Anda di halaman 1dari 14

Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang (Yourdan)

Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat


Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang
Evaluation of the Utilization of Radio Frequency
Monitoring Device in Padang
Yourdan
Puslitbang Sumber Daya dan Perangkat Pos dan Informatika
Jl. Medan Merdeka Barat No.9 Jakarta 10110
Yourdan_postel@yahoo.com

Naskah diterima: 4 Oktober 2013; Direvisi: 14 November 2013 Disetujui: 2 Desember 2013

Abstract— In this study the authors used a qualitative approach antara kedua mobil dilakukan dengan menggunakan radio. Hal
to link the monitoring device utilization chain comprises of basic ini berimplikasi pada spesialisasi tugas yang lebih terarah. Saat
technologies, evolving technologies, and advanced technologies. ini, banyak manfaat yang diperoleh dalam menemukenali dan
Currently, monitoring system has been equipped with data menindak emisi yang tidak dikehendaki. Infrastruktur bergerak
storage system ranging from floppy disk, flash disk and greater SISLASDA SMFR untuk VHF/UHF/SHF tahun 2010 di Medan,
storage system capacity with web systems using Internet-based Padang dan Pekanbaru secara infrastruktur telah terintegrasi
computer. Evaluation is carried out by conducting historical dengan Pusat Pengendalian Jakarta, tetapi sistem transportasi
review of monitoring device utilization by UPT Frequency datanya masih menggunakan flash disk untuk dikirimkan ke
System Monitoring Padang. The study results show that device Jakarta. Di Batam, sistem pengolahan dan penyimpanan sudah
endurance in first phase may reach dozen years due to backup menggunakan aplikasi yang terhubung dengan internet.
devices and cannibalism system. Meanwhile, second phase Perkembangan ini sejalan dengan perkembangan jaringan/
devices has different cars carrying monitoring devices and komputer, sehingga dalam melakukan monitor cukup dilakukan
directory finder (DF) devices. Connection between two cars is dari jarak jauh dengan menggunakan perangkat komputer yang
conducted by using radio. It is implicated to more directed task terhubung ke jaringan internet.
specialization. Mobile infrastructure SISLASDA SMFR for
VHF/UHF/SHF 2010 in Medan, Padang, and Pekanbaru in Kata kunci—integrasi infrastruktur, sistem monitoring,
infrastructure has been integrated with the Control Center in peralatan monitoring
Jakarta, but the data transportation system still uses flash disk
to be sent to Jakarta. In Batam, processing and storage systems I. PENDAHULUAN
are already using applications that connect to the internet. This Perkembangan teknologi yang telah masuk ke setiap
development is in line with the development of networks/
bidang pekerjaan akan mempengaruhi cara pandang, cara
computers, so monitoring activity can be done remotely by using
a computer connected to the Internet. kerja dan aktivitas. Adanya perubahan ini memerlukan
penyesuaian-penyesuaian yang sangat fundamendal.
Keywords—infrastructure integration, monitoring system, Peningkatan kemahiran atau keahlian petugas monitoring
monitoring device spektrum frekuensi radio sudah tidak bisa dielakkan lagi,
termasuk kemahiran yang berkaitan dengan pemanfaatan
Abstrak—Dalam penelitian ini penulis menggunakan pendekatan komputer dan internet.
kualitatif untuk menghubungkan mata rantai pemanfaatan Aktivitas monitoring spektrum frekuensi radio adalah
perangkat monitor yang terdiri dari teknologi dasar, teknologi proses operasi pemantauan yang terus menerus dan tidak
berkembang dan teknologi maju. Saat ini sistem monitoring
telah dilengkapi dengan sistem penyimpanan data, mulai dari
boleh berhenti. Dukungan infrastruktur teknologi yang
floppy disk, flash disk dan sistem penyimpanan kapasitas yang digunakan juga harus lebih dinamis dan mampu dimanfaatkan
lebih besar lagi dengan sistem berbasis web. Evaluasi dilakukan secara menyeluruh oleh para petugas operasional. Mengingat
dengan tinjauan historis mengenai pemanfaatan perangkat perkembangan teknologi yang cepat dan perangkat yang
monitor oleh UPT monitoring spektrum frekuensi Padang. Hasil digunakan cepat usang, terdapat kemungkinan
studi menemukan bahwa ketahanan perangkat fase I dapat komponen/modul lama sudah tidak diproduksi lagi. Apabila
mencapai hingga belasan tahun. Hal ini terjadi karena adanya organisasi lalai dalam memanfaatkan perangkat, maka
perangkat cadangan dan sistem kanibalisme. Sedangkan, organisasi-organisasi UPT Balai Monitor Spektrum akan
perangkat fase II memiliki mobil terpisah yang membawa
perangkat monitor dan perangkat pencari arah (DF). Hubungan

293
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306

kehilangan momen dalam mengendalikan penggunaan sedangkan bagi operator adalah untuk meningkatkan
spektrum yang semakin meningkat. efektivitas dan efsiensi penggunaan frekuensi serta
Kerugian dalam menghasilkan informasi yang akurat terjaminnya penggunaan frekuensi secara optimal dengan
tentang pendudukan spektrum frekuensi radio berakibat pada interferensi yang sekecil mungkin.
perencanaan spektrum dan penetapan spektrum frekuensi Adapun ruang lingkup dari penelitian adalah implementasi
radio yang tidak tepat, sehingga akan banyak menimbulkan kebijakan sistem monitoring dengan menggunakan perangkat
pengguna frekuensi liar dan gangguan terhadap pengguna SFPR dan perangkat RMS dan langkah-langkah untuk
yang berizin. Sistem Informasi Monitoring yang dihimpun pemanfaatan perangkat yang masih layak operasi serta
dalam basis data monitoring merupakan masukan dalam melakukan penelitian mengenai seberapa pentingnya
sistem Manajemen spektrum frekuensi radio yang setiap saat pelaporan online hasil monitoring spektrum frekuensi.
diharapkan dapat berinteraksi dan saling membutuhkan.
Intensitas integrasi ini semakin cepat sebagai akibat II. TINJAUAN PUSTAKA
perkembangan teknologi di lapangan belum dapat segera
A. Konsep Manajemen Spektrum Frekuensi Radio
dipantau keberadaannya.
Berangkat dari kebijakan Managemen Spektrum Frekuensi Sumber daya spektrum frekuensi radio sebagai sumber
untuk membangun suatu sistem pengelolaan spektrum daya yang terbatas harus dikelola secara efektif dan efisien
frekuensi yang terintegrasi di semua wilayah di Indonesia melalui fungsi perencanaan penggunaan spektrum frekuensi
dimana secara fungsional adanya integrasi antara stasiun radio yang bersifat dinamis dan adaptif terhadap kebutuhan
monitor tetap dan bergerak dengan sistem managemen masyarakat dan perkembangan teknologi. Pengelolaan
frekuensi radio, diperlukan penguatan sumber daya manusia, spektrum frekuensi radio dilakukan secara sistemik dan
kehandalan perangkat monitor dan kemudahan sistem didukung oleh sistim informasi manajemen spektrum
aplikasi. frekuensi radio dengan data yang akurat dan terkini. Fungsi
Perkembangan infrastruktur perangkat monitoring pengawasan dan pengendalian penggunaan spektrum
spektrum frekuensi radio di Indonesia telah dilakukan sejak frekuensi radio dilakukan secara konsisten dan efektif dan
tahun 1981 hingga sekarang sehingga diharapkan setiap titik didukung oleh sistem monitoring spektrum frekuensi radio
geografis di Indonesia telah dapat dipantau dan pengguna dengan menggunakan dan memanfaatkan kemajuan
spektrum frekuensi radio dapat dilindungi dari sinyal yang komputerisasi dan jaringan internet.
tidak diinginkan. Siklus hidup dari suatu sistem perangkat Fungsi pengawasan dan pengendalian adalah suatu sistem
akan menjadi usang setelah lima tahun dan masa kekuasaan dalam organisasi agar orang-orang menjalankan
pengimplementasian dan pengembangannya terlalu pendek. pekerjaan, mempunyai otoritas dalam pengawasan dan
Belum selesai sebuah sistem diimplementasikan sudah ada pengendalian penggunaan spektrum frekuensi radio serta
sistem dan perangkat yang kemampuannya lebih tinggi dilihat dilakukan oleh oleh Menteri yang membidanginya.
dari segi kecepatan maupun dari segi kemampuan memori Pengertian ini bertambah karena adanya kata kunci frekuensi
penyimpanannya. Disamping itu, dalam layanan sistem radio tentunya memastikan perencanaan pita dan chanel
monitoring frekuensi radio dan Sistim Informasi Manajemen (band plan maupun channeling plan), sesuai dengan
Spektrum Frekuensi radio (sistem basis data frekuensi radio peruntukan spektrum frekuensi radio yang telah ditetapkan.
nasional), suatu yang selalu berdampingan akhirnya bisa Fungsi Pengawasan dan pengendalian dijalankan dengan
terintegrasi dan menjadi suatu kebutuhan. kegiatan monitoring, observasi dan penertiban dari
Pernyataan yang aktual dan topik pokok yang penting penggunaan spektrum frekuensi radio.Monitoring, observasi
dungkapkan tersebut digali dilapangan melalui pertanyaan dan penertiban dimaksudkan adalah antara lain untuk
penting, yaitu : memberi perlindungan kepada pengguna spektrum frekuensi
1. Bagaimana kesiapan SDM dalam pemanfaatan perangkat radio yang telah ditetapkan. Perlindungan diberikan atas
sistem monitor yang yang cepat berubah sesuai dengan gangguan dari stasiun radio yang ilegal dan emisi-emisi yang
perkembangan teknologi? merugikan. Sistem Monitor frekuensi Radio merupakan suatu
2. Bagaimana sistem monitoring dapat berfungsi secara jaringan monitor yang terdiri dari staisun tetap dan stasiun
efektif dan kontinu? bergerak yang terintegrasi baik dalam pengawasan secara
3. Seberapa mendesaknya interaksi dan atau integrasi antara nasional maupun secara internasional.
sistem monitoring dengan sistem manajemen sumber daya Fungsi Controlling (pengawasan dan Pengendalian /wasdal)
frekuensi? adalah untuk mengamati secara terus menerus pelaksanaan
Peningkatan produktifitas Balmon tidak serta merta diiringi kegiatan sesuai dengan rencana kerja yang sudah diisusun
dengan peningkatan interaksi. Identifikasi hal-hal yang dan mengadakan koreksi jika terjadi kesalahan. Pengawasan
berpengaruh terhadap implementasi kebijakan yang telah merupakan fungsi manajemen yang penting dalam organisasi
diambil diperlukan sehingga menjadi outcome yang baik bagi Sumber daya Perangkat Pos dan Informatika. Semua fungsi
manajemen frekuensi. Beberapa kendala yang terjadi adalah manajemen Spektrum Frekuensi radio yang lain tidak akan
kegagalan suatu model, pengadaan perangkat tidak sequen efektif tanpa disertai dengan fungsi pengawasan.
dan perkembangan yang tidak berurutan, perangkat rusak, Pengendalian ialah kegiatan memantau, menilai, dan
disambar petir, cepat usang atau sudah tidak sesuai dengan mengukur. Apabila dalam pengawasan ditemukan adanya
perkembangan teknologi, dan mahalnya pemeliharan bila penyimpangan atau hambatan maka segera dilakukan
dibanding beli baru. tindakan koreksi. Sedangkan pengawasan tidak disertai
Manfaat penelitian bagi pemerintah, sebagai masukan dengan tindakan koreksi. Petugas yang memantau bisa ikut
Implementasi sistem pengembangan perangkat monitor, dalam komunikasi tetapi tidak boleh melakukan pendudukan

