Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PASAR UANG DAN MODAL

Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk

DOSEN PENGAMPUH :

DANIEL RAHANDRI.SE.,M.Si

DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 :

Oki Ardila 1962201168

Cecep candra 1962201185

Musfita Devi 1962201162

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

FAKLUTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH TANGERANG

2020/2021
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR...................................................................................................1
BAB I............................................................................................................................3
PENDAHULUAN.........................................................................................................3
1.1. Latar Belakang................................................................................................3
1.2. TUJUAN PENULISAN.................................................................................4
1.3. KEGUNAAN PENULISAN..........................................................................4
BAB II...........................................................................................................................5
PEMBAHASAN...........................................................................................................5
2.1 Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk..........................5
2.2 Latar Belakang Masalah......................................................................................5
2.3 Pembahasan..........................................................................................................6
3.1 Pembahasan & Opini...........................................................................................9
BAB IV.......................................................................................................................10
KESIMPULAN...........................................................................................................10
4.1 Kesimpulan........................................................................................................10
4.2 Saran..................................................................................................................10
Daftar pustaka.............................................................................................................12

3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang

Pasar modal merupakan salah satu sarana yang efektif untuk mempercepat akumulasi
dana bagi pembiayaan pembangunan melalui mekanisme pengumpulan dana dari
masyarakat dan menyalurkan dana tersebut ke sektor-sektor produktif. Pada
umumnya pasar modal itu dilakukan oleh berbagai lembaga antara lain pusat
perdagangan sekuritas atau disebut Bursa Efek Indonesia yang didalamnya terdapat
berbagai lembaga seperti lembaga kliring dan lembaga keuangan lainnya yang
kegiatannya terkait antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, pasar modal juga
merupakan suatu usaha penghimpunan dana masyarakat secara langsung dengan cara
menanamkan dana ke dalam perusahaan yang sehat dan baik pengelolaannya.
Hidayati (2010:10) mengatakan bahwa fungsi utama pasar modal adalah sebagai
sarana pembentukan modal dan akumulasi dana bagi pembiayaan suatu perusahaan /
emiten. Dengan demikian pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi
pembiayaan pembangunan nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di
luar sumber-sumber yang umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan
masyarakat, kredit perbankan dan bantuan luar negeri. Manfaat dari pasar modal itu
sendiri yaitu untuk mendorong 2 terciptanya alokasi dana yang efisien, karena
dengan adanya pasar modal maka pihak yang kelebihan dana (investor) dapat
memilih alternative investasi untuk memberi return yang optimal (Mawardi,
2009:13). Sementara itu, bagi kalangan masyarakat yang memiliki kelebihan dana
dan berminat untuk melakukan investasi, hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia
menambah deretan alternatif untuk menanamkan dananya. Banyak jenis surat
berharga (securities) yang dijual dipasar modal, salah satu yang diperdagangkan
adalah saham. Saham perusahaan go public sebagai komoditi investasi tergolong
berisiko tinggi, karena sifatnya yang peka terhadap perubahanperubahan yang terjadi
baik oleh pengaruh yang bersumber dari luar ataupun dari dalam negeri seperti
perubahan dibidang politik, ekonomi, moneter, undang-undang atau peraturan
maupun perubahan yang terjadi dalam industri dan perusahaan yang mengeluarkan
saham (emiten) itu sendiri. Untuk mengantisipasi perubahan harga saham tersebut
maka diperlukan analisis saham.

3
Dengan adanya pasar modal aktivitas perekonomian diharapkan akan meningkat
karena ini merupakan alternatif pendanaan bagi perusahaan-perusahaan sehingga
dapat beroperasi dengan skala yang lebih besar dan akan meningkatkan pendapatan
perusahaan (Wardani dan Sri Hermuningsih, 2011:3).

TUJUAN PENULISAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.     Untuk mengetahui tentang pasar modal
2.     Untuk mengetahui kasus permasalahan mengenai pasar modal
 KEGUNAAN PENULISAN
Kegunaan utama dari makalah ini adalah:
1.      Kegunaan secara teoritis
Dalam makalah ini, penulis berharap hasilnya mampu memberikan sumbangan bagi
Ilmu Sosial khususnya di pasar modal
2.      Kegunaan secara praktis
Selain kegunaan secara teoritis, diharapkan hasil makalah ini juga mampu
memberikan sumbangan secara praktis, yaitu :
Memberi sumbangan pemikiran mengenai kasus bertentangan dengan pasar modal

3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Skandal Manipulasi Laporan Keuangan PT. Kimia Farma Tbk.

