PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kanker kulit ialah suatu penyakit yang ditandai dengan pertumbuhan sel-sel kulit
yangtidak terkendali, dapat merusak jaringan di sekitarnya dan mampu menyebar ke bagian
tubuhyang lain. Karena kulit terdiri atas beberapa jenis sel, maka kanker kulit juga
bermacam-macamsesuai dengan jenis sel yang terkena.Akan tetapi yang paling sering
terdapat adalah karsinomasel basal (KSB), karsinoma sel
skuamosa (KSS) dan melanoma maligna (MM). Karsinomasel basal dan karsinoma sel
skuamosa seringkali digolongkan ke dalam kanker kulit non melanoma.
Penyebab sebenarnya kanker kulit tidak diketahui secara pasti, namun faktor
lingkungan dan sinar UV serta kebersihan diri dan lingkungan merupakan faktor utama
penyebab kanker kulit.Angka kejadian kanker kulit lebih banyak terdapat pada orang dengan
pola hidup yang tidak bersih dan sering terpajan sinar matahari.
Australia memiliki rekor terburuk penyakit kanker, lebih buruk dari Selandia Baru,
Amerika Utara, dan Eropa Barat. Para ahli mengatakan bahwa biang keroknya adalah
obesitas.
Data Dunia Australia memegang rekor tertinggi untuk penyakit kanker kulit dan
prostat, dan nomor tiga untuk kanker payudara.
1
Kepala Kelompok Onkologi Australia Prof Gary Richardson mengatakan bahwa salah satu
faktor penyebab kanker adalah obesitas. "Obesitas dengan skala epidemik adalah penyebab
kanker payudara, kanker kandungan, dan kanker indung telur. Orang-orang Australia sama
sekali tak sadar soal ini. Kami sudah maju dalam memerangi kanker kulit dan kebiasaan
merokok. Musuh berikutnya adalah obesitas."
Menurut data internasional, Australia mempunyai 314,1 kasus kanker untuk setiap
100.000 penduduknya, seperti dilaporkan oleh Access Economics. Angka ini masih lebih
tinggi dari Selandia Baru (309,2 kasus), Amerika Utara (299,9 kasus), dan Eropa Barat (287,7
kasus) per 100.000 penduduk.
Menurut WHO jumlah penderita kanker di dunia setiap tahun bertambah sekitar 7
juta orang, dan dua per tiga diantaranya berada di negara-negara yang sedang berkembang.
Jika tidak dikendalikan, diperkirakan 26 juta orang akan menderita kanker dan 17 juta
meninggal karena kanker pada tahun 2030. Ironisnya, kejadian ini akan terjadi lebih cepat di
negara miskin dan berkembang.
Agar penulisan makalah ini tidak menyimpang dari tujuan, maka penulis membatasi
masalah pada:
2
C. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini yaitu sebagai proses pembelajaran mahasiswa
dalam memahami penyakit kulit khusunya kanker kulit serta prenatal ksanaannya. Tujuan
khusus dari pembuatan makalah ini yaitu untuk memahami defenisi, etiologi, manifestasi
klinis, klassifikasi, penatalaksanaan medis dan keperawatan serta asuhan keperawatan kanker
kulit.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Secara umum, kanker kulit dibagi menjadi dua kelompok yaitu non-melanotik dan
melanotik (melanoma). Non-melanotik terbagi menjadi basalioma (karsinoma sel basal) dan
karsinoma sel skuamosa. Basalioma paling sering terjadi tetapi pertumbuhannya lambat.
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi
dan tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara
teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali (tiro. 2010).
Kanker kulit adalah jenis kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah
dikenali. Namun karena gejala awal yang ditimbul dirasakan tidak begitu
menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan pengobatan (Mangan,2005).
Kanker kulit dapat menyerang siapa saja, baik pria maupun wanita. Daerah yang
sering terjadi seranganya biasanya permukaan yang sering terkena terpaparan sinar matahari,
seperti wajah,tangan dan tungkai bawah (Mangan,2005).
4
2. ETIOLOGI TENTANG PENYAKIT KANKER KULIT
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa
factor resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu:
Penyebab yang paling sering adalah paparan sinar UV baik dari matahari maupun
dari sumber yang lain. Lama paparan, intensitas sinar UV, serta ada tidaknya pelindung kulit
baik dengan pakaian atau krim anti matahari, semuanya berpengaruh terhadap
terjadinya kanker kulit.
