Disusun oleh :
Mengetahui, Menyetujui,
Mengetahui,
Puji syukur kami ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan
rahmat dan karunia-Nya kami masih diberi kesempatan untuk
menyelesaikan laporan ditengah pandemi ini. Laporan Kuliah Kerja
Lapangan Pengganti (KKLP) ini dapat diselesaikan dengan baik dan tepat
waktu. Adapun penulisan laporan Kuliah Kerja Lapangan Pengganti
(KKLP) ini dilakukan adalah sebagai persyaratan dalam menyelesaikan
perkuliahan Program Studi S1 Teknik Mesin, Fakultas Teknik, Universitas
Tidar, Magelang untuk memenuhi mata kuliah Kuliah Kerja Lapangan
yaitu tentang review perusahaan industri. Perusahaan yang penulis review
dalam laporan Kuliah Kerja Lapangan Pengganti (KKLP) ini adalah PT.
KRIPTON GAMA JAYA. sehingga dapat dipertanggung jawabkan
kebenarannya.
Dengan penuh suka cita, laporan kuliah kerja lapangan ini dapat
terselesaikan, semoga laporan ini dapat bermanfaat serta memberikan
wawasan yang lebih luas mengenai produksi maupun perawatan yang
diselaraskan dengan materi yang didapatkan dalam perkuliahan dan
informasi yang penulis dapatkan dari website PT. KRIPTON GAMA
JAYA.
1. Kedua orang tua kami yang telah memberikan kasih saying serta dukungan
baik moril maupun materil sehingga kami dapat menyelesaikan laporan
dengan baik ditengah pandemi ini.
2. Trisma Jaya Saputra, S.T., M.T. selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin
3. Catur Pramono, S.T., M.Eng. selaku Koordinator Program Studi Teknik
Mesin S-1
4. Nani Mulyaningsih, S. T., M.Eng. selaku Dosen Pembimbing Kuliah Kerja
Lapangan Pengganti
5. Panitia pelaksana Kuliah Kerja Lapangan Pengganti
6. Instansi terkait yaitu PT. KRIPTON GAMA JAYA
7. Pihak-pihak yang terkait dalam pembuatan laporan ini
Akhir kata, kami sebagai penulis berharap semoga laporan ini bermanfaat
bagi pembaca.
Penulis.
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI......................................................................................................V
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................1
A. Kesimpulan .................................................................................................................. 7
B. Saran ............................................................................................................................. 8
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari kuliah kerja lapangan ini adalah sebagai berikut :
1.4 Manfaat
3.2 PRODUKSI
a. Tungku Peleburan
Tungku peleburan terbuat dari tanah liat yang dibakar yang sering
disebut dengan kuali. Kapasitasnya antara 40 Kg sampai dengan 50 Kg,
pemanasan yang dilakukan adalah pemanas kompor dengan bahan bakar
minyak tanah yang ditekan dengan tekanan udara dari kompresor untuk
menyemprotkan minyak menjadi kabut yang nantinya mudah terbakar
dan memiliki suhu pemanasan cukup tinggi yaitu sekitar 800o C.
Di tungku ini, bahan baku alumunium alloy dicairkan dan mendapat
beberapa perlakuan antara lain:
a. Pemanasan alumunium alloy diawali dengan penataan alumunium
alloy di sekeliling tungku peleburan. Setelah berubah warna menjadi
orange silver, maka alumunium alloy dimasukkan ke tungku.
b. Dilakukan penekanan dengan menggunakan stick untuk lebih
memudahkan nyala api memanas sehingga memudahkan proses
pencairan.
c. Setelah mencair maka dilakukan pemberian serbuk flux, yang berfungsi
untuk memisahkan antara kotoran degan cairan alumunium yang
terbentuk.
Tungku ini terbuat dari bahan besi baja atau juga besi cor. Kapasitasnya
sekitar 2,5 kuintal. Cairan alumunium dari tungku peleburan dituangkan
ke tungku penuangan ini untuk kemudian dituangkan ke cetakan. Untuk
memudahkan dan memberi sekat antara cairan alumunium dan dinding
tungku, maka dinding diberi sejenis cairan kapur yang kemudian sering
disebut dengan koting. Dan proses pelapisan ini dinamakan
pengkotingan. Koting ini sangat besar perannya dalam kebersihan dan
pemisahan cairan sehingga untuk sewaktu-waktu dilakukan
pembersihan tungku, proses ini dapat dilaksanakan dengan mudah. Dan
pelaksanaan proses penggantian atau pembersihan di perusahaan ini
dilakukan rutin maksimal 1 bulan sekali.
