Vol. 19 No. 2 September 2019 :191- 208 ISSN : 1411 - 8831 (Print)
Doi: http://dx.doi.org/10.25105/mraai.v19i2.5442
Abstract
This study examines the effect of audit quality and company characteristics on
real earnings management practices. A total of 144 sample data originating from
manufacturing companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The financial
statement data came from 18 manufacturing companies from 2011 to 2018. Real
earnings management was measured using the Roychowdhury model. Audit quality
variables are proxied by the size of public accounting firms (Big four and Non Big four).
The variables of company characteristics are proxy by company size, leverage and
profitability. The data obtained were processed and analyzed using multiple regression
analysis.
The results revealed that leverage and profitability had a positive effect on real
earnings management. This result implies that the higher the leverage and profitability,
the indication of real earnings management practices. Other findings are that audit
quality and firm size do not affect real earnings management.
Abstrak
Penelitian ini menguji pengaruh kualitas audit dan karakteristik perusahaan
terhadap praktik manajemen laba riil. Sejumlah 144 data sampel yang berasal dari
perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Data laporan keuangan
berasal dari 18 perusahaan manufaktur dengan periode waktu 2011 hingga 2018.
Manajemen laba riil diukur dengan menggunakan model Roychowdhury. Variabel
kualitas audit diproksikan dengan ukuran kantor akuntan publik (Big four dan Non Big
four). Variabel karakteristik perusahaan diproksikan dengan ukuran perusahaan,
leverage dan profitabilitas. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis menggunakan
analisis regresi berganda.
Hasil penelitian mengungkapkan bahwa leverage dan profitabilitas berpengaruh
positif terhadap manajemen laba riil. Hasil ini menyiratkan bahwa semakin tinggi
leverage dan profitabilitas, menjadi indikasi praktik manajemen laba riil. Temuan
lainnya adalah kualitas audit dan ukuran perusahaan tidak mempengaruhi manajemen
laba riil.
191
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
PENDAHULUAN
192
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
stakeholder. Diharapkan agar para otoritas pasar modal mempertimbangkan cara untuk
meningkatkan kualitas dan profesionalisme individu melalui peningkatan kemampuan
penalaran moral, idealisme dan religiusitas dalam upaya mengurangi praktik manajemen
laba.
Secara umum, manajemenwlabatdapat dilakukan melalui dua metode utama yaitu
manajemen laba akural dan manajeman pendapatanqriil. Manajemen laba berbasis akrual
melibatkan pemilihan pilihan akuntansi spesifik untuk transaksi tertentu untuk
memanipulasi laba yang dilaporkan. Praktik manajemen laba riil merupakan suatu
praktik pelaporan laba yang mencerminkan keinginan manajemen atas kinerja
perusahaan. Pembiasaan pengukuran laba baik meningkatkan ataupun menurunkan laba
ini tidak mencerminkan kondisi yang sesungguhnya. Akibatnya, realitas labawmenjadi
tereduksi. Membandingkan kedua bentuk manajemen laba ini, manajemen laba riil lebih
sulit ditemukan karena sifatnya yang dapat disembunyikan dalam kegiatan bisnis normal
(Anagnostopoulou & Tsekrekos, 2016). Praktik manajemen laba yang terjadi di
dalamwperusahaan telah banyak diteliti oleh peneliti dari berbagai negara. Hasil
penelitianwtersebutwmengatakanwbahwa perusahaan dengan ukuran yang besar
ataupun profitabilitas yang tinggi dapatwmenyebabkan manajemen laba riil (Hoang &
Nguyen, 2018 dan Zahmri, 2013). Penelitian yang dilakukan di perusahaan manufaktur
AS tahun 1999-2000 menunjukkan bahwa semakin tinggi independensi komite audit,
semakin rendah praktik manajemen laba.
Perspektif dalam teori agensi, kualitas audit dianggap sebagai mekanisme
pemantauan yang efektif, yang berfungsi dalam mendeteksi manipulasi manajer dan
menyelaraskan kepentingan pemegang saham dan manajer (Alzoubi, 2017). Kualitas
audit menunjukkan potensi auditor menemukan dan melaporkan salah saji dalam laporan
keuangan kliennya. Meskipun audit laporan keuangan memberikan keyakinan bahwa
penilaian tersebut masuk akal, ada banyak kasus bahwa perusahaan audit tidak dapat
mendeteksi salah saji material atau penipuan ini adalah karena sulit untuk menentukan
apakah ada jumlah manajemen laba yang dapat ditoleransi.
