Anda di halaman 1dari 13

1.

Bagaimana membedakan antara prosedur audit : compliance test, substantif test, dan a
nalytical test? CPMK3

Analytical test adalah suatu prosedur pemeriksaan lanjutan atas informasi keuangan yang
dilakukan melalui studi perbandingan dan hubungan antar data. Contohnya : perbandingan
analisa rasio dan analisa trend tahun berjalan dengan tahun lalu atau dengan perusahaan lain
pada industri sejenis.
Pengertian compliance test adalah tes yang dilakukan atas bukti-bukti transaksi perusahaan
dalam rangka untuk menilai apakah transaksi-tansaksi yang ada dari perusahaan sudah dicatat
sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan pihak maanajemen. Apabila
ditemukan suatu penyimpangan dalam compliance tes ini terjadi penyimpangan meskipun
jumlahnya tidak material namun auditor harus tetap memperhitungkan efek dari
penyimpangan tersebut terhadap efektifitas pengendalian intern.
Hal yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam melakukan compliance test adalah sebagai
berikut:

1. kelengkapan dari bukti pendukung


2. kebenaran dari perhitungan matematis
3. otorisasi dari pihak yang berwenang dari pihak manajemen
4. kebenaran nomor perkiraan
5. kebenaran memposting ke buku besar atau ke sub buku besar.

Proses compliance test biasanya dipakai untuk transaksi di bawah ini :

 Penjualan
 Penerimaan kas
 Pengeluaran kas
 Pembelian
 Pembayaran gaji dan upah
 Jurnak koreksi/ penyesuaian.

Sedangkan pengertian substantive test adalah test yang dilakukan untuk menilai kewajaran
dari saldo perkiraan laporan keuangan. Prosedur audit yang dilaksanakan dalam substantive
test antara lain:

 inventarisasi aktiva tetap


 observasi atas perhitungan fisik persediaan
 konfirmasi terhadap bang, utang, piutang
 subsequent collection dan subsequent payment
 perhitungan fisik kas
 pemeriksaan terhadap rekonsiliasi bank, dll.

Pada saat melakukan substantive test auditor menemukan suatu kesalahan, maka harus
dipertimbangkan apakah jumlahnya material atau tidak. Jika kesalahan jumlahnya adalah
material maka perlu dilakukan usulan penyesuaian tertulis. Apabila auditor yakin akan usulan
penyesuaian tersebut namun klien tidak menyetujuinya maka auditor tidak diperkenankan
memberi opini unqualified terhadap hasil auditnya.
Namun apabila kesalahan tersebut tidak material makaauditot tetap mengajukan usulan
penyesuaian (adjusment) namun tidak peru dipaksakan karena tidak akan mempengaruhi
pendapat auditor.

2. Bagaimana anda memahami maksud dan tujuan dari subsequent event? 

Jelaskan bagaimana peristiwa setelah tanggal neraca menurut ISA 560 yang
berefek terhadap penyajian laporan keuangan sehingga memerlukan penyesuaian dan peri
stiwa kemudian yang tidak berefek pada penyajian laporan keuangan? CPMK4

Subsequent event atau post-statement event adalah peristiwa kemudian yang terjadi


dalam periode sejak tanggal neraca sampai dengan tanggal selesainya pekerjaan lapangan.
Jenis Subsequent Event

 Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang
ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses
penyusunan laporan keuangan.

 Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang
tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca.

Jenis Subsequent Event Lainnya

 Subsequent  Collection (penagihan setelah tanggal neraca, sampai mendekati


selesainya pekerjaan lapangan/audit field work) yang harus dilaksanakan
dalam  pemeriksaan piutang, dan barang dalam perjalanan

 Subsequent  Payment (pembayaran sesudah tanggal neraca  sampai mendekati


selesainya audit field work) yang harus dilaksanakan dalam pemeriksaan
hutang dan biaya ymh dibayar.

Tujuan Audit Subsequent Event 

 Untuk menentukan apakah ada kejadian penting sesudah tanggal neraca yang
membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tdk menyesatkan
pengguna laporan keuangan.