Bahan pemanas sama dengan tungku peleburan yaitu sistem pemanas
terbuka dari kompor gar dengan minyak tanah sebagai bahan bakar
minyak. Minyak tanah ini diberi tekanan tinggi dengan kompresor untuk
pengabutan minyak sehingga minyak mudah terbakar dan diperoleh
nyala dan suhu yangcukup tinggi.
Cairan alumunium di tungku ini mendapat perlakuan panas anatar suhu
700o C sampai dengan 750o C dari yang sebelumnya hanya mencapai
titik lebur (600o C – 680o C) saja. Perlakuan cairan sebelum dituang
pada tungku penuangan ini adalah menaikkan suhu dari cairan dan
fungsinya untuk mengkondisikan agar kekentalan cairan yang
diharapkan tercapai yang ahirnya cairan akan dapat memenuhi cetakan
saat penuangan dan menghasilkan hasil coran yang baik.
Perlakuan yang diberikan pada proses ini selanjutnya adalah pemberian
flux untuk membersihkan kotoran yang masih ada pada pencairan awal
dan memisahkan alumunium yang tidak dapat mencair dengan suhu
kompor yang ada. Sisa alumunium yang tidak dapat dicairkan ini
kemudian diangkat dan disendirikan yang nantinya diambil untuk dijual
dan dicairkan di perusahaan pencairan alumunium. Dan dilakukan
pengadukan adonan untuk meratakan suhu pada cairan.
3.2.2.4 Cetakan
Debu dan kotoran yang ada pada cetakan akan menimbulkan kerusakan
pada hasil cetakan/coran. Kotoran sisa pengecoran sebelumnya baik
sedikit maupun banyaknya debu akan menghalangi proses cairan untuk
masuk dan menempati bentuk cetakan. Sehingga untuk mendapatkan
hasil coran yang baik maka debu dan kotoran yang menempel pada
cetakan disemprot dengan udara bertekanan dengan menggunakan
kompresor sebelum dilakukan penuangan.
d. Setelah rentang waktu 3,5 menit samapi 4 menit maka coran velg
alumunium diangkat dari cetakan dengan menggunakan sistem
mekanik dan hidrolik. Kemudian pemanasan dengan menggunakan
brender pada coran diberikan sedikitnya 30 detik untuk mempermudah
memisahkan hasil corandengan cetakan atas.
f. Setelah hasil cor sesuai dengan batas minimal kualitas pengecoran maka
hasil coran ditata di bagian sendiri untuk menurunkan shunya karena
velg yang baru dilepas dari cetakan tersebut masih memiliki temperatur
yang cukup tinggi yaitu sekitar 200o C – 400o C. Untuk pengecoran
awal, hasil coran setelah diperiksa kondisi fisiknya di bagian control
pengecoran segera akan di cek pada bagian permesinan untuk
mengetahu ke sentrisan dari velg. Setelah diketahui velg layak kerja
pemesinan maka pengecoran dilanjutkan, namun jika kondisi velg
hasil cor mengalami oleng atau tidak simetris dan kurang baik untuk
dilakukan pemesinan, maka bagian unit pengecoran harus mengevaluasi
pada cetakan atau sistem pemanasan yang dilakukan sebelumnya,
sebelum melanjutkan proses pengecoran.
g. Untuk kondisi hasil pengecoran yang telah sesuai maka akan segera
dikirim ke unit potong dan gerinda untuk pemotongan sisa bagian
pemasukan. Lubang pemasukan akan meninggalkan batang alumunium
pada kondisi velg yang utuh, maka sisa pemasukan ini harus
dipotong dan digerinda sebelumdikirim ke unit pemesinan.
