dan keamanan hayati hewani.
(2) Seksi pengawasan dan penindakan karantina tumbuhan mempunyai tugas melakukan
urusan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan
dibidang karantina tumbuhan dan keamanan hayati nabati.
Pasal 22
(1) Kelompok jabatan fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Jabatan
Fungsional Paramedik Veteriner, dan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan, serta Jabatan Fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai
Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan bidanag keahlian masing- masing sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Fungsional Paramedik
Veteriner mempunyai tugas:
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit
hewan karantina (HPHK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
c. Melakukan pembuatan koleksi HPHK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengann peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
mempunyai tugas:
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa
organisme penggaunggu tumbuhan karantina (OPTK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
c. Melakukan pembuatan koleksi OPTK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Kelompok jabatan fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional
sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 23
(1) Masing- masing Kelompok Jabatan Fuingsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional yang kompeten dan ditunjuk oleh Kepala.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
berdasarklan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Bagian kedua
Pasal 24
Pasal 25
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
(2) Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
operasional karantina hewan, pengawasan keamanan hayati hewani, dan sarana
teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi.
(3) Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana
teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi.
(4) Seksi Pengawasan dan Penindakan mempunyai tugas melakukan pengawasan dan
penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan dibidang karantina hewan
dan karantina tumbuhan, serta keamanan hayati hewani dan nabati.
Pasal 26
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Jabatan
Fungsional Paramedik Veteriner dan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan, sertaJabatan Fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai
Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan bidang keahlian masing- masing sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional Mediak Veteriner dan Jabatan Fungsional Paramedik
Veteriner mempunyai tugas :
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa hama penyakit hewan karantina (HPHK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
c. Pmelakukan pembuatan koleksi HPHK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
mempunyai tugas :
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media
pembawa organisme pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
c. Pmelakukan pembuatan koleksi OPTK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
(4) Kelompok Jabatan Fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan
fungsional sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing berdasarkan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 27
(1) Masing- masing kelompok jabatan fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional yang kompeten dan ditunjuk oleh kepala.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Pasal 28
Pasal 29
(1) Subbagian Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga
(2) Seksi Karantina Hewan mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
operasional karantina hewan, pengawasan keamanan hayati hewani, dan sarana
teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan
penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan dibidang karantina hewan
dan keamanan hayati hewani.
(3) Seksi Karantina Tumbuhan mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
operasional karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati nabati, dan sarana
teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan dokumentasi, serta pengawasan dan
penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan di bidang karantina
tumbuhan dan keamanan hayati nabati.
Pasal 30
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Jabatan
Fungsional Paramedik Veteriner, dan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan, serta Jabatan Fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai
Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan bidang keahlian masing- masing sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Fungsional Paramedik
Veteriner mempunyai tugas :
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit
hewan karantina (HPHK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
c. Melakukan pembuatan koleksi HPHK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengann peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
mempunyai tugas:
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa
organisme penggaunggu tumbuhan karantina (OPTK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
c. Melakukan pembuatan koleksi OPTK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Kelompok jabatan fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional
sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
Pasal 31
(1) Masing- masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
Bagian Keempat
Pasal 32
Pasal 33
(1) Urusan Tata Usaha mempunayai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
(2) Subseksi Pelayanan Operasional mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamana hayati
hewani dan nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan
dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati
hewani dan nabati.
Pasal 34
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Jabatan
Fungsional Paramedik Veteriner, dan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme
Pengganggu Tumbuhan, serta Jabatan Fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai
Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan bidang keahlian masing- masing sesuai
dengan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Fungsional Paramedik
Veteriner mempunyai tugas :
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan
karantina (HPHK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
c. Melakukan pembuatan koleksi HPHK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengann peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
mempunyai tugas:
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengasingan, pengamatan, perlakuan,
penahanan, penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa
organisme penggaunggu tumbuhan karantina (OPTK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
c. Melakukan pembuatan koleksi OPTK;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(4) Kelompok jabatan fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan fungsional
sesuai dengan jabatan fungsional masing- masing berdasarkan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
(1) Masing- masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional yang kompeten dan ditunjuk oleh kepala.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3) Jenis dan jenajng jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
berdasarkan peraturan perundang- undangan yang berlaku.
Bagian Kelima
Pasal 36
Pasal 37
(1) Urusan Tata Usaha mempunyai tugas melakukan penyiapan bahan penyusunan
rencana, evaluasi dan pelaporan, serta urusan tata usaha dan rumah tangga.