 Untuk menentukan kemungkinan tertagihnya piutang

 Untuk memastikan bahwa barang dalam perjalanan yang tercantum di neraca,


betul-betul masih dalam perjalanan.
 Untuk memastikan bahwa hutang dan biaya ymh dibayar yg tercantum di
neraca per tanggal neraca, betul-betul merupakan kewajiban perusahaan yg
akan dilunasi pada saat jatuh temponya (sesudah tanggal neraca).

 Untuk memastikan bahwa tidak ada kewajiban perusahaan yg belum dicatat


per tanggal neraca.

Prosedur Audit Subsequent Event 

 Periksa pengeluaran kas sesudah tanggal neraca, sampai mendekati tgl


selesainya audit field work

 Periksa penerimaan kas sesudah tanggal neraca, sampai mendekati tanggal


selesainya audit field work

 Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal neraca sampai mendekati tgl
selesainya audit field work

 Periksa bukti pengeluaran barang sesudah tanggal neraca sampai mendekati


tgl selesainya audit field work

 Periksa cut-off pembelian dan cut-off penjualan

 Baca laporan keuangan interim untuk periode sesudah tanggal neraca.

 Meminta copy notulen rapat direksi, dewan komisaris, pemegang saham  dan


dipelajari notulen tersebut apakah ada komitmen yg dibuat perusahaan dan
baru dipenuhi diperiode setelah tgl neraca.

 Kirim konfirmasi ke penasihat hukum perush untuk mengetahui apakah prush


mempunyai masalah hukum di pengadilan.

Dalam periode peristiwa kemudian (subsequent period) kemungkinan terjadi peristiwa-


peristiwa yang mempunyai pengaruh yang material terhadap penyajian informasi yang
tercantum di dalam laporan keuangan. Auditor berkepentingan untuk menjelaskan terjadinya
peristiwa kemudian ini di dalam laporan auditornya, jika dampak peristiwa tersebut terhadap
laporan keuangan aufitan material, sehingga diperkirakan jika auditor tidak berbuat demikian,
pemakai laporan keuangan akan melakukan keputusan yang salah.
ISA 560 alinea 4 memerinci tujuan auditor dalam mengaudit peristiwa kemudian, yakni
untuk:

- Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah peristiwa antara
tanggal laporan keuangan (date of the financial statements) dan tanggal laporan
auditor (date of the auditor’s report) yang memerlukan penyesuaian/ adjustment atau
pengunggkapan/ disclosure telah ditunjukkan dengan benar dalam laporan keuangan,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.

- Menanggapi dengan tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor yang jika diketahui sebelumnya dapat menyebabkan auditor mengubah
(amend) laporan auditornya.

ISA 560 alinea 5 memberikan beberapa definisi sebagai berikut:

a. Date of the financial statements (tanggal laporan keuangan)—Tanggal terakhir dalam


periode yang dicakup oleh laporan keuangan.

b. Date of approval of the financial statements (tanggal persetujuan atas laporan


keuangan)—Tanggal pada waktu seluruh laporan keuangan, termasuk catatan atas
laporan keuangan, selesai dibuat dan mereka yang bertanggung jawab atas laporan
keuangan tersebut memnberikan persetujuannya

c. Date of the auditor’s report (tanggal laporan auditor)—Tanggal yang dibubuhkan


auditor pada laporannya atas laporan keuangan sesuai dengan ISA 700.

d. Date the financial statements are issued (tanggal diterbitkannya laporan keuangan)—
Tanggal pada waktu laporan auditor dan laporan keuangan yang diaudit tersedia untuk
pihak ketiga

e. Subsequent events (peristiwa kemudian)—Peristiwa antara tanggal laporan keuangan


dan tanggal laporan auditor dan fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor.

