Anda di halaman 1dari 9

Ning Ayu Ciptadewi

35418331
3ID04
SOAL-SOAL QUIZ METODE PENELITIAN UNIVERSITAS GUNADARMA – S1 TEKNIK INDUSTRI
KAMIS, 21 JANUARI 2021 (WAKTU 90 MENIT)

JAWABLAH PERTANYAAN BERIKUT INI DENGAN BENAR DAN LENGKAP!

1. Jelaskan mengenai definisi penelitian ilmiah dari beberapa ahli, dan sebutkan tentang
kriteria kualitas penelitian ilmiah yang baik!
2. Gambarkan tahapan dalam proses penelitian ilmiah, dan jelaskan hal-hal inti dari setiap
tahapan tersebut!
3. Jelaskan ada berapa jenis-jenis penelitian berdasarkan kategorinya, dan sebutkan
perbedaan mendasar masing-masing jenis penelitian tersebut!
4. Sebutkan tujuan penelitian, dan jenis mana yang biasanya digunakan dalam suatu
penelitian ilmiah Tugas Akhir/Skripsi?
5. Apa yang menjadi dasar bagi kriteria dalam memilih permasalahan yang akan dijadikan
topik suatu penelitian, berikan contohnya masing-masing?
6. Faktor-faktor apa sajakah yang harus diperhatikan dalam memilih permasalahan dalam
suatu penelitian?
7. Sebutkan dan jelaskan pengelompokan desain penelitian dan berikan contohnya masing-
masing!
8. Jelaskan tahapan pemilihan sampel, metode pemilihan, dan jumlah sampelnya dalam
suatu penelitian ilmiah!
9. Gambarkan dan jelaskan mengenai teknik sampling dalam metode penelitian, disertai
dengan metode-metode penentuan ukuran sampel dan faktor-faktor yang
mempengaruhi!
10. Sebutkan dan jelaskan teknik-teknik dalam probability sampling dan non- probability
sampling, serta berikan contohnya masing-masing!

JAWABAN
1. Menurut Soetrisno Hadi, penelitian ialah usaha dalam menemukan segala sesuatu untuk
mengisi kekosongan atau kekurangan yang ada, menggali lebih dalm apa yang telah ada,
mengembangkan dan memperluas, serta menguji kebenaran dari apa yang telah ada
namun kebenaranya masih di ragukan.
Ada 7 ciri khas penelitian yang baik dan benar, yakni sebagai berikut Emory (1985).:
1. Jelas dan Fokus
Jelas dan fokus menjadi tahapan awal karakter penelitian yang baik Masalah yang
diteliti haruslah betul-betul sebagai masalah, sehingga data yang terkumpul dalam
penelitian itu dapat digunakan untuk pemecahan masalah. Dengan rumusan masalah
dan tujuan penelitian yang benar dan jelas. Sehingga penelitian akan lebih terarah dan
fokus, efisien dan efektif.
2. Prosedur penelitian yang Rinci
Prosedur penelitian harus jelas, terperinci, dijabarkan. Sehingga bukan hanya saja
yang memahaminya, tapi orang lain yang membaca hasil tulisan.
3. Prosedur Harus teliti
Prosedur dalam rancangan penelitian harus dibuat secara teliti dan hati-hati, agar
nantinya penelitian menjadi penelitian yang benar-benar valid. Valid maksudnya
sesuai antara data dan fakta. Sementara data yang dimaksud adalah teori-teori yang
mendukung penelitian, dokumen, maupun kuesioner. Intinya, dalam meneliti mau
tidak mau harus mengedepankan prosedur. Prosedurnya jelas, dan teliti.
4. Laporan lengkap dan sistematis
Laporan penelitian harus lengkap, dan disusun secara sistematis. Kelengkapan yang
dimaksud mencakup teori yang mendukung penelitian, sumber data baik pustaka
maupun lapangan, sekunder maupun primer, dan sebagainya.

