Tidak efektif dan efiennya hasil penerapan pelayanan publik di Negara Komunis. Dalam suatu negara yang menganut sistem politik komunis, pelayanan publik tidak bisa berjalan sesuai dengan apa yang mejadi tujuan dari adanya pelayanan publik yaitu pemberian pelayanan prima kepada masyarakat yang merupakan perwujudan kewajiban aparatur pemerintah sebagai abdi masyarakat. Hal tersebut terjadi karena masyarakat kurang bisa leluasa untuk mengeluarkan aspirasinya karena semua keputusan terpusat ditentukan oleh pemerintah. Akibatnya kebutuhan dan keinginan dari masyarakat tidak bisa terealisasikan dengan sempurna. Apa yang menjadi keputusan dari pemimpin saja yang memegang kendali dan menjadi keputusan final yang harus dilaksanakan. Oleh karena itu, pemerintah akan tidak tahu apa-apa saja yang menjadi masalah kebutuhan dari masyarakat, sehingga pelayanan publik tidak bisa secara tepat sasaran untuk membantu apa yang sebenarnya dibutuhkan oleh masyarakat. Partisipasi masyarakat dalam suatu pemerintahan negara dapat diartikan sebagai ikut sertanya masyarakat dalam memperbaiki sendi-sendi negara yang telah rusak, ikut dalam kegiatan-kegiatan yang dapat memajukan negara hidup secara sejahtera, dan ikut serta memanfaatkan dan menikmati hasil-hasil dari kebijakan yang telah dikeluarkan oleh pemerintah dari adanya suatu partisipasi aktif dari masyarakat. Dari partisipasi aktif tersebut akan dapat mempermudah bagaimana suatu pelayanan pelayanan publik dapat disalurkan untik memenuhi kebutuhan dan keinginan akan suatu masalah yang ada di suatu masyarakat, sehingga apa yang menjadi tujuan dari pelayanan publik dapat terealisasikan dengan adanya suatu partisipasi dari masyarakat. Salah satu metode alternatif yang tepat untuk mengungkap kebutuhan mendasar masyarakat semisal dengan menggunakan model Participation Action Research (PAR). Dalam model PAR ini ditegaskan bahwa keterlibatan masyarakat secara maksimal sangat diperhatikan (Sulastika 2018). Dalam metode ini, masyarakat dipandang sebagai subyek dari suatu kebijakan baru yang akan dibuat oleh pemerintah. Artinya, posisi pemerintah (melalui para birokratnya) atau peneliti cukup mendengarkan, mengartikan dan menterjemahkan apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Birokrasi dan peneliti harus secara aktif terlibat dan berinteraksi intensif dengan masyarakat terhadap satu konteks kebijakan. Keterlibatan masyarakat menjadi penting dalam suatu pengambilan kebijakan karena didasarkan beberapa dua hal, pertama, karena keterlibatan masyarakat diperlukan untuk memadukan atau mengawinkan model top down dengan bottom up agar program atau kebijakan pembangunan pemerintah pusat ataupun daerah dapat diterima oleh masyarakat dan sesuai dengan kebutuhannya (Rufita, Setiawati & Suparti 2019). Kedua: menjadi sarana motivasi masyarakat untuk menumbuhkan rasa ikut memiliki (sense of belonging) dan ikut bertanggung jawab (responsibility) terhadap hasil-hasil dan pelaksanaan kebijakan pembangunan. Tingkat kesadaran (awareness) masyarakat dalam berpartisipasi merupakan kunci penting dalam sebuah perumusan hingga implementasi kebijakan, terlebih jika mereka dihadapkan dengan persoalan perawatan atau pengelolaan (maintenance) hasil-hasil pembangunan. . Proses demokratisasi Indonesia hari ini telah sampai pada titik menjunjung tinggi hak azasi manusia (HAM), konsep civil society yang diharapkan dan mampu mengikutsertakan dan memaksimalkan peran dan fungsi masyarakat dalam pengambilan kebijakan lewat aspirasi yang disampaikan. Adanya proses demokrasi ini akan membuat masyarakat merasa yakin pada suatu pemerintahan karena pemerintah dibuat untuk mendengar bagaimana keluh kesah dari