Penelitian lainnya menunjukkan bahwa perusahaan yang diaudit oleh Big-4
berkecenderungan lebih cermat untuk mendeteksi adaya abnormal akrual. (Becker et al.,
1998; Rusmin, 2010; Gerayli et al., 2011). Penelitianwyang dilakukanwolehwHoang &
Nguyen (2018) membuktikan perusahaan yang diaudit oleh KAP yang termasuk Big 4
memiliki potensi melakukan manajemen laba yang sama dengan perusahaan yang diaudit
oleh auditor selain Big Four. Artinya ukuranwKAP tidak mempengaruhi praktik
manajemen laba riil. Temuan ini berbeda dengan Alzoubi (2016)
yangwmenemukanwbahwa ukuran KAP berpengaruh positif terhadap manajemen laba.
Artinya, jika auditornya adalah Big 4, maka kemungkinan perusahaan tersebut potensial
berpraktik manajemen laba riil lebih rendah. Hoang &Nguyen (2018) menemukan bahwa
kualitas audit Big 4 & Non Big 4 tidak berpengaruh terhadap manajemen laba yang
diukur dengan aktivitas riil. Hasil penelitian ini bertentangan dengan penelitian Alhadab
& clacher (2018) menemukan bahwa terdapat keterkaitan positif antara kualitas audit
yang diukur Big 4 & Non Big 4 yang menunjukkan apabila kualitas audit diberikan oleh
Big 4 maka manajemen laba cenderung kecil.
Penelitian ini merupakan replikasi dari penelitian Hoang & Nguyen (2018). Berbeda
dengan Hoang & Nguyen (2018), penelitian ini menggunakan sampel perusahaan
manufaktur terbuka selama 2011 – 2018. Selain itu penambahan variabel ukuran
perusahaan, leverage dan profitabilitas sebagai variabel independen.
193
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
Teori Keagenan
Teori keagenan menjelaskan tentang hubungan antara manajer dan pemegang
saham (shareholders). Hubungan agen (agency relationship) sebagai perjanjian kontrak
dimana agen dilibatkan oleh prinsipal untuk melaksanakan beberapa tugas dan
pelimpahan tugas serta wewenang terhadap agen untuk menentukan pengambilan
keputusan. Manajer dalam suatu perusahaan bertindak sebagai agen dan pemegang
saham sebagai prinsipal. Kontrak kerja antara agen dengan prinsipal tersebut mengenai
rangkaian aturan yang mengatur bagi hasil atas keuntungan, pengembalian, maupun
risiko yang telah menjadi kesepakatan antara agen dan prinsipal. Hasil yang optimal
dapat terwujud dalam kontrak kerja apabila terdapat fairness (keseimbangan) antara agen
dan prinsipal dimana keseimbangan terwujud apabila agen melaksanaan kewajiban dan
prinsipal memberikan imbalan atau insentif yang memuaskan kepada agen (Jensen &
Meckling, 1976).
Agen menerima tugas dan wewenang dari pemegang saham untuk menjalankan
kegiatan bisnis agar kepentingan pemegang saham dapat terpenuhi dengan baik. Agen,
dalam hal ini manajer diberi kekuasaan oleh pemilik perusahaan, yaitu pemegang saham,
untuk membuat keputusan, dimana hal ini menciptakan potensi konflik kepentingan yang
dikenal sebagai teori keagenan (agency theory). Namun para manajer atau pengelola
perusahaan dalam menjalankan kegiatannya terkadang mencoba berbagai kesempatan
untuk memenuhi kepentingannya sebagai kepentingan pribadi dan tidak selalu
menjalankan kegiatan hanya untuk memenuhi tujuan terbaik bagi agen semata. Adanya
perbedaan kepentingan dapat mengakibatkan tindakan yang diambil manajemen tidak
selalu mencapai tujuan terbaik dari kepentingan pemegang saham.
Kepentingan dari manajer dan pemegang saham yang berbeda tersebut dapat
mengarah pada agency cost untuk tidak hanya menjalankan dan melakukan kontrol
terhadap kegiatannya sendiri. Biaya agensi (agency cost) dapat berupa biaya pengeluaran
atas pengawasan oleh pemegang saham (principal), yang biasa disebut biaya audit dan
biaya pengeluaran obligasi oleh manajer. Selain itu biaya agensi lainnya juga meliputi
biaya struktur, biaya pengawasan, biaya kontrak lainnya yang mengikat hubungan antara
agen dengan pemegang kepentingan lainnya yang bertentangan serta biaya atas
pengeluaran yang telah hilang akibat ikatan kontrak yang telah melebihi keuntungan
(Fama & Jensen, 1983).