Tinjauan Umum

Garis waktu (timelines) dalam gambar dibawah menunjukkan tanggal-tanggal pentingdalam


definisi ISA 560.5.dalam gambar ini tanggal-tanggal ini diberi kode sebagai berikut:

- A= tanggal laporan keuangan

- B= tanggal persetujuan atas laporan keuangan


- C=tanggal laporan audior

- D=tanggal diterbitkannya laporan keuangan

A B C D

Dapatkan bukti tentang perestiwa


kemudian
Tanggapi fakta-fakta baru

Gambar diatas menunjukkan dua jenis peristiwa kemudian.Pertama, peristiwa-peristiwa


antara titik A sampai dengan C di mana kewajiban auditor ialah mengumpulkan bukti audit
yang dapat menekan risiko salah saji yang mungkin ada dalam peristiwa kemudian. Kedua,
fakta-fakta sesudah/pasca-titik C; dimana kewajiban auditor ialah memberi tanggapan audit
(audit response) yang tepat terhadap fakta-fakta baru.

ISA 560 memberi petunjuk mengenai prosedur audit untuk peristiwa kemudian:

- ISA 560.6: Auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk memastikan perlunya
adjustment dan/atau disclosure . ISA 560.6 menegaskan bahwa auditor tidak
diharapkan melaksanakan prosedur audit tambahan atas hal-hal yang sudah diauditnya
dan memberikan kesimpulan audit yang memuaskan

- ISA 560.7: Auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk mencakup periode
antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor (atau tanggal yang
sedekat mungkin dengan tanggal laporan auditor). Auditor wajib memperhitungkan
penilaian risiko dalam menentukan sifat dan luasnya prosedur audit, seperti:

a. Memahami prosedur yang dibuat manajemen untuk memastikan bahwa peristiwa


kemudian telah diidentifikasi
b. Tanyakan kepada manajemen dan TCWG (those charged with governance) apakah
peristiwa kemudian yang ada/terjadi, berdampak terhadap laporan keuangan

c. Membaca risalah rapat (pemilik/pemegang saham, manajemen dan TCWG), sesudah


tanggal laporan keuangan dan tanyakan hal-hal yang dibahas dalam rapat yang belum
ada risalah rapatnya

d. Membaca laporan keuangan interim sesudah tanggal laporan keuangan, jika ada.

- ISA 560.10: Auditor tidak berkewajiban melaksanakan prosedur audit apa pun atas
laporan keuangan sesudah tanggal laporan auditor. Namun, jika sesudah tanggal
laporan auditor tapi sebelum tanggal diterbitkannya laporan keuangan, auditor
mengetahui adanya fakta yang jika diketahuo pada tanggal laporan auditor, mungkin
akan membuat auditor mengubah laporannya. Dalam hal ini auditor wajib:

a. Mendiskusikan hal tersebut dengan manajemen dan TCWG

b. Menentukan apakah laporan keuangan harus diubah, dan jika demikian

c. Menanyakan bagaimana manajemen akan menangani hal ini dalam laporan


keuangan

- ISA 560.11: Jika manajemen mengubah laporan keuangan, auditor wajib:

a. Melaksanakan prosedur audit yang diperlukan dalam situasi tersebut,

b. Jika ketentuan perundang-undangan tidak melarang manajemen mengubah


laporan keuangan (lihat ISA 560.12 yang tidak dikutip disini):

I. Perluas prosedur audit yang disebut dalam ISA 560.6 dan ISA 560.7 (lihat
diatas) ke tanggal laporan auditor yang baru (date of the new auditor’s
report)

II. Berikan laporan auditor yang baru. Laporan auditor yang baru tidak boleh
diberi tanggal lebih awal dari tanggal persetujuan atas laporan keuangan
yang diubah
- ISA 560.16: Auditor wajib mencamtumkan dalam laporan auditor yang baru suatu
Emphasis of Matter paragraph atau Other Matter(s) paragraph yang menunjuk
kepada suatu catatan atas laporan keuangan yang membahas secara lebih ekstensif
alasan perubahan terhadap laporan keuangan dan laporan auditor yang diterbitkan
sebelumnya

- ISA 560.17: Jika manajemen tidak mengambil langkah-langkah yang diperlukan


untuk memastikan bahwa penerima laporan keuangan diinformasikan mengenai
situasi yang dihadapi dan tidak mengubah laporan keuangan terdahulu yang menurut
auditor perlu diubah, auditor wajib memberi tahu manajemen dan TCWG (kecuali
jika semua TCWG terlibat dalam pengelolaan entitas), bahwa auditor berupaya
mencegah (pihak lain) di kemudian hari mengandalkan laporan auditornya. Jika
sesudah diberitahukan, manajemen dan TCWG tidak mengambil langkah-langkah
yang diperlukan, auditor wajib mengambil tindakan yang tepat untuk mencegah
(pihak lain) mengandalkan laporan auditornya.