2. Kulit Putih
Orang yang memiliki kulit putih lebih rentan terkena kanker kulitdari pada orang
yang memiliki kulit lebih gelap.Hal ini dikarenakan jumlah pigmen melanin pada orang kulit
putih lebih sedikit. Kadar melanin yang tinggi bisa melindungi kulit dari paparan berbahaya
sinar matahari, sehingga mengurangi risiko terkena kanker kulit. Namun, orang-orang yang
memiliki kulit gelap juga bisa terkena kanker kulit meskipun jumlahnya cenderung lebih
kecil.
3. Paparan Karsinogen
Bahan kimia tertentu seperti arsenik, nikotin, tar, dan minyak diyakini dapat
meningkatkan risiko terkena kanker kulit. Namun, dalam banyak kasus paparan dalam jangka
panjanglah yang biasanya menyebabkan kanker kulit. Gen pembawa kanker atau tumor sudah
dimiliki hampir seluruh orang sejak lahir. Namun dengan ‘bantuan’ zat atau bahan
karsinogen terjadi mutasi sel dan menimbulkan kanker atau tumor. Akhir-akhir ini, para
peneliti di University of Pittsburg Cancer Institute di Amerika telah memukan virus-virus
yang dapat menyebabkan kanker kulit diantaranya adalah human papilloma virus/ HPV
(Isselbacher, et al, 2002).
4. Genetik/Faktor Keturunan
Susunan genetik dalam keluarga bisa berpengaruh juga terhadap munculnya kanker
kulit. Jika ada salah satu anggota keluarga yang terkena kanker kulit, maka risiko
terkena kanker kulit pada anggota keluarga yang lain juga akan meningkat.
5
3. KLASIFIKASI KANKER KULIT
Kanker kulit secara umum dibagiatas dua golongan besar yaitu, malenoma maligna
dan non malenoma maligna. Non malenoma maligna terbagi menjadi dua yaitu karsinoma sel
basal (KSB) dan karsinoma sel skuamosa (KSS) (dalimartha,setiawan,2005).
a. Definisi
Basalioma atau karsinoma sel basal (KSB) merupakan kanker kulit yang timbul dari
lapisan sel basal epidermis atau folikel rambut.Kanker kulit jenis ini tidak mengalami
penyebaran (metastasis) ke bagian tubuh lainnya, tetapi sel kanker dapat berkembang dan
menyebabkan kerusakan jaringan kulit sekitarnya. Karsinoma sel basal merupakan kanker
kulit yang paling sering ditemukan (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Basal biasanya diwajah) dan leher. Meskipun
jarang dapat pula dijumpai pada lengan, tangan, badan, kaki dan kulit kepala (Marwali,
2002).
Penyakit ini dimulai dengan papula kecil, warna kuning abu – abu mengkilat, meninggi di
atas permukaan kulit, jika kena trauma mudah berdarah.Papula makin lama makin membesar
menjadi makula dan bagian tengah dapat timbul ulkus atau tidak ada ulkus (Siregar, 2005).
Menurut (Marwali, 2000) gambaran klinis Karsinoma Sel Basal ini bervariasi, yaitu:
a) Tipe Nodulo-ulseratif
Merupakan jenis yang paling sering dijumpai.Lesi biasanya tampak sebagai lesi
tunggal.Paling sering mengenai wajah, terutama pipi, lipartan nasolabial, dahi dan tepi
kelopak mata.Pada awalnya tampak nodul kecil, transparan seperti mutiara, berdiameter
kurang dari 2 cm, dengan tepi meninggi. Kemudian lesi membesar secara perlahan dan suatu
saat bagian tengah lesi cekung, meninggalkan tepi yang meninggi dan keras.