294
Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang (Yourdan)

terhadap spektrum tersebut. Jika sudah sampai pada tahap mempelajari identitas pemancar yang terlibat dalam
pengendalian, petugas menghentikan pancaran ditempat interferensi. Hal ini merupakan suatu kemahiran teknis yang
lokasi sumber pancaran. dipunyai oleh pengendali senior dan berpengalaman.
B. Sistem Monitoring Internasional dan Nasional 2) Unsur Pendukung Kedua
Sistem Monitoring secara internasional harus mampu Sistem SIMF berbasis data frekuensi untuk manajemen
mencakup wilayah global dengan menggunakan stasiun spektrum frekuensi radio dan sistem SMFR berbasiskan data
monitoring dan dilengkapi dengan kemampuan sesuai dengan frekuensi yang ada dilapangan hasil pemantauan, pengukuran
yang dipersyaratkan oleh ITU. Resolusi ITU R-23 parameter teknisnya harus sesuai dengan yang telah
mempersyaratkan sistem Monitoring internasional dalam ditetapkan dan digunakan khusus untuk pengawasan dan
skala global sebagai berikut (Sulistiyo, 2008) : (a) Semua pengendalian. Kedua sistem menghasilkan informasi yang
elemen yang berpartisipasi dalam sistem monitoring berguna bagi manajemen spektrum frekuensi radio dan
Internasional harus secara berkala terus didorong untuk terus merupakan suatu kebutuhan untuk diintegrasikan menjadi satu
berpartisipasi aktif dan secara kontinyu bisa menyediakan sistem yaitu Sistem Manajemen Spektrum Frekuensi Radio
data kepada Pusat Monitoring internasional sehubungan (SIMS). Sistem informasi manajemen frekuensi radio
dengan RR artikel 16; (b)Lembaga yang belum aktif dalam merupakan sistem yang lebih besar dan sifatnya sama dengan
sistem Monitoring internasional perlu didorong untuk membentuk satu kesatuan yang saling berinteraksi antara
bergabung dengan sistem monitoring internasional sesuai bagian yang satu dengan yang lainnya dengan cara tertentu
dengan RR artikel 16; (c) Kerjasama antar stasiun monitor untuk melakukan pengolahan. Kegiatan diawali dengan
internasional perlu didorong dan ditingkatkan dalam proses menerima masukan berupa data pengguna spektrum frekuensi
pertukaran informasi monitoring internasional dalam radio, kemudian mengolah dan menghasilkan informasi
menangani pancaran teresterial, luar angkasa dan sebagai dasar bagi manajemen untuk mengambil keputusan
penyelesaian interferensi bagi stasiun radio yang sulit baik dalam otorisasi maupun pemberisan lisensi. Hasilnya
diketahui dan diidentifikasi; (d)Lembaga monitoring dengan mempunyai nilai yang nyata dan dapat dirasakan akibatnya
fasilitas yang kurang memadai perlu didorong untuk untuk mendukung kegiatan operasional. Dalam sistem ini ada
meningkatkan fasilitas monitoring untuk keperluan lembaga interaksi antara perencanaan, operasi, serta pengendalian dan
negaranya, sehingga dengan kemampuan yang meningkat pengawasan. Dalam sistem ini juga memerlukan penguatan
akan dapat didorong kemampuan monitoring internasional; (e) SDM, regenerasi perangkat keras dan perangkat lunak, dan
Lembaga monitoring yang sudah memiliki kemampuan lebih pembaharuan sistem. Bentuk pengolahan data secara
perlu didorong untuk membantudalam proses program sentralisasi memiliki level yang lebih tinggi dari stasiun
pelatihan teknis monitoring bagi lembaga lainnya. monitoring spektrum frekuensi radio.
Sistem informasi manajemen Sumber Daya perangkat Pos
C. Stasiun Monitoring Dengan Tinjauan Sistem Informasi dan Informatika (SIM-S), lebih luas lagi mengintegrasikan
Monitoring dan Sistem Informasi Manajemen antara sistem managemen Frekuensi dengan sistem informasi
1) Unsur Pendukung Pertama Monitoring. Sistem yang terakhir disebut SISLASDA SFR
yaitu sistem pengelolaan sumber daya spektrum frekuensi
Frekuensi untuk stasiun Bergerak HF-VHF-UHF dan SHF
radio, yang terdiri atas perangkat keras dan perangkat lunak
digunakan untuk komunikasi radio yang jaraknya terbatas
dengan memperhitungkan kegiatan pemeliharaan dan
pada line of sight atau sekitar ratusan kilometer sangat
penyediaan suku cadang.
bergantung pada daya dan kondisi propogasi dan tingginya
Sistem pemantauan terdiri dari elemen dan sub elemen
antene pengirim dan penerima. yang tersebar di area pantauan sebagai berikut (Kemkominfo,
Stasiun monitor terdiri dari komponen fungsi fisik, 2011):
komponen berdasarkan fungsi pengolahan, dan komponen 1. Pusat Monitor Nasional (PMN)yang berada pada kantor
berdasarkan fungsi keluaran. Komponen fisik meliputi pusat dan yang terhubung dengan SIM F.
perangkat keras dan perangkat lunak. Fungsi Pengolahan 2. Stasiun Pengendali (SP) yang ditempatkan di kantor
dalam sistem informasi melalui aplikasi adalah untuk UPT(kecuali SP SMFR HF yang berada di kantor pusat,
mengolah transaksi, memelihara file historis dan berfungsi untuk menegendalikan semua stasiun monitor
menghasilkan keluaran. Pengolahan data hasil monitoring yang ada di wilayah UPT.
dalam struktur UPT desentralisasi adalah setelah data 3. Stasiun Monitor (SM), merupakan stasiun yang berisi
ditangkap dan direkam untuk dianalisa, proses pelaporan fungsi penerima dan atau pencari arah. Stasiun Monitor
dilakukan secara online sehingga kegiatan akan berlangsung VHF/UHF berupa stasiun monitor remote (tanpa awak)
secara terus menerus dan membentuk suatu siklus sistem 4. Keseluruhan elemen SMFR ini terhubung dengan jalur
informasi monitoring dalam arus Informasi secara internal dataSistem Managemen Frekuensi yang merupakan sistem
dalam mendukung pengendalian frekuensi. basis data frekuensi dan jaringan yang menghubungkan
Data hasil monitoring digunakan untuk mengidentifikasi Direktorat Jenderal dengan UPT dan aplikasi program
penyebab interferensi untuk pemancar yang terotorisasi. yang meliputi perizinan spektrum frekuensi (termasuk
Pengukuran dilakukan untuk mendeteksi keberadaan antara lain fungsi pembayaran dan administrasi, layanan e-
pemancar yang menyebabkan interferensi. Hal ini terjadi lisensi, serta analisa teknik berbagai macam sistem radio.
karena kombinasi pemancar mengakibatkan spurious
emission yang tidak diinginkan. Data hasil monitoring Penguatan SDM para pengendali spektrum frekuensi radio
memainkan peranan kunci dalam hal ini. Demikian juga bersama dengan regenerasi sistem monitoring radio nasional
dengan monitoring aural yang sangat berguna dalam harus sesuai dengan perkembangan teknologi komunikasi

