Makalah Perpajakan Internasional
Makalah Perpajakan Internasional
PAJAK INTERNASIONAL
TAX HAVEN COUNTRY
Dosen Pengampu :
Venantya Asmandani, S.E, M.A
i
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, Kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Tax Haven
Country”
Makalah ilmiah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dengan bantuan dan
pertolongan dari berbagai pihak sehingga bisa memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang sudah ikut berkontribusi
didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, Kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari kata
sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami terbuka
untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca sehingga
kami bisa melakukan perbaikan makalah ilmiah sehingga menjadi makalah yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah ilmiah tentang “Tax Haven Country” ini bisa
memberi manfaat ataupun inpirasi pada pembaca.
Kelompok 10
ii
DAFTAR ISI
COVER i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
BAB 1. PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan dan Manfaat 2
1.3.1 Tujuan 2
1.3.2 Manfaat 2
BAB 2. PEMBAHASAN 3
2.1 Pengertian Tax Haven Country 3
2.2 Ciri-ciri Tax Haven Coun 5
2.3 Penanganan Tax Haven Country 5
STUDI KASUS 7
BAB 3. PENUTUP 8
3.1 Kesimpulan 8
3.2 Saran 8
DAFTAR PUSTAKA 10
iii
BAB 1. PENDAHULUAN
4
BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Tax Haven Country
Tax Haven Country (Negara Surga Pajak) adalah merupakan suatu istilah yang
menyatakan bahwa sebuah negara atau teritori yang menjadi tempat berlindung bagi para
pembayar pajak sehingga para pembayar pajak ini dapat menghindarkan pembayaran
pajaknya.
Di dalam UU PPh terbaru, tax haven disebut-sebut sebagai alat menghindari pajak
yakni dalam pasal 18 (3c) UU PPh tahun 2008 sebagai berikut "Penjualan atau
pengalihan saham perusahaan antara (conduit company atau special purpose company)
yang didirikan atau bertempat kedudukan di negara yang memberikan perlindungan pajak
(tax haven country) yang mempunyai hubungan istimewa dengan badan yang didirikan
atau bertempat kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia dapat
ditetapkan sebagai penjualan atau pengalihan saham badan yang didirikan atau bertempat
kedudukan di Indonesia atau bentuk usaha tetap di Indonesia."
Pengertian tax haven ini sesungguhnya harus diterangkan dalam Peraturan
Menteri Keuangan seperti diamanatkan dalam pasal 18 (3e) tapi sampai saat ini belum
ada peraturan tersebut. Sejumlah negara di dunia memberikan tarif pajak rendah bahkan
sampai nol persen demi menarik perusahaan-perusahaan asing untuk menyimpan
uangnya di negara tersebut. Beberapa negara yang termasuk Tax Haven Countries antara
lain: Andorra, Antigua and Barbuda, the Bahamas, Cayman Islands, Costa Rica, British
Virgin Islands, Isle of Man, Guernsey, Samoa, Bermuda, Cyprus, Gibraltar, Dominica,
Belize, Hongkong, Singapura, dan Vanuatu.
Kebanyakan negara-negara tersebut merupakan negara kepulauan kecil sehingga
sering juga dijuluki sebagai offshore financial centres karena kebaradaannya yang jauh di
tengah lautan. Meskipun demikian, tidak sedikit pula negara daratan yang dikategorikan
negara tax haven seperti Swiss, Monaco, Panama dan sebagainya.
5
2) Tidak transparan dalam pemberian pelayanan admisnitratif dan legislative,
terutama menyangkut masalah keuangan,
3) Memberikan struktur pajak istimewa hanya kepada perusahaan asing saja, tetapi
tidak memberikannya kepada penduduk dan usaha lokal,
4) Menerapkan peraturan yang tidak memungkinkan pertukaran data keuangan
dengan pemerintah negara lain; serta dimaksudkan semata untuk menarik
investasi asing.
b. Sebuah negara yang menerapkan tingkat pajak yang relative lebih rendah
dibandingkan negara lainnya.
c. Suatu negara dengan tarif pajak rendah bahkan 0%, disertai layanan jasa keuangan
dan hukum dengan kerahasiaan tinggi bagi bagi warga dan perusahaan asing.
STUDI KASUS
6
BAB 3. PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
7
DAFTAR PUSTAKA