6
b) Tipe Berpigmen
Gambaran klinisnya sama dengan tipe nodule-ulseratf. Bedanya pada jenis ini berwarna
coklet atau hitam berbintik-bintik atau homogeny yang secara klinis dapat menyerupai
melanoma.
c) Tipe Morfea/Fibrosing/Sklerosing
Biasanya terjadi pada kepala dan leher.Lesi tampak sebagai plak sklerotik yang cekung,
berwarna putih kekuningan.
d) Tipe Superfisial
Lesi biasanya multiple, mengenai badan.Secara klinis tampak sebagai plak transparan,
eritematosa sampai berpigmen terang, berbentuk ovale sampai ireguler dengan tepi berbatas
tegas, sedikit meninggi, seperti kawat.
e) Tipe Fibroepitelial
Paling sering terjadi pada punggung bawah. Secara klinis, lesi berupa nodul kecil yang
tidak bertangkai atau bertangkai pendek dengan permukaan halus atau noduler dengan warna
yang bervariasi.
a. Defnisi
Karsinoma sel skuamosa merupakan proliferasi maligna yang timbul dari dalam
epidermis.Meskipun biasanya muncul pada kulit yang rusak karena sinar matahari, karsinoma
ini dapat pula timbul dar kulit yang normal atau lesi yang sudah ada sebelumnya (Brunner
and Suddarth, 2002).
Kanker ini merupakan permasalahan yang lebih gawat karena sifatnya invasive
dengan mengadakan metastase lewat system limfatik atau darah.Metastase menyebabkan
75% kematian akibat dari karsinoma sel skuamosa (Brunner and Suddarth, 2002).
b. Manifestasi klinis
Bagian tubuh yang terserang Kanker Sel Skuamosa biasanya pada daerah kulit yang
terpapar sinar matahari dan membran mukosa, namun dapat pula terjadi pada setiap bagian
7
tubuh.Pada orang kulit putih lebih sering dijumpai pada daerah muka dan ekstremitas,
sedangkan pada orang kulit berwarna gelap di daerah tropik lebih banyak pada ekstremitas
bawah, badan dan dapat pula dijumpai pada bibir bawah serta punggung tangan (Marwali,
2002).
Penyakit ini dimulai dengan nodula berwarna kulit normal, atau ulkus dengan tepi yang
tidak teratur. Permukaan nodula berbenjol menyerupai kembang kol, pada perabaan keras dan
mudah berdarah yang berasal dari ulkus, permukaan dan tepi meninggi, warna kekuningan.
Tumor menyebar melalui saluran getah bening ke ala-alat lain (Siregar, 2005).
Menurut Marwali (2002) gambaran klinis Karsinoma Sel Skuamosa bervariasi, dapat
berupa :
a) Nodul berwarna seperti kulit normal, permukaannya halus tanpa krusta atau ulkus dengan
tepi yang berbatas kurang jelas
b) Ulkus yang menyerupai kembang kol. Tumor ini menonjol diatas permukaan kulit, tidak
rata, berbenjol-benjol seperti kembang kol, berwarna merah atau pucat, membasah atau
berdarah dan berbau.
c) Ulkus dengan krusta pada permukaannya, tepi meninggi, berwarna kuning kemerahan.
Dalam perjalanan penyakitnya lesi akan meluas dan mengadakan metastasis ke kelnjar limfe
regional atau ke organ-organ dalam.
d) Karsinoma Sel Skuamosa yang timbul dari kulit normal lebih sering mengadakan invasi
yang cepat dan terjadi metastasi.
b. Melanoma maligna
Melanoma Maligna merupakan suatu jenis sel kanker kulit yang paling ganas dan
berasal dari system melanositik kulit. Biasanya menyebabkan metastasis yang luas dalam
waktu yang singkat, tidak saja melalui aliran limfe ke kelenjar regional, tetapi juga menyebar
melalui aliran darah kealat-alat dalam serta dapat menyebakan kematian (Marwali, 2000).
8
Melanoma Maligna adalah tumor ganas kulit yang berasal dari melanosit dengan
gambaran berupa lesi kehitam-hitaman pada kulit (Siregar, 2005).
2) Manifestasi klinis
Kunci penyembuhan melanoma maligna adalah penemuan dini sehingga diagnosis
melanoma harus ditingkatkan bila penderita melaporkan adanya lesi berpigmen baru atau
adanya tahi lalat atau tanda lahir (tompel) yang berubah seperti:
Tahi lalat walaupun hanya satu dan kecil kadang dapat juga berubah menjadi ganas,
dan dapat terjadi pada tahi lalat di bagian tubuh mana saja, walaupun yang sering adalah
terutama di telapak kaki, kepala/wajah, leher, pinggang. Selain itu pada tahi lalat, yang mulai
sering terasa gatal, mudah berdarah,ada borok atau luka yang sukar sembuh, harus juga lebih
curiga.