295
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306

radio, pemanfaatan basis data hasil monitoring, dan 2) Perkembangan Seluler


peningkatan kemampuan pengoperasian SIM-F sebagai basis Perkembangan berikutnya adalah dengan sistem seluler.
data pengguna spektrum frekuensi radio merupakan suatu Dalam sistem ini, pelayanan dibagi menjadi daerah-daerah
sistem yang terintegrasi dalam mendukung manajemen kecil disebut dengan sel. Setiap sel dilayani oleh sebuah
mengambil keputusan atau dalam perumusan kebijakan. Radio Base Station (RBS). Masing-masing sel saling
D. Pendalaman tentang Spektrum Frekuensi Radio terintegrasi dan dikendalikan oleh suatu Mobile Switching
Centre (MSC). Prinsip dasar dari arsitektur sistem seluler
1) Karakteristik Dasar Spektrum Frekuensi Radio adalah pemancar mempunyai daya pancar yang rendah dan
Spektrum Frekuensi Radio selanjutnya disingkat dengan cakupan kecil serta menggunakan prinsip penggunaan
SFR adalah sumber daya alam yang terbatas, menurut kembali frekuensi (frequency reuse) dan pemecah sel (cell
Robertson (Ismail, 2010), spektrum frekuensi radio memiliki splitting) pada sel yang telah jenuh digunakan. Sistem ni
karakteristik yang membuatnya menjadi sumber daya yang memiliki banyak keuntungan yaitu kapasitas penggunan lebih
unik sebagai berikut : besar, efisiensi dalam penggunaan pita frekuensi karena
1. SFR bersifat non homogen, frekuensi yang berbeda memakai prinsip penggulangan, kemampuan adaptasi yang
memiliki karakteristik yang berbeda. Seperti diperlihatkan tinggi terhadap kepatatan lalu lintas trafik karena sel dapat
pada tabel pita spektrum frekuensi radio, terlihat bahwa dipecah, serta kualitas pembicaraan baik karena tidak sering
masing-masing pita memiliki layanan spesifik. terputus, serta kemudahan bagi pemakai. Teknologi seluler
2. SFR bersifat terbatas. Untuk layanan komunikasi, terdapat berkembang dari generasi IG, 2G, 2,5 G, 3 G dan sekarang 4
batasan dari rentang frekuensi yag digunakan. G, termasuk LTE (long term Evolution).
3. SFR bersifat non-depletable. Spektrum frekuensi radio
E. UPT Monitoring dan Perkembangan Organisasi
yang digunakan tidak tergantung pada waktu. Penggunaan
hari ini tidak akan mempengaruhi ketersediaan besok 1) Perubahan Nomenklatur
sehingga ketersediaan sumber daya selalu tetap. Berdirinya Balai Monitor diawali dengan keputusan
4. SFR bertsifat non-storable, bukan merupakan sumber daya Menteri Pariwisata No 28/OT.001/MPPT/1987 tentang
yang dapat disimpan. struktur dan organisasi Balai Monitor lokasi berkedudukan
Menurut David Robertson (Ismail, 2000), eksklusifitas Jakarta yang mempunyai hubungan koordinasi dengan
spektrum frekuensi radio terletak pada keunikan dari pita stasiun Monitor yang ada di Kanwil Parpostel seluruh
frekuensi dimana terdapat tiga karakteristik yang dimiliki oleh Indonesia. Stasiun Monitor Padang yang ada di kanwil
frekuensi yang berbeda yaitu pengaruh propogasi, interferensi Parpostel mempunyai hubungan koordinasi/fungsional dengan
dan lebar pita. Seperti dijelaskan sebelumnya propogasi Balmon di Jakarta yang berkedudukan di Cangkudu Balaraja.
merujuk kepada kemampuan jangkauan yang dapat dicapai Tahap kedua adalah dengan ditetapkannya Keputusan
oleh frekuensi tersebut. Pita frekuensi yang lebih rendah Menteri Perhubungan pada KM 61 tahun 1998 tanggal 18
memiliki jangkauan yang lebih tinggi. Lebar pita merujuk September 1998 yang menetapkan struktur organisasi UPT
kepada kemampuan kanal dalam membawa informasi. Monitoring dengan memperluas lokasi UPT Monitoring
Secara umum lebar pita yang lebih lebar mampu menjadi 33 lokasi yang terpisah dengan lokasi Kantor
memberikan informasi yang lebih banyak. Interferensi wilayah Departemen Perhubungan, dengan urutan Balmon
merujuk kepada kemampuan penerima radio komunikasi kelas I mempunyai satu lokasi, Balmon kelas II dengan 6
untuk memilah sinyal yang diharapkan dari sinyal yang tidak lokasi dan Balmon kelas III dengan sebutan loka Monitor
diharapkan. Untuk mencegah interferensi terutama pada sebanyak 19 lokasi. Satker Monitoring spektrum frekuensi
sistem FDM maka digunakan frekuensi quard band. radio Padang secara admindsitratif berada dibawah Loka
Penggunaan SFR dalam sistem komunikasi, komunikasi Monitoring Medan.
bergerak teresterial dan sistem komunikasi bergerak seluler Peraturan Menteri Komunikasi dan Informatika
diawali dengan sistem konvensional (large zone) yang No.15/Per/M.Kominfo/02/2009 tentang organisasi dan Tata
mempunyai jangkauan base stasiun yang sangat luas sekitar kerja UPT Monitoring Spektrum Frekuensi Radio tanggal 26
40 km serta mempunyai keuntungan relatif mudah dalam hal Februari 2009 menghapus fungsi orbit satelit karena fungsi ini
switching, charging dan transmisi. Namun, sistem ini telah beralih kepada Direktorat Kelembagaan internasional.
mempunyai kekurangan dalam hal pelayanan yang terbatas, Selain itu, terdapat perubahan urutan kelas Balmon yaitu
daya yang dipancarkan harus besar dan antena harus tinggi. Balmon kelas I ada satu Unit UPT, Kelas II sebanyak 18
Selain itu, area pelayanan dibatasi kelengkungan bumi. UPT, sedangkan Loka Monitoir sebanyak 14 UPT. Satker
Ketika pengguna sedang melakukan pembicaraan dan keluar Monitor Padang menjadi Loka Monitor Frekuensi Radio yang
dari suatu wilayah layanan, maka pembicaraan akan terputus dipimpin pejabat eselon IV.
karena tidak memiliki fasilitas handoff dan harus inisiliasi Keberadaan Balai Monitoring Frekuensi Radio tersebut
ulang. Unjuk kerja pelayanan kurang baik karena sistem adalah sesuai dengan UU No. 36 Tahun 1999 tentang
konvensional hanya memiliki jumlah kanal sedikit sehingga Telekomunikasi, khususnya Pasal 33 ayat (3) yang
blocking menjadi sangat besar, tidak efisien dalam menyebutkan bahwa pemerintah melakukan pengawasan dan
penggunaan lebar pita, dan tidak menggunakan pengulangan pengendalian penggunaan spectrum frekuensi radio dan orbit
frekuensi sehingga jumlah kanal yang dialokasikan pada satelit.
setiap sel akan sangat kecil. Perubahan pada Keputusan Menteri Kominfo
No.03/Per/M.Kominfo/03/2011 tentang Organisasi dan Tata
kerja UPT Bidang Monitoring, tanggal 16 Maret 2011

296
Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang (Yourdan)

dikarenakan adanya perubahan Nomenklatur dari Ditejen Pos a. Menyusun rencana sesuai dengan kebutuhan
dan Telekomunikasi menjadi Ditjen Sumber daya Perangkat pengembangan SDM
Pos dan Informatika. Jumlah lokasi UPT Bidang Monitoring b. Pemantauan dan penanganan gangguan yang terukur
tetap 35 unit, sedangkan kedudukannya secara administratif sesuai dengan SOP dengan indikator kecepatan, ketepatan
berada dibawah binaan Sekretaris Ditjen SDPPI, sedangkan dan keakuratan dalam penyelesaiannya.
secara teknis operasional berada langsung dibawah Direktorat c. Membangun database hasil monitoring yang terintegrasi
Pengendalian Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika. dengan fungsi SIM-F
Dalam melaksanakan tugas, Unit Pelaksana Teknis Bidang d. Mengembangkan sarana pengendalian frekuensi radio
Monitor Spektrum Frekuensi Radio menyelenggarakan fungsi: yang tepat guna sesuai dengan kondisi georafis.
(a). penyusunan rencana dan program, penyediaan suku e. Meningkatkan kinerja secara continue dari aspek
cadang, pemeliharaan perangkat monitor spektrum frekuensi kopetensi SDM sesuai dengan tugas pokok.
radio; (b). pelaksanaan pengamatan, deteksi lokasi sumber f. Meningkatkan komunikasi,kordinasi, dan sinkroniasi
pancaran, pemantauan/monitorspektrumfrekuensi radio; (c). internal dan ekternal
pelaksanaan kalibrasi dan perbaikan perangkat monitor g. Melaksanakan pengawasan dan penegakan hukum
spektrum frekuensi radio; (d). pelaksanaan urusan tata usaha berdasarkan azas dan manfaat.
dan rumah tangga Unit Pelaksana Teknis Monitor Spektrum
Frekuensi Radio ; (e). koordinasi monitoring spektrum III. METODOLOGI PENELITIAN
frekuensi radio; (f).Penertiban dan penyidikan pelanggaran A. Pendekatan Penelitian
terhadap penggunaan spektrum frekuensi radio;
(g).pelayanan/pengaduan masyarakat terhadap gangguan Pendekatan kualitatif dilakukan karena orientasi dari
spektrum frekuensi radio;dan (h). pelaksanaan evaluasi dan konsep pendekatan dan sistem interaksi antar sistem dengan
pengujian ilmiah serta pengukuran spektrum frekuensi radio. sub sistem serta dengan sistem yang lebih besar lagi sehingga
diperlukan deskripsi secara menyeluruh. Dalam memasuki
2) Penjabaran tugas Pokok menjadi Fungsi wilayah penelitian kualitatif, dilakukan wawancara yang
Penjabaran Tugas pokok Balai /loka/Pos monitor sesuai mendalam dengan key informan untuk mendapatkan data.
dengan Permen sebelumnya yaitu :
B. Teknik Penelitian
a. Menyusun rencana dan program penyediaan suku cadang,
pemeliharaan perangkat monitor spektrum frekuensi radio. 1. Penelitian dengan pendekatan data kualitatif dilakukan
b. Melaksanakan pengamatan, deteksi lokasi sumber dengan menyusun rencana pendekatan umum dan memilih
pancaran, pemantauann /monitor spektrum frekuensi radio literatur yang akan digunakan sebagai landasan teori.
c. Pelaksanaan kalibrasi dan perbaikan monitor spektrum 2. Hasil data pengamatan adalah berupa makna yang
frekuensi radio ‘ dilekatkan pada pengalaman individu pengendali spektrum
d. Pelaksanaan urusan tata usaha TU, dan rumah tangga frekuensi radio melalui pendapat yang sesuai dengan tema
e. Kordinasi monitoringspektrum frekuensi radio kajian. Setiap makna dari pemanfaatan perangkat monitor
f. Penertiban dan penyidikan pelanggaran terhadap dikumpulkan menjadi satu. Jenis data yang dicari adalah
penggunaan spektrum frekuensi radio pengalaman yang dimiliki oleh setiap pengendali spektrum
g. Pelayanan /pengaduan masyarakat terhadap gangguan frekuensi radio di suatu daerah sehingga didapatkan suatu
spektrum frekuensi radio makna pengembangan SDM yang lebih kompeten
h. Pelaksanaan Evaluasi dan pengujian ilmiah serta dibidangnya.
pengukuran spektrum frekuensi radio
C. Lokasi Penelitian
Dalam hubungan dengan proses integrasi antara dua sistem Padang sebagai ibukota Sumatera Barat merupakan
besar yaitu sistem Monitoring spektrum frekuensi radio pertengahan bukit barisan. Perangkat monitornya sudah
dengan Sistem Informasi manajemen Frekuensi dengan diregenerasi dengan perangkat yang baru yaitu SMFR
kenyataannya memerlukan hal-hal sebagai berikut: bergerak VHF/UHF,bersamaan dengan Jambi Palembang,
Melakukan pengawasan dengan kegiatan monitoring dan Jakarta, Bandung Yogyakarta, Balikpapan, Pontianak,
penertiban frekuensi radio yang terintegrasi dengan Gorontalo, dan Bangka Belitung. Dengan mengambil satu
operasional SIMF yang menjadi link sistem manajemen sampel Stasiun SMFR Padang diharapkan dapat mewakili
Direktorat Jenderal SDPPI. stasiun lainnya.
3) Sasaran Utama adanya ketersediaan spektrum yang bersih D. Teknik Pengumpulan Data
untuk kepentingan umum.
Pengumpulan data penelitian terdiri dari data sekunder dan
Teknologi dan jasa baru harus diatur penggunaannya data primer. Pengumpulan data sekunder dilakukan melalui
secara efisien dan dan efektif untuk memberi manfaaat yang studi kepustakaan dari laporan tahunan Ditjen SDPPI
sebesar-besarnya bagi masyarakat. Dalam usaha mencapai (POSTEL), laporan tahunan Balai dan Loka Monitor
sasaran utama, kegiatan dititikberatkan pada pelayanan yang Frekuensi Radio dan data yang diunduh dari internet berupa
prima kepada penggunan secara berkesinambungan dengan data Perkembangan Pembangunan Perangkat Monitor
meningkatkan kuantitas dan kualitas penanganan gangguan, frekuensi radio yang terkait dengan judul kajian ini.
pemantauan dan identifikasi dini timbulnya pelanggaran Pengumpulan data primer dilakukan melalui penyebaran
teknis, pengembangan sumber daya manusia, dan penguatan kuesioner sebagai panduan yang diberikan kepada
kordinasi dengan instansi terkait yang dapat dirinci sebagai Pengendali spektrum Frekuensi Radio yang telah
berikut :

