Tujuan penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh karakteristik personal auditor terhadap penerimaan perilaku dysfunctional audit, di mana karakteristik personal auditor akan diukur locus of control, komitmen organisasional, dan keinginan auditor untuk berpindah kerja. Research gap Locus of control dari Spector penting digunakan untuk mengukur perilaku di tempat kerja (Whitney & Cooper, 1989; Hofstede & Mannheim, 1999), selanjutnya beberapa penelitian menunjukkan adanya hubungan antara LOC dengan job satisfaction( Spector, 1982 dan Peterson,1985) serta organizational commitment yang diteliti oleh Luthans et al,1987; Kinicki & Vecchio, 1994 serta Furnham et al,. (1994). Menurut mereka hasil penelitian menunjukkan bahwa LOC internal banyak berhubungan dengan job satisfaction dan organizational commitment dibandingkan dengan eksternal LOC. Penelitian-penelitian terdahulu telah menunjukkan suatu hubungan yang kuat dan positif antara external locus of control individual dengan suatu keinginan-keinginan atau maksud-maksud untuk menggunakan penipuan atau manipulasi untuk memperoleh tujuan-tujuan personil (Gable dan Dangello, 1994; Comer, 1985; Solar dan Bruehl, 1971). Dalam situasi- situasi dimana external locus of control tidak dapat memperoleh penguatan atau dukungan-dukungan yang diperlukan untuk berkembang maupun bertahan, mereka memandang manipulasi terhadap pihak lain adalah suatu pertahanan yang perlu dan penting (Solar dan Bruehl, 1971). Perilaku ini sangat mungkin diwujudkan dalam bentuk perilaku disfungsional. Febriana et al, juga menyebutkan bahwa karakteristik personal auditor dapat berpengaruh terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior. Perilaku- perilaku auditor adalah alat bagi auditor untuk memanipulasi proses audit dengan maksud untuk memperoleh tujuan-tujuan kinerja individu. Pengurangan kualitas audit bisa dihasilkan sebagai pengorbanan yang harus dilakukan auditor untuk bertahan di lingkungan audit. Perilaku ini akan terjadi pada individu yang memiliki external locus of control, demikian pula disebutkan oleh Paino et al. (2012), dan Sunyoto & Sulistyo (2019) terdapat pengaruh positif antara locus of control terhadap penerimaan dysfunctional audit behavior. Demikian pula penelitian yang dilakukan oleh Hartanto (2016) serta Srimindarti et al. (2015) menghasilkan bukti yang sama. Metodologi Dalam penelitian mereka digunakan 15 item indikator untuk mengukur organizational commitment, namun demikian hanya merupakan satu dimensi saja yang merupakan attitudinal commitment (Mowday et al,1974), sedangkan Commitment tidak hanya dilihat dari sikap dan prilaku, tetapi bisa juga dengan memperhatikan faktor lain seperti memotivasi dan untuk mempertahankan karyawan diperusahaan. Hal ini muncul pada kondisi perusahaan yang makin besar dan makin kompleks. Melihat alasan tersebut, maka Meyer et al (1991) mengembangkan organizational commitment menjadi multidimensi yaitu Normative commitment, Continuance Commitment dan Affective Commitment. Hasil Locus of control terbukti berpengaruh positif dan signifikan terhadap penerimaan dsyfunctional audit behavior. Di lain hal, keinginan auditor untuk berpindah kerja terbukti berpengaruh negatif dan signifikan terhadap penerimaan dsyfunctional audit behavior, dan komitmen organisasi terhadap dysfunctional audit behaviour melalui turnover intention berpengaruh secara positif.