Yang harus diwaspadai apabila suatu tahi lalat curiga menjadi ganas adalah bila pada
tahi lalat tersebut ditemukan tanda "ABCD" melanoma maligna, yaitu:
C=Color atau warnanya yang bervariasi dari satu area ke area lainnya. Bisa kecoklatan
sampai hitam. Bahkan dalam kasus tertentu ditemukan berwarna putih, merah dan biru.
(Marwali, 2000).
9
Melanoma dengan penyebaran superfisial terjadi pada setiap bagian tubuh dan
merupakan bentuk melanoma yang paling sering ditemukan. Melanoma ini sering ditemukan
serta ektremitas bawah.
2) Melanoma lentigo-maligna
Melanoma lentigo-maligna merupakan lesi berpigment yang tumbuh dengan lambat
pada daerah kulit yang terbuka,khususnya permukaan dorsal tangan,kepala dan leher pada
orang yang berusia lanjut.
3) Melanoma noduler
Melanoma noduler merupakan noul yang berbentuk sferis yang menyerupai blueberry
dengan permukaan yang relatife licin seta berwarna biru hitam yang seragam. Melanoma
noduler akan menginvasi langsung kedalam lapisan dermis didekatnya (pertumbuhan
vertikel) dan dengan demikian memiliki prognosis yang buruk.
4) Melanoma akral-lentigonosa
4. Stadium IV, Sel Melanoma sampai ke dalam jaringan ikat kolagen dermis
6. Stadium VI, Sel Melanoma tampak berbentuk epiteloid atau kumparan, pleomorfi dengan
kromatin kasar.Setiap sel mengandung butir melanin.Sel berkelompok atau bergerombol.
Pada dermis ditemukan infiltrate limfosit atau makrofag yang mengandung melanin.
10
Selain itu sampai saat ini klasifikasi standar melanoma maligna yang digunakan dalam
stadium klinik (dengan beberapa modifikasi), yaitu sebagai berikut:
1. Stadium I, Melanoma maligna lokal terbatas pada kulit tanpa metastasis jauh atau ke
kelenjar limfe regional.
2. Stadium II, Sudah terjadi metastasis yang terbatas pada kelenjar limfe regional
Tindakan yang dilakukan pada penderita kanker melanoma maligna ini adalah pengangkatan
secara komplit jaringan kanker dengan jalan pembedahan, apabila telah diketahui terjadi
penyebaran maka dibutuhkan operasi lanjutan untuk mengangkat jaringan di sekitarnya.
Untuk pengobatan secara medikomentosa dengan kemoterapi (obat-obat anti kanker) yang
dikelompokkan menjadi beberapa kategori yaitu: alkylating agents, antimetabolit, alkaloid
tanaman, antibiotik antitumor, enzim, hormon dan pengubah respon biologis. Dan
pengobatan secara nonmedikomentosa meliputi radioterapi, pembedahan dan terapi fisik.
Pembagian terapi berdasarkan stadium melanoma:
Sampai saat ini metode pembedahan dengan eksisi luas masih tetap merupakan cara
pengobatan melanoma maligna yang terbaik.
a. Kemoterapeutik sistemik
11
DTIC: 200-300 mg/m2 (intravena) selama 5 hari, diulang tiap 3-4 minggu.Nitrosourea: 200
mg/m2 dosis tunggal (oral), diulang tiap 6 minggu.Atau kombinasi DTIC dan nitrosourea
b. Imunoterapi
BCG' merupakan imunoterapi aktif non spesifik, terutama digunakan untuk pengobatan
melanoma maligna yang mengadakan metastasis ke kulit.Diberikan secara intralesi dan
memberikan pengaruh yang cukup bermanfaat. Hasilnya tidak menentu, tergantung pada
sistem imunitas penderita.Akhir-akhir ini dilakukan imunoterapi adoptif, dengan memakai
leukaferesis untuk mendapatkan limfosit dari kanker pasien, kemudian sel itu diinkubasi
dengan interleukin-2, untuk membentuk sel pembunuh yang mengaktifkan limfokin (LAK),
dan kemudian sel-sel LAK diinfuskan kembali bersama pemberian interleukin-2.