297
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306

berpengalaman. Informan diharapkan sebanyak mungkin berfungsi untuk mencari arah pancaran frekuensi. Man. Pack
memberikan masukan. sendiri biasa di gunakan di jalan-jalan yang tidak bisa di lalui
Ukuran sampel pada pengumpulan data diawali dengan mobil monitoring.Man. Pack berisi receiver kecil dan antena
mewawancarai informasi pangkal atau informasi kunci dan semacam antena yagi. Ukuran receiver yang kecil
berhenti sampai pada responden yang kesekian yang sudah dimaksudkan supaya bisa di bawa dengan mudah karena
tidak memberikan informasi baru lagi (Hamidi 2010:21) . harus memasuki gang kecil.
Observasi dan pendeteksian arah pancaran perangkat RMS
E. Teknik Analisis Data V-UHF/DF sangat akurat karena didukung antena telescopic
Kajian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif. dan bearing yang akurat. Untuk meningkatkan optimalisasi
Analisis dilakukan dengan memberikan penafsiran data lebih penggunaan perangkat SPFR khususnya Stasiun Monitoring–
lanjut sehingga dapat dipahami dan menghasilkan masukan DF yang sudah dibangun di wilayah Surabaya, Batam, Bali,
yang relevan dengan permasalahan sebagai bahan dalam Pekanbaru, Semarang dan Banten, maka diadakan pelatihan
pengambilan keputusan ataupun dalam perumusan kebijakan. konfigurasi IP yang diselenggarakan oleh Direktur
Mengacu pada penelitian dengan menggunakan data kualitatif, Pengendalian Sumber Daya dan Perangkat Pos dan
maka analisis dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut : Informatika, Direktorat Jenderal Sumber Daya dan Perangkat
membaca dan mempelajari data, mempelajari kata kunci, dan Pos dan Informatika, Kementerian Komunikasi dan
menemukan tema-temanya Informatika. Instruktur pelatihan ini adalah dari PT. INTI dan
Proses analisis pada hakekatnya merupakan unsur antara PT. CNI.
masalah awal, masukan instrumental dan masukan lingkungan
yang diarahkan pada keluaran yaitu kondisi yang diinginkan 3) Subsistem Monitoring Karakteristik Stasiun Radio
Analisis data yang dilakukan bersifat induktif berdasarkan Karakteristik stasiun radio pemancar adalah untuk
fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan kemudian pencarian dan pengukuran radiasi spurious, mengukur lebar
dikontruksikann menjadi hipotersis atau teori. Analisis pita (Bandwidth), dan pengukuran frekuensi. Receiver
dilakukan kontinyu sejak awal sampai akhir penelitian. merupakan alat yang berfungsi untuk memonitoring audio dan
video. Monitoring untuk audio dilakukan dengan mencatat
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN frekuensi dan nama radio. Radio yang melanggar dan
Berdasarkan data sekunder dari Ditjen SDPPI, setiap UPT mengganggu sinyal dfrekuensi radio yang lain dapat dilihat
Balmon memiliki beban kerja yang berbeda terlihat dari dari receiver. Fungsi receiver selain memonitoring juga untuk
beragamnya jenis layanan stasiun monitor, jumlah stasiun saling berkomunikasi.
pemancar, jumlah BTS, jumlah radio siaran dan jumlah TV 4) Subsistem Pencarian interferensi atau emisi yang
siaran. UPT balmon bertanggung jawab dalam pengawasan melangggar aturan
dan pengendalian spektrum frekuensi radio.
Untuk mencari interferensi atau emisi yang melanggar
A. Pemantauan aturan diperlukan identifikasi dan lokasi, pengujian, analisis
Berdasarkan hasil pemantauan monitoring frekuensi seluler dan pencarian penyebab, dilanjutkan dengan pengusulan saran.
pada tahun 2011, terjadi peningkatan site pada tahun 2009 C. Hasil Pengumpulan data
sebanyak 1375 site, tahun 2010 sebanayak 1 502 site dan
tahun 2011 sebanyak 1769 site, dari sejumlah 9 opeator seluer. Setiap UPT Balmon memiliki beban kerja yang berbeda
Kegiatan Monitor sulit dilaksanakan khususnya untuk wilayah terlihat dari beragamnya jenis layanan stasiun monitor, jumlah
kecamatan maupun desa. Adapun kondisi lapangan yang stasiun pemancar, jumlah BTS, jumlah radio siaran dan
sering ditemukan adalah jalan yang berlumpur saat turun jumlah TV siaran. UPT balmon bertanggung jawab dalam
hujan dan kontur jalan yang bergambut. Seluruh kecamatan pengawasan dan pengendalian spektrum frekuensi radio. UPT
sudah terjangkau dengan layanan telekomunikasi seluler Monitoring Loka Padang mempunyai jenis layanan stasiun
tetapi untuk desa masih ada beberapa yang belum terjangkau. Monitor bergerak. meliputi LF, HF, VHF dan UHF. Dari
UPT Balmon kelas II Padang mempunyai jenis layanan hasil wawancara dapat diperinci sebagai berikut;
stasiun Monitor Tetap dan bergerak. Layanan untuk stasiun 1. Perangkat Monitor ditempatkan di dalam mobil Ford.
Tetap meliputi LF,HF VHF,dan UHF, sedangkan yang Kelebihan dan kekurangan IC pada RMS sebelumnya (I,II)
bergerak meliputi frekuensi HF, VHF-UHF. dari segi kehandalan cukup baik karena perkomponennya
menggunakan standar kualitas tersendiri.
B. Aktivitas Monitoring dan Pencari arah 2. Pemakaian Modul digital seperti saat ini adalah sistem
penggabungan interface antara hardware dan software.
1) Subsistem Pengukuran Kuat Medan dan kualitas Sinyal Para petugas pengendali untuk aplikasi kurang memahami
Sistem Monitoring yang mempunyai aktivitas mengukur modul digital karena produsen tidak membuka semua
kuat medan menggunakan field streng meter untuk mengukur fungsi. Hardware sudah mendukung tetapi masih di-lock
kualitas sinyal, perencanaan jaringan penyiaran dan oleh produsennya karena tidak diikutsertakan dalam
telekomunikasi seluler, dan mengetahui daerah cakupan kontrak. Perangkat yang baru ada yang di-lock dan ada
penyiaran dan telekomunikasi seluler. yang tidak ada. Perangkat yang baru semuanya digital.
Untuk repair besar, petugas stasiun tidak bisa menangani.
2) Subsistem Pencarian Arah dan lokasi Untuk repair kecil bisa langsung menelpon ke Pusat
Aktivitas lainnya adalah pencarian arah dan lokasi sumber BERCA.
pancaran untuk pencarian pemancar yang illegal serta
identifikasi dan pencarian radiasi spurious. Man. Pack

298
Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang (Yourdan)