(2) Petugas Pelayanan Operasional mempunyai tugas melakukan pemberian pelayanan
operasional karantina hewan dan karantina tumbuhan, pengawasan keamanan hayati
hewani dan nabati, dan sarana teknik, serta pengelolaan sistem informasi dan
dokumentasi, serta pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang-
undangan dibidang karantina hewan dan karantina tumbuhan serta keamanan hayati
hewani dan nabati.
Pasal 38
(1) Kelompok Jabatan Fungsional terdiri dari Jabatan Fungsional Medik Veteriner, Jabatan
Fungsional Paramedik Veteriner, dan Jabatan Fungsional Pengendali Organisme
Penggangu Tumbuhan, serta Jabatan Fungsional lain, yang terbagi dalam berbagai
Kelompok Jabatan Fungsional berdasarkan bidang keahlian masing – masing sesuai
dengan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
(2) Kelompok Jabatan Fungsional Medik Veteriner dan Jabatan Fungsional Paramedik
Veteriner mempunyai tugas :
a. melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa hama penyakit hewan
karantina (HPHK);
b. melakukan pemantauan daerah sebar HPHK;
c. melakukan pembuatan koleksi HPHK;
d. melakukan pengawasan keamanan hayati hewani;
e. melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
(3) Kelompok Jabatan Fungsional Pengendali Organisme Pengganggu Tumbuhan
mempunyai tugas :
a. Melakukan pemeriksaan, pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan,
penolakan, pemusnahan, dan pembebasan media pembawa organisme
pengganggu tumbuhan karantina (OPTK);
b. Melakukan pemantauan daerah sebar OPTK;
c. Melakukan pembuatan koleksi optk;
d. Melakukan pengawasan keamanan hayati nabati;
e. Melakukan kegiatan fungsional lainnya sesuai dengan peraturan perundang –
undangan yang berlaku.
(4) Kelompok Jabatan Fungsional lainnya mempunyai tugas melakukan kegiatan
fungsional sesuai dengan jabatan fungsional masing – masing berdasarkan peraturan
perundang – undangan yang berlaku.
(1) Masing – masing Kelompok Jabatan Fungsional dikoordinasikan oleh seorang tenaga
fungsional yang kompeten dan ditunjuk oleh kepala.
(2) Jumlah tenaga fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditentukan
berdasarkan kebutuhan dan beban kerja.
(3) Jenis dan jenjang jabatan fungsional sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku.
BAB III
TATA KERJA
Pasal 40
Dalam melaksanakan tugasnya, Kepala BBKP, Kepala BKP Kelas I, Kepala BKP Kelas II,
Kepala SKP Kelas I, Kepala SKP Kelas II, Kepala Bagian, Kepala Bidang, Kepala Subbagian,
Kepala Seksi, Kepala Urusan, dan kepala Subseksi, seksi Koordinator Kelompok Jabatan
Fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi integrasi dan sinkronisasi baik di lingkungan
satuan organisasi masing – masing maupun dengan instansi lain sesuai dengan bidang
tugasnya.
Pasal 41
Setiap pimpinan BBKP. BKP Kelas I, BKP Kelas II, SKP Kelas I, dan SKP Kelas II
bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan bawahannya masing – masing, dan
memberikan bimbingan serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 42
Setiap pimpinan BBKP, BKP Kelas I, BKP Kelas II, SKP Kelas I, dan SKP Kelas II
bertanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan bawahannya masing – masing, dan
memberikan bimbingan, serta petunjuk pelaksanaan tugas bawahannya.
Pasal 43
Setiap pimpinan satuan organisasi pada BBKP, BKP Kelas I, BKP Kelas II, SKP Kelas I, SKP
Kelas II, dan Kelompok Jabatan Fungsional wajib mengikuti, mematuhi petunjuk, dan
bertanggung jawab kepada atasan masing – masing.
Pasal 44
Setiap pimpinan satuan organisasi pada BBKP, BKP Kelas I, BKP Kelas II, SKP Kelas I, dan
SKP Kelas II wajib menyampaikan laporan pelaksanaan tugasnya kepada atasan masing –
masing baik berkala atau sewaktu – waktu.
Pasal 45
Setiap laporan dari bawahan yang diterima oleh pimpinan satuan organisasi wajib diolah dan
dipergunakan sebagai bahan penyusunan laporan lebih lanjut, dan untuk member petunjuk
kepada bawahan.
