Anda di halaman 1dari 33

The

The Millennials
Millennials and
and Their
Their HOme
HOme
IndONESIA
IndONESIA Millennials
Millennials JOurney
JOurney

Bangkitnya Musik Pop. Manga revolution. Bhineka.com lahir.

MTV dan budaya pop. Maraknya forum online.

Era boyband
Film “Ada Apa Dengan Cinta?”
Hilangnya monopoli TVRI
dan hadirnya ere televisi komersil.

situs berita online

Reformasi dan kebebasan


berpendapat.
IndONESIA
IndONESIA Millennials
Millennials JOurney
JOurney

Generasi cashless. Instagramble??? Harbolnas diluncurkan.

Indonesia Berkebun muncul. Jadi artis dadakan karena Youtube.

Menjadi citizen journalism.

Wabah K-Pop. Konstelasi politik Pemilu 2014

Ping!!! BBM-an,
Kehadiran Nebengers.
Experience adalah segalanya.

Batik merakyat.

Hadirnya layanan Go Jek.


#1 the end OF BRAND

The same

14.6%
Millennials are
more loyal 15.2%
customers

70.2% Millennials are less


loyal customers

Sumber: A Bridge.Over Group, 2017.

Bagi milenial, brand bukan lagi menjadi faktor utama ketika memilih produk atau
layanan. ‘Rating’ dan rekomendasi serta benefit apa yang ditawarkan lebih menjadi
preferensi mereka.
#1 the end OF BRAND

Bagi milenial, brand bukan lagi menjadi faktor utama ketika memilih
produk atau layanan. ‘Rating’ dan rekomendasi serta benefit apa yang
ditawarkan lebih menjadi preferensi mereka.
#1 the end OF BRAND

http://bit.ly/2ExnJAo http://bit.ly/2DVcOk4

Xiaomi Mi A1 Iphone 7 Plus


Dalam memilih ponsel pintar, konsumen ini lebih mempertimbangkan spesifikasi dan keunggulan
fitur yang ditawarkan. Untuk itu, mereka cenderung memilih Xiaomi Mi A1 daripada
Iphone 7 Plus, karena dinilai memiliki kualitas yang sama namun harga lebih terjangkau.
#2 FROM GOODS TO EXPERIENCE

Milenial adalah konsumen yang paling haus akan pengalaman (experience) dibanding generasi-generasi
sebelumnya. Survei di seluruh dunia (Everbrite-Harris Poll, 2014) membuktikan bahwa milenial lebih
memilih menghabiskan uang mereka untuk pengalaman (experience) ketimbang barang (material goods).
#2 FROM GOODS TO EXPERIENCE

Pertumbuhan Leisure vs Non-Leisure (yoy)

Sejak beberapa tahun belakangan ini,


6.50 pertumbuhan konsumsi leisure (nginep di hotel,
bukan makan di luar) naik pesat dibandingkan
non-leisure (makanan, pakaian, durable goods). LEISURE
6.00

5.50

5.00
NON-LEISURE

4.50

4.00

Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2 Q3 Q4 Q1 Q2
2014 2015 2016 2017 Sumber: Faisal Basri, 2017.
#3 FrOM OCCASIONAL TO Habitual leisure

Sumber: Deloitte, 2016.

Occasional Habitual

Terjadi fundamental shift dalam perilaku konsumsi leisure di Indonesia, yaitu dari occasional leisure ke habitual leisure.
Dulu ngegym dilakukan secara occasional, kemudian dilakukan rutin tiap minggu. Dulu jarang makan di luar rumah
(dine-out), kini kegiatan dine-out mulai dilakukan rutin seminggu atau dua minggu sekali. 
#4 The Rise OF UBER Millennials

Median Usia Menikah Pertama Perempuan


yang Pernah Menikah Usia 25-49 Tahun
20.1
19.8
19.2
18.6
18.1
17.1

1991 1994 1997 2002-2003 2007 2012

Keterangan: Sumber: Tirto, 2017.