3. Perangkat belum bisa online ke Pusat. Perangkat untuk Demikian juga database sistem harus memiliki
online sudah ada tetapi belum diinstal. Integrasi dilakukan performansi yang baik. Selain diperlukan perangkat lunak
dengan menggunakan perangkat yang ada di mobil Ford DBMS yang handal, desain database juga diperlukan untuk
perolehan tahun 2011 akhir. Data dari peerangkat di mobil memungkinkan pengaksesan paralel terhadap tabel-tabel data
Ford dikirimkan ke Pusat secara offline melalui media lingkungan secara besar-besaran.
penyimpanan data (flash disk). Data ini kemudian diolah
dengan software yang ada di Pusat. E. Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitoring Dalam
4. Penggunaan perangkat digital dianggap cukup praktis, Sistem Pengelolaan Sumber Daya Spektrum Frekuensi
tetapi belum semua hardware dan software mendukung Radio
karena ada yang bisa diakses dan ada yang tidak bisa Sebagai acuan utama dalam pengembangan pembangunan
diakses. Untuk UPS, sebagian fungsi di-block dalam paket sistim monitor frekuensi radio secara nasional sebagaimana
pembelian. PS 100, itu bisa mengukur field strength dan dimaksud dalam rekomendasi monitoring handbook yang
ada item fiturnya tetapi off line atau tidak aktif. diterbitkan oleh ITU. Roadmap memuat Pengembangan
Pemanfaatan SPSFR tahap IV padamobil Monitoring Ford, Pembangunan Sistim Monitor Frekuensi Radio, Ketentuan
DDF 2005 dengan range Frekuensi Monitoring 9 Khz- 6 Khz Teknis Pembangunan Stasiun Monitor Frekuensi Radio,
dan Range DF 20 Mhz- 3 Ghz sudah dikomputerisasi. Pengawasan Dan PengendalianTeknis.
Penggunaan perangkat ini sangat mendukung pekerjaan Roadmap Sistem Pengelolaan Sumber Daya (SISLASDA)
operator dalam melakukan monitoring frekuensi radio. merupakan pedoman pembangunan dan pengembangan
Penggunaan cukup sederhana (khusus aplikasi) karena infrastruktur Sistem Pengelolaan Sumber Daya Spektrum
sistemnya sudah digital dengan menggunakan aplikasi Argis. Frekuensi Radio (SISLADA SFR) secara nasional dan
1. Kelemahan yang ditemukan dalam penggunaan peralatan terintegrasi yang dilakukan secara bertahap meliputi
ini khusus DF karena range frekuensi maksimal 3 GHz. pembangunan infrastruktur sampai dengan tahun 2013.
Apabila terjadi gangguan frekuensi radio diatas 3 Ghz, Pengembangan infrastruktur SISLADA setelah tahun 2013
peralatan ini tidak bisa digunakan. Perangkat yang lama bertujuan untuk melaksanakan fungsi-fungsi pengawasan dan
dengan SPA portable dengan antenna directional akan pengendalian frekuensi radio dalam rangka terwujudnya suatu
digunakan. Manajemen Frekuensi Radio yang lebih baik. Roadmap ini
2. Telescopic agak sulit digunakan karena harus mencari mencakup:
daerah yang agak datar supaya posisi telescope tidak 1. Perencanaan pengembangan pembangunan infrastruktur
miring. Tidak seperti penggunaan teleskopik, penggunaan SISLADA SFR yang melibatkan UPT Terkait dengan
mobil V-UHF Monitoring sangat simple dan tidak memperhatikan kondisi tingkat kepadatan pengguna
memakan waktu yang lama dalam menaikkannya. frekuensi radio, aspek geografis, pemeliharaan perangkat
3. Kelebihan DDF-205 adalah dilengkapi dengan mapping serta dukungan pengamanan sehingga pemilihan jenis dan
yang direkam pada 3 posisi (koordinat) sehingga sumber fungsi perangkat di dalam pemakaiannya dapat optimal.
pancaran bisa dilokalisir. Namun, aplikasi Argis DDF 205 b. Pelaksanaan pembangunan infrastruktur SISLADA SFR
tidak dilengkapi dengan modulasi TV sehinga apabila meliputi pembangunan Sistem Monitoring Frekuensi Radio
monitoring Band TV tidak dapat melihat video TV (SMFR), pembangunan Sistem Informasi Frekuensi Radio
monitoring tersebut. (SIMF) dan pengadaan alat pendukung.
4. Aplikasi Argis tidak dilengkapi dengan marker list c. Pengawasan dan pengendalian pembangunan infrastruktur
sehingga capture setiap frekuensi harus disimpan. SPA SISLADA SFR dilaksanakan oleh Direktur Jenderal
Agilan dan SPA Advantes dilengkapi dengan marker list SDPPI. Untuk mendukung penyelenggaraan
sehingga untuk observasi range frekunsi 10 frekuensi bisa telekomunikasi yang baik di Indonesia, maka SDPPI
di capture satu kali sehingga dapat menghemat waktu dan berkomitmen untuk menyajikan layanan perijinan
kertas. sumberdaya, perangkat pos, dan informatika dengan lebih
baik melalui e-Licensing.
D. Konsep Data Base online dan realtime
Kadangkala data yang dibutuhkan pengguna adalah data SDPPI berkomitmen untuk menjadi pelopor layanan yang
real-time. Namun, rekaman data pemantauan adalah data ramah, mandiri, dan cepat melalui e-Licensing dan e-Process.
yang akan paling banyak diakses. Hal ini mengharuskan e-Licensing adalah layanan perijinan terintegrasi berbasis
sistem didukung dokumentasi informasi monitoring kedalam Internet yang memungkinkan pemohon spektrum frekuensi
basis data sistem yang tepat. dapat mengajukan permohonan izin spectrum frekuensi radio
Selain itu, sistem kompleks seperti monitoring parameter- tanpa perlu bertemu dengan petugas SDPPI. e-Process adalah
parameter spektrum frekuensi radio yang beragam akan layanan internal yang menjamin proses internal SDPPI dapat
melibatkan banyak dan beragam pula sensor yang dilihat secara transparan dan dapat dijalankan secara
ditempatkan pada lokasi yang berbeda-beda. Sistem harus terotomatisasi. Berdasarkan arahan strategis dari Direktorat
mampu mengorganisir sensor-sensor tersebut dengan Jenderal SDPPI, 4 prioritas Teknologi Informasi telah disusun
memberikan rincian informasi, tidak hanya hasil pemantauan, untuk menjadi pegangan dalam menyusun program kerja
namun juga informasi detil tentang sensor dan lokasi sensor strategis di bidang Teknologi Informasi.
serta karakteristiknya. Untuk itu, model database dinamis Masing masing prioritas memiliki tujuan strategis dan
diperlukan untuk mendukung perkembangan sistem yang timeline yang akan mendukung pencapaian strategi tersebut.
meliputi penambahan atau pengurangan sensor kedalam Selanjutnya, sejak tahun 2009 Ditjen SDPPI mulai
sistem. merencanakan dan membangun SMFR generasi baru secara

299
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306

bertahap sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri dilakukan maintenance pada periode ini yang dilaksanakan
Komunikasi dan Informatika Nomor 18 tahun 2011 tentang secara manual.
Pedoman Pembangunan Infrastruktur Sistem Pengelolaan TABEL 1 DATA DISPLAY KONDISI PERANGKAT MONITOR FREKUENSI RADIO
Sumber Daya Spektrum Frekuensi Radio. Berdasarkan DI PADANG
Peraturan Menkominfo nomor 18 tahun 2011 disebutkan
bahwa Sistem Monitoring Frekuensi Radio (SMFR) adalah Fase Pem- Mon/Df
No Data Kualitatif
sekumpulan perangkat monitor dan atau radio pencariarah. Bangunan Range Frek
Keseluruhan system pemantau spectrum frekuensi radio (Long distance)
memiliki elemen–elemen atau subsistem yang tersebar di area Fase I, Mon/DF.Frek
komunication),HFMon
pantauan, pusat pemantauan/pengendali wilayah (UPT) dan 1 MobilHino Th 3Mhz-30
dan DF dalam satu
1984, Mhz.
kantorpusat. Elemen – elemen tersebut,adalah sebagai berikut mobil
(a) Pusat Monitor Nasional (PMN) adalah sekumpulan Fase II,VU Beroperasi sejak tahun
Mon.30 Mhz
program aplikasi piranti keras dan peranti lunak yang secara 2 Mon mobil 1992, sedikit lebih
- 1000 Mhz
keseluruhan menyediakan fungsi–fungsi pemantauan Mitsubisi th 92 handal dari RMS I,
perangkat dan hasil monitoring dari SMFR yang ada di setiap DF.800 Mhz Mon dan DF pada
Fase II
UPT. PMN terintegrasi dengan SIMF. (b). Stasiun Pengendali – 900 Mhz mobil yang terpisah.
3 VU/DFMobil
30 MHZ- menjadi tugas stasiun
(SP) yang ditempatkan dikantor UPT yang berfungsi untuk th 92
500Mhz bergerak
mengendalikan semua stasiun monitor yang ada di wilayah
UPT. Kecuali untuk Stasiun Monitor tetap LF – HF stasiun DDF2005 MON/ DF
Ford2010. Mon/DF
pengendalinya berada di kantor pusat Jakarta. (c). Stasiun SISLADA 9 Khz- 6 Khz
3 tergabung dalam satu
Monitor (SM) yang merupakan stasiun yang berisi penerima VHF/UHF/SHF DF 20 Mhz-
mobil
(MON) dan atau fungsi pencari arah (DF), terdiri dari Stasiun 3 Ghz
monitor tetap (fixed) dan bergerak (mobile). Sumber : Wawancara dengan beberapa pejabat Fungsional di Padang
F. UPT Monitoring Padang (Sumatera Barat ) 1) Stasiun bergerak Fase II untuk VU ( Range frekuensi 30
Pengumpulan data primer melalui kuesioner dilakukan Mhz - 1000 Mhz)
kepada pengendali yang menjadi key informan dalam Stasiun bergerak Fase II untuk VU ( Range frekuensi 30
penelitian ini dan para pejabat struktural. Teknik pengujian Mhz - 1000 Mhz) menggunakan mobil Mitsubishi sejak
kredibilitas data dilakukan dengan mengecek kepada sumber tahun 1992. Pada saat ini monitoring difokuskan pada
yang sama dengan teknik yang berbeda. Dalam teknik frekuensi range 30 MHZ-500Mhz karena frekuensi diatasnya
triangulasi, data yang diperoleh dari wawancara dicek dengan menggunakan antena directivitas tinggi, kecuali untuk sistem
observasi, data dokumentasi atau kuesione sehingga diperoleh seluler pada range 800 Mhz – 900 Mhz menjadi tugas stasiun
penggunaan perangkat yang lengkap. bergerak, namun sering dibantu oleh stasiun semi tetap.
Setelah dilakukan pengumpulan data melalui kuesioner Stasiun bergerak DF VU dengan range 30 MHZ-500 Mhz
selanjutnya dilakukan wawancara yang mendalam dengan menggunakan mobil khusus untuk pelacakan sumber
pengendali spektrum frekuensi radio dan para pejabat gangguan bagi emisi pemancar ilegal yang menggangu secara
structural. Data dikelompokkan sesuai dengan tema yang nasional.
didiskusikan mulai dari pemanfaatan (Radio Monitoring
Spektrum (RMS) I,II dan IV serta SISLADA SPFR. Dilhat 2) Stasiun Bergerak pengadaan tahun 2010 (perangkat DDF
dari kelebihan dan kekurangan masing-masing perangkat 2005)
pada masa perangkat tersebut. Dari pengalaman para Sislasda VHF/UHF/SHF merupakan perangkat digital
operator yang menjalankan /mengoperasikan perangkat, Direction finder (DF) pada range 20 Mhz sampai dengan 3
digali nilai yang mendasar dimana perangkat yang ada Ghz. Sedangkan perangkat Monitornya 9 Khz – 6 Khz.
dimanfaatkan untuk mencapai tujuan organisasi beserta Aktivitas monitoring, pengukuran kanal frekuensi,
pengelaman dalam melaksanakan tugas. pendudukan spektrum, pengukuran kuat medan, dan
Stasiun-stasiun bergerak HF Mon/DF tergabung dalam penentuan arah menggunakan peralatan yang masih layak
satu mobil yang digunakan sejak tahun 1984, merupakan operasi setelah dilakukan penyesuaian-penyesuaian dari alat
perangkat monitor RMS I, merk Anritsu digunakan di utama dibantu dengan Antena yang memadai sehingga fungsi
Padang sejak 1984 – 2010. Awalnya, perangkat monitor Monitor tetap dapat diselenggarakan dengan baik.
dioperasikan oleh pegawai Telkom. Setelah ada SDM Dari hasil wawancara dengan key informan, kondisi
monitoring, perangkat monitor ditarik ke kantor kanwil Dep. pemanfaatan perangkat dikelompokkan pada kegiatan yang
Parpostel. Perangkat Jauh lebih unggul bila dibanding dilakukan serta penggunaan alat utama, selanjutnya alat
dengan perangkat lainnya. Perangkat monitoring ini memiliki bantu yang diperlukan untuk terselenggaranya pekerjaan
teknologi dasar dan mencakup sebagian wilayah Indonesia. pemantauan spektrtum pengukuran kanal frekuensi,
Monitoring perangkat dikonsentrasikan pada Band HF pendudukan spektrum frekuensi radio, pengukuran kuat
(Range Frekuensi 3 Mhz – 30 Mhz), digunakan untuk jarak medan, pengukuran parameter modulasi, pengukuran lebar
jauh ( long distance communication). Emisi dari pemancar pita, penentuan arah sumber pancaran, serta identifikasi
ilegal akan mengganggu secara internasional, sehingga harus stasiun radio dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
diperhatikan secara cermat oleh setiap stasiun Monitor
Bergerak HF. Untuk mempertahankan kehandalan perangkat