Dalam menyusun laporan penelitian, baik itu jurnal, skripsi, tesis, dan disertasi,
laporan yang sistematis menjadi nilai tersendiri, dan tentunya akan diistimewakan.
Sistematis dalam penelitian termasuk dalam hal kemampuan dalam mengolah data,
penempatan teori dari A sampai Z.
5. Analisis tepat
Analisis yang digunakan harus tepat. Dalam penelitian, ada baiknya sebelum
menemukan masalah, dan membuat judul, harus membuat rencana yang baik tentang
desain penelitian. Termasuk dalam hal menentukan analisisnya. Misalnya
menggunakan analisis korelasi, maka yang dikaji dan diteliti adalah hubungan antara
masalah A dan B. yah begitulah selanjutnya, jika meneliti hubungan maka gunakan
analisis korelasi. Jika meneliti perbandingan, gunakan analisis komparatif.
6. Kesimpulan dan Saran dari sumber Bukan pribadi
Setiap kesimpulan dan saran yang diberikan harus didukung oleh data yang diperoleh
dari penelitian. Dengan kata lain, kesimpulan dan saran yang tuliskan bukanlah
pendapat semata. Boleh mengajukan pendapat, namun hal tersebut hanya sekedar
saran tambahan.
7. Peneliti berintegritas
Poin inilah yang paling penting. Integritas merupakan perpaduan dari semua poin di
atas. Dalam penelitian, seorang peneliti yang berintegritas tentunya akan sangat
ditunggu-tunggu hasil penelitiannya. Bagaimana dengan skripsi? tentunya poin ini-
pun akan berlaku. Mahasiswa yang berintegritas dalam penelitiannya adalah
mahasiswa yang membuat skripsinya dengan hasil jerih payahnya sendiri, bukan
dengan konsultan atau menggunakan jasa orang lain.
2. Terdapat lima langkah dasar atau tahapan dalam penulisan metode ilmiah. Dimulai dari
merumuskan masalah, mengumpulkan informasi, menyusun hipotesis, melakukan
percobaan dan analisis data, menarik kesimpulan hingga mengomunikasikan hasil
penelitian.
a. Merumuskan Masalah
Masalah biasanya berupa pertanyaan yang harus dijawab dengan melakukan sebuah
penelitian secara ilmiah. Ada beberapa hal yang perlu diperhitungkan saat kita akan
merumuskan masalah:
• Masalah harus diungkapkan sebagai kalimat pertanyaan
• Kata-kata dari masalah harus singkat, ringkas, jelas dan mudah dimengerti.
• Perumusan masalah harus menjadi masalah yang bisa diselesaikan.
b. Mengumpulkan Informasi
Setelah melakukan perumusan masalah, tahapan berikutnya yang harus kita lakukan
mengumpulkan informasi atau data. Ini bisa dilakukan dengan observasi maupun studi
literatur seperti jurnal ilmiah, atau penelitian-penelitian lain yang sudah ada
sebelumnya.
c. Menyusun Hipotesis
Pada tahapan berikutnya, setelah kita melakukan observasi dan mendapatkan data,
maka yang harus dilakukan adalah membuat hipotesis. Hipotesis adalah jawaban
sementara terhadap masalah yang masih bersifat praduga karena masih harus
dibuktikan kebenarannya melalui penelitian.