Agency cost dapat memiliki pengaruh secara langsung terhadap kinerja
perusahaan. Apabila kinerja perusahaan buruk maka agency cost akan semakin tinggi,
begitu pula apabila kinerja perusahaan baik maka agency cost akan menurun. Agency
cost dapat dikurangi dengan adanya pengawasan secara efektif sehingga manajer akan
menurunkan tingkat penggunaan hutang dan untuk menghindari adanya financial
distress.
Teori keagenan sangat dibutuhkan untuk mengatasi dua permasalahan yang
terjadi dalam hubungan keagenan. Masalah pertama, disebabkan karena adanya
perbedaan kepentingan atau tujuan antara Agent dan Principal. Untuk mencegah konflik
194
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
karena adanya perbedaan kepentingan, maka solusi bagi konflik tersebut sangat
diperlukan terutama dengan adanya pengawasan dan pengendalian oleh dewan direksi
dan dewan komisaris dalam suatu manajemen perusahaan. Masalah kedua mengenai
pembagian risiko yang akan di tanggung oleh principal dan agent yang memiliki sikap
berbeda-beda dalam menerima risiko. Selain itu perusahaan harus mampu meningkatkan
keikutsertaan dan partisipasi dalam bersaing dengan perusahaan lain maupun dengan
dunia pasar diluar perusahaan. Pembagian kompensasi yang benar dan seimbang bagi
dewan direksi dalam sebuah perusahaan juga dapat mengurangi dan mencegah adanya
perbedaan kepentingan dengan pemegang saham (Eisenhardt, 1989).
Kompensasi yang berlebihan diberikan kepada direksi menyebabkan kelalaian
meningkat dalam fungsi pemantauan dan kontrol mereka. Dengan demikian tata kelola
perusahaan sangat memperhatikan hubungan antara kepentingan berbagai pemangku
kepentingan (terutama antara manajer dan pemegang saham) dengan kinerja manajemen
agar dapat berjalan dengan baik. Terdapat instrumen yang mampu melakukan
pertanggungjawaban agen terhadap penggunaan sumber daya prinsipal yaitu laporan
keuangan. Selain itu laporan keuangan juga dapat digunakan sebagai sumber informasi
dalam mengambil keputusan investasi. Dalam teori agensi, alat keuangan tersebut
digunakan untuk memberikan pengawasan terhadap agen yang dilakukan oleh prinsipal
yaitu pengawasan terhadap kinerja agen. Namun, manajer seringkali melakukan hal yang
menyimpang apabila bonus ataupun reward digambarkan pada laporan keuangan yang
dapat dilihat dalam kinerja keuangan jangka waktu yang singkat (Fama & Jensen, 1983).
195
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
Pengembangan Hipotesis
Pengaruh Kualitas Audit terhadap Manajement Laba Riil
Kualitas audit adalah proses pemeriksaan sistematis sistem mutu yang dilakukan
oleh auditor mutu internal atau eksternal. Kualitas audit merupakan profesionalisme
kerja yang harus benar-benar dipertahankan oleh akuntan publik profesional. Dari
pengertian kualitas audit di atas dapat disimpulkan bahwa seorang auditor dituntut untuk
196
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
197
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
pengeluaran yang lebih rendah dilaporkan, beberapa perusahaan IPO yang diaudit oleh
Big 4 masih melakukan tingkat manipulasi berbasis penjualan yang lebih tinggi (Alhadab
& Clacher, 2018). Kualitas audit yang lebih tinggi, dengan proksi audit oleh Big 4),
diindikasikan berhubungan dengan manajemen laba riil karena menghambat manajemen
laba berbasis akrual (Chi, Lisic & Pevzner, 2011). Berdasarkan hal tersebut di atas, maka
hipotesis pada penelitian ini dapat dinyatakan:
H1: Kualitas Audit berpengaruh negative terhadap manajemen laba riil
198
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
METODE PENELITIAN
199
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
Tabel 1
TeknikaPengambilan Sampel
JumlahaperusahaanamanufakturayangaterdaftaradiaBEI tahun 2011 –
111
2018
Jumlahaperusahaanamanufakturayangalabaapositif (95)
Jumlahaperusahaanamanufakturayangadalamamataauang Rupiah (43)
Jumlahaperusahaanayangadijadikanasampel 18
Banyaknyaatahunapenelitianaa 8
Jumlahadataasampelaaa 144