300
Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang (Yourdan)

TABEL 2 AKTIVITAS MONITOR PERALATANNYA Sislasda Bergerak VHF/UHF/SHF di Padang diadakan


No Kegiatan Alat Utama /Alat Bantu pada tahun 2011, bersamaan dengan stasiun UPT Jambi,
Palembang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Balikpapan,
1 Kanal Melakukan Pengukuran parameter
Pontianak, Gorontalo dan Bangka Belitung. Konsep struktur
Frekuensi teknis,khusus pada radio siaran dan BWA,
Dan untuk menggunakan Spektrum Analizer Advantest terkait antar bagian-bagian dari sistem. Manajemen Spektrum
Voice V3772. Menggunakan receiver pada mobil menentukan struktur dengan mengikat unit-unit secara
VU-Mon bersama-sama berdasarkan garis kewenangan, seperti
2 Pendudukan Melakukan pengukuran center (CF),Band ditunjukkan pada Gambar 1.
FR Width( BW), level dan kordinat stasiun Stasiun pengendali UPT Monitoring Padang mengikuti
radio pemancar menggunakan SPA konfigurasi Sislasda SFR VHF/UHF/SHF pada tahun 2010.
Hanzel dan SPA Anritsu Dalam hal integrasi, semua infrastruktur stasiun bergerak
yang memberikan layanan meliputi spektrum frekuensi radio
3 Kuat Me- Melakukan pengukuran Kuat medan yg VHF/UHF/SHF yang ada di wilayah Sumatera Barat.
dan /Field telah ditentukan dg 8 arah mata Dari Gambar 1 diatas terlihat konsep struktur bagaimana
Streng angin.Dibantu dg antena yg panjang 10 M
Meter
suatu unit monitoring diatur dalam suatu sistem,
4 Parameter Pengukuran lebar pita sesuai dengan menggambarkan keterkaitan antar bagian dan cara mengatur
modulasi ketentuan yang berlaku posisi dalam sistem monitoring nasional.
SPA Identifikasi kendala yang sering ditemukan antara lain
Sumber : Hasil wawancara dengan para pengendali disusun berdasarkan modul interface antara hardware dan software yang
kegiatan merupakan sistem penggabungan sering bermasalah.
Proses pengukuran harus menggunakan alat-alat AplikasiArgis DDF 205 tidak dilengkapi dengan modulasi TV
pengukuran yang memenuhi persyaratan validitas ( ketepatan), sehingga untuk monitoring Band TV tidak bisa dilihat
realibilitas (keterandalan) dan kepraktisan. Kemudian dari videonya. Telescopic agak sulit digunakan karena harus
segi praktisnya dari Tabel 2, kegiatan monitoring di Padang mencari daerah yang agak datar supaya posisi telescope tidak
masih berdiri sendiri belum terkoneksi dengan peralatan SPA, miring. Perangkat DDF 2005 memiliki range Frekuensi
DF dan receiver di Pusat. Monitoring 9 Khz- 6 Khz dan Range DF 20 Mhz- 3 Ghz
TABEL 3 AKTIVITAS MENDETEKSI SUMBER PANCARAN
sehingga tidak bisa memonitor frekuensi pengguna diatas 3
Ghz. Perangkat baru DDF memiliki range frekuensi monitor
No Kegiatan Alat Utama /Alat Bantu hanya 9 Khz-6 Khz, sedangkan untuk mengukur microwave
1 Penentuan Melakukan observasi dan mendeteksi link seluler sudah mencapai 4-28 Ghz sehingga harus
arah sumber arah pancaran V-UHF/DF sangat digunakan kembali perangkat yang lama. Perangkat yang baru
pancaran akurat didukung oleh antena telescopic
sudah terkomputerisasi dengan menggunakan aplikasi Argis.
Perangkat sangat baik
Pengukuran kuat medan telah ditentukan dengan 8 mata
2 Idenifikasi Melakukan observasi monitoring dan
sts Radio mencari sumber pancaran sekaligus arah angin menggunakan perangkat PS 100 (perangkat yang
menemukenali lama). Perangkat monitor Sislada SMFR bergerak
VHF/UHF/SHF tahun 2010 hanya bisa dioperasikan untuk
Sumber : Hasil Wawancara dengan Para Pengendali disusun berdasarkan
kegiatan. kegiatan observasi kepadatan spektrum frekuensi radio.

Gambar 1. Infrastruktur, Sislasda SFR VHF/UHF/SHF Tahun 2010


(Sumber : Permen No.18/Per/Mkominfo/09/2011)

301
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306

Pengukuran menggunakan SPA extrenal begitu juga dengan No UPT/ SDM /beban kerja Padang
antenanya. Hampir semua pengguna yang mempunyai
Bandwidth yang lebarnya tidak sesuai dengan ketentuan 2 Luas Wilayah 4.201.289
diperingatkan. Sedangkan, DF yang tidak akurat merupakan 3 Jumlah Penduduk 4.908.172
kegagalan. 4 Kondisi geografis Daratan
Hasil pengumpulan data di UPT Padang yang diperoleh 5 Perangkat Monitor Mob: 3
dari pandangan para pejabat pengendali spektrum frekuensi 6 Jenis layanan Sts Monitor H/V/UHF
radio dalam memanfaatkan perangkat Sislasda dibandingkan 7 Jumlah stasiun 6.952.00
dengan informasi yang disampaikan oleh kepala UPT 8 Jumlah BTS 2.094
Monitoring sehingga terdapat ketepatan informasi dari 9 Jumlah Radio Siaran 56
interpretasi hasil penelitian. 10 Jumlah TV siaran 20
Berdasarkan model analisis yang telah dikemukakan, Sumber : Satistik SDPPI tahun 2012
terdapat tiga faktor yang diduga dapat mendorong SDM untuk
memanfaatkan infrastruktur yang ada, yaitu faktor komponen Jumlah Penggunaan Frekuensi radio yang dapat dideteksi
fisik, faktor organisasi dan faktor kualifikasi SDM.Sumber oleh Masing-masing UPT Monitoring, terlihat seperti Tabel 5.
Daya Manusia. Ketiga faktor tersebut merupakan komponen TABEL 5 PENGGUNAAN FREKUENSI RADIO YANG DIDETEKSI OLEH BALAI
kunci keberhasilan organisasi dalam mencapai sasarannya MONITOR
yang telah ditetapkan dalam misi organisasi. No Band Frekuensi Padang
Menurut H. Hadari Nawawi, (2000), SDM meliputi tiga
pengertian : 1) Sumber Daya manusia yang bekerja di 1 LF 0
2 MF 11
lingkungan suatu organisasi (disebut juga pegawai/personil,
3 HF 54
tenaga kerja, 2) SDM adalah potensi manusiawi sebagai
4 VHF 634
penggerak organisasi, 3) SDM adalah potensi yang 5 UHF 2310
merupakan aset dan berfungsi sebagai modal (bisnis) dapat 6 SHF 5483
diujudkan dalam potensi nyata secara fisik dan non fisik Jumlah 8.492
dalam mewujudkan eksistensi organisasi (Nawawi, 2000). Fungsional 6
Sumber daya manusia merupakan faktor yang dominan, Sumber : Stasitik SDPPI semester 1 tahun 2012
karena berbeda dengan sumber daya alam lainnya dimana
manusia mempunyai akal, perasaan,keinginan, karsa, G. Analisis SDM yang berinteraksi komponen Fisik dan
kebutuhan akan pengetahuan dan ketrampilan, dan motivasi Peraturan Perundang-undangan.
yang akan mengukir karya nyata dan diterjemahkan dalam Ada beberapa harapan agar perangkat yang ada pada
bentuk prestasi. UPT Balai Monitor mempunyai tujuan untuk stasiun bergerak dapat digunakan secara maksimal. Pada
mengamankan frekuensi dari interferensi agar tidak saling prinsipnya, fungsi stasiun bergerak adalah untuk lebih
mengganggu dengan dilengkapi peralatan, fasilitas sarana dan mendekatkan dengan objek atau mengangkut perangkat
prasara yang canggih. monitor menuju sasaran yang akan diukur parameter
Fungsi SDM penanganannya sama dalam pengembangan teknisnya. Perangkat monitor mengalami kemajuan yang
dimana setiap manusia mempunyai cipta, rasa dan karsa yang besar sehingga merupakan tantangan bagi para pengendali
akan menjadi modal utama dapat menggerakkan hati sanubari untuk belajar dan menggali terus fitur yang ada untuk
dan akan menentukan sikap dan perilaku berhadapan dengan diimplementasikan di lapangan.
pemanfaatan infrastruktur untuk memantau penggunaan Pengendalian frekuensi radio dilengkapi dengan PPNS
spektrum frekuensi radio. (penyidik pegawai negeri Sipil) yang bertugas untuk
Keselarasan antara beban tugas tercermin dalam program menegakkan undang-undang nomor 36 tahun 1999, tentang
dengan jumlah fungsional yang harus seimbang antara telekomunikasi. Kemampuan SDM PPNS yang berasal dari
fungsional pengendali dalam kegiatan observasi, pengukuran tenaga teknik pengendali yang hanya mengetahui peraturan
parameter, validasi data, penanganan gangguan serta jumlah yang terkait dengan proses penyelidikan meningkat menjadi
tenaga PPNS untuk penertiban. proses penyidikan. Hal tersebut dikembangkan sebagai shock
Kemajuan elemen-elemen teknologi, berimbas juga pada terapy agar tingkat kepatuhan pengguna spektrum frekuensi
UPT Balmon untuk menciptakan kemahiran baru, teknik baru, radio meningkat dari tahun ke tahun.
dan penggunaan semua fasilitas yang ada sesuai dengan Dengan perkembangan teknologi komputer dan jaringan
perkembangan aplikasi dan kerjasama yang lebih intens dan internet yang telah masuk ke setiap bidang pekerjaan tentu
saling menguntungkan dalam memenuhi kebutuhan, akan mempengaruhi cara pandang, cara kerja dan aktivitas.
perencanaan, pengendalian maupun dalam operasional. Hal Sistem monitoring mengalami perubahan dalam komunikasi
inilah yang menjadi konsep dasar dari SIMS. data berbasiskan internet. Hal ini memerlukan penyesuaian-
TABEL 4 JUMLAH PEGAWAI DENGAN UPT MONITORING DIBANDINGKAN
penyesuaian yang sangat fundamental dimana sistem
DENGAN JUMLAH PENDUDUK DAN LUAS WILAYAH DLL. penyimpanan dan back up data hasil monitoring dikelola
secara baik.
No UPT/ SDM /beban kerja Padang Pengolahan data pada umumnya dimulai dari pengumpulan
1 Jumlah SDM 26
data, pembacaan, pemeriksaan, perekaman, penggolongan,
pengurutan, peringkasan, perbandingan, perhitungan, dan
Jumlah Fungsional 6
penampilan kembali.
Jumlah PPNS 3