Gejala kanker kulit yang pertama adalah adanya tumor atau tompel atau benjolan
yang dapat terlihat dari luar. Inilah yang menyebabkan kanker kulit cenderung memiliki
risiko kematian paling sedikit, sebab gejalanya bisa dikenali dengan mudah, sehingga
pertolongan medis pun bisa dilakukan lebih cepat. Selain itu, kulit juga merupakan organ
yang letaknya paling jauh dari organ vital utama manusia, sehingga kemungkinan
penyebarannya membutuhkan waktu yang lebih lama.
Jenis benjolan pada gejala kanker kulit merupakan tanda-tanda adanya kemungkinan
kanker kulit stadium awal. Bila Anda menemukan sebuah benjolan tidak wajar, artinya tiba-
tiba muncul dan belum pernah dirasakan sebelumnya, maka perhatikanlah beberapa hal
berikut:
1. Bentuk benjolan yang kurang beraturan atau asimetris. Sehingga antara bentuk bagian kiri
dan kanannya terlihat berbeda.
2. Adanya batas pinggiran benjolan yang terlihat tidak rata dan cenderung memiliki tekstur
yang kasar.
3. Benjolan memiliki warna yang tidak rata atau bergradasi, misalnya warna gelap di tengah
dan warna cokelat muda di bagian pinggir hingga batas tepinya.
4. Besar diameter benjolan yang tidak wajar, bandingkan dengan diameter sebuah pensil.
12
5. Bentuknya yang berubah-ubah jika diamati secara teliti. Untuk membuktikan hal ini Anda
bisa mengambil foto benjolan atau tompel pada hari pertama Anda mengetahuinya.
Kemudian lakukan pengambilan foto pada minggu berikutnya, amati apakah ada perubahan
bentuk, warna, atau bahkan ukuran.
Sementara ciri-ciri kanker kulit yang lain adalah dengan adanya benjolan yang terasa
gatal atau bahkan sakit jika disentuh. Amati juga bila terdapat luka kecil pada kulit yang terus
mengeluarkan darah sehingga cenderung tidak sembuh.
Sebelum mengenal kanker kulit, perlu diketahui lebih dahulu faktor risiko atau faktor
yang memudahkan timbulnya kanker kulit. Faktor risiko tersebut antara lain adalah sebagai
berikut:
a. Konvensiona
Pengobatan kanker kulit yang biasa dilakukan terdiri dari beberapa jenis yakni operasi
yang merupakan metode utama dan banyak dilakukan, terutama ketika kanker masih dalam
stadium awal. Kemudian, ada juga kemoterapi dan radioterapi yang biasanya digunakan
untuk mengobati kanker kulit yang terjadi pada orang yang sudah berusia lanjut.
Selain ketiga metode pengobatan tersebut, yang terbaru ialah pengobatan minimal
invasif. Pengobatan secara minimal invasif ini sifatnya melengkapi pengobatan konvensional
lainnya.
13
Metode minimal invasif ini dapat secara efisien mencegah kekambuhan kanker di
kemudian hari. Keunggulan dari metode minimal invasif ini ialah tidak perlunya melakukan
pembedahan dan perdarahan yang bisa diminimalisir.
Apapun bentuk pengobatan kanker kulit yang Anda jalani, pastikan untuk meminimalisir
paparan sinar matahari secara langsung karena radiasi langsung dapat memengaruhi
efektivitas proses pengobatan.
c. Alternatif
Sarang Semut Papua merupakan herbal alami yang dapat digunakan untuk mengobati
kanker kulit karena mengandung sejumlah senyawa aktif berupa flavonoid yang sangat baik
untuk antioksidan di dalam tubuh.
Sebuah testimonial yang dikirimkan ke Deherba.com bercerita tentang Ibu Dewa Nyoman
Sumada yang sembuh dari kanker kulit dengan cepat berkat Sarang Semut.
Hal ini membuktikan bahwa herbal ini secara empiris dapat menyembuhkan kanker kulit.
Kalau Anda ingin membaca testimonial lengkapnya bisa dibaca dalam artikel Sarang Semut
Penumpas Kanker Kulit, Maag, dan Nyeri Tulang Punggung.
Mengonsumsi Sarang Semut secara konsisten dapat membantu Anda memberantas sel-sel
kanker tanpa mengganggu sel-sel yang masih sehat sehingga pengobatan dapat berjalan
efektif dan efisien. Dianjurkan supaya Anda juga mencoba menggunakan Sarang Semut ini
untuk membantu pengobatan kanker kulit.