d. Melakukan Percobaan
Untuk menguji kebenaran dari hipotesis atau jawaban sementara yang telah kita buat
di tahapan sebelumnya, maka yang harus kita lakukan adalah melakukan percobaan
atau penelitian. Penelitian harus dilakukan dengan teliti sehingga didapatkan data
yang akurat.
e. Menganalisis Data
Di tahapan ini, data-data yang telah kita peroleh dari hasil penelitian lalu dicatat dan
diolah ke dalam bentuk grafik atau diagram sehingga mudah untuk dianalisis.
f. Membuat Kesimpulan
Penarikan kesimpulan dilakukan dengan cermat berdasarkan hasil percobaan, tanpa
adanya pengaruh pendapat pribadi. Kesimpulan merupakan jawaban sebenarnya dari
hopitesis yang pernah diajukan.
g. Mengomunikasikan Hasil Penelitian
Langkah terakhir adalah mengkomunikasikan mempublikasikan hasil penelitian
kepada orang lain dalam bentuk laporan tertulis atau melalui forum diskusi dan
seminar.
3. Penelitian dapat diklasifikasikan dari berbagai cara dan sudut pandang. Berikut adalah
jenis jenis penelitian, antara lain:
Jenis Penelitian Menurut Pendekatan Analisis, Dilihat dari pendekatan analisisnya,
penelitian dibagi atas dua macam, yaitu:
• Penelitian kuantitatif
Penelitian dengan pendekatan kuantitatif menekankan analisisnya pada data-
datanumerikal (angka) yang diolah dengan metoda statistika. Pada dasarnya,
pendekatan kuantitatif dilakukan pada penelitian inferensial (dalam rangka pengujian
hipotesis) dan menyandarkan kesimpulan hasilnya pada suatu probabilitas kesalahan
penolakan hipotesis nihil (Ho).
Dengan metoda kuantitatif akan diperoleh signifikansi perbedaan kelompok atau
siginifikansi hubungan antar variabel yang diteliti. Pada umumnya, penelitian
kuantitatif merupakan penelitian sampel besar.
• Penelitian Kualitatif
Penelitian dengan pendekatan kualitatif lebih menekankan analisisnya pada proses
penyimpulan deduktif dan induktif serta pada analisis terhadap dinamika hubungan
antar fenomena yang diamati, dengan menggunakan logika ilmiah.
Hal ini bukan berarti bahwa pendekatan kualitatif sama sekali tidak menggunakan
dukungan data kuantitatif akan tetapi penekanannya tidak pada pengujian hipoteisis
melainkan pada usaha menjawab pertanyaan penelitian melalui cara-cara berfikir
formal dan argumentatif. Banyak penelitian kualitatif yang merupakan penelitian
sampel kecil.
Jenis Penelitian Menurut Kedalaman Analisis, Bila dilihat dari kedalaman analisisnya, jenis
penelitian terbagi atas dua, antara lain:
• Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskripsi, yaitu
menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematis, sehingga dapat lebih mudah
untuk difahami dan disimpulkan. Kesimpulan yang diberikan selalu jelas dasar
faktualnya sehingga semuanya selalu dapat dikembalikan langsung pada data yang
diperoleh.