PT Kimia Farma adalah salah satu produsen obat-obatan milik pemerintah di


Indonesia. Padaaudit tanggal 31 Desember 2001, manajemen Kimia Farma
melaporkan adanya laba bersih sebesar Rp 132 miliar, dan laporan tersebut di audit
oleh Hans Tuanakotta & Mustopa (HTM) akan tetapi, Kementerian BUMN dan
bapepam menilai bahwa laba bersih tersebut terlalu besar dan mengandung unsur
rekayasa. setelah dilakukan audit ulang, pada 3 ktober 2002 laporan keuangan Kimia
Farma 2001 disajikan kembali (Restated)  karena telah ditemukan kesalahan yang
cukup mendasar. Pada laporan keuangan yang baru, Keuntungan yang disajikan
hanya sebesar Rp 99,56 miliar, atau lebih rendah sebesar Rp 32,6 mil!ar, atau 24,56
dari laba awal yang dilaporkan. Kesalahan itu timbul pada unit Industri Bahan Baku
yaitu kesalahan berupa overstated penjualan sebesar Rp 2,5 miliar, pada unit logistik
sentral berupa overstated persediaan barang sebesar Rp 23,9 miliar, pada unit
Pedagang besar Farmasi berupa overstated persediaan sebesar Rp 8,1 miliar dan
overstated  penjualan sebesar"p 10,5 miliar
Kesalahan penyajian yang berkaitan dengan persediaan timbul karena nilai yang ada
dalam daftar harga persediaan digelembungkan. PT Kimia Farma, melalui direktur
produksinya, menerbitkan dua buah daftar harga persediaan (master prices) pada
tanggal 1 dan 3 Februari 2002. Daftar harga per 3 Februari ini telah digelembungkan
nilainya dan dijadikan dasar penilaian persediaan pada unit distribusi Kimia Farma
per 31 Desember 2001.

Sebagai akibat dari kejadian ini maka PT Kimia Farma dikenakan denda sebesar Rp
500 juta, direksi lama PT Kimia Farma terkena denda Rp1 miliar, serta partner HTM
yang mengaudit Kimia Farma didenda sebesar 100 juta rupiah. Kesalahan yang
dilakukan oleh partner HTM tersebut adalah bahwa ia tidak berhasil mengatasi risiko
audit dalam mendeteksi adanya penggelembungan laba yang dilakukan PT Kimia
Farma, walaupun ia telah menjalankan audit sesuai SPAP.

2.2 Latar Belakang Masalah

Kimia Farma merupakan pioner dalam industri farmasi Indonesia. Cikal bakal
perusahaan dapat dirunut balik ke tahun 1917, ketika NV Chemicalien Handle
Rathkamp & Co., perusahaan farmasi pertama di Hindia Timur, didirikan. Sejalan
dengan kebijakan nasionalisasi eks perusahaan-perusahaan Belanda, pada tahun 1958
pemerintah melebur sejumlah perusahaan farmasi menjadi PNF Bhinneka Kimia
Farma. Selanjutnya pada tanggal 16 Agustus 1971 bentuk hukumnya diubah menjadi

3
Perseroan Terbatas, menjadi PT Kimia Farma (Persero). Sejak tanggal 4 Juli 2001
Kimia Farma tercatat sebagai perusahaan publik di Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Berbekal tradisi industri yang panjang selama lebih dari 187 tahun
dan nama yang identik dengan mutu, hari ini Kimia Farma telah berkembang menjadi
sebuah perusahaan pelayanan kesehatan utama di Indonesia yang kian memainkan
peranan penting dalam pengembangan dan pembangunan bangsa dan masyarakat.