Bila Anda ingin mendapatkan penjelasan lebih jauh tentang mengapa Sarang Semut sangat
membantu penyembuhan kanker.
Beberapa langkah praktis bisa mencegah seseorang dari serangan kanker kulit.
Pencegahan dapat dilakukan dengan mengindari paparan sinar matahari secara langsung yang
berlebihan (gunakan tabir surya, topi, payung), menghindari bahan kimia yang bersifat
karsinogen pada kulit, dan hindari radiasi ionisasi seperti sinar X yang berlebihan.
14
8. REHABILITASI
Apabila diagnosa telah ditegakkan secara jelas bahwa penderita mengalami kanker
kulit berjenis sel basal, maka tindakan yang dilakukan umumnya adalah pembedahan atau
pengangkatan jaringan kulit (kanker) secara lengkap, atau dapat pula dengan tindakan
penyinaran. Metode lainnya yang juga kerap dilakukan adalah bedah beku, bedah listrik,
laser, fotodinamik serta dengan obat-obatan baik yang dioleskan maupun disuntikkan
(kemoterapi).
15
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kanker kulit adalah penyakit dimana kulit kehilangan kemampuannya untuk generasi dan
tumbuh secara normal.Sel-sel kulit yang sehat secara normal dapat membelah diri secara
teratur untuk menggantikan sel-sel kulit mati dan tumbuh kembali. Kanker kulit adalah jenis
kanker yang terletak dipermukaan kulit,sehingga mudah dikenali. Namun karena gejala awal
yang ditimbul dirasakan tidak begitu menganggu,sehingga penderita terlambat melakukan
pengobatan.
Penyebab pasti dari kanker kulit belum ditemukan secara pasti, namun ada beberapa factor
resiko yang dapat menyebabkan timbulnya kanker kulit yaitu: Paparan Sinar Ultraviolet
(UV), Kulit Putih, Paparan Karsinogen, Genetik/Faktor Keturunan.
Ada beberapa kelainan kulit yang harus dicurigai sebagai kanker kulit yaitu :Benjolan kecil
yang membesar , Benjolan yang permukaannya tidak rata dan mudah berdarah, Tahi lalat
yang berubah warna, Koreng atau borok dan luka yang tidak mau sembuh, Bercak kecoklatan
pada orang tua, Bercak hitam ysng menebal pada telapak kaki dan tangan.
B. Saran
1. Pada pengkajian perawat perlu melakukan pengkajian dengan teliti melihat kondisi klien
serta senantiasa mengembangkan teknik terapeutik dalam berkomunikasi dengan klien.
16
DAFTAR PUSTAKA
Amin. (2009). Anatomi fisiologi kulit. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011
dari: http://www.docstoc.com/docs/58180799/ANATOMI-DAN-FISIOLOGI-SISTEM-
INTEGUMEN-(KULIT)
Baughman, Diane, C & Joann, C, Hackley. (2000). Keperawatan medical bedah :
buku saku dari Brunner & Suddarth. Jakarta : EGC.
Corwin, E.J.(2009). Buku saku patofisiologi. Jakarta : EGC.
Engram, Barbara. (2004) Rencana asuhan keperawatan medikal bedah. Jakarta: EGC.
Ganggaiswari, A. (2010). Kanker kulit Indonesia. Diperoleh pada tanggal 7 April
2011 dari http://www.yki.cakulit.com
Globocan. (2008). Karsinoma kulit. Diperoleh pada tanggal 7 April 2011
dari http://www.globocan.2008.com
Isselbacher, et al. (2000). Harrison Prinsip-Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Ed.13.
Jakarta:EGC.
Marwali, H. (2000). Ilmu penyakit kulit. Jakarta : EGC.
Sherwood, Lauralee. (2001). Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Jakarta : EGC
Siregar, R.S. (2005). Atlas berwarna saripati penyakit kulit. Jakarta: EGC.
Smeltzer, S. C. & Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner &
Suddarth. Ed.8. Vol 3. Jakarta : EGC
Suriadiredja, A. (2008). Mengenal kanker kulit diagnosa, pengobatan dan
pencegahannya. Diperoleh pada tanggal 6 April 2011 dari
http://www.dharmais.co.id/new/content.php?page=article&lang= en&id=15.
Wikipedia Indonesia. (2008). Kanker kulit. Diperoleh pada 6 April 2011
dari http://www.wikipedia.com
17