Peristiwa Kemudian Sampai Tanggal Laporan Auditor

Di bawah ini disajikan beberapa contoh peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal
laporan keuangan dan tanggal laporan auditor.

- Komitmen baru/tambahan dalam bidang keuangan seperti peminjaman, penjaminan,


restrkturisasi

- Penjualan dan akuisisi aset yang direncanakan atau telah terjadi

- Peningkatan modal atau penerbitan instrumen utang

- Perjanjian untuk penggabungan atau pembubaran usaha

- Penyitaan aset oleh lembaga keuangan, penegak hukum, atau hancur karena bencana.

- Litigasi, tuntutan hukum lainnya, dan berbagai contingencies.

- Jurnal penyesuaian yang luar biasa (unusual accounting adjustment) yang sudah atau
direncanakan akan dibuat.
- Setiap peristiwa yang sudah atau sangat mungkin akan terjadi yang menimbulkan
keraguan mengenai asumsi kesinambungan usaha (going concern assumption) atau
keraguan terhadap penggunaan kebijakan akuntansi lainnya

- Setiap peristiwa yang relevan untuk mengukur suatu estimasi atau penyisihan
(provisions) dalam laporan keuangan.

- Setiap peristiwa yang relevan dengan recoverabilityof assets (contoh: piutang dapat
ditagih, persediaan dapat dijual, nilai aset tidak berwujud masih bisa dipertahankan,
dan seterusnya).

Pemberian Dua Tanggal (Dual Dating)

Peristiwa kemudian yang diketahui sesudah tanggal laporan auditor sering kali
menyebabkan pekerjaan audit tambahan yang diperlukan karena peristiwa kemudian itu
berdampak terhadap saldo akun, estimasi akuntansi, penyisihan, dan berbagai pengungkapan
dalam laporan keuangan. Dalam situasi seperti itu, laporan auditor yang baru akan
diterbitkan. Laporan baru ini tidak diberi tanggal lebih awal dari tanggal persetujuan laporan
keuangan.

Namun, untuk peristiwa kemudian tertentu, pekerjaan audit tambahan dapat dibatasi
hanya pada perubahan laporan keuangan seperti dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan terkait.Dalam situasi ini (jika ketentuan perundang-undangan membolehkannya),
tanggal laporan auditor semula.Akan tetapi suatu tanggal baru ditambahkan, sehingga ada
dua tanggal laporan auditor. Pemberian dua tanggal (dual dating)menginformasikan kepada
pembaca bahwa prosedur audit sesudah tanggal laporan auditor semula terbatas pada
perubahan yang dibuat kemudian.

Contoh situasi yang menggunakan dual dating.Tanggal laporan auditor semula adalah
24 Maret 2015.Pada tanggal 17 Mei 2015, perusahaan mengumumkan penjualan aset
utamanya.Suatu catatan (baru) atas laporan keuangan dibuat (misalnya Catatan Nomor 21)
yang menjelaskan peristiwa tersebut. Pekerjaan audit atas hal-hal yang dijelaskan dalam
Catatan Nomor 21, selesai pada tanggal 31 Mei 2015. Kalimat yang menjelaskan pemberian
dua tanggal pada laporan auditor (dual dating) adalah sebagai berikut: “24 Maret 2015
kecuali mengenai Catatan Nomor 21, yang bertanggal 31 Mei 2015.”