Kasus PT Kimia Farma ini bermula dari ditemukannya beberapa hal sebagai berikut
dalam rangka retrukturisasi PT Kimia Farma Tbk (PT KAEF), Sdr Ludovicus Sensi
W selaku partner dari KAP HTM yang diberikan tugas untuk mengaudit laporan
keuangan PT KAEF untuk masa 5 bulan yang berakhir pada 31 Mei 2002,
menemukan dan melaporkan adanya kesalahan penilaian persediaan barang jadi dan
kesalahan kesalahan pencatatan penjualan untuk tahun yang berakhir per 31
Desember 2001; Selanjutnya diikuti dengan pemberitaan di harian Kontan yang
menyatakan bahwa Kementrian BUMN memutuskan penghentian proses divestasi
saham milik Pemerintah di PT KAEF setelah melihat adanya indikasi
penggelembungan keuntungan (overstated) dalam laporan keuangan pada semester I
tahun 2002.

Berdasarkan hasil pemeriksaan Bapepam, disimpulkan bahwa terdapat kesalahan


penyajian dalam laporan keuangan PT KAEF. Atas pelanggaran tersebut maka
Bapepam menjatuhkan sanksi denda terhadap PT Kimia Farma Tbk, direksi lama PT
Kimia Farma Tbk periode 1998 – Juni 2002, dan pihak auditor PT Kimia Farma Tbk.

2.3 Pembahasan

Setiap profesi yang ada selalu memiliki sebuah resiko yang harus dihadapi oleh
pelaku profesi tersebut. Layaknya profesi akuntansi yang memiliki resiko dan aturan
dalam menjalankan profesinya. Seorang akuntan dalam menjalankan profesinya
diatur oleh suatu etika akuntan. Etika akuntan, yaitu norma perilaku yang mengatur
hubungan antara akuntan dengan para klien, antara akuntan dengan teman
sejawatnya, dan antara akuntan dengan masyarakat. Ikatan Akuntan Indonesia (IAI),
sejak tahun 1973 telah mengesahkan “Kode Etik Akuntan Indonesia” yang telah
mengalami revisi pada tahun 1986, dan terakhir pada tahun 1994. Dalam pasal 1 ayat
(2) Kode Etik Akuntan Indonesia mengamanatkan setiap anggota harus
mempertahankan integritas dan obyektivitas dalam melaksanakan tugasnya. Dengan
mempertahankan integritas, seorang akuntan akan bertindak jujur, tegas, dan tanpa
pretense, sedangkan dengan mempertahankan obyektivitas, seorang akuntan akan
bertindak adil, tanpa dipengaruhi tekanan atau permintaan pihak tertentu atau
kepentingan pribadinya.

3
Bagi profesi akuntan, etika professional ini dikenal dengan nama Kode Etik Akuntan
Indonesia. Anggota IAI yang berpraktik sebagai akuntan publik bertanggung jawab
mematuhi pasal-pasal yang tercantum dalam Kode Etik Akuntan Indonesia, termasuk
juga semua orang yang bekerja dalam praktik profesi akuntan publik, seperti
karyawan, partner, dan staf. Sedangkan Standar Auditing adalah suatu ukuran
pelaksanaan tindakan yang merupakan pedoman umum bagi auditor dalam
melaksanakan audit. Atau dapat juga disebut sebagai ukuran baku atas mutu jasa
auditing yang memberikan panduan auditor dalam mengkomunikasikan hasil
auditnya melalui laporan audit kepada pemakai laporan keuangan. Standar Auditing
dan beberapa standar serta pernyataan lainnya dikodifikasi dalam buku Standar
Profesional Akuntan Publik (SPAP). Pengawasan kepatuhan dan penilaian
pelaksanaan kode etik serta SPAP oleh akuntan publik dilaksanakan oleh Badan
Peradilan Profesi Akuntan Publik (BP2AP). Badan ini juga menangani pengaduan
dari masyarakat menyangkut pelanggaran akuntan publik terhadap Kode Etik
Akuntan Indonesia atau SPAP. Kemudian jika menemukan pelanggaran Kode Etik
Akuntan Indonesia SPAP, Badan ini berwenang untuk menetapkan sanksi kepada
akuntan publik yang melanggar.