Uraian kesimpulan didasari oleh angka yang diolah tidak secara terlalu dalam.
Kebanyakan pengolahan datanya didasarkan pada analisis persentase dan analisis
kecenderungan (trend).
• Penelitian Inferensial
Penelitian inferensial melakukan analisis hubungan antar variable dengan pengujian
hipotesis. Dengan demikian, kesimpulan penelitian jauh melampaui sajian data
kuantitatif saja. Dalam penelitian inferensial kita dapat berbicara mengenai besarnya
peluang kesalahan dalam pengambilan kesimpulan.
Jenis Penelitian Menurut Karakteristik Masalah, Kalau dipandang dari karakteristik
masalah berdasarkan kategori fungsionalnya, penelitian dapat dikelompokkan menjadi
beberapa macam sebagaimana diuraikan oleh Isaac dan Michael (Azwar, 1997) yaitu,
antara lain:
• Penelitian Deskriptif
Penelitian deskriptif bertujuan menggambarkan secara sistematik dan akurat fakta
dan karakterisitik mengenai populasi atau mengenai bidang tertentu. Penelitian ini
berusaha menggambarkan situasi atau kejadian.

Data yang dikumpulkan semata-mata bersifat deskriptif, sehingga tidak bermaksud


mencari penjelasan, menguji hipotesis, membuat prediksi, maupun mempelajari
implikasi. Contoh penelitian deskriptif yang paling popular adalah penelitian survei.
• Penelitian Perkembangan
Penelitian perkembangan bertujuan mempelajari pola dan urutan perkembangan
dan/atau perubahan, sejalan dengan berlangsungnya perubahan waktu.
Pelaksanaannya dapat dilakukan secara longitudinal dan dapat pula dilakukan secara
cross sectional.
Penelitian perkembangan terpusat pada studi mengenai variabel-variabel dan
perubahannya dalam periode bulan atau tahun, dalam usaha memperoleh jawaban
atas pertanyaan seperti “Bagaimanakah pola pertumbuhan yang terjadi, kecepatan
perubahan, arah, urutan, dan faktor-faktor yang berkaitan yang mempengaruhinya?”.
• Studi Kasus dan Penelitian Lapangan
Tujuan studi kasus dan penelitian lapangan adalah mempelajari secara intensif latar
belakang, status terakhir, dan interkasi lingkungan yang terjadi pada suatu satuan
social seperti individu, kelompok, lembaga, atau komunitas.
Studi kasus merupakan penyelidikan mendalam (indepth study) mengenai suatu unit
sosial sedemikian rupa sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisasikan
dengan baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut.
Cakupan studi kasus dapat meliputi siklus kehidupan atau dapat pula hanya meliputi
segmen-segmen tertentu saja. Dapat terpusat pada beberapa faktor yang spesifik dan
dapat pula memperhatikan keseluruhan elemen atau peristiwa.
Dibandingkan dengan penelitian survai yang biasanya menyelidiki sedikit variabel
pada sampel besar, studi kasus sebaliknya banyak variabel dan banyak kondisi pada
sampel yang kecil.
• Penelitian Korelasional
Penelitian korelasional bertujuan menyelidiki sejauh mana variasi pada satu variabel
berkaitan dengan variasi pada satu atau lebih variabel lain, berdasarkan koefisien
korelasi.

Penelitian ini sangat cocok bila variabel-variabel yang terlibat sangat kompleks dan
tidak dapat diteliti lewat metode eksperiment atau yang variasinya tidak dapat
dikendalikan.

Dengan penelitian korelasional, pengukuran terhadap beberapa variabel serta saling


berhubungan diantara variabel-variabel tersebut dapat dilakukan secara serentak
dalam kondisi yang realistik.
• Penelitian Kausal-Komperatif
Melalui suatu penelitian kausal-komparatif, hubungan sebab akibat dapat diselidiki
lewat pengamatan terhadap konsekuensi yang sudah terjadi dan menegok ulang data
yang ada untuk menemukan faktor-faktor penyebab yang mungkin terdapat di sana.

Cara ini dapat dikatakan berlawanan dengan metode eksperimental yang


mengumpulkan data di bawah suatu kondisi yang sangat terkendali.

Pada hakikatnya penelitian kausal-komparatif adalah “ex post facto”, artinya data
dikumpulkan setelah semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Kemudian peneliti
memilih satu atau lebih efek (variabel dependent) dan menguji data dengan kembali
menelusuri waktu, mencari penyebab, melihat hubungan, dan memahami artinya.
• Penelitian Eksperimental Murni
Penelitian eksperimental murni dilakukan untuk meneliti kemungkinan adanya
hubungan sebab akibat diantara variabel-variabel dengan cara menghadapkan
kelompok eksperimental pada beberapa macam kondisi perlakuan dan
membandingkan akibatnya dengan satu atau lebih kelompok kontrol yang tidak
mendapat perlakukan.
• Penelitian Eksperimental Semu
Penelitian ini mirip dengan penelitian eksperimental murni, akan tetapi tidak semua
variabel yang relevan dapat dikendalikan dan dimanipulasi. Peneliti harus menyadari
betul keterbatasan penelitian ini dan seberapa jauh validitas internal dan
eksternalnya.