302
Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang (Yourdan)

Hal ini didukung oleh aplikasi peranti lunak yang untuk peralatan monitor kecuali pada sistem kelistrikan.
digunakan dalam sistem monitoring yang berbasis web Elemen fungsi Reseiver (MON) dan Fungsi pencari arah
mengalami kemajuan yang pesat juga. Setiap tahun atau (DF) yang beroperasi sampai dengan 30 MHZ
pertengahan semester muncul aplikasi baru sehingga semua diimplementasikan pada tahun 1982-2011. Penggunaan IC
perlu diperbarui. lebih handal. Modul interface antara hardware dan
software yang merupakan sistem penggabungan sering
H. Evaluasi Integrasi Infrastruktur Monitoring Spektrum bermasalah.
Frekuensi Radio 2. Fase II (1987-1991)
Dalam melakukan pemilahan evaluasi disesuaikan dengan Fase II melengkapi tahap pertama dengan menambah
teknik evaluasi historikal membuat evaluasi berdasarkan stasiun Monitor pada Band VHF-UHF untuk mengisi
rentang sejarah Pemanfaatan Perangkat Monitoring dan daerah-daerah yang belum terjangkau. Keunggulan Fase
munculnya kebijakan terbaru. IOI adalah impelementasi elemen Fungsi Mon dan DF
Setelah mendapatkan data primer maupun sekunder di terpisah. DF Mon L-300 beroperasi pada tahun 1991
lapangan, analisis dilakukan terhadap masalah yang muncul sedangkan V-U Mon PS 100 beroperasi tahun 1992.
seperti dari RMS I, II,III dan IV, digabungkan dengan hasil 3. Fase IV (1996-1998 )
wawancara dan disesuaikan dengan data sekunder.
Program pengukuran digunakan untuk membebaskan Fase IV membentuk suatu sistem monitoring yang
frekuensi karena terjadi perubahan kebijakan sehingga terintegrasi penuh dan mencakup seluruh wilayah
diperlukan penataan ulang. Frekuensi sebelum diberikan pada Indonesia dengan kemampuan teknologi yang berkembang.
pengguna yang baru harus bersih. Demikian juga dengan jasa Penggunaan perangkat monitor cukup praktis tanpa
monitoring dan percobaan teknis yang diselenggarakan oleh mengurangi segi keakuratan data yang dihasilkan dengan
lembaga internasional dalam rangka kerjasama pengukuran meminimalisir kelemahan-kelemahan setiap perangkat
bersama atau pengamatan penggunaan frekuensi radio di diupayakan didukung oleh perangkat yang lama.
daerah perbatasan. Program ini tidak bisa dilakukan tanpa Perangkat Sislada yang baru (Mobil Ford) digunakan untuk
perangkat monitor dan penentuan lokasi emisi frekuensi mengukur kepadatan spektrum frekuensi radio dengan
berdasarkan standar internasional. Pengukuran kanal menggunakan SPA yang lama. Pengukuran lebar pita radio
Frekuensi seperti yang direkomendasikan ITU-R SM.377-3 siaran masih menggunakan SPA yang lama. Hal ini
antara lain pendudukan Spektrum/Occupied band width (ITU- disebabkan perangkat digital yang baru belum diinstal
R SM 443-2), pengukuran kuat medan /Field strength walaupun hardware-nya sudah ada.
Meter( ITU-R 378-6), dan parameter modulasi. ITU Perangkat sislasda VHF-UHF/SHF belum sepenuhnya
Spektrum Monitoring Handbook (2002 chapter 4.6/9) memuat digunakan. Pengukuran parameter teknis kanal frekuensi
lebar pita, penentu arah sumber pancaran radio (radio masih menggunakan Spektrum Analizer Advantest v3772,
direction finding), dan identifikasi stasiun radio melalui lokasi sedangkan untuk voice sebagian masih menggunakan
atau analisis sinyal perangkat VU-Mon fase II.
Dalam merancang suatu sistem tentu ada keterbatasan- I. Kendala Perangkat Existing
keterbatasan dan harus dilakukan secara menuju sasaran yang
Laporan dilakukan secara online sehingga kegiatan seperti
menjadi prioritas tanpa mengabaikan lainnya seperti temuat di
ini akan berlangsung secara terus menerus dan membentuk
Master plan Fase Pembangunan Stasiun Monitor.
suatu siklus sistem Informasi Monitoring dalam arus
Menurut Buku 50 tahun Peranan Pos dan Telekomunikasi,
Informasi secara internal untuk mendukung pengendalian.
halaman 50, pembangunan Stasiun Monitoring frekuensi
Dalam pemanfaatan perangkat monitor ditemukan
Radio nasional (RMS) sebagai berikut: Phase I (1982-1985,
kelebihan dan kekurangan sebagai berikut :
merupakan teknologi dasar mencakup sebagian Wilayan
1. Para petugas pengendali untuk aplikasi kurang memahami
Indonesia dan dikonsentrasikan pada band HF; Phase II,
modul digital karena produsen tidak membuka semua
(1987-1991), melengkapi Phase I dengan menambahkan
fungsi. Hardware sudah mendukung tetapi masih di-lock
stasiun band VHF/UHF, masih beberapa wilayah yang belum
oleh produsennya karena tidak diikutsertakan dalam
terjangkau.: Phase III (1994-1996), merupakan gabungan
kontrak. Perangkat yang baru ada yang di-lock dan ada
teknologi dasar dan berkembang, melengkapi pembangunan
yang tidak ada. Perangkat yang baru semuanya digital.
Phase I,dan II serta meningkatkan kemampuan monitor pada
Untuk repair besar, petugas stasiun tidak bisa menangani.
kota yang potensial, tetapi masih terdapat wilayah yang belum
Untuk repair kecil bisa langsung menelpon ke Pusat
terjangkau ; Phase IV ( (1996- sampai Sislada,) Membentuk
BERCA.
satu sistem Monitoring yang terintegrasi penuh secara
2. Perangkat belum bisa online ke Pusat. Perangkat untuk
infrastruktur seluruh wilayah Indonesia dengan menggunakan
online sudah ada tetapi belum diinstal. Integrasi dilakukan
teknologi berkembang dan menuju pada penggunaan
dengan menggunakan perangkat yang ada di mobil Ford
teknologi maju.
perolehan tahun 2011 akhir. Data dari peerangkat di mobil
1. Fase I (1982-2011 ) Ford dikirimkan ke Pusat secara offline melalui media
Merupakan suatu tahap yang menggunakan teknologi dasar penyimpanan data (flash disk). Data ini kemudian diolah
monitor frekuensi radio, mencakup sebagian wilayah dengan software yang ada di Pusat.
Indonesia pada band HF. Fase I handal dan akurat dalam 3. Penggunaan perangkat digital dianggap cukup praktis,
mendeteksi arah pancaran. Pengoperasian parameter lebih tetapi belum semua hardware dan software mendukung
mudah dioperasikan. Upgrade tidak pernah dilakukan karena ada yang bisa diakses dan ada yang tidak bisa
diakses. Untuk UPS, sebagian fungsi di-block dalam paket