Berdasarkan uraian pokok permasalahan dan latar belakang permasalahan di atas


tindakan PT Kimia Farma Tbk terbukti melakukan beberapa pelangggaran, yaitu:

1. Pelanggaran Peraturan Bapepam Nomor VIII.G.7 tentang Pedoman Penyajian


Laporan Keuangan.
2. Telah melakukan prosedur audit termasuk prosedur audit sampling yang telah
diatur dalam Standart Profesional Akuntan Publik dan tidak diketemukan adanya
unsure kesengajaan membantu manajemen PT Kimia Farma Tbk dalam
penggelembungan keuntungan tersebut.
3. Sehubungan dengan temuan tersebut, maka sesuai dengan pasal 102 UU
Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal jo Pasal 61 Peraturan Pemerintah Nomor
45 tahun 1995 jo Pasal 64 Peraturan Pemerintah Nomor 45 tahun 1995 tentang
Penyelenggaraan Kegiatan di Bidang Pasar Modal maka PT Kimia Farma Tbk
dikenakan sanksi administratif berupa denda yaitu sebesar Rp500.000.000,- (lima
ratus juta rupiah).
4. Sesuai Pasal 5 huruf n Undang-undang Nomor 8 tahun 1995 tentang Pasar
Modal maka direksi lama PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Periode 1998 – Juni 2002
diwajibkan membayar sejumlah Rp1.000.000.000,- (satu miliar rupiah) untuk disetor
ke Kas Negara, karena melakukan kegiatan praktek penggelembungan atas laporan
keuangan per 31 Desember 2001; Sdr. Ludovicus Sensi W, Rekan KAP Hans
Tuanakotta dan Mustofa selaku auditor PT Kimia Farma (Persero) Tbk. Diwajibkan
membayar sejumlah Rp100.000.000,- (seratus juta rupiah) untuk disetor ke Kas
Negara, karena atas resiko audit yang tidak berhasil mendeteksi adanya
penggelembungan laba yang dilakukan oleh PT kimia Farma Tbk. Tersebut,

3
meskipun telah melakukan prosedur audit sesuai dengan Standar Profesional Akuntan
Publik (SPAP), dan tidak diketemukan adanya unsur kesengajaan.

Dari kasus yang ada, kita dapat mengetahui bahwa profesi sebagai Akuntan Publik
memiliki peran penting dalam mendukung perekonomian nasional yang sehat dan
efisien serta meningkatkan transparansi dan mutu informasi dalam bidang keuangan.
Jasa Akuntan Publik merupakan jasa yang digunakan dalam pengambilan keputusan
ekonomis dan berpengaruh secara luas, sehingga diperlukan perlindungan dan
kepastian hukum bagi masyarakat.

Ada empat hal yang menjadi alasan penetapan regulasi profesi akuntan publik dalam
bentuk undang-undang, yaitu:

1.Melindungi kepentingan publik/ masyarakat (public interest);

Dengan adanya Undang-undang Akuntan Publik, dapat memberikan jaminan bagi


publik untuk lebih yakin mengenai informasi perusahaan yang mereka gunakan untuk
mengambil keputusan.

b.  Menunjang perkembangan perekonomian nasional yang sehat, efisien, transparan


dan accountable. Undang-undang Akuntan Publik memberikan persaingan yang
sehat pada para Akuntan Publik dalam menjalankan jasa yang mereka hasilkan.
Dengan adanya dasar hukum yang kuat, para akuntan publik akan bersikap lebih
profesional dan hasil audit akan lebih baik.

c. Memberikan landasan hukum yang lebih kuat bagi publik, regulator dan profesi
Akuntan Publik dalam melaksanakan hak dan kewajibannya;      

Dengan ditetapkannya RUU Akuntan Publik menjadi suatu undang-undang, maka


dasar regulasi mengenai Akuntan Publik menjadi semakin jelas dan berkekuatan
hukum lebih dan tidak lagi hanya sekedar keputusan Menteri Keuangan.

d.  Menjaga kualitas jasa Akuntan Publik. Undang-undang ini mengatur hal mendasar
dalam rangka melindungi profesi Akuntan Publik, yaitu mengenai jasa atestasi yang
merupakan hak eksklusif Akuntan Publik. Dalam rangka perlindungan dan kepastian
hukum bagi profesi Akuntan Publik, serta mengatur tentang jangka waktu daluarsa
tuntutan hukum kepada Akuntan Publik.

3.1 Pembahasan & Opini


Berkaca dari kasus PT Kimia Farma, kita dapat melihat bahwa etika dan bisnis
sebagai dua hal yang berbeda. Memang, beretika dalam berbisnis tidak akan

3
memberikan keuntungan dengan segera, karena itu para pelaku bisnis harus belajar
untuk melihat prospek jangka panjang. Kunci utama kesuksesan bisnis adalah
reputasinya sebagai pengusaha yang memegang teguh integritas dan kepercayaan
pihak lain.