3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan auditor eksternal dalam me
nerbitkan opini audit. Tuliskan dengan tangan (tidak diketik) contoh opini wajar dengan
pengecualian dan opini audit tidak wajar. CPMK5

4. Menjelaskan perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya, yang merupakan pe
rubahan yang substantif dan mendasar yang dapat mencerminkan cara berpikir yang b
erbeda yang melandasi teknik audit tertentu. Perubahan dan substantif yang dimaksud
, yaitu? Menurut anda apakah ISA mensyaratkan auditor untuk memodifikasi pendapa
tnya yang sesuai atau bahkan menarik diri dari perikatan, jika tujuan keseluruhan untu
k mendapatkan reasonable assurance tidak tercapai? Apa yang dimaksud dengan reaso
nable assurance? Sebutkan secara lengkap penjabaran standar audit dari International 
Standards on Auditing (ISA)? CPMK6

Reasonable assurance (Asurans yang layak)


Asurans yang layak adalah asurans yang tinggi, tetapi bukan pada tingkat yang tinggi mutlak
(absolute level of assurance)
Asurans yang layak dicapai ketika auditor memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat
untuk menekan resiko audit.
Risiko audit adalah risiko dimana auditor memberikan opini yang salah ketika laporan
keuangan disalahsajikan secara material. Auditor ingin menekan risiko audit ini ke tingkat
rendah yang dapat diterima (to an acceptably low level)
Dengan bukti audit yang cukup dan tepat, auditor sudah menekan risiko audit, namun tidak
mungkin sampai ke titik Nol, karena adanya kendala bawaan dalam setiap audit.
Auditor tidak dapat memberikan absolute assurance (asurans mutlak). Auditor menarik
kesimpulan auditnya dan mendasarkan opini atau pendapatnya kepada bukti-bukti audit.
Dimana, kebanyakan bukti audit lebih bersifat persuasife (menguatkan) dan
bukan conclusive (meyakinkan secara mutlak).

International Standards on Auditing adalah suatu standar kompetensi bagi profesional yang
bekerja di bidang auditing. ISA diterbitkan oleh International Auditing and Assurance
Standards Boards (IAASB) melalui International Federation of Accountant (IFAC) pada
tahun 2009. Dalam aktanya ditulis,  “International Standards on Auditing (ISAs) are
professional standards that deal with the independent auditor's responsibilities when
conducting an audit of financial statements. ISAs contain objectives and requirements
together with application and other explanatory material. The auditor is required to have an
understanding of the entire text of an ISA, including its application and other explanatory
material, to understand its objectives and to apply its requirements properly”, lebih jelas
lagi,auditor diharuskan untuk mengerti ISA, termasuk penerapannya dan isi materinya, serta
tujuannya. ISA memperbarui 20 standar lama juga menambah 1 standar baru.

ISA dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas bukti-bukti audit yang pada akhirnya
meningkatkan kualitas hasil audit. Lebih lanjut tertera di dalamnya:

·         Quality of audit evidence;

·         Using the work of others, to ensure that auditors are satisfied that there is an
appropriate basis on which to rely on the work of others, and to rely on others only when it is
appropriate to do so; and

·         Auditor communications and reporting, to emphasize the importance of open and


constructive dialogue between auditors and those charged with governance/management,
and to help ensure that important matters are brought to users' attention in a clear and
meaningful way.

International Standards on Auditing  amat terkait dengan International Standard on Quality


Control. International Standards on Auditing ini mempunyai 5 bagian, yaitu Introduction
mencakup tujuan, ruang lingkup, dan subjek materi; Objective menjelaskan kepentingan
auditor; Definitions yang menjelaskan pengertian yang dibakukan ISA; Requirements dalah
bagian yang menjelaskan ‘bagaimana auditor seharusnya..’; dan Application and Other
Explanatory Material menjelaskan bagaimana pelaksanaan berikut prosedur serta penjelasan
hal lain yang masih terkait. Secara garis besar, ISA terdiri dari beberapa hal pokok, yaitu:

Tanggungjawab (responsibilities)

