Bagaimana membedakan antara prosedur audit : compliance test, substantif test, dan a
nalytical test? CPMK3
Analytical test adalah suatu prosedur pemeriksaan lanjutan atas informasi keuangan yang
dilakukan melalui studi perbandingan dan hubungan antar data. Contohnya : perbandingan
analisa rasio dan analisa trend tahun berjalan dengan tahun lalu atau dengan perusahaan lain
pada industri sejenis.
Pengertian compliance test adalah tes yang dilakukan atas bukti-bukti transaksi perusahaan
dalam rangka untuk menilai apakah transaksi-tansaksi yang ada dari perusahaan sudah dicatat
sesuai dengan sistem dan prosedur yang telah ditetapkan pihak maanajemen. Apabila
ditemukan suatu penyimpangan dalam compliance tes ini terjadi penyimpangan meskipun
jumlahnya tidak material namun auditor harus tetap memperhitungkan efek dari
penyimpangan tersebut terhadap efektifitas pengendalian intern.
Hal yang perlu diperhatikan oleh auditor dalam melakukan compliance test adalah sebagai
berikut:
Penjualan
Penerimaan kas
Pengeluaran kas
Pembelian
Pembayaran gaji dan upah
Jurnak koreksi/ penyesuaian.
Sedangkan pengertian substantive test adalah test yang dilakukan untuk menilai kewajaran
dari saldo perkiraan laporan keuangan. Prosedur audit yang dilaksanakan dalam substantive
test antara lain:
Pada saat melakukan substantive test auditor menemukan suatu kesalahan, maka harus
dipertimbangkan apakah jumlahnya material atau tidak. Jika kesalahan jumlahnya adalah
material maka perlu dilakukan usulan penyesuaian tertulis. Apabila auditor yakin akan usulan
penyesuaian tersebut namun klien tidak menyetujuinya maka auditor tidak diperkenankan
memberi opini unqualified terhadap hasil auditnya.
Namun apabila kesalahan tersebut tidak material makaauditot tetap mengajukan usulan
penyesuaian (adjusment) namun tidak peru dipaksakan karena tidak akan mempengaruhi
pendapat auditor.
2. Bagaimana anda memahami maksud dan tujuan dari subsequent event?
Jelaskan bagaimana peristiwa setelah tanggal neraca menurut ISA 560 yang
berefek terhadap penyajian laporan keuangan sehingga memerlukan penyesuaian dan peri
stiwa kemudian yang tidak berefek pada penyajian laporan keuangan? CPMK4
Peristiwa yang memberikan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang
ada pada tanggal neraca dan berdampak terhadap taksiran yang melekat dalam proses
penyusunan laporan keuangan.
Peristiwa yang menyediakan tambahan bukti yang berhubungan dengan kondisi yang
tidak ada pada tanggal neraca, namun kondisi tersebut ada sesudah tanggal neraca.
Untuk menentukan apakah ada kejadian penting sesudah tanggal neraca yang
membutuhkan penyesuaian terhadap laporan keuangan atau memerlukan
pengungkapan dalam catatan atas laporan keuangan agar tdk menyesatkan
pengguna laporan keuangan.
Periksa bukti penerimaan barang sesudah tanggal neraca sampai mendekati tgl
selesainya audit field work
- Memperoleh bukti audit yang cukup dan tepat mengenai apakah peristiwa antara
tanggal laporan keuangan (date of the financial statements) dan tanggal laporan
auditor (date of the auditor’s report) yang memerlukan penyesuaian/ adjustment atau
pengunggkapan/ disclosure telah ditunjukkan dengan benar dalam laporan keuangan,
sesuai dengan kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
- Menanggapi dengan tepat, fakta yang diketahui auditor sesudah tanggal laporan
auditor yang jika diketahui sebelumnya dapat menyebabkan auditor mengubah
(amend) laporan auditornya.