Karena pengendalian dan manipulasi tidak sepenuhnya berada di tangan peneliti,


maka ciri unik penelitian ini adalah adanya metode kontrol parsial yang berdasarkan
pada identifikasi yang seksama terhadap faktor-faktor yang dicurigai akan
mempengaruhi validitas internal dan validitas eksternal.
4. Tujuan penelitian adalah mendapatkan suatu rumusan hasil dari suatu penelitian melalui
proses mencari, menemukan, mengembangkan, serta menguji suatu pengetahuan. Selain
itu, penelitian digunakan untuk memecahkan atau menyelesaikan suatu permasalahan
yang ada. Jenis yang biasanya digunakan dalam suatu penelitian ilmiah Tugas Akhir/Skripsi
adalah penelitian kuantitatif, Penelitian Kualitatif, dan Penelitian Perkembangan
5. Dasar bagi kriteria dalam memilih permasalahan yang akan dijadikan topik suatu
penelitian adalah :
• Masalah tersebut layak diteliti
Tidak semua masalah layak untuk diangkat menjadi suatu penelitian. Masalah yang
layak diteliti artinya masalah tersebut dapat dilakukan suatu pengkajianterhadap
masalah tersebut dan dapat dilakukan dengan cara yang terukur secara empiris
melalui pengumpulan data dan pengolahan data. Masalah yang berkaitan dengan isu
filosofis dan etika atau moral tidak dapat dikategorikan masalah yang layak teliti
dalam konteks pembahasan kita disini. Masalah yang menyangkut nilai ideal atau
luhur sering kali sangat sulit diukur.
• Sifat dari masalah yang akan diteliti
Sifat dari masalah tersebut, yaitu mempunyai nilai teoritis dan praktis.Masalah
penelitian hendaknya mempunyai karakteristik teoritis dan praktis. Artinya, masalah
penelitian tersebut pada hakekatnya diangkat dari teori yang kuat atau mempunyai
dampak praktis yang dapat memperbaiki praktik atau penyelengaraan dalam
kaitannya dengan masalah yang hendak diteliti. Hal ini tergantung kepekaan,
sebenarnya ketika mengidentifikasi masalah dapat menguji masalah tersebut dengan
pertanyaan apakah dampaknya apabila masalah tersebut terpecahkan. Apabila
jawabannya orang tak ‘peduli’ maka perlu mencari masalah yang bermakna, dengan
artian masalah tersebut kurang berarti/ bermanfaat bagi masyarakat.
• Realistis
Realitis mempunyai pengertian yang sangat luas, antara lain meliputi keterjangkauan
dalam kedalaman bekal konsep serta kesediaan waktu, tenaga, dan biaya. Bekal
berupa penguasaan konsep atau teori dan seluruh pengalaman di Lapangan pekerjaan
akan menentukan mutu penelitia. Jika meneliti masalah di bidang yang kuasai yang
tau bentuk medannya,maka peluang terjadinya penyimpangan baik dari segi metode
maupun analisis akan sangat kecil sekali. Artinya penelitian ditingkat tersebut akan
cukup handal. Sebaliknya, bila memaksakan tingkat bekal teori untuk meneliti
masalah yang jauh diluar jangkauan kemampuan, atau bekal teori yang dapatkan
kurang memadai, dan tidak sesuai dengan keahlia, maka akan mengalami banyak
kesulitan dan hasil penelitian dapat dipertanyakan orang. Aspek lain yang tak kalah
penting dalam konteks realitis ini adalah kesediaan waktu, tenaga, dan biaya. Selain
tiga hal tersebut, keaktualan dan kebaruan atau orisinilitas sangatlah diperlukan. Jika
masalah yang teliti merupakan masalah yang sedang hangat-hangatnya dibicarakan di
masyarakat (Aktual) maka penelitian akan lebih tinggi nilainya. Demikian pula jika
masalah yang teliti merupakan masalah yang baru / orisinil. Hal ini berarti ada
kesenjangan, dan ini adalah satu masalah kesehatan masyarakat. Perlu ada kepekaan
untuk itu diperlukan minat dan pengetahuan dan keahlian dalam mengidentifikasi
masalah.
6. Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam memilih permasalahan dalam suatu
penelitian adalah, Masalah harus dirumuskan dengan jelas dan tidak menimbulkan
penafsiran yang berbeda, Rumusan masalah hendaknya dapat mengungkapkan
hubungan antara dua variabel atau lebih., Rumusan masalah hendaknya dinyatakan
dalam kalimat tanya
7. menurut Shah (1972), desain penelitian dibagi menjadi enam kategori, yakni:
• Desain untuk penelitian yang ada kontrol
Desain yang pertama ini dapat diterapkan pada penelitian percobaan ataupun
penelitian yang bukan percobaan. Dalam desain ini terdapat variabel yang dikontrol
dan variabel kontrol. Peneliti dalam penelitian ini dapat mengadakan manipulasi
terhadap variabel yang merupakan penyebab munculnya hasil yang sedang diteliti.