Adanya kasus yang terjadi pada PT Kimia Farma ini sangat berdampak negative pada
peran akuntan public dimana muncul suatu keraguan oleh banyak pihak dalam
mengaudit atau memeriksa laporan keuangan. Tentunya hal ini sangat menyinggung
etika profesi akuntan yang seharusnya menjadi pedoman para akuntan public dalam
melaksanakan pekerjaannya tetapi tidak diterapkan oleh para akuntan publik. Pada
akhirnya kepercayaan masyarakat menurun terhadap jasa para akuntan publik.

BAB IV

KESIMPULAN
4.1 Kesimpulan.

pasar modal merupakan salah satu sumber dana bagi pembiayaan pembangunan
nasional pada umumnya dan emiten pada khususnya di luar sumber-sumber yang
umum dikenal, seperti tabungan pemerintah, tabungan masyarakat, kredit perbankan
dan bantuan luar negeri. Manfaat dari pasar modal itu sendiri yaitu untuk mendorong
2 terciptanya alokasi dana yang efisien, karena dengan adanya pasar modal maka
pihak yang kelebihan dana (investor) dapat memilih alternative investasi untuk
memberi return yang optimal (Mawardi, 2009:13). Sementara itu, bagi kalangan
masyarakat yang memiliki kelebihan dana dan berminat untuk melakukan investasi,
hadirnya lembaga pasar modal di Indonesia menambah deretan alternatif untuk
menanamkan dananya.
4.2 Saran

Berdasarkan pada penelitian terdahulu maupun penelitian saat ini maka peneliti
memberikan saran-saran yang mungkin dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan
bagi peneliti selanjutnya disarankan :
kasus seperti yang terjadi pada PT Kimia Farma ini perlu mendapatkan perhatian dan
dijadikan sebagai pembelajaran bagi perusahaan-perusahaan yang lain, bukannya
dijadikan bahan untuk memberikan cap negative bagi orang lain. Penegakan etika
bisnis paling mudah diterapkan dari perusahaan itu sendiri. Pemimpin perusahaan
memulai langkah ini karena mereka menjadi panutan bagi karyawannya sendiri.
Selain itu etika bisnis harus dilakukan secara transparan. Budaya transparansi dapat
ditegakkan melalui beberapa upaya, misalnya adanya penegakkan budaya berani

3
bertanggung jawab atas segala tingkah lakunya dimana individu yang mempunyai
kesalahan jangan bersembunyi di balik institusi memang pada kenyataannya untuk
menyatakan kebenaran kadang dianggap melawan arus, tetapi sekarang harus ada
keberanian baru untuk menyatakan pendapat, memperjelas ukuran-ukuran yang
dipakai untuk mengukur kinerja, bukan berdasarkan kedekatan dengan atasaan
melainkan berdasarkan kinerja yang ada,  visi dan misi perusahaan haruslah jelas
sehingga mencerminkan tingkah laku organisasi. Pemimpin perusahaan pun harus
mampu membedakan antara kepentingan perusahaan dengan dengan kepentingan
pribadinya sehingga tidak memancing terjadinya tindakan yang tidak mengikuti
aturan berdagang yang diatur oleh tata cara undang-undang.

Setelah terjadinya kasus seperti ini sudah saatnya bagi IAI untuk mengajak para
anggotanya untuk secara bersama-bersama melakukan tobat nasional, yakni berhenti
menjadi tukang jahit (mampu membuat laporan sesuai dengan keinginan orang yang
membayar jasa akuntan tersebut). Cap sebagai tukang jahit ini cukup merugikan
perkembangan profesi akuntan dalam negeri. Banyak kasus audit yang seharusnya
bisa ditangani oleh kantor akuntan publik lokal, tetapi diserahkan ke akuntan publik
luar. Hal ini bukannya disebabkan akuntan lokal lebih bodoh dari akuntan luar
melainkan auditor kita dapat bertindak sebagai tukang jahit, sementara auditor luar
tidak. Jadi masalahnya adalah kepercayaan.

3
Daftar pustaka
https://danielstephanus.wordpress.com/2018/12/07/tudi-kasus-manipulasi-laporan-
keuangan-pt-kimia-farma-tbk/

3
3

Anda mungkin juga menyukai