d. Date the financial statements are issued (tanggal diterbitkannya laporan keuangan)—
Tanggal pada waktu laporan auditor dan laporan keuangan yang diaudit tersedia untuk
pihak ketiga
Tinjauan Umum
A B C D
ISA 560 memberi petunjuk mengenai prosedur audit untuk peristiwa kemudian:
- ISA 560.6: Auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk memastikan perlunya
adjustment dan/atau disclosure . ISA 560.6 menegaskan bahwa auditor tidak
diharapkan melaksanakan prosedur audit tambahan atas hal-hal yang sudah diauditnya
dan memberikan kesimpulan audit yang memuaskan
- ISA 560.7: Auditor wajib melaksanakan prosedur audit untuk mencakup periode
antara tanggal laporan keuangan sampai tanggal laporan auditor (atau tanggal yang
sedekat mungkin dengan tanggal laporan auditor). Auditor wajib memperhitungkan
penilaian risiko dalam menentukan sifat dan luasnya prosedur audit, seperti:
d. Membaca laporan keuangan interim sesudah tanggal laporan keuangan, jika ada.
- ISA 560.10: Auditor tidak berkewajiban melaksanakan prosedur audit apa pun atas
laporan keuangan sesudah tanggal laporan auditor. Namun, jika sesudah tanggal
laporan auditor tapi sebelum tanggal diterbitkannya laporan keuangan, auditor
mengetahui adanya fakta yang jika diketahuo pada tanggal laporan auditor, mungkin
akan membuat auditor mengubah laporannya. Dalam hal ini auditor wajib:
I. Perluas prosedur audit yang disebut dalam ISA 560.6 dan ISA 560.7 (lihat
diatas) ke tanggal laporan auditor yang baru (date of the new auditor’s
report)
II. Berikan laporan auditor yang baru. Laporan auditor yang baru tidak boleh
diberi tanggal lebih awal dari tanggal persetujuan atas laporan keuangan
yang diubah
- ISA 560.16: Auditor wajib mencamtumkan dalam laporan auditor yang baru suatu
Emphasis of Matter paragraph atau Other Matter(s) paragraph yang menunjuk
kepada suatu catatan atas laporan keuangan yang membahas secara lebih ekstensif
alasan perubahan terhadap laporan keuangan dan laporan auditor yang diterbitkan
sebelumnya
Di bawah ini disajikan beberapa contoh peristiwa kemudian yang terjadi antara tanggal
laporan keuangan dan tanggal laporan auditor.
- Penyitaan aset oleh lembaga keuangan, penegak hukum, atau hancur karena bencana.
- Jurnal penyesuaian yang luar biasa (unusual accounting adjustment) yang sudah atau
direncanakan akan dibuat.
- Setiap peristiwa yang sudah atau sangat mungkin akan terjadi yang menimbulkan
keraguan mengenai asumsi kesinambungan usaha (going concern assumption) atau
keraguan terhadap penggunaan kebijakan akuntansi lainnya
- Setiap peristiwa yang relevan untuk mengukur suatu estimasi atau penyisihan
(provisions) dalam laporan keuangan.
- Setiap peristiwa yang relevan dengan recoverabilityof assets (contoh: piutang dapat
ditagih, persediaan dapat dijual, nilai aset tidak berwujud masih bisa dipertahankan,
dan seterusnya).
Peristiwa kemudian yang diketahui sesudah tanggal laporan auditor sering kali
menyebabkan pekerjaan audit tambahan yang diperlukan karena peristiwa kemudian itu
berdampak terhadap saldo akun, estimasi akuntansi, penyisihan, dan berbagai pengungkapan
dalam laporan keuangan. Dalam situasi seperti itu, laporan auditor yang baru akan
diterbitkan. Laporan baru ini tidak diberi tanggal lebih awal dari tanggal persetujuan laporan
keuangan.
Namun, untuk peristiwa kemudian tertentu, pekerjaan audit tambahan dapat dibatasi
hanya pada perubahan laporan keuangan seperti dijelaskan dalam catatan atas laporan
keuangan terkait.Dalam situasi ini (jika ketentuan perundang-undangan membolehkannya),
tanggal laporan auditor semula.Akan tetapi suatu tanggal baru ditambahkan, sehingga ada
dua tanggal laporan auditor. Pemberian dua tanggal (dual dating)menginformasikan kepada
pembaca bahwa prosedur audit sesudah tanggal laporan auditor semula terbatas pada
perubahan yang dibuat kemudian.