Tungku
peleburan
Bahan baku bahan baku Tungku
alumunium penuangan Penuangan
alloy cairan cairan ke
cetakan
Pelepasan
Pemeriksan hasil
hasil cetakan cetakandari
cetakan
Proses ini merupakan proses yang memiliki tingkat kesulitan paling tinggi,
karena dibutuhkan ketelitian tinggi dan menggunakan toleransi
internasional karena untuk laher itu sendiri telah memiliki standar
internasional baik ukuran maupun kekasaran permukaannya.
5. pembuatan tromol dan tempat cakram.
Velg terbagi atas dua komponen tambahan terutama dalam aksesoris kendali
atau rem yaitu memakai disk atau rem cakram dan tromol. Untuk velg
yang menggunakan cakram sebagai pelengkap maka poros tengah akan
dibubut
dengan mal yang telah ada terutama sesuai dengan jenis velg motor yang
diproduksi. Tentang proses pembubutan tromol, lubang tromol yang ada
hanya tinggal dibubut hingga diameter sesuai ukuran yang beredar di
pasaran. Proses pembubutan tromol dan cakram dilakukan dengan sistem
terminal.
6. Pembubutan profil 3o.
Bentuk profil yang terakhir dibubut adalah pembubutan bersudut 3o. Dan
merupakan tahap akhir proses pembubutan.
- CNC Boring
1. Pengefreisan Velg.
- Finishing
Untuk pengecatan pada PT. Kripton Gama Jaya terbagi atas dua jenis yaitu
A. Chrom polish
Velg yang sudah dipilih dan memenuhi standar untuk chrom polish akan
mengalami beberapa pengerjaan pada unit ini, diantaranya:
1. Pengampelasan
B. Cat Oven
Untuk velg yang mengalami cacat cor namun masih dalam standar kualitas
dan setelah pengerjaan pemesinan masih nampak, maka akan mengalami
penanganan finishing dengan cat oven dengan tahapan sebagai berikut:
1. Penambahan bagian yang kurang, seperti jari yang tidak sempurna
dengan dempul, kemudian velg yang sudah ditambah ini disemprot
dengan cat dasar dempul untuk kemudian dimasukkan dalam tungku
oven sampai kering dengan lama pemanasan sekitar 20 sampai 30 menit.
Setelah kering maka velg dihaluskan dengan amplas dan pekerjaan ini
dikerjakan secara manual.
2. Langkah pekerjaan selanjutnya adalah mengecat dasar velg yang sudah
diampelas dengan cat dasar warna hijau atau putih, dan mengenai
pemilihan warna yang digunakan tergantung pada warna cat selanjutnya,
sehingga tidak harus dengan warna tersebut.
3. Setelah pengecatan dasar maka langkah berikutnya adalah pengecatan
dengan warna yang sesuai permintaan dan tren pasar. Pengecatan ini
menggunakan penyemprotan dengan tekanan dari kompresor.
Pengecatan ini dilanjutkan dengan penyemprotan cleaner yang berfungsi
untuk anti gores dan pengkilap dari warna cat.
4. Setelah penyemprotan cleaner, velg dimasukkan ke dalam oven dan
dipanaskan dengan suhu sekitar 40o C sampai 60o C, dan dilakukan
selama kurang lebih 30 menit. Pengovenan ini berfungsi untuk lebih
merekatkan cat dengan alumunium dan untuk menyatukan ikatan butir-
butir car.
5. Untuk pekerjaan terakhir adalah penempelan merk produk pada velg
yang telah dicat. Velg yang telah selesai dimasukkan ke dalam gudang
unit finishing sebelum di packing dan siap untuk didistribusikan.
Gambar 1.3 Velg Vixion
Gambar 1.4 Velg Mio
4.1 Perawatan
a. Corrective Maintenance
5.1 Kesimpulan
Yanwati, H., & Sutama, S. (2017). Pengelolaan Life Skill Di SMK Negeri 1
Purworejo (Doctoral dissertation, Universitas Muhammadiyah
Surakarta).
Yusuf, A. Z., & Taufik, A. M. (2020). EVALUASI BURSA KERJA
SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN PADA KOMPETENSI
KEAHLIAN OTOMOTIF DI SLEMAN. Jurnal Media
Elektrik, 17(2), 33-45.