SDKI 2002-2003 kecuali Provinsi Aceh, Maluku, dan Papua


#5 SOCMED is The New Leisure Hub

62%
Responden membuka
Facebook lebih dari
2-3x dalam sehari

70%
Responden membuka
Instagram setiap hari.

http://bit.ly/2BPtdoj
N: 1033
A: 16-35
Sumber: Jakpat, 2016.
#5 SOCMED is The New Leisure Hub

http://bit.ly/2nCgm3A
#6 SHARING IS THE NEW HAVING

Kini mulai muncul pergeseran gaya hidup di kalangan milenial dari memiliki
barang (owning) ke berbagi (sharing). Mengoleksi CD/DVD sudah tergantikan
oleh koleksi musik atau film seperti Spotify, atau Netflix. Mereka juga mu-
lai memilih layanan Gojek atau Grab ketimbang mempunyai mobil atau motor
sendiri.
#6 DisOwnership Is The New NOrmal

BAGAIMANA PENDAPAT ANDA TENTANG APAKAH PERNAH MEMANFAATKAN LAYANAN


LAYANAN BERBASIS SHARING ECONOMY? BERBISNIS SHARING ECONOMY?

97.3%
38.73%
2.7%

61.27%

Mendukung karena bisa menggerakan Ya


ekonomi masyarakat
Tidak
Tidak mendukung karena bisa mengganggu
tatanan ekonomi dan regulasi yang sudah N:1008

ada Sumber: DailySocial, 2015.


#7 GO Minimalist

Karena terbatas secara finansial, Milenial cenderung bergaya hidup minimalis. Mereka lebih
memilih membeli experience daripada sekedar barang. Dalam hal tempat tinggal misalnya,
cenderung memilih yang simple dan minimalis.
#8 BE GENEROUS

http://bit.ly/2EaPLF2

Brand yang banyak memberikan benefit adalah favorit di kalangan milenial. Brand yang suka
memberikan diskon, bonus poin, voucher, flash sale dan semacamnya sangat disukai oleh
generasi yang suka pamer ini. Misalnya Go-Jek yang suka membuat promo-promo diskon jika
menggunakan Go-Pay atau Bukalapak yang sering membuat promo-promo unik.
#9 Authenticity-Seeker

Mereka menyukai hal-hal yang otentik,


termasuk dalam memilih produk atau brand.
Misalnya dalam mengonsumsi kopi mereka
lebih memilih kedai kopi artisan yang unik
daripada yang mainstream. Mereka juga
menyukai produk-produk yang dibuat
http://bit.ly/2BOHn9j secara limited edition.
#9 appreciate lOCALITY

Generasi ini cenderung lebih menyukai dan mengapresiasi brand-brand lokal yang unik dan
beda. Berbagai event yang mengurasi brand-brand local seperti Brightspot Market, Localfest,
hingga Jakcloth selalu ramai dipadati pengunjung.
#9 SEARCHING FOR MEANING

Sebagai generasi yang mengalami krisis identitas, mereka mencari jati diri dengan ingin
berkontribusi dan menjadi bagian dari dunia yang lebih baik. Termasuk dalam hal memilih pro-
duk atau brand, mereka menyukai produk atau brand yang memberikan solusi untuk kemasla-
hatan seperti Google, Body Shop, Filosofi Kopi atau Bumi Langit.
#10 values first, nOt status

Milenial pun cenderung memilih kantor yang cool yang culturenya sesuai dengan values
mereka. Mereka lebih suka bekerja di start up alih-alih di perusahaan bonafid seperti
Pertamina atau Telkom, lebih memilih bekerja di Fintech daripada di bank konvensional.
#10 THE END OF 8 am and 5 pm

15M Pada 2020 diperkirakan ada 15 juta pekerja


freelance yang bekerja secara penuh waktu.

68%
Millennials Amerika memilih bekerja dengan
jarak jauh, dan 90% menginginkan bekerja
secara fleksibel.