Contoh situasi yang menggunakan dual dating.Tanggal laporan auditor semula adalah
24 Maret 2015.Pada tanggal 17 Mei 2015, perusahaan mengumumkan penjualan aset
utamanya.Suatu catatan (baru) atas laporan keuangan dibuat (misalnya Catatan Nomor 21)
yang menjelaskan peristiwa tersebut. Pekerjaan audit atas hal-hal yang dijelaskan dalam
Catatan Nomor 21, selesai pada tanggal 31 Mei 2015. Kalimat yang menjelaskan pemberian
dua tanggal pada laporan auditor (dual dating) adalah sebagai berikut: “24 Maret 2015
kecuali mengenai Catatan Nomor 21, yang bertanggal 31 Mei 2015.”
3. Menjelaskan faktor-faktor yang mempengaruhi keputusan auditor eksternal dalam me
nerbitkan opini audit. Tuliskan dengan tangan (tidak diketik) contoh opini wajar dengan
pengecualian dan opini audit tidak wajar. CPMK5
4. Menjelaskan perbedaan antara ISA dan standar audit sebelumnya, yang merupakan pe
rubahan yang substantif dan mendasar yang dapat mencerminkan cara berpikir yang b
erbeda yang melandasi teknik audit tertentu. Perubahan dan substantif yang dimaksud
, yaitu? Menurut anda apakah ISA mensyaratkan auditor untuk memodifikasi pendapa
tnya yang sesuai atau bahkan menarik diri dari perikatan, jika tujuan keseluruhan untu
k mendapatkan reasonable assurance tidak tercapai? Apa yang dimaksud dengan reaso
nable assurance? Sebutkan secara lengkap penjabaran standar audit dari International
Standards on Auditing (ISA)? CPMK6
International Standards on Auditing adalah suatu standar kompetensi bagi profesional yang
bekerja di bidang auditing. ISA diterbitkan oleh International Auditing and Assurance
Standards Boards (IAASB) melalui International Federation of Accountant (IFAC) pada
tahun 2009. Dalam aktanya ditulis, “International Standards on Auditing (ISAs) are
professional standards that deal with the independent auditor's responsibilities when
conducting an audit of financial statements. ISAs contain objectives and requirements
together with application and other explanatory material. The auditor is required to have an
understanding of the entire text of an ISA, including its application and other explanatory
material, to understand its objectives and to apply its requirements properly”, lebih jelas
lagi,auditor diharuskan untuk mengerti ISA, termasuk penerapannya dan isi materinya, serta
tujuannya. ISA memperbarui 20 standar lama juga menambah 1 standar baru.
ISA dibuat dengan tujuan meningkatkan kualitas bukti-bukti audit yang pada akhirnya
meningkatkan kualitas hasil audit. Lebih lanjut tertera di dalamnya:
· Using the work of others, to ensure that auditors are satisfied that there is an
appropriate basis on which to rely on the work of others, and to rely on others only when it is
appropriate to do so; and
Tanggungjawab (responsibilities)
ISA 200 Overall Objectives of the Independent Auditor and the Conduct of an Audit
in Accordance with International Standards on Auditing
ISA 210 Agreeing the Terms of Audit Engagements
ISA 220 Quality Control for an Audit of Financial Statements
ISA 230 Audit Documentation
ISA 240 The Auditor's Responsibilities Relating to Fraud in an Audit of Financial
Statements
ISA 250 Consideration of Laws and Regulations in an Audit of Financial Statements
ISA 260 Communication with Those Charged with Governance
ISA 265 Communicating Deficiencies in Internal Control to Those Charged with
Governance and Management
Perencanaan Audit (Audit planning)
· IAPS 1004 The relationship between banking supervisors and banks’ external auditors