Pasal 46
Dalam menyampaikan laporan masing – masing kepada atasan, tembusan laporan wajib
disampaikan kepada satuan organisasi lain yang secara fungsional mempunyai hubungan
kerja.
Pasal 47
Dalam melaksanakan tugas setiap pimpinan satuan organisasi pada BBKP, BKP Kelas I,
BKP Kelas II, SKP Kelas I, SKP Kelas II wajib mengadakan rapat berkala dalam rangka
melakukan evaluasi pelaksanaan tugas dan pemberian bimbingan kepada bawahan.
ESELONISASI
Pasal 48
BAB V
Pasal 49
(1) Sejak berlakunya peraturan ini, jumlah UPT Karantina Pertanian sebagai berikut :
a. Jumlah BBKP sebanyak 5 (lima) lokasi.
b. Jumlah BKP Kelas I sebanyak 15 (lima belas) lokasi.
c. Jumlah BKP Kelas II sebanyak 11 (sebelas) lokasi.
d. Jumlah SKP Kelas I sebanyak 14 (empat belas) lokasi.
e. Jumlah SKP Kelas II sebanyak 5 (lima) lokasi.
(2) Nama, tempat kedudukan, dan wilayah kerja masing – masing UPT Karantina
Pertanian sebagaimana tercantum pada lampiran VI, lampiran VII, lampiran VIII,
lampiran IX, dan lampiran X sebagai bagian yang tidak terpisah dengan Peraturan ini
(3) Selain wilayah kerja sebagaimana dimaksud pada ayat (2) BBKP, BKP Kelas I, BKP
Kelas II, SKP Kelas I, dan SKP Kelas II mempunyai wewenang melakukan tindakan
karantina di kawasan karantina, dan tempat – tempat lainnya yang ditetapkan
berdasarkan peraturan perundang – undangan yang berlaku
BAB VI
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 50
Perubahan organisasi dan tata kerja UPT Karantina Pertanian menurut peraturan ditetapkan
oleh MEnteri Pertanian setelah terlebih dahulu mendapat persetujuan tertulis dari Menteri
yang bertanggung jawab di bidang pendayagunaan aparatur Negara.
Pasal 51
Peraturan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan, dan dilaksanakan secara efektif sejak
tanggal pelantikan untuk pertama kali masing – masing pejabat structural di lingkungan
BBKP, BKP Kelas I, BKP Kelas II, SKP Kelas I, dan SKP Kelas II.
Ditetapkan Di Jakarta
Pada tanggal 3 April 2008
KEPALA
BAGIAN
UMUM
Seksi Pelayanan Seksi Informasi dan Seksi Pelayanan Seksi Informasi Seksi Seksi
Operasional Sarana Teknik Operasional dan Sarana Pengawasan Pengawasan
Karantina Hewan Karantina Hewan Karantina Teknik Karantina dan dan
Tumbuhan Tumbuhan Penindakan Penindakan
Karantina Karantina
Hewan Tumbuhan
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA
Subbagian Tata
Usaha
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA
Subbagian Tata
Usaha
Seksi Seksi
Karantina Karantina
Hewan Tumbuhan
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA
Urusan
Tata Usaha
Seksi
Karantina
Hewan
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
KEPALA
Urusan
Tata Usaha
Petugas
Pelayanan
Operasional
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
TEMPAT
NO NAMA WILAYAH KERJA
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4)
1 BBKP Surabaya Surabaya, a. Bandar Udara :
Provinsi Jawa Timur - Juanda
- Abdul Rahman Saleh.
b. Pelabuhan Laut :
- Tanjung Perak
- Gresik
- Jangkar
- Kalbut
- Panarukan
- Probolinggo
- Sangkapura
- Sedayu-Lamongan.
c. Pelabuhan Sungai :
- Kalimas
- Tanjung Wangi.
d. Pelabuhan Penyeberangan
Ketapang.
e. Kantor Pos Surabaya.
TEMPAT
NO NAMA WILAYAH KERJA
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4)
1. BKP Kelas I Denpasar Denpasar, a. Bandar Udara Ngurah Rai,
Provinsi Bali b. Pelabuhan Laut :
- Benoa
- Celukan Bawang
- Padang Bai.
c. Pelabuhan Penyeberangan
Gilimanuk.
d. Kantor pos Denpasar.