50%
50% pendapatan milenial atau lebih
dikeluarkan untuk menyewa tempat
tinggal di kota besar

Sumber: Financial Time, 2016.


#10 THE END OF 8 am and 5 pm

69% 68%
Flexible Role
Flexible Time
Employees choosing within
Employees choosing when certain guidelines, what they
they start/finish work. do as part of their job.

67% 64%
Flexible Recruitment Flexible Location
Offering different types of Employees choosing to work
contracts, crowd-sourcing from the office, from home,
talent, etc. or other locations.

http://bit.ly/2DWVJ9j
#10 wOrk and leisure are blurring

Di kalangan milenial, bekerja dan leisure sudah menyatu. Dengan


mobilitas pekerjaan yang tinggi, mereka memilih bekerja dengan
lebih fleksibel, dengan suasana yang lebih nyaman dan rileks seperti
di café atau coworking space.
#11 ESTEEM first

Generasi ini begitu haus akan


pengakuan. Instagram
begitu mempengaruhi
kehidupan mereka, sebagai
sarana untuk pamer dan
mendapatkan pengakuan.
Mau makan, foto dulu untuk
dipamerkan. Saat traveling,
update terus di Instatory.
#12 instant famOUS

Socmed seperti Instagram dan Youtube


memfasilitasi milenial untuk eksis dan narsis.
Dengan membuat konten yang unik dan
menarik, membuat semua orang bisa terkenal
dan punya penggemar layaknya selebritis di
socmed. Medium seperti Vlog atau video blog
menjadi sarana untuk narsis sekaligus
menjaring uang melalui endorse atau iklan.
#12 instant famOUS:
DON’T LEAVE DIGITAL FOOTPRINTS

Fenomenalnya Snapchat
segera diikuti oleh
Instagram dengan
menghadirkan Instastory,
bahkan socmed lain
seperti Facebook, Path
hingga Whatsapp juga
membuat fitur yang sama.
Hal ini karena milenial
suka sharing konten-
konten yang privat
dimana hanya tampil
selama 24 jam, lalu hilang
jejak digitalnya.

http://bit.ly/2vM0x0P
#13 The Death Of Mainstream Media:
Lambe Turah Effect

Fenomena Lambe Turah di Socmed, sedikit banyak telah mengubah perilaku mengonsumsi
media bagi Millennial. Media-media mainstream tidak lagi menjadi rujukan utama sebagai
sumber informasi. Media jaman now harus bisa memenuhi Immediacy, Intimacy dan
Spontanity.
#13 The Death Of Mainstream Media:
LINE TODAY

http://bit.ly/2FFaJch

Media-media mainstream baik yang konvensional seperti cetak atau TV bahkan online tak lagi
menjadi sumber utama informasi bagi generasi ini. Mereka mendapatkan informasi terbaru
melalui newsfeed di Facebook atau agregrator-agregrator news seperti Line Today, Babe,
UC News dan sebagainya.
#14 BAPER GENERATION

Generasi ini mudah baper dan sangat ekspresif terutama di social media. Mereka dengan mudah
akan tersentuh dengan story-story yang menggugah dan viral. Mereka juga sangat ekspresif
mencurahkan isi hatinya saat lagi senang hingga sedih di socmed.

http://bit.ly/2DWNz0K
#15 HYPER-REALITY COMPLEX

Kehidupan di online (dunia maya) dan offline (dunia nyata) kadang


tak ada bedanya bagi milenial. Yang terjadi di dunia maya seolah
realitas yang sebenarnya bagi mereka. Contohnya saat kehebohan
restoran no 1 versi Tripadvisor di London yang ternyata adalah
restoran palsu, namun banyak yang percaya hingga viral.

http://bit.ly/2DXwCn3
Yuswohady
yuswohady@gmail.com
@yuswohady

Iryan Herdiansyah
iyan.herdiansyah@gmail.com
@iryanah

Farid Fatahilah
faridferre@gmail.com
@faridferre

Inventureid@gmail.com

Anda mungkin juga menyukai