masyarakatnya melalui aspirasi yang disampaikan, sehingga membuat pelayanan publik akan bisa berjalan sesuai tujuan dan pelayanan publik akan tepat sasaran dalam penyalurannya kepada masyarakat. Namun, pada suatu negara yang menganut sistem politik komunis menyebabkan partisipasi dari masyarakat akan sulit sekali tercipta karena kurang adanya kesadaran yang dari pemerintah untuk mengerti bahwa keterlibatan dari masyarakat memiliki peran penting bagi suatu negara tidak ada semua kekuasaan ada pada tangan pemerintah untuk mengambil keputusan. Akhirnya, kasus-kasus yang kerap terjadi seperti kesenjangan dan penolakan program antara antara masyarakat dan pemerintah sering terjadi. Dampaknya, program pembangunan fisik maupun sosial yang dilakukan pemerintah sering kali tidak menuntaskan problematika yang ada dimasyarakat dan terkesan hanya untuk menggugurkan kewajiban anggaran tahunan mereka saja. Alasannya: Pelayanan publik memiliki peran penting dalam suatu kehidupan masyarakat. Jika suatu negara menerapkan sistem politik komunis, pasti akan berakibat pada tujuan dari pelayanan publik yang tidak akan bisa tercapai secara efektif dan efisien. Hal tersebut terjadi karena pelayanan publik yang efektif dan efisien itu mau mendengar apa yang menjadi aspirasi dari masyarakatnya. Aspirasi dari masyarakat dianggap sebagai hal yang paling penting pasalnya jika masyarakat tidak mengeluarkan aspirasinya maka pemerintah tidak akan tau apa yang menjadi kebutuhan dan keinginan dari masyarakat pastinya kebijakan yang diambil akan salah sasaran.
Apa teori yang akan digunakan untuk mengkaji isu tersebut?
1. Birokrasi Birokrasi digunakan sebagi upaya untuk mewujudkan suatu tatanan pemerintah yang baik. Birokrasi sebagai organisasi formal yang memiliki kedudukan dan cara kerja yang terkait dengan adanya peraturan, memiliki kompetensi sesuai jabatan atau wewenang,semangat pelayanan public, pemisahan yang tegas antara milik organisasi dan individu serta sumber daya organisasi yang tidak bebas dari pengawasan eksternal. Jika kondisi ini bias terpenuhi maka harapan mewujudkan cita-cita dan tujuan Negara yang demokratis akan membawa kebaikan bagi Negara dan bangsa ini.
2. Partisipasi Aktif Masyarakat
Adanya partisipasi yang penting bagi suatu negara menjadi watak dari pemerintah untuk memiliki kesadaran akan pentingnya partisipasi masyarakat. Partisipatif memiliki wawasan kedepan atau visi strategis bagi kelangsungan suatu negara manjadi lebih baik lagi. Semua kegiatan pemerintah di berbagai bidang yang seharusnya didasarkan pada visi dan misi yang jelas disertai strategi implementasi yang tepat sasaran dengan dasar partisipasi masyarakat dan dengan tujuan menyelesaikan dan menjawab kebutuhan masyarakat. Akan mewujudkan suatu tatanan pemerintahan yang teratu, adil, dan damai. Selain itu, adanya partisipasi masyarakat dalam tata pemerintahannya akan membuat proses pelayanan publik yang dikeluarkan oleh pemerintah menjadi lebih tepat sasaran karena sudah adanya gambaran apa yang menjadi masalah dalam masyarakat.
3. Keterbukaan dan Transparansi
Pemerintah memiliki peran penting untuk peka terhadap keterbukaan, transparansi hingga tata pemerintahan yang bersifat terbuka (transparan). Wujud nyata prinsip tersebut antara lain dapat dilihat apabila masyarakat mempunyai kemudahan untuk mengetahui serta memperoleh data dan informasi tentang kebijakan, program, dan kegiatan aparatur pemerintah, baik yang dilaksanakan di tingkat pusat maupun daerah. Oleh karena itu, dengan adanya keterbukaan dan transparansi terhadap bagaimana pemeritah menjalankan kewajibannya dalam mempermudah untuk suatu tujuan pelayanan publik yang efektif dan efisien.