Sumber : Data diolah, 2019
Statistik Deskriptif
200
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
Pada tabel 2 disajikan hasil statistikadeskriptif variabel pada penelitian ini, yaitu
Tabel 2
StatistikaDeskriptif
Standar
N Minimum Maximum Mean Deviation
ManajemenaLaba Riil
144 .00 1.57 .6472 .33076
(REM)
KualitasaAudit (AQ) 144 .00 1.00 .3333 .47304
UkuranaPerusahaan
144 4.97 7.20 6.084 .51452
(FIRM_SIZE)
Leverage (DER) 144 .27 1.27 .7106 .22100
Profitabilitas (ROA) 144 .00 .18 .0671 .05338
Sumber : Data diolah,2019
Hasil dari analisis statistikadeskriptif untuk variabel praktik manajemen laba riil
(REM) menunjukan bahwa nilai minumum sebesar 0 dan nilai maksimum sebesar 1,58
serta rata-rata yang diperoleh sebesar 0,6472. Standar deviasi REM sebesar 0,33076
melebihi nilai rata-rata manajemen laba riil menunjukan tingginya fluktuasi data variabel
REM. Variabel leverage dalam penelitian ini menunjukkan niali minimum 0,27 dan nilai
maksimum sebesar 1,27 serta rata-rata yang diperoleh sebesar 0,7106. Standar deviasi
leverage sebesar 0,221 lebih rendah dari nilai rata-rata menunjukkan rendahnya fluktuasi
data variabel leverage. Nilai maksimum Profitabilitas menunjukkan 0,18, rata-rata
sebesar 0,0671 serta standar deviasi profitabilitas sebesar 0,05338 menunjukkan
rendahnya fluktuasi data variabel profitabilitas. Sedangkan hasil uji hipotesiss disajikan
Tabel 3 berikut ini.
Tabel 3
Hasil Uji Hipotesis
Koefisien p-value
Konstanta ,109
Kualitas Audit ,077 .072
Ukuran Perusahaan -,007 .442
Leverage ,513 .000
Profitabilitas 2,831 .000
2
Adjusted R 28,4%
F-value 15.164 .000
Variabel dependen : Manajemen Laba Riil.
Sumber : Data diolah, 2019
201
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
PEMBAHASAN
202
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
Penelitian ini sejalan dengan penelitian Hoang &Nguyen (2018) dan Alhadab &
Clacher (2018), tetapi hasil penelitian ini tidak sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Ammar et al. (2018); Lopez (2018), Zgarni, Hlioui & Zebri (2016), dan Kim & Park
(2013) yang menyatakan kualitas audit berpengaruh negatif terhadap manajemen laba
riil. Setiap KAP baik Big 4 maupun non Big 4 wajib memberikan pelayanan secara
profesional terhadap kliennya, sehingga kualitas audit seharusnya setara. Praktik
manajemen laba riil adalah tindakan manajemen yang dilakukan secara hati-hati dan
terukur. Hubungan yang istimewa antara KAP dengan klien dapat mengakibatkan
perilaku ini tidak dapat dideteksi.
203
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
204
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
saham memberikan insentif kepada manajer dalam jumlah besar sehingga para manajer
tidak melakukan manajemen laba riil.
Simpulan
Penelitian ini memberikan bukti empiris tentang pengaruh kualitas audit dan
karakteristik perusahaan terhadap manajemen laba riil. Karakteristik perusahaan yang
diukur dengan leverage dan profitabilitas mampu memberikan berpengaruh positif
terhadap manajemen laba riil. Sedangkan ukuran perusahaan dan kualitas audit terbukti
tidak mampu memberikan pengaruh terhadap manajemen laba rill.
Keterbatasan
Penelitian ini memiliki keterbatasan yang dapat dijadikan sebagai acuan bagi
penelitian selanjutnya bahwa sampel tidak dikelompokkan menjadi sub-sub industri dan
kualitas auditor yang tidak terspesialisasi. Pembagian menjadi sub-sub industri
memungkinkan hasil yang berbeda dikarenakan adanya karakteristik khusus dari tiap
industri. Auditor yang terspesialisasi diharapkan dapat memberikan kualitas audit yang
lebih baik dalam menilai laporan keuangan suatu perusahaan industri tertentu.
DAFTAR PUSTAKA
Alhadab, M., and Clacher, I. (2018). The Impact of Audit Quality on Real and Accrual
Earnings Management Around IPOs. The British Accounting Review, 50(4), 442-
461.
Alzoubi, E.S.S. (2017). Audit Quality, Debt Financing, and Earnings Management:
Evidence from Jordan. Journal of Applied Accounting Research, 17(2), 170-189.