2. BKP Kelas I Semarang Semarang, a. Bandar Udara Ahmad Yani.
Provinsi Jawa Tengah b. Pelabuhan Laut :
- Tanjung Emas
- Tegal
- Yuwana.
c. Kantor Pos Semarang.
3. BKP Kelas I Balikpapan Balikpapan, a. Bandar Udara Sepinggan.
Provinsi Kalimantan Timur b. Pelabuhan Laut :
- Semayang, Balikpapan.
- Pondang.
- Kampung Baru.
c. Pelabuhan Penyeberangan
Karingau.
d. Kantor Pos Balikpapan.
4. BKP Kelas I Bandar Bandar Lampung, a. Bandar Udara raden Intan II.
Lampung Provinsi Lampung b. Pelabuhan Laut Panjang.
c. Pelabuhan Penyeberangan
Bakauheni.
d. Kantor Pos Bandar
Lampung.
5. BKP Kelas I Pekanbaru Pekanbaru, a. Bandar Udara Sultan
Provinsi Riau Syarief
Kasim II, Pinang Kampai.
a. Pelabuhan Laut :
- Bagan Siapi-Api.
- Selat Panjang.
- Bengkalis.
- Dumai.
- Tembilahan.
- Kuala Enok.
- Kuala Gaung.
- Rumbai.
b. Pelabuhan Sungai :
- Siak Sri Indrapura.
- Sungai Guntung.
- Sungai Pakning.
- Tanjung Buton.
- Sungai
Duku/Pekanbaru.
c. Kantor Pos Pekanbaru
6. BKP Kelas I Pontianak Pontianak, a. Bandar Udara :
Provinsi Kalimantan Barat - Supadio
- RahadiUsmanKetapang.
b. Pelabuhan Laut :
- Dwikora, Pontianak.
- Sintete.
- Kendawangan,
Ketapang.
TEMPAT
NO NAMA WILAYAH KERJA
KEDUDUKAN
(1) (2) (3) (4)
1 BKP Kelas II Medan, a. Banda Udara Polonia
Medan Provinsi Sumatera Utara b. Pelabuhan Laut :
- Pangkalan Brandan
- Pangkalan Susu
c. Kantor Pos Medan.
2 BKP Kelas II Tanjung Pinang, a. Bandar Udara Raja Haji
Tanjung Pinang Provinsi Kepulauan Riau Fisabilillah
b. Pelabuhan Laut :
- Sri Bintan Pura
- Pelabuhan Kijang
- Sri Payung Batu Enam
- Tanjung Uban
- Lagoi
- Pulau Bulan
- Pelantar II
3 BKP Kelas II Ternate Ternate, a. Bandara Sultan Baabullah
Provinsi Maluku Utara b. Pelabuhan Laut :
- Ahmad Yani, Ternate
- Morontai
- Bacan
- Tobelo
c. Kantor Pos ternate
Kepada Yth.
Menteri Pertanian
di
Jakarta
Sehubungan dengan surat Saudara Nomor : 507/ TU.220/ A2/ 11/ 2007 tanggal 27
November 2007 perihal sebagaimana tersebut diatas, dengan ini kami sampaikan bahwa
dalam rangka peningkatan kinerja pelayanan karantina pertanian dan efesiensi sumber daya,
usul penggabungan/ integrasi Unit Pelaksana Teknis (UPT) Karantina Hewan dan UPT
Karantina Tumbuhan menjadi UPT Karantina Pertanian, pada prinsipnya dapat disetujui.
Adapun jumlah UPT Karantina Pertanian setelah dilakukan penggabungan/ integrasi tersebut
adalah sebagai berikut :
Bersama ini kami sampaikan kembali Rancangan Peraturan Menteri Pertanian tentang
Organisasi dan Tata Kerja UPT Karantina tersebaut, yang telah disempurnakan sesuai
dengan pola yang berlaku, untuk selanjutnya dapat ditetapkan menjadi Peraturan Menteri
Pertanian dan salinannya agar dapat disampaikan kepada Kementerian Negara
Pendayagunaan Apratur Negara.
Rekapitulasi unit organisasi dan eselon di lingkungan Unit Pelaksana Teknis tersebut adalah
sebagaimana terlampir.
Tembusan Yth:
1. Kepala Badan Kepegawaian Negara;
2. Kepala Lembaga Administrasi Negara;
3. Direktur Jenderal Anggaran, Departemen Keuangan.