 ISA 200 Overall Objectives of the Independent Auditor and the Conduct of an Audit
in Accordance with International Standards on Auditing
 ISA 210 Agreeing the Terms of Audit Engagements
 ISA 220 Quality Control for an Audit of Financial Statements
 ISA 230 Audit Documentation
 ISA 240 The Auditor's Responsibilities Relating to Fraud in an Audit of Financial
Statements
 ISA 250 Consideration of Laws and Regulations in an Audit of Financial Statements
 ISA 260 Communication with Those Charged with Governance
 ISA 265 Communicating Deficiencies in Internal Control to Those Charged with
Governance and Management
Perencanaan Audit (Audit planning)

 ISA 300 Planning an Audit of Financial Statements


 ISA 315 Identifying and assessing the risks of material misstatement through
understanding the entity and its environment
 ISA 320 Materiality in planning and performing an audit
 ISA 330 The auditor's responses to assessed risks

Pengendalian Internal (Internal Control)

 ISA 402 Audit Considerations Relating to an Entity Using a Service Organization


 ISA 450 Evaluation of Misstatements Identified during the Audit

Bukti Audit (Audit evidence)

 ISA 500 Audit Evidence


 ISA 501 Audit Evidence – Additional Considerations for Specific Items
 ISA 505 External Confirmations
 ISA 510 Initial Engagements - Opening Balances
 ISA 520 Analytical Procedures
 ISA 530 Audit Sampling and Other Means of Testing
 ISA 540 Auditing Accounting Estimates, Including Fair Value Accounting Estimates,
and Related Disclosures
 ISA 550 Related Parties
 ISA 560 Subsequent Events
 ISA 570 Going Concern
 ISA 580 Written Representations

Penggunaan oleh Ahli (Using work of other experts)

 ISA 600 Special Considerations - Audits of Group Financial Statements (Including


the Work of Component Auditors)
 ISA 610 Using the Work of Internal Auditors
 ISA 620 Using the Work of an Auditor's Expert

Kesimpulan Audit dan Laporan Audit (Audit conclusions and Audit report)

 ISA 700 Forming an Opinion and Reporting on Financial Statements


 ISA 705 Modifications to the Opinion in the Independent Auditor's Report
 ISA 706 Emphasis of Matter Paragraphs and Other Matter Paragraphs in the
Independent Auditor's Report
 ISA 710 Comparative Information - Corresponding Figures and Comparative
Financial Statements
 ISA 720 The Auditor's Responsibilities Relating to Other Information in Documents
Containing Audited Financial Statements

Bidang Khusus (Specialized Areas)

 ISA 800 Special Considerations-Audits of Financial Statements Prepared in


Accordance with Special Purpose Frameworks
 ISA 805 Special Considerations-Audits of Single Financial Statements and Specific
Elements, Accounts or Items of a Financial Statement
 ISA 810 Engagements to Report on Summary Financial Statements
 International Standard on Quality Control (ISQC) 1, Quality Controls for Firms that
Perform Audits and Reviews of Financial Statements, and Other Assurance and
Related Services Engagements

Terus diperbarui hingga 2013:

·  IAPS 1000 Inter-bank confirmation procedures

·  IAPS 1004 The relationship between banking supervisors and banks’ external auditors

·  IAPS 1006 Audits of the financial statements of banks

·  IAPS 1010 The consideration of environmental matters in the audit of financial statements

·  IAPS 1012 Auditing derivative financial instruments

·  IAPS 1013 Electronic commerce-Effect on the audit of financial statements

·  IAPS 1014 Reporting by Auditors on Compliance with International Financial Reporting


Standards

·  ISRE 2400 Engagements to review financial statements

·  ISRE 2410 Review of interim financial information performed by the independent auditor


of the entity

·  ISAE 3000 Assurance engagements other than audits or reviews of historical financial


information

·  ISAE 3400 The examination of prospective financial information


·  ISAE 3402 Assurance reports on controls at a service organization

·  ISRS 4400 Engagements to perform agreed-upon procedures regarding financial


information

·  ISRS 4410 Engagements to compile financial statements

International Standards on Auditing (ISA) diharapkan dapat meningkatkan kualitas laporan


hasil audit melalui peningkatan individu auditor itu sendiri. Sebagai standar yang telah
dibakukan, ISA telah banyak diterapkan oleh negara negara di dunia terutama di Eropa.

Anda mungkin juga menyukai