Dan desain ini digunakan untuk meneliti fenomena natura.
• Desain untuk studi deskriptif dan analitis
Desain untuk studi deskriptif dan analitis terbagi menjadi tiga bagian yakni: (a) desain
studi historis; (b) desain studi kasus; dan (c) desain survai.
Desain penelitian deskriptif merupakan merupakan studi untuk menemukan fakta
dengan interpretasi yang tepat. Studi formulatif dan eksploratif termasuk dalam
desain penelitian deskriptif ini. Selain itu, studi untuk melukiskan secara akurat
berbagai sifat dari fenomena, dan penentuan frekuensi terjadinya suatu keadaan juga
termasuk dalam desain penelitian deskriptif ini.
Sedangkan desain penelitian analitis, tidak berbeda jauh dengan desain penelitian
deskriptif. Desain penelitian analitis digunakan untuk menguji hipotesa dan
mengadakan interpretasi yang lebih dalam tentang berbagai korelasi.
• Desain untuk studi lapangan atau bukan
Bila dilihat dari setting penelitiannya, maka penelitian dapat dibagi menjadi penelitian
yang dilakukan di lapangan dan penelitian yang tidak dilakukan di lapangan.
Contohnya, adalah desain penelitian sejarah. Dalam penelitian ini kurang
menggunakan lapangan dan lebih banyak menghabiskan penelitian di museum,
perpustakaan dan sebagainya.
Berbeda dengan penelitian sejarah, penelitian studi kasus dan penelitian survei lebih
menghabiskan penelitian di lapangan untuk memilih responden, pemilihan alat
pengumpul data, dan sebagainya.
Selain itu, desain penelitian yang dilakukan di lapangan akan memiliki sedikit kontrol
dari pada desain penelitian yang dilakukan di laboratorium atau museum.
• Desain untuk studi dengan dimensi waktu
Desain penelitian dalam hubungannya dengan waktu, dapat dibagi menjadi beberapa
bagian, yakni:
a. One time cross sectional study, merupakan penelitian yang dalam
pengumpulan datanya menggunakan cara cross section.
b. Studi panel, merupakan penelitian yang dalam pengumpulan datanya
dikumpulkan dalam suatu periode tertentu dengan responden yang berbeda.
c. Studi longitudinal, merupakan penelitian yang dalam pengumpulan datanya
dikumpulkan dalam lebih dari dua rentang waktu, tetapi menggunakan
responden yang sama.
d. Studi time series atau studi trend, merupakan penelitian yang dalam
pengumpulan datanya dikumpulkan dalam beberapa kali interval yang reguler.
• Desain untuk studi evaluatif atau non evaluatif
Suchman (1967) memberikan definsi penelitian evaluatif merupakan penentuan hasil
yang diperoleh dengan beberapa kegiatan yang dibuat untuk memperoleh suatu
tujuan tentang nilai atau performance. Dalam desain penelitian evaluatif, peneliti
harus membuat desain pertanyaan yang nantinya dapat menjawab berbagai aspek
evaluasi.
• Desain dengan menggunakan data primer atau sumber data sekunder
Data primer didapat oleh peneliti dengan cara observasi langsung, wawancara,
kuesioner, dan lain sebagainya. Sedangkan data sekunder salah satunya diperoleh dari
studi kepustakaan.
8. Tahap Pemilihan Sampel Agar diperoleh sampel yang representatif peneliti perlu
menggunakan prosedur pemilihan sampel yang sistematis. Tahapannya adalah;
Mengidentifikasi populasi target, memilih kerangka pemilihan sampel, menentukan
metode pemilihan sampel, merencanakan prosedur penentuan unit sampele,
menentukan ukuran sampel, dan menentukan unit sampel. metode pemilihan
merupakan langkah yang harus dilakukan secara tepat dan benar sesuai dengan
tujuan penelitian, Dalam buku metode bisnis Sugiyono (2008) teknik sampling terbagi
atas :
Probability sampling
a. Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsurpopulasi untuk dipilih menjadi sampel. Terdapat empat cara mengambil
sampeldengan metode ini yaitu:
b. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasidilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasiitu.
c. Proportionate Stratified Random Sampling. Suatu populasi yang
dianggapheterogen menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokan dalam
beberapasub-populasi, sehingga tiap kelompok akan memiliki anggota sampel
yangrelatif homogeny.
d. Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini
digunakanmenentukan sampel jika populasi berstrata tetapi kurang
proposional.
e. Cluster Sampling(Area Sampling). Teknik ini digunakan menentukan