Ammar, M.M., et. al. (2018). The Effect of Auditor Characteristics on Audit Service
Quality from an Audit Client Persperctive in Libya: Proposing Conceptual
Framework. Research Journal of Finance and Accounting, 7(10), 125-134
Anagnostopoulou, S.C., Tsekrekos, A.E. (2016). The Effect of Financial Leverage on
Real and Accrual-Based Earnings Management. Accounting and Business
Research, 47(2), 191-236.
Beaver, W. (1968). Information Content of Annual Earnings Announcements. Journal
of Accounting Research, 6, 67-92.
Becker, C.L., De Fond, M.L., Jiambalvo, J., Subramanyam, K. (1998), The Effect of
Audit Quality on Earnings Management. Contemporary Accounting Research,
15(1), 1-24.
Chi, W., Lisic, L.L., Pevzner, M. (2011), Is Enhanced Audit Quality Associated with
Greater Real Earnings Management? Accounting Horizons, 25(2), 315-335.
Cohen, D.A., Zarowin, P. (2010), Accrual-Based and Real Earnings Management
205
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
Dechow, M. (1994). Accounting & Economics the Role of Accounting Accruals. Journal
of Accounting and Economics, 18, 3–42.
Eisenhardt, K. M. (1989). Agency theory: An Assessment and Review. The Academy of
Management Review, 14(1), 57-74.
El Diri, M. (2017), Introduction to Earnings Management. Switzerland: Springer.
Fama, E.F. and Jensen, M.C. (1983). Separation of Ownership and Control. Journal of
Law and Economics, 26, 301- 325.
Gerayli, M.S, Yanesari, A.M and Maatoofi, A.R. (2011). Impact of Audit Quality on
Earnings management: Evidence from Iran. International Research Journal of
Finance and Economics, 66, 77
Gul, F.A., Fung, S.Y.K., Jaggi, B. (2009). Earnings Quality: Some Evidence on The Role
of Auditor Tenure and Auditors’ Industry Expertise. Journal of Accounting and
Economics, 47(3), 265-287.
Gunny, K. A. (2010). The Relation between Earnings Management Using Real Activities
Manipulation and Future Performance: Evidence from Meeting Earnings
Benchmarks. Contemporary Accounting Research, 27(3), 855–888.
Healy, P.M., and Wahlen, J. M. (1999). A Review of the Earnings Management
Literature and Its Implications for Standard Setting. Accounting Horizons, 13 (4),
365-383.
Hoang, T.M. K., and Nguyen, V.K. (2018). Audit Quality, Firm Characteristics and Real
Earnings Management: The Case of Listed Vietnamese Firms. International
Journal of Economics and Financial Issues, 8(4), 243-249.
Jensen, M.C., and Meckling, W.H. (1976). Theory of the Firm: Managerial Behavior,
Agency Costs and Ownership Structure. Journal of Financial Economics, 3(4),
305-360.
Kim, Y., Park, M.S. (2013). Real Activities Manipulation and Auditors Client-Retention
Decisions. The Accounting Review, 89(1), 367-401.
Leuz, C., Nanda, D., Wysocki, P. (2003). Earnings Management and Investor Protection:
An International Comparison. Jounal of Financial Economics, 69 (3), 505-527.
Lin, J. W. and Hwang, M. I. 2010. Audit Quality, Corporate Governance, and Earnings
Management: A Meta-Analysis. International Journal of Audit, 14 (1), 57-77.
Roychowdhury, S. (2006). Earnings Management through Real Activities Manipulation.
Journal of Accounting and Economics. 42, 335-370.
Rusmin, R. (2010). Auditor Quality and Earnings Management: Singaporean evidence.
Managerial Auditing Journal, 25(7), 618-638.
Schipper, K. (1989). Commentary on Earnings Management. Accounting Horizons, 3(4),
91-102.
Watts, R.L., and Zimmerman, J.L. (1990). Positive Accounting Theory: A Ten Year
Perspective. The Accounting Review, 65(1), 131-156.
Zamri, N, Rahman, A & Mohd Isa, N. (2013). The Impact of Leverage on Real Earnings
Management. Procedia Economics and Finance, 7, 86 – 95.
Zhou, J., and Elder, R. (2004). Audit Quality and Earnings Management by Seasoned
Equity Offering Firms. Asia-Pacific Journal of Accounting & Economics, 11(2),
95-120.
Zgarni, I., Hlioui, K., and Zehri, F. (2016). Effective Audit Committee, Audit Quality
206
Kualitas Audit, Karakteristik Perusahaan dan Manajemen Laba Riil
207
Media Riset Akuntansi, Auditing & Informasi Vol. 19 No.2 September 2019
208