303
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306

pembelian. PS 100, itu bisa mengukur field strength dan J. Strategi tanpa menggunakan fasilitas yang fiturnya tidak
ada item fiturnya tetapi off line atau tidak aktif. dibuka.
4. Pemanfaatan SPSFR tahap III pada mobil Monitoring Pada dasarnya SPA digunakan terlebih dahulu untuk
Ford, DDF 2005 dengan range Frekuensi Monitoring 9 pengukuran kemudian dihitung berapa faktor antena baru
Khz- 6 Khz dan Range DF 20 Mhz- 3 Ghz, semuanya dipindahkan. Mobil Ford digunakan untuk mendukung
sudah terkomputerisasi. Penggunaan perangkat ini sangat kegiatan monitoring. Data monitoring disimpan dalam flash
mendukung pekerjaan operator dalam melakukan disk. Perangkat yang baru fiturnya cukup lengkap. Jika fitur
monitoring frekuensi radio. Penggunaannya sangat simpel yang berhubungan dengan perangkat lama masih baik maka
(khusus aplikasi) karena sistemnya sudah digital dengan fitur yang baru tidak digunakan.
menggunakan aplikasi Argis. Kelemahan perangkat yang baru untuk DF hanya mencapai
5. Kelemahan yang ditemukan dalam penggunaan peralatan maksimal 3 Ghz sedangkan saat ini pengukuran seluler untuk
ini khusus DF karena range frekuensi maksimal 3 GHz. microwive link 4-28 Ghz, kembali menggunakan perangkat
Apabila terjadi gangguan frekuensi radio diatas 3 Ghz, yang lama. Permasalahan kecil perangkat masih bisa diatasi
peralatan ini tidak bisa digunakan. Perangkat yang lama oleh teknisi setempat. Jika SPA rusak maka akan dikirimkan
dengan SPA portable dengan antenna directional akan ke Jakarta untuk diperbaiki. Kalibrasi dilakukan untuk
digunakan. menjaga standard pengukuran agar tidak terjadi kesalahan
6. Telescopic agak sulit digunakan karena harus mencari ataupun untuk menjaga akurasi. Saat ini, Balmon Padang
daerah yang agak datar supaya posisi telescope tidak belum menmiliki program kalibrasi setiap tahunnya. Selama
miring. Tidak seperti penggunaan teleskopik, penggunaan ini, kalibrasi baru dilakukan untuk SPA tahun 2011. Untuk
mobil V-UHF Monitoring sangat simple dan tidak perangkat yang baru seperti PS 100, hankel, dan perangkat di
memakan waktu yang lama dalam menaikkannya. mobil Ford belum dikalibrasi.
7. Kelebihan DDF-205 adalah dilengkapi dengan mapping Penyidikan diprioritaskan bagi pelanggaran yang tidak
yang direkam pada 3 posisi (koordinat) sehingga sumber memiliki izin. Bagi pelanggar yang memiliki izin, selama
pancaran bisa dilokalisir. Namun, aplikasi Argis DDF 205 tidak terjadi interferensi dengan yang lain / keluhan dari
tidak dilengkapi dengan modulasi TV sehinga apabila pengguna lain, cukup dibina atau diperingatkan.
monitoring Band TV tidak dapat melihat video TV Pengaplikasian SIMS saat ini tidak memerlukan banyak
monitoring tersebut. perangkat, cukup satu laptop saja. Setelah login, aplikasi
8. Aplikasi Argis tidak dilengkapi dengan marker list dapat diakses dimana saja asalkan terhubung dengan internet.
sehingga capture setiap frekuensi harus disimpan. SPA Aplikasi SIMS sudah meningkat dari IP base ke web base.
Agilan dan SPA Advantes dilengkapi dengan marker list
sehingga untuk observasi range frekunsi 10 frekuensi bisa K. Analisis Evaluasi Kebijakan
di capture satu kali sehingga dapat menghemat waktu dan Evaluasi Kebijakan dapat dikatakan sebagai kegiatan yang
kertas. menyangkut estimasi atau penilaian kebijakan yang
Peralatan monitoring didatangkan secara bertahap. mencakup substansi, implementasi dan dampak. Analisis
Sebelumnya, DF digunakan tersendiri untuk pencarian arah evaluasi kebijakan berkaitan dengan Infrastruktur. Analisis
sedangkan untuk pengukuran digunakan SPA. Peralatan yang dilakukan berdasarkan data lapangan dari implementasi suatu
baru memiliki spesifikasi gabungan dari perangkat lama yaitu sistem perangkat yang telah digelar berdasarkan rentang
kemampuan untuk pencarian arah, pencarian gangguan, waktu yang panjang.
pengukuran yang terintegrasi di dalam satu mobil. Perangkat dapat dimanfaatkan dalam jangka waktu yang
Mobil perangkat Ford digunakan untuk mendukung panjang dimana ada satu tahap pembangunan yang dijadikan
kegiatan Monitoring. Hasil data monitoring disimpan di sebagai cadangan atau diganti dengan persediaan yang ada,
dalam flash disk. Perangkat yang baru memiliki fitur yang dikenal dengan sistem kanibalisme. Perangkat yang baik
lengkap. Jika fitur yang berhubungan dengan barang lama dijadikan sebagai suku cadang. Perbaikan dilakukan secara
masih baik maka fitur yang baru tidak dibuka. Kelemahan sentralisir di Jakarta. Dampak dari kebijakan ini adalah dapat
perangkat baru adalah DF-nya maksimal hanya 3 Ghz memperpanjang umur perangkat monitor hingga sepuluh
sehingga saat ini pengukuran seluler untuk microwave link 4- tahun.
28 Ghz kembali menggunakan perangkat yang lama. Merubah/memisahkan stasiun bergerak antara mobil
Penindakan untuk pelanggaran diprioritaskan bagi monitoring dengan mobil pencari arah mempunyai dampak
pengguna frekuensi yang tidak memiliki izin sedangkan bagi pada spesialisasi tugas monitoring, penanganan gangguan
pengguna frekuensi yang mempunyai izin, sepanjang tidak yang lebih cepat, dan dapat digunakannya perangkat dalam
ada interferensi dengan yang lain atau keluhan dari pengguna jangka waktu yang lama. Dari evaluasi yang dilakukan,
lain maka hanya akan dibina. Untuk pelanggaran frekuensi program ini banyak memberikan manfaat.
bagi pengguna tak berizin maka akan dilakukan penyegelan.
Perkembangan teknologi telekomunikasi radio yang V. SIMPULAN DAN SARAN
semakin canggih yang saat ini sudah memasuki generasi 4 (4
G) mendorong Direktorat sumber daya dan perangkat Pos dan A. Kesimpulan
Informatika semakin kokoh dalam mengantisipasi masa yang Dari hasil kajian empiris dengan menggunakan analisis
berkembang saat ini dan masa mendatang. Sistem monitor kualitatif, maka secara keseluruhan disimpulkan bahwa dari
mengikuti perkembangan teknologi. perkembangan pemanfaatan perangkat yang mempunyai
teknologi dasar, masa pemeliharaan bisa panjang karena
perangkat bisa diperbaiki. Sedangkan, pada teknologi

304
Evaluasi Pemanfaatan Infrastruktur Perangkat Monitor Spektrum Frekuensi Radio di Padang (Yourdan)

berkembang, perangkat sudah berupa modul sehingga Untuk pembinaan SDM, pengelola stasiun setiap loka
umurnya semakin pendek. Mobil yang mempunyai perangkat /Balmon sebaiknya diberikan dorongan agar dapat mengikuti
yang terpisah antara kegiatan monitor dan perangkat pencari perkembangan teknologi tekomunikasi melalui program rutin.
arah lebih menjurus pada spesialisasi tugas antara kegiatan Demikian juga dengan semua pegawai agar dapat beradaptasi
monitor dengan penanganan gangguan menuju kearah dengan sistem monitor dengan aplikasi yang selalu
penertiban dan untuk meningkatkan kepatuhan dalam berkembang.
menggunakan frekuensi. Pembangunan stasiun sebaiknya diarahkan untuk bisa
Untuk pemanfaatan perangkat monitor dengan dikendalikan dari jarak jauh. Pembangunan dilakukan secara
menggunakan teknologi maju, infrastrukturnya sudah berjenjang dari semi tetap menjadi semi otomatis kemudian
terintegrasi. Akan tetapi, sistem monitor belum terintegrasi menjadi otomatis penuh. Kajian khusus untuk stasiun yang
sehingga untuk mengakses data yang terintegrasi masih menggunakan remote control diperlukan.
memerlukan waktu yang panjang. Jika dipaksakan untuk Diklat yang berkelanjutan mengenai penggunaan perangkat
integrasi data perangkat, maka tidak akan banyak memberikan dan diklat dasar untuk pemahaman teknik radio maupun
manfaat. teknik monitoring sangat diperlukan. Tenaga pengajar harus
Kepentingan untuk integrasi data sangat mendesak diseleksi dari tenaga terampil atau ahli yang dibuktikan
karena perkembangan teknologi telekomunikasi radio yang dengan pengalaman di lapangan ataupun museum dengan
semakin canggih yang saat ini sudah memasuki generasi 4 ( 4 segala dokumen pendukungnya.
G). Evaluasi beban tugas antara kota besar dari urutan yang
beban yang terkcil sampai yang tertinggi perlu dilakukan.
Beberapa negara mendudukan manajemen spektrum frekuensi DAFTAR PUSTAKA
radio pada tingkat yang sangat strategis, misalnya Jepang, Hamidi (2010). Metode Penelitian Kualitatif Cetakan kedua, Malang : Umum
Australia, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan Pres.
telah lama memiliki lembaga pengelola spektrum frekuensi International Telecommunication Union (2004). ”Radio Regulation, 2003
radio yang dibuat khusus dengan memiliki rentang kendali Edition”, Geneva, Switzerland.
dari pusat ke daerah secara langsung. Di Indonesia, hal Ismail (2010). Studi kasus Penyelenggaraan GSM dan FWA di Indonesia,
tersebut sudah ditangani oleh otoritas Direktorat Jenderal Tesis Program Studi Teknik Elektro dan Informatika, ITB bandung.
Sumber Daya Perangkat Pos dan Informatika, yang memiliki
Kemkominfo. (2011). Organisasi dan Tata Kerja Balai Penyedia dan
rentang kendali sampai ke daerah-daerah Intregrasi sistem Pengelola Pembiayaan Telekomunikai dan Informatika. Jakarta, DKI Jakarta,
dengan menggunakan aplikasi yang berbasis pada web masih Indonesia: Kemkominfo.
berada pada tahap permulaan. Nawawi, H. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Bumi
Aksara.
B. Saran
Sulistiyo, F. (2008). Manajemen Sistem Monitoring dalam rangka Penertiban
Infrastruktur perangkat RMS I yang sudah purna tugas dan Pengaturan Frekuensi Radioi Nasional. Retrieved March 12, 2013, from
dapat dihapus dan dijadikan museum dengan segala dokumen Perpustakan Universitas Indonesia:
pendukungnya. Infrastruktur tersebut dapat ditempatkan di http://lontar.ui.ac.id/file?file=digital/130215-T%2024763-
museum propinsi untuk dijadikan tonggak sejarah Manajemen%20sistem-HA.pdf
pemantauan spektrum frekuensi radio.

305
Buletin Pos dan Telekomunikasi, Vol.11 No. 4 Desember 2013 : 293-306

306

Anda mungkin juga menyukai