sampelbila objek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya
pendudukdari suatu negara.
Nonprobability Sampling
a. Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang
yangsama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Terdapat enam jenis metode
dengannonprobability sampling yaitu :
b. Sampling Sistematis. Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan
darianggota populasi yang telah diberi nomor urut.
c. Sampling kouta. Teknik mennetukan sampel dari populasi yang
mempunyaiciri-ciri tertentu smapai jumlah yang diinginkan.
d. Sampling insidentaladalah teknik penentuan sampel berdasarkan
kebetulan,yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti
digunakansebagai sampel.
e. Sampling purposiveadalah teknik penentuan sampel dnegan
pertimbangantertentu. Misalnya penelitian mengenai kurs mata uang
sehingga yang dipilihadalah orang yang ahli dalam ekonomi khususnya
mengenai transaksi valutaasing.
f. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua
anggoatpopulasi digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi reatif kecil.
g. Snowball Sampling. Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang mula –mula
jumlahnya kecil namun kemudian sampel diajak untuk memilihresponden lain
untuk dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya hingga jumlahsampel menjadi
banyak
Sebagaimana dikemukakan oleh Baley dalam Mahmud (2011, hlm. 159) yang
menyatakan bahwa untuk penelitian yang menggunakan analisis data statistik, ukuran
sampel paling minimum adalah 30.
9. teknik sampling dalam metode penelitian ada probability samping & non probability
sampling, metode-metode penentuan ukuran sampel antara lain adalah; Metode Slovin,
Salah satu metode yang digunakan untuk menentukan jumlah sampel adalah
menggunakan rumus Slovin, Rumus Slovin digunakan jika jumlah populasi diketahui, dan
Faktor yang mempunyai pengaruh dalam pemilihan sampling adalah: 1) Persepsi
mengenai sampling statistik 2) Persepsi mengenai risiko audit 3) Tekanan waktu 4)
Pengalaman 5) Pemeriksaan perusahaan 6) Tenaga ahli 7) Skala usaha
10. teknik-teknik dalam probability sampling dan non- probability sampling:
Probability sampling
a. Teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsurpopulasi untuk dipilih menjadi sampel. Terdapat empat cara mengambil
sampeldengan metode ini yaitu:
b. Simple Random Sampling adalah pengambilan anggota sampel dari
populasidilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam
populasiitu.
c. Proportionate Stratified Random Sampling. Suatu populasi yang dianggapheterogen
menurut suatu karakteristik tertentu dikelompokan dalam beberapasub-populasi,
sehingga tiap kelompok akan memiliki anggota sampel yangrelatif homogeny.
d. Disproportionate Stratified Random Sampling. Teknik ini digunakanmenentukan
sampel jika populasi berstrata tetapi kurang proposional.
e. Cluster Sampling(Area Sampling). Teknik ini digunakan menentukan sampelbila objek
yang akan diteliti atau sumber data sangat luas, misalnya pendudukdari suatu negara.
Nonprobability Sampling
a. Dengan cara ini semua elemen populasi belum tentu memiliki peluang yangsama
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Terdapat enam jenis metode
dengannonprobability sampling yaitu :
b. Sampling Sistematis. Teknik pengambilan sampel berdasarkan urutan darianggota
populasi yang telah diberi nomor urut.
c. Sampling kouta. Teknik mennetukan sampel dari populasi yang mempunyaiciri-ciri
tertentu smapai jumlah yang diinginkan.
d. Sampling insidentaladalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,yaitu
siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti digunakansebagai sampel.
e. Sampling purposiveadalah teknik penentuan sampel dnegan pertimbangantertentu.
Misalnya penelitian mengenai kurs mata uang sehingga yang dipilihadalah orang yang
ahli dalam ekonomi khususnya mengenai transaksi valutaasing.
f. Sampling jenuh adalah teknik pengambilan sampel bila semua anggoatpopulasi
digunakan sebagai sampel karena jumlah populasi reatif kecil.
g. Snowball Sampling. Cara ini adalah teknik penentuan sampel yang mula –mula
jumlahnya kecil namun kemudian sampel diajak untuk memilihresponden lain untuk
dijadikan sampel lagi, begitu seterusnya hingga jumlahsampel menjadi banyak

Anda mungkin juga menyukai